Sei sulla pagina 1di 14

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU MENGHADAPI PERSALINAN


SEKSIO SESAREA DAN PERSALINAN PERVAGINAM

The Difference Level of Axiety of Mather Sectio Caesarea and Labour

Laily Himawati1), M. Syamsulhadi 2), Supriyadi Hari Respati 3)


1)
Program studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
2)
SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr. Moewardi Surakarta
3)
SMF Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Moewardi
Surakarta

ABSTRACT

THE DIFFERENCE LEVEL OF AXIETY OF MOTHER SECTIO CAESAREA AND


LABOUR

Anxiety is a misgiving as if something bad is going to happen and feel uncomfortable as if


there is a threat. A mother may feel the fear of pain and physical dangers that will arise at the
time of birth. One of the causes of anxiety on pregnant women because of the perception that
mothers are less precise about birthing. Childbirth are perceived as a scary process and cause
tremendous pain. This makes pregnant women feel great anxiety ahead of the birth of baby.
This research is a type of Observational Analytic with Cross Sectional approach. The
population is all of the mother's maternity in Dr. Moewardi Hospital and Dr. Oen Hospital
Kandangsapi Surakarta as many as 132 people from the medical record. Sampling techniques
with non probability sampling consecutive 64 subject. Data collection using the
questionnaire. Data analysis using Regression Logistic.There is a difference in level anxiety
of labour and sectio caesarea statistically significant. Mother with labour anxiety 0,358 larger
than the mother with sectio caesarea. (p = 0,045; CI 95% = 0.13 sd = 0.99; OR 0,358). There
is a difference in levels of anxiety of labour and sectio caesarea. Prevention efforts required a
condition for motherhood to prevent the occurrence of anxiety before maternity as a good
respiratory control, doing relaxation, cognitive intervention, approach to religion, antenatal
care, and maternity as well as gymnastics required roles and health workers in mentoring,
support and the giving of information relating to the advantages and disadvantages of the
method of delivery so that mothers will be better equipped to prepare labour and makes
reduce anxiety

Keywords: Anxiety level,sectio caesarea, labour


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENDAHULUAN saat proses persalinan normal maupun


persalinan seksio sesarea, dapat
Kecemasan merupakan suatu perasaan dipastikan ibu yang tidak tahu akan
waswas seakan sesuatu yang buruk akan proses dalam persalinan akan
terjadi dan merasa tidak nyaman seakan mengalami kecemasan lebih tinggi
ada ancaman. Seorang ibu mungkin daripada ibu yang tahu tentang proses
merasakan takut akan rasa sakit dan persalinan. Ada berbagai alasan ibu
bahaya fisik yang akan timbul pada hamil tidak melakukan pemeriksaan
waktu persalinan (Keliat et al., 2011). kehamilanya antara lain karena sosial
Salah satu penyebab kecemasan pada ekonomi yang rendah, pendidikan yang
ibu hamil dikarenakan persepsi ibu yang masih rendah, adanya kepercayaan
kurang tepat mengenai proses penduduk yang salah tetapi masih
persalinan. Persalinan dipersepsikan diyakini sebagai suatu kebenaran, jarak
sebagai proses yang menakutkan dan yang jauh antara pemukiman warga dan
menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. tempat pelayanan kesehatan (Cholifah,
Hal ini membuat ibu hamil merasakan 2009). Dalam situasi cemas kemampuan
kecemasan yang hebat menjelang seseorang dalam mempersepsikan
kelahiran bayinya (lmiasih dan Susanti, stimulus yang berasal dari individu akan
2010).Perasaan cemas yang seringkali mengalami penyempitanbahkan terjadi
menyertai kehamilan akan mencapai penyimpangan pada tingkat kecemasan
puncaknya pada saat persalinan. panik (Savitz dan Schetter, 2006).
Persalinan merupakan suatu pengalaman Akibat dari kondisi kecemasan berat dan
yang membutuhkan kerja keras dan panik, hal-hal yang harus dilakukan
perjuangan yang melelahkan bagi ibu pasien sebelum dilakukan tindakan
(Syafrudin etal., 2011). Setiap wanita persalinan dipersepsikan dengan tidak
menginginkan persalinannya berjalan baik oleh pasien bahkan terjadi
lancar dan dapat melahirkan bayi yang penyimpangan. Hal ini dapat
sempurna.Menurut beberapa penelitian mengakibatkan terhambatnya rencana
faktor yang dapat mempengaruhi proses persalinan ataupun proses
kecemasan antara lain: jenis kelamin, pemulihan persalinan (Jubaidi dan
umur, dan tingkat pendidikan. Novisen, 2012). Seorang ibu hamil yang
Kecemasan tersebut dikaitkan dengan mengetahui apa yang akan terjadi pada
apakah proses persalinan tersebut waktu persalinan akan lebih kooperatif
berjalan lancar atau tidak dan apakah dan merasakan nyeri yang lebih ringan
bayi mereka akan lahir dengan (Gurung et al., 2005). Hal ini dapat
sempurna atau tidak sehingga seringkali dilakukan pada saat pemeriksaan
kecemasan yang berlebihan akan kehamilan, serta didukung dengan
menghambat proses persalinan pemberian gizi seimbang, senam hamil,
(Herliana, 2010). Kurangnya imunisasi, merencanakan tempat dan
pengetahuan ibu mengenai manfaat penolong persalinan, persiapan
kunjungan Ante Natal Care (ANC) juga perlengkapan bayi dan ibu agar
dapat mengakibatkan kecemasan padacommit to user
persalinan dapat berjalan lancar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(Weisberg dan Paquette, 2008). perbedaan tingkat kecemasan ibu


Dampingan sosial terutama suami yang primigravida dengan multigravida
memberikan dampingan informasi dalam menghadapi proses persalinan
sangat berpengaruh pada persepsi istri kala I di Rumah Bersalin Ngudi Saras
terhadap proses persalinan khususnya Jaten Karanganyar menunjukkan bahwa
ibu yang akan melahirkan serta dapat nilairerata kecemasan
memberikan dorongan fisik dan moral kelompokprimigravida yaitu 250,50
bagi ibu yang melahirkan, sehingga ibu termasuk dalam kategori
akan merasa lebih tentram (Dunkel, mengalamikecemasan sedang dan
2011). Pada penelitian yang dilakukan untukkelompok multigravida dengan
di Denmark dengan menggunakan study nilairerata kecemasan yaitu
cohort yang dilakukan kepada 176,25termasuk kategori mengalami
responden sebanyak 100 wanita yang kecemasan ringan, perbedaan dengan
akan bersalin menunjukkan hasil bahwa penelitian sekarang adalah variabel,
ibu yang akan menjalani persalinan metode penelitian, tempat penelitian,
seksio sesarea karena kegawatdaruratan sampel, analisis data, dan kategori
sebanyak 59% mengalami tingkat kecemasan.Rumah Sakit Umum Daerah
kecemasan lebih tinggi dibandingkan Dr. Moewardi Surakarta dan Rumah
ibu yang akan mengalami persalinan Sakit Dr. Oen Surakarta adalah rumah
normal (Fenwick et al., 2009) sakit rujukan yang menerima kasus
Hasil penelitian dari Pawaatte dkk persalinan spontan maupun seksio
(2013) tentang perbedaan tingkat sesarea. Berdasarkan uraian latar
kecemasan pre operasi seksio sesarea di belakang diatas bahwa ibu dalam
RSIA Kasih dan RSUP Prof, Dr. R. D. menghadapi persalinan seksio sesarea
Kandou Manado menunjukkan bahwa mengalami tingkat kecemasan lebih
dari 30 responden terdapat 4 (13,4%) tinggi dibandingkan ibu yang
yang memiliki tingkat kecemasan dalam mengalami persalinan normal, maka
kategori sedang, 8 orang (26,7%) dalam dari itu peneliti tertarik untuk
kategori ringan, dan 18 orang (59,9%) melakukan penelitian dengan judul
dalam kategori berat, perbedaan dengan perbedaan tingkat kecemasan ibu
penelitian sekarang variabel bebasnya menghadapi persalinan seksio sesarea
yaitu persalinan seksio sesarea dan dan persalinan pervaginam.
persalinan pervaginam, responden yang
digunakan ibu bersalin seksio sesarea METODE PENELITIAN
dan ibu yang akan bersalin secara Penelitian ini merupakan penelitian
pervaginam, jumlah responden, metode analitik observasional dengan
penelitian, tempat penelitian, analisis pendekatan cross sectional. Penelitian
data, serta kategori kecemasan dalam ini dilaksanakan di RSUD Dr Moewardi
penelitian ini mengkategorikan tingkat dan RSU Dr Oen Surakarta Pada bulan
kecemasan menjadi cemas tinggi dan Februari-April 2015.Populasi pada
cemas rendah.Sedangkan menurut penelitian ini adalah Semua ibu yang
commit to user
penelitian Palupi (2013) tentang akan bersalin di RSUD Dr Moewardi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan RSU Dr Oen Surakarta sebanyak sampel 64 dianggap sudah repesentatif


132 orang yang didapat dari data rekam dalam penelitian ini.
medik. Sampel dalam penelitian ini
adalah rule of thumb jumlah minimal Analisis Data
sampel yang dapat Data yang telah dikumpulkan dianalisis
dipertanggungjawabkan secara statistik, dengan menggunakan program SPSS,
sudah disepakati dan merupakan dengan tahapan yang pertama,yaitu
kelaziman bagi para peneliti statistik analisis univariat untuk mendapatkan
adalah 30 responden, jumlah tersebut gambaran secara deskriptif tiap
disetujui karena sudah mendekati variabel, analisis bivariat untuk menguji
distribusi normal dan untuk hipotesis dengan uji chi square,
mengantisipasi kemungkinan selanjutnya analisis multivariat,
berkurangnya sampel maka digunakan untukmengetahui sejauh mana pengaruh
rumus n’= n/1-L, dimana n’= ukuran tiap variabel perancu dengan analisis
sampel setelah revisi, n= ukuran sampel regresi logistik ganda.
asli, L= proporsi subjek yang hilang,
bila diantisipasi ada 5% didapatkan
nilai 31,57 dan dibulatkan menjadi 32
responden (Murti, 2013). Jadi jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Karakteristik subjek Penelitian
Variabel Kategori Jumlah %
Umur < 20 tahun 3 4.7
21-35 tahun 54 84.4
>35 tahun 7 10.9
Pendidikan Rendah 1 1.6
Menengah 30 46.9
Tinggi 33 51.6
Pendapatan Rendah 13 20.3
Tinggi 51 79.7
Paritas Primigravida 27 42.2
Multigravida 37 57.8
Dukungan suami Lemah 31 48.4
Kuat 33 51.6

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian multigravida sebanyak 37 subjek


besar subjek penelitian berusia 20—35 (57,8%) dukungan suami kuat sebanyak
tahun sebanyak 54 subjek 33 subjek (51,6%).
(84,4%)tingkat pendidikan tinggi
sebanyak 33 subjek (51,6%) pendapatan
tinggi sebanyak 51 subjek (79,7%)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat Analisi subjek penelitian dengan tingkat


kecemasan dengan uji chi kuadrat
Cemas Cemas
Variabel Kategori % % p
Tinggi Rendah
< 20 tahun 2 6,7 1 2,9
Umur 21-35 tahun 25 83,3 29 85,3 0.769
>35 tahun 3 10,0 4 11,8
Rendah 1 3,3 0 0
Pendidikan Menengah 16 53,3 14 41,2 0.305
Tinggi 13 43,3 20 58,8
Rendah 9 30,0 4 11,8
Pendapatan 0.070
Tinggi 21 70,0 30 88,2
Primigravida 16 53,3 11 32,4
Paritas 0.090
Multigravida 14 46,7 23 67,6
Lemah 17 56,7 14 41,2
Dukungan suami 0.216
Kuat 13 43,3 20 58,8
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian kecemasan rendah 23 subjek (67,6%)
besar subjek penelitian berumur 21—35 dandukungan suami kuat mengalami
tahun mengalami kecemasan rendah cemas rendah sebanyak 20 subjek
sebanyak 29 subjek (85,3%)pendidikan (58,8%). Hasil statistik diperoleh nilai
tinggi mengalami kecemasan rendah p>0,05 berarti tidak ada pengaruh umur,
sebanyak 20 subjek (58,8%)pendapatan pendidikan, pendapatan, paritas dan
tinggi mengalami kecemasan rendah 30 dukungan suami dengan kecemasan
subjek (88,2%)multigravida mengalami dalam menghadapi persalinan

Tabel 3. Analisis tentang perbedaan tingkat kecemasan ibu mengahadapi


persalinan seksio sesarea dan persalinan pervaginam jenis persalinan
Klasifikasi Kecemasan
Jenis Persalinan Cemas Tinggi Cemas Rendah OR CI 95% p
F % F %
Seksio sesarea 11 34,4 21 65,6
Pervaginam 19 59,4 13 40,6 0,36 0,13-0,99 0,045*
Total 30 46,9 34 53,12
Signifikansi <0,05
Tabel 3. menunjukkan bahwa subjek (65,6%). Hasil uji statistik didapatkan
penelitian dengan persalinan hasil bahwa ada perbedaan yang
pervaginam mengalami kecemasan bermakna nilai OR=0,358 dengan
tinggi sebanyak 19 subjek (59,40%) signifikansi nilai p= 0,045/ <0,05. Ibu
kecemasan rendah 13 subjek (40,6%) dengan persalinan seksio sesarea
dan subjek penelitian dengan persalinan mengalami kecemasan lebih rendah
seksio sesarea yang mengalami 0,358 kali dibandingkan ibu dengan
kecemasan tinggi sebanyak 11 subjek persalinan pervaginam (CI 95% 0,13—
(34,4%) kecemasan rendah 21 subjek 0,99).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4. Analisis regresi logistik ganda tentang perbedaan tingkat kecemasan ibu
mengahadapi persalinan seksio sesarea dan persalinan pervaginam berdasarkan
umur, pendidikan, paritas dan dukungan suami

CI 95%
Variabel OR p
Batas bawah Batas atas
Umur 1,01 0,24 4,19 0,987
Pendidikan 1,44 0,49 4,22 0,503
Pendapatan 2,01 0,46 8,83 0,355
Paritas 2,32 0,73 7,35 0,154
Dukungan suami 1,75 0,59 5,18 0,312
N observasi = 64
-2 log likelihood=78,32
Nagelkerke R square =0,20
Signifikansi <0,05
Hasil analisis secara statistik tidak ada Hal ini sejalan dengan penelitian Laili
pengaruh yang signifikan umur dengan (2010) yang menyatakan bahwa tidak
tingkat kecemasan ibu menghadapi ada pengaruh yang signifikan antara
persalinan seksio sesarea dan usia dengan tingkat kecemasan ibu
pervaginam (OR=1,01;CI 95%= 0,24— menghadapi persalinan diketahui hasil
4,19;p=0,987). Hasil penelitian penelitiannya bahwa usia 20–35 tahun
didapatkan bahwa sebagian besar subjek dan >35 tahun mengalami frekuensi
penelitian berumur 21—35 tahun tingkat kecemasan yang sama.
mengalami kecemasan rendah sebanyak
29 subjek (85,3%) akan tetapi masih Hasil analisis secara statistik tidak ada
didapatkan ibu umur >35 tahun pengaruh yang signifikan tingkat
sebanyak 3 subjek (10%) mengalami pendidikan dengan tingkat kecemasan
kecemasan tinggi. Hal ini sejalan ibu menghadapi persalinan seksio
dengan teori Badudu (2012) sesarea dan persalinan pervaginam
menyatakan wanita berusia 20—35 (OR=1,44;CI 95%=0,49—
tahun secara fisik sudah siap hamil 3,95;p=0,503). Hasil penelitian
karena organ reproduksinya sudah menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
terbentuk sempurna dan wanita yang bersalin dengan tingkat pendidikan
usianya >35 sebagian digolongkan pada tinggi mengalami kecemasan rendah
kehamilan beresiko tinggi terhadap sebanyak 20 subjek (58,8%) akan tetapi
kelainan bawaan dan penyulit pada masih didapatkan ibu bersalin dengan
persalinan. Hal ini tidak sejalan dengan tingkat pendidikan tinggi sebanyak 13
teori perkembangan Hurlock yang subjek (43,3%) mengalami kecemasan
menyatakan bahwa semakin dewasa tinggi. Hal ini tidak sejalan dengan teori
seseorang maka semakin baik pula Notoatmojo (2007) bahwa pendidikan
mereka mengetahui bagaimana merupakan peran penting dalam proses
mengontrol kecemasan atau tumbuh kembang seluruh kemampuan
commit to
danuser perilaku manusia, dengan
mengendalikan emosi (Mar’at, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pendidikan manusia dianggap akan menurunkan tingkat kecemasan


memperoleh pengetahuan, semakin seseorang (Harsanti, 2010).
tinggi pendidikan seseorang, maka akan
semakin tinggi kualitas pengetahuan Hasil analisis secara statistik tidak ada
seseorang sehingga lebih mudah pengaruh yang signifikan paritas dengan
menerima ide dan teknologi baru. Hal tingkat kecemasan ibu menghadapi
ini juga tidak sejalan dengan penelitian persalinan seksio sesarea dan persalinan
Robbin dan Dunkel (2011) bahwa Ibu (OR=2,32;CI 95%=0,73—
hamil dengan latar belakang pendidikan 7,35;p=0,154). Berdasarkan penelitian
tinggi cenderung mengalami tingkat masih didapatkan hasil ibu multigravida
kecemasan lebih rendah dibanding ibu mengalami kecemasan tinggi sebanyak
hamil dengan latar belakang pendidikan 14 subjek (46,7%). Hal ini sejalan
rendah. Hal ini sejalan dengan dengan teori Kartono (2007) bagi
penelitian Astria Yoranda tahun 2009 primigravida, kehamilan yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh dialaminya merupakan pengalaman
yang signifikan antara tingkat pertama kali dan ketidaktahuan menjadi
pendidikan dengan tingkat kecemasan faktor penunjang terjadinya kecemasan
ibu menghadapi persalinan. sehingga trimester III dirasakan
semakin mencemaskan karena semakin
Hasil analisis secara statistik tidak ada dekat dengan proses persalinan.
pengaruh yang signifikan pendapatan Sedangkan bagi multigravida, mungkin
dengan tingkat kecemasan ibu kecemasan berhubungan dengan
menghadapi persalinan seksio sesarea pengalaman masa lalu yang pernah
dan persalinan pervaginam dialaminya. Menurut Manuaba (2003)
(OR=2,01;CI 95%=0,46— pada kehamilan pertama ibu hamil tidak
8,83;p=0,355). Hasil penelitian masih mengetahui berbagai cara mengatasi
didapatkan sebanyak 21 subjek (70%) kehamilan sampai pada proses
memiliki tingkat pendapatan tinggi persalinan dengan lancar dan mudah,
mengalami tingkat kecemasan tinggi. sehingga hal ini mempengaruhi
Hal ini tidak sejalan dengan pendapat kecemasan ibu hamil primigravida
Supriyadi (2005) bahwa pendapatan dalam mengahadapi persalinan.
yang baik pada pasien dimungkinkan Pengalaman bersalin sebelumnya dapat
dapat memenuhi kebutuhan pasien menurunkan kecemasan dalam
selama dirawat, biaya dan kebutuhan menjalani persalinan berikutnya.
yang tidak sedikit selama dirawat dapat Penelitian ini sejalan dengan hasil
terpenuhi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Indrawati (2007) bahwa tidak
penelitian Windi (2008) bahwa tidak ada pengaruhn ibu primigravida dan
ada hubungan yang signifikan antara multigravida terhadap kecemasan dalam
pendapatan dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan, dan tidak
dalam menghadapi persalinan pada ibu sejalan dalam penelitian 1.400 ibu di
hamil trimester III, dan biaya yang Finlandia menunjukkan bahwa ibu
cukup terkadang tidak dapatcommit to user
primigravida cenderung mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kecemasan menjelang persalinan 19 subjek (59,40%) kecemasan rendah


(Rouhe et al., 2009). 13 subjek (40,6%) dan subjek penelitian
dengan persalinan seksio sesarea yang
Hasil analisis secara statistik tidak ada mengalami kecemasan tinggi sebanyak
pengaruh yang signifikan dukungan 11 subjek (34,4%) kecemasan rendah 21
suami dengan tingkat kecemasan ibu subjek (65,6%). Hasil uji statistik
menghadapi persalinan seksio sesarea didapatkan hasil bahwa ada perbedaan
dan persalinan pervaginam yang bermakna nilai OR=0,358 dengan
(OR=1,75;CI 95%=0,59— signifikansi nilai p= 0,045/ <0,05. Ibu
5,18;p=0,312). Hasil penelitian dengan persalinan seksio sesarea
menunjukkan bahwa sebagian besar mengalami kecemasan lebih rendah
subjek penelitian adalah mendapat 0,358 kali dibandingkan ibu dengan
dukungan suami kuat mengalami cemas persalinan pervaginam (CI 95% 0,13—
rendah sebanyak 20 subjek (58,8%). 0,99). Hasil ini tidak sejalan dengan
Hamilton (2005) menyatakan bahwa penelitian Titik Heryanti dan Dara
peran pendamping selama proses (2009) bahwa terdapat perbedaan yang
persalinan antara lain menciptakan signifikan antara tingkat kecemasan ibu
suasana kekeluargaan dan rasa aman yang bersalin normal dengan ibu yang
dan memberikan dorongan spiritual bersalin seksio sesarea. Adapun rata-
dengan ikut berdoa. Dampingan sosial rata tingkat kecemasan pada kedua
terutama suami yang memberikan kelompok ibu bersalin adalah 68,12
dampingan informasi sangat untuk ibu bersalin normal dan skor ini
berpengaruh pada persepsi istri terhadap termasuk kategori cemas sedangkan
proses persalinan khususnya ibu yang rata-rata tingkat kecemasan pada ibu
akan melahirkan serta dapat bersalin dengan seksio sesarea adalah
memberikan dorongan fisik dan moral 78,88 dan termasuk kategori sangat
bagi ibu yang melahirkan, sehingga ibu cemas.
akan merasa lebih tentram (Dunkel,
2011). Hal ini sejalan dengan penelitian Adapun beberapa faktor yang
Mukhoirotin (2011) yang menyatakan mempengaruhi perbedaan tingkat
dukungan suami dapat berpengaruh kecemasan antara kedua metode
terhadap penurunan tingkat kecemasan, persalinan pada penelitian ini adalah
tambahan studi menunjukkan bahwa ibu faktor psikologi, lingkungan, dan
yang mendapatkan dukungan dari kesehatan. Hal ini sejalan dengan teori
keluarga memiliki tingkat kecemasan Stuart (2007) yang menyatakan bahwa
lebih rendah dibanding ibu yang tidak faktor yang mempengaruhi kecemasan
mendapatkan dukungan (Gurung et meliputi faktor psikologi, lingkungan,
al.,2005; Saisto et al., 2008). dan kesehatan. Pada faktor psikologis,
dalam penelitian yang telah dilakukan
Hasil analisis secara statistik di RSU Dr Oen Surakarta dan RSUD Dr
menunjukkan bahwa subjek penelitian Moewardi, ibu dengan metode
dengan persalinan pervaginamcommit to user
persalinan pervaginam dimungkinkan
mengalami kecemasan tinggi sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bahwa persalinannya merasakan nyeri cemas yang dihadapi oleh ibu bersalin.
dan rasa sakit akibat pengaruh dilatasi Memahami kekhawatiran ibu dan
serviks, kontraksi uterus, pemberian memenuhi kebutuhannya akan rasa
oksitosin, tidak dilakukan pembiusan, nyaman dapat memberikan pengaruh
pertolongan dan pendampingan hanya persalinan lebih efektif (McNiven et
dilakukan oleh perawat/bidan sajatanpa al.,1998).
didampingi oleh dokter spesialis
sehingga mampu meningkatkan Pada faktor lingkungan, dalam
kecemasan. Sejalan dengan teori penelitian ini dimungkinkan bahwa ibu
Mander (2003) bahwa respon stres atau dengan persalinan pervaginam berada
rasa cemas yang umum dan menyeluruh dalam satu ruangan dengan pasien lain
pada ibu dapat disebabkan oleh nyeri yang akan bersalin sehingga ibu
yang menyertai kontraksi uterus yang mendengarkan teriakan, tangisan dan
mempengaruhi mekanisme fisiologis berbagai macam ekspresi untuk
sejumlah sistem tubuh, dan sejalan menahan rasa sakit akibat adanya
dengan penelitian Pirdel (2009) kontraksi uterus dan dilatasi servik
peningkatan kecemasan dalam takut sehingga ibu merasa tidak nyaman dan
nyeri, kelahiran bayi ataupun pemberian timbul kecemasan. Hal ini sejalan
oksitosin dan amniotomi. Sedangkan dengan penelitian Lowe (1996) bahwa
ibu dengan persalinan seksio sesarea ada hubungan yang signifikan secara
elektif akan lebih siap menerima setiap statistik antara faktor lingkungan dan
tindakan pembedahan karena adanya nyeri persalinan, respon stress pada
pembiusan sehingga pasien tidak persalinan dapat dipicu oleh lingkungan
merasakan rasa sakit saat kelahiran bayi negatif seperti memasuki ruangan
serta adanya kolaborasi para tenaga persalinan, cahaya terang, kebisingan
kesehatan lainnya seperti dokter ataupun perasaan ibu mengenai tidak
spesialis, bidan dan perawat dalam adanya privasi, sedangkan ibu dengan
pertolongan persalinan sehingga dapat persalinan seksio sesarea berada dalam
menjadi faktor yang mampu ruangan bedah tersendiri tanpa
menurunkan kecemasan ibu saat terpengaruh kebisingan sehingga ibu
bersalin. Hal ini sejalan dengan lebih tenang dan kecemasan berkurang.
penelitian Dannebrinet al(1997) bahwa Sejalan dengan teori Lock (2003)
seorang ibu pasti sangat cemas bahwa ibu bersalin dengan lingkungan
menghadapi persalinan meskipun bukan bersalin yang memadai dapat
pertama kali mereka melahirkan, tetapi memberikan ketenangan sehingga ibu
para petugas kesehatan dan keluarga dapat beristirahat pada saat tidak ada
memberikan dorongan dan semangat kontraksi dan dengan istirahat tersebut
yang dapat membantu ibu mengurangi dapat mengurangi rasa cemas yang
rasa cemas, petugas kesehatan berperan dialami. Pada faktor kesehatan, ibu
memberi informasi resiko dan yakin dengan kesembuhan dan berusaha
keuntungan dari kedua metode untuk sehat kembali, sehingga semangat
commit to userdiberikan oleh keluarga dan para
yang
persalinan untuk menanggulangi rasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

petugas dapat mengurangi rasa cemas. Munurut Darajat (1990) kaitanya


(McCrea, 1999). dengan ketenangan jiwa agama
memberikan pesan yangpenting dan
Faktor spiritual juga mempengaruhi proses mempercepat penyembuhan
kecemasan ibu dalam menghadapi pasien dalam perawatan yangbersifat
persalinan. Menurut pendapat William kejiwaan bagi pasien yang sedang
(2007) bahwa sesungguhnya terapi yang mengalami sakit fisik, yakni
terbaikbagi kegelisahan adalah iman, terdapathubungan yang sangat erat
iman merupakan potensi yangharus antara hubungan agama dan ketenangan
dipenuhi untuk menolong seseorang jiwa danbetapa besar sumbangan agama
atas kehidupannya dan dalam mempercepat penyembuhan. Hal
menghilangkanancaman akan ini sejalan dengan penelitian Darwanti
ketidakmampuan mengadapi et al. (2007) bahwa bimbinganrohani
penderitaan hidup. Sejalan dengan memberikan pengaruh
pendapat Usman (2001) bahwa terhadappenurunan tingkat kecemasan
Religiusitas yang ada dalam padaprimigravida dengan persalinan
diriseseorang memberi dampak yang kala I. Maemunah dan Retnowati (2011)
positif, lebih kuat dan tabah terhadap menyatakan bahwa pelatihan relaksasi
penerimaan segala macammusibah dan metode dzikir terbukti dapat
keputusan Allah kepada makhluknya. menurunkan kecemasan kehamilan

KESIMPULAN DAN SARAN mengadakan penelitian selanjutnya yang


meneliti tentang faktor-faktor yang
Kesimpulan mempengaruhi tingkat kecemasan ibu
Ada perbedaan yang signifikan tingkat menghadapi persalinan, selain faktor
kecemasan ibu menghadapi persalinan perancu (umur, pendidkan, pekerjaan,
seksio sesarea dan persalinan pervaginam paritas dan dukungan suami) seperti faktor
secara statistik. Ibu dengan persalinan psikologi, lingkungan, kesehatan,
seksio sesarea mengalami kecemasan spiritual, dan sosial budaya, dengan
lebih rendah 0,358 kali dibandingkan ibu jumlah sampel yang lebih banyak dan
dengan persalinan pervaginam (p=0,045; perbaikan metode yang digunakan dalam
CI 95%= 0,13 sd 0,99;OR=0,358). pengkuran kecemasan dapat dilakukan
sebelum dan sesudah persalinan, serta
Saran homogenitas dalam pengambilan sampel
Tenaga kesehatan perlu meningkatkan sehingga didapatkan hasil penelitian yang
kemampuan konseling kepada pasien lebih signifikan faktor perancu terhadap
bersalin dalam melaksanakan asuhan tingkat kecemasan ibu menghadapi
kebidanan sehingga tingkat kecemasan ibu persalinan. Pasien perlu menambah
menghadapi persalinan dapat berkurang. informasi tentang keadaan kehamilannya
Pengembangan penelitian perlucommit tosehingga
user ibu lebih siap menghadapi

38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

persalinan dan mengurangi rasa cemas Dunkel, Schetter C. 2011. Psychological


dalam menghadapi persalinan. Science On Pregnancy: Stress
Processes, Biopsychosocial
Models, And Emerging
Research Issues. AnnualReview
DAFTAR PUSTAKA of Psychology, 62, 531–558.
Astria, Yoranda. 2009. Hubungan Fenwick, J., Gamble, J., Nathan, E. Bayes,
karakteristik Ibu Hamil Trimester III S., and Hauck, Y. 2009. Pre-
dengan kecemasan menghadapi And Postpartum Levels Of
persalinan di Poliklinik Kebidanan Childbirth Fear And The
dan Kandungan Rumah Sakit X Relationship to Birth Outcomes
Jakarta. Diunduh dari In A Cohort of Denmark
http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id women. J. Clin. Nurs. No.18,
diakses 06 Maret 2015. 667-677.
Badudu, Z. 2012. Tanda-Tanda Bahaya Gurung, R, A, R., Dunkel, Schetter C.,
Kehamilan. Bandung: Erlangga. Collins, N., Rini, C. and Hobel,
C. J. 2005. Psychosocial
Cholifah, Noor. 2009. Tingkat
Predictors of Prenatal Anxiety.
Pengetahuan Suami dalam
Journal of Social and Clinical
Pendampingan Istri Pada Saat
Psychology, 24 (4), 497–519.
Proses Persalinan di Desa
Pasuruan Lor Kecamatan Jati Hamilton. 2005. Dasar-dasar
Kabupaten Kudus. Keperawatan Maternitas.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/j Jakarta: EGC.
urnal/211176100_2088-
4451.pdf diakses pada tanggal Harsanti, I. 2010. Correlational Study :
27 November 2013. Labor Companion And Anxiety
Level On Maternal Labor Process
Dannenbring D, Steven MJ, House AE. At Mother And Child Hospital In
1997. Predictor Of Bandung, West Java, Indonesia.
Childbirth Pain And Jurnal Universitas Padjajaran
Maternal Satisfaction. Jounal Bandung.
Behav Med. 20(2):127-42.
Herliana. 2010. Hubungan pendidikan
Darajat, Zakiyah. 1990. Islam dan Kesehatan dengan Tingkat
Kesehatan Mental. Jakarta: Kecemasan Pasien Pre Seksio
Gunung Agung. Caesarea di Ruang Bersalin RS
Zahirah Jakarta Selatan. Jakarta:
Darwanti., Handoyo., Kamaludin,
Universitas Pembangunan
Ridwan. 2007. Bimbingan
Nasional.
Rohani dan Pengaruhnya
Terhadap Penurunan Tingkat Heryanti, Titik dan Dara. 2009. Perbedaan
Kecemasan pada Ibu Tingkat Kecemasan Antara Ibu
Primigravida dengan Persalinan Bersalin Normal dan Sectio
Kala I Di RSU Banyumas. caessaria Di ruang Bersalin
Jurnal Keperawatan RSUD 45 Kuningan Periode Mei
Soedirman. Volume 2 no.1.
Maret 2007. commit to user – Juni 2009. Jurnal STIKes
Kuningan Garawangi. Diunduh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pada tanggal 10 mei 2015 dari Laili, R. 2010. Hubungan Usia, Tingkat
website:http:/reseach.stikku.ac.id. Pendidikan dan Dukungan
Keluarga Dengan Tingkat
Ilmiasih, R, dan Susanti, H. 2010. Kecemasan Menjelang Persalinan
Pengaruh Tehnik Pada Ibu Primigravida Trimester
Hypnobirthing Terhadap III di Poliklinik Kebidanan RSUP
Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Dr. M. Djamil Padang tahun
Pada Masa Persiapan 2009. Jurnal Penelitian. Padang,
Menghadapi Persalinan. Jurnal Universitas Andalas. Vol 2 no 5
Universitas Muhamadiyah Juli 2010.
Malang. Diunduh pada tanggal
11 Februari 2012 dari website: Lock, LR. Gibb, HJ. 2003. The power of
http://research- place. 19 (2):132-9.
report.umm.ac.id.
Lowe, NK. 1996. The Pain and
Indrawati. 2007. Faktor-faktor yang discomford of labour and Birth.
Mempengaruhi Tingkat Journal Obstetry Gynecologi
Kecemasan Pada Ibu Nursing 25(1):82-92.
Primigravida Dalam Menghadapi
Persalinan Kala I di Klinik Maimunah, A. Retnowati, S. 2011.
Bersalin Mutiara Kecamatan Pengaruh Pelatihan Relaksasi
Medan Timur Tahun 2007. dengan Dzikir Untuk Mengatasi
Jurnal Penelitian Politeknik Kecemasan Ibu Hamil Pertama.
Kemenkes Negeri Medan. Psikoislamika, Jurnal Psikologi
Volume 3 nomer 9 maret 2007. Islam (JPI Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Vol
William, James. 2007. The Principles of 8 No.1 2011 1-22
Psychology. Vol.1. New York:
Inc. Mander, R. 2003. Nyeri Persalinan.
Jakarta : ECG.
Jubaidi, Dian Novisen. 2012. Gambaran
tingkat kecemasan pasien pre McNiven PS, Williams JI, Hodnett E,
operasi sectio caesarea Sebelum Kaufman K, Hannah ME. 1998.
dan setelah dilakukan Informed An Early Labor Assessment
consent Di ruang mawar rsud dr. Program: a randomized,
M. Yunus bengkulu tahun 2010. controlled trial. Birth. 25(1):5–
Jurnal Akademi Kesehatan Sapta 10.
Bakti Bengkulu volume 2 nomer
5 Februari 2012. McCrea BH. Wright ME. 1999.
Satifaction in childbirth and
Kartono, Kartini. 2007. Perkembangan perception control in pain relief
Psikologi Anak. Jakarta: Erlangga. during labour. Journal Adv
Nursing. 29(4):877-84.
Keliat, B.A. Daulima, N.H.C. dan Farida,
P. 2011. Manajemen Keperawatan Mar’at, Samsunuwiyati. 2006. Perilaku
Psikososial dan Kader kesehatan Jiwa Manusia Pengantar Singkat
CMHN Intermediate Course. Jakarta: Tentang Psikologi. Bandung:
EGC. Refika Aditama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Mukhoirotin. 2011. Pengaruh Pirdel M, Pirdel L. 2009. Perceived


Pendampingan Suami Environmental Stressors and Pain
Terhadap Kecemasan Ibu Perception During Labor Among
Pada Proses Persalinan Kala Primiparous and Multiparous
I (Fase Laten-Fase Aktif). Women. Journal Reproduction
Jurnal Universitas Pesantren Infertil. 10(3):217-223.
Darul Ulum.
http://www.journal.unipdu.ac Robbins, C. Dunkel Schetter, C. 2011.
.id Pregnancy anxiety: Measures,
correlates andpredictors. Paper
Mulyawati, L. Azam, M. dan Ningrum, D. presented at the meeting of the
N. A. 2010. Faktor-Faktor Yang Western Psychological
Berhubungan Dengan Tindakan Association. Los Angeles: CA.
Tindakan Persalinan Melalui
Operasi Sectio Caesarea. Jurnal Rouhe, H. Salmela-Aro, K. Halmesmäki
Kesehatan Masyarakat, 7(1), 15- E, and Saisto, T. 2009. Fear Of
24. Childbirth According To Parity,
Gestational Age, And Obstetric
Murti, Bhisma. 2013. Desain dan Ukuran History. BJOG, 116(1), 67–73.
Sampel untuk Penelitian Kuntitatif
dan Kualitatif di Bidang Saifudin, A.B. Wiknjosastro, H. Affandi,
Kesehatan. Yogyakarta: Gajah B., dan Waspoda, D. 2004.
Mada University Press. Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta:Yayasan
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Pengantar Bina Pustaka Sarwono
Pendidikan Kesehatan dan Wiknjosastro.
Ilmu Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Penerbit Rineka Saisto, T. Salmela Aro, K. Nurmi, J. E.
Cipta. and Halmesmäki, E. 2008.
Psychosocial Characteristics of
Pawatte, Inggiet. Pali, C. dan Opod, H. Women and Their Partners
2013. Perbedaan Tingkat Fearing Vaginal Childbirth.
Kecemasan Ibu Pre Seksio BJOG, 108(5), 492–498.
Caesarea di RSIA kasih ibu dan
rsup. Prof. Dr. R. D. Kandou Savitz, D, and Dunkel Schetter, C. 2006.
manado. Jurnal Kedokteran Behavioral and psychosocial
Komunitas dan Tropik:volume 1 contributors to preterm birth. In
nomer 3 Agustus 2013. R.E. Behrman and A.S. Butler
(Eds.), Preterm birth: Causes,
Palupi, Fitria Hayu. 2013. Perbedaan consequences and prevention (pp.
Tingkat Kecemasan Ibu 87– 123).Washington, DC:
Primigravida dengan National Academy Press. A
Multigravida Dalam Menghadapi review, requested by the Institute
Proses Persalinan Kala I di of Medicine, covering the major
Rumah Bersalin Ngudi Saras findings
Jaten Karanganyar. Jurnal
maternal volume 8 april 2013: Stuart, W.G. Sundeen, S.J. 2007. Buku
AKBID Mitra Husada saku keperawatan jiwa. Jakarta:
Karanganyar. commit to userEGC.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Supriadi. 2005. Ilmu Sosial


Kemasyarakatan. Surabaya: Obor
Pelajar.
Ustman, Najati. 2001. Al-Qur’an dan
Ilmu Jiwa Agama. Bandung:
Pustaka Belajar
Weisberg R B, and Paquette J A. 2008.
Screening and Treatment of
Anxiety Disorders In
Pregnant and Lactating
Women. Womens Health
Issues 12, 32-36.
Windi, Yulyarti. 2008. Faktor-faktor yang
Berhubungan Dengan Tingkat
Kecemasan Ibu Hamil Pertama
Trimester III Dalam Menghadapi
Persalinan. Jurnal Penelitian.
Semarang, Universitas
Muhammadiyah Semarang. Nomer
4 Agustus 2008.

commit to user

Potrebbero piacerti anche