Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
Since the beginning of 17th century, Batavia which was known as Sunda Kelapa then Jayakarta then
Batavia, had been a trading city which manykinds of trading activities were there. Batavia was a centre
of dutch east indies government since 1619-1942. Along the colonial history, administration and statistic
data of colonial government categorized their people based on their nations and, specifically, separated
the Chinese and Arabs from the natives.Batavia had a strategic geography, Batavia was the best site for
economic activites in Asia. Not only as a site for ships to anchor, Batavia was also functioning as one of
the main port towns in Asia trading network. Depend on historical records the Chinese and Arabs kept
entering the Nusantara and assimilated theirselves with the natives as ‘offspring’ or descendants who were
born in Nusantara, however the government forced them to be separated with reason to protect the natives.
Especially the traders, which the other political and economic reasons were included as well. Majority of
the traders created trader cycles or networks which were consolidated within the community. Since a long
time ago the Arabs left their hometowns in the dry Hadhramaut (South Yemen), including to Nusantara to
make livings. They went overseas diasporically. They did trading and teaching religions to natives.
Abstrak
Sejak awal abad ke-17 Batavia yang dahulu dikenal dengan nama Sunda Kelapa lalu menjadi
Jayakarta kemudian menjadi Batavia sudah berkembang menjadi sebuah pelabuhan dagang
yang menjalankan aktivitas perniagaan. Batavia merupakan pusat kota pemerintahan
Hindia Belanda sejak tahun 1619–1942. Sepanjang sejarah kolonial, administrasi dan daftar
statistik pemerintah kolonial membagi-bagi penduduk menurut bangsanya dan secara khusus
memisahkan masyarakat Cina dan Arab dari golongan pribumi.Batavia memiliki lokasi
geografis sangat strategis, Batavia sangat cocok untuk dijadikan pusat kegiatan ekonomi di Asia. Selain
sebagai tempat berkumpulnya kapal-kapal, Batavia selanjutnya juga berfungsi sebagai salah satu kota
pelabuhan utama dalam jaringan perdagangan Asia. Dalam beberapa catatan sejarah bahwa golongan
Arab dan Cina masuk wilayah Nusantara dan berasimilasi dengan masyarakat pribumi hingga menjadi
‘peranakan’ atau orang-orang keturunan yang lahir di Nusantara, namun oleh pemerintah dipaksakan
dengan alasan untuk ‘melindungi’ kaum pribumi. Khususnya pedagang; tetapi pasti juga dengan alasan
politik dan ekonomi. Kebanyakan dari para pedagang ini membentuk sebuah mata rantai atau jaringan
perdagangan yang terjalin antar sesama komunitas. Sudah sejak lama masyarakatArab meninggalkan
tanah air mereka di Hadhramaut (Yaman Selatan) yang tandus,untuk memperbaiki hidup.Mereka
berdiaspora ke berbagai belahan dunia, termasuk ke Nusantara. Untuk berdagang dan menyebarkan
agama Islam kepada penduduk setempat.
1
Pusat Studi Indonesia-Arab (PSIA)
89
Akhmad Yusuf :
Dinamika Ekonomi Masyarakat Arab ...
90
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXII No.1, Januari 2016
91
Akhmad Yusuf :
Dinamika Ekonomi Masyarakat Arab ...
92
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXII No.1, Januari 2016
93
Akhmad Yusuf :
Dinamika Ekonomi Masyarakat Arab ...
juga membeli kapal-kapal besar, namun permata. Barang berharga itu tidak
cara investasi itu sekarang sudah kurang dijajakan seperti halnya cita katun dan
menguntungkan. Mereka yang masih katun India, pembeliannya pun dari
memilikinya berusaha melepaskannya golongan yang lebih terhormat atau dari
tanpa terlalu banyak merugi. golongan ekonomi kuat.
Masyarakat Arab di Nusantara, Peringkat ketiga diduduki beraneka
dikenal sebagai sosok pedagang dan komoditi impor dari Eropa, barang-
pekerja keras. Dapat dikatakan bahwa barang dari emas dan perak, arloji,
komunitas ini merupakan salah satu makanan yang diawetkan, barang-
pesaing kuat golongan Cina dalam barang dari logam, senjata, setra,
menguasai pasar apapun, meski tembikar, gerendel, dan berbagai barang
pada awal kedatangannya mereka dari baja, besi, atau lembaga, rempah-
lebih banyak berdagang rempah dan rempah, cerutu, minyak tanah dan
persewaan properti, namun seiring sebagainya. Meski demikian mereka
waktu banyak pula masyarakat Arab menolak untuk berjualan anggur dan
yang menekuni bidang-bidang lainnya, minuman beralkohol yang memang
terutama garmen dan meubel. dilarang dalam Islam.
Awal abad ke-19 merupakan Selain itu masyarakat Arab juga
puncak perdagangan masyarakat Arab terkenal karena sering meribakan uang,
di Nusantara, dimana mereka memiliki meskipun dalam hukum Islam termasuk
hubungan dagang dengan Maskat dan dosa besar, bukannya tidak populer
Mekkah.22 Tak hanya menguasai pasar- di kalangan orang Arab di Nusantara
pasar besar, wilayah perdagangan hampir tidak ada kapitalis Arab yang
mereka bahkan menembus desa-desa belum pernah sekalipun meminjamkan
hingga pernah mendapatkan larangan uang dengan riba, meskipun itu hanya
dari Pemerintah Kolonial bagi orang merupakan usaha pelengkap. Memang
Arab untuk berdagang di pedesaan. jumlah mereka yang profesinya hanya
meribakan uang sangat terbatas dan
Komoditi utama dalam perdagangan
sebagian besar di antaranya berusaha
Arab adalah cita katun (bazz) dan
menutupi usaha yang tidak halal itu
katun India (qumāsy) yang diimpor
dengan transaksi tersamar. Memang
dari Eropa. Perdagangan cita itu jauh
agaknya terlihat sangat kasat mata
melampaui perdagangan komoditi lain
mengenai hal itu, namun pembelian
yang dilakukan oleh golongan Arab.
dengan hak penjual untuk membeli
Dimana-mana terdapat perdagangan
kembali dan penjualan barang secara
cita, sedangkan perdagangan komoditi
kredit yang harganya setinggi langit
lain hanya ada di beberapa tempat.
merupakan praktik yang paling lazim.
Komoditi yang menduduki peringkat Semua transaksi tersebut diperkuat oleh
kedua adalah berlian dan batu permata perjanjian tambahan seperti kontrak
lainnya. Di Batavia, tidak kurang dari penyitaan, pemotongan sebagian
tujuh orang Arab berusaha di bidang itu. pinjaman sebagai jaminan, pasal
Mereka tidak memiliki toko seperti jauh pembatalan kontrak atau solidaritas dari
hari di Eropa, mereka pun tidak menjual pihak peminjam.23
perhiasan, mereka hanya menjual batu
22 23
Lihat antara lain P.J. Veth, Borneo’s Westeraf- Van den Berg,Orang Arab di Nusantara, h.
deling, Jil.I, hlm.371. 125-126.
94
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXII No.1, Januari 2016
95
Akhmad Yusuf :
Dinamika Ekonomi Masyarakat Arab ...
96
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXII No.1, Januari 2016
97
Akhmad Yusuf :
Dinamika Ekonomi Masyarakat Arab ...
Pusat perdagangan yang besar dari Pola hidup pedagang Arab ini
golongan Arab di Nusantara adalah kemungkinan terpelihara dengan baik
Batavia, Semarang, Surabaya dan sampai abad ke-20. Catatan yang
Singapura. Di tempat-tempat itulah dihimpun dari periode 1912 sampai 1919
mereka membeli barang dalam jumlah menunjukkan bahwa meskipun terjadi
besar atau kecil komoditi impor kekacauan yang disebabkan Perang
kemudian dijual eceran di dalam toko Dunia Pertama, orang Arab baru yang
mereka kepada pedagang Arab, Cina, datang dan mengajukan permohonan
atau Pribumi yang tidak memiliki kredit izin masuk ke Jawa berjumlah total 1.121
pada rumah dagang Eropa. jiwa. Sekitar 75 persen adalah pedagang
yang saat kedatangannya di Nusantara
Tabel Distribusi Berdasarkan Mata
memiliki antara seratus dan seribu lima
Pencaharian di Indonesia Pada Ta-
ratus gulden tunai dengan cara menjual
hun 193035
barang (terutama yang terkenal madu
Daw’an) senilai seratus sampai seribu
dua ratus gulden. 18 persen lebih jauh
menjamin dukungan anggota keluarga
yang telah tinggal di Nusantara, melalui
siapa mereka mendapat akses modal
dagang hanya 7 persen yang datang
tanpa modal berarti.38 Gambaran ini
memperkuat dugaan bahwa pada awal
Data sensus penduduk tahun 1930 abad ke-20 mayoritas imigran Arab
menunjukkan bahwa 57,7 persen orang memiliki uang atau hubungan keluarga
Cina hidup dari perdagangan dan 20,8 di Nusantara.
persen berkecimpung di dunia industri.
Sedangkan 72,7 persen orang Arab ber- Kontak usaha dagang bersama
mata pencaharian dari berdagang dan di antara masyarakat Arab lazimnya
hanya 10,6 persen yang hidup di sektor dilakukan secara lisan dan modal yang
industri.36 Walaupun mempunyai karak- ditanamkan dalam setiap perusahaan
teristik serta latar belakang yang ber- selalu sangat kecil. Misalnya, modal
beda, mereka bisa disebut sebagai “mi- 100.000 gulden dibagi di antara 20
noritas pedagang” (trading minorities) sampai 30 perusahaan. Jadi mitra
atau “minoritas perantara” (middlemen usahanya paling-paling penjaja keliling
minorities).37 atau pemilik toko kecil. Tidak ada orang
35
Sumber: Leo Suryadinata, op.cit., h. 78.Lihat
Arab yang mau berisiko menanamkan
juga: Seminar Sejarah Nasional IV, Sub Tema modal besar di dalam satu perusahaan.
39
98
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXII No.1, Januari 2016
99
Akhmad Yusuf :
Dinamika Ekonomi Masyarakat Arab ...
Pedagang Pribumi46
Peranan dan pengaruh pedagang
Cina tak hanya terbatas di perkotaan saja
tetapi juga memasuki jaringan hubungan
perekonomian kota dengan desa-desa di
sekitarnya. Arus barang perdagangan
Pedagang Arab44
dari kota ke desa atau sebaliknya dapat
dikatakan dikuasai oleh para pedagang
43
Tan Giok Lan, The Chinese of Sukabumi, hal. perantara Cina ini. Pedagang-pedagang
4-11. Dan lihat pula dalam Seminar Sejarah pasar di desa biasanya mengambil barang
Nasional IV, Sub Tema DinamikaPertumbuhan
45
Ekonomi Bangsa Indonesia. (Jakarta: DEPDIK- COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Chinese_
BUD Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, handelaar_TMnr_60012417 diakses pada : 24
1991), h. 198-199. Desember 2014.
44 46
COLLECTIE_TROPENMUSEUM_ COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Een_
Een_koranschool_met_leraar_en_leerling_ man_uit_Batavia_met_pikolan_voor_het_trans-
TMnr_60009392 diakses pada : 24 Desember port_van_zijn_warong_TMnr_60009385 diak-
2014 ses pada : 24 Desember 2014.
100
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXII No.1, Januari 2016
Dari tabel tersebut dapat kita lihat Perdagangan besar adalah suatu
bahwa besarnya peranan etnis Cina cabang perdagangan yang mengurus
dalam perekonomian waktu itu dan ekspor-impor; perdagangan kecil
kuatnya posisi pedagang perantara Cina adalah suatu cabang perdagangan yang
dalam struktur perekonomian yang membeli barang dagangan dari tangan
berorientasi kepada pasar bebas atau kedua atau ketiga untuk kemudian
perekonomian liberal.Dari posisi kunci dijual langsung ke tangan konsumen.
ini mereka dapat memperluas jaringan Perdagangan perantara mempunyai dua
kontak-kontak perdagangannya, fungsi, yaitu perdagangan distribusi
47
Seminar Sejarah Nasional IV, Sub Tema Dina- terutama menyebarkan barang-barang
mikaPertumbuhan Ekonomi Bangsa Indonesia. konsumsi yang diimpor dari luar negeri.
(Jakarta: DEPDIKBUD Direktorat Sejarah dan Perdagangan koleksi terutama berfungsi
Nilai Tradisional, 1991), h. 199. untuk mengumpulkan hasil-hasil
48
Sumber: Leo Suryadinata, Pribumi Indone- tanaman dagang dari petani langsung
sians The Chinese Minority and China, h. 80.Li-
atau melalui pedagang kecil untuk
hat juga: Seminar Sejarah Nasional IV, Sub
Tema DinamikaPertumbuhan Ekonomi Bangsa diteruskan kepada pedagang besar.
49
Indonesia. (Jakarta: DEPDIKBUD Direktorat Victor Purcell, The Chinese in Southeast
Sejarah dan Nilai Tradisional, 1991), h. 197. Asia,h. 47.
101
Akhmad Yusuf :
Dinamika Ekonomi Masyarakat Arab ...
102
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXII No.1, Januari 2016
Penjual Kue54
103
Akhmad Yusuf :
Dinamika Ekonomi Masyarakat Arab ...
104
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXII No.1, Januari 2016
ras, pribumi dan non pribumi. untuk kelas tiga. Walaupun begitu
Alhambra mengisi pundi-pundi Shahab
Selain dari bisnis-bisnis yang
bersaudara.62
disebutkan di atas, masyarakatArab juga
merambah seni hiburan. Dari mereka Akan tetapi revolusi Mesir pada
menampilkan pertunjukkan seni dari 1952 mengubah kisah manis itu, suplai
negeri asalnya, yaitu Hadhramaut atau film untuk Alhambra terhenti. Alhambra
Timur Tengah. Banyak orang menyukai terpaksa memutar film Barat, seperti
penampilan mereka dan menyebutnya bioskop lainnya, tak ada keistimewaan
sebagai Komedi Bangsawan. Seperti lagi. Penontonnya pun berangsur surut,
yang dikatakan oleh Alwi Shihab, karena akhirnya bioskop ini tutup pada 1960-an
kesenian ini awal mulanya muncul dari dan gedungnya pun di jual.
Istana-istana bangsawan. Seperti Istana
Penutupan itu tak berpengaruh besar
Deli di Medan, dan Istana Siak di Riau.60
pada Shahab bersaudara, bisnis hiburan
Lama-lama sandiwara ini ini cuma sampingan bagi mereka. Satu
berkembang, penontonnya selalu bangkrut masih ada yang lainnya, ini
membludak. Shahab bersaudara terpikir jamak terjadi pada keturunan Arab
juga untuk mengembangkan bisnis di di Indonesia. Mereka punya usaha
Batavia. Mereka membangun pertokoan di pelbagai lini: rente, toko, lahan
di sepanjang jalan menuju teater. perumahan, tekstil, sampai dagang kuda.
Bahkan mereka membuka bioskop di
Tabel berikut ini menerangkan
gedung yang sama pada 1930-an. Ini
statistik rincian dari jumah orang
bisnis baru bagi keturunan Arab di
Arab kaya di Nusantara dan
Batavia. Mereka mendobrak dominasi
perkiraan pendapatan mereka:63
pengusaha Tionghoa.Bioskop itu
namanya Alhambra, yang didirikan oleh
tiga orang bersaudara dari keluarga
Shahab: Sayid Idrus, Sayid Syehan, dan
Sayid Abubakar. Bioskop itu hampir
seluruhnya memutar film-film dari
Mesir. Berbeda dengan bioskop lain
yang sering memutar film Tiongkok dan
Barat.61
Urusan impor film bukan masalah
besar, Shahab bersaudara punya jaringan
sampai ke Mesir. Film-film itu ternyata
memikat warga Betawi, yang datang
berkelompok dari pelosok kota dengan
menyewa oplet. Mudrik mengatakan,
bioskop ini kelas rakyat, banderol
tiketnya tidak terlalu mahal: 3 rupiah
untuk duduk di kelas satu; 1,5 rupiah
untuk kelas dua; dan setengah rupiah
60
Alwi Shahab, Betawi Queen of The East, (Ja-
62
karta: Republika, 2002), h. 143-145. Hanggoro, “Berbisnis di Rantau”, h. 44-45.
61 63
Hanggoro, “Berbisnis di Rantau”, h. 44-45. Van den Berg,Orang Arab di Nusantara,h. 139.
105
Akhmad Yusuf :
Dinamika Ekonomi Masyarakat Arab ...
106
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXII No.1, Januari 2016
Al-Haddad, Al-Habib Alwi bin Thahir. Berg, L.W.C. van den.Orang Arab di
Al-Madkhal ila Tarikh Dukhul Nusantara, (Judul Asli: Le Hadh-
Al-Islam Ila Jaza’ir al-Syarq ramout et les Colonies Arabes
al-Aqsha, karya Al-Habib Alwi Dans l’Archipel Indien, Impr. du
bin Thahir Al-Haddad, Sejarah Gouvernement, Harvard Universi-
Masuknya Islam di Timur Jauh. ty, 1886). Diterjemahkan; Rahayu
Diterjemahkan; S. Dhiya Shahab, Hidayat, (Ed. Terj. Bahasa Indo-
Jakarta: Lentera Basritama, 1997. nesia diterbitkan oleh Indonesian
Netherlands Cooperation in Is-
Assegaf, M. Hasyim. Derita Putri-Putri lamic Studies (INIS), 1989. Jakar-
Nabi Studi Historis Kafa’ah Syar- ta: Komunitas Bambu, 2010.
ifah, Bandung: PT. Remaja Ros-
dakarya, 2000. Blackburn, Susan. Jakarta: Sejarah
400 Tahun. (Judul Asli: Susan
Assegaf, Sayyid Husein Nabil. Sejarah Abeyasekere, Jakarta; A Histo-
Silsilah dan Gelar Keturunan Nabi Mu- ry. Revised Edition. Singapore:
hammad SAW, Malang: Penerbit Saraz, Oxford University Press, 1989).
2000. Diterjemahkan; Gatot Triwira, Ja-
karta:Masup Jakarta (Komunitas
Aziz, Abdul. Islam & Masyarakat Bet- Bambu), 2011.
awi. Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
2002. Blusse, Leonard. Persekutuan Aneh:
Pemukim Cina, Wanita Per-
Azra, Azyumardi.Jaringan Ulama anakan, dan Belanda di Batavia
Global dan Lokal Islam Nusan- VOC. Yogyakarta: LKiS, 2004.
tara, Bandung: Mizan, 2002.
Boxer, C.E. Jan Kompeni dalam Perang
Bahafdullah, Madjid Hasan. Dari Nabi dan Damai 1602-1799: Sebuah
Nuh Sampai Orang Hadramaut di Sejarah singkat tentang Perseku-
Indonesia Menelusuri Asal-Usul tuan Dagang Hindia Belanda. Ja-
Hadhrarim. Jakarta: Bania Pub- karta: Sinar Harapan, 1983.
lishing, 2010.
Budiman, Amen. Masyarakat Islam
Balfaqih, Alwi Ibnu Muhammad. Asal-
107
Akhmad Yusuf :
Dinamika Ekonomi Masyarakat Arab ...
108
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXII No.1, Januari 2016
109
Akhmad Yusuf :
Dinamika Ekonomi Masyarakat Arab ...
Scheltema, A.M.P.A. Bagi Hasil di Hin- Affandi, Bisri. ”Shaykh Ahmad Al-Sur-
dia Belanda. (Judul Asli: Deel- karti: Pemikiran Pembaharuan
bouw in Nederlandsch-Indie, dan Pemurnian Islam dalam Mas-
1931). Diterjemahkan; Marwan. yarakat Arab Hadrami di Indone-
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, sia.” Disertasi Doktor, Institut Ag-
1985. ama Islam Negeri Sunan Kalijaga,
1991.
Steenbrink, Karel A., Beberapa Aspek
Tentang Islam di Indonesia Abad Skripsi :
Ke-19. Jakarta: Bulan Bintang,
1984. Shahab, Yasmin Zacky, Masalah
Integrasi Minoritas Arab di
Suminto, H. Aqib. Politik Islam Hindia Jakarta. Depok: Fakultas Sastra-
Belanda: Het Kantoor voor In- UI, 1975.
landsche Zaken. Jakarta: LP3ES,
Wibowo, Agung, Gaya Hidup
1985.
Masyarakat Eropa di Batavia
Surjomihardjo, Abdurrachman. Perkem- Pada Masa Depresi Ekonomi
bangan Kota Djakarta; Djakarta (1930-1939). Depok: FIB-UI,
Raja: Dinas Museum dan Sedja- 2012.
rah DCI, 1970. Majalah Kontemporer :
Taylor, Jean Gelman. Kehidupan Sosial Historia, Nomor 15. Tahun II, 2013.
di Batavia (Orang Eropa dan Eur-
asia di Hindia Timur). (Judul Asli: Jurnal :
The Social World of Batavia).
Diterjemahkan; Tim Komunitas Jahroni, Jajang. “Menjadi Pribumi di
Bambu, Jakarta: Masup Jakarta Negeri Orang: Pergumulan Identi-
(Komunitas Bambu), 2009. tas Masyarakat Arab di Indonesia”.
Studia Islamika, Indonesian Jour-
Tjandrasasmita, Uka dan Tim Penyusun. nal for Islamic Studies, Vol. 7, No.
Sejarah Perkembangan Kota Ja- 3, Th. 2000. h. 163-189.
karta. Pemerintah DKI Jakarta:
Dinas Museum dan Pemugaran, Jonge, Huub de, “The Arab Mi-
2000. nority”, dalam Peter Post et al.
(ed.), The Encyclopedia of Indo-
_____, Arkeologi Islam Nusantara. nesia in the Pasific War. Leiden/
Jakarta:Kepustakaan Populer Boston: E.J. Brill, 2010, h. 346.
Gramedia, 2009.
Website/Internet :
Vlekke, Bernard H.M. Nusantara Se-
jarah Indonesia. (Judul Asli: Nu- http://djawatempodoeloe.multiply.com
santara: A History of Indonesia). http://www.gahetna.nl/
Diterjemahkan; Samsudin Ber-
lian, Jakarta: Kepustakaan Popul- www.historia.co.id
er Gramedia, 2008. h t t p : / / w w w. j a k a r t a . g o . i d / w e b /
encyclopedia/detail/451/batavia
110
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXII No.1, Januari 2016
h t t p : / / w w w. j a k a r t a . g o . i d / w e b /
encyclopedia/detail/755/arab
http://www.kependudukancapil.go.id
www.moranmicropublications.nl
http://phesolo.wordpress.com
http://tempodoeloe.wordpress.com
(Footnotes)
Van den Berg,Orang Arab di Nusantara,h. 139.
1
111
Akhmad Yusuf :
Dinamika Ekonomi Masyarakat Arab ...
112