Sei sulla pagina 1di 5

Jurnal

Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937


Vol. 6 No 2, 2018

Wisatawan Milenial Di Bali (Karakteristik, Motivasi, Dan Makna Berwisata)
Nina Ester Parhusip a, 1, I Nyoman Sukma Arida a, 2
1 ninaparhusip27@gmail.com, 2 sukma_arida@unud.ac.id
a Program Studi Sarjana Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata,Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia

Abstract
Nowadays travel is dominated by millenial generation, millenial generation is the first generation which
grow in digital environment or digital native. The purpose of this study is to explore the factors which influence travel
of millennial generation. The main topic discussed in this study is general characteristic of the millenial travel in Bali,
the motivation and meaning of travel. The topic discussed in this study show that millenial generation unlike the
previous generation when traveling, showing millennial generation have their own travel characteristics and
different technologies, play a massive role in travel choices.
This research is a descriptive quantitative and descriptive qualitative research. Quantitative research is
conducted to determine the characteristics and motivation of millenial tourists by using frequency analysis.
Qualitative research is used to know the meaning of travel after a tour. This study used 100 respondents representing
the characteristics and motivation of millennial tourists in Bali and semi structured interview with 6 people to know
the meaning of millenial generation travel in Bali, as well as techniques of determining informants using Accidental
Sampling.
The result of this research, that technology is very important for the millennial generation when traveling.
The results found that 73% of millennial tourists prefer spend money for a trip to materialistic ownership. The
motivation to look for something and attractive, culture and other uniqueness is the highest recorded. The meaning
of travel which tourists get is a human right, fundamental needs, health, soul development and education. Most of
millennials tell their journey in Bali as an unforgettable experience of culture, nature and other uniqueness.

Keywords : Millenial Tourist, Characteristics, Motivation, and Personal Meaning


I. PENDAHULUAN penghasilan untuk sebuah perjalanan dari pada
Kemajuannteknologinsedikit banyaknya harus membeli rumah,nbarang-barang bermerk
telah mempengaruhi perjalanan parangenerasi (fashion),ngadget. Besarnkecilnya penghasilan
milenial, hal ini menunjukkannbahwa teknologi tidak mematahkannkeinginan para generasi
merupakan salah satu yang penting dalam milenial untuk melakukannperjalanan wisata.
mempengaruhi cara generasi milenial dalam Dalamnmerencanakan perjalanannwisata,
melakukan perjalanan wisata. biasanya para generasi milenialncenderung
Generasinmilenialnrelatifnlebihnberaninketi spontan dan acuannyanadalah internet dan
ka melakukannperjalanan wisata jika mediansosial. Perilaku gemar melakukan
dibandingkan dengan generasinsebelumnya perjalanannwisata berkembang menjadi sebuah
biasa disebut dengan generasinx. Generasi x trend dikalangan milenial, dan
lebihnmenyukainperjalananndenganntujuan menganggapnmelakukan perjalanan wisata
relaksasii, sangat berbeda denganngenerasii adalah sebuah hak yang harus dilakukan.
milenialnpilihan melakukan perjalanan wisata Bali sebagai jendela pariwisata Indonesia
adalah untuknmencari pengalamannunik, baru, mempunyai peran yang sangat penting dalam
otentikndan personalndalam artiannpencarian roda pariwisata Indonesia. Pada saat ini
wisatawan milenial memiliki keinginan dan
maknanketika melakukannperjalanan wisata.
kebutuhan yang berbeda dari wisatawan paruh
Generasinmilenial relatifnlebih berani dan tidak baya sehingga untuk persiapan masa depan
menyerahnpada masalahnekonomi, senang pariwisata khususnya di Bali, harus memahami
melakukannsegala sesuatunsendiri hal ini kebutuhan yang berubah demi menjamin
sejalanadengan perkembangannteknologi keberlanjutan pariwisata Bali. Maka dari itu
sehingga generasinmilenial lebihnmandiri dan peneliti tertarik untuk meneliti karakteristik,
mengutamakannefisiensi. motivasi dan makna berwisata wisatawan
milenial di Bali.
Salah satu hal yang unik generasi milenal
yaitu lebih menyukai untuk mengalokasikan

299

Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 6 No 2, 2018

II. KEPUSTAKAAN Jakarta dan Germany merupakan yang paling
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini mendominasi dengan jumlah persentasi
adalah sebagai berikut: masing-masing 25%, USA 7%, Swedia dan
1. Konsep Generasi Milenial Manheim (1952 Bandung masing-masing 6%, Denmark dan
2 . Konsep Karakteristik Wisatawan Seaton dan Surabaya masing-masing 4%, India 3%,
Bennet (1996). Yogyakarta, Makassar, Solo masing-masing 2%,
3. Personal Meaning Frank (dalam Weibe, Italia, Brazil, Belgia, Rusia, dan Semarang
2001) mempunyai jumlah persentasi masing-masing
4. Tipologi Wisataw Plog, 1072 (dalam Pitana 1%
2005), 3. Karakteristik Wisatawan Milenial
5. Teori Motiva Yuan dan McDonald (1990) Berdasarkan Pekerjaan
III. METODE PENELITIAN Wisatawan milenial yang berkunjung ke Bali,
Lokasi penelitian ini dilakukan di Bali sebanyak 47% berprofesi sebagai pelajar, 37%
dengan penyebaran kuisioner berada di tiga karyawan, 5% sebagai pegawai pemerintah,
tempat yaitu Ubud, Seminyak dan Kuta. Jenis sebanyak 2% sebagai pengusaha serta 9%
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lainnya (travel blog, web desiner, desiner)
data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data 4. Karakteristik Wisatawan Milenial
berupa data primer dan sekunder. Teknik Berdasarkan Pengalokasian Penghasilan
pengumpulan data adalah observasi, Wisatawan milenial memilih untuk
wawancara, kuisioner dan studi kepustakaan. mengalokasikan penghasilanya untuk sebuah
Teknik penentuan informan dalam penelitian perjalanan dengan jumlah persentasi 73%.
yaitu Accidental Sampling dan informan Pengalokasian penghasilan dalam bentuk
sebanyak 6 orang wisatawan milenial. Teknik materi memiliki jumlah persentasi 19%.
pengambilan sampel yang digunakan yaitu Sedangkan untuk berinvestasi dan menabung
Accidental Sampling secara kebetulan. Jumlah memiliki jumlah persentasi 8%.
sampel yang digunakan ditentukan 5. Karakterisitik Wisatawan Milenial
menggunakan Rumus Slovin sebanyak 100 Berdasarkan Pentingnya Konektivitas
sampel sedangkan pengambilan sampel di 3 Internet
lokasi yaitu Ubud, Seminyak dan Kuta Salah satu penyebab wisatawan milenial
ditentukan menggunakan Quota Sampling. melakukan perjalanan wisata dan tegolong
Teknik analisis data data yang dipergunakan dalam wisatawan yang mandiri adalah
yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif dan dipengaruhi oleh koneksi internet. 49%
analisis statistik deskriptif. wisatawan milenial mengatakan bahwa koneksi
internet sangat penting ketika melakukan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN perjalanan wisata, 32% memilih cukup penting,
1. Karakteristik Wisatawan Milenial 14% memilih penting dan hanya 5% wisatawan
Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin milenial memilih tidak penting terhubung ke
Karakteristik wisatawan milenial internet dikarenakan lebih memilih untuk
berdasarkan usia yang berkunjung ke Bali menikmati perjalanan.
adalah usia 23-26 tahun yaitu populasi yang 6. Karakteristik Wisatawan Milenial
paling tinggi dalam penelitian ini yaitu dengan Berdasarkan Pekerjaan Pada Saat
jumlah persentasi 49%, 19-22 tahun dengan Melakukan Perjalanan Wisata
jumlah persentasi 32%, 27-30 tahun dengan Responden dalam penelitian rata-rata
jumlah persentasi 17% dan berusia 31-34 melakukan perjalanan wisata disebabkan
tahun 2%. Berdasarkan jenis kelamin karena memiliki motivasi, bukan semata-mata
wisatawan milenial yang berkunjung ke Bali, karena mempunyai pekerjaan. 90% memilih
bahwa perempuan memiliki jumlah persentasi tidak melakukan pekerjaan apapun ketika
lebih banyak dari pada laki-laki, yaitu 57% melakukan perjalanan wisata. Hanya 2 %
sedangkan laki-laki sebanyak 43%. wisatawan milenial sebagai travel blogger
2. Karakteristik Wisatawan Milenial sedangkan 8% memiliki pekerjaan seperti
Berdasarkan Daerah asal pengusaha.
Kunjungan wisatawan milenial ke Bali yaitu
berasal dari domestik dan mancanegara,

300

Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 6 No 2, 2018

7. Karakteristik Wisatawan Milenial 12. Motivasi Wisatawan Milenial Faktor
Berdasarkan Frekuensi Perjalanan Pendorong (Push Factor) dan Faktor
Frekuensi perjalanan wisatawan milenial Penarik (Pull Factor)
dalam setahun yaitu 43% melakukan Motivasi merupakan faktor penentu
perjalanan wisata sebanyak 2-3 kali, 24% wisatawan milenial melakukan perjalanan
memilih sekali dalam setahun, 15% memilih wisata. Faktor pendorong wisatawan milenial
enam kali dalam setahun, 13% memilih empat melakukan perjalanan yaitu Novelty and
sampai lima kali dalam setahun dan hanya 5% Knowledge Seeking, bahwa untuk mencari hal
mengatakan melakukan perjalanan wisata menarik 9%, bertemu dengan orang baru 4%,
hanya 1 kali dalam 2 tahun. mengetahui tentang Bali 4%, memiliki gaya
8. Karakteristik Wisatawan Milenial hidup yang berbeda5%, ingin berbagi
Berdasarkan Teman Perjalanan pengalaman 4%, berlibur dengan
Sebanyak 53% wisatawan milenial yang keluarga,pasangan teman 5%, hanya ingin
berkunjung ke Bali melakukan perjalanan mencoba makanan baru 6%. Wisatawan
bersama teman, 22% bersama keluarga, 12% milenial dengan motivasi
bersama pasangan, 11% solo traveling, hanya Rest and Relaxation yaitu untuk bersantai
2% melakukan perjalanan dengan sejenak, menikmati perjalanan, serta menikmati
berkelompok. pemandangan yang ada di Bali mempunyai
9. Karakteristik Wisatawan Milenial jumlah persentasi yaitu sebanyak 23%.
Berdasarkan Biaya Perjalanan Di Bali Wisatawan milenial dengan motivasi Fulfilling
Biaya perjalanan wisatawan milenial Dream yaitu untuk mengunjungi tempat yang
selama berada di Bali yaitu 34% memilih USD mengesankan, yang belum pernah dikunjungi
200-399, 28% memilih USD600-1000, 23% teman, destinasi wisata impian, ingin lebih
memilih USD400-599, 9% memilih USD<200 sehat dan bugar, mengunjungi tempat dengan
dan 6% memilih USD>1000. Dalam penelitian rekomendasi orang lain, tempat populer dan
ini responden berasal dari domestik dan spritual memiliki persentasi sebanyak 16,9%.
mancanegara. Wisatawan milenial dengan motivasi ingin
10. Tipologi Wisatawan Milenial melihat cara hidup yang unik, berpetualang,
Tipologi wisatawan milenial yang yang mencari sumber budaya, jumlah persentasinya
berkunjung ke Bali adalah, sebanyak 49% sebanyak 22%. Motivasi wisatawan dengan
merupakan allocentric yang menyukai hal-hak prestige, untuk harga diri dan menikmati
baru, unik, berpetualang, mencari tempat baru, kemewahan sebanyak 1,1 %.
dan tidak banyak diketahui oleh orang lain, Motivasi wisatawan milenial dengan faktor
serta memilih untuk menggunakan fasilitas penarik dengan kategori Safety, Cleanliness &
seadanya yang ada pada masyarakat lokal. Variety of Attraction yaitu unutk mengunjungi
Sebanyak 41% merupakan mid-centric dan pura, kesenian, budaya, banyaknya kegiatan
sebanyak 10% merupakan psycocentric yaitu outdoor, aman, imej yang positif, cuaca
wisatawan yang lebih menyukai tempat-tempat bersahabat, mengunjungi teman, sumber daya
populer. pariwisata memadai yaitu dengan persentasi
11. Karakteristik Wisatawan Milenial 54%. Motivasi wisatawan milenial Events &
Berdasarkan Biaya Perjalanan Secara Activities memilih Bali karena cocok unutk
Umum liburan keluarga, karena adanya festival,
Karakterisitik biaya perjalanan wisatawan pemandangan bawah laut, spritual, yoga,
milenial pada umumnya ketika melakukan mencoba spa, aktivitas wisata dengan jumlah
perjalanan wisata yaitu sebanyak 31% persentasi sebanyak 29%. Motivasi wisatawan
biasanya menghabiskan sekitar USD600-1000, milenial dengan Affordable Price yaitu karena
30% menghabiskan USD400-599, 21% harga wisata terjangkau, mata uang terjangkau,
mengabiskan sebanyak USD200-399, 13% destinasi wisatanya dekat dengan persentasi
memilih menghabiskan USD<200, dan sebanyak 12%. Motivasi wisatawan milenial dengan
5% menghabiskan USD>1000 . Travel Arrange-ment yaitu dengan persentasi
sebanyak 1%.

301

Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 6 No 2, 2018

13. Makna Berwisata Wisatawan Milenial tersebut untuk berinvestasi, bukan dalam
Pencarian makna wisatawan milenial bentuk materi tetapi investasi kebahagiaan
meliputi pencarian jati diri dan perkembangan merefresh pikiran, serta ingin lebih menikmati
diri/pemberdayaan diri. masa muda, seperti pernyataan berikut:
a. Pencarian Jati Diri “Berinsvestasi itu bukan hanya materi tapi
Salah satu yang mencerminkan makna traveling juga merupakan investasi untuk
perjalanan wisatawan milenial adalah fikiran, menjadi lebih sehat. Selain itu
pencarian jati diri, melakukan traveling bukan merupakan cara saya menikamti masa
hanya sekedar fisik saja tetapi bagaimana sikap muda untuk mengeksplorasi kehidupan
terhadap orang lain seperti yang diungkapkan yang berbeda, sebelum saya terikat dengan
Anna Louiza berikut: sesuatu hal yang tidak bisa membuat saya
“Perjalanan di Bali selama dua minggu saya sebebas sekarang.” (Vernove, Jakarta)
rasa belum memberikan banyak hal baru. Selain melihat sudut pandang dalam
Namun, saya begitu terkesan dengan nilai- kehidupan, salah satu wisatawan milenial
nilai budaya dan agama. Mereka berpendapat bahwa tujuan melakukan
mempercayai bahwa karma itu berlaku traveling adalah untuk menunjukkan keorang
artinya setiap perbuatan baik atau buruk lain, disini lebih meningkatkan harga diri, dan
akan mendapat balasan sesuai dengan apa tidak mau hidup yang biasa-biasa saja:
yang telah kita perbuat.” (Anna Louiza, “Sebenarnya saya traveling salah satu
Brazil) faktornya adalah buat pamer sih, tapi yang
Selain itu pendapat yang lain tentang benar motivasi saya adalah, saya gak mau
makna perjalanan adalah ingin lebih mengenal melihat apa yang biasanya orang lihat, saya
diri sendiri bertemu dengan orang banyak, mau lebih dari mereka.” (Elsa, Jakarta)
serta ingin melihat hidup dari sudut pandang Dari hasil wawancara makna perjalanan
yang berbeda, serta meninggalkan aktivitas wisata yang didapatkan cukup berbeda-beda.
sejenak di daerah asal untuk menikmati waktu Pendapat setiap wisatawan milenial terhadap
untuk lebih mengenal kelemahan dan sejenak cara pandang mereka ketika melakukan
untuk menyenangkan jiwa seperti pernyataan perjalanan wisata. Makna yang mereka
berikut: dapatkan terkait dengan jati diri, kebanyakan
“Saya ingin merubah keseharian saya di wisatawan milenial beranggapan bahwa ketika
Jerman, untuk mengenal lebih dalam melakukan perjalanan mereka lebih mengenal
pribadi saya, menikamati waktu untuk diri mereka dengan baik, menganal orang yang
bersantai sehingga saya bisa mengenali bersama mereka ketika melakukan perjalanan
kelamahan saya, mendapatkan pengalaman wisata bersama, selain itu ingin melihat
serta orang-orang yang berbeda, serta cara kehidupan melalui perspektif yang lain, lebih
pandang hidup saya.”(Jennie Reirth, ingin menikmati masa muda sebelum memiliki
Germany) keluarga baru, lebih percaya diri, lebih mandiri,
Selanjutnya makna yang didapat dan ketika melakukan perjalanan tentunya
wisatawan milenial ketika melakukan wisatawan milenial mendapatkan pengalaman
perjalanan adalah ingin melihat lebih banyak yang luar biasa dan lebih berani.
lagi pemandangan baru, budaya baru serta a. Pengembangan Diri dan Pemberdayaan
ingin mendapatkan pengalaman yang luar biasa Diri.
sehingga dapat mengembangkan cara pandang Banyak makna yang didapat ketika
baru; melakukan perjalanan wisata. Dalam hal
“Ketika saya traveling saya ingin ini pecarian jati diri masih berkaitan
mendapatkan hal-hal baru, tetapi ini bukan dengan pengembangan
tentang akomodasi atau pemandangan, ini
diri/pemberdayaan diri. Wisatawan
tentang pengalaman yang luar biasa, saya
milenial mendapatkan banyak makna
tidak ingin meninggal tanpa melihat lebih
banyak dari dunia ini.” (Carsten Boocks, ketika melakukan perjalanan wisata. Selain
Germany) dari mencari jati diri, wisatawan milenial
Wisatawan milenial juga berpendapat belajar mengembangkan diri atau
bahwa melakukan suatu perjalanan wisata memberdayakan diri mereka sendiri, hal

302

Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 6 No 2, 2018

tersebut didukun melalui pernyatan Bali memiliki makna berwisata untuk mencari
berikut. pencarian jati diri dan pemberdayaan diri
“Banyak hal yang saya dapatkan dari /pengembangan diri sendiri.
perjalanan wisata, rasa bahagia, merasa
puas, dan bisa merefresh pikiran saya, lebih 5.2 Saran
terbuka dengan hal-hal baru. Bisa Sebanyak 49% wisatawan milenial yang
menambah relasi, sehingga lebih mudah berkunjung ke Bali merupakan allocentric.
menghadapi staff dikantor, ada rasa Kebanyakan allocentric melakukan perjalanan
kebanggaan tersendiri, saya jadi terpacu wisata secara mandiri, dengan bantuan
untuk tetap sehat karena masih banyak teknologi, serta mencari pengalaman unik. Hal
tempat yang belum saya kunjungi.” ini mengakibatkan pelaku industri pariwisata
(Vernove, Jakarta) harus memanfaatkan teknologi digital dalam
melakukan promosi produk pariwisata.
“Saat traveling ada rasa bahagia pastinya
saya mendapatkan inspirasi, lebih bebas
DAFTAR PUSTAKA
mengekspresikan diri, karena saya dapat
melakukan segalanya tanpa ada yang Haryono, Wing. 1978. Pariwisata Rekreasi dan
melarang.” (Sandra, Germany) Management, Ilmu Publisher. Bandung
Mannheim, K. (1952). The Problem of Generations. Essays
on the Sociology of Knowledge, 24(19), 276-322–
“Saya melakukan perjalanan itu semua 24.
karena keinginan saya, tentunya saya Pitana, I Gede. 2005. Sosiologi Pariwisata, Kajian Sosiologis
merasa puas dan menikmati perjalanan terhadap Struktur, Sistem, dan Dampak-
tersebut. Ketika saya kembali, saya dampak Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.
Yuan, S dan McDonald, C. 1990. Motivational Determinates
membagikam pengalaman saya yang
Of International Pleasure Time. Jurnal Travel
berbeda dan lebih mengapreisiasi sesuatu Research, 24(1), 42-44.
darui sudut pandang yang berbeda. Saya Sumber lain:
merasa senang dan lebih percaya diri ketika https://phinemo.com/generasi-millennial-ubah-industri-
bertemu dengan orang orang
pariwisata/ (diakses pada 6 februari 2018)
baru.”(Carsten Boock, Germany)
Dari setiap perjalanan wisata yang
dilakukan wisatawan milenial memaknai
perjalanannya tersendiri.

V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Sebanyakk73%i wisatawannmilenialndi Bali
memilih akan mengalokasikan pendapatannya
untuknsebuahnpengalaman/travellingndibandi
ngkanndengannkepemilikannmaterialistik, dan
menunjukkannperjalanannwisatanadalahnprio
ritasndalamnpengalokasiannpendapatannya.
Wisatawan milenial yang berkunjung ke Bali,
sebanyak empat puluh sembilan persen
allocentric dan empat puluh satu persen mid-
centric dan sepuluh persen adalah
psychocentric.
Motivasinwisatawannmileniali melakukan
perjalanan wisata ke Bali di dominasi oleh
komponen faktor pendorong Novelty and
Knowledge Seeking, sedangkan untuk faktor
penarik di dominasi oleh komponen Safety,
Cleanliness & Variety of Attraction. Sedangkan
untuk wisatawan milenial yang berkunjung ke

303

Potrebbero piacerti anche