Sei sulla pagina 1di 9

Jurnal Kesehatan Vol 3, No.

1 Mei 2013

EFEKTIFITAS TIRAH BARING TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI


DADA PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT (NON STEMI)
DI RUANG DAHLIA RSUD NGANJUK

Trisnanto
Ida Ayu Dwi Puspita Rini

Staf Dosen
Stikes Satriya Bhakti Nganjuk

ABSTRACT

Acute Infark Miocard(Non Stemi) is the death of miocard tissue because of the damage of coroner
miocard blood circulation. This effect is left chest pain. Maintaning the pain must be done as soon as
possible, one of than is totally bed rest, to prevent the activate of simpatism nerve. The aim of the research is
to know the intensity of chest pain of acute infark miocard (Non Stemi) on bed rest in Dahlia Hospital
Nganjuk.
This research use Pre-experiment one group pre-test post-test design. The population is all of acute
Infark Miocard Acute (Non Stemi) cured in Dahlia RSUD Nganjuk of 20 patients, sample was amounted
15 respondents, sampling was used accidental sampling. The independent variable is giving bed rest,
dependent variable is lowering chest pain, data were analyzed by hypothesis testing of wilcoxon with α ≤
0,05.
From this research found that patient of chest pain with acute infark miocard (Non Stemi) before bed
rest who have medium chest pain are 100% (15 respons/ patiens). After having bed rest 86 % (13 persons)
got light chest pain, and 14% (2 persons) still have medium chest pain. The result of hypothesis testing
wilcoxon is showed ρ value = 0,000 ≤ α = 0,05 therefore Ho refused and H1 accepted.
It is a hope that hospital make “protap” applying bed rest as nurse guidance in curing heart coroner.
Hopefully for the next researcher to expand the research not only having bed rest of acute infark miocard
(Non Stemi) patient but also to another patient but also to another patients of another cases.

Keywords : Chest pain, Infark Miocard Acute (Non Stemi), Bed Rest.

PENDAHULUAN penyempitan atau sumbatan arteri koroner


Penyakit Infark Miokard Akut sampai diakibatkan oleh arterosklerosis atau
saat ini tetap mendapat perhatian besar, penurunan aliran darah akibat syok atau
karena terbukti bahwa penyakit tersebut perdarahan. Nyeri dada bagian kiri adalah
sebagai salah satu penyebab utama kematian keluhan pasien Infark Miokard Akut yang
penyakit kardiovaskuler. Infark Miokard paling sering tampil dan dalam beberapa hal
Akut adalah kematian jaringan miokard dapat cukup gawat untuk dilukiskan sebagai
diakibatkan oleh kerusakan aliran darah nyeri yang paling buruk yang pernah
koroner miokard, yang disebabkan ketidak dialami pasien (Carpenito L, 2001). Infark
adekuatan aliran darah paling umum terjadi Miokard Akut merupakan suatu keadaan
gawat darurat jantung dengan manifestasi
Jurnal Kesehatan Vol 3, No.1 Mei 2013

klinis berupa keluhan perasaan tak enak dirawat dengan penyakit Infark Miokard
atau nyeri dada dengan lokasi khas Akut 121 dan jumlah yang meninggal 24
substernal atau kadang kala epigastrium orang, dari data tersebut menunjukkan
dengan ciri seperti di peras, perasaan adanya peningkatan morbiditas dan
seperti di ikat, perasaan terbakar, nyeri mortalitas setiap tahunnya.
tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan. Proses dasar terjadinya Infark Miokard
Pengobatan primer non farmakologi yang di Akut akibat trombus menyumbat aliran
berikan pada pasien penyakit jantung adalah darah arteri koroner yang di akibatkan oleh
Tirah Baring dengan tujuan agar jaringan arterosklerosis sehingga suplay nutrisi dan
yang mengalami infark membaik. Dengan O2 ke bagian distal terhambat.
demikian akan mengurangi insiden Alterosklerosis merupakan proses
terjadinya komplikasi perluasan daerah pembentukan plak (plak arterosklerotik)
infark dan mengurangi ukuran akhir infark. akibat akumulasi beberapa bahan seperti
Dari observasi penelitian di lapangan makrofag dan flag fibrosa yang mengandung
beberapa pasien yang meninggal, padahal otot polos dan kolagen. Proses pecahnya
sudah dikatakan melewati masa kritis plak arterosklerosis atau kerak pada
(dalam tahap pemulihan). Sebagai akibat pembuluh darah sehingga terjadi
tidak melaksanakan bedrest yang di penyempitan dan menyebabkan angina
anjurkan petugas kesehatan, banyak di pektoris tak stabil dan tak sampai
antara mereka ngobrol dengan keluarga menimbulkan kematian jaringan. Trombus
yang besuk, buang air besar di kamar mandi biasanya transien atau labil dan
sehingga pasien mengalami sesak dan menyebabkan oklusi sementara yang
kembali pada fase awal serangan lagi, berlangsung antara 10-20 mnt. Bila oklusi
sehingga mengakibatkan kematian jaringan menyebabkan kematian jaringan tetapi
semakin meluas dan resiko terjadi kematian dapat di atasi oleh kolateral atau lisis
lebih tinggi. trombus yang cepat maka akan terjadi Non
Penyakit kardiovaskuler saat ini Stemi (tidak merusak seluruh lapisan
menempati urutan pertama penyebab miokard). Trombus yang terjadi dapat lebih
kematian di dunia, diperkirakan diseluruh persisten dan berlangsung sampai lebih dari
dunia Infark Miokard Akut pada tahun 2020 1 jam. Bila oklusi menetap dan tidak di
menjadi pembunuh pertama tersering yakni kompensasi kolateral maka keseluruhan
sebesar 36% dari seluruh kematian. Di lapisan miokard mengalami nekrosis atau di
Indonesia dilaporkan Infark Miokard Akut kenal juga dengan Stemi. Trombus yang
yang dikelompokkan (penyakit sistem terbentuk bersifat stabil dan persisten yang
sirkulasi) merupakan penyebab utama dan menyebabkan perfusi miokard terhenti
pertama dari seluruh kematian, yakni secara tiba-tiba yang berlangsung lebih 1
sebesar 26,4% (Libby P, 2002). Menurut jam dan menyebabkan nekrosis miokard
data dari Dinas Propinsi Jawa Timur tahun transmural sehingga dapat menyebabkan
2011 dilaporkan bahwa angka kematian kematian. Penanganan nyeri dada pada
akibat penyakit kardiovaskuler diperkirakan Infark Miokard Akut (Non Stemi) adalah
53,5 per 10.000 penduduk pertahun. Dari untuk memaksimalkan curah jantung
data jumlah pasien yang dirawat di RSUD sementara beban jantung terbatas.
Nganjuk dengan penyakit Infark Miokard Meminimalkan beban kerja jantung dapat di
Akut pada tahun 2010 adalah 106 dan lakukan dalam berbagai cara salah satunya
jumlah pasien yang meninggal 15 orang. dengan bedrest, kerja Miokard dapat di
Pada tahun 2011 jumlah penderita yang
Jurnal Kesehatan Vol 3, No.1 Mei 2013

batasi hanya dengan penggunaan energi oleh Rumah Sakit Umum Daerah
seluruh tubuh (IPd. FKUI Jilid III) Nganjuk.
Penanganan rasa nyeri harus di lakukan b. Mengidentifikasi tingkat nyeri dada
sedini mungkin salah satunya dengan tirah pasien Infark Miokard Akut (Non
baring total, untuk mencegah aktivasi saraf Stemi) pasien setelah tirah baring di
simpatik karena dapat menyebabkan Rumah Sakit Umum Daerah
takikardi, vasokontriksi, dan meningkatkan Nganjuk.
tekanan darah yang pada tahap selanjutnya c. Menganalisis efektifitas tirah baring
dapat memperberat beban jantung dan terhadap penurunan intensitas nyeri
memperluas kerusakan Miokardium dada pada pasien Infark Miokard Akut
(Brunner & Sudarth, 2002). Tujuan tirah (Non Stemi) di Rumah Sakit Umum
baring adalah untuk menurunkan Daerah Nganjuk.
kebutuhan oksigen jantung dan untuk
meningkatkan suplai Oksigen. Perawat METODOLOGI PENELITIAN
perlu mengetahui penatalaksanan medis Penelitian ini termasuk rancangan
yang umum dilakukan pada fase serangan penelitian Pra-eksperiman one-group pre-
akut, sehingga perawat dapat memberikan test post-test designifikann, yaitu
intervensi keperawatan pada pasien dengan mengungkapkan hubungan sebab akibat
Infark Miokard Akut (NonStemi). Istirahat dengan cara melibatkan satu kelompok
merupakan cara efektif untuk membatasi subjek. Kelompok subjek diobservasi
aktifitas fisik. Pengurangan atau sebelum dilakukan intervensi, kemudian
penghentian seluruh aktivitas pada diobservasi lagi setelah intervensi.
umummya akan mempercepat penghentian (Nursalam, 2003).
nyeri. Klien boleh diam tidak bergerak, Populasi dalam penelitian ini adalah
dipersilahkan duduk atau sedikit melakukan Semua pasien Infark Miokard Akut (Non
aktivitas (Brunner & Sudarth, 2002). Stemi) yang dirawat di Ruang Dahlia RSUD
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti Nganjuk sebanyak 20 responden. Sampel
tertarik untuk melakukan penelitian dngan dalam penelitian ini adalah sebagian pasien
judul “Efektifitas Tirah Baring Terhadap Infark Miokard Akut (Non Stemi) yang
Penurunan Intensitas Nyeri Dada Pada dirawat di Ruang Dahlia RSUD Nganjuk
Pasien Infark Miokard Akut (Non Stemi) di yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 15
Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk”. responden. 4 responden lain didiskualifikasi
karena 1 responden menggunakan terapi
Tujuan Penelitian sedatif, 2 responden berusia lebih dari 63
1. Tujuan Umum tahun, dan 1 responden tidak kooperatif.
Tehnik pengambilan sampel dengan Accidental
Mengetahui efektifitas tirah baring Sampling, yaitu suatu teknik pengambilan
terhadap penurunan intensitas nyeri dada sampel dengan cara menetapkan siapa saja
pada pasien Infark miokard akut (Non yang secara kebetulan bertemu dengan
Stemi) di Rumah Sakit Umum Daerah peneliti dapat digunakan sebagai sampel
Nganjuk. bila dipandang orang yang ditemui itu
cocok dan sesuai dengan kriteria inklusi.
2. Tujuan Khusus Pada penelitian ini variable terdiri
dari yaitu variabel bebas adalah tirah baring.
a. Mengidentifikasi tingkat nyeri dada Dan variable terikatnya adalah penurunan
pasien Infark Miokard akut (Non nyeri dada.
Stemi) pasien sebelum tirah baring di
Jurnal Kesehatan Vol 3, No.1 Mei 2013

Hasil Penelitian Pembahasan


1. Tingkat intensitas nyeri dada pasien 1. Tingkat nyeri dada pasien Infark
Infark Miokard Akut (Non Stemi) di Miokard Akut (NonStemi) di ruang
ruang Dahlia RSUD Nganjuk sebelum Dahlia Rumah Sakit Umum Nganjuk
diberikan tirah baring sebelum diberikan tirah baring
Intensitas
Frekuensi (%) Bahwa tingkat nyeri dada pasien
Nyeri dada
Infark Miokard Akut (Non Stemi) sebelum
Tidak nyeri 0 0
diberikan tirah baring seluruhnya dalam
Ringan 15 100
kategori sedang yaitu sebesar 100% (15)
Sedang 0 0 responden. Pada penelitian ini faktor yang
Berat 0 0 mempengaruhi tingkat nyeri dada pasien
Sangat berat 0 0 Infark Miokard Akut (Non Stemi) adalah
TOTAL 15 100
jenis kelamin responden yang sebagian
besar laki – laki sebesar 73 % (11)
2. Tingkat nyeri dada pasien Infark responden,
Miokard Akut (Non Stemi) di ruang Infark Miokard Akut (Non Stemi)
Dahlia RSUD Nganjuk setelah diberikan adalah penyakit jantung yang disebabkan
tirah baring oleh karena sumbatan arteri koroner.
Intensitas Nyeri Frekuensi (%) Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya
dada aterosklerotik pada dinding arteri koroner,
Tidak nyeri 0 0 sehingga menyumbat aliran darah ke
Ringan 13 86 jaringan otot jantung (Corwin J Elisabeth
Sedang 2 14 2007). Faktor resikoyang tidak dapat
Berat 0 0 dirubah adalah hereditas/keturunan, usia
Sangat berat 0 0 lebih dari 40 tahun, Ras, insiden lebih
tinggi responden berkulit hitam. Pria lebih
Total 15 100
sering daripada wanita(Tambayong Jan,
2001).Teori nyeri yang dikemukakan oleh
3. Efektifitas tirah baring terhadap
Brunner dan Suddarth (2002) dikatakan
penurunan intensitas nyeri dada pada
bahwa gerakan fisik dan bekerja dalam
pasien Infark Miokard Akut (Non
aktifitas sehari-hari sangat berkaitan dengan
Stemi) di ruang Dahlia RSUD Nganjuk.
timbulnya nyeri.
Intensitas Nyeri Tirah Baring Sebagian besar responden yang
dada Sebelum Sesudah menderita Infark miokard akut (non stemi)
N % N %
Tidak nyeri 0 0 0 0 berjenis kelamin laki – laki, hal ini
disebabkan karena laki – laki cenderung
Ringan 0 0 13 86
memiliki pola hidup yang tidak sehat
Sedang 15 100 2 14 dibandingan perempuan. Laki – laki
Berat 0 0 0 0 cenderung merokok, mengkonsumsi kopi,
mengkonsumsi makanan berlemak instan
Sangat berat 0 0 0 0 yang menyebabkan resiko terjadinya
Jumlah 15 100 15 100 arterosklerosis lebih tinggi. Selain itu,
aktifitas laki – laki cenderung lebih besar
Wilcoxon : ρ = 0.000 α = .005
dibanding perempuan sehingga resiko
terjadinya serangan nyeri dada pasien infark
Jurnal Kesehatan Vol 3, No.1 Mei 2013

miokard akut (non stemi) lebih tinggi 3. Efektivitas tirah baring terhadap
dibanding perempuan. intensitas nyeri dada pasien Infark
Miokard Akut (Non Stemi) di ruang
2. Tingkat nyeri dada pasien Infark Dahlia Rumah Sakit Umum Nganjuk.
Miokard Akut (Non Stemi)setelah Hasil uji hipotesis Wilcoxon yang
diberikan tirah baring di ruang Dahlia menunjukkan nilai signifikansi (α = o,ooo).
Rumah Sakit Umum Nganjuk. Nilai signifikansi (α = o,ooo) ≤ 0,05 (α ≤
Bahwa tingkat nyeri dada pasien α.), hal ini berarti Ho ditolak dan H1
Infark Miokard Akut (Non Stemi) setelah diterima dengan demikian ada pengaruh
diberikan tirah baring hampir seluruhnya tirah baring terhadap penurunan intensitas
dalam kategori ringan yaitu sebesar 86% nyeri dada pada pasien infark miokard akut
(13) responden. Pada penelitian ini faktor (non stemi) di ruang Dahlia RSUD
yang mempengaruhi tingkat nyeri dada Nganjuk.
pasien Infark Miokard Akut (Non Stemi) Tirah baring merupakan bagian yang
adalah jenis kelamin responden. Hal ini penting dari pengobatan gagal jantung
dibuktikan dengan uji korelasi koefisien kongestif, khususnya pada tahap akut dan
kontingensi yang menunjukan nilai sulit disembuhkan. Tirah baring membantu
signifikansi (α value) = 0,012. α value ≤ α dalam menurunkan beban kerja dengan
(0,05) yang berarti ada hubungan jenis menurunkan volume intra vascular melalui
kelamin dengan tingkat nyeri dada pasien induksi durasis berbaring. Istirahat akan
Infark Miokard Akut (Non Stemi) di ruang mengurangi kerja jantung, meningkatkan
Dahlia RSUD Nganjuk setelah diberikan tenaga cadangan jantung, dan menurunkan
tirah baring. tekanan darah. Lamanya berbaring juga
Secara umum, pria dan perempuan merangsang terjadinya duresis karena
tidak berbeda secara bermakna dalam berbaring akan memperbaiki perfusi ginjal.
berespon terhadap nyeri. Beberapa Istirahat juga mengurangi kerja otot
kebudayaan yang mempengaruhi jenis pernapasan dan penggunaan oksigen.
kelamin dalam berespon terhadap nyeri Frekuensi jantung yang menurun akan
misalnya seorang laki – laki dianggap harus memperpanjang periode diastolic
berani dan tidak boleh menangis, sedangkan pemulihan sehingga memperbaiki efisiensi
seorang perempuan boleh menangis dalam kontraksi jantung (Muttaqin Arif, 2009).
situasi yang sama. Tirah baring merupakan Tirahbaring yang diberikan pada pasien
bagian yang penting dari pengobatan gagal Infark miokard akut (non stemi) dapat
jantung kongestif, khususnya pada tahap memberikan perubahan yang nyata
akut dan sulit disembuhkan. Tirah baring terhadap penurunan nyeri dada, hal ini
dapat menurunkan seluruh kebutuhan kerja disebabkan karena dengan melakukan tirah
jantung (Potter &Perry, 2005). baring total dapat menurunkan beban kerja
Hampir seluruhnya responden yang jantung. Ketika seseorang dalam keadaan
mengalami penurunan tingkat nyeri dada tirah baring kebutuhan metabolik menurun
setelah diberikan tirah baring berjenis dibandingkan saat sedang melakukan
kelamin laki – laki, hal ini disebabkan aktifitas, penurunan kebutuhan metabolik
karena laki- laki lebih memiliki ambang memberikan kesempatan pada jantung
nyeri yang lebih tinggi dibandingkan untuk memperbaiki suplai nutrisi dan
perempuan. oksigenasi pada jaringan jantung sendiri
sehingga dapat mengurangi intensitas nyeri
Jurnal Kesehatan Vol 3, No.1 Mei 2013

dada yang dirasakan pasien Infark miokard Corwin J.E. (2007) Buku saku patofisiologi
akut (non stemi) tersebut. edisi 3 ; EGC ; Jakarta
Doenges, M.E. (2000). Rencana Asuhan
Simpulan Keperawatan, Jakarta : EGC.
Berdasarkan hasil penelitian Garrison J.S. (2001). Handbook of physical
dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai medicine and rehabilitation: the basics ;
berikut : Williams & wilkins 530 walnut street ;
1. Intensitas nyeri dada pasien Infark Philadelphia USA.
Miokard Akut (Non Stemi) sebelum
Johannes N. (2010) Penyakit Jantung Intai Usia
dilakukan tirah baring di ruang Dahlia Produktif (http://jatim.
RSUD Nganjuk pada tanggal 10 vivanews.com/news/read/penyakit_jant
Desember 2012 – 10 Januari 2013 ung_intai_usia_produktif diakses pada tgl
seluruhnya dalam kategori sedang 10 Juni 2011).
yaitu 100% (15 orang).
Kozier & Erb, (2009) Buku Ajar Praktik
2. Intensitas nyeri dada pasien Infark Keperawatan Klinis, Jakarta ; Edisi 5.
Miokard Akut (Non Stemi) setelah Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
dilakukan tirah baring di ruang Dahlia
RSUD Nganjuk pada tanggal 10 Lynda J.C.. (2001). Handbook Of Nursing
Diagnosis. Edisi 8. Jakarta : EGC
Desember 2012 – 10 Januari 2013
sebagian besar dalam kategori ringan Muttaqin, A. (2009). Pengantar Asuhan
yaitu 86 % (13 orang). Keperawatan Klien dengan Gangguan
3. Tirah baring efektif terhadap Sistem Kardiovaskular.Jakarta:Salemba
penurunan intensitas nyeri dada Medika
pasien Infark Miokard Akut (Non Notoatmodjo S. (2005). Metodologi Penelitian
Stemi) di ruang Dahlia RSUD Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Nganjuk. Hal ini berdasarkan hasil uji , (2010) Metodologi Penelitian
hipotesis Wilcoxon dengan nilai α Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
value = 0,000 dan α = 0,05. Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:
DAFTAR PUSTAKA Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen
Arief, Nurhaeni. (2010). Buku Pintar Penelitian Keperawatan/ Nursalam,
Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Salemba Medika, Jakarta
Yogyakarta : Pyaramedia. Halaman: 5- , (2003). Metodologi Penelitian
65. Keperawatan. Jakarta: CV. Informatika.
Alimul H.A. (2007). Metode Penelitian PAPDI. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Dalam, edisi IV, Departemen Ilmu
Jakarta ; Salemba Media. Penyakit Dalam FK UI, Jakarta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu Smeltzer, S.C. (2001). Buku Ajar Keperawatan
pendekatan praktik, Jakarta ; Rineka Cipta Medikal-Bedah Brunner &
, (2006). Prosedur penelitian Suddarth.Jakarta.
suatu pendekatan praktik, Jakarta ; Rineka Sudoyo, A.W. (2007). Buku Ajar Ilmu
Cipta Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Pusat
Brunner & Suddarth, (2002). Buku Ajar Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, FK UI,
Keperawatan Medikal- Bedah. Edisi 8, Jakarta
EGC; Jakarta
Jurnal Kesehatan Vol 3, No.1 Mei 2013
Jurnal Kesehatan Vol 3, No.1 Mei 2013

Sugiyono. (2003). Statistika Untuk Penelitian.


Alfabeta, Jakarta
, (2005). Statistika Untuk
Penelitian, Alfabeta, Jakarta
Sylvia A.W.,(2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Jurnal Kesehatan Vol 3, No.1 Mei 2013

Tambayong J, (2001) Patofisiologi untuk keperawatan ; EGC ; Jakarta


Tamsuri A, (2006). Konsep & penatalaksanaan nyeri, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Udjianti, W.J. (2010) Keperawatan
Kardiovaskular

Potrebbero piacerti anche