Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
48
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
ABSTRAK
49
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
50
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
51
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
52
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
2011). Hal ini diperkuat oleh Laporan dihafal sehingga berdampak pada
United Nation Development Program rendahnya kemampuan peserta didik
menyatakan bahwa posisi Indonesia pada aspek kognitif, b) aspek kognitif
dalam Human Development Index tingkat tinggi seperti analisis,
pada tahun 2011 berada pada mengolah masalah, mengevaluasi,
peringkat 124 dari 187 negara, dan menciptakan belum biasa
sedangkan di Asia Pasifik, Indonesia dilatihkan kepada peserta didik, c)
berada di Nomor 12 dari 20 negara peserta didik masih kesulitan dalam
yang disurvei (UNDP dalam Huda, menerapkan pengetahuan yang
2011). dimiliki dalam kehidupan sehari-hari,
Indikator kedua, berdaskan hasil d) peserta didik juga belum biasa
penelitian yang dilakukan oleh Juni menyelesaikan suatu permasalahan
(dalam Santyasa, 2005) bahwa yang didahului dengan kegiatan
kemampuan pemahaman konsep penyelidikan.
siswa masih sangat rendah, siswa Model pembelajaran yang cocok
masih berada pada tahap menghapal untuk menyelesaikan permasalahan
konsep, sehingga hal tersebut yang tersebut adalah model pembelajaran
menjadi penyebab rendahnya aktif yang merupakan salah satu
kemampuan pemecahan masalah, hal model pembelajaran yang dipilih
tersebut didukung oleh hasil penelitian sebagai alternatif lain dari
Wasiso (2013) bahwa kemampuan pembelajaran yang menempatkan
pemecahan masalah siswa masih siswa sebagai penerima pengetahuan
sangat kurang, sehingga perlu (Mahmood dalam Sadia, 2007, hlm.
dikembangkan untuk menyelesaikan 57). Pembelajaran aktif, memberikan
minimalnya masalah-masalah yang kesempatan bagi siswa untuk dapat
berhubungan dengan kehidupan secara langsung terlibat dalam
mereka, selain hasil penelitian pembelajaran melalui tulisan singkat,
tersebut berdasarkan hasil studi diskusi, think-pair-share, kuis formatif,
pendahuluan terungkap bahwa debat, bermain peran (role playing),
kemampuan pemahaman konsep dan pembelajaran kooperatif,
pemecahan masalah siswa masih pembelajaran kolaboratif dan
sangat kurang. Dari kedua indikator presentasi (Malik dalam Taupiq,
tersebut menunjukan bahwa 2011).
kemampuan pemahaman konsep dan Salah satu model pembelajaran
pemecahan masalah perlu aktif adalah model Problem Based
dikembangkan. Learning. Model Problem Based
Adapun penyebab kedua hal Learning merupakan model
tersebut masih sangat rendah pembelajaran yang didesain untuk
diantaranya yaitu : a) pelajaran IPA menyelesaikan masalah yang
dikalangan peserta didik kelas V disajikan. Model ini menyuguhkan
masih dianggap sebagai produk, yaitu berbagai situasi bermasalah yang
berupa kumpulan konsep yang harus autentik, dan bermakna kepada
53
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
peserta didik, yang dapat berfungsi diperoleh berada pada kategori yang
sebagai batu loncatan untuk lebih baik (tinggi).
melakukan investigasi dan Pemerintah sudah ada keinginan
penyelidikan. PBL membantu peserta untuk meningkatkan kemampuan dan
didik untuk mengembangkan profesionalisme guru, yaitu dengan
keterampilan menyelesaikan masalah mengadakan pelatihan kurikulum oleh
(Arends, 2008, hlm. 41). LPMP Jawa Barat, salah satu isinya
Keefektifan dari model ini adalah pelatihan tentang model
adalah peserta didik lebih aktif pembelajaran Problem Based Learning,
dalam berpi- kir dan memahami namun berbagai kendala terjadi,
materi secara berkelompok dengan diantaranya anak kurang tertarik untuk
melakukan investigasi dan inkuiry menyelesaikan masalah, waktu yang
terhadap permasalahan yang nyata di dibutuhkan sangat banyak, serta
sekitarnya sehingga mereka sumber yang dibutuhkan kurang
mendapatkan kesan yang mendalam tersedia di sekolah, kelemahan tersebut
dan lebih bermakna tentang apa sejalan dengan apa yang dikemukakan
yang mereka pelajari. Dengan oleh Sanjaya (2009, hlm. 221) antara
menerapkan model PBL pada lain: 1) siswa tidak memiliki minat atau
pembelajaran IPA diharapkan tidak mempunyai kepercayaan dan
peserta didik akan mampu beranggapan masalah yang dipelajari
menggunakan dan mengembangkan sulit untuk dipecahkan, sehingga
kemampuan pemecahan masalah mereka merasa enggan untuk
terhadap masalah autentik yang terjadi mencoba ;2) keberhasilan model
kepada siswa, sehingga kemampuan pembelajaran melalui PBL
berfikir mereka akan meningkat yang di membutuhkan waktu lama untuk
dalamnya ada kemampuan pemecahan persiapan dan pelaksaan
masalah (Sanjaya, 2006, hlm. 220-221). pembelajaran; 3) tanpa pemahaman
Penelitian tentang keefektipan mengapa mereka berusaha untuk
PBL sudah cukup banyak, diantaranya memecahkan masalah yang dipelajari,
yang dilakukan oleh Satria (2014) nilai maka mereka tidak akan belajar apa
n-gain yang diperoleh adalah 0,3, yang mereka pelajari. Dikarenakan
termasuk kategori sedang, penelitian permasalahan tersebut, maka peneliti
yang dilakukan oleh Wasiso (2013) nilai melakukan Blended pada beberapa hal,
n-gain yang diperoleh 0,4, termasuk diantarnya pemberian stimulus dalam
kategori sedang, dan penelitian yang bentuk media audiovisual sebelum dan
dilakukan oleh Reta (2012) nilai n-gain ketika pembelajaran, siswa diberikan
yang diperoleh adalah 0,4, termasuk tugas yang ada hubungan dengan
kategori sedang. Dari data tersebut materi selanjutnya, sehingga siswa
dapat disimpulkan bahwa masih perlu banyak membaca buku tentang materi
upaya untuk penelitian lanjutan selanjutnya dan siap untuk belajar,
mengenai model Problem Based memberikan dorongan dan pendekatan
Learning, agar nilai n-gain yang selama pembelajaran, serta
54
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
55
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
56
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
57
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
58
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
59
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
60
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
61
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
62
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
63
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
64
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
65
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477-5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 1, Desember 2015
66