Sei sulla pagina 1di 8

ISSN : 2579-7301

Hubungan Pengetahuan Tentang Manajemen Bencana Dengan Prevention


Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gunung Meletus Pada Kepala Keluarga
Di Rt 06/Rw 01 Dusun Puncu Desa Puncu Kecamatan Puncu-Kediri

Didit Damayanti, Pria Wahyu RG, Muhanni’ah


Prodi S1 Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri
Email: didit.damayanti@ymail.com / rafi.akmalwidiputra@gmail.com

ABSTRACT
Introduction: Disaster management is a dynamic, continual, and integrated process as
to increase the qualities of the actions which are relevant to the process of observation and
analysis of disaster as well as minimalizing the negative impacts, mitigation, readiness,
early warning, immediate emergency, rehabilitation and reconstruction. The aim of this
research is to analyse theconnection between disaster management and the prevention of
community breakdown in order to face a volcanic eruption for every head of household.
Method: The design of this research is correlational research with a cross sectional
approach. The demographic group that is used for this research is the head of households in
Rt 06/Rw 01 dusun Puncu desa Puncu, by using the purposive sampling technique which
has been collected from the sampling of the 33 heads of households. Independent variable
is the knowledge of disaster management, and the dependent variable is the prevention of
community breakdown in the handling of the disaster. The data has been received by using
the questionnaire, and the results have been analysed by using spearman rho test. Result:
As according to the statistics test, it is found that p-value= 0,000 on the significant level (α)
= 0,05 and r = 0,752. It is concluded that there is a connection between knowledge and the
prevention of community breakdown in handling of the volcanic eruption in Rt 06/Rw 01.
This research shows that the level of knowledge within the community about disaster
management and prevention in handling volcanic eruption has been increasing.
Conclution: This is shown by the capability of the community in mitigating the effects of
the disaster. It is hoped that the community will further engage in training education and
simulation to reduce the negative impacts of a disaster. The location where the participants
resideis Kelud Volcano, and it is therefore hoped that the communities are willing to
participate in better handling of any disaster by joining the education training and
simulation

Kata kunci : Pengetahuan, Manajemen bencana, Prevention.

PENDAHULUAN kegiatan yang dilakukan untuk


Bencana adalah peristiwa atau mengurangi atau menghilangkan risiko
rangkaian peristiwa yang mengancam dan bencana, baik melalui pengurangan
mengganggu kehidupan dan penghidupan ancaman bencana maupun kerentanan
masyarakat yang disebabkan oleh faktor pihak yang terancam.Manajemen bencana
alam dan/atau faktor non alam maupun adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan
faktor manusia sehingga mengakibatkan terpadu untuk meningkatkan kualitas
timbulnya korban jiwa manusia, langkah-langkah yang berhubungan
kerusakan lingkungan, kerugian harta dengan observasi dan analisis bencana
benda, dan dampak psikologis. serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
Pencegahan bencana adalah serangkaian peringatan dini, penanganan darurat,

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 1


ISSN : 2579-7301

rehabilitasi dan rekonstruksi bencana(UU wilayahnya berada diperbatasan meliputi


RI No. 24 Tahun 2007). tiga Kabupaten yaitu Kediri, Blitar dan
Bencana merupakan hal yang sering Malang, kira-kira 27 km sebelah pusat
terjadi dan Indonesia merupakan salah kota Kediri dengan dikelilingi oleh
satu negara yang tergolong tingkat pemukiman yang cukup padat. Gunung
kerawanan bencana alam tinggi dan Kelud memberikan ancaman yang dapat
bervariasi dari aspek jenis bencana. menyebabkan bencana di wilayah
Indonesia berada dilingkaran gunung lerengnya pada waktu-waktu tertentu.
berapi baik aktif maupun pasif, yang Ancaman Gunung Kelud yang telah
merupakan potensi munculnya bencana menimbulkan bencana dan terakhir pada
gempa bumi, awan panas, lahar, banjir tahun 2014. Pada awal Maret sebagian
dan letusan gunung berapi. Hingga tahun besar dari 12.304 bangunan hancur atau
2012 Indonesia memiliki sekitar 127 rusak selama letusan telah diperbaiki,
gunung berapi yang masih aktif dengan dengan perkiraan biaya sebesar Rp. 55
kurang lebih 5 juta penduduk berdiam di miliar.
sekitarnya yang membentang mulai dari Akibat dari bencana gunung meletus
Sumatra, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, dapat menyebabkan kerugian seperti
danMaluku dengan sebaran gunung berapi timbulnya korban jiwa manusia,
tersebut, luas daerah yang terancam kerusakan lingkungan, kerugian harta
terkena dampak letusan gunung berapi benda, dan dampak psikologis. Pada
sekitar 16.670 km2.Banyaknya daerah situasi ini dilakukan kegiatan-kegiatan
rawan bencana di Indonesia dan kesiapsiagaan, peringatan dini dan
pentingnya upaya pengurangan risiko mitigasi bencana. Sehingga diperlukan
bencana merupakan landasan kuat bagi pemahaman atau pengetahuan masyarakat
bangsa Indonesia untuk bersama-sama tentang bencana untuk mencagah dampak
melakukan upaya meningkatkan bencana yang lebih besar, dengan cara
kesiapsiagaan secara terpadu dan terarah, mengenali daerah setempat yang dapat
Indonesia memang dikenal sebagai negara dijadikan tempat mengungsi, memantau
yang paling banyak risiko bencana karena dan mendengarkan informasi tentang
berada tepat pada pertemuan tiga lempeng status gunung api, mengikuti bimbingan
besar yaitu lempeng Pasifik, lempeng dan penyuluhan dari pihak yang
Eurasia dan lempeng Indonesia- bertanggung jawab, memiliki persediaan
Australia(Pembriati, dkk. 2013). kebutuhan dasar, seperti obat-obatan dan
Tahun 2008, laporan United Nations makanan yang memadai, mengikuti
Developments Program (UNDP) arahan evakuasi pihak berwenang,
menyebutkan bahwa 40% dari total membawa barang-barang yang berharga,
bencana alam di dunia terjadi di Asia dan terutama dokumen dan surat penting.
lebih dari 80% korban bencana alam Didalam manajemen bencana terdapat
tersebut tinggal di kawasan ini. Indonesia beberapa siklus yaitu fase pencegahan dan
sebagai salah satu negara Data dan mitigai, fase kesiapsiagaan, fase tanggap
informasi bencana dari BNPB dituliskan darurat dengan target adalah
tentang bencana terbaru yang terjadi di penyelamatan sehingga risiko tereliminir,
Indonesia seperti letusan Gunung dan fase pemulihan. Selain itu serangkaian
Sinabung di Sumatera Utara, gempa bumi proses pengumpulan dan analisis data
di Malang, banjir di Bandung, tanah yang dilakukan secara sistematis serta
longsor di Trenggalek dan masih banyak diserminasi informasi tentang keberadaan
bencana yang terjadi akhir-akhir ini. bahaya dan/atau peningkatan keadaan
Gunung Kelud merupakan salah satu bahaya, tujuannnya adalah untuk
gunung berapi yang tergolong paling aktif menurunkan kualitas dan kuantitas jumlah
di Provinsi Jawa Timur Indonesia, korban bencana (jika bencana terjadi)

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 2


ISSN : 2579-7301

melalui peningkatan aksesibilitas dan pelatihan, dan simulasi yang disajikan


informasi. Bisa juga dilakukan peringatan dalam bentuk tabel.
dini yang harus menjangkau masyarakat Variabel Frekuensi %
(accessible), segera (immediate), tegas 1. Jenis Kelamin
dan tidak membingungkan (coherent), dan  Laki-laki 26 79
 Perempuan 7 21
bersifat resmi (offical). Peringatan dini 2. Umur
dilakukan untuk pengambilan tindakan  21-29 tahun 4 12
cepat dan tepat dalam rangka mengurangi  30-39 tahun 8 24
risiko terkena bencana serta  >40 tahun 21 64
mempersiapkan tindakan tanggap darurat. 3. Riwayat Pendidikan
Peringatan dini dilakukan melalui  Tidak bersekolah
 SD/sederajat 22 67
kegiatan pengamatan gejala bencana,
 SMP/sederajat 9 27
analisis hasil pengamatan gejala bencana,  SMA/sederajat 2 6
pengambilan keputusan oleh pihak yang  Diploma/Sarjana
berwenang, penyebarluasan informasi 4. Pekerjaan
tentang peringatan bencana, dan  Tidak Bekerja 7 21
pengambilan tindakan oleh masyarakat  Petani 22 67
(Nurjanah, dkk. 2012). Diharapkan  Swasta 4 12
dengan pengetahuan masyarakat tentang  Wiraswasta
 PNS
bencana terutama pencegahan bencana 5. Pendidikan dan Pelatihan
maka dampak bencana dapat  Pernah 11 33
diminimalisir.  Tidak Pernah 22 67
Berdasarkan uraian latar belakang 6. Simulasi
diatas penulis merasa tertarik untuk  Pernah 4 12
melakukan penelitian dengan judul  Tidak Pernah 29 88

“Hubungan Pengetahuan Tentang


Manajemen Bencana Dengan Prevention
Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Berdasarkan tabel diatas
Gunung Meletus Pada Kepala Keluarga menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
Di Rt 06 / Rw 01 Dusun Puncu Desa responden (79%) berjumlah 26 orang
Puncu Kecamatan Puncu – Kediri”. berjenis kelamin laki-laki, kemudian
sebanyak 21 orang atau hampir sebagian
METODE besar responden (64%) berumur >40
Pada penelitian ini desain penelitian tahun. Selanjutnya sebagian besar
yang digunakan adalah korelasional responden (67%) berjumlah 22 orang
dengan pendekatan Cross Sectional. memiliki riwayat pendidikan tidak tamat
Dengan teknik purposive sampling SD/sederajat, sebanyak 22 orang atau
didapatkan jumlah sampel dalam sebagian besar responden (67%) memiliki
penelitian ini adalah 33 responden. aktivitas pekerjaan sebagai petani,
Penelitian ini diolah menggunakan uji sebanyak 22 orang atau sebagian besar
statistik Spearman Rho. responden (67%) tidak pernah mengikuti
pendidikan & pelatihan, dan hampir
seluruhnya responden (88%) berjumlah 29
HASIL orang tidak pernah mengikuti simulasi.
Data Umum
Data umum menyajikan data Data Khusus
demografi yang berupa identitas Data khusus menyajikan hasil tabulasi
responden meliputi jenis kelamin, umur, tiap-tiap variabel dalam bentuk tabel dan
riwayat pendidikan, pekerjaan, pendidikan tabulasi yang menggambarkan antara
variabel independen dan variabel

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 3


ISSN : 2579-7301

dependen yang disajikan dalam bentuk Tabel diatas menunjukkan bahwa


tabel. hampir seluruh responden (85%) sebanyak
Karakteristik frekuensi responden 28 orang memiliki tingkat pengetahuan
berdasarkan pengetahuan tentang dengan kriteria baik, dan sebagian besar
manajemen bencana responden (67%) sebanyak 6 orang
memiliki prevention cukup serta terdapat
No
Intepretasi
Frekuensi Prosentase hubungan antara pengetahuan dengan
Pengetahuan prevention pada kepala keluarga dengan
1. Baik 28 85% nilai nilai p value : 0,000 dan r : 0,752.
2. Cukup 4 12%
3. Kurang 1 3% Hasil penelitian setelah dilakukan
Total 33 100% perhitungan menggunakan analisis
statistik spearman rho seperti tabel di atas
tabel diatas menunjukkan bahwa memperoleh hasil sebagai berikut r : 0,752
hampir seluruhnya responden (85%) ; ρ value : 0,000 dengan α=5%= 0,05 dan
sebanyak 28 orang memiliki tingkat n = 33, sehingga ρ < α, maka hal ini
pengetahuan yang baik tentang berarti Ho ditolak, artinya secara statistik
manajemen bencana. terdapat hubungan antara pengetahuan
Karakteristik frekuensi responden tentang manajemen bencana dengan
berdasarkan Prevention masyarakat prevention masyarakat dalam menghadapi
dalam menghadapi bencana gunung bencana gunung meletus pada kepala
meletus keluarga dengan kekuatan korelasi kuat.

Intepretasi PEMBAHASAN
No Frekuensi Prosentase
Prevention Mengidentifikasi pengetahuan
1. Baik 24 73% masyarakat tentang manajemen
2. Cukup 6 18%
bencana.
3. Kurang 3 9%
Total 33 100% Hasil penelitian menunjukan bahwa
hampir seluruhnya responden (85%)
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 28 orang memiliki tingkat
sebagian besar responden (73%) sebanyak pengetahuan yang baik tentang
24 orang memiliki tingkat Prevention manajemen bencana.
yang baik dalam menghadapi bencana Menurut Notoatmodjo (2010)
gunung meletus. pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan ini terjadi setelah seseorang
Hubungan antara pengetahuan tentang melakukan penginderaan terhadap suatu
manajemen bencana dengan Prevention objek tertentu. Penginderaan terjadi
masyarakat dalam menghadapi melalui pancaindera manusia, yakni:
bencana gunung meletus indera penglihatan, pendengaran,
Prevention
penciuman, perasaan dan perabaan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan
Kurang Cukup Baik Total
Pengetahuan domain yang sangat penting dalam bentuk
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % tindakan seseorang (overt behavior).
Kurang 1 33 0 0 0 0 1 3 Pengetahuan seseorang biasanya
Cukup 2 67 2 33 0 0 4 12 diperoleh dari pengalaman yang berasal
Baik 0 0 4 67 24 100 28 85 dari berbagai macam sumber, misalnya
Total 3 100 6 100 24 100 33 100
media massa, media elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan, media
p value = 0,000 r = 0,752
poster, kerabat dekat dan sebagainya.
Pengetahuan ini dapat membantu
keyakinan tertentu sehingga seseorang

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 4


ISSN : 2579-7301

berperilaku sesuai keyakinan tersebut maka cara berfikir untuk ikut dalam suatu
(Afriyanti, 2011). kegiatan kemasyarakatan atau penyuluhan
Sependapat dengan pengertian juga akan berkurang, karena mereka
tersebut, dari fakta hasil penelitian hanya berfikir untuk bekerja dan
didapatkan setiap individu memiliki memenuhi kebutuhannya sendiri.
pengetahuan berbeda-beda sesuai Walaupun masyarakat memiliki
pengalaman dan informasi yang pendidikan yang rendah tetapi
didapatkan bahwa ilmu pengetahuan dapat pemahaman dan pengalaman yang mereka
diterima dari berbagai sarana dan miliki tentang bencana termasuk dalam
informasi sehingga pengetahuan terhadap kategori baik. Pemahaman dan
manajemen bencana dapat diterima. pengalaman tersebut mereka peroleh
Adapun karakteristik yang mempengaruhi berdasarkan peristiwa bencana Gunung
pengetahuan seseorang yaitu jenis Kelud yang terjadi pada waktu yang
kelamin, umur, riwayat pendidikan, lampau. Hal ini juga dapat disimpulkan
pekerjaan, pendidikan dan pelatihan, dan bahwa masyarakat di kawasan rawan
simulasi. Jumlah responden pada bencana gunung kelud, belum tuntas
penelitian ini adalah 33 kepala keluarga. belajar sembilan tahun.
Dengan hampir seluruhnya jumlah Sebanyak 22 orang atau sebagian
responden laki-laki (79%) sebanyak 26 besar responden (67%) memiliki aktivitas
orang dan jumlah responden perempuan pekerjaan sebagai petani. Hal ini
(21%) sebanyak 7 orang. Jumlah terbesar dikarenakan di daerah penelitian terdapat
yaitu pada responden laki-laki, ini karena lahan pertanian, ladang maupun
peneliti lebih memfokuskan pada kepala pekarangan yang sangat luas. Lahan
keluarga yang khususnya laki-laki. tersebut dapat digunakan oleh masyarakat
Selanjutnya faktor yang sekitarnya untuk pertanian, sehingga
mempengaruhi adalah umur, sebanyak 21 sebagian besar masyarakat bekerja
orang atau hampir sebagian besar disektor pertanian. Walaupun hanya
responden (64%) berumur >40 tahun. bekerja sebagai petani tetapi masyarakat
Menurut Notoatmodjo (2010) usia adalah sudah memiliki banyak pengalaman saat
umur yang terhitung mulai saat dilahirkan terjadi bencana untuk menghadapi lahan
sampai saat ia akan berulang tahun. pertanian dari dampak gunung meletus,
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dikarenakan juga lokasinya yang
dan kekuatan seseorang akan lebih matang berdekatan dengan lereng gunung
dalam berfikir dan bekerja. Dari kelud.
kepercayaan masyarakat yang lebih Sebanyak 22 orang atau sebagian
dewasa akan lebih dipercaya dari pada besar responden (67%) tidak pernah
orang yang belum cukup tinggi tingkat mengikuti pendidikan & pelatihan, lalu
kedewasaannya, sehingga pengetahuan pada simulasi hampir seluruhnya
yang dimiliki responden juga semakin responden (88%) berjumlah 29 orang
baik. tidak pernah mengikuti simulasi.
Selanjutnya sebagian besar responden Walaupun masyarakat memiliki
(67%) berjumlah 22 orang memiliki pendidikan rendah tetapi pemahaman dan
riwayat pendidikan tidak tamat pengalaman yang mereka miliki termasuk
SD/sederajat. Pendidikan yang dimiliki dalam kategori baik. Berdasarkan
merupakan salah satu aspek yang peristiwa tersebut mereka mengambil
memudahkan informasi yang diterima. pelajaran tentang bencana yang dialami,
Pendidikan berarti bimbingan yang sehingga mereka tidak berpikir panjang
diberikan seseorang terhadap untuk mengikuti kegiatan penyuluhan atau
perkembangan orang lain. Jika seseorang kemasyarakatan.
memiliki tingkat pendidikan yang rendah

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 5


ISSN : 2579-7301

Mengidentifikasi prevention Berdasarkan hasil analisis statistik


masyarakat dalam menghadapi spearman rho hasil sebagai berikut ρ
bencana gunung meletus. value : 0,000 ; r : 0,752 dengan α=5%=
Hasil penelitian menunjukan bahwa 0,05 dan n = 33, sehingga ρ < α, maka
sebagian besar responden (73%) sebanyak hal ini berarti Ho ditolak, artinya secara
24 orang memiliki tingkat Prevention statistik terdapat hubungan antara
yang baik dalam menghadapi bencana pengetahuan tentang manajemen bencana
gunung meletus. dengan prevention masyarakat dalam
Menurut peraturan pemerintah (PP) No. menghadapi bencana gunung meletus
21 tahun 2008, mitigasi bencana adalah pada kepala keluarga dengan kekuatan
serangkaian upaya untuk mengurangi korelasi kuat.
risiko bencana, baik melalui Pernyataan ini sama halnya dengan
pembangunan fisik maupun penyandaran manajemen kesiapan bencana (pada tahap
dan peningkatan kemampuan menghadapi kesiapsiagaan) yang terdiri dari beberapa
ancaman bencana. kegiatan pokok, yaitu: 1) pengembangan
Sependapat dengan pengertian dari Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
prevention yaitu suatu upaya untuk Terpadu (SPGDT); (2) pengembangan
mencegah atau mengurangi dampak yang sumber daya manusia; (3) pengembangan
ditimbulkan akibat suatu bencana. subsistem komunikasi; (4) pengembangan
Masyarakat Puncu sudah tahu dan sigap subsistem transportasi; (5) latihan- latihan
menghadapi bencana yang akan maupun gabungan; dan (6) kerja sama lintas sektor
sedang terjadi. Hal ini sesuai dengan masyarakat dan aparat pemerintah
konsep kesiapsiagaan masyarakat disiapkan untuk siaga apabila sewaktu-
menghadapi bencana oleh Kementerian waktu terjadi bencana. Semua responden
Kesehatan RI, yaitu masyarakat yang menyambut baik program prevention
mampu mengenali, mengurangi, masyarakat menghadapi bencana Gunung
mencegah, dan menanggulangi keadaan Meletus dalam desa rawan bencana,
darurat sehari-hari dan bencana serta karena masyarakat dapat mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimbulkan penanganan atau menanggulangi bencana,
keadaan tersebut. Sosialisasi program mengetahui cara pertolongan pertama, dan
kesiapsiagaan masyarakat menghadapi meningkatkan kualitas kesehatan mereka.
bencana Gunung Kelud dalam desa siaga Adapun penelitian ini didukung oleh
sudah baik. Hal ini dibuktikan adanya beberapa penelitian yang berkaitan dengan
pendidikan dan pelatihan dari BPBD variabel-variabel penelitian yang
kabupaten Kediri. Sarana komunikasi digunakan. diantaranya: 1) Nita Adlina,
yang digunakan untuk komunikasi pada dkk (2014) dalam Jurnal Ilmu
saat bencana ada beberapa, misalnya Kebencanaan (JIKA) Volume1, No.1,
dengan menggunakan HT. Semua Agustus 2014 yang berjudul
responden menyambut baik program “Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam
kesiapsiagaan masyarakat menghadapi Menghadapi Situasi Bencana Gunung Api
bencana Gunung Kelud dalam desa siaga Seulawah Agam Di Wilayah Kecamatan
karena masyarakat dapat mengetahui Saree Kabupaten Aceh Besar”. Penelitian
penanganan atau menanggulangi bencana, ini merupakan penelitian tentang
mengetahui cara pertolongan pertama, dan kesiapsiagaan masyarakat dalam
meningkatkan kualitas kesehatan mereka menghadapi bencana gunung api. Metode
Menganalisis hubungan pengetahuan analisis yang digunakan adalah metode
tentang manajemen bencana dengan pendekatan kuantitatif dengan desain
prevention masyarakat dalam menghadapi crossectional untuk mengetahui tingkat
bencana gunung meletus. kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi situasi bencana gunung api.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 6


ISSN : 2579-7301

Hasil studi menunjukan bahwa dalam pemerintah, relawan, dan masyarakat.


menghadapi situasi bencana gunung api Masyarakat menyambut baik adanya
rata-rata adalah sudah siap. Karena pelatihan manajemen bencana di desa
masyarakat sudah mempersiapkan diri yang rawan terhadap bencana gunung
seperti perbekalan saat terjadinya meletus untuk dalam menghadapi
bencana. 2) Desi Nurul, dalam Jurnal bencana, khususnya bencana Gunung
Penelitian yang berjudul “Kesiapan kelud. Masyarakat dapat mengetahui
Tanggap Bencana Masyarakat Kecamatan penanganan atau menanggulangi bencana,
Ngancar Kabupaten Kediri Terhadap mengetahui cara pertolongan pertama, dan
Ancaman Erupsi Gunung Kelud”. meningkatkan kualitas kesehatan mereka.
Penelitian ini merupakan penelitian
tentang tingkat partisipasi terhadap KESIMPULAN
kesiapan tanggap bencana erupsi gunung 1. Hampir seluruhnya responden
api. Metode analisis yang digunakan memiliki tingkat pengetahuan baik
adalah metode survey. Hasil studi tentang manajemen bencana pada
menunjukan masyarakat memiliki tingkat kepala keluarga di rt 06/rw 01 Dusun
partisipasi rendah namun memiliki tingkat Puncu Desa Puncu Kecamatan Puncu-
pemahaman dan pengalaman tentang Kediri
bencana yang tinggi. 2. Sebagian besar responden memiliki
Sependapat dengan pengertian dari tingkat Prevention yang baik dalam
pengetahuan tentang manajemen bencana menghadapi bencana gunung meletus
dengan prevention masyarakat dalam pada kepala keluarga di rt 06/rw 01
menghadapi bencana gunung meletus Dusun Puncu Desa Puncu Kecamatan
pada kepala keluarga sudah baik karena Puncu-Kediri
sudah banyak masyarakat yang 3. Pengetahuan tentang manajemen
mengetahui dan berpengalaman saat bencana berhubungan dengan
menghadapi bencana, maka dampak dari prevention masyarakat dalam
bencana yang merugikan dapat menghadapi bencana gunung meletus
diminimalisir. Responden sudah pada kepala keluarga di rt 06/rw 01
mengetahui kegiatan yang ada di desa Dusun Puncu Desa Puncu Kecamatan
Puncu, simulasi-simulasi bencana alam, Puncu-Kediri dengan kekuatan
pelatihan kegawatdaruratan, latihan hubungan yang kuat.
gabungan dengan puskesmas, tim Search
and Rescue (SAR), Palang Merah DAFTAR PUSTAKA
Indonesia (PMI), dan Tentara Nasional A, Aziz, Alimul, Hidayat, (2010)
Indonesia (TNI). Walaupun tidak semua Metodologi Penelitian Kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di Paradigma Kuantitatif,Cetakan
lereng gunung meletus mengikuti Pertama, Health Books
program-program desa siaga yang Publishing,Surabaya.
diberikan oleh puskesmas, posyandu, Azwar, A. dan Prihartono, J. (2014).
bidan desa, dan kader. Pengetahuan Metodologi Penelitian Kedokteran
tentang prevention masyarakat dalam Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
menghadapi bencana Gunung Meletus Binarupa Aksara.
sudah baik. Dukungan pelaksanaan sudah BNPB. Data Dan Informasi Bencana Di
baik namun belum terkoordinasi dengan Indonesia.
baik. Dukungan dalam pelaksanaan (http://dibi.bnpb.go.id/data-
kesiapsiagaan menghadapi bencana bencana/lihat-data/per-
khususnya Gunung Kelud sudah baik. halaman=10;halaman=1)
Pelatihan-pelatihan sudah baik dan Departemen Kesehatan RI. Ringkasan
mendapat dukungan dari semua Telaah Sistem Terpadu

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 7


ISSN : 2579-7301

Penanggulangan Bencana Di Eruptions. AJPH March Vol. 76,


Indonesia. Supplement.
Fajar, I., Isnaeni, DTN., Pudjirahaju, A., Ramli Soehatman, (2011). Tentang
Amin, I., Sunindya, B.R., & Aswin, Manajemen Bencana (disaster
A. (2009). Statistika untuk Praktisi manajemen). Cetakan Kedua
Kesehatan. Edisi pertama. Saryono (2008) Metode Penelitian
Yogyakarta: Graha Ilmu. p:57. Kesehatan. Yogyakarta : Mitra
From Wikipedia, the free encyclopedia Cendikia Press. (2011). Metode
.Kelud Penelitian Kesehatan. Kampus
.https://en.wikipedia.org/wiki/Kelud Unsoed : UPT Percetakan dan
Long Hualou (2011). Tentang Disaster Penerbitan
Prevention And Management A Shaluf, I. M. (2008). Technological.
Geographical Perspective. Vol. 4 (1) Disaster StagesAndManagemenet.
Januari 2011. Disaster Advances Disaster prevention and
Nazir Moh. (2005). Metode Penelitian, management, 17(1),pp.114-126
Ghalia Indonesia, Bogor Tanggung Jawab Pemerintah Dalam
Notoatmodjo, S (2010). Tentang Penanggulangan Bencana. 2010.
Metodologi Penelitian Kesehatan (http://leblancetnoir.blogspot.co.id/2
(edisi revisi). Jakarta : PT Rineka 010/12/penyelenggaraan-
Cipta. penanggulangan-bencana.html)
Nurjanah, dkk. (2012). Tentang Undang-undang RI Nomor 24 tahun
Manajemen Bencana, Cetakan (2007). Tentang Badan Nasional
Pertama Penanggulangan Bencana.
Nursalam, (2009). Konsep dan Penerapan Usher, K., Mayner L. (2011). Tentang
Metodologi Penelitian Ilmu Disaster Nursing : A Descriptive
Keperawatan. Jakarta : Salemba Survey Of Australian Undergraduate
Medika Nursing Curricula. Australasian
Nursalam. (2011). Konsep Dan Penerapan Emergency Nursing Journal, 14, 1-
Metodologi Penelitian Ilmu 5.
Keperawatan (Pedoman Skripsi, Wawan & Dewi, (2011). Tentang Teori &
Tesis Dan Instrumen Penelitian Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
Keperawatan). Edisi 2. Jakarta: dan Pengetahuan. Jogjakarta : Nuha
Salemba Medika. p: 91-120. Medika
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Praktis. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Medika. p: 49-191.
Pembriati, Erly Zohrian dkk. (2013).
Tentang Pengaruh Model
Pembelajaran Terpadu Pada
Pengintegrasian Materi
Pengurangan Resiko Bencana
Dalam Mata Pelajaran IPS SMP
Terhadap Pengetahuan Dan
Kesiapsiagaan Bencana. Dalam
Jurnal Bumi Lestari , Vol. 1 No. 1,
September 2013, Hal 1-8. Surakarta
: UNS.
Peter J. dkk. (1986). Preventive
HealthMeasures In Volcanic

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 8

Potrebbero piacerti anche