Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
Introduction: Disaster management is a dynamic, continual, and integrated process as
to increase the qualities of the actions which are relevant to the process of observation and
analysis of disaster as well as minimalizing the negative impacts, mitigation, readiness,
early warning, immediate emergency, rehabilitation and reconstruction. The aim of this
research is to analyse theconnection between disaster management and the prevention of
community breakdown in order to face a volcanic eruption for every head of household.
Method: The design of this research is correlational research with a cross sectional
approach. The demographic group that is used for this research is the head of households in
Rt 06/Rw 01 dusun Puncu desa Puncu, by using the purposive sampling technique which
has been collected from the sampling of the 33 heads of households. Independent variable
is the knowledge of disaster management, and the dependent variable is the prevention of
community breakdown in the handling of the disaster. The data has been received by using
the questionnaire, and the results have been analysed by using spearman rho test. Result:
As according to the statistics test, it is found that p-value= 0,000 on the significant level (α)
= 0,05 and r = 0,752. It is concluded that there is a connection between knowledge and the
prevention of community breakdown in handling of the volcanic eruption in Rt 06/Rw 01.
This research shows that the level of knowledge within the community about disaster
management and prevention in handling volcanic eruption has been increasing.
Conclution: This is shown by the capability of the community in mitigating the effects of
the disaster. It is hoped that the community will further engage in training education and
simulation to reduce the negative impacts of a disaster. The location where the participants
resideis Kelud Volcano, and it is therefore hoped that the communities are willing to
participate in better handling of any disaster by joining the education training and
simulation
Intepretasi PEMBAHASAN
No Frekuensi Prosentase
Prevention Mengidentifikasi pengetahuan
1. Baik 24 73% masyarakat tentang manajemen
2. Cukup 6 18%
bencana.
3. Kurang 3 9%
Total 33 100% Hasil penelitian menunjukan bahwa
hampir seluruhnya responden (85%)
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 28 orang memiliki tingkat
sebagian besar responden (73%) sebanyak pengetahuan yang baik tentang
24 orang memiliki tingkat Prevention manajemen bencana.
yang baik dalam menghadapi bencana Menurut Notoatmodjo (2010)
gunung meletus. pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan ini terjadi setelah seseorang
Hubungan antara pengetahuan tentang melakukan penginderaan terhadap suatu
manajemen bencana dengan Prevention objek tertentu. Penginderaan terjadi
masyarakat dalam menghadapi melalui pancaindera manusia, yakni:
bencana gunung meletus indera penglihatan, pendengaran,
Prevention
penciuman, perasaan dan perabaan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan
Kurang Cukup Baik Total
Pengetahuan domain yang sangat penting dalam bentuk
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % tindakan seseorang (overt behavior).
Kurang 1 33 0 0 0 0 1 3 Pengetahuan seseorang biasanya
Cukup 2 67 2 33 0 0 4 12 diperoleh dari pengalaman yang berasal
Baik 0 0 4 67 24 100 28 85 dari berbagai macam sumber, misalnya
Total 3 100 6 100 24 100 33 100
media massa, media elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan, media
p value = 0,000 r = 0,752
poster, kerabat dekat dan sebagainya.
Pengetahuan ini dapat membantu
keyakinan tertentu sehingga seseorang
berperilaku sesuai keyakinan tersebut maka cara berfikir untuk ikut dalam suatu
(Afriyanti, 2011). kegiatan kemasyarakatan atau penyuluhan
Sependapat dengan pengertian juga akan berkurang, karena mereka
tersebut, dari fakta hasil penelitian hanya berfikir untuk bekerja dan
didapatkan setiap individu memiliki memenuhi kebutuhannya sendiri.
pengetahuan berbeda-beda sesuai Walaupun masyarakat memiliki
pengalaman dan informasi yang pendidikan yang rendah tetapi
didapatkan bahwa ilmu pengetahuan dapat pemahaman dan pengalaman yang mereka
diterima dari berbagai sarana dan miliki tentang bencana termasuk dalam
informasi sehingga pengetahuan terhadap kategori baik. Pemahaman dan
manajemen bencana dapat diterima. pengalaman tersebut mereka peroleh
Adapun karakteristik yang mempengaruhi berdasarkan peristiwa bencana Gunung
pengetahuan seseorang yaitu jenis Kelud yang terjadi pada waktu yang
kelamin, umur, riwayat pendidikan, lampau. Hal ini juga dapat disimpulkan
pekerjaan, pendidikan dan pelatihan, dan bahwa masyarakat di kawasan rawan
simulasi. Jumlah responden pada bencana gunung kelud, belum tuntas
penelitian ini adalah 33 kepala keluarga. belajar sembilan tahun.
Dengan hampir seluruhnya jumlah Sebanyak 22 orang atau sebagian
responden laki-laki (79%) sebanyak 26 besar responden (67%) memiliki aktivitas
orang dan jumlah responden perempuan pekerjaan sebagai petani. Hal ini
(21%) sebanyak 7 orang. Jumlah terbesar dikarenakan di daerah penelitian terdapat
yaitu pada responden laki-laki, ini karena lahan pertanian, ladang maupun
peneliti lebih memfokuskan pada kepala pekarangan yang sangat luas. Lahan
keluarga yang khususnya laki-laki. tersebut dapat digunakan oleh masyarakat
Selanjutnya faktor yang sekitarnya untuk pertanian, sehingga
mempengaruhi adalah umur, sebanyak 21 sebagian besar masyarakat bekerja
orang atau hampir sebagian besar disektor pertanian. Walaupun hanya
responden (64%) berumur >40 tahun. bekerja sebagai petani tetapi masyarakat
Menurut Notoatmodjo (2010) usia adalah sudah memiliki banyak pengalaman saat
umur yang terhitung mulai saat dilahirkan terjadi bencana untuk menghadapi lahan
sampai saat ia akan berulang tahun. pertanian dari dampak gunung meletus,
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dikarenakan juga lokasinya yang
dan kekuatan seseorang akan lebih matang berdekatan dengan lereng gunung
dalam berfikir dan bekerja. Dari kelud.
kepercayaan masyarakat yang lebih Sebanyak 22 orang atau sebagian
dewasa akan lebih dipercaya dari pada besar responden (67%) tidak pernah
orang yang belum cukup tinggi tingkat mengikuti pendidikan & pelatihan, lalu
kedewasaannya, sehingga pengetahuan pada simulasi hampir seluruhnya
yang dimiliki responden juga semakin responden (88%) berjumlah 29 orang
baik. tidak pernah mengikuti simulasi.
Selanjutnya sebagian besar responden Walaupun masyarakat memiliki
(67%) berjumlah 22 orang memiliki pendidikan rendah tetapi pemahaman dan
riwayat pendidikan tidak tamat pengalaman yang mereka miliki termasuk
SD/sederajat. Pendidikan yang dimiliki dalam kategori baik. Berdasarkan
merupakan salah satu aspek yang peristiwa tersebut mereka mengambil
memudahkan informasi yang diterima. pelajaran tentang bencana yang dialami,
Pendidikan berarti bimbingan yang sehingga mereka tidak berpikir panjang
diberikan seseorang terhadap untuk mengikuti kegiatan penyuluhan atau
perkembangan orang lain. Jika seseorang kemasyarakatan.
memiliki tingkat pendidikan yang rendah