Sei sulla pagina 1di 10

Hubungan asupan energi, lemak dan serat … (Yuliantini E; dkk)

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, LEMAK DAN SERAT DENGAN RASIO KADAR KOLESTEROL
TOTAL-HDL
(INTAKE OF ENERGY, FAT AND FIBER CONTENT WITH THE RATIO OF TOTAL
CHOLESTEROL-HDL)

Emy Yuliantini¹, Ayu Pravita Sari², dan Edy Nur²

¹Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Jurusan Gizi, Jl. Indragiri No.03 Padang Harapan, Bengkulu, Indonesia
²RSUD Dr M.Yunus Bengkulu. Jl.Bhayangkara Sidomulyo, Bengkulu, Indonesia
E-mail: emyardi08@yahoo.com

Diterima: 10-06-2015 Direvisi: 23-10-2015 Disetujui: 30-10-2015

ABSTRACT

Heart disease is a disease that disrupt vascular system. Changes in lifestyle causes of disease patterns
change, from infectious diseases and malnutrition to degenerative diseases, including heart disease and blood
vessel (cardiovascular) and deal to death. Heart disease is the number one cause of death in the world.
Cardiovascular disease (CVD) has close links with nutrients and food. Hypothesis "food-heart" or diet-heart
hypothesis explains that the relationship between food and heart disease. The purpose of this study was to
laborate food related factors of ratio of total cholesterol or HDL. This study design was cross-sectional and
independent variables (intake of energy, saturated fat, unsaturated fat, cholesterol and fiber) and the
dependent variable (the ratio of total cholesterol or HDL). Date of 760 patiens of Dr M.Yunus hospital
Bengkulu, amount 45 who recruited by accidental sampling. The results showed that there was at relationship
between energy intake, saturated fat, unsaturated fat and cholesterol in the ratio of total cholesterol or HDL.
There was no association sampel between fiber intake and ratio of total cholesterol or HDL. The most pertinent
factor of rasio of total cholesterol/HDL is the intake of saturated fat.

Keywords: cholesterol, energy, fiber, high-density lipoproteins (HDL), ratio

ABSTRAK

Perubahan pola hidup menyebabkan pola penyakit berubah, dari penyakit infeksi dan rawan gizi ke penyakit-
penyakit degeneratif, diantaranya adalah penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) dan akibat
kematian yang ditimbulkannya. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Penyakit
jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan
urat-urat darah. Penyakit kardiovaskuler (PKV) mempunyai hubungan yang erat dengan zat gizi dan makanan.
Hipotesis “makanan-jantung“ atau diet-heart hypothesis menerangkan bahwa adanya hubungan antara
makanan dengan penyakit jantung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan rasio kadar kolesterol total/HDL. Desain penelitian ini adalah potong lintang/cross sectional dengan
variabel independen (asupan energi, asupan lemak jenuh, lemak tak jenuh, kolesterol dan serat) dan variabel
dependen (rasio kadar kolesterol total/HDL). Jumlah populasi 760 dan sampel sebanyak 45 responden.
Sampel penelitian diambil secara accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara asupan energi, lemak jenuh, lemak tak jenuh dan kolesterol dengan rasio kadar
kolesterol total/HDL. Tidak ada hubungan yang bermakna antar asupan serat dengan rasio kadar kolesterol
total/HDL. Faktor yang paling berhubungan adalah asupan lemak jenuh. [Penel Gizi Makan 2015, 38(2):139-
147]

Kata kunci: energi, high-density lipoproteins (HDL), kolesterol, rasio, serat

139
Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2015 Vol.38(2):139-147

PENDAHULUAN Bengkulu, sehingga jika dilihat berdasarkan


data yang diperoleh dari medical record Rumah
enyakit kronik akibat pola hidup adalah

P
Sakit Dr. M. Yunus Bengkulu pada tahun 2007
sekelompok penyakit yang mempunyai
penyakit jantung iskemik yang rawat jalan
faktor-faktor resiko yang sama sebagai
sebesar 76,3 persen, pada tahun 2008
akibat dari pajanan selama beberapa
penderita penyakit jantung iskemik lainnya
dekade, seperti merokok, kurang aktivitas,
sebanyak 91,9 persen. Pada tahun 2009
mengonsumsi makanan berkolesterol tinggi,
pasien jantung berjumlah 1433 orang,
stres, dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut akan
sedangkan tahun 2011 penyakit jantung
menghasilkan berbagai proses penyakit tidak
iskemik lainnya yang rawat jalan adalah 2083
menular (PTM) atau penyakit degeneratif.
orang, dan pada tahun 2012 penderita penyakit
Perubahan pola hidup menyebabkan pola
jantung iskemik lainnya sebanyak 2186 orang.
penyakit berubah, dari penyakit infeksi dan
Dari tahun 2011 sampai 2012 mengalami
rawan gizi ke penyakit-penyakit degeneratif,
peningkatan sebanyak 4,94 persen.
diantaranya adalah penyakit jantung dan
Berdasarkan data pada profil di RSUD Dr. M.
pembuluh darah (kardiovaskuler) beserta
1 Yunus besar penyakit jantung pada bulan Mei
akibat kematian yang ditimbulkannya .
tahun 2013 adalah 760 orang.
Penyakit tidak menular (PTM) yang
Peningkatan kolesterol dalam darah
ditakuti saat ini adalah penyakit jantung.
disebabkan oleh faktor keturunan dan asupan
Penyakit jantung adalah penyebab utama
lemak tinggi. Pengaruh lemak makanan pada
morbiditas dan mortalitas di Amerika. Meskipun
penyakit jantung berhubungan dengan
berbagai macam penyakit jantung, seperti
pengaruh komponen asam lemak dan
gangguan katup, telah menurun secara
kolesterol terhadap kolesterol darah, terutama
bermakna akibat teknologi dan 5
kolesterol LDL . Peningkatan konsumsi lemak
penatalaksanaan yang canggih, namun yang
jenuh dan kolesterol dapat meningkatkan
lainnya, seperti penyakit jantung koroner
konsentrasi kolesterol low density lipoprotein
(coronary artery disease), masih tetap
2 (LDL). Lemak jahat seperti lemak jenuh dapat
merupakan ancaman kesehatan .
diubah menjadi kolesterol sehingga
Penyakit jantung adalah penyakit yang
meningkatkan kadar kolesterol darah terutama
mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih
LDL dengan cara menurunkan perombakan
tepatnya menyerang jantung dan pembuluh 6
atau katabolismenya .
darah. Penelitian di Amerika Serikat
Lemak tak jenuh bermanfaat menurunkan
memperlihatkan bahwa 21,7 persen pasien
kadar kolesterol dalam darah. Asam lemak
gangguan jantung dengan sindrom metabolik
3 tidak jenuh dapat memberikan efek
mengalami kardiovaskuler dan kematian .
hipokolesterolemik dengan menurunkan kadar
Beberapa contoh penyakit jantung seperti
LDL kolesterol dalam darah dan meningkatkan
penyakit jantung koroner, (angina miokard
kadar High-density lipoproteins kolesterol
infrak) payah jantung dan penyakit jantung
4 sehingga mengurangi resiko penyakit
rematik . Penyakit kardiovaskuler (PKV) 1
aterosklerosis dan kardiovaskuler .
mempunyai hubungan yang erat dengan zat
Serat mempunyai peranan penting
gizi dan makanan. Hipotesis “makanan-
terhadap penurunan kadar kolesterol darah.
jantung“ atau diet-heart hypothesis
Mengonsumsi serat minimal 28 g per hari dapat
menerangkan bahwa adanya hubungan antara
4 menurunkan kadar kolesterol sampai 15-19
makanan dengan penyakit jantung . 7
persen . Studi epidemiologi yang meneliti serat
Di Indonesia, penyakit jantung juga
secara keseluruhan menyatakan bahwa ada
cenderung meningkat sebagai penyebab
hubungan antara asupan serat dengan kadar
kematian. Data kematian akibat penyakit
kolesterol total karena mekanisme serat
jantung dan pembuluh darah dirumah sakit
10 memiliki sifat menurunkan kolesterol darah.
tahun 2005 sebesar 16,7 persen . Data
Beberapa studi menunjukkan serat dapat larut
kematian akibat penyakit jantung dan
menurunkan kadar LDL tanpa menurunkan
pembuluh darah dirumah sakit RS Dr. M. 4
kadar kolesterol HDL .
Yunus Kota Bengkulu tahun 2005 sebesar 16,7
Rasio kolesterol total/HDL adalah
persen. Berdasarkan data profil kesehatan
perbandingan dari kolesterol total dibagi
Kota Bengkulu tahun 2006, jumlah penduduk 8
dengan kolesterol HDL . Rasio kadar kolesterol
Kota Bengkulu sebanyak 274,795 juta.
total terhadap kadar HDL juga penting
Penyakit jantung termasuk urutan kesepuluh
diperhatikan karena nilainya lebih bermakna
penyakit tidak menular yaitu sebesar 11 persen
2 terhadap kemungkinan resiko terjadinya
dari jumlah total penduduk .
penyakit jantung, menurut Framingham Heart
Rumah Sakit Dr. M. Yunus merupakan
Study, rasio yang ideal antara kolesterol total
satu-satunya rumah sakit rujukan di Propinsi

140
Hubungan asupan energi, lemak dan serat … (Yuliantini E; dkk)

HDL yaitu 2,5-3,4. Nilai rasio 3,5-4,5 masih yang diperoleh dari pengukuran langsung
ditoleransi namun harus diwaspadai. Nilai rasio terhadap pasien berupa asupan energi, lemak
diatas 4,5 mempunyai resiko mendapatkan jenuh, lemak tak jenuh, kolesterol, dan serat
serangan jantung dua kali lebih besar daripada dengan menggunakan formulir food frequency
nilai rasio 3,5-4,5. Makin besar rasio kolesterol questionnaire (FFQ) semi kuantitatif dan data
total dengan HDL maka makin meningkat laboratorium kadar kolesterol total dan HDL
9
resiko penyakit jantung . pasien. Data yang diperoleh diolah melalui
Berdasarkan masalah tersebut maka perlu beberapa tahapan yaitu: editing data, coding,
diteliti hubungan asupan energi, lemak jenuh, cleaning. Sumber data diperoleh dari RSUD
lemak tak jenuh, kolesterol, dan serat dengan Dr. M. Yunus Bengkulu. Penelitian dilakukan
rasio kolesterol total/HDL pada penderita pada bulan Agustus - September tahun 2013.
penyakit jantung di RSUD Dr. M. Yunus Penyajian data dengan analisis univariat untuk
Bengkulu. mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan
proporsi variabel yang diteliti, yaitu variable
METODE independent (asupan energi, lemak jenuh,
lemak tak jenuh, kolesterol, dan serat) dan
Penelitian ini merupakan penelitian
variable dependent (rasio kadar kolesterol
deskriptif analitik dengan pendekatan cross
total/HDL). Analisis bivariat untuk mengetahui
sectional. Variabel independen (asupan energi,
hubungan antar variabel bebas dan variabel
lemak jenuh, lemak tak jenuh, kolesterol dan
terikat dengan menggunakan pearson
serat) dan variabel dependen (rasio kadar
correlation. Analisis multivariat bertujuan untuk
kolesterol total/HDL). Penderita penyakit
mendapatkan variabel yang paling ber-
jantung tahun 2013 berjumlah 760 orang.
hubungan dengan rasio kadar kolesterol
Populasi yang digunakan pada penelitian ini
total/HDL melalui analisis regresi linier.
adalah seluruh penderita penyakit jantung di
poli rawat jalan yang berkunjung pada bulan
HASIL
Mei 2013 di poli penyakit jantung RSUD Dr. M.
Yunus, yaitu sebanyak 188 orang dengan Hasil diperoleh rerata umur responden
rerata pasien yang berkunjung seminggu adalah 53 tahun, dengan umur terendah 42
sebanyak 47 orang. Pengambilan subjek tahun dan umur tertinggi 65 tahun. Sebagian
menggunakan cara teknik accidental sampling, besar responden berjenis kelamin laki-laki,
dimana sampel adalah setiap pasien yang yaitu sebanyak 35 responden (77,8%). Dari 45
datang dan memenuhi kriteria inklusi, yaitu responden didapatkan rerata asupan energi
penderita penyakit jantung di instalasi rawat sampel adalah 2021,1 kkal dengan nilai
jalan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu sejak minimum 1587,2 kkal dan nilai maksimum
tahun 2012, bersedia menjadi sampel 3058,2 kkal. Rerata asupan lemak jenuh
penelitian, data laboratorium (kadar kolesterol adalah 21,9 g dengan nilai minimum 15,9 g dan
total dan HDL), pasien dengan diagnosis medis nilai maksimum 45,6 g. Rerata asupan lemak
penyakit jantung, kecuali penyakit jantung tak jenuh pada pada penderita penyakit jantung
bawaan dan decomp cordis, usia 20-65 tahun, di poli jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
bertempat tinggal di wilayah Kota Bengkulu. adalah 21,0 gr dengan nilai minimum 7,4 g dan
Jumlah sampel 41 orang yang dihitung nilai maksimum 38,2 g.
berdasarkan rumus. Data primer yaitu data

Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Energi, Lemak Jenuh, Lemak Tak Jenuh,
Kolesterol, Serat dan Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL
Variabel Mean SD Minimal Maksimal Standar

Asupan Energi 2021 361,2 1587,2 3058,2 2000 Kal

Asupan Lemak Jenuh 21,9 7,8 15,9 45,6 <19 g


Asupan Lemak Tak
21,0 6,5 7,4 38,2 33 g
Jenuh
Asupan Kolesterol 288,4 196,6 37,7 960,3 <200 mg

Asupan Serat 11,5 2,9 6,5 17,4 25 g


Rasio Kolesterol
5,3 1,0 2,8 8,6 <4,5
Total/HDL

141
Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2015 Vol.38(2):139-147

Rerata asupan kolesterol adalah 288,43 asupan asupan serat dengan rasio kolesterol
mg dengan nilai minimum 37,7 mg dan nilai total/HDL (p value=0,526).
maksimum 960,3 mg. Rerata asupan serat Pada hasil analisis regresi, keempat
adalah 11,56 g dengan nilai minimum 6,5 g dan variabel independen terbukti memiliki korelasi
nilai maksimum 17,4 g. Rerata rasio kadar dengan rasio kadar kolesterol total/HDL dan
kolesterol total/HDL pada penderita penyakit memiliki pengaruh terhadap rasio kadar
jantung di poli jantung RSUD Dr. M. Yunus kolesterol total/HDL. Untuk mengetahui
Bengkulu adalah 5,3 dengan nilai minimum variabel mana yang paling berhubungan
2,8g dan nilai maksimum 8,6 g. terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL,
Analisis bivariat dilakukan untuk maka dapat dilihat hasil analisis regresi ganda
mengetahui hubungan variabel bebas dengan pada keempat parameter.
variabel terikat dengan uji statistik korelasi. Pada Tabel 3 terlihat bahwa variabel
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa asupan kolesterol mempunyai p terbesar
hubungan asupan energi dengan rasio kadar sehingga variabel tersebut harus keluar dari
kolesterol total/HDL menunjukan hubungan model pertama. Pada model kedua, terdapat
yang kuat (r=0,575) dan koefisien korelasi tiga variabel yang masuk dalam model dengan
menunjukan arah korelasi positif artinya p value <0,05 yaitu asupan energi, asupan
semakin meningkatnya asupan energi maka lemak jenuh dan lemak tak jenuh.
kemungkinan rasio kadar kolesterol total/HDL
akan meningkat juga. Hasil uji hipotesis Tabel 3
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan Hasil Analisis Multivariat Regresi Linier
antara asupan energi dengan rasio kadar Berganda antara Asupan Energi, Lemak
kolesterol total/HDL (p value =0,000). Jenuh, Lemak Tak Jenuh, Kolesterol
Hubungan antara asupan lemak jenuh dengan Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL
dengan rasio kadar kolesterol total/HDL
menunjukkan hubungan kuat (r = 0,629) dan
Variabel T P Value
koefesien korelasi menunjukan arah korelasi
positif artinya semakin meningkatnya asupan
Asupan Energi 2,915 0,045
lemak jenuh maka kemungkinan rasio kadar
kolesterol total/HDL akan meningkat juga. Hasil Asupan Lemak Jenuh 2,952 0,004
uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara asupan lemak jenuh Asupan Lemak Tak Jenuh -2, 089 0,032
dengan rasio kadar kolesterol total/HDL (p Asupan Kolesterol 1,031 0,160*
value =0,000). *Variabel yang tidak masuk pada pada model pertama
Hubungan antara asupan lemak tak jenuh
dengan rasio kadar kolesterol total/HDL Tabel 4
menunjukkan hubungan sedang (r=-0,422) dan Hasil Analisis Multivariat Regresi Linier
koefesien korelasi menunjukan arah korelasi Berganda antara Asupan Energi, Lemak
negatif artinya semakin rendah asupan lemak Jenuh dan Tak Jenuh dengan Rasio Kadar
tak jenuh maka kemungkinan rasio kadar Kolesterol Total/HDL
kolesterol total/HDL akan semakin meningkat. Variabel T P Value
Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara asupan lemak Asupan Energi 2,956 0,005
tak jenuh dengan rasio kadar kolesterol
total/HDL (p=0,004). Asupan Lemak Jenuh 3,529 0,001
Hubungan asupan kolesterol dengan rasio
kolesterol total/HDL menunjukkan hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh -1,885 0,067*
yang kuat (r=0,538) dengan koefisien korelasi
menunjukan arah korelasi positif artinya Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui
semakin meningkatnya asupan kolesterol maka bahwa untuk korelasi antara asupan energi
kemungkinan rasio kadar kolesterol total/HDL dengan rasio kadar kolesterol total/HDL didapat
akan meningkat juga. Hasil uji hipotesis nilai probabilitas sebesar 0,000 (<0,05) yang
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan berarti hubungan asupan energi terhadap rasio
antara asupan kolesterol dengan rasio kadar kolesterol total/HDL signifikan. Untuk
kolesterol total/HDL (p=0,000). korelasi antara asupan lemak jenuh dengan
Tidak terdapat hubungan antara asupan rasio kadar kolesterol total/HDL didapat nilai
serat dengan rasio kolesterol total/HDL probabilitas sebesar 0,001 (<0,05) yang berarti
(r=-0,088). Hasil uji hipotesis menunjukkan hubungan asupan lemak jenuh terhadap rasio
tidak adanya hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol total/HDL signifikan. Untuk

142
Hubungan asupan energi, lemak dan serat … (Yuliantini E; dkk)

korelasi antara asupan lemak tak jenuh dengan di semua sel tubuh terutama di hati dan otot.
rasio kadar kolesterol total/HDL didapat nilai Selain itu, glukosa dapat dipecah menjadi asetil
probabilitas sebesar 0,068 (>0,05) yang berarti Ko-A kemudian diubah menjadi lemak yang
hubungan asupan lemak jenuh terhadap rasio kemudian disimpan di dalam hati dan jaringan
12
kadar kolesterol total/HDL tidak signifikan. adiposa .
Hasil uji regresi ganda didapatkan Pada dasarnya kolesterol disintesis dari
besarnya koefisien determinasi sebesar 0,551 asetil Ko-A melalui beberapa tahapan reaksi.
yang berarti bahwa hubungan variabel Kemudian asetil diubah menjadi isopentil
independen (asupan energi, lemak jenuh, pirofosfat dan dimetil pirofosfat melalui
lemak tak jenuh) terhadap perubahan variabel beberapa reaksi yang melibatkan beberapa
dependen (rasio kadar kolesterol total/HDL) jenis enzim. Selanjutnya isopentil pirofosfat dan
adalah 55,1 persen Sedangkan 44,9 persen dimetil pirofosfat bereaksi membentuk
11
dipengaruhi oleh variabel lain. kolesterol .
Pada jalur metabolisme asam amino,
BAHASAN leusin dapat diubah menjadi asam keto melalui
reaksi trans-aminase oksidatif. Kemudian asam
Hubungan Asupan Energi Dengan Rasio
keto ini melalui beberapa tahap reaksi diubah
Kadar Kolesterol Total/HDL
menjadi asetil Ko-A. Salah satu senyawa yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terbentuk dalam tahap reaksi tersebut ialah β
semakin tinggi asupan energi, maka kadar
hidroksi β metil glutamil KoA (HMG CoA), yang
kolesterol total/HDL akan semakin tinggi.
juga merupakan salah satu zat antara dalam
Asupan makanan yang berlebih terutama kalori 11
biosentesis kolesterol . Kenaikan kolesterol
tinggi dan lemak tinggi akan mengakibatkan
13 akan merusak endotel, memacu proses
peningkatan kolesterol dalam darah . Jumlah
agregasi trombosit, terbentuknya mikrotrombus
kalori dalam makanan diperlukan untuk
dan merupakan kontributor utama timbunan
memperhitungkan keseimbangan energi.
kolesterol di dinding pembuluh darah dan
Apabila jumlah kalori yang dikonsumsi lebih 16
memicu proliferasi sel otot polos .
kecil dari kalori yang digunakan, berat badan
akan berkurang karena cadangan energi dari
Hubungan Asupan Lemak Jenuh, Lemak
lemak akan digunakan. Sebaliknya, apabila
Tak Jenuh, Kolesterol Dengan Rasio Kadar
jumlah kalori yang masuk lebih besar dari kalori
Kolesterol Total/HDL
yang digunakan, berat badan akan meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kelebihan energi pun akan disimpan sebagai
14 semakin tinggi asupan lemak jenuh dan
lemak . Asupan energi yang berlebihan dan
kolesterol maka rasio kadar kolesterol
tertimbun dalam tubuh, terutama dalam
total/HDL akan menurun. Sedangkan untuk
jaringan adipose dalam bentuk lemak dapat
variabel asupan lemak tak jenuh menunjukkan
menimbulkan obesitas yang pada akhirnya
bahwa semakin rendah asupan lemak tak
akan menyebabkan resistensi insulin dan
15 jenuh maka rasio kadar kolesterol total/HDL
sindrom metabolik . Selain itu penumpukan
akan semakin tinggi. Diperkirakan bahwa
lemak yang berlebihan dapat meningkatkan
proporsi konsumsi asam lemak jenuh yang
resiko terjadinya hipertensi, obesitas, penyakit
14 tinggi meningkatkan kadar asam lemak jenuh,
jantung, stroke, dan diabetes .
kadar kolesterol dalam serum, kadar insulin
Kalori adalah sesuatu yang terkandung 18
plasma serta penurunan sensitivitas insulin .
dalam makanan dan minuman. Semua
Konsumsi lemak tak jenuh justru dapat
makanan dan minuman mempunyai kalori
menurunkan risiko sindrom metabolik dengan
tersendiri. Setiap satunya mempunyai jumlah
meningkatkan kadar kolesterol HDL dan
kalori yang berbeda. Kalori dihasilkan oleh
1 menurunkan kadar koresterol total atau
lemak, karbohidrat dan juga protein . Pada
timbunan kolesterol dalam pembuluh sehingga
metabolisme karbohidrat, pada proses
mencegah terjadinya arterosklerosis dan
glikogenesis glukosa setelah masuk ke dalam 19
penyakit jantung koroner . Kenaikan rasio
sel akan bergabung dengan gugus posfat
kadar kolesterol/HDL merupakan faktor resiko
radikal menjadi Glu-6-P (Posforilasi).
dalam pembentukan penyakit jantung koroner.
Posforilasi glukosa tersebut bersifat reversibel.
Keterkaitan kadar kolesterol darah dengan
Glu-6-P dapat langsung digunakan untuk
konsumsi lemak sebagai sumber energi
sumber energi atau disimpan dalam bentuk
menunjukkan peningkatan, sebab lemak
glikogen. Jika konsumsi karbohidrat berlebihan
memberikan nilai tambah terhadap kadar
sehingga intake glukosa melimpah sedangkan
kolesterol. Semakin tinggi lemak yang
pembongkaran glukosa untuk sumber tenaga
dikonsumsi tetapi penggunaan energi yang
berkurang, maka glukosa akan diubah menjadi
tidak seimbang akan menyebabkan
glikogen. Pembentukan glikogen dapat terjadi

143
Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2015 Vol.38(2):139-147

6
meningkatnya kadar kolesterol darah . Hasil penelitian ini sejalan dengan
Penelitian di Tehrani yang menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Novitasari, yang
asupan lemak yang tinggi mempunyai menunjukkan bahwa ada hubungan yang
hubungan yang signifikan dengan terjadinya signifikan antara asupan lemak jenuh dengan
14
peningkatan sindrom metabolik . Penelitian kadar kolesterol darah. Kemudian hasil
lain menemukan hubungan konsumsi daging penelitian Jonnalagadda menunjukkan bahwa
yang tinggi, makanan gorengan merupakan konsumsi tinggi asam lemak jenuh akan
15
parameter terjadinya sindrom metabolik . meningkatkan kadar kolesterol plasma.
Pada populasi di Jepang dan Brazilla juga Menurut National Cholesterol Education
ditemukan adanya hubungan antara asupan Program (NCEP), menganjurkan untuk
lemak yang tinggi dengan kejadian sindrom mengonsumsi asam lemak jenuh <10 persen
17
metabolik . total kalori dan jika kadar kolesterol masih
Faktor makanan yang berpengaruh tinggi dianjurkan untuk mengurangi sampai 7
terhadap kadar kolesterol darah adalah lemak persen dari total kalori.
total, lemak jenuh, dan energi total. Sumber Peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh
utama lemak jenuh adalah lemak daging dan yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian,
lemak susu yang terdapat dalam produk seperti dan makanan lain yang bersumber dari
susu, krim, mentega, keju, es krim, margarin, tanaman dapat menurunkan tekanan darah.
kuning telur, dan minyak tumbuh-tumbuhan Asam lemak tidak jenuh dapat memberikan
(minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak efek hipokolesterolemik dengan menurunkan
kacang tanah, minyak kacang kedelai, dan kadar kolesterol jahat (Low Density
5
sebagainya) . Penelitian Adachi dkk tahun Lipoprotein/LDL) dalam darah dan
2011 menunjukkan bahwa terdapat meningkatkan kadar kolesterol baik (High
kecenderungan atau tren peningkatan kadar Density Lipoprotein/HDL). Dengan efek
kolesterol darah seiring dengan kecenderungan hipokolesterolemik asam lemak tidak jenuh
atau tren peningkatan asupan protein dan dapat menurunkan kadar kolesterol dalam
24
lemak di Jepang selama 50 tahun . Penelitian darah sehingga mengurangi resiko penyakit
di Teheran menunjukkan bahwa masyarakat aterosklerosis dan kardiovaskuler. Menurut
yang melakukan diet sehat seperti para ahli, lemak tak jenuh ganda dapat
mengonsumsi sayuran, kacang kacangan, dan menurunkan kolesterol darah karena di dalam
buah-buahan memiliki resiko yang rendah tubuh lemak ini sulit dirombak menjadi
19 21
terhadap sindroma metabolik . Penelitian kolesterol .
Rukmasari dkk, bahwa asupan lemak tak Hasil penelitian ini sejalan dengan
jenuh, suplementasi vitamin C dan vitamin E penelitian yang dilakukan oleh Novitasari yang
dapat menurunkan profil lipid kolesterol total, menunjukkan bahwa ada hubungan yang
trigliserida, LDL tetapi tidak dapat menaikkan signifikan antara asupan lemak tak jenuh
10
kadar HDL . Asupan kolesterol yang tinggi dengan kadar kolesterol darah. Hasil penelitian
dapat memberikan efek terhadap profil lipid Tri juga menunjukkan bahwa ada hubungan
dalam darah yaitu meningkatkan kolesterol antara asupan lemak tak jenuh dengan kadar
total, trigliserida, kolesterol LDL dan penurunan kolesterol total (hubungan negatif) dan HDL
HDL. Aterosklerosis dapat timbul karena (hubungan positif).
konsumsi makanan yang mengandung kadar
20
kolesterol tinggi . Hubungan Asupan Serat Dengan Rasio
Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol Kadar Kolesterol Total/HDL
dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol Hasil penelitian menunjukkan bahwa
LDL. Lemak jahat seperti lemak jenuh dapat semakin rendah asupan serat maka rasio kadar
diubah menjadi kolesterol sehingga kolesterol total/HDL akan semakin tinggi. Hasil
meningkatkan kadar kolesterol darah terutama penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
LDL dengan cara memperlambat proses yang dilakukan Bintahan S dan Handarsari E
21
pemecahan (katabolisme) . yang menunjukkan bahwa ada hubungan antar
Lemak jenuh cenderung merangsang hati asupan serat dengan kadar kolesterol total
untuk memperoduksi kolesterol sehingga karena mekanisme serat memiliki sifat
kadarnya di dalam darah meningkat. Akibatnya menurunkan kolesterol darah. Menurut
darah lebih cepat menggumpal. Diet yang Djunaedi (2001) bahwa salah satu fungsi serat
banyak mengandung lemak jenuh akan adalah mengendalikan dan menurunkan kadar
meningkatkan produksi kolesterol, bila kolesterol dalam plasma darah sehingga
berlebihan akan disimpan pada dinding menurunkan risiko terjadinya penyakit
21 26
pembuluh darah dalam bentuk ateroma . jantung .

144
Hubungan asupan energi, lemak dan serat … (Yuliantini E; dkk)

Hal ini disebabkan karena pada penelitian didapatkan nilai koefisien determinasi 0,551
ini asupan serat responden sangat sedikit, yaitu yang berarti variabel asupan energi, asupan
rata-rata hanya 46 persen dari kebutuhan serat lemak jenuh dan tak jenuh dapat menjelaskan
yang dianjurkan. Selain itu serat yang sangat variabel rasio kadar kolesterol total/HDL pada
berpengaruh terhadap penurunan kolesterol penderita penyakit jantung sebesar 55,1
total adalah serat larut air (pektin). Pektin persen.
banyak terdapat pada kulit buah apel, pisang, Bila dilihat dari koefisien Beta, ternyata
dan kulit wortel. Pektin dapat hilang atau nilai koefisien beta asupan lemak jenuh lebih
berkurang pada saat proses pengolahan atau besar daripada asupan energi dan lemak tak
pencucian. Sehingga kemungkinan responden jenuh, dengan demikian dapat disimpulkan
mengonsumsi pektin sangat rendah. Selain itu bahwa variabel asupan lemak jenuh
banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi merupakan faktor dominan terhadap penentuan
rasio kadar kolesterol total/HDL seperti rasio kadar kolesterol total/HDL. Hal ini
konsumsi obat-obatan dan asupan makanan menunjukkan bahwa, walaupun asupan
22
yang mengandung banyak lemak . kolesterol tinggi, tetapi jika asupan lemak jenuh
Serat mempunyai peranan penting rendah maka tidak beresiko terkena penyakit
terhadap penurunan kadar kolesterol darah, hal jantung. Begitu juga apabila asupan serat dan
ini terjadi karena diikatnya kolesterol oleh serat lemak tak jenuh rendah, asalkan asupan lemak
yang terjadi di perut dan usus. Serat ini jenuh rendah maka tidak beresiko terkena
membentuk gelatin dan melewati pencernaan penyakit jantung (rasio kolesterol total/HDL<
mengikat asam empedu dan mengikat 4,5).
kolesterol selanjutnya dikeluarkan melalui tinja. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Dengan menarik kolesterol keluar dari Esmaillzadeh dkk yang mengatakan bahwa
pencernaan, kadar kolesterol yang masuk ke konsumsi tinggi asam lemak jenuh akan
dalam darah menurun. Mengonsumsi serat meningkatkan kadar kolesterol plasma,
secara teratur dapat menurunkan kadar diperkirakan setiap penambahan asam lemak
22
kolesterol sampai 15-19 persen . Beberapa jenuh 1 persen dari total kalori terjadi
penelitian menunjukkan adanya hubungan peningkatan kolesterol darah sebanyak 1,9
14
antara komsumsi serat dengan peningkatan mg/dl .
resiko overweight, tekanan darah, kolesterol, Dari hasil analisis multivariat juga
23
trigliserida dan gula darah . Buah-buahan dan didapatkan bahwa lemak jenuh merupakan
sayuran juga dapat menaikan kolesterol HDL faktor dominan terhadap rasio kadar kolesterol
dan menurunkan kolesterol LDL, hal ini sangat total/HDL. Hasil ini sesuai dengan pendapat
penting karena dapat menghambat oksidasi, Selby, bahwa konsumsi pangan dengan tinggi
sehingga LDL tidak mampu menembus dinding kalori dan lemak jenuh berkaitan dengan
arteri, sedangkan fungsi serat dapat peningkatan kadar kolesterol darah. Asupan
menurunkan kadar kolesterol dengan jalan makanan yang berlebih terutama kalori tinggi
mengikat asam empedu dan dikeluarkan dan lemak tinggi akan mengakibatkan
25
bersama feses, akibatnya lemak tidak dapat peningkatan kolesterol dalam darah .
diserap karena tidak ada pengemulsinya dan Selanjutnya, apabila dilihat dari nilai
2
akhirnya dapat menghambat risiko munculnya koefisein determinasi (R ) hanya sebesar 0,551
27
penyakit jantung koroner . Penelitian Sulastri (55,1%) maka dapat disimpulkan masih ada
dkk. menunjukan ada korelasi yang bermakna faktor lain yang lebih dominan. Pada penelitian
antara asupan serat dengan profil lipid, asupan ini tentu memiliki keterbatasan. Jumlah
serat yang masih sangat rendah tidak populasi 760 dengan sampel 45 responden
mempunyai kontribusi untuk dapat tentu akan lebih mendalam jika dapat
28
mempengaruhi kadar lipid darah . Hasil menggunakan total sampling.
penelitian Nurbekti dkk. (2006) bahwa serat
(dalam perasan jeruk nipis) dapat menurun KESIMPULAN
kadar LDL kolesterol darah pada hewan
29 Rerata asupan energi, lemak jenuh dan
coba .
kolesterol pada penderita penyakit jantung
lebih dari standar kebutuhan. Rerata asupan
Faktor-faktor Determinan Rasio Kadar
lemak tak jenuh kurang dari standar kebutuhan
Kolesterol Total/HDL
tetapi rerata rasio kadar kolesterol total/HDL
Dengan analisis regresi ganda didapatkan
diatas normal.
faktor-faktor determinan yang bermakna
Ada hubungan antara asupan energi,
terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL
lemak jenuh, lemak tak jenuh, kolesterol
seperti asupan energi, asupan lemak jenuh dan
dengan rasio kadar kolesterol total/HDL tapi
lemak tak jenuh. Pada analisis multivariat
asupan serat dengan rasio kadar kolesterol

145
Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2015 Vol.38(2):139-147

total/HDL tidak ada hubungan. Faktor dominan 10. Rukmasar EA, Hadi H, dan Achdiono
yang memiliki hubungan paling kuat terhadap DNW. Pengaruh suplemetasi vitamin C dan
rasio kadar kolesterol total/HDL adalah asupan vitamin E terhadap profil lipid pada pasien
lemak jenuh. penyakit jantung di Poliklinik Kardiologi
RSU dr.Slamet Garut. Sains Kesehatan.
SARAN 2006;19(2):185-195.
11. Gross LS, Li L, Ford ES, and Liu S.
Sebaiknya dilakukan penelitian lain
Increased consumption of refined
dengan variabel faktor resiko lain yang
carbohydrates and the epidemic of type 2
berhubungan dengan rasio kadar kolesterol
diabetes in the United States: an ecologic
total/HDL dengan desain penelitian yang
assessment. Am J Clin Nutr.
berbeda. Misalnya faktor resiko lain adalah
2004;79(5):774-9.
aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan asupan
12. Brashers LV. Aplikasi klinis patofisiologi,
vitamin C dan E dengan rasio kadar kolesterol
pemeriksaan dan. manajemen edisi 2.
total/HDL.
Jakarta: ECG, 2008.
13. Davison KM, and Kaplan BJ. Food Intake
UCAPAN TERIMAKASIH and blood cholesterol levels of community-
based adult with mood disorders. BMC
Terima kasih disampaikan kepada Psychiatry. 2012;12:10
Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang
14. Esmaillzadeh A, Kimiagar M, Mehrabi Y,
telah mendukung penelitian ini. Terima kasih
Azdbakht L, Hu FB, and Wilett WC,
juga kami ucapkan kepada Kepala RS Dr. M. Dietary patterns, insulin resistance and
Yunus yang telah member izin dan fasilitas prevalence of the metabolic syndrome in
yang diberikan, serta kepada Direktur dan staf women. Am J Clin Nutr. 2007; 85(3): 910-8.
Instalasi Gizi, para enumerator yang telah
15. Lutsey PL, Steffen LM and Stevens J.
membantu kelancaran penelitian ini. Tim
Dietary intake and the development of the
peneliti yang telah mencurahkan pikiran dan metabolic syndrome: the atherosclerosis
tenaga, kami mengucapkan terima kasih yang risk in communities study. Circulation.
mendalam.
2008;117(6):754-6. doi:10.1161/CIRCULA
TIONAHA.107.716159.
RUJUKAN
16. Dewi IGASK, Pramantara IDP, dan
1. Adkins Y, and Darshan SK. Mechanims Pangastuti R, Pola makan berhubungan
underlying the cardioprotective effect of dengan sindrom metabolic pada lanjut usia
omega-3 polyunsaturated fatty acid. J Nutr di poliklinik Geriatri RSUP Sanglah
Bio. 2010;10:781-92. Denpasar. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.
2. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. Profil 2010;6(3):105-13.
kesehatan Provinsi Bengkulu . Bengkulu: 17. Gimeno SGA, Andreoni S, Ferreira SRG,
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2011. Cardoso LJ, Augusto, Assessing food
3. Reaven GM. The metabolic syndrome: is dietary intakes in Japanese-Brazilians
this diagnosis necessary?. Am J Clin Nutr. using factor analysis. Cad Saúde Pública,
2006;83(6):1237-47 Rio de Janeiro. 2010;26(11):2157-2167.
4. Belitz HD, and Grosch W. Food chemistry. 18. Wiardani NK, Sugiani PPS, Gumala NMY.
Berlin: Springer Verlag, 2009. Konsumsi lemak total, lemak jenuh, dan
5. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. kolesterol sebagai faktor sindroma
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009 metabolik pada masyarakat perkotaan di
6. Maulana M. Penyakit jantung: pengertian, Denpasar. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.
penanganan, dan pengobatan. Yogyakarta: 2011;7(3):121-128.
Kata Hati, 2008. 19. Esmaillzadeh A, Kimiagar M, Mehrabi Y,
7. Supariasa IDN. Penilaian status gizi. Azdbakht L, Hu FB, and Willet WC. Fruit
Jakarta: EGC, 2012. and vegetable intakes, C reactive protein
8. Miura K, Stamler J, Nakagawa H, Elliott P, and the metabolic syndrome. Am J Clin
Ueshima H, Chan Q, et al. Relationship of Nutr. 2006;84(6):1489-97.
dietary linolenic acid to blood pressure: 20. Mahan LK, and Escoot-Stump S.
intermap study. J Hypertens. 2008;52(2): Krause's food & nutrition therapy.12th ed.
408-14.doi:10.1161/HYPERTENSIONAHA. St. Louis, Misouri: Elsevier Saunders,
108.112383. 2008.
9. Whitney E, and Rolfes SR. Understanding 21. Supriyono M. Faktor-faktor resiko yang
nutrition 10th ed. Belmont: Thomson berpengaruh terhadap kejadian penyakit
Wadsworth, 2005. jantung koroner pada kelompok usia ≤ 45

146
Hubungan asupan energi, lemak dan serat … (Yuliantini E; dkk)

tahun. Tesis. Semarang: Universitas 26. Anies. Kolesterol dan penyakit jantung
Diponegoro, 2008. koroner: solusi pencegahan dari aspek
22. Sumarti S. Faktor-faktor resiko penyakit kesehatan masyarakat . Yogyakarta: Ar-
jantung koroner pada usia dewasa muda Ruzz Media, 2015.
yang dirawat di instalasi jantung dan 27. Sugiani PPS, dan Hadi H, dan Pramantara
pembuluh darah Rumah Sakit Dokter IDP. Asupan gizi sebagai faktor risiko
Kariadi. Tesis. Semarang: Universitas penyakit infark miokard akut di RS Sanglah
Muhamadiyah Semarang, 2008 . Denpasar. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.
23. Lairon D, Arnault N, Bertrais S, Planells R, 2004;I(2):67-75.
Clero E, Herberg S, et al. Dietary fiber 28. Sulastri D, Rahayuningsih S, dan
intake and risk factors for cardiovascular Purwantyastuti. Pola asupan lemak, serat
disease in French adults . Am J Clin Nutr. dan antioksidan serta hubungannya
2005; 82(6):1185-94. dengan profil lipid pada laki-laki etnik
24. Adachi H, Hirai Y, Satoshi S, Enomoto M, Minangkabau. Majalah Kedokteran
Fukami A, Kumaga E, et al. Trends in Indonesia. 2005;55(2):61-66.
dietary intakes and serum cholesterol level 29. Nurbekti W, Yuliani S, dan Widyaningsih
over 50 years in Tanushimaru in Japanese W. Pengaruh perasan segar jeruk nipis
men. J Food Nutr Sci. 2011;2:476-481. (citrus aurantifolia swingle) terhadap kadar
25. Selby A. Makanan berkhasiat. Jakarta: kolesterol serum tikus putih jantan galur
Erlangga, 2005. wistar yang diberi diet lemak tinggi. Media
Farmasi. 2006.5(1);43-45.

147
Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2015 Vol.38(2):139-147

(dikosongkan)

148

Potrebbero piacerti anche