Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
1
Ariska Putri Hidayathillah, S.Kep., Ns., M.Epid, 2Eni Mulyana
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Surabaya
Email : ariska217@gmail.com
ABSTRACT
The ages of 1-5 years (toddlers) is the period in which the child is in need of food and
nutrition in sufficient amount and adequate. Nutritional deficiencies during this time can cause
interference to grow flowers. At this time also, the child is still totally dependent on the care and
upbringing by his mother.
Research objectives: knowing parents parenting relationship with nutritional status on
toddlers in the village of Selokgondang Sub Lumajang Sukodono in 2017.
The type of research that is used is a type of analytic survey research (kolerasi) by using the
Cross-Sectional design. The sample in this research are all parents and toddlers in the village of
Selokgodang Sub Lumajang Sukodono as much as 62 respondents.
Most toddlers have a good nutritional status IE as much as 69.4%, parenting parents with
democratic 88.7% category. After the performed statistical tests using Sperman Rank then
acquired the results of statistical tests where SIGs 0.0002 GIS < α (0.05), which means there is a
connection between parenting parents with nutritional status on toddlers in the village of
Selokgondang Sub Lumajang Sukodono. Obtained most of the parenting parents is democratic
and most experienced good nutritional status. Health care personnel should enhance public
awareness by providing counseling on the importance of parenting parents the nutritional needs
on toddlers, thus reducing the problem of nutritional status
Pendahuluan
Gizi adalah suatu proses organisme untuk berbagai fungsi biologis
menggunakan makanan yang dikonsumsi (pertumbuhan fisik, perkembangan,
secara normal melalui proses pencernaan, aktifitas, pemeliharaan kesehatan dan
absorbsi, transportasi, penyimpanan, lainnya (Suyanto, 2012).
metabolism dan pengeluaran zat-zat yang Jumlah balita gizi kurang berdasarkan
tidak diperlukan untuk mempertahankan indikator BB/U di Kabupaten Lumajang
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi Tahun 2014 sebanyak 440 atausebesar
normal dari organ-organ, 0,61% sedangkan ambang yang telah
sertamenghasilkanenergi (Supariasa, dkk, ditetapkan dalam RPJMD (Rencana
2011). Status gizimerupakankeadaan yang Pembangunan Jangka Menengah Daerah)
diakibatkan oleh status keseimbangan sebesar 0,5%. Capaian tahun 2014 tersebut
antara jumlah asupan (intake) dan jumlah jika dibandingkan dengan tahun 2013
yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh terdapat penurunan persentase balita gizi
20 Hubungan Pola Asuh Orang Tua…… (Ariska Putri Hidayathillah, Eni Mulyana)
kurang, sedangkan di Desa Selokgondang memiliki status gizi buruk dan 2,88% anak
persentase gizi kurang 68,71%, 47,21%% mengalami status gizi lebih.
anak memiliki status gizi baik, 0,79% anak (DinkesLumajang, 2014)
100
90
80
70
60
50
40
30 Gizi Kurang
20
10
0
Kecamatan
80
60
40
20
0 Kurang Gizi
Desa
berdasarkan BB/U (Dinkes JawaTimur, dan praktek kesehatan dengan status gizi.
2012), sedangkan cakupan data Dinas Sedangkan rangsangan psikososial dengan
Kesahatan wilayah Kabupaten Lumajang status gizi tidak berhubungan.
pada tahun 2013 sebanyak 462 atau sebesar UNICEF (2012), faktor - faktor yang
86% menderita gizi kurang sedangkan mempengaruhi status gizi anak balita dan
target yang telah ditetapkan RPJMD penyebab kurang gizi pada balita di
sebesar 62%. Capaian tahun 2013 tersebut masyarakat yaitu: penyebab langsung dan
jika dibandingkan tahun 2012 terdapat tidak langsung. Makanan dan penyakit
kenaikan persentase balita gizi kurang dapat secara langsung menyebabkan gizi
(Dinkes Lumajang, 2013). kurang. Penyebab tidak langsung ada tiga
Studi pendahuluan yang dilakukan di yaitu: a) ketahanan pangan, b) pola
Posyandu Desa Selokgondang Kecamatan pengasuhan anak, c) pelayanan kesehatan
Sukodono Kabupaten Lumajang 22 April dan lingkungan. Pola pengasuhan yang
2017, dari 10 orang tua sebanyak 6 orang berupa sikap dan perilaku ibu sangat
mengatakan bahwa pola asuh yang pening terhadap tumbuh kembang anak.
digunakan adalah demokratis 68,71% Cara pemberian makan maupun
balita yang mengalami gizi baik, 3 orang pengetahuan tentang jenis makanan yang
tua mengatakan pola asuh yang digunakan harus diberikan sesuai umur dan kebutuhan
adalah otoriter 47,21% balita mengalami serta memberikan kasih sayang dan
status gizi kurang dan 1 orang tua sebagainya merupakan komponen yang
mengatakan pola asuh yang digunakan perlu diketahui dari masing-masing orang
adalah permisif 2,88% balita mengalami tua (Supariasa 2011).
gizi kurang. Pola asuh yang baik dari ibu akan
Penelitian yang dilakukan oleh memberikan kontribusi yang besar pada
Ritayani (2013) dengan judul Hubungan pertumbuhan dan perkembangan balita
Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak sehingga akan menurunkan angka kejadian
Balita Diwilayah Kerja Puskesmas Pantai gangguan gizi. Ibu harus memahami cara
Cermin Kecamatan Tanjung Pura memberikan perawatan dan perlindungan
Kabupaten Langkat, hasil penelitian terhadap anaknya agar anak menjadi
menunjukkan sebagian besar anak balita nyaman, meningkat nafsu makananya,
mempunyai status gizi normal yaitu 77,0% terhindar dari cedera dan penyakit yang
, pola asuh berdasarkan praktek pemberian akan menghambat pertumbuhan. Apabila
makan terbanyak pada kategori baik yaitu pengasuhan anak baik maka status gizi
96%, rangsangan psikososial pada kategori anak juga akanbaik. Peran ibu dalam
baik sebanyak 94%, dan berdasarkan merawat sehari-hari mempunyai kontribusi
perawatan kesehatan pada kategori baik yang besar dalam pertumbuhan anak
sebanyak 94%. Status gizi normal pada karena pola asuh yang baik anak akan
umur 25-36 bulan sebanyak 31,2%, pola terawatt dengan baik dan gizi terpenuhi.
asuh berdasarkan praktek pemberian Oleh karena itu, agar anak tidak
makan pada kategori baik terbanyak pada mengalami kurang gizi memberikan
umur 25-36 bulan 30,9%, rangsangan makanan tambahan sebagai pendamping
psikososial pada kategori baik umur 25-36 ASI sangat penting, misalnya berilah anak
bulan 33,3%, dan perawatan kesehatan bubur susu yang lunak atau buah manis
pada kategori baik umur 25-36 bulan seperti pisang yang dihaluskan
30,9%. Terdapat hubungan yang (Soekirman, 2010).
signifikan antara praktek pemberian makan
22 Hubungan Pola Asuh Orang Tua…… (Ariska Putri Hidayathillah, Eni Mulyana)
Jumlah
No Polaasuh orang tua
n Persentase %
1 Otoriter 6 9,7
2 Demokratis 55 88,7
3 Permisif 1 1,6
Jumlah 62 100
Sumber : Data Primer 2017
23 Hubungan Pola Asuh Orang Tua…… (Ariska Putri Hidayathillah, Eni Mulyana)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data pola asuh orang tua terhadap balita dengan
kategori otoriter sebanyak 6 orang (9,7 %), kategori demokratis sebanyak 55 orang (88,7 %),
sedangkan kategori permisif sebanyak 1 orang (1,6 %).
Jumlah
No Status GiziBalita
n Persentase %
1 Lebih 1 1,6
2 Baik 43 69,4
3 Kurang 18 29,0
Jumlah 62 100
Sumber : Data Primer 2017
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Status Gizi Pada Balita
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Status Gizi Pada Balita Umur 1 – 5 Tahun Di Desa
Selokgondang Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang 2017
Status Gizi BB/U
PolaAsuh Orang Jumlah P-value
Tua Lebih Baik Kurang
n % n % n % n %
Otoriter 0 0 0 0 6 100 6 100
0.0002
Demokratis 1 1,8 43 78,2 11 20,0 55 100
Permisif 0 0 0 0 1 100 1 100
Sumber : Data Primer 2017
Pembahasan
Pola Asuh Orang Tua ialah pendapatan, pekerjaan, pekerjaan,
Hasil penelitian pada tabel 5.6 budaya, usia, kondisi, infeksi dan pola asuh
menunjukkan bahwa sebagian besar pola orang tua. Data usia orang tua
asuh orang tua adalah demokratis yaitu 55 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
orang (88,7%), pola asuh otoriter sebanyak responden berusia antara 20-40 tahun.
6 orang (9,7%) sedangkan pola asuh orang Seorang ibu dalam rentang usia ini dinilai
tua permisif sebanyak 1 orang (1,6%). sudah memiliki kedewasaan yang cukup
Donna L. Wong (2008) mengatakan bahwa dan emosi yang stabil. Ibu akan berpikir
pola asuh demokratis adalah gaya orang lebih matang dalam bertindak dan
tua dalam mengarahkan perilaku dan sikap mengambil keputusan serta lebih
anak dengan menekankan alasan peraturan memikirkan kemungkinan efek samping
dan secara negatif menguatkan yang akan timbul. Sehingga usia dapat
penyimpangan. Orang tua yang selalu mempengaruhi cara berpikir orang tua
memberikan penjelasan tentang berbagai dalam perkembangan balita. Menurut
hal, tetap mengawasi dan memberikan Nursalam (2013), semakin bertambah
respon yang baik, maka orang tua telah umur seseorang maka pengetahuan mereka
menerapkan pola asuh yang baik pada bertambah karena pengalaman mereka
anaknya. Tanpa melalui aturan dan sikap dalam menghadapi realita kehidupan yang
yang keras, diharapkan anak lebih menuju kematangan pemikiran.
memahami kemauan orang tua. Berdasarkan data pekerjaan orang tua
Dalam pola asuh demokratis bahwa sebagian besar responden adalah
kedudukan orang tua dan anak sejajar, Ibu Rumah Tangga (IRT). Orang tua yang
suatu keputusan diputuskan bersama kesehariannya hanya sebagai ibu rumah
dengan mempertimbangkan pendapat anak. tangga maka akan lebih fokus pada
Anak diberi kebebasan dan tanggung pengasuhan anak. Sehingga ibu dapat lebih
jawab, artinya apa yang dilakukan oleh menyediakan waktu untuk mengasuh,
anak tetap berada dibawah pengawasan memperhatikan pendidikan anak,
orang tua dan dapat dipertanggung mengamati segala masalah yang terjadi
jawabkan. Dampak positif dari pola asuh pada anak dan menilai perkembangan
demokratis adalah anak mudah bergaul anak. Sebagaimana Sri Kartika (2013)
dengan orang lain, ramah, percaya diri, mengemukakan bahwa kegiatan ekonomi
bertanggung jawab, dan mandiri. ibu akan berdampak negatif terhadap
perawatan anak hanya jika kegiatan itu
Status Gizi Balita tidak dapat dijalankan selaras dan bersama-
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan sama dengan pengasuhan yang baik. Anak
sebagian besar balita yang mengalami yang sehat tidak terletak pada kuantitas
status gizi baik adalah 43 anak (69,4%), waktu yang diberikan oleh ibu tetapi pada
balita dengan gizi lebih sebanyak 1 anak kualitas pengasuhan yang mereka terima.
(1,6%) sedangkan balita dengan gizi Status gizi pada balita merupakan hal
kurang sebanyak 18 anak (29,0%). Faktor yang penting untuk diketahui oleh setiap
yang dapat mempengaruhi status gizi balita orang tua, baik dalam pola pengasuhan
25 Hubungan Pola Asuh Orang Tua…… (Ariska Putri Hidayathillah, Eni Mulyana)
atau hal lain yang dapat menyebabkan tua demokratis juga memberikan
menurunnya gizi pada balita. Oleh karena kesempatan agar anak ikut terlibat dalam
itu setiap orang tua hendaknya pengambilan keputusan serta memberikan
memperhatikan asupan gizi yang diberikan kebebasan dengan kontrol seimbang.
kepada balita, supaya balita tidak Murut Ambar (2012) pola asuh demokratis
mengalami gizi kurang/buruk. menunjang keterbukaan pengakuan
terhadap pendapat anak dan kerjasama,
Hubungan Pola Asuh Orang Tua anak diberikan kebebasan tetapi kebebasan
dengan Status Gizi Pada Balita di Desa yang dapat dipertanggungjawabkan. Orang
Selokgondang Kecamatan Sukodono tua yang menerapkan pola asuh otoriter
Kabupaten Lumajang Tahun 2017 memiliki beberapa kekurangan yaitu anak
Berdasarkan hasil pengujian uji akan merasa takut pada sosok orangtua.
statistik uji Sperman Rank di dapatkan Kekesalannya bisa saja dilampiaskan ke
hasil yang signifikan, dengan hasil yang lingkup lain selain keluarga. Misalnya :
menunjukkan ada hubungan antara pola dengan teman atau terperosok pada jeratan
asuh orang tua dengan status gizi pada narkoba sebagai pelarian dan bentuk protes
balita usia 1 – 5 tahun di Desa terselubung. Anak-anak dengan pola asuh
Selokgondang Kecamatan Sukodono ini akan tumbuh menjadi pribadi yang
Kabupaten Lumajang Tahun 2017. rigrid dan kaku.Menurut pendapat
Hasil penelitian didapatkan pada Santrock (2007) anak dari orang tua yang
tabel 5.8 menunjukkan bahwa pola asuh otoriter sering kali tidak bahagia,
orang tua dengan kategori otoriter pada ketakutan, minder ketika membandingkan
status gizi lebih dan baik tidak terdapat diri dengan orang lain, tidak mampu
reponden (0%), status gizi kurang memulai aktivitas, dan memiliki
sebanyak 6 orang (100%), pola asuh orang kemampuan komunikasi yang lemah.
tua dengan kategori demokratis pada status Orang tua yang menerapkan pola asuh
gizi lebih sebanyak 1 orang (1,8%), status otoriter memiliki beberapa kekurangan
gizi baik 43 orang 78,2%), status gizi yaitu Anak akan kurang menghargai
kurang 11 orang (20,0%), sedangkan pada banyak hal dan cenderung manja. Pola
pola asuh orang tua dengan kategori asuh ini, membuat anak kurang patuh dan
permisif pada status gizi lebih dan baik kurang ajar. Lalu tumbuh menjadi anak-
tidak terdapat responden (0%), status gizi anak yang egois dan egosentris. Hal ini
kurang sebanyak 1 orang (100%). Orang sesuai dengan pernyataan Donna L. Wong
tua yang menggunakan pola asuh (2008) pola asuh ini memberikan
demokratis balita mengalami status gizi kesempatan pada anaknya untuk
lebih, status gizi baik dan status gizi melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang
kurang, orang tua yang menggunakan pola cukup dari orangtua. Mereka cenderung
asuh otoriter balita seluruhnya mengalami tidak menegur/ memperingatkan anak
status gizi kurang, sedangkan pola asuh apabila anak sedang dalam bahaya dan
orang tua permisif balita seluruhnya sangat sedikit bimbingan yang diberikan
mengalami status gizi kurang. oleh mereka, sehingga seringkali disukai
Pola asuh demokratis memberikan oleh anak. Anak dari orang tua yang
kesempatan kepada anak untuk bebas permisif memiliki pengendalian diri yang
berekspresi sehingga anak tidak merasa buruk, tidak mandiri, tidak dewasa, manja,
terkekang dan baik untuk perkembangan memiliki harga diri yang rendah (Santrock,
anak yaitu terhadap status gizi anak. Orang 2007).
26 Hubungan Pola Asuh Orang Tua…… (Ariska Putri Hidayathillah, Eni Mulyana)
Hasil penelitian ini sesuai dengan lain yang dapat dilakukan ialah preventif
penelitian Firdaus (2016) didapatkan hasil yaitu meliputi penimbangan BB, TB,
pola asuh orang tua demokratis, sebanyak LILA, pemberian obat-obatan dan lain-
52,23% balita mengalami gizi baik dan gizi lain.
kurang, pola asuh orang tua permisif,
sebanyak 22,72% balita mengalami gizi Kesimpulan
kurang sedangkan pola asuh orang tua Pola asuh orang tua terhadap balita di
otoriter, sebanyak 30,90% balita Desa Selokgondang Kecamatan Sukodono
mengalami gizi kurang. Kabupaten Lumajang didapatkan sebagian
Sebagai petugas kesehatan, kita besar mempunyai pola asuh demokratis.
mempunyai peranan penting dalam upaya Status gizi anak balita berdasarkan indeks
pencegahan kasus gizi kurang melalui BB/U di Desa Selokgondang Kecamatan
beberapa upaya, misalnya promotif yaitu Sukodono Kabupaten Lumajang
meliputi pertemuan rutin tingkat didapatkan sebagian besar mempunyai
desa/kelurahan yang diadakan sesuai status gizi baik. Adanya hubungan pola
jadwal, penyuluhan kepada orang tua asuh orang tua dengan status gizi pada
khususnya ibu balita yang diadakan balita di Desa Selokgondang Kecamatan
sebulan sekali saat posyandu, penyuluhan Sukodono Kabupaten Lumajang Tahun
kader-kader posyandu, media KIE seperti 2017.
leaflet, lembar balik dan lain-lain. Upaya