Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
PELAYANAN KESEHATAN
Perkembangan serta Program Menjaga Mutu
Pelayanan Kesehatan
MENU
Sejarah dan era perkembangan mutu
Definisi Program menjaga mutu
14
SECARA UMUM:
Program Menjaga Mutu telah dilaksanakan sejak lahirnya profesi kesehatan itu sendiri:
20 abad sm : Hammurabi (Code of Hammurabi)
25 abad lalu : Hippocrates (Hippocratic Oath)
1820-1910 : Florence Nigthingale (Inggris : Notes of Nursing)
1876 : American Medical Association (Pembenahan pendidikan kedokteran)
1910 : Carnegie Fondation (Penutupan FK yg tdk memenuhi syarat)
1912 : Joint Committee for Consideration of Standardization of Visiting Nurse
(Standar Tenaga Perawat)
1915 : Kongres Ahli Bedah Amerika Utara (Standar Pelayanan Bedah)
1917 : Standar Staf Medik RS
1918 : Standar Minimum Sarana RS
1946 : Hill Burton Act (Mengatur Tata Laksana Perluasan termasuk Biaya RS)
1950 : DibentukJoint Commision on The Acreditation of Hospital (JCAH)
1952 : Standar Pelayanan Tindakan Bedah
1953 : Akreditasi RS
1956 : Medical Audit
1960 : Utilization Review
1970 : Peer Review
1975 : Diagnostic Related Group System (Outcome Audit & Risk Mgt)
1976 : Infection Control Standard
1979 : Quality Assurance Standard
1983 : Peer Review Organization
1983 : Quality Improvement Program/ Continous Quality Improvement/ Total Quality Mgt
Contoh:
Konsep mutu pelayanan kesehatan telah lama dipelajari. Sejak tahun 1966 Avedis
Donabedian mengembangkan suatu kerangka evaluasi mutu pelayanan, yang terdiri
dari struktur, proses dan outcome (Donabedian, 2003). Struktur adalah kondisi yang
harus dipenuhi sebagai prasyarat untuk menyediakan pelayanan. Proses merupakan
berbagai aktivitas dan prosedur yang dilakukan dalam memberikan pelayanan
kesehatan, sedangkan outcome menunjukkan hasil dari suatu upaya, baik di tingkat
individu ataupun populasi. Struktur yang memadai diperlukan untuk melakukan
proses pelayanan yang ideal, agar menghasilkan outcome yang optimal. Dengan
pemahaman ini, mutu bukanlah suatu ketidaksengajaan.
• 1972 Klasifikasi RS
• 1982 SKN ( Kebijakan peningkatan mutu )
• 1983 RP3JPK
• 1986 Standar Praktek Keperawatan
• 1988-1993 Peningkatan mutu yan perhatian khusus
• 1991 Lokakarya Nasional Jaminan Mutu ( Cisarua Bogor )
• 1993 Standar Pelayanan RS & Pelayanan Medik
• 1994 Dewan Pembina Program JaMu HP IV NTB & Jatim
• 1993-1998 Repelita VI Pemerataan Yankes yang bermutu
• 2004 –sekarang UU No 36/2009 tentang Kesehatan
SKN Perpres 72/2012
UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
UU No 44/2009 tentang Rumah Sakit
UU terkait lainnya
JKN
SEJARAH DAN ERA PERKEMBANGAN MUTU DI
INDONESIA
Sejarah perkembangan tentang upaya perbaikan mutu yang dikutip dari
Tjahyono Koentjoro, 2004 menerangkan bahwa upaya perbaikan mutu dan
kinerja pelayanan kesehatan di Indonesia telah mulai di lakukan sejak tahun
1986 dengan diterapkannya gugus kendali mutu di rumah sakit dan di
puskesmas serta pada pelayanan kesehatan yang lain.
Perbaikan ini dilanjutkan dengan dikenalkannya total quality management
pada tahun 1994 dan performance management pada tahun 1996 .
Untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, diperkenalkan program
jaminan mutu (quality assurance) pada tahun 1995 di Provinsi Jawa Barat,
Jawa timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
dan Sumatera Barat melalui Proyek Kesehatan IV (Health Project IV).
Di Jawa Tengah, pelayanan kesehatan tersebut diperkenalkan melalui Proyek
Community Health and Nutrition III, sedangkan di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, pengenalan dilakukan melalui Provincial Health Project I dengan
tiga tahapan, yakni analisis sistem, supervisi dan pembinaan, dan pendekatan
tim.
Empat standar pelayanan telah disusun melalui program jaminan mutu
tersebut, yaitu standar penanganan diare, standar pelayanan imunisasi,
standar penanganan infeksi saluran nafas atas, dan standar pelayanan
antenatal, dalam bentuk lembar periksa yang harus diikuti oleh petugas
pelayanan kesehatan di puskesmas
PROGRAM MENJAGA MUTU
Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan, banyak syarat yang
harus dipenuhi. Syarat yang dimaksud paling tidak
mencakup delapan hal pokok yakni
tersedia (available),
wajar (appropriate),
berkesinambungan (continue),
dapat diterima (acceptable),
dapat dicapai (accesibble),
dapat dijangkau (affordable),
efisien (efficient),
serta bermutu (quality) (Woodward 2000; Fletcher
2000).
PROGRAM MENJAGA MUTU
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu banyak upaya yang
dapat dilakukan.
Upaya tersebut jika dilaksanakan secara terarah
dan terencana, dikenal dengan program menjaga
mutu (Quality Assurance Program).
PROGRAM MENJAGA MUTU
Quality assurance
Kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk
memastikan kepatuhan dengan standar mutu
minimum (Penjaminan mutu dan kontrol mutu
dapat digunakan secara bergantian untuk
menggambarkan tindakan yang dilakukan untuk
memastikan mutu produk, layanan, atau proses.)
PROGRAM MENJAGA MUTU
Standar QA mewajibkan organisasi untuk
mengimplementasikan program-program berikut (The
Joint Commission 1979):
mengidentifikasi masalah atau masalah penting
atau potensial terkait dengan Pelayanan pasien,
obyektif menilai penyebab dan ruang lingkup
masalah atau kekhawatiran,
mengimplementasikan keputusan atau tindakan
yang dirancang untuk menghilangkan masalah,
memonitor kegiatan untuk memastikan hasil yang
diinginkan tercapai dan berkelanjutan, dan
mendokumentasikan efektivitas program secara
keseluruhan untuk meningkatkan pelayanan pasien
dan
memastikan kinerja klinis yang sehat.
PROGRAM MENJAGA MUTU
Agar dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, maka perlu diidentifikasi unsur
masukan (input), lingkungan (environment),
proses (proccess), serta keluaran (output), maka
mudahlah dipahami sasaran program menjaga
mutu.
Keempat unsur ini haruslah selalu dipantau dan
dinilai yang apabila ditemukan penyimpangan
segera dilakukan perbaikan.
Sasaran:
Unsur Masukan (tenaga, dana, sarana), apabila tenaga & sarana tidak sesuai
dg standar yg ditetapkan & dana tidak sesuai dg kebutuhan, maka sulit
diharap kan baiknya mutu pelayanan (Bruce 1990; Fromberg 1988;
Gambone 1991)
Unsur Proses (tindakan medis, tindakan non medis), apabila kedua tindakan
tersebut tidak sesuai dg standar yg telah ditetapkan maka sulit diharapkan
baiknya mutu pelayanan (Pena 1984)
Proses: Keluaran:
Masukan:
Tindakan medis Aspek Medis
Tenaga
-Anamnesis -Kegagalan
- Medis
-Pem. fisik tindakan
- Paramedis
-Pem. penunjang -Efek samping
- Non medis
-Tindakan medis -Kematian
-Tindak lanjut
Dana
Aspek non
Tindakan non Medis
Sarana
Medis: -Pengetahuan
-Medis
-Informasi pasien
-Non medis
-Penyaringan -kepuasan
-Obat
-Konseling pasien
-Bahan habis
-Rujukan 25
PROGRAM MENJAGA MUTU
Agar dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, maka perlu diidentifikasi unsur
masukan (input), lingkungan (environment),
proses (proccess), serta keluaran (output), maka
mudahlah dipahami sasaran program menjaga
mutu.
Keempat unsur ini haruslah selalu dipantau dan
dinilai yang apabila ditemukan penyimpangan
segera dilakukan perbaikan.
PROGRAM MENJAGA MUTU
Program Menjaga Mutu diartikan secara sederhana
oleh Azwar sebagai berikut:
“Suatu upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu
dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah
mutu pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang
telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara
penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang
tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan
menyusun saran-saran tindak lanjut untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan.”
PROGRAM MENJAGA MUTU
Bentuk Program Menjaga Mutu tersebut bisa ditinjau
dari kedudukan organisasi pelaksana program menjaga
mutu yaitu:
Program Menjaga Mutu Internal dan
Program Menjaga Mutu Eksternal.
Lisensi
Sertifikasi
Akreditasi
PROGRAM MENJAGA MUTU
2. Program menjaga mutu Konkuren
• Yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan
kesehatan.
• Lebih ditujukan pada standar proses.
KEGIATAN UTAMA MANAJEMEN
MUTU (PATRICE SPATH, 2009)
TERIMA KASIH
REFERENSI
Utarini, Adi. 2011. Pidato Pengukuhan Guru Besar FK
UGM
Wijono, Djoko. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan, Teori, Strategi, dan Aplikasi
Azwar, Azrul.2007. Pengantar Administrasi Kesehatan.
Machmud, Riznanda. 2008. Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan.
Donabedian, Avedis. 2003. An introduction to quality
assurance in health care. New York
Kelly, Diane L. 2006. Applying quality management in
healthcare : a systems approach. Chicago
Spath, Patrice. 2009. Introduction to healthcare quality
management . Chicago
Elizabeth R. Ransom, et.all . 2008. The healthcare quality
book : vision, strategy, and tools 2nd ed.Chicago