Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
The Effect of Angkak ( Yeast Rice ) to increase Platelet Levels In Patients with DHF
ABSTRACT
39
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 05/NOMOR 01/MARET 2016
ABSTRAK
Latar belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes Albopictus. DBD
menunjukkan berbagai manifestasi klinis dan laboratoris, salah satunya adalah manifestasi
perdarahan yang disebabkan oleh penurunan jumlah trombosit. Pengobatan DBD bersifat
suportif dengan tujuan untuk memperbaiki sirkulasi dalam waktu yang cepat dan mencegah
timbulnya komplikasi yang lebih berat. Salah satu pengobatan tradisional yang bisa digunakan
untuk menaikkan jumlah trombosit adalah angkak.
Tujuan penelitian: Mengetahuai adanya perbedaan kadar trombosit penderita DBD dengan
dan tanpa konsumsi angkak di puskesmas rawat inap Kediri.
Metode penelitian : Deskriptif analitik dengan pendekatan secara crossectional. Populasi
adalah pasien DBD rawat inap di Puskesmas Kandangan dan Ngadiluwih Kediri dengan jumlah
40 sampel melalui rekam medik. Adanya perbedaan kadar trombosit penderita DBD dengan
dan tanpa konsumsi angkak diuji dengan uji t-independent.
Hasil penelitian: Didapatkan dua hasil penelitian yaitu hasil penelitian yang diperoleh dari uji
t dependent dan uji t independent. Hasil uji t-dependent menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan antara kadar trombosit hari pertama dan kedua MRS baik pada penderita DBD
dengan konsumsi angkak maupun tanpa konsumsi angkak dengan p sebesar 0,000 (p<0,005).
Hasil uji t independent menujukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kadar trombosit
hari kedua MRS penderita DBD dengan dan tanpa konsumsi angkak dengan p sebesar 0,000
(p<0,005). Dimana kadar trombosit penderita DBD dengan konsumsi angkak lebih tinggi
dibandingkan tanpa konsumsi angkak.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan kadar trombosit hari pertama dan kedua MRS pada penderita
DBD dengan konsumsi angkak maupun dengan tanpa konsumsi angkak serta terdapat
perbedaan kadar trombosit hari kedua MRS penderita DBD dengan dan tanpa konsumsi angkak.
Kata kunci: DBD, Angkak, Kadar trombosit.
40
Efektifitas Angkak (Beras Merah) Terhadap Peningkatan Kadar Trombosit - | SATITI
Kediri 3. Hal ini menjadi alasan bagi peneliti Kadar trombosit pada penderita DBD juga
untuk melakukan penelitian Kabupaten diperiksa setiap hari, sehingga data kadar
Kediri. trombosit pada pasien bisa diperoleh
Temuan yang hampir selalu dengan mudah. Jumlah pasien yang
dijumpai pada DBD adalah menjalani rawat inap juga cukup banyak.
trombositopenia (WHO), yaitu dimana Selain itu pada puskesmas Kandangan telah
keadaan dimana hitung trombosit darah tepi menggunakan angkak sebagai konsumsi
ditemukan sebesar ≤100.000/mm3 (Samsi, rutin pada sebagian penderita DBD.
2000). Trombositopenia dan gangguan
fungsi trombosit merupakan faktor yang METODE PENELITIAN
berperan penting terhadap manifestasi Penelitian ini menggunakan metode
perdarahan pada DBD 4. Ketika terjadi Cross Sectional Retrospektif yang bersifat
keadaan trombositopenia jika pertolongan Observasional Analitik .Populasi dari
tidak segera diberikan, maka penderita penelitian ini adalah pasien Demam
DBD bisa sampai jatuh dalam kondisi syok Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat inap
dan mengalami komplikasi 5. di puskesmas Kandangan dan Ngadiluwih
Pengobatan suportif yang bersifat kabupaten Kediri periode Januari-
tradisional bisa dijadikan pilihan alternatif Desember 2010. Data diperoleh dari rekam
untuk mengatasi trombositopenia. Angkak medik dengan kadar data awal sebanyak
merupakan salah satu obat tradisional yang 273 orang. Dimana 123 orang berasal dari
dianggap mampu meningkatkan jumlah puskesmas Kandangan dan 150 orang dari
trombosit secara alamiah. Secara empiris, puskesmas Ngadiuwih Kediri. Kemudian
banyak yang sudah membuktikan bahwa didapatkan sampel yang memenuhi kriteria
pasien DBD yang mengkonsumsi angkak inklusi sebesar 40 orang yaitu 18 orang dari
mengalami peningkatan trombosit secara puskesmas Kandangan dan 22 orang dari
cepat dibandingkan dengan pasien yang puskesmas Ngadiluwih. Sebanyak 133
tidak mengkonsumsi angak 1. orang dieksklusi karena termasuk salah satu
Menurut penelitian Novik atau lebih dari kriteria berikut ini yaitu,
Nurhidayat dari laboratorium sebanyak 64 orang dengan umur < 18 tahun,
Biosistematika dan Genetika 48 orang dengan kadar awal trombosit >
Mikroorganisme, Puslit Biologi LIPI dari 100.000/mm3, dan 29 orang dengan data
Bogor pemberian angkak isolat Monascus rekam medis yang kurang (tidak ada data
Purpureus Jmb A pada tikus wistar putih kadar trombosit hari kedua MRS).
laboratorium ternyata mengindikasikan Data diambil pada awal dan hari
adanya peningkatan jumlah trombosit 6. kedua pasien MRS. Trombosit diambil pada
Meskipun sudah ada bukti empiris hari kedua pasien MRS dikarenakan pada
dan beberapa penelitian pada hewan coba penelitian sebelumnya mengenai pemberian
yang membuktikan bahwa angkak mampu angkak, juga disebutkan bahwa kadar
meningkatkan kadar trombosit, para ahli tertinggi trombosit penderita DBD berada
menyatakan bahwa penelitian tentang pada saat 2 hari setelah pemberian angkak
8
angkak masih dibutuhkan untuk .
mengetahui efektifitas penggunaan angkak
pada manusia 7. Oleh karena itu peneliti HASIL PENELITIAN
tertarik untuk mengetahui apakah ada Deskripsi Karakteristik Responden
perbedaan perubahan kadar trombosit pada Analisis deskriptif ini
penderita DBD yang mengkonsumsi dimaksudkan untuk menggambarkan
angkak dan tidak mengkonsumsi angkak. distribusi dari karakteristik responden.
Penelitian ini dilakukan di Berdasarkan hasil observasi untuk
puskesmas Kandangan dan puskesmas memberikan gambaran secara umum
Ngadiluwih Kabupaten Kediri dikarenakan mengenai kondisi pasien Demam Berdarah
pada dua puskesmas tersebut telah Dengue (DBD) yang dirawat inap di
dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. puskesmas Kandangan dan Ngadiluwih
41
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 05/NOMOR 01/MARET 2016
42
Efektifitas Angkak (Beras Merah) Terhadap Peningkatan Kadar Trombosit - | SATITI
43
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 05/NOMOR 01/MARET 2016
berbeda secara signifikan (homogen). ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Dengan demikian maka dapat dilakukan oleh Erwin pada awal tahun 2008 di RSUD
pengujian lebih lanjut menggunakan uji t Dr. Soetomo Surabaya yang menunjukkan
dengan berdasarkan dari hasil analisis bahwa pemberian angkak selama 7 hari
kesamaan ragam tadi (equal variances periode sakit pada 19 penderita infeksi
assumed) untuk melakukan pengambilan Dengue menunjukkan 11 penderita (64,7%)
keputusan. yang memberikan respon segera setelah
Tabel 9. Hasil Perhitungan Uji t tidak terapi. Rerata respon kenaikan trombosit
berpasangan (independent sample t test) setelah terapi sebesar 31 jam dengan tidak
Antara Pasien yang Mendapatkan ditemukan efek samping 9,10,11 .
Terapi Angkak dan Konservatif Pendrita DBD dengan konsumsi
Hasil Konsumsi Terapi Nilai angkak juga menunjukkan kadar trombosit
Rekam Angkak hari kedua MRS yang lebih tinggi
Konservatif signifikansi
Medik (Tanpa dibandingkan pendrita DBD tanpa
(p-value)
Angkak) konsumsi angkak. Hasil penlitian ini juga
Trombosit 170.000 ± 109.000 ± thitung =sesuai - dengan hasil penelitian sebelumnya
33.260,509 21.301,434 7,043 yang dilakukan oleh Novik di pusat
penelitian
p – value = biologi, Lembaga Ilmu
0,000 Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor.
Dalam penelitian novik disebutkan bahwa
Sumber : Data primer yang diolah pemberian angkak terhadap darah tikus
Berdasarkan Tabel 5.9 putih (Rattus Sp.) menunjukkan adanya
menunjukkan bahwa jumlah trombosit peningkatan kadar trombosit selama masa
antara pasien yang mendapatkan terapi perlakuan. Dimana kadar trombosit pada
angkak dengan terapi konservatif tikus putih (Rattus Sp.) dengan pemberian
menunjukkan adanya perbedaan yang angkak lebih besar dibandingkan dengan
signifikan dengan p – value sebesar 0,000 kelompok kontrol (tanpa pmberian angkak)
(p – value < 0,05), karena rata – rata (mean) 12,13,14
.
peningkatan jumlah trombosit pasien yang
mendapatkan terapi angkak jumlah
Perbedaan Kadar trombosit Awal MRS
trombosit pasien rata – rata (mean) sebesar
Dan Hari kedua MRS
170.000 mm3, sedangkan pasien yang Berdasarkan hasil penelitian pada
mendapatkan terapi konservatif jumlah tabel 7 dan.8 menunjukkan bahwa kadar
trombosit pasien mengalami peningkatan trombosit antara pre dan post konsumsi
denag rata – rata (mean) sebesar 109.000 angkak serta kadar trombosit antara pre dan
mm3. post terapi angkak menunjukkan adanya
perbedaan yang bermakna. Hal ini
PEMBAHASAN mengindikasikan bahwa kadar trombosit
Perbedaan Kadar Trombosit Penderita pasien setelah diberi terapi baik dengan atau
DBD Dengan dan Tanpa Konsumsi tanpa konsumsi angkak dibandingkan
Angkak Pada Hari Kedua MRS. ketika sebelum mendapatkan terapi
Berdasarkan hasil penelitian, dapat menunjukkan adanya perbedaan yang
diketahui bahwa kadar trombosit pada bermakna, karena baik konsumsi angkak
pasien DBD post terapi konservatif lebih maupun terapi konseratif mampu
rendah (109.000 ± 21.301,434) dari pada meningkatkan kadar trombosit pasien DBD.
pasien DBD dengan post konsumsi angkak Hal ini meununjukkan bahwa
(170.000 ± 33.260,509). Dari data uji t konsumsi angkak dan terapi konservatif
kadar trombosit tersebut antara pasien DBD sebagai salah satu cara pengobatan bagi
dengan dan tanpa konsumsi angkak pasien DBD terbukti mampu memperbaiki
menunjukkan perbedaan secara bermakna kondisi umum pasien terutama kadar
(p=0,00>0,05). Kadar trombosit penderita trombosit mereka dibandingkan ketika
DBD dengan konsumsi angkak mengalami sebelum mendapat konsumsi angkak dan
kenaikan cepat pada hari kedua MRS. Hal
45
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 05/NOMOR 01/MARET 2016
46
Efektifitas Angkak (Beras Merah) Terhadap Peningkatan Kadar Trombosit - | SATITI
Dinarello CA, Gelfand JA. 2001. Fever and kuno G. (Eds), Dengue and
Hyperthermia. In: Braunwald E, Dengue Hemorrhagic Fever,
Fausi AS, Kasper DL, Hauser SL, Wallingford, UK: Cab
Longo DL, Jameson JL., (Eds), International, p. 273-290.
Harrison’s Principles of inernal Livingstone PG, Kurane I, Dai LC,.
Medicine. 15h ed. Vol 1. New Modulation of The Function Of
York: McGraw-Hill, p. 90-94. Dengue Virus Spesific Human
Djunaedi, 2006. Demam Berdarah Dengue. CD8+ Cytotoxic T cell Clone by
Epidemiologi, Imunopatologi, IL-2, IL-6 and TNFα. Immunol
patogenesis, diagnosis dan Invest, 1995, 24: 619-629.
penatalaksanaannya, UMM press, Nimmannitya S. Dengue Haemorrhagic
Malang. Fever. In: Cook G, Zulma A. Eds.
Djunaedi D, 2004, Perubahan Kadar Manson’s Tropical Diseases. 21st
Sitokin TNFα , IL-1 ß dan IL-6 dan ed, London: Saunders, 765-772.
Molekul Agregasi Vwf DAN pgi2 Nur F. 2010. Hubungan Pemberian Beras
Pada Berbagai Tingkat Angkak Merah (Monascus
Trmbositopenia Pada Penyakit Purpureus) Terhadap Hitung
DBD. Disertasi. Fakultas Limfosit Pada Mencit Balb/C
Kedkteran Universtas Airlangga, Model Sepsis. Disertasi. Fakultas
Surabaya. Kedokteran Universitas Negeri
Dwi, Kristianto. Pengaruh Pemberian Sebelas Maret UNS, Solo.
Konsumsi Angkak Pada Kadar Oppenheim J.J, Ruscetti F.W, 2001.
Trombosit Tikus Putih (Rattus Cytokines. In Parslow TG, Stites
Sp.), Bioverditas, 2009, Vol. 10, p. DP, Terr AL, Imbonden JB. Eds.
218-231. Lange Medical Immunology. 10th
Evi T, Novik N. Pengaruh Pemberian Beras ed. McGraw-Hill Companies, New
yang Difermentasi oleh Monascus York, p. 148-166.
Purpureus Jmba Terhadap Darah Sylvia P and Loarraire WM. 2006.
Tikus Putih (Rattus Sp.) Patofisiologi (konsep klinis
Hiperkolesterolemia, Bioverditas, proses-proses penyakit) jilid 2,
2006, Vol. 7, p. 317-321. EGC, Jakarta.
Erwin, Affan. Managemen Terkini DHF Sean, W. 2006. Innate Immunity and Viral
Fokus Pada Trombositopenia, Infections. In: Kaufmann SHE,
Jurnal Penyakit Dalam, 2010, Sher A, Ahmed R. Eds.
Vol.11, p.219-229. Immunology of Infectious
Green S, Vaughn DW, kalayanarooj S,. diseases, Wasingtons DC: ASM
Early Immune Activation in Acute Press, p.159-170.
Dengue Ilness is Releated to Samsi T, 2000 Dengue Hemorrhagic Fever.
Development of Plasma leakage Diagnosis, Treatment and control,
and Disease Severity. J infect Dis, second edition, World Health
1999, 179: 755-762. Organization, Geneva.
Halstead SB. Dengue, Hematologic aspect. Sarwari AR and Mackowiak PA. 1994.
Seminars in Hematology, 1982, Pathogenesis of Fever. In:
19: p.116-131. Amstrong D, Cohen J. Eds.
Hasim D. Optimizing Angkak Pigments Infectious Diseases Ist ed, Mosby,
and Lovastatin Production by London, p.311-316.
Monascus Purpureus, Hayati Sharpe E, 2001, Red Yeast Rice, [online],
Journal of Bioscience, 2008, Vol didapat dari
15, p. 61-66. (http://www.delano.com/Referenc
Kurane I, Ennis F.A, 1997. eArticles/Red-Yeast-Rice-
Immunopathogenesis of Dengue Sharpe.html. diunduh 11 februari
Virus Infection. In Gubler DJ, 2011).
47
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 05/NOMOR 01/MARET 2016
48