Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
PENDAHULUAN
Gout Arthritis atau biasa dikenal dengan penyakit Asam Urat merupakan penyakit
inflamasi sendi yang sering ditemukan diseluruh dunia. yang terjadi karena
yang meningkatkan risiko terserang penyakit asam urat yaitu usia, memiliki berat
hipertensi. adanya riwayat dari keluarga yang menderita penyakit asam urat dan dan
jenis kelamin(Tribunnews,2017) .
(WHO), sekitar 355 juta orang di dunia. jumlah tersebut sesuai dengan pertambahan
usia lanjut dan beragam faktor kesehatan lainnya yang akan terus mengalami
penderita gout arthritis paling tertinggi, di wilayah Bali yang mencapai 19,3%. Di
Jawa Barat yang juga merupakan salah satu prevalensi tertingi yaitu mencapai
17,5% (Abri, 2017). Prevalensi penyakit sendi pada penduduk dengan usia lebih
Gout Arthritis ditandai dengan pembekakan pada ibu jari sampai ke jari-jari
lainnya. Yang disertai dengan rasa nyeri yang dapat menggangu aktivitas sehari-
hari. tidak jarang, penderita menjadi depresi karena kualitas dan produktivitasnya
menurunkan nyeri menurut Potter dan Perry, yaitu dengan cara terapi farmakologi
dan non farmakologi. Terapi farmakologi yaitu tindakan pemberian obat sebagai
nyeri. antara lain adalah distraksi, relaksasi,massage, guided imaginery dan lain
sebagainya. Salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi
Jahe memiliki khasiat dalam mengurangi rasa nyeri pada penderita nyeri sendi atau
Gout Arthritis. Banyak penelitian telah membuktikan manfaat dan khasiat yang
terbukti ampuh untuk meredakan nyeri asam urat. Jahe yang digunakan untuk
mengkompres yaitu jahe merah. Jahe merah memiliki efek antiradang sehingga
dapat digunakan untuk mengatasi peradangan dan mengurangi rasa nyeri akibat
asam urat.Efek anti radang ini disebabkan komponen aktif jahe merah yang terdiri
dan arthritis.(Republika,2017)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Senna, Devi dan Noor (2016),
gout artritis pada lansia di PSTW Budi Sejahtera Kalimantan Selatan. Dengan P-
Werdha Maria Joseph Pontianak Dan Graha Werdha Kasih Bapa Kabupaten Kubu
Raya. Di dapatkan hasil, terdapat pengaruh kompres jahe terhadap penurunan skala
nyeri. Dengan rerata skala nyeri nyeri sendi sebelum diberikan kompres jahe adalah
5,22 dan setelah diberikan terapi kompres jahe turun menjadi 2,83. Menurut
Madoni (2018), terdapat pengaruh kompres jahe terhadap penurunan Nyeri Gout
Arthritis Pada Lansia di Wilayah Kerja Peskesmas Lubuk Begalung Tahun 2017.
Nilai rata-rata tingkat nyeri Gout Arthritis sebelum diberikan intervensi adalah 4,80.
Setelah diberikan intervensi kompres hangat jahe, terdapat perubahan nilai rata-rata
penderita asam urat. jumlah terbanyak penderita adalah lansia. penanganan yang
biasa diberikan oleh petugas puskesmas untuk mengatasi nyeri adalah dengan
memberikan obat penghilang nyeri. penanganan nyeri gout arthritis yang dilakukan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Apakah terjadi Efektivitas Kompres Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Penelitian ini secara umum untuk meneliti, efektivitas terapi kompres jahe
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait
yang meliputi :
pemanfaatan kompres jahe sebagai obat alternative untuk mengurangi nyeri. Serta
menambah pengalaman dan sebagai modal awal bagi peneliti untuk melakukan
sebagai terapi non farmakologi yang dapat diberikan kepada penderita Gout
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Penyakit asam urat atau radang sendi sudah dikenal sejak zaman yunani kuno.
penyakit tersebut dikenal sebagai penyakit gout atau pirai. kata gout berasal dari
bahasa latin guttan yang berarti tetesan. penyakit yang dikenal sebagai penyakit
orang kaya saat itu diduga disebabkan oleh adanya racun yang jatuh setetes demi
setetes pada persendian. penyakit gout pada abad ke 5 sebelum masehi, terutama
yang timbul pada ibu jari kaki ini telah teridentifikasi oleh hipocrates. selain itu,
galen pada abad ketiga menulis mengenai tofi, yaitu endapan natrium urat dalam
jaringan dibawah kulit. adapun adanya kristal pada tofi pirai ditemukan pada
tahun 1679 oleh van leeuwunhoek. pengertian secara ilmiah dari gout dimulai
pada abad ke 18 dengan mengisolasi asam urat dari batu ginjal. penelitian ini
memerlukan waktu yang cukup lama. abad ke 19, Sir Alferd Garrod menemukan
kadar asam urat yang tinggi di dalam darah penderita gout (Yenrina, Krisnatuti &
tumpukan asam urat pada sendi-sendi tubuh. Gout Arthritis merupakan produk
alami yang dibentuk dalam kerusakan sel; namun, ketika terdapat kelebihan asam
urat pada aliran darah dan jumlahnya lebih dari yang dapat dikeluarkan, asam urat
tersebut merembes ke dalam jaringan sendi sehingga menyebabkan rasa sakit dan
urat dalam serum. akibat lebih lajutnya adalah pembentukan tofi di sekitar sendi
pembuluh darah, serta pembentukan batu urat. menurut possmore dan eastwood,
penyakit gout dibagi dua, yaitu primer dan sekunder. gout primer disebabkan
dan obat-obatan. pada tahun 1967, kelley menemukan adanya kelainan pada
sejenis enzim yang khas pada penderita gout. sehingga gout merupakan penyakit
menyebabkan kadar asam urat dalam serum menjadi tinggi. kadar asam urat ini
juga tergantung pada beberapa faktor, antara lain kadar purin dalam makanan,
berat badan, jumlah alkohol yang diminum, obat diuretik/analgetik, faal ginjal,
dan volume urin per hari. dengan demikian pemakaian alkohol yang banyak dan
yang normal dari darah dan urin. asam urat dihasilkan dari pemecahan dan sisa-
purin atau berasal dari nukleotida purin yang diproduksi tubuh, mekanisme yang
menyebabkan terjadinya asam urat dalam darah, yaitu adanya kelebihan produksi
asam urat didalam tubuh dan penurunan ekskresi asam urat melalui urin. sekitar
20%-30% penderita gout terjadi akibat kelainan sintesa purin dalam jumlah besar
sehingga asam urat dalam darah berlebihan. sementara itu, sisanya kurang lebih
75%, adanya kelebihan produksi asam urat karena pengeluaran asam urat yang
tidak sempurna. dengan peningkatan produksi asam urat atau retensi asam urat,
kadar asam urat serum menjadi meningkat. sehingga kadar asam urat serum pada
penderita gout lebih dari 6,5 - 7,0 mg/dl (Yenrina, Krisnatuti & Rasjmida,2014).
Seseorang dikatakan menderita asam urat, apabila hasil pemeriksaan kadar asam
urat dalam darah diatasa 7 mg/dL untuk pria dan lebih dari 6 mg/dL untuk
wanita.
2.1.4.2 Pemeriksaan Cairan Sendi
melihat kristal urat atau monosodium urate (kristal MSU) dalam cairan sendi.
untuk melihat perbedaan jenis arthritis yang terjadi perlu dilakukan kultur cairan
sendi. pemeriksaan cairan sendi ini merupakan pemeriksaan yang terbaik. cairan
hasil aspirasi jarum yang dilakukan pada sendi yang mengalami peradangan
akan tampak keruh karena mengandung kristal dan sel-sel radang. seringkali
gambaran yang jelas jenis kristal yang terkandung maka harus diperiksa
berbentuk jarum atau batangan ini bisa ditemukan didalam atau diluar sel.
Pemeriksaan ini baiknya dilakukan pada awal setiap kali pemeriksaan sendi. dan
jauh lebih efektif jika pemeriksaan roentgen ini dilakukan pada penyakit sendi
melihat kelainan baik pada sendi maupun pada tulang dan jaringan di sekitar
datang.
persendian.
2.1.5 Pengobatan
jangka panjang untuk mengatasi kadar asam urat tinggi, dan pencegahan
digunakan obat yang disebut kolsikin. obat lain yang dapat digunakan adalah obat
digunakan bila terdapat kontra indikasi penggunaan kolsikin atau obat anti
inflamasi nonsteroid. untuk mengontrol kadar asam urat perlu membatasi purin
(jenis Protein) dalam makanan. kadar purin tinggi didapatkan dari usus, hati,
limpa, udang dan kacang tanah. selain diet penurunan kadar asam urat dapat
dibantu dengan obat. pencegahan serangan radang sendi (arthritis) gout dapat
dilakukan dengan cara pemberian kolskikin. obat ini dapat diberikan dalam
perlu dihindari karena alkohol dapat menurunkan pengeluaran asam urat dari
tubuh.kadar asam urat tinggi dapat menyebabkan perubahan pada ginjal berupa
nefropati gout. pada ginjal dapat terjadi penumpukan kristal urat di jaringan
ginjal. selain itu kadar asam urat yang tinggi pada urine dapat menyebabkan
2.2 Nyeri
Nyeri merupakan respon subjektif terhadap stressor fisik dan psikologis. Nyeri
kesehatan fungsional, baik nyeri akut, kronis, berat maupun ringan hingga sedang.
sebagai suatu sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau potensial. Klien adalah satu-
satunya individu yang dapat mendefinisikan dan menjelaskan nyeri secara akurat
yang mereka alami dan berfungsi sebagai dasar untuk pengkajian keperawatan
2.2.2.1 Usia
Usia atau umur menurut (Depkes,2009) adalah satuan waktu yang mengukur
- 11 tahun), remaja awal (12 - 1 6 tahun), remaja akhir (17 - 25 tahun), dewasa
awal (26- 35 tahun), dewasa Akhir (36- 45 tahun), Lansia Awal ( 46- 55 tahun),
Lansia Akhir ( 56 - 65 tahun) dan Masa Manula (>65 tahun). Usia merupakan
respon individu terhadap nyeri yang dirasakan. pada kelompok usia anak, anak
aktivitas sosial diluar rumah dan toleransi aktivitas. Pada lansia cenderung
memendam nyeri yang dialami, karena mereka menganggap nyeri adalah hal
yang alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit
biologis dan anatomis yang dinyatakan dalam jenis kelamin laki-laki dan
bahwa wanita mengalami ambang batas nyeri lebih rendah dan mengalami
memberikan bukti perbedaan fisiologis dalam respon nyeri dan efek analgesic
yang lebih besar dari bagian otak berkaitan dengan emosi pada wanita yang
terlihat berubah, termasuk hormon seks dan aktifitas reseptor opoid pada otak.
mempengaruhi intensitas nyeri berbeda antara pria dan wanita, terutama sistem
modulatori nyeri opoid, karena perbedaan ini, wanita dan pria dapat merespon
Bauldoff)
ekspresi nyeri standar yang tepat dan tidak tepat.pada umumnya, respons
budaya dan sensitif. Misalnya, jika budaya pasien mengajarkan bahwa individu
harus mentoleransi nyeri dengan sabar, pasien mungkin terlihat diam dan
menolak (atau tidak meminta) obat nyeri. Jika norma budaya menganjurkan
ekspresi emosional yang terbuka dan sering,pasien mungkin menangis dengan
bebas dan terlihat nyaman ketika meminta obat nyeri.dalam budaya, perilaku
serangkaian nilai keyakinan sosial budaya tentang nyeri. Jika nilai dan
keyakinan berbeda dari nilai dan keyakinan yang dimiliki pasien, pengkajian
dan penatalaksanaan nyeri dapat berdasarkan pada nilai perawat dibanding pada
psikologis, seperti perhatian, harapan, dan sugesti. Sensasi nyeri dapat dihambat
oleh konsentrasi yang sering atau kemungkinan memburuk karena ansietas atau
lain atau ketidaknyaman fisik seperti mual dan muntah. Tidak ada atau adanya
dukungan orang lain atau pemberi asuhan yang benar-benar peduli tentang
penatalaksanaan nyeri juga dapat mengubah status emosional dan persepsi nyeri
Pengurangan nyeri yang efektif berasal dari kolaborasi antara pasien dan
seluruh anggota tim penyedia layanan kesehatan. Manajemen nyeri akut dapat
terapi lain.
2.2.2.6 Pengobatan
umum digunakan adalah dengan analgesik. Ada tiga tipe analgesic, Non-opioid
non farmakologi yang dapat digunakan untuk menangani nyeri yaitu, relaksasi,
kutaneus. Salah satu cara stimulasi kutaneus adalah dengan pemberian sensasi
Respon terhadap stimulus nyeri bersifat unik dan individu yang mengalami
stimulus. Respon yang unik terhadap nyeri tidak hanya dipengaruhi oleh respon
fisiologis, tetapi juga oleh berbagai faktor-faktor terkait , termasuk usia, jenis
lalu, sumber dan arti nyeri dan dasar pengetahuan. Ambang batas nyeri
keluar terhadap nyeri. Toleransi nyeri sangat beragam diantara beberapa individu
dan dalam idividu selama beberapa waktu. Kemampuan menoleransi nyeri dapat
berkurang dengan episode nyeri yang berulang, keletihan, marah, ansietas, dan
2012).Mengetahui skala nyeri menjadi penting karena metode ini membantu para
hingga menganalisis efektivitas dari pengobatan tersebut. Dalam dunia medis, ada
banyak metode penghitungan skala nyeri. Berikut ini beberapa cara menghitung
Pengukuran skala nyeri Face Rating Scale merupakan pengukuran skala nyeri
dengan melihat ekspresi wajah yang disesuaikan dengan ekspresi wajah pada
rasa nyeri.
Gambar 2.1
mungkin terjadi.
Gambar 2.2
Pengukuran skala ini terdiri dari skala angka 1-10. Yang berfunsi untutuk
dimana 0 sebagai tidak nyeri dan 10 sangat nyeri. NRS dapat dikategorikan
lagi menjadi nyeri ringan (skala 1-3 ), nyeri sedang (skala 4-6) dan nyeri berat
(skala 7-10).
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Keterangan :
0 = Tidak Nyeri
Gejala serangan asam urat ditandai dengan nyeri dan pembekakan pada ibu jari
hari. tidak jarang, penderita menjadi depresi karena kualitas dan produktivitasnya
menurun dratis. Komplikasi yang akan terjadi apabila Gout Arthritis dibiarkan
adalah terjadi benjolan pada bagian tertentu, kerusakan tulang dan sendi, batu
ginjal, kerusakan ginjal dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Serangan tidak
hanya di ibu jari tangan, tetapi menyebar ke pergelangan kaki, lutut, siku, telinga,
sendi kecil lain pada tangan dan otot. nyeri akan semakin bertambah saat tengah
malam. sendi yang terserang akan tampak merah, ,mengilat, bengkak, kulit di
atasnya terasa panas dan persendian sulit digerakan. selain itu, badan menjadi
berdebar.(Andriami,2018)
hidup seperti kelelahan yang hebat, menurunkan rentan gerak tubuh dan nyeri
pada gerakan. kekakuan betambah berat pada pagi hari saat bangun tidur, nyeri
yang hebat hebat pada awal gerakan akan tetapi kekauan tidak berlangsung lama
yaitu kurang dari seperempat jam. kekakuan di pagi hari menyebabkan
mobilitas fisik dan efek sistemik yang ditimbulkan adalah kegagalan organ dan
kematian (Masyhurrosyidi).
Jahe merah atau yang memiliki nama Zingiber Offichinalen Rosc, merupakan
rempah yang berasal dari India. Dari India Rempah ini diperdagangkan hingga
hangat dan pedas. Jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis,
Afrika. Jahe merah tumbuh di ketinggian 0-1.500m dpl. Untuk bisa berproduksi
optimal, dibutuhkan curah hujan 2.500-3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan
tanah lembap dengan pH 5,5-7,0 dengan unsur hara yang tingi.tanah yang
pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, Nilai dari tanaman ini terletak
rempah, penambah rasa, dan sebagai bahan baku obat tradisional. (Agoes,2010).
2.3.2 Komponen Jahe Merah
oleoresin, amilum, air dan abu. Aroma yang dimiliki jahe disebabkan komponen
komponen oleoresin.jahe merah memilki kandungan minyak atsiri yang tinggi dan
memiliki rasa paling pedas, dipakai untuk bahan dasar farmasi dan jamu.ukuran
rimpangnya paling besar dengan warna merah serta memiliki serat lebih besar
Jahe merupakan rempah yang mengandung nutrisi cukup padat. dalam satu
cangkir penuh jahe segar mengandung sekitar 80 kalori, 18 gram karbohidrat dan
seperti zat besi, vitamin C, kalium, magnesium dan seng. karena kaya dengan
kandunganya, jahe pun memiliki banyak manfaat, seperti meredakan rasa mual
diperjalanan, mual ketika hamil, bahkan rasa mual setelah melakukan kemoterapi.
selain itu jahe memiliki manfaat untuk mengurangi kembung, sembelit,atasi kram
menstruasi, melawan infeksi dan obat radang, kandungan gingerol didalam jahe
(Republika,2018).
Di cina dan India, jahe banyak digunakan untuk rempah-rempah dan obat. dalam
(obat kembung) dan stimulan (perangsang) sistem pencernaan. sebagai obat luar,
jahe berfungsi sebagai rubefacient (penghangat badan), Counter irritant
(menyembuhkan iritasi) dan aphrodisiac (penguat syahwat). selain itu, jahe juga
(radang sendi akibat rematik atau asam urat). jahe juga melancarkan pembuangan
Jahe merah memiliki banyak khasiat yang sudah dibuktikan melalui beberapa
penelitian maupun pengalaman yang dilakukan secara turun menurun. jahe merah
berkhasiat untuk mengobati masuk angin, obat pencahar, sakit encok, pencernaan
yang kurang baik, radang, asma, nyeri otot, anemia, demam, merangsang aktifitas
mengatasi nyeri. Jahe merah memiliki efek antiradang sehingga dapat digunakan
mengurangi rasa nyeri akibat asam urat. efek antiradang ini disebabkan komponen
aktif dari jahe merah yang terdiri dari gingerol, gingeriodine, dan zingeron yang
radang. pembuktian efek radang ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan
bahwa jahe merah memiliki efek yang sama dengan ibuprofen dalam mengatasi
gejala-gejala osteoarthritis termasuk rasa nyeri. hal ini juga didukung oleh
memiliki efek yang signifikan dalam mengurangi gejala oesteoarthritis pada lutut.
penilitian lain yang mendukung dilakukan oleh Ambar Dwi Widhi Astuti,
2.3.4 Pengaruh Kompres Serutan Jahe Merah Terhadap Nyeri Gout Artritis
celupkan pada air hangat yang di tempelkan pada bagian tubuh tertentu.
sehingga transmisi impuls nyeri ke medulla spinalis dan otak dapat dihambat
(Price & Wilson, 2006 dalam Siregar, dkk, 2018). Efek hangat dari kompres
aliran darah ke jaringan. Dengan cara ini penyaluran zat asam dan makanan ke
Menurut indah, nurcahyati & Setiyati (2013) kompres jahe merupakan tindakan
memberikan rasa hangat pada daerah tertentu. menggunakan cairan rebusan jahe
dan dewa (2011), manfaat kompres jahe yaitu mengurangi nyeri karena jahe
yang sifatbya hangat. Sifat yang hangat meningkatkan aliran darah untuk
mendapatkan efek analgesik dan relaksasi otot sehingga proses inflamasi
berkurang.
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Sosial Budaya
Menimbulkan 4. Pengaruh Psikologi
Kerusakan Jaringan 5. Layanan Antar Disiplin
6. Medikasi
Nyeri
Dampak Nyeri
- Adjuvant
2. Non Farmakologi
- Distraksi
- Herbal
visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya,
atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang
ingin diteliti. Variabel penelitian merupakan suatu atribut, sifat atau nilai dari
seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variable lain.
Dengan kata lain variable dependen adalah ariable yang dipengaruhi atau
Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan pada studi pustaka. Peneliti
sesuai penelitian sehingga dapat dimengerti. Kerangka konsep dalam penelitian ini
Kerangka Konsep
Intervensi
Variabel Confounding
Umur
Jenis Kelamin
Keterangan :
Berdasarkan variabel penelitian yang sudah ditetapkan, maka dapat disusun definisi
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Penelitian
Variabel Independen
sore hari.
Variabel Dependen
2. Skala Nyeri Nyeri adalah rasa tidak Numerical Rating penilaian skala 0: Skala nyeri 1- Ordinal
nyaman yang dirasakan Scale (NRS) nyeri responden 3 (Nyeri Ringan)
3. Umur Umur adalah masa Data Umum Dihitung dari 0= Dewasa Awal Ordinal
hidup responden sejak Reponden ulang tahun (26 - 35 tahun)
penelitian. tahun).
- 55 tahun)
3= Lansia Akhir
(56-65 tahun)
4. Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah Data Umum Observasi 0= Laki-Laki Nominal
pembagian jenis seksual Responden 1=Perempuan
perempuan.
responden. Dengan
menceklis pilihan
pernah
menggunakan obat
arthritis.
3.3 Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara Kompres Jahe terhadap penurunan skala nyeri
Bekasi.
Ha : Ada hubungan antara Kompres Jahe terhadap penurunan skala nyeri pada
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa angka, angka tersebut di olah dan
dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka – angka tersebut
(Nanang., 2012, Hal.20). Jenis penelitian ini yaitu quasy experiment pre and post test without
control, yaitu jenis penelitian dimana peneliti hanya menggunakan intervensi pada satu
kelompok tanpa pembanding. Efektifitas perlakuan dinilai dengan cara membandingkan nilai
post test dengan pre test (Dharma, 2011, Hal. 50). Penelitian ini menggunakan pre test dan
post test design untuk mengetahui adakah pengaruh kompres jahe merah terhadap skala nyeri
R 01 X1 02
Keterangan :
R : Responden penelitian
4.2.1 Pupulasi
Populai merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo,
2012). Populasi merupakan kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek atau individu
sedang dikaji. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita Gout Arthritis di
4.2.2 Sample
Sampel merupakan sebagian dari objek yang diteliti yang dianggap dapat mewakili seluruh
populasi (Notoadmodjo, 2012). Sample adalam penelitian ini adalah penderita gout
arthritis yang sesuai dengan kriteria inklus yang telah ditapkan oleh peneliti.
4.2.3 Sampling
Penentuan besar semple menurut sugiyono (2010) untuk penelitian eksperimen yang
sederhana jumlah semple yang digunakan minimal 10-20 responden. Jumlah sample dalam
penelitian ini adalah berjumlah 12 orang. Metode yang digunakan dalam pengambilan
sampel adalah non probability sampling dengan metode purposive sampling. Yaitu peneliti
memilih subjek secara sengaja dengan pertimbangan khusus yang dimiliki sample tersebut
ditentukan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah kadar
asam urat >7,0 mg/dl, merasakan nyeri di persendian karena gout arthritis, tidak
mengkonsumsi obat anti nyeri, berusia kurang dari 65 tahun, dan bersedia menjadi
responden. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah responden dengan gangguan
(drop out) saat penelitian belum selesai dan responden yang loss to follow-up (subjek
Variabel merupakan karakteristik yang melekat pada populasi, barvariasi antara satu
Variabel independent disebut juga variabel bebas , yaitu karakteristik dari subjek yang
Variabel dependent disebut juga variabel terikat. Variabel dependent merupakan variabel
akibat atau variabel yang akan berubah akibat pengaruh atau perubahan yang terjadi pada
variabel dependent (Dharma,2011).variabel terikat dalam penelitian ini adalah nyeri Gout
Arthritis.
4.3.3 Variabel Confounding
merupakan variabel lain yang berhubungan baik dengan variabel independen maupun
konseptual, dikendalikan saat melakukan uji statistic pada hasil penelitian. (Dharma,
2011, Hal. 50). Variabel confounding dalam penelitian ini adalah Jenis Kelamin, Usia
Penelitian ini dilakukan di wilayah UPTD Puskesmas Babelan 1 Kabupaten Bekasi. Alasan
belum pernah mencoba melakukan kompres serutan jahe untuk menangani nyeri Gout
Arthritis, mudah dijangkau sehingga dapat memperoleh data dasar yang diperlukan, serta
belum dilakukan penelitian dengan judul yang sama di wilayah UPTD Puskesmas Babelan
1 Kabupaten Bekasi.
Waktu penelitian ini di mulai dari persiapan, pembuatan skripsi, pengambilan data, dan
pelaporan hasil penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Mei 2019 sampai dengan Juni
2019.
Tabel 4.5
Waktu Penelitian
Juli
Pengajuan
1
Judul
Penyusunan
2
Proposal
Uji
3
Proposal
Perbaikan
4
Proposal
5 Penelitian
Uji Sidang
7
Hasil
4.6 Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
responden.
b. Lembar skala intensitas nyeri. yaitu skala Numerik Rating Scale untuk kategori 0-10,
dengan kriteria 0 : tidak nyeri, 1-3 : nyeri ringan, 4-6 : nyeri sedang, 7-9: nyeri berat
dan 10 : nyeri sangat berat. yang berguna untuk, mengetahui tingkat nyeri Gout
Arthritis sebelum dan sesudah dilakukan intervensi non farmakologi, dengan kompres
Jahe Merah.
c. Alat yang digunakan untuk Kompres Jahe : Panci, Washlap, Baskom, Gelas Ukur,
d. Bahan yang digunakan untuk Kompres Jahe : Jahe 100 gr dan Air 100 ml.
izin dari STIKES Bani Saleh, Dinas Kesehatan, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
yang bertugas membantu peneliti mengevaluasi tingkat nyeri dan mencatatnya pada
lembar skala nyeri. asisten peneliti dipilih dengan :mudah dihubungi oleh peneliti
secara langsung. bertugas ditempat penelitian mengobsrvasi tingkat nyeri sendi akibat
Gout arthritis dan mencatatnya pada kertas skala nyeri numerical rating scale.
mempunyai persepsi yang sama dengan peneliti. persamaan persepsi dilakukan 3 hari
sebelum penelitian.
f. Bersama asisten, peneliti melakukan observasi secara langsung pada subyek penelitian
dengan menggunakan lembar observasi. berisi data umum yang meliputi nama
responden, umur, jenis kelamin, riwayat penggunaan obat anti nyeri (gout arthritis).
dan data khusus yang berisi tingkt nyeri yang terdiri dari lembar observasi (pretest)
h. Mengurus Administrasi.
a. Penelitian dilakukan mulai tanggal 13 April 2019 . sampel yang digunakan yaitu 10
responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. peneliti
pemeriksaan asam urat. untuk mencari responden yang sesuai dengan kriteria. setelah
mendapatkan beberapa responden. peneliti membuat kontrak waktu dan tempat untuk
maksud dan tujuan penelitian ini kepada responden. setelah responden mengatakan
persetujuan atau informed consent bersedia atau tidak bersedia respinden sebagai
subjek penelitian. peneliti membagikan lembar skala nyeri numerical rating scale dan
menjelaskan cara pengisian lembar skala nyeri numerical rating scale kepada
responden.pengisian koesiner tersebut diisi saat peneiti datang pada waktu itu dan
b. Peneliti membuat kompres serutan jahe merah sendiri untuk diberikan pada responden,
yaitu dengan mengambil 100 gram jahe merah yang sudah dicuci bersih dan diserut.
mencampurkan jahe merah yang telah diserut. mencampurkan jahe merah yang telah
diserut ke dalam air 100 ml dan direbus hingga mendidih. menunggu hingga suhu 37 C
c. Pemberian kompres serutan jahe merah disore hari antara pukul 15.00 - 16.00 dengan
durasi 20 menit. Sebelum pemberian terapi, dilakukan pengukuran skala nyeri . setelah
itu, dilakuan kompres serutan jehe merah. Pengkompresan dilakukan satu kali sehari
selama lima hari berturut-turut.dan diukur skala nyeri kembali setelah diberikan terapi
Setelah data terkumpul maka melakukan olah data editing, coding, skoring, dan
c. Seminar Skripsi.
Analisa data merupakan proses kegiatan pengolahan, penyajian, interpretasi dan analisis
data yang diperoleh dari lapangan, tujuannya adalah agar data yang disajikan mempunyai
makna. Dalam melakukan analisa data kuantitatif, terdapat suatu proses dengan beberapa
tahap yang sebaiknya dilakukan oleh peneliti. Analisa data dilakukan untuk mempermudah
interpretasi yaitu ada atau tidak ada hubungan. Analisa terhadap hasil pengolahan data
Analisis univariat merupakan suatu teknik analisis data terhadap satu variabel secara
mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan dengan variabel lainnya (Cahyono,2018).
Analisis univariat dalam penelitian ini dengan bentuk data numerik digunakan nilai mean,
median dan modus dari karakteristik responden, meliputi jenis kelamin, usia dan riwayat
penggunaan obat anti nyeri, nyeri gout arthritis sebelum dan sesudah diberikannya
uji normalitas data. setelah data terkumpul kemudian dianalisis dengan mengunakan uji
statistik dan dikelompokkan sesuai jenis data masing-masing serta dimasukkan ke dalam
tabel.sebelum dilakukannya uji statistik terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data
untuk mengetahui normal atau tidaknya data. Pada penelitian ini analisis bivariat
digunakan untuk menguji variabel dependent dan variabel independent. Dimana variabel
dependent pada peneltian ini adalah kompres hangat jahe merah, sedangkan variabel
independent nya adalah intensitas nyeri sendi. Setelah data terkumpul langkah
selanjutnya adalah mengolah dan menganalisa data, dimana pada penelitian ini
menggunakan Uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon merupakan uji non parametris yang
digunakan untuk menganalisis data berpasangan karena adanya dua perlakuan yang
berbeda (Sastroasmoro, 2014). Uji Wilcoxon digunakan apabila data berdistribusi tidak
normal. Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak Ho pada Uji
Wilcoxon adalah: Jika probabilitas (Asymp. Sig) < 0,05 maka Ho ditolak dan H1
diterima. Jika probabilitas (Asymp. Sig) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.
4.9 Etika Penelitian
ketidaknyamanan atau cidera pada subjek mulai dari resiko ringan sampai dengan berat.
Manusia sebagai subjek penelitian adalah makhluk yang holistic, merupakan terintegrasi
aspek fisik, psikologi, sosial dan spiritual yang tidak bisa dipisahkan. Masalah yang terjadi
pada satu aspek dapat menyebabkan masalah pada aspek-aspek lainnya. Sehingga
penelitian keperawatan perlu dikawal dengan etika penelitian yang memberikan jaminan
bahwa keuntungan yang di dapat dari penelitian jauh melebihi efek samping yang
Penelitian harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan ikut atau menolak
penelitian (autonomy). Tidak ada paksaan atau penekanan tertentu agar subjek bersedia
ikut dalam penelitian. Subjek dalam penelitian juga berhak mendapatkan informasi
yang terbuka dan lengkap tentang pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan manfaat
serta atau menolak sebagai subjek penelitian. Prinsip ini tertuang dalam pelaksanaan
Manusia sebagai subjek penelitian memiliki hak privasi dan hak asasi untuk
merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi subjek yang tidak ingin
identitas dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain.
secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan secara professional. Sedangkan
subjek penelitian.
manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek penelitian dan populasi dimana hasil