Sei sulla pagina 1di 7

“KOSALA” JIK. Vol. 3 No.

2 September 2015

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI EMPING MELINJO


DENGAN KEJADIAN ASAM URAT PADA WARGA
DI DESA WADUNGGETAS
WONOSARI KLATEN

Oleh :
Dinar Ariasti1, Wiji Lestari 2

Abstract

Background:Uric acid is always present in the human body, when the rising
levels (hyperuricemia) can cause complaints gouty arthritis. The cause of gout
arthritis varies and is triggered by a diet high in purine. One diet high in purine
include mlinjo (Gnetum gnemon linn) because it contains 50-150 mg of purines
per 100 g of beans melinjo, with one of the forms are processed emping melinjo.
Results of preliminary observations most people are less concerned with what
they eat everyday including emping melinjo consumed as a snack when
relaxing. They did not know that eating emping could lead to an increased risk of
gout.
The purpose of this study was to determine the relationship between the
consumption of emping melinjo with the incidence of gout in Wonosari
Wadunggetas residents in the village of Klaten.
The subjects were Wadunggetas Wonosari Klaten village residents over the
age of 40 years a number of 30 respondents. The samples was conducted with
a saturated sampling technique, namely by taking all members of the population
being sampled because the population is small.
Methods in this study isanalytical research design correlation to determine the
relationship of chips melinjo consumption as independent variables (independent
variable) and the incidence of gout as the dependent variable (dependent
variable). Data obtained by questionnaire and observation method. The data
collected is then analyzed with chi square test with α 0.05.
The results of the study there were 9 respondents with the level of consumption
of chips often, all experienced gout, 14 respondents with a rare level of
consumption of chips, 11 experienced gout and 3 are not experiencing gout and
7 respondents who do not eat emping no suffer from gout. After Chi-Square test
with SPSS version 16.0 with α = 5% (0:05) so obtained p 0.000 p value of <0.05,
which means that Ho is rejected and Ha accepted.
The conclusion of this study is that there is a relationship between the level of
consumption of emping melinjo with the incidence of gout in the village
Wadunggetas Wonosari Klaten.

Keywords: Emping Mlinjo Comsumtion and Gout Disease

PENDAHULUAN peradangan dan nyeri sendi yang


Sasaran terapi gout yaitu ditimbulkan oleh penumpukan kristal
mempertahankan kadar asam urat monosodium urat monohidrat. Kristal
dalam serum kurang dari 6 mg/dL tersebut ditemukan pada jaringan
dan nyeri yang diakibatkan oleh kartilago, subcutan dan jaringan
peningkatan serta penumpukan particular, tendon, tulang serta ginjal.
asam urat, pemberian terapi (Helmi, 2012)
digunakan untuk mengurangi

38
“KOSALA” JIK. Vol. 3 No. 2 September 2015

Berdasarkan data dari klinik gizi di termasuk mengkonsumsi emping


Puskesmas Mandiraja 1 Kabupaten melinjo sebagai makanan ringan
Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah ketika bersantai maupun sebagai
pada tahun 2011 didapat 55 pasien makanan pendamping nasi hal ini
menderita asam urat dari 119 orang menjadi kebiasaan karena
atau 27,6%. Sedangkan pada bulan kebanyakan masyarakat memiliki
Januari sampai bulan April pada pohon melinjo di pekarangan
tahun 2012 didapat 42 dari 71 mereka, kemudian ketika panen biji
pasien menderita asam urat atau mlinjo tersebut akan dibuat emping.
59%. (Asripa, 2011) Mereka tidak mengetahui bahwa
Peningkatan asam urat akibat dari makan emping bisa menyebabkan
gangguan metabolisme purin yang resiko peningkatan asam urat.
ditandai dengan hiperurisemia dan Berdasarkan latar belakang di atas,
serangan sinovitis akut berulang- maka peneliti tertarik untuk
ulang. Kelainan ini berkaitan dengan melakukan penelitian dengan judul
penimbunan kristal urat monohidrat “Hubungan Antara Konsumsi
monosodium dan pada tahap yang Emping Melinjo dengan Kejadian
lebih lanjut terjadi degenerasi tulang Asam Urat pada Warga di Desa
rawan sendi. Insiden yang dialami Wadunggetas Wonosari Klaten”
sebesar 1-2% terutama terjadi pada
usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih TUJUAN PENELITIAN
sering pada pria dari pada wanita. Untuk mengetahui hubungan antara
Penyakit ini terutama menyerang konsumsi emping melinjo dengan
sendi tangan dan bagian kejadian asam urat pada warga di
metatarsofalangeal kaki. (Muttaqin, desa wadunggetas wonosari klaten.
2008)
Asam urat selalu ada dalam tubuh DESAIN PENELITIAN
manusia, apabila kadarnya Penelitian ini merupakan penelitian
meningkat (hiperurisemia) dapat analitik dengan desain korelasi untuk
menimbulkan keluhan gout arthritis. mengetahui hubungan konsumsi
Penyebab gout arthritis bervariasi emping melinjo sebagai variabel
dan dipicu oleh diet tinggi purin. bebas (independent variable) dan
Salah satu diet tinggi purin kejadian asam urat sebagai variabel
diantaranya mlinjo (Gnetum gnemon terikat (dependent variable).
linn) karena mengandung 50-150 mg
purin per 100 gr biji melinjo, dengan POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK
salah satu bentuk olahannya adalah SAMPLING
emping melinjo. (Dewi, 2009) Menurut Sugiono (2004),
Menurut informasi yang diperoleh sebagaimana yang dikutip oleh
dari Kepala Desa Wadunggetas Hidayat (2009), Populasi adalah
Kabupaten Klaten didapatkan data di wilayah generalisasi yang terdiri atas
Desa Wadunggetas Kabupaten obyek atau subyek yang mempunyai
Klaten, masyarakat dewasa yang kuantitas dan karakteristik tertentu
sudah mengalami asam urat yang ditetapkan oleh peneliti untuk
tercatat sebanyak 20-30 orang pada dipelajari dan kemudian ditarik
tahun 2013 hingga tahun 2014, kesimpulannya. Populasi pada
penyebab pasti dari masalah penelitian ini adalah seluruh
tersebut lebih banyak dijumpai masyarakat Desa Wadunggetas
karena makanan yang tidak sehat Wonosari Klaten yang berusia lebih
dan serta kurang aktivitas. Hasil dari 40 tahun berjumlah 30 warga.
observasi awal sebagian besar Sampel merupakan bagian populasi
masyarakat kurang peduli dengan yang akan diteliti atau sebagian
apa yang dimakan sehari-hari jumlah dari karakteristik yang dimiliki

39
“KOSALA” JIK. Vol. 3 No. 2 September 2015

oleh populasi. Dalam penelitian gabungan dari ketiganya. (Hidayat,


keperawatan, kriteria sampel 2008)
meliputi kriteria inklusi dan kriteria Dalam penelitian ini pengumpulan
eksklusi, dimana kriteria tersebut data dilakukan dengan metode
menentukan dapat dan tidaknya penyebaran lembar observasi
sampel tersebut digunakan. dengan memberikan 1 pertanyaan
(Hidayat, 2009) kepada responden untuk
Sampel pada penelitian ini adalah mengetahui tingkat konsumsi
seluruh populasi yaitu masyarakat emping melinjo dan 5 pertanyaan
yang berusia lebih dari 40 tahun untuk mengukur angka kejadian
yang berjumlah 30 warga desa asam urat karena konsumsi emping
Wadunggetas Wonosari Klaten. melinjo
Rentang umur ini dipilih karena
beresiko terkena penyakit asam urat. HASIL PENELITIAN
Tehnik sampling merupakan suatu Penelitian ini dilakukan mulai tanggal
proses seleksi sampel yang 20 Maret 2015 sampai dengan 20
digunakan dalam penelitian dari April 2015 dengan jumlah responden
populasi yang ada, sehingga jumlah sebanyak 30 orang. Tempat
sampel akan mewakili seluruh penelitian adalah Desa
populasi yang ada. Dalam penelitian Wadunggetas kecamatan Wonosari
ini peneliti menggunakan teknik Kabupaten Klaten. Di desa
sampling jenuh. Teknik sampling Wadunggetas terdapat banyak
jenuh adalah pengambilan sampel penderita asam urat berdasarkan
dengan mengambil semua anggota hasil pemeriksaan lab di puskesmas.
populasi menjadi sampel. (Hidayat, Di bawah ini akan dipaparkan hasil
2009) penelitian tentang hubungan antara
Pada penelitian ini sampel yang konsumsi emping melinjo dengan
digunakan adalah seluruh warga kejadian asam urat di Desa
yang mengalami keluhan asam urat Wadunggetas Wonosari Klaten.
di Desa Wadunggetas Wonosari
Klaten. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat
Pada penelitian yang berjudul Konsumsi Emping Melinjo di Desa
hubungan konsumsi emping melinjo Wadunggetas Wonosari Klaten
dengan kejadian asam urat peneliti
menggunakan alat ukur kuesioner Tingkat
f %
dan checklist. Alat penelitian atau Konsumsi
instrumen penelitian yang digunakan Sering 9 30
dalam penelitian adalah Jarang 14 46,7
menggunakan lembar observasi Tidak Pernah 7 23,3
untuk menilai tingkat konsumsi Jumlah 30 100
emping melinjo dengan 1
pertanyaan dan menilai kejadian Dari tabel di atas ditemukan ada 9
asam urat 5 pertanyaan. responden (30%) yang
Metode pengumpulan data mengkonsumsi emping dalam
merupakan kegiatan penelitian untuk jumlah yang sering, 14 responden
mengumpulkan data. Sebelum (46,7%) mengkonsumsi emping
melakukan pengumpulan data, perlu dalam jumlah yang jarang, dan 7
dilihat alat ukur pengumpulan data responden (23,3%) tidak pernah
agar dapat memperkuat hasil mengkonsumsi emping. Dapat
penelitian. Alat ukur pengumpulan dicermati bahwa konsumsi emping
data tersebut antara lain dapat melinjo di Desa Wadunggetas
berupa kuesioner atau angket, sebagian besar pada tingkat sedang
observasi, wawancara, atau

40
“KOSALA” JIK. Vol. 3 No. 2 September 2015

dan sering. Hal ini dikarenakan di sebanyak 3,97. Hal ini


desa Wadunggetas banyak terdapat membuktikan bahwa tingkat
pohon melinjo dan usaha olahan konsumsi emping di Desa
rumah tangga untuk emping melinjo Wadunggetas pada tingkat
sehingga mudah mendapatkan sedang atau dalam sebulan
emping melinjo. hampir mengkonsumsi emping
paling sedikit 3 kali dengan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi jumlah kurang lebih 100-150
Kejadian Asam Urat di Dusun gram. Dari wawancara dengan
Wadunggetas Wonosari Klaten responden, mereka mengatakan
bahwa di desa Wadunggetas
Kejadian terdapat banyak pohon emping
f %
Asam Urat melinjo dan warga banyak
Ya 20 66,7 mengkonsumsi emping melinjo
Tidak 10 33,3 karena mudah didapat. Desa
Jumlah 30 100 Wadunggetas juga terdapat
produk rumahan emping melinjo
Dari tabel di atas ditemukan 10 sehingga warga mudah membeli
responden (33,3%) tidak mengalami emping melinjo. Oleh karena
asam urat dan tidak menunjukkan faktor kemudahan mendapatkan
tanda dan gejala penyakit asam urat produk olahan emping melinjo,
dan 20 responden (66,7%) tingkat konsumsi emping melinjo
mengalami penyakit asam urat di desa Wadunggetas cukup
berdasarkan hasil pemeriksaan lab tinggi.
dan tanda dan gejala yang dialami. Tingkat pendidikan responden
Dari hasil penelitian hubungan banyak berada pada tingkat SD
antara konsumsi emping melinjo yaitu sebesar 15 responden
dengan kejadian asam urat pada (50%) dan tidak sekolah 6
warga di Desa Wadunggetas responden (20%). Tingkat
Wonosari Klaten diperoleh hasil uji pendidikan responden tersebut
dengan Chi-Square program SPSS termasuk dalam tingkat
versi 16.0 dengan α = 5% (0.05) pendidikan yang rendah. Tingkat
diperoleh p sebesar 0.000 sehingga pendidikan yang baik menurut
nilai p < 0.05, yang berarti Ho ditolak Departemen Pendidikan adalah
dan Ha diterima, sehingga dapat seseorang yang telah menempuh
ditarik kesimpulan bahwa ada lama pendidikan minimal 9 tahun.
hubungan antara konsumsi emping Tingkat pendidikan yang baik
melinjo dengan kejadian asam urat akan mempengaruhi
pada warga di Desa Wadunggetas pengetahuan seseorang
Wonosari Klaten. sebagaimana yang dikemuka-
kan oleh Notoadmojo (2011),
PEMBAHASAN bahwa pendidikan seseorang
1. Tingkat Konsumsi Emping Melinjo mempengaruhi cara pandang
Dari hasil tabel 1. dapat dicermati atau masyarakat yang
bahwa presentase pada kategori pendidikannya tinggi akan lebih
tingkat konsumsi emping paling mudah menerima informasi atau
banyak di Desa Wadunggetas penyuluhan yang akan diberikan
adalah kategori jarang yaitu 14 dan lebih cepat merubah
responden (46,7%) dan sering 9 sikapnya dalam kehidupan
responden (30%) dari 30 sehari-hari. Dalam penelitian ini
responden. Mean (rata-rata) pada ditemukan sebagian besar
tingkat konsumsi emping melinjo responden berpendidikan rendah
yaitu tidak sekolah, lulusan SD

41
“KOSALA” JIK. Vol. 3 No. 2 September 2015

dan SMP sejumlah 25 responden hiperurisemia primer, sekunder


(83,3%). Dari responden tersebut dan idiopatik.
sebagian besar mengkonsumsi Dilihat dari karakteristik umur,
emping melinjo. semua responden berada pada
umur lebih dari 40 tahun dan
2. Kejadian Asam Urat responden pria semuanya
Hasil pengamatan kejadian asam menderita asam urat. Seperti
urat di Desa Wadunggetas seperti yang diungkapkan oleh Hendri
yang tercantum dalam tabel 2. (2008) sebagaimana yang dikutip
terdapat 20 responden (67,7%) oleh Dewi (2009), bahwa kadar
menderita asam urat dari hasil asam urat darah dipengaruhi oleh
observasi tanda dan gejala dan herediter, jenis kelamin, kelainan
pemeriksaan asam urat dan 10 enzim spesifik, idiopatik, faktor
responden (33,3%) tidak lingkungan, penyakit tertentu,
mengalami asam urat. Hal ini kegiatan dan diet. Prevalensi
membuktikan bahwa penduduk hiperurisemia lebih banyak pada
Desa Wadunggetas banyak yang laki-laki dibandingkan pada
menderita asam urat. Dari perempuan, terutama pada laki-
pemeriksaan tanda dan gejala laki dengan usia di atas 40 tahun,
asam urat, sebagian besar sedangkan pada perempuan
responden mengeluhkan nyeri terutama saat menopause. Dalam
sendi, kaku, bengkak dan penelitian ini jenis kelamin
kemerahan pada persendian. responden paling banyak adalah
Nyeri yang dirasakan responden perempuan yang memasuki masa
terutama dirasakan pada malam menopause yaitu 18 responden
hari. Seperti yang diungkapkan (60%) dan sebagian besar
oleh Sudewo (2004), tanda dan menderita asam urat. Hal ini
gejala asam urat adalah rasa sesuai dengan apa yang
nyeri pada sendi, terutama pada diungkapkan Hendri di atas.
ibu jari kaki atau sendi lainnya Untuk faktor-faktor yang lain tidak
pada malam hari, kulit persendian dibahas secara mendalam dalam
yang terkena akan berwarna penelitian ini.
kemerahan, mengkilap, dan
terasa sakit sekali ketika 3. Hubungan Antara Konsumsi
disentuh, adanya pembengkakan Emping Melinjo dengan Kejadian
pada salah satu sendi dengan Asam Urat
warna kemerahan dan disertai Penelitian hubungan tingkat
rasa yang sangat nyeri dan tidak konsumsi emping melinjo dengan
sembuh dalam waktu 3 hari. kejadian asam urat di Desa
Dari pemeriksaan kadar asam Wadunggetas Wonosari Klaten
urat banyak yang menunjukkan diperoleh hasil uji dengan Chi-
kadar asam urat diatas normal Square program SPSS versi 16.0
yaitu diatas 7 mg/dl untuk laki-laki dengan α = 5% (0.05) diperoleh p
dan lebih dari 6 mg/dl untuk sebesar 0.000 sehingga nilai
perempuan. Hal ini seperti yang p < 0.05, yang berarti Ho ditolak
diungkapkan Saputra (2009), dan Ha diterima, sehingga dapat
bahwa Hiperurisemia adalah ditarik kesimpulan bahwa ada
peningkatan kadar asam urat hubungan antara tingkat
dalam darah diatas normal yaitu konsumsi emping melinjo dengan
kadar asam urat >7 mg/dl pada kejadian asam urat di Desa
laki-laki dan >6 mg/dl pada Wadunggetas Wonosari Klaten.
perempuan. Hiperurisemia dan Menurut Siswono (2008)
gout dibedakan menjadi sebagaimana yang dikutip oleh

42
“KOSALA” JIK. Vol. 3 No. 2 September 2015

Dewi (2009), diet merupakan mempengaruhi kadar asam urat.


salah satu faktor yang paling Dengan hasil penelitian ini
berperan dalam meningkatkan menggunakan analisis data uji “t”
kadar asam urat. Beberapa berpasangan dengan α = 0.05,
contoh diet tersebut adalah dengan menggunakan program
daging merah, jeroan, makanan komputer. Dengan hasil rata-rata
laut, melinjo, kacang-kacangan, kadar asam urat sebelum
sayuran dan bahan makanan konsumsi emping goreng adalah
lainnya. Salah satu diet yang 4,9 mg/dl dan sesudah 3 jam
paling dihindari oleh penderita pertama 5,3 mg/dl, mengalami
hiperurisemia adalah melinjo, kenaikan secara signifikan
antara lain bentuk olahannya (p< 0.01).
adalah emping. Konsumsi emping
goreng berlebihan dikhawatirkan KESIMPULAN
dapat meningkatkan kadar asam Dari hasil penelitian hubungan
urat darah. tingkat konsumsi emping melinjo
Menurut Damayanti (2012), dengan kejadian asam urat di Desa
makanan yang mengandung Wadunggetas Wonosari Klaten
karbohidrat sederhana, protein diperoleh hasil uji dengan Chi-
dan purin yang tinggi seperti Square program SPSS versi 16.0
kacang-kacangan, emping dan dengan α = 5% (0.05) diperoleh p
melinjo akan merangsang sebesar 0.000 sehingga nilai p <
peningkatan asam urat dalam 0.05, yang berarti Ho ditolak dan Ha
tubuh sehingga akan diterima, sehingga dapat ditarik
menyebabkan pengkristalan pada kesimpulan bahwa ada hubungan
persendian dan pembuluh kapiler antara tingkat konsumsi emping
darah terutama yang dekat melinjo dengan kejadian asam urat
dengan persendian. Penumpukan di Desa Wadunggetas Wonosari
asam urat yang kronis Klaten.
menyebabkan cairan getah
bening yang berfungsi sebagai SARAN
pelumas (lubrikasi) sendi menjadi 1. Bagi Dinas Kesehatan
tidak berfungsi dan akibatnya Berdasarkan hasil penelitian
persendian tidak dapat terdapat hubungan antara tingkat
digerakkan. konsumsi emping melinjo dengan
Menurut Hariana (2008), emping kejadian asam urat. Diharapkan
melinjo mengandung tanin, Dinas Kesehatan atau
saponin, dan flavonoid, polifenol, Puskesmas dapat memberikan
Kadar purin pada melinjo 366 mg penyuluhan tentang pencegahan
per 100 gram. Konsumsi penyakit asam urat terutama dari
makanan dengan purin tinggi faktor pengaturan pola diet
seperti melinjo dapat rendah purin.
meningkatkan kadar asam urat
dalam darah serta minyak goreng 2. Bagi Responden Penelitian
yang digunakan untuk Diharapkan responden dapat
menggoreng emping hasil olahan meningkatkan pengetahuan
melinjo tersebut juga dapat tentang pencegahan terjadinya
meningkatkan kadar asam urat. asam urat dengan mengikuti
Hasil penelitian ini juga sesuai penyuluhan yang diadakan oleh
dengan penelitian yang dilakukan dinas kesehatan atau puskesmas
oleh Dewi (2009) yang sehingga dapat mengatur pola
menyatakan bahwa asupan diet rendah purin.
emping goreng dapat

43
“KOSALA” JIK. Vol. 3 No. 2 September 2015

3. Bagi Peneliti Selanjutnya Puspitasari, Ika. Jadi Dokter untuk


Tingkat pengetahuan konsumsi Diri Sendiri. Yogyakarta: B
emping melinjo bukan satu- First, 2010.
satunya penyebab terjadinya
asam urat, terdapat faktor Saputra L. Gagal Ginjal Kronik,
konsumsi makanan yang lain Dalam : Intisari Ilmu Penyakit
yang dapat meningkatkan asam Dalam. Tangerang: Binarupa
urat. Oleh karena itu diharapkan Aksara. 2009.
peneliti selanjutnya dapat
melakukan penelitian tentang Sudewo, Bambang. Tanaman Obat
kejadian asam urat yang Populer Penggempur Aneka
dihubungkan dengan faktor-faktor Penyaki. Jakarta: AgroMedia
tersebut. Pustaka, 2004.

DAFTAR PUSTAKA Suparni, Ibunda dan Ari Wulandari.


Ariani, Ayu Putri. Aplikasi Metodologi Herbal Nusantara:1001
Penelitian Kebidanan dan Ramuan Tradisional Asli
Kesehatan Reproduksi. Indonesia. Yogyakarta: Rapha
Yogakarta: Nuha Medika, Publishing, 2012.
2014.
Asripa, Rina. Faktor-faktor Yang
Bagus, ed. Solusi Sehat Mengatasi Mempengaruhi Kepatuhan Diet
Asam Urat & Rematik. Jakarta: Pada Penderita Asam Urat Di
AgroMedia Pustaka, 2009. Puskesmas Mandiraja 1
Kabupaten Banjarnegara Jawa
Damayanti, Deni. Panduan Lengkap Tengah. 2011. Diakses tanggal
Mencegah & Mengobati Asam 30 November 2014.
Urat. Yogyakarta: Araska,
2012. Dewi, Ni Luh Putu Ayu. Efek Asupan
Emping Goreng (Produk
Hariana, Arief. Tumbuhan Obat dan Olahan Melinjo “Gnetum
Khasiatnya Seri 2. Jakarta: Gnemon”) Terhadap Kadar
Penebar Swadaya, 2008. Asam Urat Darah Laki-Laki
Dewasa. 2009. Diakses
Helmi, Zairin Noor. Buku Ajar tanggal 30 November 2014.
Gangguan Muskuloskeletal.
Jakarta: Salemba Medika, Wijayanti, Rahayu. Faktor Yang
2012. Mempengaruhi Terjadinya
Penyakit Artritis Gout. 2008.
Hidayat, Aziz Alimul. Metode Diakses tanggal 30 November
Penelitian Keperawatan dan 2014.
Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika, 2009.
1
_____.Riset Keperawatan dan Dosen AKPER Panti Kosala
Teknik Penulisan Ilmiah Edisi Surakarta
2
2. Jakarta: Salemba Medika, Mahasiswa AKPER Panti Kosala
2008. Surakarta

Muttaqin, Arif. Buku Ajar Asuhan


Keperawatan Klien Gangguan
Sistem Muskuloskeletal.
Jakarta: EGC, 2008.

44

Potrebbero piacerti anche