Sei sulla pagina 1di 12

Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono

Peranan Negara dalam Pembangunan


Perbandingan antara Kebijakan Pemerintahan Orde Baru dengan Pemerintahan Orde
Reformasi

Sapto Pramono
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Dr. Soetomo, Surabaya

Abstract

Development is an activity process that aims to create a more advanced society and
social life. Because the scope of development touches the various areas of human life, then
the range to be achieved by itself summarizes many aspects, both aspects of social politics,
socioeconomic, socio-cultural and defense and security issues In general, development is
done in developing countries whether it seca physical, non-physical, material or immateril.
Similarly, the Republic of Indonesia, from a new independence until the age of more than 70
years of republic has experienced three times the political system of government, namely the
Old Order, the New Order and the Reform Order.
This article attempts to elaborate a small comparison between the New Order and
the Reform Order on its policies and approaches to development. The policies adopted by the
New Order government were applied in two general strategies: economic strategy and
political strategy.
The concept used to distinguish the two order development is state centered and
statism. State centered in the New Order is clarified in three different approaches: politics as
commander, economy as commander and morality as commander. While the concept of
statism seen in various policies with absolute properties, both on the needs of primary,
secondary and tertiary. Nevertheless everything is in stable situations and conditions,
although in the end the condition is false and everything is messy.
In contrast to the Reform Order, all governments of the four presidents put more
emphasis on democracy in various fields, whereas the concept of state centered and statism
was less emphasized so that the situation and condition of primary, secondary and tertiary
needs happened more leads to instability.

Keywords: development, new order, reform order, state centered.

A. PENDAHULUAN uang secara tidak terkendali. Berdasarkan


Pada masa awal kemerdekaan, teori moneter, banyaknya jumlah uang
keadaan ekonomi Indonesia sangat buruk, yang beredar mempengaruhi kenaikan
yang antara lain disebabkan oleh inflasi tingkat harga. Selain itu, adanya blokade
yang sangat tinggi, hal ini disebabkan ekonomi oleh Belanda sejak bulan
karena beredarnya lebih dari satu mata November 1945 untuk menutup pintu

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 |183
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono

perdagangan luar negeri Republik ekonomi dan masyarakat yang terkendali


Indonesia. dan tertib. (Mochtar Mas‟oed, 2003:35).
Demikan pula dengan kondisi Dengan kedua strategi itu Orde
politik dalam negeri, pada masa Orde Baru berhasil membuat keajaiban dalam
Lama situasi dan kondisi politik masih dunia ekonomi Indonesia, yaitu
dalam taraf konsolidasi sehingga pertumbuhan ekonomi. Tetapi
memunculkan dua macam sistem politik, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak
yaitu Demokrasi Liberal dan Demokrasi membuat rakyatnya bebas dari kemiskinan
Terpimpin. Keadaan yang demikian ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang
menyebabkan kondisi ekonomi lebih hanya dinikmati segelintir orang saja.
parah lagi yaitu dengan kebijakan Dampak negatif kondisi ekonomi
memotong nilai uang (devaluasi), akhirnya Indonesia pada masa Orde Baru antara
Orde Lama ditutup dengan peristiwa lain; pertama, ketergantungan terhadap
G30S/PKI dan sebagai pahlawan adalah minyak dan gas bumi, kedua,
militer -dalam hal ini adalah TNI-AD-. ketergantungan terhadap bantuan luar
(Sundhaussen, 1989: 426) negeri. Tahun 1983, Indonesia negara
Begitu berhasil menumpas PKI ketujuh terbesar dalam jumlah hutang dan
dan berbekal Supersemar, Jenderal tahun 1987 naik ke peringkat keempat.
Suharto dan Orde Baru-nya memulai Akhir 1970-an, proses
pemerintahan di Indonesia. Melalui pembangunan di Indonesia mengalami
Sumitro Djojohadikusumo dan Widjojo "non market failure" sehingga banyak
Nitisastro serta kawan-kawannya – kerepotan dalam proses pembangunan,
sebagai arsitek Orde Baru- prioritas yang misalnya merebaknya kemiskinan dan
dilakukan adalah pengendalian inflasi dan meluasnya kesenjangan pendapatan,
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Modal terutama disebabkan oleh "market
asing mulai masuk sehingga industrialisasi failure". Mendekati pertengahan 1980-an,
mulai dikerjakan dan Rencana terjadi kegagalan pemerintah (lembaga
Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) non pasar) dalam menyesuaikan
yang pertama dibuat tahun 1968. Pada mekanisme kinerjanya terhadap dinamika
tahun 1970-an dan awal 1980-an harga pasar. Ekonomi Indonesia menghadapi
minyak bumi melonjak tinggi di pasar tantangan berat akibat kemerosotan
dunia sehingga Orde Baru mampu penerimaan devisa dari ekspor minyak
membangun dan mengendalikan inflasi bumi pada awal 1980-an. Mulai awal
serta membuat pertumbuhan ekonomi 1990-an pemerintahan Suharto mulai
yang cukup tinggi. (Gatra: 2012, 13). mengalami krisis kepercayaan dari rakyat
Kebijakan yang diambil oleh Indonesia, mulai dari kalangan partai
pemerintah Orde Baru diterapkan dengan sampai mahasiswa. Puncaknya adalah 21
dua strategi umum, yaitu: pertama, Mei 1998, karena Suharto harus
strategi ekonomi yang mendorong menyerahkan kepemimpinnya kepada BJ
pertumbuhan cepat dan yang bisa Habibie.
memobilisasi berbagai sumber daya Pemerintahan reformasi diawali
ekonomi dari luar negeri atau strategi pada tahun 1998. Peristiwa ini dipelopori
“berorientasi keluar”. Dan kedua, strategi oleh ribuan mahasiswa yang berdemo
politik mendorong penciptaan sistem menuntut presiden Suharto untuk turun
dari jabatannya dikarenakan pemerintahan

184 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono

Suharto dianggap telah banyak merugikan ekonomi dan politik masih terjadi. Semisal
negara dan banyak yang melakukan pada sector ekonomi dengan kejadian
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). harga-harga sembilan bahan pokok yang
Tahun 1998 merupakan tahun terberat tidak pernah stabil, mulai harga garam,
bagi pembangunan ekonomi di Indonesia bawang, cabai dan sebagainya.
sebagai akibat krisis moneter di Asia yang
dampaknya sangat terasa di Indonesia. B. TINJAUAN PUSTAKA
Nilai rupiah yang semula 1 US$ senilai Pada saat Republik Indonesia
Rp. 2.000,- menjadi sekitar Rp. 10.000,- dibawah pemerintahan Orde Lama dan
bahkan mencapai Rp. 12.000,- Orde Baru, sebetulnya masih tergolong
Hutang Negara Indonesia yang usia muda karena masih usia 20-an tahun.
jatuh tempo saat itu dan harus dibayar Untuk masa Orde Lama dalam kondisi
dalam bentuk dolar, membengkak menjadi umur 20 tahun, dalam semua aspek
lima kali lipatnya karena uang yang kehidupan masih dalam taraf pencarian
dimiliki berbentuk rupiah dan harus sistem mana yang paling cocok dengan
dibayar dalam bentuk dolar Amerika. republik muda usia ini. Walaupun sudah
Ditambah lagi dengan hutang swasta yang ada ideologi Pancasila dan Undang-
kemudian harus dibayar negara Indonesia Undang Dasar 1945 serta beberapa
sebagai syarat untuk mendapat pinjaman regulasi dalam bidang politik, ekonomi,
dari International Monetary Fund (IMF). hukum dan sosial lainnya, kenyataannya
Tercatat hutang Indonesia membengkak masih sering kali semuanya bermasalah,
menjadi US$ 70,9 milyar (US$20 milyar akhirnya rakyat juga yang menikmati.
adalah hutang komersial swasta). (Gatra, Kalau Sukarno selama dua puluh
2012) tahun masih terus mencari sistem politik
Pada pemerintahan Joko Widodo dan sistem ekonomi apa yang paling tepat
hutang Republik Indonesia semakin dengan Indonesia, maka Suharto begitu
ekstrim, seperti yang ditulis Pos Kota, memegang kendali kekuasaan langsung
“Kebijakan pemerintah dalam berhutang bisa menemukan sistem politik dan sistem
dinilai asal-asalan berutang tanpa ekonomi yang tepat bagi republik ini.
memikirkan efeknya. Pada gilirannya, Namun demikian Suharto dan Orde
utang menjadi sebab rusaknya postur Barunya masih tetap melandaskan konsep
APBN. Kini utang dalam negeri tercatat dan strateginya dengan Pancasila dan
lebih dari Rp 4.000 triliun, sekitar Rp UUD 1945, yang dimaksud dengan
3.300 tiriliun utang pemerintah pusat”. konsep dan strategi adalah dalam rangka
(poskotanews.com/2016/08/26) membangun bangsa dan negara.
Pemerintahan reformasi dari tahun Seperti yang disebut di atas,
1998 sampai sekarang sudah mengalami strategi yang digunakan Suharto untuk
beberapa pergantian presiden, antara lain mengawal Orde Barunya adalah dengan
yaitu : (1). B.J Habibie, (2). Abdurrahman model strategi ekonomi dan strategi politik
Wahid, (3). Megawati dan (4). Susilo yang tidak dilakukan oleh Orde Lama.
Bambang Yudhoyono dan (5) Joko Karena bagi Suharto Orde Lama terlalu
Widodo, walaupun sudah mengalami banyak melakukan toleransi sistem politik
perkembangan politik dengan baik –lebih dan sistem ekonomi, sedangkan bagi
demokratis- dari pada semasa Orde Lama, Suharto untuk negara baru dalam
tetapi berbagai masalah pembangunan konsolidasi yang terjadi adalah dengan

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 |185
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono

kompromi, termasuk politik dan ekonomi conventional to think particularly of


(state centered). everyday needs – the so called material
Menurut Mochtar Mas‟oed needs – when the term “economy” is used.
(2003:30) Orde Baru dalam melakukan (2) The second action may be related to
pembangunan dalam berbagai bidang the economy in diverse ways.
didasarkan pada tiga pendekatan yang Apa yang dilakukan Presiden
berbeda, yaitu: politik sebagai panglima, Suharto dan Orde Barunya adalah sesuai
ekonomi sebagai panglima dan moral dengan pendapat Juan J. Linz dan Alfred
sebagai panglima. Pendekatan pertama Stepan, bahwa suatu negara dalam rangka
memprioritaskan pertimbangan politik konsolidasi –termasuk demi demokrasi-
dalam proses pembangunan dan harus tetap eksis sebagaimana fungsi
menekankan peranan negara, yang bernegara dan berbangsa. Menurut Linz
diwakili para birokratnya sebagai aktor dan Stepan, ada lima kondisi yang saling
utama pembangunan. Pada pendekatan berhubungan dan saling memperkuat satu
kedua, lebih mengutamakan peranan sama lain, kondisi ini juga harus ada atau
pengusaha dan korporasi dalam proses dibuat untuk demokrasi dan harus
pembangunan. Pada pendekatan ketiga, dikonsolidasikan.
mengandalkan pengorganisasian politik If a functioning state exists, five
berupa gerakan-gerakan sosial yang issue- other interconnected and mutually
oriented dan yang memiliki aspirasi reinforcing conditions must also
global. exist or be crafted for a
Seharusnya ketiga pendekatan democracy to be consolidated.
tersebut dalam pelaksanaannya seimbang First, the conditions must exist for
dan proporsional, namun kenyataannya the development of s free and
Suharto lebih menekankan pada lively civil society. Second, there
pendekatan yang pertama dan kedua, must be a relatively autonomous
sedangkan pendekatan yang ketiga hanya and valued political society.
pelengkap saja. Namun demikian apa yang Third, there must be a rule of law
dilakukan Suharto tidaklah salah, karena to ensure legal guarantees for
berbagai pertimbangan dan sudah citizens freedoms and independent
mendapat rekomendasi dari menteri serta associational life. Fourth, there
staf ahlinya. must be a state bureaucracy that
Pembedaan pendekatan ini juga is usable by new democratic
merupakan suatu hal yang harus dilakukan government. Fifth, there must be
oleh penguasa dalam membuat prioritas an institutionalized economic
kebijakan ( regulasi) dalam suatu society. (Linz dan Stepan, 1996: 7)
pemerintahan, ini sesuai dengan pendapat
Max Weber (1978: 339-340) dalam Beberapa kondisi inilah yang
membedakan dua type ekonomi yang diciptakan Orde Baru dengan berbagai
digunakan organisasi (negara), yaitu: (1) kebijakan dan regulasi demi
The first is the satisfaction of one’s own berlangsungnya pembangunan berbagai
wants, which mat be of an conceivable bidang. Selain dengan menciptakan
kind, ranging from food to religion kondisi supaya bisa melangsungkan
education, if there is a scarcity of goods konsolidasi, Orde Baru juga mendasarkan
and services in relation to demand. It is

186 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono

berbagai analisis kebijakannya pada 125) Ini berarti walaupun negara


negara sebagai unit dasar analisis. mempunyai kebijakan otonomi bagi
Kerangka teoritik ini memusatkan masyarakatnya –dengan berbagai kekuatan
pada negara sebagai unit dasar analisis sosial dan ikatan sosial-, tetapi secara
dengan konstruksi teorinya yang bersifat politik tidak bertentanangan dengan
induktif. Kriteria seperti ini, salah satu negara itu sendiri.
pendekatan induktif yang akan dipakai Menurut Theda Skocpol (dalam
yakni teori statisme (statism). Statisme Sellers, 2011) pola analisis seperti ini akan
merupakan bentuk pengembangan dari menghasilkan suatu penjelasan tentang
pendekatan yang selama ini memusatkan kehidupan politik yang terpusat pada
pada pluralisme dan korporatisme, dan negara. Pendekatan statisme menegaskan
pendekatan lain yang memusatkan pada bahwa setiap negara menciptakan,
struktur organisasi sosial atau lembaga- mengorganisasikan dan mengatur setiap
lembaga politik sebagai unit dasar analisis. masyarakatnya. Setiap negara
Dalam pandangan teori ini, negara sebagai mendominasi organisasi-organisasi lain
unit dasar analisis, dipandang sebagai yang ada dalam suatu wilayah tertentu dan
lembaga utama dalam masyarakat dan konsekuensinya setiap negara membentuk
proses politik meskipun dalam derajat dan mempengaruhi budaya dan
tertentu teori ini juga mengakui peran menciptakan atau menggerakan ekonomi.
lembaga- lembaga sosial lainnya. Jadi, derajat otonomi masyarakat vis-a-vis
Pandangan ini dapat dirujuk pada negara dalam konteks pendekatan ini
karya para sosiolog sejarah Jerman dan menjadi terbatas. Konsekuensinya,
teoritisi hukum pada akhir abad ke-19 konsepsi „otonomi‟ akan menjadi
yang menyoroti pengaruh perkembangan instrumen penting dalam analisis hanya
lembaga-lembaga negara modern terhadap jika dominasi negara terhadap masyarakat
perkembangan masyarakat itu sendiri. dalam situasi yang tidak normal yakni
Disamping argumen bahwa negara dalam hal negara memperoleh
mencerminkan sifat penduduk suatu kekuasaannya dari hak privat, nilai-nilai
bangsa atau struktur sosial, Max Weber sosial atau sumber-sumber lain di luar
dan Otto Hintze menilai cara monopoli negara.
negara dalam memaksakan kekuasaannya Pendek kata, dalam pendekatan
akan memungkinkan negara tersebut ini, konsepsi otonomi tidak banyak
untuk menata kembali dan menentukan berperan. Jadi menurut teori ini, negara
struktur setiap hubungan sosial dan dipandang sebagai suatu aktor otonom
lembaga-lembaga yang ada. Seperti yang yang dengan kewenangannya dapat
dikatakan Seller mengenai pendapat melaksanakan tujuannya, tidak hanya
Weber dan Hintze, bahwa: “Where such sekedar merespon tekanan yang
an autonomous state is present, there is dihadapinya oleh kelompok-kelompok
also an analytically distinct society. In sosial tertentu. Kapasitas dan otonominya
many state – society accounts, social dilaksanakan melalui para elitnya sebagai
forces and social ties contribute to the kepanjangan tangan negara. Negara adalah
autonomy of the state. Yet the corporate, suatu organisasi yang sangat berdaulat
civic, cultural, and other social elements yang dengan sumber dayanya dapat
of society are not to be mistaken with the melaksanakan kehendak dan tujuannya.
state itself.” (Jefferey M. Sellers, 2011, Namun demikian, pandangan statisme

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 |187
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono

tidak untuk diterima secara kaku dalam Paham statisme yang lebih lunak
bentuk yang tegas seperti itu karena untuk ini memusatkan pada kaitan antara negara
sebagian, paham ini tidak mengakui dengan masyarakat dalam konteks
keberadaan kemerdekaan sosial atau dominannya peran negara. Dalam batas-
menjelaskan mengapa negara selalu tidak batas pemahaman seperti ini, jelaslah
dapat memaksakan keinginannya, seperti bahwa statisme berfungsi melengkapi
halnya dalam masa-masa terjadi bukan sebaliknya menggantikan peran
pemberontakan, revolusi atau penting masyarakat dalam
ketidakpatuhan sipil. penyelenggaraan urusan politik negara.
Secara empiris, pemerintahan Pendekatan statis mempertahankan banyak
yang paling otokratis sekalipun tetap akan fokus pada negara yang merupakan ciri
berupaya menanggapi apa yang diyakini dari penekanan awal institusionalisme
sebagai pilihan publik. Disamping upaya pada lembaga pemerintah.
untuk mempertahankan dan menguatkan Dalam konteks persoalan ekonomi
dukungan rakyat, negara-negara kapitalis rezim Orde Baru juga menggunakan
apakah itu demokratis ataupun otokratis pendekatan ekonomi pasar yang
perlu mengakomodasi setiap kondisi yang dikenalkan oleh Widjojo dan teman-
terjadi di luar sistemnya. Disamping itu, temannya, “Widjojo, yang ketika itu baru
kelemahan lain dari statisme adalah berumur 39 tahun, puncuma punya satu
pengakuan secara implisit bahwa semua pilihan. Yakni banting setir perekonomian
negara yang „kuat‟ menanggapi masalah nasional, dari yang akrab dengan
yang sama dengan cara yang sama karena sosialisme ala Uni Soviet ke kapitalisme
kesamaan ciri-ciri organisasinya. Situasi beraroma Amerika Serikat”. (Gatra, 2012).
seperti ini tidak akan terjadi karena setiap Namun demikian ekonomi pasar yang
negara kuat atau lemah akan cenderung dikenalkan Widjojo tersebut ternyata semu
mengambil kebijakan yang berbeda-beda belaka, walaupun selama Orde Baru istilah
dalam mengatasi persoalan yang sama. ekonomi pasar sangat populer. Hal ini
Statisme tidak bermaksud seperti yang dikatakan Ari A. Perdana
menggantikan paham pluralis tetapi hanya (2001) seorang pengamat ekonomi politik
ingin menunjukkan kuatnya peran negara dari CSIS, bahwa:
dalam setiap analisis tentang fenomena “ Persepsi populer memandang
politik. Dalam hal ini Skocpol bahwa problem ekonomi yang
menjelaskan lebih lanjut: “In this diwariskan oleh Orde Baru adalah
perspective, the state certainly does not akibat dari kebijakan ekonomi
become everything. Other organizations yang berorientasi pada pasar.
and agents also pattern social Mekanisme pasar dianggap yang
relationships and politics, and the analyst mengagungkan liberalisme dan
must explore the state’s structure in kompetisi dituding sebagai
relation to them. But this Weberian view penyebab ketimpangan yang
of the state does require us to see it as terjadi. Di sisi lain, mekanisme
much more than a mere arena in which pasar juga telah menempatkan
social groups make demands and engage negara sebagai tak lebih dari
in political struggle or compromises”. pelayan kepentingan pemilik
(Michael Howlett and M. Ramesh, modal dan dunia internasional
1995:39) untuk mengambil keuntungan

188 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono

sebanyak-banyaknya dengan belakang lahirnya kebijakan ekonomi-


mengeksploitasi kaum pekerja dan politik Orde Baru menjadi makin rumit.
rakyat negara berkembang.” Tetapi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Pertama, secara umum arah
Hal ini terjadi karena rezim Orde kebijakan ekonomi Orde Baru berjalan
Baru tidak mau melepaskan predikat dalam kerangka state-centered. Artinya,
bahwa politik sebagai panglima dan negara adalah aktor yang paling dominan
ekonomi sebagai panglima, konsep ini dalam penentuan sebuah kebijakan.
kelihatan sekali pada kebijakan ekonomi Kedua, logika negara teknokrasi mulai
yang berbau proteksi. Kebijakan tersebut menjadi relevan ketika kepentingan
adalah proteksi ekonomi untuk memaksa kekuasaan perlahan harus memberikan
pemodal asing agar bermitra dengan tempat kepada logika rasionalitas ekonomi
pengusaha lokal, selain itu pemerintah pasar. Ketiga, relevansi argumen
juga mengeluarkan berbagai kebijakan pluralistik juga makin punya tempat,
untuk membatasi para pemain besar di melihat peranan kelompok-kelompok yang
sektor swasta agar persaingan, -utamanya beragam, baik dalam bisnis maupun
dengan pengusaha asing- bisa politik, cukup punya andil dalam
dikendalikan demi kepentingan nasional. mempengaruhi kebijakan. Keempat,
mengevaluasi logika instrumentalis,
C. PEMBAHASAN artinya bahwa modal akan
1. Pasar dan Intervensi dalam mempengaruhi kekuasaan. Dalam
Kebijakan Ekonomi Orde Baru beberapa kasus terakhir ini agaknya
Orientasi kebijakan ekonomi- menunjukkan bahwa menjelang kejatuhan
politik Orde Baru bisa diibaratkan Orde Baru, logika patrimonial justru yang
bergerak seperti ayunan pendulum. Hal kembali dominan. Bahkan mungkin
inilah yang membuat sulitnya mengambil menjadi lebih relevan dibandingkan logika
sebuah generalisasi yang kuat, terutama instrumentalis. Kelima, dalam membahas
jika kita coba menyimpulkan paham atau korelasi antara tingkat intervensi
„ideologi‟ apa yang dianut. Pada pemerintah dan kinerja ekonomi, terlihat
kenyataannya, apa yang dianggap sebagai bahwa tidak ada pola yang pasti antara
„ideologi‟ yang melatarbelakangi sebuah intervensi pemerintah dengan tingkat
kebijakan ekonomi sebenarnya tak lain pertumbuhan.
dari sebuah pragmatisme. Kerumitan ini terlihat sewaktu
Untuk melihat secara lebih detail prioritas Pelita I dan Pelita II diubah dari
mengenai ayunan pendulum orientasi sektor pertanian ke sektor industri, karena
kebijakan tersebut, kita bisa meninjau dampak dari perubahan prioritas sangat
karakteristik kebijakan ekonomi Orde berpengaruh pada berbagai kebijakan
Baru dalam sejumlah periodisasi. Secara publik. Misalnya masalah pertanian pada
umum, pembangunan ekonomi Orde Baru awal Orde Baru mendapat perhatian
bisa dibagi dalam empat periode: 1) sampai puncaknya tahun 1984 dengan
rehabilitasi, 2) boom minyak, 3) pasca- swasembada beras, demikian pula
boom minyak, dan 4) liberalisasi. (Ari A. berbagai sektor pertanian lainnya
Perdana , 2001) mengalami kurangnya perhatian
Di sini jadinya terlihat bahwa pemerintah, seperti lahan pertanian
analisis tunggal untuk menjelaskan latar semakin kurang karena menjadi lahan

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 |189
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono

perumahan dan industri. Para petani juga agaknya mendukung pendapat terakhir ini
banyak mengalami kerugian, seperti (antara lain kasus pemerataan, kebijakan
pupuk tidak lagi diurus KUD tetapi diurus industrialisasi, perburuhan serta
toko dan distributor, benih padi, jagung lingkungan hidup). Jika jawaban ini yang
juga mengalami neo-liberalisme karena diterima, implikasi terhadap solusi yang
bisa dibeli hanya pada satu perusahaan ditawarkan adalah melakukan redefinisi
saja. peran pemerintah dalam perekonomian,
Kemungkinan jawaban lain adalah dan menyepakati sejauh apa peran
kegagalan pasar yang diperparah dengan intervensi yang akan diberikan kepada
gagalnya intervensi yang dilakukan untuk pemerintah.
memperbaiki pasar. Dengan kata lain, Untuk lebih jelasnya dalam
masuknya pemerintah justru memperparah menggambarkan peranan negara dalam
kegagalan pasar daripada pembangunan semasa Orde Baru seperti
memperbaikinya. Berbagai kenyataan dalam tabel berikut ini.
empiris yang terjadi selama Orde Baru

Tabel 1. Peran Negara Dalam Berbagai Bidang


Kebutuhan Peranan Negara Situasi-Kondisi Ekonomi
dan Politik
Primer Absolut Stabil
Sekunder Major Stabil
Tersier Minor Stabil
Sumber: data sekunder diolah

2. Relasi Negara-Kepentingan dalam Telkomsel ke Temasek Singapura, atau


Kebijakan Ekonomi Orde Reformasi mengapa BBM sering langka, atau yang
Ada dua pertanyaan besar yang lebih ekstrim lagi harga bawang putih dan
bisa diajukan untuk mengevaluasi bawang merah naik sampai 1000%.
bagaimana hubungan negara dan Untuk memecahkan masalah
kepentingan dalam pengambilan kebijakan tersebut para pejabat gampang sekali
ekonomi Indonesia masa Orde Reformasi: membuat solusinya, seperti yang
1) apakah pola relasi yang state-centered dikatakan Menteri Koordinator
(dominasi negara yang besar dalam Perekonomian Hatta Radjasa, “persoalan
penentuan kebijakan) masih terjadi? 2) mengenai kenaikan harga bawang sudah
siapa aktor yang paling potensial untuk diatasi dengan melepaskan bawang impor
menantang dominasi negara. yang tertahan di Tanjung Perak”.
Untuk menjawab dua pertanyaan (Kompas, 21 Maret 2013).
tersebut bisa mudah tetapi juga bisa sulit Contoh-contoh di atas
tergantung pada sudut pandang apa dan menunjukkan bahwa ternyata secara
bagaimana. Apakah sudut pandang politik, empiris, kekuatan modal masih memiliki
ekonomi, hukum dan budaya? Atau limitasi dalam mempengaruhi
bagaimana proses? Berdasarkan regulasi pengambilan kebijakan ekonomi. Di era
yang ada atau dengan rekayasa? Sebagai Suharto, masuknya Indonesia ke dalam
contoh adalah lepasnya saham Indosat dan kancah liberalisasi ternyata tidak terlalu

190 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono

signifikan dalam mengubah arah kasus tadi hanya akibat ulah beberapa
pengambilan keputusan yang masih sangat oknum saja, dengan cara
berpusat pada negara. Di era pasca- menyalahgunakan regulasi.
Suharto, memang kekuatan modal
Untuk lebih jelasnya dalam
menguat dan peran negara menjadi
menggambarkan peranan negara dalam
berkurang. Tetapi agaknya masih terlalu
mekanisme pasar semasa Orde Reformasi
dini untuk menyimpulkan terjadinya
(Pemerintahan Susilo Bambang
pergeseran dominasi negara ke dominasi
Yudhoyono) seperti dalam tabel berikut
modal. Artinya, peranan negara dalam hal
ini.
ini masih cukup otonom, karena beberapa

Tabel 2. Peran Negara Dalam Berbagai Bidang


Kebutuhan Peranan Negara Situasi-Kondisi Ekonomi
dan Politik
Primer Minor Tidak stabil
Sekunder Minor Tidak stabil
Tersier Minor Tidak stabil
Sumber: data sekunder diolah

Sedangkan pada pemerintahan proses demokrasi dalam pembangunan


Joko Widodo memfokuskan program pada mitigasi dan non mitigasi kepada
pemerataan yang berkeadilan. Setidaknya masyarakat miskin. Selain itu pemerintah
ada empat aspek pemerataan yang juga terus meningkatkan jumlah kebijakan
dilakukan. Pertama, pembangunan yang baik dan kondusif melalui program
ekonomi dan peningkatan produktivitas. perlindungan ibu dan anak serta reformasi
Hal ini dilakukan untuk memperbesar kue sistem hukum perdata melalui
ekonomi yang hendak dibagi secara adil. penyelesaian gugatan sederhana.
Kedua, pengentasan kemiskinan dan (https://www.kompasiana.com/ucijunaedi)
kebijakan afirmatif. Hal itu perlu untuk Dalam bidang ekonomi
mengatasi ketimpangan sosial. Ketiga, pemerintahan Joko Widodo membuat
pemerataan yang berkeadilan dalam aspek kebijakan yang dinamakan ekonomi
kewilayahan. Langkah ini dengan harapan kreatif, program ini terbukti bisa jadi
mengatasi ketimpangan wilayah. Keempat, sumber kekuatan ekonomi baru. Di tengah
pemerataan yang berkeadilan dalam aspek melambatnya harga komoditas dan bahan
politik hukum keamanan dan kebudayaan. mentah secara global, sektor ekonomi
Hal ini ditegaskan untuk memastikan kreatif memberikan sumbangan yang
program-program pemerataan dapat positif bagi perekonomian Indonesia. “Di
dijalankan secara efektif. masa depan, ekonomi tidak semata-mata,
(http://news.metrotvnews.com/read) bergantung pada sumber daya alam
Dalam bidang social politik mentah,” tegas Kepala Badan Ekonomi
pemerintahan Joko Widodo juga telah Kreatif, Triawan Munaf dalam paparan 3
melakukan pembangunan, yaitu dengan Tahun Jokowi-JK di Kantor Staf Presiden.
meningkatkan kapasitas intelejen dari Tugas ekonomi kreatif adalah memberikan
aparatur pusat dan daerah serta proses- nilai tambah, sehingga dapat

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 |191
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono

menghasilkan produk yang bernilai tinggi Sindu, di Denpasar. Di sana bisa terlihat
dan berkontribusi besar pada bagaimana mengelolanya dengan sangat
perekonomian. (Portal Resmi ksp.go.id baik juga bersih, tidak bau. Bahkan, di
Copyright © 2016 Kantor Staf Presiden) koridornya pun orang bisa duduk di
Sementara itu, Menteri lantai,” kata Enggar. (Portal Resmi
Perdagangan Enggartiasto Lukito ksp.go.id Copyright © 2016 Kantor Staf
menjelaskan, pemerintah terus menggenjot Presiden)
revitalisasi pasar tradisional. “Kita Tetapi untuk secara umum, dalam
mengusahakan bagaimana pedagang pasar menggambarkan peranan negara dalam
tradisional bisa mendapatkan alternatif mekanisme pasar semasa Orde Reformasi
sumber pendapatan serta akses harus bisa (Pemerintahan Joko Widodo) lebih
mudah didapat. Setiap renovasi revitalisasi jelasnya seperti dalam tabel berikut ini:
pasar omset pasti meningkat contoh Pasar

Tabel 3. Peran Negara Dalam Berbagai Bidang


Kebutuhan Peranan Negara Situasi-Kondisi Ekonomi
dan Politik
Primer Minor Tidak stabil
Sekunder Minor Tidak stabil
Tersier Minor Tidak stabil
Sumber: data sekunder diolah

3. Pembangunan Ekonomi-Politik di ekonomi, budaya, hukum dan bidang-


Masa Depan bidang lainnya, sehingga pembangunan di
Namun demikian, untuk Indonesia segala bidang bisa dilaksanakan dengan
dan perkembangan pembangunan baik karena berbagai situasi dan kondisi
ekonomi-politik di masa depan, sebaiknya semuanya stabil. Lebih jelasnya
tetap dengan pendekatan state-centered. digambarkan dalam tabel berikut.
Mengingat berbagai pertimbangan politik,

Tabel 4. Peran Negara Dalam Berbagai Bidang


Kebutuhan Peranan Negara Situasi-Kondisi Ekonomi
dan Politik
Primer Absolut Stabil
Sekunder Major Stabil
Tersier Minor Stabil
Sumber: data sekunder diolah

D. KESIMPULAN Republik Indonesia telah berusaha


Sebagai negara yang sudah membangun bangsa dan negara dengan
merdeka tujuh puluh tahun lebih, maka berbagai konsep dan teori pembangunan

192 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono

serta dengan berbagai model system and Post-Communist Europe,


politik untuk menjalankan roda Baltimore: The Johns Hopkins
pemerintahan, namun demikian situasi University Press.
dan kondisi republic ini belum beranjak
dari status sebagai negara berkembang, hal Mas‟oed, Mochtar, (2003), Politik,
ini disebabkan pemerintah sebagai Birokrasi dan Pembangunan,
pengendali negara kurang optimal dalam Jogjakarta: Pustaka Pelajar
penggunaan kekuasaannya. Jogjakarta.
Pada masa orde lama pemegang
kekuasaan sedikit otoriter tetapi karena Michael Howlett and M. Ramesh.(1995),
masih dalam kondisi konsolidasi politik, Studying Public Policy: Policy
maka politik saja yang menjadi prioritas Cycles and Policy Subsysistem,
sedang aspek kehidupan yang lainnya Oxford Univ. Press.
terabaikan. Pada masa orde baru memang
otoriter dalam berbagai bidang, sehingga Perdana Ari A. September 2001, Peranan
semua aspek kehidupan terkendali dan “Kepentingan” Dalam
kesan state-centered ada. Tetapi Mekanisme Pasar dan Penentuan
pendekatan state centered pada masa ini Kebijakan Ekonomi di Indonesia,
hanya menguntungkan beberapa pihak Economics Working Paper Series,
saja sehingga arahnya tidak jelas dan pada Jakarta: CSIS.
akhirnya hanya tahan 30 tahun saja.
Pada masa orde reformasi Skocpol, Theda, (1991), Negara dan
pendekatan state centered hanya normatif Revolusi Sosial, terjemahan, Jakarta:
saja, hal ini menyebabkan berbagai aspek Erlangga
kehidupan tidak stabil. Ketidakstabilan ini
lebih lanjut menyebabkan terjadinya Sundhaussen, Ulf, (1989), “Indonesia:
toleransi yang terlalu tinggi sehingga Past and Present Encounter with
pendekatan state centered semakin Democracy” dalam Diamond,
semakin sulit diterapkan. Larry; Linz, Juan J; Lipset,
Semour Martin, eds. Volume
Referensi Three, Democracy in Developing
Countries Asia., London:
Ahmad, Zakaria Haji; Crouch, Harold; Adamantine Press Limited.
(1985), Militar-Civilian Relations
in South-East Asia, Singapore: Weber, Max, (1978), Economic and
Oxford University Press. Society: An Outlines of
Interpretive Sociology, edited by
Bevir, Mark, Eds.,(2011), The Sage Guenther Roth and Claus Wittich,
Handbook of Governance, Los London: University of
Angeles: Sage Publications Inc. Californian Press.

Linz, Juan J., dan Stepan, Alfred, (1996),


Problems of Democratic
Transition and Consolidation,
Southern Europe, South America,

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 |193
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono

https://www.kompasiana.com/ucijunaedi
Koran dan Majalah
Gatra, 21 Maret 2012. Portal Resmi ksp.go.id Copyright © 2016
Kantor Staf Presiden 2 April 2018
Kompas, 21 Maret 2013
poskotanews.com/2016/08/26
http://news.metrotvnews.com/read

194 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018

Potrebbero piacerti anche