Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Sapto Pramono
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Dr. Soetomo, Surabaya
Abstract
Development is an activity process that aims to create a more advanced society and
social life. Because the scope of development touches the various areas of human life, then
the range to be achieved by itself summarizes many aspects, both aspects of social politics,
socioeconomic, socio-cultural and defense and security issues In general, development is
done in developing countries whether it seca physical, non-physical, material or immateril.
Similarly, the Republic of Indonesia, from a new independence until the age of more than 70
years of republic has experienced three times the political system of government, namely the
Old Order, the New Order and the Reform Order.
This article attempts to elaborate a small comparison between the New Order and
the Reform Order on its policies and approaches to development. The policies adopted by the
New Order government were applied in two general strategies: economic strategy and
political strategy.
The concept used to distinguish the two order development is state centered and
statism. State centered in the New Order is clarified in three different approaches: politics as
commander, economy as commander and morality as commander. While the concept of
statism seen in various policies with absolute properties, both on the needs of primary,
secondary and tertiary. Nevertheless everything is in stable situations and conditions,
although in the end the condition is false and everything is messy.
In contrast to the Reform Order, all governments of the four presidents put more
emphasis on democracy in various fields, whereas the concept of state centered and statism
was less emphasized so that the situation and condition of primary, secondary and tertiary
needs happened more leads to instability.
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 |183
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono
184 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono
Suharto dianggap telah banyak merugikan ekonomi dan politik masih terjadi. Semisal
negara dan banyak yang melakukan pada sector ekonomi dengan kejadian
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). harga-harga sembilan bahan pokok yang
Tahun 1998 merupakan tahun terberat tidak pernah stabil, mulai harga garam,
bagi pembangunan ekonomi di Indonesia bawang, cabai dan sebagainya.
sebagai akibat krisis moneter di Asia yang
dampaknya sangat terasa di Indonesia. B. TINJAUAN PUSTAKA
Nilai rupiah yang semula 1 US$ senilai Pada saat Republik Indonesia
Rp. 2.000,- menjadi sekitar Rp. 10.000,- dibawah pemerintahan Orde Lama dan
bahkan mencapai Rp. 12.000,- Orde Baru, sebetulnya masih tergolong
Hutang Negara Indonesia yang usia muda karena masih usia 20-an tahun.
jatuh tempo saat itu dan harus dibayar Untuk masa Orde Lama dalam kondisi
dalam bentuk dolar, membengkak menjadi umur 20 tahun, dalam semua aspek
lima kali lipatnya karena uang yang kehidupan masih dalam taraf pencarian
dimiliki berbentuk rupiah dan harus sistem mana yang paling cocok dengan
dibayar dalam bentuk dolar Amerika. republik muda usia ini. Walaupun sudah
Ditambah lagi dengan hutang swasta yang ada ideologi Pancasila dan Undang-
kemudian harus dibayar negara Indonesia Undang Dasar 1945 serta beberapa
sebagai syarat untuk mendapat pinjaman regulasi dalam bidang politik, ekonomi,
dari International Monetary Fund (IMF). hukum dan sosial lainnya, kenyataannya
Tercatat hutang Indonesia membengkak masih sering kali semuanya bermasalah,
menjadi US$ 70,9 milyar (US$20 milyar akhirnya rakyat juga yang menikmati.
adalah hutang komersial swasta). (Gatra, Kalau Sukarno selama dua puluh
2012) tahun masih terus mencari sistem politik
Pada pemerintahan Joko Widodo dan sistem ekonomi apa yang paling tepat
hutang Republik Indonesia semakin dengan Indonesia, maka Suharto begitu
ekstrim, seperti yang ditulis Pos Kota, memegang kendali kekuasaan langsung
“Kebijakan pemerintah dalam berhutang bisa menemukan sistem politik dan sistem
dinilai asal-asalan berutang tanpa ekonomi yang tepat bagi republik ini.
memikirkan efeknya. Pada gilirannya, Namun demikian Suharto dan Orde
utang menjadi sebab rusaknya postur Barunya masih tetap melandaskan konsep
APBN. Kini utang dalam negeri tercatat dan strateginya dengan Pancasila dan
lebih dari Rp 4.000 triliun, sekitar Rp UUD 1945, yang dimaksud dengan
3.300 tiriliun utang pemerintah pusat”. konsep dan strategi adalah dalam rangka
(poskotanews.com/2016/08/26) membangun bangsa dan negara.
Pemerintahan reformasi dari tahun Seperti yang disebut di atas,
1998 sampai sekarang sudah mengalami strategi yang digunakan Suharto untuk
beberapa pergantian presiden, antara lain mengawal Orde Barunya adalah dengan
yaitu : (1). B.J Habibie, (2). Abdurrahman model strategi ekonomi dan strategi politik
Wahid, (3). Megawati dan (4). Susilo yang tidak dilakukan oleh Orde Lama.
Bambang Yudhoyono dan (5) Joko Karena bagi Suharto Orde Lama terlalu
Widodo, walaupun sudah mengalami banyak melakukan toleransi sistem politik
perkembangan politik dengan baik –lebih dan sistem ekonomi, sedangkan bagi
demokratis- dari pada semasa Orde Lama, Suharto untuk negara baru dalam
tetapi berbagai masalah pembangunan konsolidasi yang terjadi adalah dengan
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 |185
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono
186 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 |187
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono
tidak untuk diterima secara kaku dalam Paham statisme yang lebih lunak
bentuk yang tegas seperti itu karena untuk ini memusatkan pada kaitan antara negara
sebagian, paham ini tidak mengakui dengan masyarakat dalam konteks
keberadaan kemerdekaan sosial atau dominannya peran negara. Dalam batas-
menjelaskan mengapa negara selalu tidak batas pemahaman seperti ini, jelaslah
dapat memaksakan keinginannya, seperti bahwa statisme berfungsi melengkapi
halnya dalam masa-masa terjadi bukan sebaliknya menggantikan peran
pemberontakan, revolusi atau penting masyarakat dalam
ketidakpatuhan sipil. penyelenggaraan urusan politik negara.
Secara empiris, pemerintahan Pendekatan statis mempertahankan banyak
yang paling otokratis sekalipun tetap akan fokus pada negara yang merupakan ciri
berupaya menanggapi apa yang diyakini dari penekanan awal institusionalisme
sebagai pilihan publik. Disamping upaya pada lembaga pemerintah.
untuk mempertahankan dan menguatkan Dalam konteks persoalan ekonomi
dukungan rakyat, negara-negara kapitalis rezim Orde Baru juga menggunakan
apakah itu demokratis ataupun otokratis pendekatan ekonomi pasar yang
perlu mengakomodasi setiap kondisi yang dikenalkan oleh Widjojo dan teman-
terjadi di luar sistemnya. Disamping itu, temannya, “Widjojo, yang ketika itu baru
kelemahan lain dari statisme adalah berumur 39 tahun, puncuma punya satu
pengakuan secara implisit bahwa semua pilihan. Yakni banting setir perekonomian
negara yang „kuat‟ menanggapi masalah nasional, dari yang akrab dengan
yang sama dengan cara yang sama karena sosialisme ala Uni Soviet ke kapitalisme
kesamaan ciri-ciri organisasinya. Situasi beraroma Amerika Serikat”. (Gatra, 2012).
seperti ini tidak akan terjadi karena setiap Namun demikian ekonomi pasar yang
negara kuat atau lemah akan cenderung dikenalkan Widjojo tersebut ternyata semu
mengambil kebijakan yang berbeda-beda belaka, walaupun selama Orde Baru istilah
dalam mengatasi persoalan yang sama. ekonomi pasar sangat populer. Hal ini
Statisme tidak bermaksud seperti yang dikatakan Ari A. Perdana
menggantikan paham pluralis tetapi hanya (2001) seorang pengamat ekonomi politik
ingin menunjukkan kuatnya peran negara dari CSIS, bahwa:
dalam setiap analisis tentang fenomena “ Persepsi populer memandang
politik. Dalam hal ini Skocpol bahwa problem ekonomi yang
menjelaskan lebih lanjut: “In this diwariskan oleh Orde Baru adalah
perspective, the state certainly does not akibat dari kebijakan ekonomi
become everything. Other organizations yang berorientasi pada pasar.
and agents also pattern social Mekanisme pasar dianggap yang
relationships and politics, and the analyst mengagungkan liberalisme dan
must explore the state’s structure in kompetisi dituding sebagai
relation to them. But this Weberian view penyebab ketimpangan yang
of the state does require us to see it as terjadi. Di sisi lain, mekanisme
much more than a mere arena in which pasar juga telah menempatkan
social groups make demands and engage negara sebagai tak lebih dari
in political struggle or compromises”. pelayan kepentingan pemilik
(Michael Howlett and M. Ramesh, modal dan dunia internasional
1995:39) untuk mengambil keuntungan
188 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 |189
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono
perumahan dan industri. Para petani juga agaknya mendukung pendapat terakhir ini
banyak mengalami kerugian, seperti (antara lain kasus pemerataan, kebijakan
pupuk tidak lagi diurus KUD tetapi diurus industrialisasi, perburuhan serta
toko dan distributor, benih padi, jagung lingkungan hidup). Jika jawaban ini yang
juga mengalami neo-liberalisme karena diterima, implikasi terhadap solusi yang
bisa dibeli hanya pada satu perusahaan ditawarkan adalah melakukan redefinisi
saja. peran pemerintah dalam perekonomian,
Kemungkinan jawaban lain adalah dan menyepakati sejauh apa peran
kegagalan pasar yang diperparah dengan intervensi yang akan diberikan kepada
gagalnya intervensi yang dilakukan untuk pemerintah.
memperbaiki pasar. Dengan kata lain, Untuk lebih jelasnya dalam
masuknya pemerintah justru memperparah menggambarkan peranan negara dalam
kegagalan pasar daripada pembangunan semasa Orde Baru seperti
memperbaikinya. Berbagai kenyataan dalam tabel berikut ini.
empiris yang terjadi selama Orde Baru
190 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono
signifikan dalam mengubah arah kasus tadi hanya akibat ulah beberapa
pengambilan keputusan yang masih sangat oknum saja, dengan cara
berpusat pada negara. Di era pasca- menyalahgunakan regulasi.
Suharto, memang kekuatan modal
Untuk lebih jelasnya dalam
menguat dan peran negara menjadi
menggambarkan peranan negara dalam
berkurang. Tetapi agaknya masih terlalu
mekanisme pasar semasa Orde Reformasi
dini untuk menyimpulkan terjadinya
(Pemerintahan Susilo Bambang
pergeseran dominasi negara ke dominasi
Yudhoyono) seperti dalam tabel berikut
modal. Artinya, peranan negara dalam hal
ini.
ini masih cukup otonom, karena beberapa
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 |191
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono
menghasilkan produk yang bernilai tinggi Sindu, di Denpasar. Di sana bisa terlihat
dan berkontribusi besar pada bagaimana mengelolanya dengan sangat
perekonomian. (Portal Resmi ksp.go.id baik juga bersih, tidak bau. Bahkan, di
Copyright © 2016 Kantor Staf Presiden) koridornya pun orang bisa duduk di
Sementara itu, Menteri lantai,” kata Enggar. (Portal Resmi
Perdagangan Enggartiasto Lukito ksp.go.id Copyright © 2016 Kantor Staf
menjelaskan, pemerintah terus menggenjot Presiden)
revitalisasi pasar tradisional. “Kita Tetapi untuk secara umum, dalam
mengusahakan bagaimana pedagang pasar menggambarkan peranan negara dalam
tradisional bisa mendapatkan alternatif mekanisme pasar semasa Orde Reformasi
sumber pendapatan serta akses harus bisa (Pemerintahan Joko Widodo) lebih
mudah didapat. Setiap renovasi revitalisasi jelasnya seperti dalam tabel berikut ini:
pasar omset pasti meningkat contoh Pasar
192 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 |193
Peranan Negara Dalam Pembangunan antara Orba dengan Reformasi – Sapto Pramono
https://www.kompasiana.com/ucijunaedi
Koran dan Majalah
Gatra, 21 Maret 2012. Portal Resmi ksp.go.id Copyright © 2016
Kantor Staf Presiden 2 April 2018
Kompas, 21 Maret 2013
poskotanews.com/2016/08/26
http://news.metrotvnews.com/read
194 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018