Sei sulla pagina 1di 5

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Available online at:

Volume 14 No 1 Februari 2018 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/index.php/JIKK/index

PENGKAJIAN PASIEN MENGGUNAKAN FOUR SCORE COMA


SCALE DI RUANG PERAWATAN INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
Barkah Waladani1), Ning Iswati2)
1,2
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong
email: barkah.waladani@gmail.com

Abstract
Key word : Patients with poor conditions or decreased awareness need appropriate
Assessment, Four assessment to determine the management to be given. Awareness assessments
Score, Intensive can be done using FOUR (Full Outline of Response) scores with a range of
Care Unit, Nurse scores from 0 to 16, consisting of eye response, motor response, brain stem
reflex and respiration pattern FOUR score is used by nurses in the intensive
care unit (Intensive Care Unit). ICU). The method of this study was descriptive
analytical and numerator testing between oberserver prospectively to evaluate
FOUR score to 100 patients in the ICU from October to December 2017. This
study compared FOUR score with the GCS (Glasgow Coma Scale). Each
patient was assessed using FOUR score and GCS by nurses. The average score
is calculated based on the results obtained in both scoring. The results showed
that the numerator test for FOUR score was very good (eye response 0.94,
motor response 0.95, brain stem reflex 0.96 and respiratory pattern 1.00) and
for GCS it was also very good (eye response 0.94, motoric response 0.95,
verbal response 0.97). In predictive terms, GCS is better than FOUR score
(characteristic curve value 0.01 difference; GCS 0.76 and FOUR score 0.75).
The mortality rate of patients with FOUR scale was the lowest 0 (87%)
compared with the lowest GCS score of 3 (70%). FOUR score has an excellent
interpersonal and intensivisional level. In contrast to GCS, all components in
FOUR score can be assessed even when the patient is installed intubation.

PENDAHULUAN tidak normal namun tidak dirancang untuk


Menilai tingkat kesadaran atau menangkap rincian pemeriksaan dari segi
gangguan secara fisiologis di ruangan neurologis. GCS telah digunakan secara
Intensive Care Unit (ICU) bukanlah rutin di ruang perawatan. Namun,
sesuatu yang mudah. Kompleksitas keandalan dalam memprediksi hasil pasien
penilaian seperti itu sebagian berkaitan kurang memuaskan, terutama berkaitan
dengan penggunaan istilah yang bervariasi, dengan komponen variabel verbal.
seperti kondisi pasien yang mengantuk, Rekomendasi dari kekurangan tersebut
kesulitan untuk bangkit dan koma (tidak yaitu agar menambahkan respon ukuran
sadar). Hal ini menginisiasi Teasdale dan pupil agar memberikan informasi yang
Jennett (1974), merancang sebuah alat lebih baik. Hal ini yang melandasi adanya
untuk mengukur kondisi tersebut yaitu sistem penilaian atau skoring FOUR score
GCS atau Glasgow Coma Scale pada tahun yang bisa digunakan untuk menilai pasien
1974 dalam upaya untuk menyamakan atau dengan kesadaran yang berubah, termasuk
menyeragamkan pemeriksaan klinis dan informasi penting yang sebelumnya di GCS
komunikasi klinis tingkat kesadaran belum ada yaitu reflek batang otak dengan
(Rowley & Fielding, 2011). cara melihat ukuran pupil ketika diberi
GCS telah menjadi perlengkapan stimulus cahaya (Wijdicks et al, 2005;
dalam penilaian awal dari kesadaran yang Wolf et al, 2007).

18
Waladani & Iswati Jurnial Ilmiah Kesehatan Keperawatan 19

Komponen penilaian FOUR score nyaring), pingsan (merespon sebentar


terdiri dari respon mata, respon motoric, dengan stimulus) dan koma atau tidak ada
refleks batang otak dan pola respirasi atau respon. Informed Consent dilakukan
pernapasan. Setiap komponen memiliki kepada pasien dan keluarga pasien (pada
nilai maksimal empat. Penilaian ini kondisi pasien yang tidak sadar). Satu
memerlukan waktu beberapa menit (Dewi, pasien akan dinilai oleh beberapa perawat
Mangunatmadja & Yuniar, 2011). dalam satu waktu atau dinas seperti pagi,
Perbedaan skor seperti mata terbuka sore dan malam menggunakan FOUR score
(mata terbuka, berkedip dan terbuka dengan dan GCS. Pada pasien yang terintubasi nilai
perintah) memiliki skor yang sama. verbal pada GCS dinilai dengan skor
Komponen motorik menggabungkan terendah.
refleks withdrawl dan fleksi normal.
Beberapa kesulitan untuk respon motorik HASIL DAN PEMBAHASAN
meliputi perintah yang kompleks misal Data kematian pasien di Rumah Sakit
pasien diminta untuk menggerakan ibu jari, dan diagnosa klinis kematian otak dinilai
kepalan tangan dan tanda damai “peace”). dalam 3 bulan terakhir menggunakan
Komponen motorik bisa mendeteksi tanda Modified Rankin Scale.
disfungsi serebral yang parah, seperti status
epileptikus myoclonic. Disfungsi tersebut
seringkali merupakan prognostik buruk
pada pasien dengan cedera kepala
suspected anoxic (Stead et al, 2003:
Wijdicks et al, 2005).
Komponen batak otak yaitu menilai
kondisi pons, mesencephalon dan medulla
oblongata dengan melihat refleks pupil. Gambar 1. FOUR Score (respon mata)
Kemudian untuk komponen pola
pernapasan dinilai dengan status
pernapasan pada pasien selama 1 menit.
Pada pasien yang terpasang intubasi, status
pernapasan tidak dinilai atau diambil nilai
terendah (Iyer et al, 2009).

METODE
Desain penelitian observasional Gambar 2. FOUR Score (respon motorik)
prospektif terhadap 21 perawat ICU. Proses
pengambilan data pengkajian kondisi
pasien dilakukan selama 30 menit dengan
format penilaian kondisi pasien
menggunakan FOUR score yang terdiri dari
empat komponen. Pasien dengan kesadaran
abnormal atau penurunan kesadaran di
ruang ICU (Intensive Care Unit) dari bulan
Januari sampai dengan Maret tahun 2017.
Pasien dikelompokkan dalam empat
kategori tingkat kesadaran yaitu sadar
penuh, mengantuk (menanggapi suara Gambar 3. FOUR Score (batang otak dan
pernapasan)
Vol 14, 2018
Waladani & Iswati Pengkajian
Jurnial Ilmiah pasien menggunakan
Kesehatan … 20
Keperawatan

Tabel 1. Karakteristik Responden yang terlibat dalam studi pengkajian menggunakan FOUR
Scale
Modifield
Meninggal di Kematian
Diagnosa Medis Intubasi Rankin Scale
Rumah Sakit Otak
Score 3-6
Cerebral Hematoma 13 6 10 9
Stroke Iskemia 11 4 8 9
Subarachnoid Hematoma 8 5 7 7
Kraniotomi 18 12 6 4
Trauma 14 10 5 4
Ensephalopati 6 4 3 1
Infeksi 9 1 2 3
Gangguan Metabolisme Akut 6 0 2 5
Penyakit lain 10 5 1 3
Total 95 47 44 45

Nilai 0 adalah ketika pasien tidak penelitian sebelumnya, menjelaskan bahwa


menunjukkan gejala, nilai 1 ketika tidak distribusi hasil penilaian untuk komponen
ada cacat dan menunjukkan gejala, nilai 2 mata dan motorik sebanding dengan
sedikit cacat dengan ketidakmampuan distribusi yang pada pada GCS.
untuk melakukan semua kegiatan Hasil pemeriksaan neurologis dari 66
sebelumnya, nilai 3 cacat sedang dengan pasien didapatkan nilai dengan rentang 3 –
bantuan tetapi masih bisa berjalan mandiri, 6. Total secara keseluruhan 31 pasien
nilai 4 cacat sedang sampai parah dan meninggal, termasuk 7 orang yang
berjalan dengan bantuan, nilai 5 cacat berat dinyatakan mati batang otak. Hasil ini bisa
dengan kondisi pasien hanya berbaring digunakan untuk memprediksi
ditempat tidur, dan nilai 6 adalah kemungkinan yang ada pada pasien yang
meninggal (Stead et al, 2003). dirawat di Rumah Sakit dengan perkiraan
Four Scale dan GCS memiliki nilai 15% (odd rasio = 0,75; confidence interval
korelasi yang baik, yang dapat dinilai 95% = 0,68-0,84). Demikian pula, setiap
berdasarkan tingkat sensivitas dan peningkatan 1 poin dalam penilaian FOUR
spesifitas. Hal ini digunakan untuk score dikaitkan dengan penurunan 18%
memprediksi tingkat mortalitas di Rumah kemungkinan terjadi perburukan kondisi
Sakit dibandingkan dengan hasil regresi status neurologis. Hasil ini signifikan
logistik yang terdiri dari usia, jenis kelamin setelah dilakukan analisis berdasarkan usia,
dan kewaspadaan lokasi serta penyebab jenis kelamin dan kewaspadaan.
penyakitnya. Penelitian ini melibatkan 55 Hasil penelitian yang dilakukan oleh
pasien laki-laki dan 40 pasien perempuan Iyer et al (2009), membandingkan
dengan mean ± SD usia 62,0 ± 19,2 tahun penggunaan FOUR scale dan GCS dalam
(rentang 19-70 tahun). melakukan pengkajian kepada pasien
Pada saat evaluasi, 41 pasien koma, 7 dengan penurunan kesadaran dan terpasang
stupor, 12 mengantuk dan 35 waspada. ventilasi mekanik, didapatkan hasil bahwa
Distribusi frekuensi dari hasil observasi hasil penilaian GCS mampu memprediksi
menggunakan FOUR score menunjukkan sebesar 17% pengurangan resiko
konsistensi yang tinggi (α Cronbach = mortalitas. Sedangkan hasil penilaian
0,87). Nilai korelasi secara keseluruhan FOUR score mampu memprediksi sebesar
adalah 0,99. Sejumlah 2 orang pasien 21% pengurangan resiko mortalitas. Hal ini
dengan status epilepticus myoklonik sudah diasosiasikan dengan hasil analisis
mendapatkan skor 0 pada komponen berdasarkan usia, jenis kelamin, dan
motoric dari FOUR score. Pada pasien lain kewaspadaan. Jika melihat kurva
sejumlah 46 memiliki skor maksimal pada karakteristik prediksi pasien dari 2 skala
penilaian batang otak. Berdasarkan hasil tersebut di Rumah Sakit, area kurva FOUR
Waladani & Iswati Jurnial Ilmiah Kesehatan Keperawatan 21

score didapatkan nilai 0,86 dan GCS Meskipun GCS telah banyak
didapatkan nilai 0,82. Demikian pula untuk digunakan di Rumah Sakit dan dijadikan
perhitungan kekuatan prediktif penurunan sebagai penilaian standar untuk pasien
hasil pemeriksaan neurologis, FOUR score berdasarkan kondisi atau tingkat kesadaran,
mendapatkan nilai 0,75 dan GCS namun tetap masih ada kekurangan.
mendapatkan nilai 0,71. Sebagai contoh penilaian komponen verbal
Hubungan antara hasil dan total skor pada GCS terutama orientasi, ketika
dapat menilai tingkat probabilitas kematian direspon dengan cepat oleh pasien menjadi
pasien di Rumah Sakit, dimana FOUR tidak normal pada pasien yang gelisah dan
score memiliki tingkat probabilitas yang bingung tanpa gangguan kesadaran.
lebih tinggi daripada GCS. Hal ini Sebaliknya, pasien dengan sedikit atau
dibuktikan dengan pasien yang memiliki tidak sama sekali respon terhadap verbal
nilai GCS 3 pada 21 pasien hanya 15 yang masuk dalam kategori waspada (Suwaryo,
kemudian dinyatakan meninggal (71%). Wihastuti & Fathoni, 2016). Selain itu,
Sedangkan nilai FOUR score (0-8) dari 9 komponen verbal pada pasien yang
pasien, sebanyak 8 pasien dinyatakan terintubasi juga tidak bisa dikaji.
meninggal (89%). Kekurangan yang lain adalah GCS tidak
Hasil penelitian ini menunjukkan menilai status batang otak, gerakan mata,
bahwa FOUR score memiliki tingkat atau respon motorik yang kompleks dari
konsistensi yang tinggi dan reliabilitas pasien dengan perubahan tingkat kesadaran
intensivitas, termasuk dalam aplikasinya (Fugate, Rabinstein, Claassen, White, &
yang digunakan oleh perawat di semua Wijdicks, 2010).
tingkatan berdasarkan pengalaman, lama Hasil pengkajian menggunakan FOUR
kerja, rekan dan konsultan. Nilai persamaan score menunjukkan beberapa nilai positif
antar observer yang ditemukan dalam atau kelebihan untuk melengkapi hasil
penelitian ini lebih tinggi dari yang penilaian yang tidak ada atau tidak terkaji
ditemukan oleh studi validitas sebelumnya ketika menggunakan GCS. FOUR score
(Duncan, Aldstadt, Whalen, Melly, & juga mudah digunakan oleh siapa saja dan
Gortmaker, 2011). komprehensif dalam menilai status
Hal tersebut merupakan sesuatu yang neurologis pada pasien, meskipun dalam
luar biasa, dimana penilai dalam hal ini kondisi tidak sadar. Komponen yang ada
perawat tidak dilatih terlebih dahulu untuk pada FOUR score yaitu respon mata,
menggunakan FOUR score, namun mereka respon motoric, refleks batang otak dan
mampu melakukan dengan baik dalam pola respirasi. Skala ini mudah diingat
mengenali tanda neurologis pada pasien. karena memiliki skor maksimal 4 pada
Bukti tersebut menjelaskan bahwa FOUR masing-masing komponen. Komponen
score bisa digunakan oleh siapapun untuk refleks batang otak merupakan komponen
melakukan pengkajian tingkat kesadaran yang memiliki tingkat akurasi dan menilai
dan status neurologis pada pasien penuh pada pasien dengan keadaan koma
(Wijdicks, Bamlet, Maramattom, Manno, (Wijdicks et al., 2005).
& McClelland, 2005) . FOUR score sangat aplikatif dan
Skala yang baik akan dapat diandalkan, berguna untuk pasien dengan gangguan
valid, linear dan mudah digunakan. Selain metabolic akit, sepsis atau syok, cedera
itu, prediksi dari hasil penilaian FOUR otak nonstructural lainnya karena
score dapat menggambarkan keadaan mendeteksi perubahan awal dalam
pasien dan menurunkan angka mortalitas kesadaran, misalnya ketidakmampuan
jika ada tindaklanjut setelah diketahui untuk mengikuti perintah,
kondisi pasien tersebut (Duncan et al., ketidakmampuan untuk melakukan gerakan
2011; Read, Frederick, Orsel, & Rahman, dan muncul pernapasan Cheyne-Stokes
2005). (Duncan et al., 2011).
Waladani & Iswati
Vol 14, 2018 Jurnial Ilmiah pasien
Pengkajian Kesehatan Keperawatan
menggunakan … 22

FOUR score juga lebih bermanfaat four US metropolitan areas. International


untuk menilai pasien paska operasi atau Journal of Environmental Research and
komplikasi penyakit. Selain itu, Public Health.
penggunaan farmakologi relaksan dan https://doi.org/10.3390/ijerph8114160
anestesi sangat mempengaruhi nilai respon Fugate, J. E., Rabinstein, A. A., Claassen, D.
O., White, R. D., & Wijdicks, E. F. M.
mata dan motorik, tetapi tidak untuk respon (2010). The FOUR score predicts
refleks dan respirasi pada batang otak. outcome in patients after cardiac arrest.
Sebaliknya, komponen yang ada pada GCS Neurocritical Care.
sangat dipengaruhi oleh sedasi (Reith, Van https://doi.org/10.1007/s12028-010-
den Brande, Synnot, Gruen, & Maas, 2016; 9407-5
Wijdicks et al., 2005). Read, D., Frederick, S., Orsel, B., & Rahman,
Studi ini memiliki keterbatasan, salah J. (2005). Four Score and Seven Years
satunya adalah studi validasi yang from Now: The Date/Delay Effect in
dilakukan oleh perawat yang sudah kenal Temporal Discounting. Management
dan antusiasme yang tinggi sehinga akan Science.
meningkatkan tingkat kesepakatan dan https://doi.org/10.1287/mnsc.1050.0412
Reith, F. C. M., Van den Brande, R., Synnot,
kesepemahaman antar penilai. Studi ini A., Gruen, R., & Maas, A. I. R. (2016).
termasuk studi dengan sampel yang sedikit The reliability of the Glasgow Coma
daripada studi lain untuk studi deskriptif. Scale: a systematic review. Intensive Care
Medicine.
KESIMPULAN https://doi.org/10.1007/s00134-015-
FOUR score dapat digunakan untuk 4124-3
menilai kondisi pasien di ruang ICU, baik Suwaryo, PA., Wihastuti, TA., & Fathoni, M.
dalam keadaan sadar maupun tidak (2016). Analisis faktor-faktor yang
(penurunan kesadaran). Skala ini juga berhubungan dengan outcome pasien
mudah diajarkan, mudah dikelola dan cedera kepala di IGD RSUD Prof Dr
disediakan informasi neurologis penting Margono Soekardjo Purwokerto. JIKK,
Vol 12 (3).
yang akurat dalam melakukan penilailan https://doi.org/10.26753/jikk.v12i3.164
kepada pasien dengan status kesadaran Wijdicks, E. F. M., Bamlet, W. R.,
yang berubah-ubah. FOUR score mampu Maramattom, B. V., Manno, E. M., &
memprediksi kondisi pasien berdasarkan McClelland, R. L. (2005). Validation of a
tingkat mortalitas, kondisi outcome yang new coma scale: The FOUR score. Annals
buruk dan mendeteksi kematian otak pada of Neurology.
pasien sakir kritis. https://doi.org/10.1002/ana.20611
Wijdicks, EF., Bamlet, WR., Maramattom,
DAFTAR PUSTAKA BV., Manno, EM., McClelland, RL.
Dewi, R., Mangunatmadja, I., & Yuniar, I. (2005). Validation of a new coma scale:
(2011). Perbandingan Full Outline of the FOUR score. Ann Neurol, 58 (4), 585-
Unresponsiveness Score dengan 593
Glasgow Coma Scale dalam Wolf, CA., Wijdicks EF., Bamlet, WR.,
menentukan Prognostik Pasien Sakit McClelland RL. (2007). Further
Kritis validation of the FOUR score coma
Duncan, D. T., Aldstadt, J., Whalen, J., Melly, scale by intensive care nurses. Mayo
S. J., & Gortmaker, S. L. (2011). Clin Proc, 82 (4), 435-438
Validation of Walk Score® for estimating
neighborhood walkability: An analysis of

Potrebbero piacerti anche