Sei sulla pagina 1di 19

EVENT STUDY: PERGANTIAN DEWAN DIREKSI

TERHADAP HARGA SAHAM

(STUDY EMPIRIS, BURSA EFEK INDONESIA 2015-2018)

Leo Joko Purnomo F0316055


Indra Haning Pratama F0310648

Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT Commented [IHP1]: ABSTRAK BELUM

This paper examines the investor reaction to earnings


announcement around event period of earnings announcements
date. This paper divide into two categories, First, the positive-
earning announcement include increasing of earning per share
(EPS) and second, the negative-earning announcements consist of
decreasing of Earning Per Share (EPS). The examination of
content and efficient market hypothesis used Event Study. We
propose one hypotheses as positif-earnings announcement and
negative-earnings announcement correlate to reaction of stock
Price in IDX. Dependent variable is stock return and independent
variable is market return. The sample are the 29 companies from
LQ 45 that release the annual earnings of year 2004-2006. The
earnings announcements date is taken from Indonesian Securities
Supervisory Agency (Bapepam). Statistical test with standard
error of estimate (SEE) was used to test the significance of
abnormal return during event periods of earnings announcements.

The results show that investor responds significantly to the


positive and negative earnings announcement at the
announcement dates. And also, earning announcement seen give
information contents to capital market. Finally, the empirical
result is contrary the finding of Ball and Brown (1968), Foster
(1977), and Hayn (1995). However, this evidence supports the
Lako’s studies (2002a, 2002c).

Keywords: eventstudy, reaction of stock price, market efficient,


positive-earning announcement, negative earnings
announcements, good news and bad news
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Beberapa tahun terakhir isu mengenai pergantian Chief Executive
Officer (CEO) atau manajer puncak menjadi topik yang diperbincangkan.
Tahun 2018 Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan gebrakan dengan
mengganti CEO lima perusahaan plat merah dalam rentang waktu yang
bersamaan. Hal menarik lainnya terjadi pada tahun 2015 melalui berita
Kompas (2016:6)., Riset terbaru Pricewaterhouse Coopers (PwC) bertajuk
"2015 CEO Success Study" menemukan fakta bahwa sebanyak 17 persen dari
2.500 perusahaan publik terbesar di dunia mengganti CEO mereka. Jumlah
tersebut merupakan rekor terbanyak dalam 16 tahun terakhir.
Perubahan dalam kepemimpinan merupakan kejadian yang penting dalam
kehidupan sebuah perusahaan. Perusahaan butuh penyegaran organisasi
dalam upaya meningkatkan kinerja, daya saing korporasi, serta efisiensi
sumber daya perusahaan. Hal itu selaras dengan ilustrasi studi Bedles II
(2001) yang menyatakan bahwa premis dasar fungsionalitas pergantian adalah
pengakuan secara eksplisit bahwa tenaga kerja yang berbeda akan membawa
nilai yang berbeda pula bagi organisasi. hal tersebut menjelaskan bahwa
kehilangan tenaga kerja yang memiliki produktifitas tinggi akan berbeda
dengan kehilangan tenaga kerja yang memilki kemampuan rata-rata.
Pergantian CEO menandakan akan adanya suatu perubahan dalam
pengelolaan perusahaan baik dari segi peraturan, prosedur, ataupun
kebijakan sehingga diharapkan dapat membawa perusahaan ke arah yang
positif dan memberikan dampak yang besar untuk kemajuan perusahaan.

Pergantian CEO ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


perusahaan. Sebelum RUPS diselenggarakan perusahaan mengumumkan
terlebih dahulu kepada publik terkait agenda pergantian CEO dalam RUPS.
Informasi ini akan langsung direspon oleh pemegang saham dan pasar. Berita
pergantian CEO menyebabkan harga pasar saham perusahaan cenderung
berubah dalam jangka waktu tertentu, umumnya sampai dengan lima hari
setelah peristiwa terjadi.

Beberapa teori menjelaskan terkait respon pasar akibat pergantian CEO,


diantaranya studi Dedman and Lin (2002). Studi ini menggunakan studi
peristiwa model pasar untuk mengukur return tidak normal, dan melakukan
pengujian Student’s t-test and Patell’s standardised residual statistics tests
untuk menguji apakah return tidak normal untuk periode pengujian secara
statistika berbeda dari nol. Selain itu beberapa penelitian lainnya 1. Warner,
Watts, and Wruck (1988) menggunakan asumsi pasar efisien untuk menguji
hubungan antara return saham dan return pasar perusahaan dengan perubahan
manajemen puncak 2. Martin and McConnell (1991) dan Setiawan (2008)
juga menggunakan asumsi pasar efisien dalam menguji reaksi harga saham
terhadap pergantian manajer puncak. Hasil dari beberapa penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa harga saham/pasar bereaksi positif dan negatif
bergantung dari individu CEO dan kebijakan perusahaan.

Adanya hubungan antara pergantian dewan direksi dengan harga saham


perusahaan menjadi dasar penulisan paper ini untuk menguji apakah terdapat
pengaruh yang signifikan/positif antara pergantian dewan direksi perusahan
dengan harga saham perusahaan, dalam paper ini akan dijelaskan
menggunakan data perusahan yang terdaftar di BEI periode 2015-2018.

B. RUMUSAN MASALAH
Masalah dari pengujian ini adalah apakah pergantian dewan direksi
mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan dan bagaimana tingkat
signfikansi antara kedua variabel ?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan paper ini adalah untuk menguji apakah pergantian
dewan direksi mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan dan
mengetahui tingkat singfikansi dari kedua variabel yang sedang di uji dengan
memberikan bukti empiris menggunakan data abnormal return.
D. MANFAAT PENULISAN
Sebagai wawasan di bidang pasar modal dan saham untuk lebih
memahami pengaruh dari pergantian dewan direksi suatu perusahaan,
memberikan informasi bagi para investor untuk dijadikan bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi sehingga dapat
memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko atas investasinya
BAB II

LANDASAN TEORI

A. DIREKSI
1. Pengertian Direksi

Berdasarkan Pasal 1 angka (5) Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007


tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”) menyebutkan bahwa pengertian
Direksi dalam Perseroan Terbatas (“Perseroan”) adalah organ Perseroan
yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan
untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan anggaran dasar.

2. Kewenangan Direksi

Sebagaimana disebutkan dalam pengertian direksi di atas, maka


kewenangan direksi adalah sebagai berikut:

a. Salah satu organ Persoran yang memiliki kewenangan penuh atas


pengurusan dan hal-hal terkait kepentingan Perseroan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan.
b. Mewakili Perseroan untuk melakukan perbuatan hukum baik di
dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan UUPT
and anggaran dasar.

Kewenangan direksi untuk mewakili Perseroan bersifat tidak terbatas dan


tidak bersyarat, kecuali ditentukan lain dalam UUPT, anggaran dasar atau
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”). Dalam hal anggota
direksi terdiri lebih dari 1 (satu) orang, yang berwenang mewakili
Perseroan adalah setiap anggota direksi, kecuali ditentukan lain dalam
anggaran dasar. Maksud dari pengecualian ini adalah agar anggaran dasar
dapat menentukan bahwa Perseroan dapat diwakili oleh anggota direksi
tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 98 UUPT.
Menurut Pasal 99 UUPT, kewenangan direksi dalam mewakili Perseroan
bukan berarti tidak ada pembatasan. Namun, dalam hal tertentu direksi
tidak berwenang mewakili Perseroan apabila:

a. Dalam hal terjadi perkara di pengadilan antara Perseroan dengan


anggota direksi yang bersangkutan; atau
b. Anggota direksi yang bersangkutan mempunyai benturan
kepentingan dengan Perseroan.
c. Jika terjadi kondisi seperti demikian, maka Perseroan dapat
diwakili oleh:
d. Anggota direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan
kepentingan dengan Perseroan;
e. Dewan komisaris dalam hal seluruh anggota direksi mempunyai
benturan kepentingan dengan Perseroan; atau
f. Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota
direksi atau dewan komisaris mempunyai benturan kepentingan
dengan Perseroan.
3. Tanggung Jawab Direksi

Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan dengan itikad baik.


Tanggung jawab direksi melekat penuh secara pribadi atas kerugian
Perseroan, apabila anggota direksi yang bersangkutan bersalah atau lalai
dalam menjalankan tugasnya.

Tanggung jawab direksi yang terdiri atas 2 (dua) anggota direksi atau lebih
berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota direksi. Pengecualian
terhadap tanggung jawab secara renteng oleh anggota direksi terjadi
apabila dapat membuktikan:

a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;


b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian
untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan;
c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung mapun
tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan
kerugian; dan
d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau
berlanjutnya kerugian tersebut.
4. Tugas Direksi

Sesuai dengan Pasal 100 UUPT, direksi berkewajiban menjalankan dan


melaksanakan beberapa tugas selama jabatannya menurut UUPT, yaitu:

a. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan


risalah rapat direksi;
b. Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan Perseroan;
c. Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan
Perseroan.

Seluruh daftar, risalah, dokumen keuangan Perseroan dan dokumen


Perseroan lainnya disimpan di tempat kedudukan Perseroan. Atas
permohonan tertulis dari pemegang saham, direksi dapat memberi izin
kepada pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang saham, daftar
khusus, risalah RUPS serta mendapat salinan risalah RUPS dan salinan
laporan tahunan.

Anggota direksi juga wajib melaporkan kepada PT mengenai saham yang


dimiliki anggota direksi dan/atau keluarganya dalam Perseroan dan
Perseroan lain untuk dicatat dalam daftar khusus. Anggota direksi yang
tidak melaksanakan kewajiban ini dan menimbulkan kerugian bagi
Perseroan, bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan
tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 101 UUPT.

Lebih lanjut, menurut Pasal 102 UUPT diatur tugas direksi sehubungan
dengan pengurusan kekayaan Perseroan dimana direksi berkewajiban
untuk memperoleh persetujuan RUPS untuk:

a. Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau


b. Menjadikan kekayaan Perseroan sebagai jaminan utang.
Kekayaan Perseroan yang dimaksud merupakan kekayaan yang jumlahnya
lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan
dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain
maupun tidak. Selain tugas-tugas di atas, kewajiban atau tugas direksi juga
dapat ditentukan lebih lanjut dalam anggaran dasar Perseroan.

B. SAHAM
Saham sering diartikan sebagai Tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (Fakhruddin dan Hadianto,
2001: 6). Suatu surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan
seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham (Darmadji
dan Fakhruddin,2001:5)

C. STUDI PERISTIWA (EVENT STUDY)

Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi


pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan
sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji
kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat
juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Jogiyanto,
2003).

Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk


setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Jogiyanto (2003)
menyatakan bahwa pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk
melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung
informasi (information content), maka diharapkan pasar bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan
adanya perubahan harga dari sek+uritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur
dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan
menggunakan abnormal return.

D. RETURN ABNORMAL

1. Pengertian Abnormal Return


Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return
yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal, atau selisih antara
return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian.
a. Mean-adjusted Model
Model ini menganggap bahwa return ekspektasian bernilai konstan
sama dengan rata-rata return realisasian sebelumnya selama periode
estimasi. Rumus mean-adjusted model dapat dicari dengan rumus:
𝑅𝑖,𝑗
E[Ri,t] =
𝑇

b. Market Model
Model ini dilakukan dengan dua tahap, yang pertama membentuk
model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode
estimasi. Selanjutnya, menggunakan model ekspektasi ini untuk
mengestimasi return ekspektasian di periode jendela. Model ekspektasi
dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS dengan persamaan :
Ri,j = αi + βi . R – εi,j
c. Market-adjusted Model
Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi
return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut.

2. Rata-rata Abnormal Return


Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap
sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata return tak
normal seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari di periode
peristiwa. Pengujian rata-rata return taknormal digunakan pengujian t-test
yang menguji hipotesis nol bahwa rata-rata return taknormal adalah sama
dengan nol. Rumus mencari rata-rata return taknormal, yaitu :
𝑅𝑇𝑁𝑖,𝑡
RRTNt =
𝑘
3. Akumulasi Abnormal Return
Akumulasi return taknormal (ARTN) atau cumulative abnormal return
(CAR) merupakan penjumlahan return taknormal hari sebelumnya di dalam
periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas sebagai berikut:
ARTNi,t = RTNi,a
Jika terdapat k buah sekuritas, maka akumulasi rata-rata return
taknormal (ARRTN) atau cumulative average abnormal return (CAAR)
dihitung dengan rumus :
𝐴𝑅𝑇𝑁𝑖,𝑡
ARRTNt = 𝑘

Akumulasi rata-rata return taknormal (ARRTN) dapat juga dihitung


dengan mengakumulasikan rata-rata return taknormal untuk hari-hari
sebelumnya.

4. Pengujian Statistik Terhadap Abnormal Return


Pengujian statistik terhadap return taknormal mempunyai tujuan untuk
melihat signifikansi return taknormal yang ada di periode peristiwa.
Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara
statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik dan negtaif
untuk kabar buruk). Pengujian t-test digunakan untuk maksud ini, yaitu dapat
dihitung dengan rumus :
𝛽
T = 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖

Standarisasi yang dilakukan adalah dengan membagi nilai return


taknormal dengan nilai kesalahan standar estimasinya (standar error of the
estimate). Kesalahan standar estimasi merupakan kesalahan standar pada
waktu mengestimasi nilai abnormal returnnya. Return taknormal standarisasi
dapat dicari dengan rumus:
𝑅𝑇𝑁𝑖,𝑡
RTNSi,t =
𝐾𝑆𝐸𝑖
Kesalahan Standar Estimasi Berdasarkan Rata-Rata Return Periode Estimasi
Cara pertama menghitung kesalahan standar estiamasi berdasarkan
deviasi nilai-nilai return dari nilai rata-rata returnnya selama periode
estimasi :
∑𝑹
𝒊=𝒕(𝑹𝒂 −𝑹)
𝟐
KSEi = √
𝑻𝑰−𝟐

5. Tabel Distribusi t Commented [IHP2]: MASUK LANDASAN TEORI????


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan event study (studi peristiwa) yang mempelajari
reaksi suatu peristiwa pengumuman pergantian direktur utama (CEO)
perusahaan dengan melihat tanggal pengumuman sebagai titik kritis. Reaksi
pasar ini diukur dengan menggunakan abnormal return saham. Berdasarkan
jenis datanya, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.

B. Periode Pengamatan
Dalam studi peristiwa ini terdapat dua teknik yaitu periode estimasi dan
periode peristiwa. Tanggal ketika suatu peristiwa tersebut terjadi adalah
sebagai t0, namun apabila t0 merupakan hari libur maka ditarik ke tanggal
setelahnya. Untuk periode peristiwa dicatat pada saat lima hari sebelum
terjadi (t-5) dan lima hari setelah peristiwa tersebut terjadi (t+5). Sedangkan
untuk periode estimasi dicatat 100 hari dari (t-5) peristiwa.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian


Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2018. Penentuan sampel
dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek indonesia periode 1 Januari 2015- 31
Desember 2018.
2. Perusahaan yang mengumumkan pergantian dewan direksi pada periode 1
Januari 2015- 31 Desember 2018.
3. Data tanggal pengumuman tersedia dan dapat diidentifikasi dengan jelas.

Berdasarkan penentuan sampel seacara purposive sampling, terpilih sebanyak


50 Perusahaan.
D. Metode Analisis Data
Model analisis dan perhitungan dalam penelitian ini menggunakan
pengujian abnormal return. Sedangkan untuk pengolahan dan perhitungan data
dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Office Excel.
Tahap- tahap pengujian abnormal return berdasarkan metode event study
yang dilakukan :
1) Menentukan sampel.
2) Mengidentifikasi hari dan tanggal pengumuman atau pergantian dewan
direksi.
3) Menentukan periode penelitian (periode estimasi dan periode
peristiwa).
4) Menghitung return aktual (actual return) setiap perusahaan.
5) Menghitung return dari saham perusahaan selama periode peristiwa
menggunakan model pasar selama periode peritiwa.
6) Menghitung Alpha perusahaan menggunakan rumus INTERCEPT
antara Actual Return dengan harga saham gabungan.
7) Menghitung Beta perusahaan menggunakan rumus SLOPE antara
Actual Return dengan harga saham gabungan.
8) Menghitung abnormal return, selisih hasil aktual (actual return) saat
terjadinya peristiwa dengan hasil yang diharapkan jika tidak terjadi
peristiwa tersebut (expected return). Commented [IHP3]: DITAMBAH/TIDAK?

9) ?
BAB IV

PEMBAHASAN

Berikut adalah data perusahaan dan tanggal pada saat terjadinya pergantian (t0) :

Kode
No Nama Perusahaan t0
Perusahaan
1 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk 17 Mei 2017
2 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 23 Maret 2017
3 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 12 April 2017
4 BUMI Bumi Resources Tbk 29 November 2018
5 GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk 12 September 2018
6 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 10 September 2018
7 ANTM Aneka Tambang Tbk 2 Mei 2017
21 Maret 2016
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

9 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk 25 Oktober 2018


10 BNGA Bank Cimb Niaga Tbk 19 November 2018
11 TINS Timah Persero Tbk 25 April 2017
12 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 04 Januari 2016
13 BATA Sepatu Bata Tbk 18 Desember 2017
14 EXCL Xl Axiata Tbk 09 Maret 2017
15 INAF Indofarma Tbk 20 April 2017
16 KLBF Kalbe Farma Tbk 05 Juni 2017
17 PTPP PP Persero Tbk 29 April 2016
18 MEDC Medco Energi Internasional Tbk 25 November 2015
19 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 28 Mei 2018
20 JSMR Jasa Marga Tbk 29 Agustus 2016
21 BKSL Sentul City Tbk 22 November 2016
22 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 20 Maret 2018
23 ASII Astra International Tbk 25 April 2018
24 BBTN Bank Tabungan Negara Persero 23 Maret 2018
25 KAEF Kimia Farma Persero Tbk 21 April 2017
26 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk 10 September 2018
27 ACST Acset Indonusa Tbk 10 April 2017
28 AUTO Astra Otoparts Tbk 13 April 2018
29 BBKP Bank Bukopin Tbk 10 Januari 2018
30 BNLI Bank Permata Tbk 25 September 2018
31 BSIM Bank Sinarmas Tbk 08 September 2017
32 BBLD Buana Finance Tbk 27 Juni 2016
33 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 27 Juni 2016
34 ELSA Elnusa Tbk 31 Agustus 2018
Garuda Maintenance Facility Aero
35 GMFI 06 November 2018
Asia Tbk
36 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 05 September 2016
37 INDY Indika Energy Tbk 30 April 2018
38 ITMG Indo Tambangraya Megah 28 Maret 2016
39 ISAT Indosat Tbk 19 November 2018
40 KRAS Krakatau Steel Persero Tbk 06 September 2018
41 LPKR Lippo Karawaci Tbk 18 Desember 2017
42 PTBA PT Bukit Asam Tbk 14 April 2016
43 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 15 September 2017
44 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 21 Juni 2016
45 WSBP Waskita Beton Precast Tbk 03 Juli 2018
46 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten 11 Desember 2018
47 UNTR United Tractors Tbk 13 April 2017
48 SSMS Sawit Sumber Mas Tbk 31 Agustus 2016
49 TLKM Telkom Tbk. 25 April 2017
50 WSKT Waskita karya Tbk 06 April 2018

Uji T
Rata-rata T Hitung T Tabel Siginifikansi
6,60475 2.01063 Signifikan
Pada penelitian ini kami menggunakan dua variable penelitian yaitu
pergantian dewan direksi dan harga saham perusahaan, dengan jumlah perusahaan
sebanyak 50, dan taraf signifikansinya adalah 5%, karena dua sisi, jadi
signifikansinya 0,025.
Dari tabel tersebut df (degree of freedom) di diapat dengan menggunakan
rumus (df = n – k). Kemudian didapat hasil 48 (50-2).
Sehingga dari perhitungan menggunakan uji T dalam melihat pengaruh
pergantian dewan direksi suatu perusahaan terhadap harga saham dan dari
perhitungan diatas dapat dilihat bahwa saat terjadinya pergantian dewan direksi
rata-rata T hitung menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini dikarenakan nilai
rata-rata T hitung lebih besar dari nilai T Tabel yaitu 2.01063.
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Hasil uji t menunjukkan bahwa pergantian dewan direksi me Commented [IHP4]: KURANG

B. Keterbatasan
1. Penelitian ini hanya menggunakan 50 data perusahaan dalam jangka waktu
3 tahun, yaitu 50 perusahaan periode 2015-2018.
2. Pengumuman pergantian dewan direksi perusahaan dilakukan dalam
RUPS yang diwaktu bersamaa melakukan pengumuman dividen.
3. Masih terdapat variabel independen lain yang belum digunakan.

C. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan memperpanjang periode
pengujian dan memperbanyak data yang digunakan.
2. Memisahkan antara RUPS murni terkait pergantian dewan direksi dengan
RUPS yanh sekaligus mengumumkan dividen.
BAB VI

REFERENSI

1. Hartono, Jogiyanto. Teori Protofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta.


2017.
2. https://www.seputarforex.com
3. https://www.investing.com
4. https://finance.yahoo.com Commented [IHP5]: KURANG
TUGAS AKHIR

TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI

PENGARUH PERISTIWA PERGANTIAN DEWAN DIREKSI TERHADAP


HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2015-2018

Dosen Pengampu :

Doddy Setiawan, SE, M.Si, IMRI, Ph.D, Ak.

Disusun Oleh :
Indra Haning Pratama F0316048
Leo Joko Purnomo F0316055

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret
2018

Potrebbero piacerti anche