Sei sulla pagina 1di 12

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS SISWA


Zhakia El Shinta1, Tri Jalmo2, Abbduramhan3
Universitas Lampung
Jl. Soemantri Brojonegoro, No. 1, Rajabasa, Bandar Lampung
Elzhakia@gmail.com1
Jalmotri@yahoo.com2
Abeunila@gmail.com3

ABSTRAK

Studi meta-analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills atau HOTS) siswa yang ditinjau dari 5 ranah skills HOTS yakni, critical thinking skills,
creative thinking skills, logical thinking skills, metacognitive thinking skills dengan
mengintegrasikan 13 artikel jurnal internasional dan 3 artikel jurnal nasional. Analisis data
dilakukan dengan menghitung rata-rata Effect Size (ES) yang kemudian dikategorikan
berdasarkan interpretasi dari kriteria Cohens’s. Berdasarkan hasil studi, rata-rata ES dalam 5
ranah skills HOTS adalah sebesar 0,58 dengan kategori sedang. Pada ranah critical thinking
skills memiliki kategori ES tinggi (0,63), creative thinking skills berkategori tinggi (0,66),
logical thinking skills berkategori sedang (0,34), metacognitive thinking skills berkategori
sedang (0,42), dan problem solving skills memiliki ES sebesar 0,75 berkategori tinggi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa PBL dapat berpengaruh positif terhadap HOTS siswa.

Kata Kunci: critical thinking skills, creative thinking skills, higher order thinking skills,
HOTS, logical thinking skills, metacognitive thinking skills, problem solving skills, Problem
Based Learning, PBL

ABSTRACT

This meta-analysis study aimed to determine the influence of the application of Problem Based
Learning (PBL) toward students’ higher order thinking skills (HOTS) that was reviewed from
5 domain skills of HOT ie critical thinking skills, creative thinking skills, logical thinking
skills, metacognitive thinking skills by integrating 13 international journal articles and 3
national journal articles. The data analysis was performed by calculating the average of Effect
Size (ES) which was then categorized based on the interpretation of Cohens's criteria. Based on
the results of the study, the average ES in the 5 domain skills of HOTS is 0.58 in the medium
category. In the critical thinking skills had high category of ES (0.63), creative thinking skills
was in the high category (0.66), logical thinking skills was in the medium category (0.34),
metacognitive thinking skills was in the medium category (0.42), and problem solving skills
was in the high category (0.75). So it can be concluded that the PBL can positively affect
students’ HOTS.

Keyword: critical thinking skills, creative thinking skills, higher order thinking skills, HOTS,
logical thinking skills, metacognitive thinking skills, problem solving skills, Problem Based
Learning, PBL
A. PENDAHULUAN
Kehidupan di masyarakat abad 21 ini ditandai dengan tidak terbatasnya perolahan
informasi, penggunaan internet, multimedia dan edukasi teknologi secara masif yang
menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing. Oleh karena itu
diharpakan lulusan siswa baik siswa sekolah ataupun mahasiswa perguruan tinggi untuk
tidak hanya memiliki basis pengetahuan yang spesifik tetapi juga dapat menerapkan
pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah secara efisien (Dochy, Segers, Van den
Bossche dan Gijbels, 2003). Oleh sebab itu sangat penting bagi siswa genearasi saat ini
dan masa depan untuk belajar dengan pendekatan berbasis masalah dan terlibat dalam
kegiatan konstruktif mencari suatu solusi (Savery, 2006).
Problem-Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran aktif dan pendekatan yang
berpusat pada pelajar di mana masalah tidak terstruktur digunakan sebagai titik awal untuk
penyelidikan dan proses pembelajaran (Tan, 2003). Dalam beberapa tahun terakhir, PBL
telah menguat dan menjadi penggerak baru sebagai hasil dari beberapa perkembangan
seperti meningkatnya permintaan untuk menjembatani kesenjangan antara teori dan
praktik, akses informasi dan ledakan pengetahuan, kemungkinan baru dalam penggunaan
masalah multidisipliner, penekanan pada kompetensi dunia nyata, dan perkembangan
pembelajaran, psikologi, dan pedagogi (Tan, 2003).
Hasil pendidikan yang diinginkan di seluruh dunia seringkali mencakup dua kualitas
yang sangat diperlukan, yakni: mandiri dalam belajar seumur hidup, serta latihan dan
memanfaatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skills atau
HOTS) (Tan, 2003). HOTS melibatkan berbagai proses berpikir yang diterapkan pada
situasi kompleks dan memiliki banyak variabel. HOTS meliputi kemampuan berpikir
kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif (King et al., 2009). HOTS terjadi ketika
individu mendapatkan informasi baru yang tersimpan dalam memori dan saling terkait
dan/atau menata ulang dan memperluas informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan
atau menemukan kemungkinan jawaban dalam situasi yang membingungkan (dilema).
Berbagai tujuan dapat dicapai melalui HOTS yang telah didefinisikan sebelumnya,
meliputi: memutuskan apa yang harus dipercaya; memutuskan apa yang harus dilakukan;
menciptakan ide baru, objek baru, atau ekspresi artistik; membuat preartikulasi; dan
memecahkan masalah (Lewis dan Smith, 2015). Keberhasilan penerapan HOTS dapat
menghasilkan penjelasan, keputusan, hasil, dan produk yang valid dalam konteks
pengetahuan serta pengalaman yang meningkatkan pertumbuhan lanjutan dalam
keterampilan HOTS dan keterampilan intelektual lainya (King et al., 2009).
Pendekatan berbasis kasus merupakan strategi instruksional yang valid dalam
mengembangkan belajar aktif dan melibatkan siswa dalam berpikir tingkat tinggi seperti
analisis dan sintesis (Savery, 2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL lebih efektif
dalam meningkatkan prestasi akademik siswa, dan juga memungkinkan siswa untuk
bekerja dalam kelompok dan membangun pengetahuan melalui negosiasi sosial
dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional (Polanco et al.; Sungur et al.;
Goodnough, dalam Cinar, 2014). Pembelajaran berbasis masalah sangat tepat untuk
mewujudkan tujuan pendidikan sains yang sangat terkait dengan kehidupan nyata, karena
PBL mampu untuk membangun prior knowledge siswa yang kemudian mengaitkannya
pada kehidupan nyata (Tan; Carder, Willingham & Bibb, dalam Tan, 2003). Meta-analisis
yang dilakukan oleh Dochy, Segers, Van den Bossche dan Gijbels (2003) juga
menunjukkan bahwa PBL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan
aplikasi pengetahuan siswa. PBL juga merupakan suatu starategi pembelajran yang mampu
untuk membangun atau meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta PBL lebih
efektif dalam meningkatkan pencapaian siswa dalam level pemahaman dibandingkan
pembelajaran tradisional (Magsino, 2014; Cinar, 2014).
Dengan berbagai hasil studi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran sains
berbasis PBL mampu memberikan efek yang positif terhadap HOTS siswa. Namun sejauh
ini masih sedikit studi yang menganalisis keefektifan PBL terhadap ranah HOTS. Bertolak
dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui keefektifan PBL
terhadap 5 ranah dalam skills HOTS. Maka dalam studi ini akan dideskripsikan mengenai
efektivitas pmbelajaran PBL terhadap 5 ranah skills dalam HOTS yang meliputi critical
thinking skills, creative thinking skills, logical thinking skills, metacognitive thinking skills,
dan problem solving skills.

B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini mengadaptasi metode
metaanalisis yang telah dilakukan sebelumnya oleh Dochy, Segers, Van den Bossche dan
Gijbels (2003) yaitu dengan mengkaji 16 artikel jurnal terkait dengan efektivitas
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL) terhadap kemampuan
berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skills atau HOTS) siswa dengan melakukan
perhitungan ukuran efek (Effect Size). Adapun langkah metode dalam melakukan
metaanalisis menurut Dochy, Segers, Van den Bossche dan Gijbels (2003) adalah sebagai
berikut: (1)menetapkan kriteria penelitian (criteria inclusion); (2)pencarian literetur
(literature search); (3)pengkodean karakteristik penelitian (coding study characteristic);
dan (4)mensintesis penelitian (synthesizing research).
Menetapkan Kriteria Penelitian dan Pencarian Literatur. Permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini adalah mengenai efektivitas penggunaan model PBL terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skills atau HOTS) siswa.
Adapun sampel penelitian ini adalah 16 hasil penelitian yang terdiri dari 13 artikel
internasional dan 3 artikel nasional.
Pengkodean Karakteristik Penelitian. Proses pengkodean dalam penelitian ini
meliputi tiga hal yakni ranah skills dalam HOTS yang diteliti, level kelas siswa yang
terlibat serta negara dimana lokasi penelitian dilakukan. Ranah HOTS dalam penelitian ini
hanya menggunakan 5 ranah skills HOTS yang dikategorikan dan dideskripsikan oleh King
et al (2009), sebagai berikut:

Tabel 1. Kode dan deskripsi fokus kajian ranah HOTS


Ranah skills HOTS Deskripsi
Creative Thinking (CvT) Menghasilkan dan memproduksi ide
melalui brainstorming, visualisasi, hubung-
an asosiatif, membuat analogi, inventing
(menemukan), inferring (menduga, me-
nyimpulkan), dan mengeneralisasi (Fogarty
& McTighe dalam King et al., 2009).
Critical Thinking (CrT) Suatu sikap dalam mengambil keputusan,
penyelidikan logis, pemecahan masalah,
keputusan evaluatif atau tindakan (National
Council on Teacher Education’s [NCTE]
Committee on Critical Thinking and the
Language Arts sebagaimana dikutip dalam
Carrol, n.d.); terampil, mampu memberikan
keputusan yang baik dan bertanggung
jawab, bergantung pada kriteria,
mengoreksi diri sendiri dan peka terhadap
konteks (Lipman yang dikutip dalam Legg
dalam King et al., 2009); skeptisisme, rasa
ingin tahu; mempertanya-
kan keyakinan, tujuan, definisi, kesimpulan,
tindakan, melakukan penilaian terhadap
kerangka kerja (frameworks) atau kumpulan
kriteria penilaian yang dibuat (Patrick
dalam King et al., 2009).
Logical Thinking (LT) Keterampilan interdependen dari pemikiran
kreatif, pemikiran kritis, dan pemecahan
masalah (Ennis dikutip dalam Lewis &
Smith dalam King et al., 2009).
Metacognitive Thinking (MT) Suatu proses mental secara sadar akan
pemantauan (monitoring), pengawasan
(supervising), pengorganisasian (organi-
zing) dan pembuatan keputusan tentang
proses berpikir seseorang (Crowl et al.
dalam King et al., 2009); berpikir tentang
berpikir, informasi dan strategi untuk
memecahkan masalah (Pogrow; Pogrow &
Buchanan, dalam King et al., 2009); sistem
manajemen pikiran; kemampuan pikiran
untuk mengendalikan prosesnya sendiri
tentang bagaimana kita berpikir (Sternberg;
Gagné; Flavell; Presseisen; semua dikutip
di Costa dalam King et al., 2009).
Problem Solving (PS) Penerapan lebih dari satu peraturan atau
lebih dari empat konsep untuk memecahkan
masalah pada situasi dalam beberapa
variabel, beberapa hubungan (King, Rohani,
& Goodson dalam King et al., 2009);
menggabungkan dua atau lebih banyak
aturan untuk memecahkan masalah (Gagné,
Briggs, & Wager, dalam King et al., 2009).

Perhitungan Ukuran Effect Size. Effect size (ES) merupakan ukuran mengenai
signifikansi praktis hasil penelitian yang berupa ukuran besarnya korelasi atau perbedaan,
atau efek dari suatu variabel pada variabel lain. Ukuran ini melengkapi informasi hasil
analisis yang disediakan oleh uji signifikansi. Informasi mengenai effect size ini dapat
digunakan juga untuk membandingkan efek suatu variabel dari penelitian-penelitian yang
menggunakan skala pengukuran yang berbeda Effect size juga dapat dianggap sebagai
ukuran mengenai kebermaknaan hasil penelitian dalam tataran praktis (Santoso, 2010).
Berikut adalah formula untuk mencari effect size menurut Cohen dalam Will & Samantha
(2002).

atau

Keterangan:d= Cohen’s d effect size; x= rata-rata; s= standard deviation; F= statitsitk F; n=


jumlah sampel; t= eksperimen; c= control.

Ukuran efek selanjutnya dikategorikan berdasarkan interpretasi dari Cohen’s (Tabel 2).

Tabel 2. Kategori ukuran efek


Cohen’s Standard Effect Size
Tinggi 0,6-2,0
Sedang 0,3-0,5
Rendah 0,0-0,2
(Sumber: Cohen, 1988)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Reviu sistematik yang dilakukan meliputi semua displin ilmu sains yang akan dibahas
dengan membandingkan hasil berdasarkan 5 ranah skills HOTS. Hasil analisis dari 16
artikel jurnal mengenai PBL terhadap peningkatan HOTS siswa dapat dilihat pada Tabel
3.
Tabel 3. Daftar Kajian, Pengkodean, dan Effect Sizes (ES)
Bidang
No Peneliti (Tahun) Negara Eksperimen Kontrol Kajian N ES Ket
studi/jenjang
1 Siew & Ruslan Malaysia Sains/ SD PBL-TM Konvensional CrT 70 0,61
T
(2016)
2 Siew, Mui & Agnis Malaysia Sains/Pre- PBL Metode Hands- CvT 72 0,50
T
(2017) Schooler On
3 Tosun & Erdal Turki Kimia/PT PBL Konvensional MT 70 0,63
T
(2013)
4 Rhedana, I Wayan Indonesia IPA/ SMP PBL Konvensional CrT 273 1,03
T
(2012)
5 Temel, Senar Turki Kimia/PT PBL Konvensional CrT & 61 0,60
T
(2014) PS
6 Kusumaningtias, et Indonesia Biologi/SMA PBL Konvensional CrT 68 0,42
T
al. (2012)
7 Sungur, S. & Turki Biologi/SMA PBL Konvensional MT 61 0,35
S
Tekkaya (2006)
8 Dwi, et al.(2013) Indonesia Fisika/SMA PBL Konvensional PS 72 0,89 T
9 Galand, et al. Belgium Fisika/PT PBL Konvensional MT 303 0,28
R
(2011)
10 Koray & Abdullah Turki IPA/SMP PBL Konvensional LT 54 0,34
S
(2013)
11 Sendag, Serhan & Turki IPA/ PT PBL-Online Konvensional CrT 40 0,66 T
Ferhan (2009)
12 Bilgin, et al. (2009) Turki Kima/PT PBL Konvensional PS 78 0,28 R
13 Argaw, et al. Etiopia Fisika/SMA PBL Konvensional PS 81 0,73
T
(2017)
14 Sulaiman, F (2013) Malaysia Fisika/PT PBL-Online Konvensional CrT & 61 0,42
T
CvT
15 Fauziah, et al Malaysia Fisika/PT PBL-Online Konvensional CvT 52 0,46
T
(2014)
16 Sihaloho, et al. Indonesia Fisika/SMA PBL Konvensional CvT & 73 1,18
T
(2017) PS
Rata-rata Effect Size 0,58 S
Keterangan:
CrT: Critical Thinking Skills ; CvT: Creative Thinking Skills; LT: Logical Thinking Skills; MT: Metacognitive Thinking Skills; PS:
Problem solving skills
Berdasarkan hasil perhitungan Effect Size, maka dapat dilihat bahwa hasil rata-rata
Effect Size (ES) yaitu 0,58 dan berkategori “sedang” (Cohen, 1988). Hal ini menunjukan
bahwa penerapan model PBL dalam pembelajaran sains cukup efektif dalam meningkatkan
5 ranah skills HOTS siswa yang meliputi critical thinking skills, creative thinking skills,
logical thinking skills, metacognitive thinking skills, dan problem solving skills.
Secara umum hasil-hasil penelitian tentang pembelajaran sains dengan menggunakan
PBL mampu melibatkan siswa secara aktif untuk belajar dan mampu mengembangkan
tidak hanya keterampilan berpikir siswa melainkan juga meningkatkan pemahamannya
dibandingkan kelas non-PBL (Tabel 2). Hal ini terjadi karena PBL berpusat pada
instruksional (dan kurikuler) yang mendorong siswa untuk melakukan penelitian,
mengintegrasikan teori dan praktik, serta menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk
memberikan solusi yang tepat terhadap masalah yang ditetapkan (Savery, 2006). Banyak
keterampilan belajar yang dilibatkan dalam proses ini dan dikembangkan dalam konteks
dalam keseluruhan proses. Proses dari pemecahan masalah tidak akan terjadi jika
keterampilan ini tidak dikuasai (Wood, 2004).
Hasil penelitian jika dilihat dari hasil 5 ranah skills HOTS yang dilakukan yakni
critical thinking skills, creative thinking skills, logical thinking skills, metacognitive
thinking skills, dan problem solving skills (Gambar 1) maka ranah skills yang memiliki ES
tertinggi adalah ranah problem solving skills dengan ES sebesar 0,73 (tinggi) dan ES
terendah adalah logical thinking skills dengan ES sebesar 0,34 (sedang), namun selisih ES
pada kelima ranah skills HOTS tidaklah jauh.

Gambar 1. Rata-rata ES berdasarkan 5 ranah skills HOTS

Sehingga hasil studi secara keseluruhan (Tabel 3) menunjukkan bahwa PBL dapat
meningkatkan 5 ranah skills HOTS siswa yang meliputi critical thinking skills, creative
thinking skills, logical thinking skills, metacognitive thinking skills, dan problem solving
skills. Hal ini sejalan dengan pemaparan Guedri (2001) bahwa PBL merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran pedagogik konstruktif yang mungkin dapat menjadi alat yang
sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order
thinking skills). Sejalan dengan Magsino (2014) yang menunjukkan bahwa PBL
merupakan strategi instruksional pada kurikulum konvensional yang efisien dalam
membangun atau meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu,
dengan menerapakan model PBL dalam pembelajaran sains, maka dapat mendorong
kemandirian siswa dan mampu mengembangkan pembelajaran yang aktif dan mendalam
(Wood, 2004). Keberhasilan pendekatan tidak hanya terletak dalam pemilihan masalah
yang tidak terstruktur (ill-structured problem) melainkan juga pengajar yang mampu
membimbing pembelajaran, memproses dan melakukan pembekalan menyeluruh pada
akhir pengalaman belajar (Savery, 2006). Hal ini tentu menunjukkan bahwa PBL
merupakan suatu inovasi model pembelajaran yang mampu untuk mengembangkan
pemahaman sains siswa dengan memberikan berbagai masalah yang kemungkinan akan
mereka hadapi secara nyata dalam kehidupanya dan memberikan prinsip pemecahan
masalah tersebut.
Berdasarkan Tabel 3 juga dapat dilihat bahwa terdapat kecenderungan penggunaan
PBL pada pembelajaran sains untuk meningkatkan HOTS siswa dibeberapa negara
berkembang yaitu, Indonesia, Turki dan Malaysia. Dari hasil perhitungan rata-rata ukuran
ES-nya, negara-negara tersebut berkategori tinggi yakni sebesar 0,59. Hal ini menunjukkan
bahwa PBL masih dapat membawa dampak positif terhadap hasil belajar, sikap, dan
pemahaman konsep IPA (Akinoglu dan Ruhan, 2006). Oleh karena itu PBL telah menjadi
salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain itu perbedaan yang terlihat adalah
bahwa ranah yang populer untuk dikaji dengan menerpakan model PBL dalam
pembelajaran adalah ranah critical thinking. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan
bahwa di masa yang akan datang akan lebih banyak studi yang menggunakan model PBL
pada ranah skills HOTS yang lain. Karena PBL merupakan suatu model pembelajaran yang
sangat memiliki potensi dalam hal meningkatkan HOTS siswa terutama dalam
pembelajaran sains di berbagai jenjang level pendidikan (Savery, 2006).

D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, maka penerapan pembelajaran dengan PBL memberikan
pengaruh yang positif terhadap 5 ranah skills HOTS siswa yang meliputi critical thinking
skills, creative thinking skills, logical thinking skills, metacognitive thinking skills, dan
problem solving skills dengan rata-rata ES sebesar 0,58 berkategori sedang. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa PBL masih dapat direkomendasikan sebagai model
pembelajaran yang berpotensi untuk digunakan di dalam kelas-kelas di Indonesia terutama
dalam pembelajaran sains.
DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu, O. dan Ruhan O.T. 2007. The Effects of Problem-Based Active Learning in
Science Education on Students’ Academic Achievement, Attitude and Concept
Learning. Vol. 3, No. 1, PP 71-81. Eurasia Journal of Mathemtics, Science &
Technology Education. Diunduh dari www.ejmste.com/pdf-75375-12155?
filename=The%20Effects%20of.pdf. (Artikel Jurnal)

Argaw, S.A., Beyene B.H, Beyene T.E, dan Shiferaw G.M. 2017. The Effect of Problem
Based Learning (PBL) Instruction on Students’Motivation and Problem Solving
Skills of Physics. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education
Vol. 13, No. 3, PP 857-871. Diunduh dari www.ejmste.com/pdf-62195-11784?
filename=The%20Effect%20of%20Problem.pdf. (Artikel Jurnal)

Bilgin, Ibrahim, Erdal Senocak dan Mustafa Sozbilir. 2009. The Effects of Problem-Based
Leaning Instruction on University Students’ Performance of Conceptual and
Quantitaive Problems in Gas Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science &
Technology Education Vol. 5, No. 2, PP 153-164. Diunduh dari
www.ejmste.com/The-Effects-of-Problem-Based-Learning-Instruction-
onUniversity-.(Artikel Jurnal)

Cinar, D. dan S. Bayraktar. 2014. The Effects of the Problem Based Learning Approach on
Higher Order Thinking Skills in Elementary Science Education. Diunduh dari
http://www.academia.edu/489739/the_effects_of_the_problem_based_learning_appr
oach_on_higher_order_thinking_skills_in_elementary_science_education.

Cohen, Jacob. 1988. Statistical Power Analysis for The Behavioral Sciences (2nd ed).
Hillslade. NJ: Lawrence Erlbaum Associates.

Dochy, F., Mien Segers, Piet Van den Bossche dan David Gijbels. 2003. Effects of
Problem-based Learning: a meta-anlysis. Elsevier Learning and Instruction. Vol. 13,
PP 533-568. Diunduh dari https://racetothetopvolusia. wikispaces.com /file/view
/Effects+of+Problem Based+Learning+-+A+Meta Analysis+ from+ the+ Angle+ of+
Assessment.pdf

Dwi, I.M, H. Arif dan K. Sentot. 2013. Pengaruh Strategi Problem Based Learning
Berbasis ICT terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah
Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 9, PP 8-17. Diunduh dari
https://journal.unnes.ac.id/artikel_nju/JPFI/2575. (Artikel Jurnal)

Fauziah, Richard K. Coll dan Suriani, H. 2014. Effectiveness of PBL Online on Students
Creative Thinkig: A Case Study in Malaysia. Recent Advances in Educational
Technologies and Methodologies. ISBN: 978-960-474-395-7, PP 138-142. Diunduh
dari www.wseas.us/e-library/conferences/2014/Lisbon/EDU/EDU-19.pdf. (Artikel
Jurnal)

Galand, B., Etiennne B. dan Mariane F. 2011. The Impact of a PBL Curriculum on
Students’ Motivation and Self-Regulation. Les Cashiers de Researche en Education
et Formation. HAL id: halhshs-00603489, PP 1-16. Diunduh dari https://halhshs.
archieves-ouvertes.fr/halhshs-00603489. (Artikel Jurnal)
Guedri, Z. 2001. Problem Based Learning: Bringing Higher Order Thinking to Business
Schools. Cahier de recherché.  ISSN:   1495­9305,   PP   1­17.  Diunduh dari
http://neumann.hec.ca /oipg/fichiers/2001-002_-_Problem-Based_Learning.pdf.

King, F.J, Ludwika Goodson dan Farank Rohani. 2009. Higher Order Thinking Skills:
Definition, Teching Strategies, Assessment. A Publicaton of The Educational Services
Program. The Center for Advancement of Learning and Assesment (CALA FSU).
Diunduh dari www.cala. fsu.edu /files /higher _order_ thinking_ skills.pdf. (Artikel
Jurnal)
Koray, Ozlem dan Abdullah Koray. 2013. The Effectiveness of Problem-Based Learning
Supported with Computer Simulationts on Reasoning Ability. Procedia-Social and
Behavioral Science. Vol 106, PP 2746-2755. Diunduh dari www.sciencedirect.com.
(Artikel Jurnal)
Kusumaningtias, Siti Zubaidah, dan Sri Endah. 2013. Pengaruh Problem Based Learning
Dipadu Strategi Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan Metakognitif,
Berpikir Kritis, dan Kognitif Biologi Jurnal Penelitian dan Pendidikan Univeristas
Malang.Vol. 23, PP 33-47. Diunduh dari http://karya-ilmiah.um.ac.id /index .php
/disertasi/article/view/24803. (Artikel Jurnal)
Lewis, Arthur dan David Smith. 2015. Defining Higher Order Thinking; Theory into
Practice. JSTOR. Vol 32, No 3. Diunduh dari http:// www.jstor.org/stable/147663?
seq=1&cid=pdf-reference#references_ references _tab _contents. (Artikel Jurnal)
Magsino, R.M. 2014. Enhancing Higher Order Thinking Skills in a Marine Biology Class
through Problem-Based Learning. Asia Pasific Journal of Multidisciplinary
Research. Vol.2. No. 5. Diunduh dari www. apmjr.com/wp content /uploads /2014 /
09/APMJR-2014-2-116.pdf. (Artikel Jurnal)
Redhana, I Wayan. 2012. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pertanyaan
Socratik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Cakrawala
Pendidikan Jurnal Ilmiah Pendidikan. Vol. 46, No. 1, PP 76-86. Diunduh dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/1136. (Artikel Jurnal)
Santoso. Agung. 2010. Studi Deskriptif Effect Size Penelitian-Penelitian di Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma .Jurnal Penelitian.Vol. 14 No.1, PP 1-17.
Diunduh dari http://repository.usd.ac.id/id/eprint/9419. (Artikel Jurnal)
Savery, John T. 2006. Overview of Problem-based Learning: Definitions and Distintions.
Interdiscipinary Journal of Problem-Based Learning (IJPBL). Vol. 1, No. 1, PP 8-10.
Diunduh dari http://docs.lib.purdue.edu/ijpbl/vol1/iss1/3/. (Artikel Jurnal).
Sendag, Serkan dan H. Ferhan Odabasi. (2009). Effects Of An Online PBL Course on
Content Knowledge Acquisition and Critical Thinking Skills. Elsevier Computers &
Education an International Journal. Vol. 5, PP 132-141. Diunduh dari
https://www.journals.elsevier.com/computers-and-education/. (Artikel Jurnal)
Siew, Nyet M., Mui K.C dan Agnis S. 2017. The Effects of Problem Based with
Cooperative Learning on Preschoolers’ Scientific Creativity. Journal of Baltic
Science Education. Vol. 16 No.1, PP 100-112. Diunduh dari http://www.
scientiasocialis.lt/jbse/?q=node/550. (Artikel Jurnal)
Siew, Nyet M. dan Ruslan Mapeala. 2016. The Effects of Problem-Based Learning with
Thinking Maps on Fifth Graders’ Science Critical Thinking. Journal of Baltic
ScienceEducation. Vol. 15, No.5, PP 602-615. Diunduh dari http: //www
.scientiasocialis.lt/jbse/?q=node/527. (Artikel Jurnal)

Sihaloho, Sahyar dan Eva Marina, M. 2017. The Effect of Problem Based Learning (PBL)
Model toward Student’s Creative Thinking and Problem Solving Ability in Senior
High School. IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME). Vol.
7, No. 4, PP 11-18. Diunduh dari http://www.iosrjournals.org/iosr-jrme/papers/Vol-
7%20Issue-4/Version-1/C0704011118.pdf. (Artikel Jurnal)

Sulaiman, Fauziah. 2013. The Effectiveness of PBL Online on Physics Students’ Creativity
and Critical Thinking: A Case Study at Universiti Malaysia Sabah. International
Journal of Education and Research. Vo. 1, No. 3, PP 1-18. Diunduh dari
www.ijern.com/images/March-2013/14.pdf. (Artikel Jurnal)

Sungur, Semra dan Ceren Tekkaya. 2006. Effects of Problem-Based Learning and
Traditional Instruction on Self-Regulated Learning. The Journal of Educational
Research. Vol. 99. No.5, PP 307-317. Diunduh dari https://fortress.wa.gov /cjtc/
www/images/docs/classes/PBL/Articles/effects%20of%20pbl%20learning%20and
%20traditional%20learning%20on%20self%20regulated%20learning.pdf (Artikel
Jurnal)

Tan, O. S. 2003. Problem-based Learning: The Future Frontiers. National Institute of


Education, Nanyang Technological University. PP 17-30. Diunduh dari
www.tp.edu.sg/staticfiles/TP/files/centres/pbl/pbl._tan_oon_seng.pdf.

Temel, Senar. 2014. The Effect of Problem Based Learning on Pre-Service Teachers'
Critical Thinking Dispositions and Preceptions of Problem-Solving Ability. South
African Journal of Education.Vol 34, No 1, PP 1-20. Diunduh dari
https://www.ajol.info/index.php/saje/article/download/106650/9656. (Artikel Jurnal)
Tosun, Cemal & Erdal Senocak. 2013. The Effects of Problem Based Learning on
Metacognitive Awareness and Attitudes toward Chemistry of Prospective Teacher
with Different Academic Backgrounds. Australian Journal of Teacher Education. Vol.
38, No. 3, PP 60-73. Diunduh dari ro.ecu.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article= 1969&
context=ajte. (Artikel Jurnal)
Wood, Edward J. 2004. Problem Based Learning. Acta Biochimica Polonica. Vol. 15, No.
2, PP 21-26. Diunduh dari http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?
doi=10.1.1.422.1964&rep=rep1&type=pdf. (Artikel Jurnal)
LAMPIRAN

Potrebbero piacerti anche