Sei sulla pagina 1di 10

612

e-J. Agrotekbis 3 (5) : 612-621, Oktober 2015 ISSN : 2338-3011

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA DAN KEPADATAN


POPULASI IMAGO PENGGEREK BATANG PADI PUTIH
Scirpophaga innotata Wlk. (LEPIDOPTERA : PYRALIDAE)
PADA LINGKUNGANPERTANAMAN PADI
YANG BERBEDA DIKABUPATEN
PARIGI MOUTONG
Arthropods Diversity And Population Density Imago Borer White Rice Scirpophaga
Innotata Wlk. (Lepidoptera: Pyralidae) On Environmental Rice Cultivation
Different In District Moutong Parigi

Muhammad Harman Hr.Komi1), Moh Hibban Toana2), Mohammad Yunus2)


1)
Mahasiswa Program Studi Argoteknologi Fakultas Pertanian Univesitas Tadulako, Palu
2)
Staf Dosen Program Studi Argoteknologi Fakultas Pertanian Univesitas Tadulako, Palu
E-mail: armanagrotek@yahoo.co.id
E-mail : moh.hibbantoana@yahoo.com
E-mail : mohyunus125@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the diversity of arthropods and population density imago white rice
stem borer S. innotata in a different environment paddy crop in the district of Parigi Moutong.
This study was conducted in two villages, village Lobu and village Olaya.This research was
carried out for 3 months with observation interval one week, months December 2014 to February
2015. This study used a survey method and purposive sampling (selection of sites in a residential
environment paddycrop and forest edges are attacked imago white rice stem borer S. innotata),
The locations were divided into two rice crops Environment Environmental namely rice crops and
the surrounding residential neighborhood on the outskirts of rice planting natural forests.
Trapping techniques done in two ways, namely trapping insects in the day 'Pan Trap' (At 07.00
pm to 17.00 pm) and night 'Light Trap "(At 18:00 pm until 5:00 pm) while the population density
imago white rice stem borers in two neighborhoods Different calculated based on the results of
Arthropods in the can inside the trap. The results showed that the index Arthropod Biodiversity
around the settlements amounted to 3,159 while the natural forest outskirt of 3192, this shows that
environmental stability in the high category. High category indicates that the steady ecosystem
stability and high productivity. Imago population density of white rice stem borer S.innotata
around settlement was higher by 332 individuals compared to natural forest outskirt of 178
individuals.

Keywords:Environment, Arthropods, Population Density.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman Arthropoda dan kepadatan populasi
imago penggerek batang padi putih S. innotata pada lingkungan pertanaman padi yang berbeda di
Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini dilaksanakan didua Desa yaitu Desa Olaya dan Desa
Lobu. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dengan interval pengamatan satu minggu, bulan
Desember 2014 sampai Februari 2015. Penelitian ini menggunakan metode survey dan purposive
sampling (pemilihan lokasi berdasarkan tempat pertanaman padi dilingkungan pemukiman dan
pinggiran hutan yang terserang imago penggerek batang padi putih S. innotata). Lokasi
pengamatan dibagi menjadi dua lingkungan pertanaman padi yakni lingkungan pertanaman padi
disekitar pemukiman penduduk dan lingkungan pertanaman padi dipinggiran hutan alami. Teknik

612
613

pemerangkapan dilakukan dengan dua cara yaitu memerangkap serangga pada siang hari ‘Pan
Trap’ (Pukul 07.00 WITA sampai 17.00 WITA) dan malam hari ‘Light Trap’ (Pukul 18.00 WITA
sampai 05.00 WITA) sedangkan kepadatan populasi imago penggerek batang padi putih pada dua
lingkungan yang berbeda dihitung berdasarkan hasil Arthropoda yang di dapat didalam
perangkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Keanekaragaman Arthropoda disekitar
pemukiman penduduk sebesar 3.159 sedangkan dipinggiran hutan alami sebesar 3.192, hal ini
menunjukkan bahwa stabilitas lingkungan termaksut dalam kategori tinggi. Kategori tinggi
menandakan bahwa stabilitas ekosistem mantap dan produktivitas tinggi. Kepadatan populasi
imago penggerek batang padi putihS.innotata disekitar pemukiman lebih tinggi sebesar 332
individu dibandingkan dipinggiran hutan alami sebesar 178 individu.

Kata kunci : Lingkungan, Arthropoda, Kepadatan Populasi.


PENDAHULUAN faktor dalam yang berada dalam tubuh
organisme itu sendiri seperti organ tubuh
Padi dibudidayakan dengan tujuan serta keadaan fisiologisnya dan faktor luar
mendapatkan hasil yang setinggi-tingginya yaitu faktor yang berada diluar tubuh
dengan kualitas sebaik mungkin untuk organisme itu sendiri yang berpengaruh
dapat memenuhi kebutuhan konsumsi langsung atau tidak langsung terhadap
masyarakat. Pertumbuhan jumlah penduduk organisme itu sendiri yaitu faktor fisis,
di Indonesia terus meningkat sehingga biotis, maupun makanan. Kedua faktor
kebutuhan akan beras pun semakin tersebut bekerjasama membentuk corak
meningkat. Usaha peningkatan produksi lingkungan hidup yang berbeda yang
padi kini terus diupayakan petani bersama bersifat menekan atau merangsang
pemerintah, guna memenuhi kebutuhan perkembangan organisme pengganggu
pangan masyarakat serta ketahanan pangan tanaman. Oleh karena itu, OPT yang dapat
nasional. merangsang perkembangan kedua faktor
Angka produksi padi Sulawesi tersebut dapat berkembang dengan pesat.
Tengah tahun 2012 sebanyak 1.024.314 Salah satu OPT pada pertanaman padi
ton sedangkan bila dibandingkan dengan yang dapat menerima rangsangan kedua
tahun 2011 dengan produksi padi faktor tersebut yaitu penggerek batang padi
1.041.789 ton berarti mengalami putih(Little, 2005).
penurunan sekitar 1.68 persen. Hal ini Adanya serangan penggerek batang
terjadi karena adanya penurunan padi putih yang sering kali menyerang
produktifitas yang disebabkan oleh salah pertanaman padi mulai dari pembibitan
satu organisme pengganggu tanaman hingga fase produktif. Di Indonesia,
(OPT) (BPS, 2013). dewasa ini hama penggerek batang padi
OPT pada tanaman padi dipengaruhi putih mendapatkan perhatian yang serius,
oleh lingkungan. Lingkungan merupakan sebab hama tersebut dapat menimbulkan
kesatuan ruangdengan semua benda, daya, kerugian besar. Kehilangan hasil akibat
keadaan dan makhluk hidup. Beratnya serangan hama ini berkisar antara 60-90%
intensitas OPT pada suatu tanaman (Sudjono, 1989).
ditentukan oleh lamanya keadaan Wahid (2007), melaporkan bahwa
lingkungan yang menguntungkan untuk serangan hama penggerek batang padi
timbul dan berkembang (Pranaji, putih (Scirpophaga innotata Walker) di
2006).Keadaan lingkungan tesebut selalu Balai Benih Induk Desa Dolago Kabupaten
berubah-ubah dan akibatnya organisme Parigi Moutong Sulawesi Tengah pada fase
vegetatif dengan intensitas serangan cukup
pengganggu yang hidup didalamnyapun tinggi berkisar 20.66 – 28.99 %, sedangkan
ikut beubah-ubah untuk menyesuaikan memasuki fase generatif hingga menjelang
diri.Faktor-faktor yang mempengaruhi panen serangan penggerek batang dengan
perkembangan Organisme Pengganggu intensitas serangan tergolong rendah yaitu
Tanaman dikelompokkan menjadi 2 yaitu 0.11 – 2.67 %.

613
614

Para petani dalam setiap Alat yang digunakan adalah kayu,


kegiatannya selalu akan berhadapan dengan paku, pisau, label, kain kasa, mikroskop,
berbagai hama tanaman, yang keadaan atau kamera digital, dan alat tulis-menulis.
kemampuan berkembangnya sangat Sedangkan Bahan yang digunakan adalah
dipengaruhi oleh lingkungan pertanaman tanaman padi, air, lampu perangkap,
tanamannya. Sebenarnya manusia hanya baskom berwarna hijau, gelas plastik, dan
menghadapi beberapa jenis hama utama. deterjen (rinso).
Dari 28 ordo serangga, hanya 7 ordo yang
Metode Penelitian
menjadi hama pada tanaman padi
Penelitiankeanekaragaman Arthropoda dan
(Tjahjono, 2003).
kepadatan populasi imago penggerek batang
Dari sudut pandang usahatani padi,
padi putih pada pertanaman padi
seranggasecara umum dikelompokkan
dilingkungan pemukiman penduduk dan
menjadi serangga hama,serangga berguna,
pinggiran hutan, dilaksanakan dengan cara:
dan serangga netral. Sebagaiorganisme
berguna, serangga ada yang Pemilihan dan penentuan lokasi
berperansebagai musuh alami baik sebagai dilakukan dengan menggunakan metode
parasitoid maupun predator, serangga survey dan purposive sampling (pemilihan
penyerbuk, dan lokasi berdasarkan tempat pertanaman padi
dekomposer.Namundemikian, kebanyakan dilingkungan pemukiman dan pinggiran
petani memandang seranggasebagai hutan yang terserang imago penggerek
organisme perusak sehingga batang padi putih S. innotata). Lokasi yang
harusdikendalikan. Pada kenyataannya dipilih sebagai berikut :
keragaman jenisserangga mempunyai peran 1. Pertanaman padi di lingkungan
yang sangat pentingdalam lingkungan padi pemukiman penduduk dengan luas
sawah (Siswanto & Wiratmo,2001; lahan 2.400 m2 dan umur tanaman
Soelaksono, 2001). padi 1 MST, di Desa Olaya,
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi
maka perlu dilakukan penelitian mengenai Sulawesi Tengah.
keanekaragaman Arthropoda dan kepadatan 2. Pertanaman padi di lingkungan
populasi imago penggerek batang padi putih pinggiran hutan dengan luas lahan
Scirpophaga innotata Walker pada 2.400 m2 dan umur tanaman padi 1
lingkungan pertanaman padi (Oryza sativa MST, di desa Lobu, Kabupaten
L) yang berbeda di kabupaten Parigi Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi
Moutong. Tengah.
Teknik pengambilan sampel dilakukan
BAHAN DAN METODE dengan teknik kuadran sistematik dua
dimensi sebanyak 24 petak pengamatan
Penelitian ini terdiri atas penelitian yang berukuran 10 x 10 m.
lapangan dan Lab. Penelitian lapangan a. Light trap
dilakukan untuk memerangkap Arthropoda Pemerangkapan Arthropoda dan
dan imago S.innotata dilingkungan imago S.innotata yang aktif pada malam
pemukiman penduduk (desa Olaya) dan
hari (Light Trap) dilaksanakan pada pukul
pinggiran hutan (desa Lobu) dan penelitian
Lab dilakukan untuk mengidentifikasi 18.00 WITA sampai 05.00 WITA. Teknik
Arthropoda dan imago S.innotatadi persiapan pemerangkapan dilaksanakan
Laboratorium Hama dan Penyakit dengan cara menyiapkan perangkap lampu
Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas yang digantung dan telah dirancang
Tadulako, Palu. Penelitian ini dilaksanakan sedemikian rupa sehingga dapat berdiri
pada bulan Desember 2014sampai bulan untuk menopang perangkap lampu dengan
Februari2015. ketinggian 1 meter. Perangkap lampu
614
615

dipasang ditengah-tengah 4 petak sawah. Nilai indeks keanekaragaman (H’) <


Sehingga jumlah perangkap lampu yang 1.0 maka keanekaragamannya
digunakan pada setiap lingkungan dikategorikan rendah, jika nilai indeks (H’)
pertanaman padi sebanyak 6 lampu >1.0 – 3.0, maka keanekaragamannya
perangkap. dikategorikan sedang, sedangkan jika nilai
b. Pan trap indeks (H’) >3.0 maka keanekaragamannya
Pemerangkapan Arhtropoda dan imago dikategorikan tinggi (Restu, 2002).
S.innotata yang aktif pada siang hari (Pan b. Indeks Simpson (D) (Kelimpahan
Trap) dilaksanakan pada pukul 07.00 WITA Individu)
sampai 17.00 WITA. Teknik El
D = {ni(ni − 1)/N(N − 1)}
𝑖=1
pemerangkapan ini tidak menggunakan
Keterangan :
cahaya dari lampu perangkap tetapi
ni = Jumlah individu setiap spesies
menggunakan baskom berwarna hijau yang
N = Jumlah total individu
berisi air (1,5 liter) dan deterjen (0,5 gr).
Semakin tinggi nilai D semakin
Teknik pengaplikasiannya sama dengan
rendah nilai H’.
pemerangkapan light trap menggunakan 6
2. Indeks Kemerataan jenis Pielou
perangkap pada dua Lingkungan H′
pertanaman padi yang berbeda. E=
ln (S)
Identifkasi Arthropoda dan imago Keterangan :
S.innotata dilakukan menggunakan E : Indeks Kemerataan jenis
mikroskop cahaya dan dilihat berdasarkan H’ :Indeks Keanekaragaman
atas ciri morfologi. Identifikasi Arthropoda Shanon-Wiener
dan imago S. innotata pada pertanaman S : Jumlah Jenis
padi di lingkungan pemukiman penduduk Nilai kemerataan (E) berkisar antara 0 dan 1
dan pinggiran hutan menggunakan sumber yang mana nilai 1 menggambarkan suatu
yaitu (Borror dkk, 1996) dan bersumber dari keadaan dimana semua spesies cukup
internet. melimpah (Odum, 1994).
3. Kepadatan populasi Imago Penggerek
Parameter Pengamatan BatangPadiPutih(Scirpophaga
1. Individu innotata Wlk.)
2. Spesies Untuk menghitung kepadatan populasi
3. Kepadatan populasi imago digunakan rata-rata jumlah kepadatan
penggerek batang padi putih S. populasi dapat diketahui melalui persamaan
innotata matematik(Mudjiono, dkk., 1990) sebagai
berikut :
Analisis Data 𝑋𝑖
1. Indeks Keanekaragaman Jenis X =
𝑛
a. Indeks Shanon-Wiener (H’) Keterangan :
(Kekayaan Spesies) X = Rata-rata kepadatan populasi jumlah
H’ = - 𝑠𝑖=1 𝑃𝑖 ln 𝑝𝑖 penggerek batang padi putih
Keterangan : Scirpophaga innotata Walker
H’ =Indeks Keanekaragaman Xi = Jumlah individu suatu jenis
Shannon-Wiener n = Jumlah seluruh sampel
Pi = Proporsi individu pada 4. Uji t
spesies i (ni/N) Untuk membandingkan indeks
ni = Jumlah individu dari spesies keanekaragaman, kemelimpahan, dan
kemerataan Arthropoda pada dua lingkungan
i pertanaman padi yang berbeda digunakan
N = Jumlah total spesies seluruh uji-t (t-test) menurut Walpole (2009)
jenis dengan persamaan :

615
616

X₁ − X₂ ae
t − test = Staphyl Lathrobium
1` 1 8 44 55
SP (n 1 + n 2 ) inidae Angulare
Phalacri Stilbus
9 1 2
n₁ − 1 S₁2 + n₂ − 1 S₂² dae Testaceus
SP² = Hydrop
n₁ + n₂ − 2 10
hilidae
Berosus Sp 2 -
𝑛
1 11
Carabid Ophionea
16 5
𝑆₁² = Xi − X₁ ² ae Nigrofasciata
n−1 12
Scolyti Dendroctonus
4 -
𝑖=1 dae Pseudotsugae
𝑛
1 13
Coccine Menochilus
25 8
𝑆₂² = Xi − X₂ ² llidae Sexmaculatus
n−1 Brentid Arrbenodes
𝑖=1 14
ae Minutus
1 -
Alticina Disonychia
15 10 -
Keterangan : e Xanthomelas
×1 = Rata-rata Sampel 1 16 Ptinidae
Dryophilodes
Latipennis
1 -
×2 = Rata-rata Sampel 2 17
Cassidi Cassida
2 4
nae Pallidula
S12 = Varians Sampel 1 Melyrid Collops
S22 = Varians Sampel 2 18
ae Bipunctatus
2 -
N1 = Jumlah Sampel 1 19
Coccine
Coccinela Sp - 4
llidae
N2 = Jumlah Sampel 2 Coccine
SP2 = Sumber Keragaman 20
llidae
Sp 2 - 54
Coccine
21 Sp 3 - 18
llidae
HASIL DAN PEMBAHASAN Dytisci Cybister
22 - 2
dae Tripunctatus
Hasil 23
Hydrop Hydrophilus
- 1
hilidae Triangularis
Hasil penelitian yang dilakukan di Gryllus
Kabupaten Parigi Moutong pada dua Ortho Gryllid
24 Pennsylvanic 9 3
ptera ae
Lingkungan yang berbeda diperoleh jumlah us
Gryllot Gryllotalpa
ordo, family, spesies dan individu sebagai 25
alpidae Orientalis
1 1
berikut : Acridid Disosteira
26 10 7
Table 1. Jumlah Ordo, Family, Spesies dan ae Carolina
Tettigo
Individu Arthropoda Pada 27
niidae
Sp 1 1 1
Pertanaman Padi di Lingkungan Homo Cicadel Nephotettix
28 3 6
Sekitar Pemukiman Penduduk dan ptera lidae Virescens
Cicadel Recilia
Pinggiran Hutan 29
lidae Dorsalis
67 41

No O F S P H Cicadel
30 Sp 1 - 4
lidae
Lepid Pyralid Scirpophaga Hemip Corixid
1 332 178 31 Sp 1 13 46
optera ae Innotata tera ae
Coleo Staphyl Paederus Pentato Scotinophara
2 92 56 32 236 221
ptera inidae Fuscipes midae Coartata
Carabid Pherosophus Thyreo Allocoris
3 83 79 33 54 60
ae Occipitaliis coridae Pulicaria
Coccine Mesove Mesovelia
4 Sp 1 22 8 34 22 31
llidae liidae Mulsanti
Scarabi Heteronychus Alydida Neomegaloto
5 8 7 35 50 29
dae Spp e mus Sp
Hydrop Alydida Leptocorisa
6 Sp 2 32 22 36 23 28
hilidae e Acuta
Hydrop Pentato Nezara
Sp 3 - 2 37 2 1
hilidae midae Viridula
Cryptoc Cryptocephal Enicoce Enicocephalu
7 2 4 38 12 3
ephalin us phalida s

616
617

e Bahorucensis dae
Odona Macro Macromia
Alydida 68 1 1
39 Sp 2 1 4 ta miidae Magnifica
e
Sipho
Alydida Ceratop
40 Sp 3 1 - 69 napter Sp 1 2 2
e hyllidae
a
Alydida
41 Sp 4 16 - Mecop Boreida Boreus
e 70 4 -
tera e Elegans
Alydida
42 Sp 5 4 2 Isopter Termiti Microtermes
e 71 13 -
a dae Spp
Cyrtorhinus
43 Miridae 1 - Termiti
Sp 72 Sp 2 42 6
dae
Pentato Murgantia
44 1 1 Hydrop
midae Histrionica Tricho Macronemum
73 sychida 6 4
Corixid Hesperocorix ptera Zebratum
45 8 1 e
ae a Atopodonta
Neuro
Hydro 74 Sialidae Sp 1 - 1
Hydrometra ptera
46 metrida 3 -
Stagnorum Dipter Culicid
e 75 Sp 1 5 2
a ae
Gerrida
47 Gerris Sp - 3 Piophili
e 76 Sp 2 2 2
dae
Pentato Andrallus
48 - 3 Asilida
midae Spinidens 77 Sp 1 6 -
e
Hyme
Formici Therevi Caenotus
49 nopter Sp 1 20 23 78 1 1
dae dae Inornatus
a
Empidi
Formici 79 Empis Lipida 6 15
50 Sp 2 36 77 dae
dae
Cecido
Formici 80 Sp 1 34 71
51 Sp 3 211 160 myiidae
dae
Culicid
Formici 81 Culex Sp 16 1
52 Sp 4 - 3 ae
dae
Muscid Musca
Xyloco Xylocopa 82 41 6
53 16 2 ae Domestica Sp
pinae Virginaca
Dolicho
Mymari Gonatocerus 83 Sp 1 2 2
54 2 1 podidae
dae Sp
Myceto Orfelia
Bombus 84 1 1
Bombin philidae Fultoni
55 Pennsylvanic 1 -
ae Piophili
us 85 Sp 1 3 3
dae
Ichneu
Pipuncu
56 monida Sp 1 1 - 86 Sp 1 1 -
lidae
e
Tabanid Goniops
Ichneu 87 1 -
Tersilochus ae Chrysocoma
57 monida - 15
Conotracheli Lauxani
e 88 Sp 1 3 -
idae
Brachy Thricops
58 3 3 Myceto
cera Semicinereus 89 Sp 1 8 -
philidae
Ceraphr
59 Ceraphron Sp 13 1 Muscid
onoidae 90 Simplex 75 13
ae
Bombyl
60 Sp 2 2 1 Aranei Lycosid Pardosa
iidae 91 1 1
da ae Birmanica
Mymari Mymarilla
61 3 1 Pardosa
dae Wollastoni Lycosid
92 Pseudoannula - 1
Chalcid ae
62 Sp 1 11 1 ta
oidea
Tetragn Tetragnatha
Pergida 93 - 2
63 Sp 1 2 4 athidae Sp
e
Zodarii
Ichneu 94 Sp 1 - 1
Phytodietus dae
64 monida - 13
Vulgaris Oxyopi
e 95 Oxyopes Sp - 4
dae
Cimbici
65 Sp 1 - 8
dae
Trichog
Ket :
66 rammat Oligosita Sp - 1 O : Ordo
idae F : Family
67 Braconi Telenomus Sp - 2

617
618

S : Spesies dipertanaman padi dapat dilihat pada


P : Pemukiman gambar fluktuasi berikut.
H : Hutan
18
16
Hasil analisis keanekaragaman (H’),

Kepadatan Populasi
14
Kemelimpahan (N1) dan Kemerataan (E) 12
yang dilakukan di Kabupaten Parigi 10
Moutong di lingkungan sekitar pemukiman 8
6
penduduk dan pinggiran hutan tersaji pada 4
tabel berikut. 2
Tabel 2. Indeks Keanekaragaman (H’), 0
Kemelimpahan (D) dan

M10
M2

M5
M1

M3
M4

M6
M7
M8
M9
Kemerataan (E) pada dua Minggu Pengamatan
Lingkungan yang berbeda di Lingkungan di Sekitar
Pertanaman Padi Pemukiman Penduduk
Lingkungan Pinggiran
No Lingkungan (H’) (D) (E) Hutan
Sekitar Gambar 1. Fluktuasi kepadatan populasi
1 Pemukiman 3.159 0.077 0.729
Penduduk imago penggerek batang padi putih
(Scirpophaga innotata Wlk.) pada
2 Pinggiran Hutan 3.192 0.067 0.739 Lingkunganpertanaman padi di sekitar
pemukiman penduduk dan pinggiran hutan
Hasil pengamatan kepadatan populasi
imago penggerek batang padi putih di Hasil uji beda keanekaragaman
sekitar pemukiman penduduk tersaji pada Arthropoda pada pertanaman padi
Lampiran 11 dan Pengamatan kepadatan menunjukkan bahwa indeks
populasi di pinggiran hutan alami tersajikan keanekaragaman, kemelimpahan dan
pada Lampiran 12. Untuk lebih jelasnya kemerataan antara lingkungan disekitar
tentang kepadatan populasi penggerek pemukiman penduduk dan pinggiran hutan
batang padi putih (Scirpophaga innotata tidak berbeda nyata secara statistic(Tabel
Wlk.) pada lingkungan yang berbeda 3).
Tabel 3. Hasil analisis statistic uji-t terhadap indeks keanekaragaman (H’), kemelimpahan
(D) dan kemerataan (E) pada dua lingkungan yang berbeda di pertanaman padi

no Lingkungan (H’) (D) (E) Rata-rata


1 Di Sekitar 3.159 0.729 1.322a
Pemukiman 0.077
Penduduk
2 Pinggiran Hutan 3.192 0.067 0.739 1.333a
Nilai Varians Derajat Sp2 sp t-hit t-tabel
Bebas
2.638 0.05
2.672 1.635 0.005tn
2.706 4 2.776
Ket : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata taraf 5% menurut
uji-t.

618
619

Pembahasan lingkungan termaksut dalam kategori tinggi.


Menurut Restu (2002) kategori tinggi
Hasil pengamatan jumlah ordo, family,
spesies dan individu pada pertanaman padi menandakan bahwa stabilitas ekosistem
dilingkungan sekitar pemukiman penduduk mantap dan produktivitas tinggi. Ada
dan pinggiran hutan mempunyai hasil yang beberapa faktor yang mempengaruhi indeks
berbeda. Pada pertanaman padi keanekaragaman (H’) pada kedua lokasi
dilingkungan sekitar pemukiman penduduk tersebut tinggi yaitu faktor iklim, suhu,
terdapat 1812 individu, 13 ordo, 52 famili kelembaban dan intensitas cahaya pada
dan 76 spesies sedangkan pada pertanaman lokasi penelitian pertanaman padi
padi di lingkungan pinggiran hutan memukinkan Arhtropoda dapat berkembang
didapatkan 1461 individu, 13 ordo, 53 biak dengan baik.
famili dan 77 spesies. Tinggi rendahnya Indeks Kemelimpahan (D)
jumlah spesies tergantung dari sumber daya Arthropoda pada dua lingkungan
yang ada pada habitatnya dan kondisi dari pertanaman padi pada waktu yang berbeda
kedua lokasi seperti iklim, suhu, (Tabel 2) menunjukkan bahwa dilingkungan
kelembaban dan intensitas cahaya. Menurut sekitar pemukiman penduduk lebih tinggi
Widiarta dkk (2006) bahwa yaitu 0.077 di banding pinggiran hutan
keanekaragaman spesies Arthropoda yaitu 0.067. Tingginya kemelimpahan (D)
dipertanaman padi sawah berjumlah 30 pada kedua lokasi tersebut dipertanaman
spesies, perbedaan tersebut erat kaitannya padi di karenakan tidak ada jumlah individu
dengan lingkungan pada lokasi yang suatu spesies yang mendominasi. Jumlah
berbeda. Sebaliknya tinggi rendahnya Arthropoda yang diperoleh merata. Menurut
individu Arthropoda tersebut berkesesuaian Ramli (2003) indeks kemelimpahan (D)
dengan fase tumbuh tanaman yang menunjukkan kemelimpahan individu pada
menyediakan sumber makanan bagi suatu habitat tertentu, sehingga semakin
pertumbuhan dan perkembangan tinggi keanekaragaman maka semakin
Arthropoda. Menurut Riyanto (1995) tinggi pula indeks kemelimpahan (D) untuk
bahwa ketersediaan makanan dengan mendominasi habitat tersebut sehingga
kualitas yang cocok dan kuantitas yang individu mempunyai nilai yang penting
cukup akan menyebabkan naiknya jumlah pada habitat tersebut. Oka (1995)
individu dengan cepat sebaliknya bila menyatakan bahwa makin banyak jumlah
keadaan makanan kurang maka jumlah jenis yang ditemukan pada suatu areal
individunya dapat menurun pula. pertanaman dalam komunitas yang
keanekaragamannya tinggi suatu spesies
Indeks Keanekaragaman (H’) tidak dapat menjadi dominan, sebaliknya
Arthropoda pada dua lingkungan dalam komunitas yang keanekaragaman
pertanaman padi yang berbeda(Tabel 2) rendah, satu atau dua spesies dapat menjadi
menunjukkan bahwa lingkungan dominan.
dipinggiran hutan lebih tinggi yaitu 3,192 Perhitungan indeks kemerataan (E)
sedangkan disekitar pemukiman penduduk Arthropoda pada dua lingkungan
rendah yaitu 3.159. Tinggi rendahnya pertanaman padi yang berbeda (Tabel 2)
indeks keanekaragaman H’ dipengaruhi menunjukkan bahwa indeks kemerataan
oleh jumlah spesies dan jumlah individu. lingkungan di pinggiran hutan lebih tinggi
Bila jumlah spesies lebih banyak tetapi dalam yaitu 0.739 sedangkan dilingkungan sekitar
satu family maka keanekaragamannya rendah pemukiman penduduk yaitu 0.729. Secara
dibanding dengan jumlah spesies lebih keseluruhan indeks kemerataan pertanaman
sedikit tetapi termaksut dalam beberapa padi disekitar pemukiman penduduk dan
family (Sugianto, 1994). Secara keseluruhan pinggiran hutan sebesar 1.468. Odum
indeks keanekaragaman (H’) pada dua (1994) mengatakan bahwa nilai indeks
619
620

kemerataan (E) berkisar antara 0 dan 1 keanekaragaman, kemelimpahan dan


yang mana nilai 1 menggambarkan suatu kemerataan antara lingkungan disekitar
keadaan dimana semua spesies cukup pemukiman penduduk dan pinggiran hutan
melimpah. Berdasarkan data yang tidak berbeda nyata secara statistic. Tidak
ada perbedaan ini disebabkan oleh vegetasi.
diperoleh tersebut, Kemerataan (E) Vegetasi dihutan masih lebih tinggi
Arthropoda pada dua lingkungan dibanding disekitar pemukiman penduduk.
pertanaman padi yang berbeda di kabupaten Walaupun secara statistic tidak berbeda
parigi moutong cukup melimpah. nyata tetapi hasil pengamatan menunjukkan
Tingginya kemerataan jenis pada dua bahwa spesiesnya berbeda. Disekitar
lingkungan yang berbeda disebabkan karena pemukiman jumlah spesiesnya sebesar 76
jumlah Arthropoda yang banyak. Menurut sedangkan dipinggiran hutan alami jumlah
Oka (2005), nilai kemerataan akan spesiesnya sebesar 77. Demikian juga
dengan indeks keanekaragaman,
cenderung tinggi bila jumlah populasi kemelimpahan dan kemerataan berbeda.
spesies mendominasi pertanaman, Nilai indeks keanekaragaman disekitar
sebaliknya kemerataan cenderung rendah pemukiman penduduk sebesar 3.159
bila suatu spesies memiliki jumlah yang sedangkan dipinggiran hutan sebesar 3.192,
sedikit dipertanaman. Faktor yang nilai indeks kemelimpahan disekitar
mempengaruhi kemerataan jenis salah pemukiman penduduk sebesar 0.077
satunya adalah faktor lingkungan yaitu sedangkan dipinggiran hutan sebesar 0.067,
iklim dan intensitas cahaya. nilai kemerataan disekitar pemukiman
penduduk sebesar 0.729 sedangkan
Fluktuasi kepadatan populasi di dua dipinggiran hutan sebesar 0.735. Tetapi
lingkungan pertanaman padi yang secara statistic tidak berbeda nyata.
berbeda (Gambar 1) menunjukkan bahwa
fluktuasi kepadatan populasi S. innotata di KESIMPULAN DAN SARAN
sekitar pemukiman lebih tinggi
dibandingkan populasi S. innotata Kesimpulan
dipinggiran hutan alami. Tingginya Keanekaragaman Arthropoda disekitar
populasi disekitar pemukiman disebabkan pemukiman penduduk dan pinggiran hutan
oleh faktor lingkungan baik yang bersifat memiliki stabilitas lingkungan yang tinggi
abiotik maupun biotik, faktor makanan yang (3.159-3.192)
tentu akan berpengaruh terhadap Kepadatan populasi imago penggerek
perkembangan hama, faktor penanaman batang padi putih (Scirpophaga innotata
monokultur secara terus-menerus sepanjang Wlk.) disekitar pemukiman lebih tinggi
tahun. Sedangkan rendahnya populasi sebesar 332 individu dibandingkan
penggerek batang padi putih S. innotata dipinggiran hutan alami 178 individu.
dipinggiran hutan alami dikarenakan Analisis statistic uji-t antara
ekosistemnya masih stabil dan vegetasinnya Arthropoda di lingkungan sekitar
pemukiman penduduk dan pinggiran hutan
masih tinggi sehingga musuh-musuh alami tidak berbeda nyata.
di alam dapat tempat berlindung dan Saran
makanan yang berlimpah. Menurut Shepard Perlu diadakan penelitian lanjut
dkk (1991) menyatakan bahwa pada mengenai peran layanan ekologis
lingkungan padi, spesies musuh alami Arthropoda dipertanaman padi.
(predator,parasitoid dan patogen) berperan
penting dalam menekan perkembangan DAFTAR PUSTAKA
populasi S.innotata.
Hasil uji beda keanekaragaman Borror D.J., C.A. Triplehorn, N.F. Johnson, 1996.
Pengenalan Pelajaran Serangga. Terjemahan
Arthropoda pada pertanaman padi
oleh S. Partosoedjono, 1996. Gadjah Mada
menunjukkan bahwa indeks University Press, Yogyakarta

620
621

BPS.Sulteng., 2013. Sulawesi Tengah Dalam Angka Siswanto & Wiratmo. 2001. Biodiversitas
2013. Biro Pusat Statistik Provinsi Sulawesi seranggapada pertanaman panili (Vanilla
Tengah planifolia)dengan tanaman penutup tanah
Arachispintoi K. Prosiding Seminar
Little, 2005. Plant Potology and Epidemiology. NasionalPerhimpunan Entomologi Indonesia
Wageningen University. Holland 6Nopember 2001. Hlm 209-215

Matnawy, H. 1991. Perlindungan Tanaman. Soelaksono, S. 2001. Bekal pengetahuan


Kanisius. Yogyakarta dasarmelaksanakan pengelolaan
seranggabijaksana. Prosiding Seminar
Mudjiono,dkk., 1990. Hama-hama Penting Tanaman NasionalPerhimpunan Entomologi Indonesia6
Pangan. Pendidikan D1 PHT, Fakultas Nopember 2001. Hlm 1-6
Pertanian Universitas Brawijaya, Malang
Sudjono, S. 1989. Teknik Pengamatan Hama dan
Odum, E.P., 1994. Dasar-dasar Ekologi. Penyakit Tumbuhan. Pendidikan Program D1,
Penerjemah Ir. Tjahjono Saingan, MSc. Pengendalian Hama dan Penyakit.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Yogyakarta. 60 Hal

Oka I.N., 2005. Pengendalian Hama Terpadu dan Sugianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif Metode
Implementasinya di Indonesia. Gadjah Mada Analisis Populasi Komunitas. Usaha
University Press, Yogyakarta. Nasional, Surabaya

Oka, I.N., 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Tjahjono. 2003. Pengendalian Hama dan Penyakit
Implementasinya di Indonesia. Gadjah Mada Padi. Penebar Swadaya. Bogor
University, Yogyakarta
Wahid, A., 2007. Ketahanan Empat Varietas
Pranadji, T. 2006. Penguatan Modal Sosial untuk Padi (Oryza sativa L) Terhadap serangan
Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan penggerek batang padi Putih (Scirpophaga
dalam Pengelolaan Lingkungan Lahan innotata) Walker. (lepidoptera : Pyralidae).
Kering. Studi Kasus di Desa-desa (Hulu Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Agrolend.
DAS) Ex Proyek Bangun Desa, Kabupaten Vol.14.No.4 Desember 2007. Fakultas
Gunungkidul dan Ex Proyek Pertanian Lahan pertanian Universitas Tadulako Palu
Kering, Kabupaten Boyolali. Jurnal
Agroekonomi, 24.(2): Hal 178-206 Walpole, R.E. 2009. Pengantar Statistika. Edisi ke-
3. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Ramli, 2003. Studi Keanekaragaman Hayati Pada
Tipe Habitat Kebun Campuran (Mixed Widiarta, N., Kusdiaman, D., dan Suprihanto. 2006.
Garden) Di Taman Nasional Lore Lindu. Keragaman Arthropoda pada Padi Sawah
Jurnal Agrolend. Ilmu Pertanian. Vol 10 No. dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu.
4 Desember. Universitas Tadulako Palu Jurnal HPT Tropika. Vol.6, No.2 : 61-69,
September 2006. Subang, Jawa Barat
Restu, I.W. 2002. Kajian Pengembangan Wisata
Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai
Wilayah Pesisir Selatan Bali. [Tesis]. Bogor:
ProgramPasca Sarjana, Institut Pertanian
Bogor

Riyanto, 1995. Ekologi Dasar. Badan Kerja Sama


Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian
Timur, Ujung Pandang

Shepard BM, Barrion AT, & Litsinger JA. 1991.


Serangga, Laba-laba dan Patogen
yangMembantu. Cetakan ketujuh.
Diterjemahkan olehUntung K, Wirjosuharjo S
dari Helpful insect, Spiders and
PhathogensIRRI.

621

Potrebbero piacerti anche