Sei sulla pagina 1di 8

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No.

4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

UJI KEPEKAAN BAKTERI YANG DIISOLASI DAN DIIDENTIFIKASI


DARI URIN PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DI RSUP
PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO TERHADAP ANTIBIOTIK
CEFIXIME, CIPROFLOXACIN DAN COTRIMOKSAZOLE
Anastasya R. Nua1), Fatimawali1), Widdhi Bodhi1)
1)
Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT
Urinary tract infection is an infection that occurs along the urinary tract including the kidneys
due to the proliferation of microorganisms . Most of the treatment of urinary tract infections was done by
using antibiotics according to the indication. The purpose of this study were to determine the level of
sensitivity of the bacteria which isolated and identified from the urine of patients urinary tract infection
against antibiotic such as cefixime, ciprofloxacin, and cotrimoksazole. For this research, samples was
taken from the urine of urinary tract infection patiens for the isolation and identification of bacteria, as
well as testing their sensitivity to antibiotics as the standard CLSI (Clinical and Laboratory Standards
Institute). These results indicated that three species of bacteria identified from the urine which isolated
from patients with urinary tract infections and there are Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella sp
. The three species of these bacteria had a sensitivity of 100 % against ciprofloxacin, intermediates of 57.1
% against cotrimosazole and 100% resistant against cefixime .

Keywords : Urinary tract infections, bacteria , identification, antibiotic, sensitivity

ABSTRAK
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang saluran kemih termasuk ginjal
akibat poliferasi mikroorganisme. Sebagian besar pengobatan infeksi saluran kemih menggunakan
antibiotik atas indikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kepekaan bakteri yang diisolasi
dan diidentifikasi dari urin penderita infeksi saluran kemih terhadap antibiotik cefixime, ciprofloxacin,
dan cotrimoksazole. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel urin penderita infeksi saluran
kemih untuk dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri, serta uji kepekaannya terhadap antibiotik sesuai
standar CLSI (Clinical and Laboratory Standards Institute). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
terdapat 3 jenis bakteri yang teridentifikasi dari isolat urin penderita infeksi saluran kemih yaitu
Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella sp. Ketiga jenis bakteri ini memiliki sensitifitas 100%
terhadap antibiotik ciprofloxacin, intermediet sebesar 57,1% terhadap antibiotik cotrimosazole dan
resisten sebesar 100% terhadap antibiotik cefixime.

Kata kunci : Infeksi saluran kemih, bakteri, identifikasi, antibiotik, sensitivitas

174
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dan


Infeksi saluran kemih (ISK) adalah Laboratorium Mikrobiologi Program Studi
infeksi yang terjadi di sepanjang saluran Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
kemih, termasuk ginjal akibat poliferasi Pengetahuan Alam Universitas Sam
mikroorganisme. Infeksi saluran kemih Ratulangi.
dapat dibagai menjadi cystitis dan Jenis Penelitian
pielonefritis. Cystitis adalah infeksi kandung Penelitian yang dilakukan
kemih sedangkan pielonefritis adalah infeksi menggunakan metode deskriptif eksploratif
pada ginjal yang dapat bersifat akut atau dengan pendekatan studi prospektif.
kronik (Corwin,2000). Infeksi saluran kemih Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
merupakan penyakit kedua tersering setelah total sampling dari pasien penderita ISK
infeksi saluran napas bagian atas yang menjalani rawat jalan di RSUP Prof. R.
(Betz,2009). Pada wanita biasanya ISK lebih D. Kandou Manado dari bulan Mei-Juni
sering terjadi, salah satu penyebabnya adalah 2016.
uretra wanita yang lebih pendek sehingga Alat dan Bahan
bakteri lebih mudah berkembang hingga Alat yang digunakan dalam penelitian
kandung kemih. Infeksi saluran kemih dapat yaitu : Jarum Ose, Cawan Petri (Normax),
terjadi pada pria usia lanjut meskipun jarang Bunsen, Tabung Reaksi (Pyrex), Rak
terjadi, penyebab paling sering ialah Tabung, Pinset, Pipet Tetes, Laminal Air
prostatitis dan hyperplasia prostat (Corwin, Flow (Biotek), Autoklaf (ALP), Baker Glass
2000). (Approx), Hot Plate dan Stirrer, Timbangan
Bakteri penyebab paling umum adalah Analitik (Kern), Gelas Ukur (Pyrex), Kapas,
Escherichia coli, organisme aerobic yang Mikropipet (Ecopipette), Erlenmeyer
banyak terdapat didaerah usus bagian (Approx), Inkubator (Incucell), Batang
bawah. ISK dapat pula disebabkan oleh Pengaduk, Mistar Berskala, Plastik Wrap
mikroorganisme lain seperti Proteus, dan Alumunium Foil, Tabung Hach.
Klebsiella, dan staphylococcus yang bisa Bahan yang digunakan dalam peneletian
ditemukan pada pemasangan kateter yaitu : Urine, cakram antibiotik Cefixime
(Tambayong,2000). Sebagian besar 5 g (Oxoid), Ciprofloxacin 5 g (Oxoid) dan
pengobatan ISK menggunakan antibiotik Cotrimoksazole 25 g (Oxoid), NaCl 0,9%,
atas indikasi. Antibiotik yang biasa Aquades, H2O2, Kristal Violet, Lugol,
digunakan adalah cotrimoksazole, Minyak Imersi, Alkohol, Nutrient Agar
fluoroquinolon, betalaktam contohnya (Oxoid), Nurien Broth (Oxoid), NaCl,
penisilin dan sefalosporin, dan Safranin, Simon Citrate Agar (Oxoid),
aminoglikosida (Syarif A dkk, 2007). Triple Sugar Iron Agar (Oxoid), Tripton
(Oxoid), Lysine Iron Agar (Oxoid),Yeast
METODOLOGI PENELITIAN Extract (Oxoid), Reagen covac, dan Agar
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Bacteriological (Oxoid).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pengambilan Sampel
Desember 2015 sampai Agustus 2016. Pengambilan sampel dilakukan
Tempat pelaksanaan dilakukan di RSUP dengan cara mengambil sampel urin pada 3

175
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

orang pasien rawat jalan yang terdiagnosa kemudian dituangkan pada masing-
infeksi saluran kemih di RSUP Prof. Dr. masing cawan petri sebanyak 20 ml dan
R.D. Kandou Manado. didinginkan sampai memadat. Media ini
Sterilisasi Alat digunakan untuk inokulasi bakteri dan uji
Alat-alat yang digunakan disterilkan kepekaan terhadap bakteri.
terlebih dahulu sebelum penelitian. Inokulasi Bakteri pada Media
Sterilisasi alat dilakukan menggunakan Diambil urin sebanyak 1 ml
autoklaf dengan cara alat-alat gelas yang kemudian dimasukkan pada tabung reaksi
akan digunakan dalam penelitian dibungkus yang telah berisi 10 ml NaCl 0,9% dan
menggunakan alumunium foil kemudian divortex. Selanjutnya dipipet sebanyak 100
dimasukkan kedalam autoklaf, kemudian dan dituangkan keatas media Nutrien
autoklaf dihidupkan pada suhu 121 selama Agar (NA) yang sudah memadat.
15-20 menit. Alat-alat yang sudah Selanjutnya cawan petri ditutup dengan
disterilkan kemudian ditunggu hingga plastik wrap. Urin yang mengandung bakteri
mencapai suhu kamar dan kering yang telah ditanamkan pada media Nutrien
(Maradona,2013). Agar selanjutnya diinkubasi dalam inkubator
Pembuatan Media pada suhu 35-36 ºC. Dibiarkan selama
a. Media Pertumbuhan minimal 18 jam, tetapi reinkubasi tambahan
Nutrien Agar (NA) sebanyak 2,3 gram selama 24 jam diindikasikan jika pada
dilarutkan dalam 100 ml aquades (23 pertumbuhannya kurang dari perkiraan atau
g/1000 ml) menggunakan Erlenmeyer, jika hanya terdapat sedikit koloni
setelah itu dihomogenkan dengan stirer (Vandepitte dkk,2010).
diatas penangas air sampai mendidih. Isolasi Bakteri
Media yang sudah homogeny ini Setiap koloni yang telah ditanam
disterilkan dalam autoklaf pada suhu pada media Nutrien Agar (NA) diambil
121ºC selama 15 menit, kemudian menggunakan jarum ose untuk dipindahkn
didinginkan sampai suhu ±45- ke media agar miring untuk mendapatkan
50 Media pertumbuhan digunakan isolat bakteri. Selanjutnya diinkubasi pada
dalam pertumbuhan dan isolasi bakteri suhu 35-36 ºC selama ±18-24 jam
yang berasal dari urin (Lay,1994). (Vandepitte dkk,2010).
b. Media Luria Bertani Agar Identifikasi Bakteri
Media LB dibuat dengan menimbang Identifikasi bakteri bertujuan untuk
tripton sebanyak 2 gram, NaCl sebanyak mengetahui jenis/genus bakteri yang
2 gram, yeast extract sebanyak 1 gram terdapat pada urin. Hal ini dilakukan dengan
dan agar bacteriological sebanyak 3 gram, beberapa pengujian.
kemudian dimasukkan kedalam Uji Morfologi dilakukan dengan
erlenmeyer dan dilarutkan bersama pewarnaan Gram yang bertujuan untuk
aquades sebanyak 200 ml kemudian memudahkan melihat bakteri dengan
dihomogenkan. Media yang sudah mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk
homogen ini disterilkan dalam autoklaf bakteri, melihat struktur luar dan struktur
pada suhu 121ºC selama 15 menit, dalam seperti dinding sel dan vakuola,

176
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang terbentuk larutan yang keruh. Kekeruhan
khas dari pada bakteri dengan zat warna, ini dipakai sebagai standar kekeruhan
serta menentukan bentuk bakteri apakah suspensi bakteri uji (Bresson dan
berupa basil, kokus, atau spiral Borges,2004).
Uji Fisiologi dilakukan dengan uji motilitas b. Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
yang bertujuan untuk mengetahui apakah Bakteri uji yang telah diinokulasi
bakteri yang diuji dapat melakukan diambil dengan jarum ose steril lalu
pergerakan atau tidak. disuspensikan kedalam tabung yang
Uji Indol bertujuan untuk menetukan berisi 5 ml larutan NaCl 0,9% hingga
kemampuan isolat uji dalam mendegradasi diperoleh kekeruhan yang sama dengan
triptofan. Untuk media ini digunakan media standar kekeruhan larutan Mc. Farland.
semi padat yang kaya akan triptofan. Perlakuan yang sama dilakukan pada
Uji Sitrat bertujuan untuk setiap jenis bakteri uji (Davis and
menentukan kemampuan bakteri dalam Stout,1971).
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon c. Penanaman Cakram Antibiotik
dan energi. Dipipet suspense bakteri uji sebanyak
Uji H2S bertujuan untuk menentukan 200 µl dan dituangkan keseluruh
kemampuan isolat uji dalam memproduksi permukaan media Luria Bertani Agar
H2S melalui reduksi tiosulfat. Adanya Plate selanjutnya diratakan
endapan hitam menunjukkan terjadinya menggunakan L-glass dan diamkan
produksi H2S. selama 5 menit. Tempatkan cakram
Uji Fermentasi karbohidrat bertujuan Cefixime 5 µg, Ciprofloxacin 5 µg, dan
untuk menentukan kemampuan bakteri Cotrimoksazole 25 µg, pada permukaan
dalam mendegradasi dan memfermentasikan media Luria Bertani Plate. Cakram
karbohidrat tertentu dengan memproduksi antibiotik ditekan menggunakan pinset
asam atau basa dan gas. agar dapat menempel secara sempurna
Uji lysin digunakan untuk melihat di permukaan agar. Selanjutnya
kemampuan bakteri melakukan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 18-24
dekarboksilasi dalam asam amino berupa jam. Dibuat tiga kali ulangan pada
lysin melalui produksi enzim dekarboksilasi. cawan petri yang berbeda (Kumala
Uji Katalase bertujuan untuk dkk,2010).
menentukan kemampuan bakteri untuk d. Pengukuran dan Penetapan Zona
mendegradasi hydrogen peroksida melalui Hambat
produksi enzim katalase. Setelah inkubasi, diamati zona
Uji Kepekaan Bakteri Terhadap pertumbuhan bakteri disekitar cakram
Antibiotik antibiotik. Koloni bakteri yang sensitif
a. Pembuatan Larutan Mc. Farland terhadap antibiotik Cefixime,
Larutan H2SO4 1% Sebanyak 99,5 ml Ciprofloxacin, dan Cotrimoksazole
dicampurkan dengan larutan BaCl2 dilihat dengan adanya zona hambatan
1,175% sebanyak 0,5 ml dalam berupa daerah bening di sekitar cakrram
Erlenmeyer. Kemudian dikocok sampai antibiotik. Daerah hambatan antibiotik

177
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

terhadap pertumbuhan bakteri diukur Ciprofloxacin dan Cotrimoksazole. Sehingga


menggunakan mistar berskala atau didapatkan distribusi frekuensi pola
jangka sorong dengan satuan mm. sensitivitas dari antibiotik Cefixime,
Kemudian zona hambatan dibandingkan Ciprofloxacin dan Cotrimoksazole yang
berdasarkan pedoman CLSI. dapat dilihat pada tabel berikut.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pola


Hasil Isolasi dan identifikasi secara Sensitivitas Bakteri Terhadap Antibiotik
Cefixime
Uji Morfologi, Uji Fisiologi, Uji Biokimia
Jenis Cefixime
dan Pewarnaan Gram dari 3 sampel urin
Bakteri Sensiti Intermedie Resiste
diperoleh 7 isolat. Untuk hasil penelitian f t n
mengenai jenis bakteri yang teridentifikasi Escherichi 0 0 3
dapat dilihat pada Tabel berikut : a Coli
Tabel 1. Jenis Bakteri Hasil Identifikasi Proteus 0 0 2
Mirabilis
Kode Isolat Hasil Identifikasi Klebsiella 0 0 2
Bakteri sp
U1-1 Escherichia Coli Jumlah 0 (0%) 0 (0%) 7
U1-2 Proteus Mirabilis (100%)
U2-1 Escherichia Coli
U2-2 Proteus Mirabilis
U2-3 Klebsiella sp Pada tabel 2 menunjukkan bahwa
U2-4 Klebsiella sp antibiotik cefixime telah resisten
U3-1 Escherichia Coli 100% terhadap semua jenis bakteri yang
berhasil diisolasi dari urin penderita ISK.
Dari tabel 1 ditunjukkan bahwa jenis tingginya angka resistensi terhadap golongan
beta lactam ini diakibatkan oleh kemampuan
bakteri yang teridentifikasi dari uji biokimia
bakteri untuk membentuk enzim beta lacta-
dan pewarnaan gram hasil isolasi dari urin mase. Untuk mengatasi masalah resistensi
cukup beragam yaitu Escherichia Coli (U1- kuman ini, telah disintesa dua jenis senyawa
1, U2-1, U3-1), Proteus Mirabilis (UI-2, U2- yaitu derivate yang tahan beta lactamase dan
2), Klebsiella sp (U2-3, U2-4). yang memblok beta lactamase
Uji Kepekaan Bakteri Terhadap (Mutiara,2012). Turunan sefalosporin masih
Antibiotik. tahan terhadap bermacam-macam lactamase
yang dibentuk oleh berbagai kuman, namun
Sensitivitas bakteri terhadap antibiotik
kenyataannya bakteri penyebab infeksi
diperoleh melalui pengukuran diameter zona saluran kemih, sebagian besar menunjukkan
hambatan yang terbentuk setelah proses angka resitensi yang cukup tinggi terhadap
penempelan cakram antibiotik. Hasil sefalosporin. Tingginya angka resistensi
pengukuran zona hambat selanjutnya terhadap sefalosporin diakibatkan oleh
dibandingkan dengan standar diameter zona penggunaan sefalosporin secara luas dan
tidak rasional.
hambatan berdasarkan pedoman CLSI
(Clinical and Laboratory Standards
Institute). Pada uji kepekaan digunakan 3
jenis cakram antibiotik yaitu Cefixime,
178
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

Tabel 4 menunjukan bahwa antibiotik


Cotrimoksazole memiliki pola sensitivitas
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pola
Sensitivitas Bakteri Terhadap Antibiotik yaitu intermediet dengan nilai paling tinggi
Ciprofloxacin sebesar 57,1%. intermediet merupakan hasil
kepekaan yang menunjukkan zona tengah
Jenis Ciprofloxacin antara sensitive dan resisten terhadap suatu
Bakteri Sensitif Intermedi Resiste antibiotik dan dapat digunakan dengan
et n
menaikan dosis terapi (Vandepitte et
Escherichi 3 0 0
a Coli al,2010). Sehingga dalam hal ini antibiotik
Proteus 2 0 0 cotrimoksazole masih dapat digunakan
Mirabilis sebagai terapi infeksi saluran kemih dengan
Klebsiella 2 0 0 menaikkan dosis terapi namun tetap
sp memperhatikan keamanan terapi.
Jumlah 7(100% 0(0%) 0(0%) Antibiotik tidak selamanya selalu
)
efektif membunuh bakteri atau menghambat
pertumbuhannya. Hal ini kemungkinan
Tabel 3 menunjukan bahwa antibiotik disebabkan oleh berbagai faktor, salah
Ciprofloxacin memiliki pola satunya adalah terjadinya resitensi bakteri
sensitive sebesar 100% terhadap semua jenis terhadap antibiotik tertentu. Resistensi
bakteri hasil isolasi dari urin
kuman adalah suatu sifat tidak terganggunya
penderita ISK, hal ini menandakan bahwa
ciprofloxacin merupakan antibiotik spectrum kehidupan sel bakteri oleh antibiotik.
luas yang dapat menghambat pertumbuhan Terdapat 5 mekanisme Antibiotik dalam
bakteri khususnya bakteri Gram negative membunuh bakteri, yaitu pertama,
penyebab infeksi saluran kemih (ISK). menghasilkan enzim yang menghancurkan
Mekanisme kerjanya dengan menghambat obat aktif. Kedua mengubah permeabilitas
tropoisomerase II (DNA girase) dan terhadap obat. Ketiga dengan mengubah
tropoisomerase VI pada bakteri
target struktural untuk obat. Keempat
(Setiabudy,2007).
dengan mengubah jalur metabolik yang
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pola dilintasi oleh reaksi penghambatan obat,
Sensitivitas Bakteri Terhadap Antibiotik contohnya beberapa bakteri yang resisten
Cotrimoksazole terhadap sulfonamid tidak memerlukan
Jenis Cotrimoksazole PABA ekstraseluler tetapi seperti sel
Bakteri Sensitif Intermediet Resisten mamalia dapat menggunakan asam folat
Escherichia 1 1 1 yang telah dibentuk sebelumnya. Kelima
Coli dengan mengubah enzim yang masih dapat
Proteus 0 1 1 melakukan fungsi metaboliknya tetapi
Mirabilis kurang dipengaruhi obat (Jawetz,2004).
Klebsiella 0 2 0
sp
KESIMPULAN
Jumlah 1(14,3%) 4(57,1%) 2(28,6%)
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

179
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

bakteri yang teridentifikasi dari isolat urin Davis and Stout.1971. Disc Plate Methods
penderita infeksi saluran kemih di RSUP of Microbiological Antibiotik
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado adalah jenis Assay.Mikrobiologi
Escherichia Coli, Proteus Mirabilis, dan Jawetz, M, Adelberg.2004. Mikrobiologi
Klebsiella sp. Ketiga jenis bakteri ini Kedokteran Fakultas Kedokteran
memiliki sensitifitas 100% terhadap edisi 23. Jakarta : ECG
antibiotik ciprofloxacin, intermediet sebesar Kumala dan Mardiastuti.2010. Pola
57,1% terhadap antibiotik cotrimoksazole Resistensi Antibiotik Terhadap Isolat
dan resisten sebesar 100% terhadap Bakteri Sputum Penderita Tersangka
antibiotik cefixime. Infeksi Saluran Nafas Bawah. Jurnal
Farmasi Indonesia. 5: 24-32
SARAN Lay. 1994. Analisis Mikroba di
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Laboratorium Edisi 1. Jakarta : Raja
perlu dipertimbangkan untuk penggunaan Grafindo Persada
antibiotik ciprofloxacin terhadap Maradona Doni. 2013. Uji Aktivitas
penderita ISK di RSUP Prof. Dr. R. D. Antibakteri Estrak Etanol Daun
Kandou Manado Durian (Duriozibethinus L),Daun
2. Perlu dilakukan evaluasi prosedur terapi Lengkeng (Dimocarpus longan
ISK dengan antibiotik agar selalu sesuai Lour), Dan Daun Rambutan
dengan pola bakteri penyebab dan uji (Nephelium lappaceumL) Terhadap
kepekaannya yang terkini, agar mendapat Bakteri Staphylococcus aureus
terapi yang tepat. ATCC 25925 dan Escherichia coli
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut ATCC 25922. Uin syarif
dengan jumlah sampel yang lebih banyak hidayatullah jakarta
dan dilakukan secara teratur untuk (skripsi).
mengetahui antibiotik yang tepat bagi Mutiara Medika.2012. Identifikasi Pola
penderita ISK berdasarkan pola kepekaan Kepekaan dan Jenis Bakteri pada
bakteri terhadap antibiotik. Pasien Infeksi Saluran Kemih di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta. Vol 12. 2: 93-101.
Betz, Cecily Lynn. 2009. Buku Saku Setiabudy. R.2007 . Farmakologi dan
Keperawatan Pediatri ed.5. Terapi. Edisi 5. Balai penerbit FKUI.
Jakarta:EGC Jakarta
Bresson dan Broges. 2004. Delievery Syarif, A et.al. 2007 . Farmakologi dan
Methods for Introducing Endophitic Terapi edisi 5. Jakarta: Gaya Baru
Bacteria into Maize.Biocontrol. 49: Tambayong.2000. Patofisiologi untuk
315-322 Keperawatan. Jakarta: ECG
Corwin, Elizabeth J.2000. Hand Book Vandepitte,J,K. Engbaek, P.Rohner, P.Piot,
Pathophysiology edisi pertama. Alih C.C Heuck.2010. Prosedur
bahasa: Brahm U. Jakarta: EGC Laboratorium Dasar Untuk
Bakteriologi Klinis. Edisi 2.

180
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

Terjemahan L.Setiawan. Buku


Kedokteran.Jakarta:EGC

181

Potrebbero piacerti anche