Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
3596
JEJAK
Journal of Economics and Policy
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jejak
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15294/jejak.v7i1.3596
Abstract
This study is to determine the level of income inequality in Indonesia period for 2006-2011 and to test whether the inequality
increased significantly during that period. In addition, the purpose of this study was to map the pattern of regional classification
based on economic growth. Technical analysis of inequality used is the Williamson Index and Theil Entropy Index. The Paired
Sample T-Test is used to determine the significance of inequality growth from 2006 to 2011. Meanwhile the regional growth
pattern was analyzed by Klassen typology. The research data includes the number of Indonesian population and Gross Domestic
Product (GDP) per capita per province. According to the index calculation of Williamson, the level of income inequality in
Indonesia tends to increase by 0.83 in 2011. Based on the Paired Sample T-Test it is found that the Williamson Index in 2011
increased significantly compared to that of in 2006. In contrast the Theil Index show the decreasing trend of income inequality
eventhough there was slight increase at the end of period 2011.The results from the Klassen typology shows that most of region
is classified as a higher growth but low income level of development.
Keywords: income inequality, Williamson Index, Theil Entrophy Index, Klassen Typology
Abstrak
Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketimpangan pendapatan di Indonesia 2006-2011 dan melihat apakah
selama periode tersebut terjadi peningkatan ketimpangan yang signifikan. Selain itu juga, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pola/klasifikasi daerah yang didasarkan pada pertumbuhan ekonominya. Metode perhitungan
untuk analisis ketimpangan adalah Indeks ketimpangan Williamson dan Indeks ketimpangan Entropi Theil, sedangkan
perkembangan distribusi pendapatan dengan Paired Sample T-Test. Analisis pola pertumbuhan menggunakan teknik
Tipologi Klassen.Data penelitian meliputi jumlah penduduk Indonesia dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
per kapita per provinsi. Menurut hasil perhitungan Indeks Williamson, selama periode penelitian tingkat ketimpangan
pendapatan di Indonesia menunjukkan pergerakan yang meningkat dengan nilai pada tahun 2011 sebesar 0,83. Berdasarkan
uji paired t-Test ditemukan hasil bahwa terdapat ketimpangan pendapatan yang signifikan pada 2011 dibandingkan
dengan 2006. Sedangkan hasil dari Indeks Theil didapatkan tingkat ketimpangan di Indonesia selama periode penelitian
cenderung menurun dengan nilai sebesar 0,34 pada tahun 2011 meskipun meningkat pada akhir periode. Hasil dari
tipologi Klassen menunjukkan bahwa kecenderungan provinsi berada pada kategori daerah maju tapi tertekan.
Kata Kunci: ketimpangan pendapatan, Indeks Williamson, Indeks Entropi Theil, Tipologi Klassen
How to Cite: (2013). Canalisis Perubahan Ketimpangan Pendapatan Dan Pertumbuhan Ekonomi Antar
Propinsi Di Indonesia 2006-2011. JEJAK Journal of Economics and Policy, 6 (2): 103-213 doi: 10.15294jejak.
v7i1.3596
Corresponding author : ISSN 1979-715X
Address: Jalan Ring Road Utara Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta
E-mail: rokhedi@uii.ac.id
180 Doni Mahardiki, Rokhedi Priyo Santoso, Analisis Perubahan Ketimpangan Pendapatan Dan Per-
tumbuhan Ekonomi Antar Propinsi Di Indonesia 2006-2011
PENDAHULUAN Hasil pajak dan pengelolaan kekayaan
alam yang dilakukan oleh pemerintah pusat,
Pertumbuhan ekonomi selalu kemudian di distribusikan ke seluruh daerah.
menjadi pusat perhatian dalam masalah Meskipun pendapatan yang diperoleh
meningkatkan taraf kesejahteraan pemerintah pusat sudah dibagi secara
masyarakat di suatu negara dan khususnya merata, akan tetapi masih saja terdapat
pada negara sedang berkembang. daerah-daerah yang terbelakang baik dari
Indonesia merupakan salah satu negara segi ekonomi maupun pembangunanya.
sedang berkembang yang terus berupaya Masalah tersebut berpangkal pada pola
meningkatkan pertumbuhan ekonominya. pendistribusiannya yang mana pemerintah
Dengan kondisi geografis Indonesia yang membagi rata pendapatan yang diterima
merupakan negara kepulauan menjadikan kepada seluruh daerah tanpa melihat
daerah-daerah di Indonesia memiliki kondisi daerah tersebut apakah sudah maju
kandungan sumber daya alam yang berbada- atau belum. Hal ini menjadikan daerah
beda. Tidak hanya itu, dengan status yang sudah maju menjadi semakin maju
negara kepulauan menjadikan Indonesia dan yang belum maju menjadi semakin
memiliki jumlah penduduk yang banyak tertinggal pembangunannya.
dengan berbagai latar belakang etnik dan Paradigma pembangunan yang dibuat
budaya yang berbeda-beda. Pada tahun oleh pemerintah pusat mengharuskan
2000, Indonesia memiliki jumlah penduduk adanya penyeragaman kebijakan di setiap
sebesar 206.264.595 jiwa yang tersebar di 33 daerah. Adanya penyeragaman tersebut
provinsi. Jumlah tersebut diperkirakan akan menjadikan sistem kepemerintahan baik di
terus mengalami pertambahan yang cepat pusat maupun di daerah tidak jauh berbeda.
melihat angka laju pertumbuhan penduduk Tidak hanya dalam segi kepemerintahan
Indonesia yang terus meningkat. saja, akan tetapi eksekusi pelaksanaan
Dimulai pada tahun 1954, sistem proyek pembangunan juga harus sesuai
kelembagaan di Indonesia dijalankan dengan apa yang diinstruksikan oleh
dengan sistem negara kesatuan yang terdiri pemerintah pusat. Pemerintah beralasan
dari beberapa unsur yaitu, menjadikan bahwa dengan adanya penyeragaman
pemerintah pusat sebagai tingkat menjadikan hasil-hasil pembangunan
pertama, provinsi sebagai tingkat kedua menjadi lebih mudah diukur, dikendalikan,
dan kabupaten sebagai tingkat ketiga diawasi dan dievaluasi (Delis dkk, 2008).
(Delis, dkk, 2008). Selain itu, pemilihan Dampak negatif dari adanya sistem
sebagian besar pejabat pada waktu itu di kepemerintahan yang tersentralisasi
lakukan oleh pemerintah pusat sehingga adalah semakin kuatnya ketergantungan
sistem kepemerintahan masih bersifat daerah terhadap pemerintah pusat baik
tersentralisasi. Sistem kepemerintahan dari segi keuangan maupun tatakelola
yang tersentralisasi menjadikan segala kepemerintahan daerah. Adapun akibat
kebijakan yang diambil bersumber dari lain dari sistem ini yaitu perkembangan
pemerintah pusat. Tidak hanya sistem pembangunan yang hanya berkonsentrasi
kelembagaannya saja yang terpusat akan di pulau Jawa yang mana hal ini menjadikan
tetapi pengelolaan pajak dan berbagai hasil pulau Jawa lebih maju dibandingkan
kekayaan alam di Indonesia sepenuhnya pulau lainnya dan pada akhirnya akan
dikelola oleh pemerintah pusat dan daerah menimbulkan perbedaan struktur ekonomi
hanya menerima sebagian dari yang antara daerah yang satu dengan daerah yang
sudah ditentukan oleh pusat. Daerah yang lainnya.
mempunyai kekayaan alam yang berlimpah Mengingat luas wilayah Indonesia
tidak bisa melaksanakan pembangunan yang terbentang dari Sabang sampai
sesuai dengan kebutuhan lantaran sumber Merauke menjadikan sistem sentralisasi
fiskal daerah masih diatur oleh pemerintah tidak efektif diterapkan di Indonesia. Basri
pusat. dan Munandar (2009:450) berpendapat
JEJAK Journal of Economics and Policy 6 (2) (2013): 103-213 181
y y1 > y yi < y
r
ri > r Daerah maju dan cepat tumbuh Daerah berkembang cepat
ri < r Daerah maju tetapi tertekan Daerah relatif tertinggal
186 Doni Mahardiki, Rokhedi Priyo Santoso, Analisis Perubahan Ketimpangan Pendapatan Dan Per-
tumbuhan Ekonomi Antar Propinsi Di Indonesia 2006-2011
(2011) pada Tabel 2.
Dimana r adalah rata-rata
pertumbuhan ekonomi provinsi di
Indonesia, y adalah rata-rata PDRB ………………(3)
perkapita provinsi di Indonesia, ri adalah Dimana t adalah nilai distribusi t,
pertumbuhan ekonomi suatu provinsi, dan
yi adalah PDRB perkapita suatu provinsi i adalah nilai rata-rata sample pertama,
Analisis Tipologi Klassen dalam adalah nilai rata-rata sample kedua,
perhitungannya mendasarkan dalam adalah penduga varians gabungan populasi,
pengelompokkan suatu sektor dengan ni adalah jumlah sampel populasi pertama,
melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor dan n2 adalah jumlah sampel populasi kedua
tertentu terhadap total PDRB suatu daerah Untuk mengetahui tingkat perbedaan
(Widodo, 2006). yang ada sangat signifikan atau tidak,
dapat dilihat melalui nilai probabilitasnya.
Paired Sample T-Test
Besaran yang diperoleh dari Dengan ketentuan jika nilai value lebih
perhitungan Indek Williamson dan Indek besar daripadai level of significantmaka
Theil setiap propinsi di Indonesia pada 2006 tidak terdapat perbedaan ketimpangan yang
dan 2011 dibandingkan dengan teknik Paired signifikan antara 2006 dan 2011 dan apabila
Sample T-Test. Uji ini digunakan untuk value lebih kecil daripada
mengetahui apakah dua variabel dalam satu level of significantmaka terdapat perbedaan
kasus data memiliki rata-rata yang sama. ketimpangan yang signifikan.
Uji Paired t-Test juga digunakan untuk Salah satu syarat Paired Sample T-Test
mengetahui apakah terdapat perbedaan adalah data berdistribusi normal. Sebelum
mean (rata-rata) dalam dua variabel pada data dari hasil Indeks Williamson dan Indeks
satu kasus data. Secara matematis rumus Entropi Theil diuji dengan metode Paired
untuk mencari nilai t dari uji tersebut dapat Sample T-Test,data terlebih dahulu di uji
ditulis sebagai berikut: normalitas untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal atau tidak.
Uji Kolmogrov-Smirnov adalah salah satu
uji dalam analisis statistik yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat kesesuaain menjadi 0,818 pada tahun 2007. Pada tahun
antara distribusi nilai pada sampel dengan 2008 naik lagi menjadi 0,820. Kenaikan
distribusi toeritis tertentu. angka Indeks Williamson pada tahun 2008
ini, dimungkinkan terkena imbas dari krisis
HASIL DAN PEMBAHASAN global dan kenaikan harga bahan bakar di
dalam negeri. Angka Indeks Williamson
Pada sub bab ini disajikan hasil dari kemudian turun menjadi 0,815 pada tahun
perhitungan Indeks Kesenjangan William- 2009 sampai pada tahun 2010, dan 2011
son, Indeks Entropi Theil, uji Normalitas meningkat lagi masing-masing sebesar 0,818
danPaired Sample T-Test, dan Tipologi Klas- dan 0,834. Berdasarkan laporan Bank Dunia
sen. Hasil perhitungan dari Indeks William- pada bulan Maret 2011, mengatakan bahwa
son selama periode penelitian 2006-2011 da- kenaikan harga komoditas global pada
pat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini. tahun 2011 memiliki kecenderungan yang
sama dengan kenaikan harga komoditas
Tabel 3. Indeks Ketimpangan Williamson yang terjadi pada tahun 2008. Meskipun
Di Indonesia 2006-2011 naiknya harga dari komoditas tersebut
Tahun Indeks Williamsons dapat meningkatkan pendapatan negara,
2006 0,667 akan tetapi hal tersebut perlu diwaspadai
2007 0,818 dampaknya terhadap masyarakat golongan
2008 0,820
mengengah kebawah yang bisa menurunkan
2009 0,815
2010 0,818 pendapatan riil masyarakat.
2011 0,834 Secara umum nilai Indeks Williamson
rata-rata 0,796 provinsi di Indonesia selama periode
Sumber: Lampiran Indeks Wiliamson, 2013. penelitian tahun 2006 – 2011 mengalami
kecenderungan meningkat. Grafik
Pada Tabel 3 dapat diketahui kecenderungan peningkatan dan penurunan
bahwa rata-rata ketimpangan PDRB per ketimpangan yang terjadi di provinsi di
kapita antar Provinsi di Indonesia selama Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1.
periode 2006 – 2011 mencapai nilai 0,796. Nilai Indeks Williamson di provinsi
Ketimpangan antar Provinsi yang terjadi di Indonesia jika dilihat secara rata-rata
di Indonesia dari tahun 2006 ke tahun 2011 tingkat Produk Domestik Regional Bruto
cenderung meningkat. Pada tahun 2006 (PDRB) per kapita antar provinsi mengalami
nilai Indeks Williamson sebesar 0,667 naik ketimpangan yang relatif tinggi.Hal ini
Tabel 5. Rata-Rata PDRB Per Kapita dan Pertumbuhan Provinsi di Indonesia 2006-2011
Rata-Rata PDRB Perkapita
Provinsi Rata-Rata Pertumbuhan (%)
(Ribu Rupiah)
Nanggroe Aceh Darussalam 8,102 -0,62
Sumatera Utara 8,227 6,25
Sumatera Barat 7,490 5,97
Riau 17,621 4,40
Jambi 5,401 7,03
Sumatera Selatan 8,193 5,39
Bengkulu 4,536 6,04
Lampung 4,681 5,63
Bangka Belitung 8,711 4,86
Kepulauan Riau 24,711 6,30
DKI Jakarta 38,416 6,14
Jawa Barat 7,034 5,93
Jawa Tengah 5,215 5,59
DI Yogyakarta 5,597 4,59
Jawa Timur 8,170 6,16
Banten 7,665 8,56
Bali 7,237 6,53
Nusa Tenggara Barat 4,024 4,39
Nusa Tenggara Timur 2,527 5,04
Kalimantan Barat 6,472 5,31
Kalimantan Tengah 8,082 6,14
Kalimantan Selatan 7,941 5,74
Kalimantan Timur 32,959 3,47
Sulawesi Utara 6,390 7,57
Sulawesi Tengah 6,107 8,57
Sulawesi Selatan 5,740 7,15
Sulawesi Tenggara 4,818 7,89
Gorontalo 2,575 7,57
Sulawesi Barat 3,775 9,12
Maluku 2,739 5,94
Maluku Utara 2,753 6,32
Papua Barat 10,007 14,83
Papua 9,419 -0,13
Rata-rata 8,889 6,050
Sumber : BPS Indonesia, 2006 – 2011 (diolah)
Indonesia untuk lebih jelasnya dapat lihat dapat diketahui bahwa dari 33 Provinsi,
grafik pada Gambar 3 berikut: 12 di antaranya termasuk dalam kategori
daerah relatif tertinggal, karena rendahnya
Gambar 3 Pola dan Struktur pendapatan per kapita dan pertumbuhan
Perekonomian Provinsi di Indonesia PDRB perkapitanya yang berada di bawah
Menurut Tipologi Klassen rata-rata Indonesia.Pola dan struktur
2006 –2011 perekonomian provinsi di Indonesia 2006-
2011 dapat diklasifikasikan menjadi empat
Berdasarkan pengklasifikasian yang kategori yaitu:Pertama, Daerah cepat maju
menggunakan Tipologi Klassen maka dan tumbuh cepat, Kuadran I (high growth
190 Doni Mahardiki, Rokhedi Priyo Santoso, Analisis Perubahan Ketimpangan Pendapatan Dan Per-
tumbuhan Ekonomi Antar Propinsi Di Indonesia 2006-2011
PAPUABARAT
15.00
10.00
SULBAR'
Banten
SULTENGGA
Pertumbuhan
NTT
KALSEL
5.00 Riau
BABEL
NTB DIY KALTIM
0.00 NAD'
PAPUA
PDRB_Perkapita
and high income). Propinsi ini meliputi Papua, Riau, dan Kalimantan Timur.
Provinsi Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Provinsi yang termasuk klasifikasi ini
dan Papua Barat. Provinsi yang termasuk merupakan provinsi yang mempunyai
daerah cepat maju dan cepat tumbuh pada potensi besar, milsalnya potensi minyak
umumnya merupakan provinsi yang sudah dan gasnya. Keempat, Daerah yang relatif
maju dari segi pembangunan maupun tertinggal, Kuadran IV (low growth and low
pertumbuhan yang cepat. Di samping income). Provinsi ini meliputi 12 Provinsi
itu provinsi yang termasuk klasifikasi ini yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
biasanya merupakan pusat perdagangan Bengkulu, Bangka Belitung, DI Yogyakarta,
dan industri.Kedua, Daerah yang maju Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
tetapi tertekan, Kuadran II (high income but Timur Kalimantan Barat, Kalimantan
low growth). Propinsi ini meliputi Provinsi Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi
Sulawesi Barat, Banten, Sulawesi Tenggara, Utara Sulawesi Tengah, dan Maluku.
Jambi, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Maluku Meskipun PDRB perkapitanya tinggi,
Utara, Bali, Sumatra Utara, Sumatra Barat, namun pertumbuhan PDRB perkapita 12
Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Provinsi ini rendah. Provinsi yang termasuk
Jawa Tengah Banten, dan Sulawesi Selatan. klasifikasi ini merupakan provinsi yang
Provinsi yang termasuk klasifikasi ini yang dari segi pertumbuhan ekonomi maupun
merupakan provinsi yang relatif maju, pendapatan per kapitanya relatif lebih kecil
tetapi dalam beberapa tahun mengalami dibandingkan provinsi-provinsi lain di
pertumbuhan ekonomi yang relatif kecil. Indonesia.
Ketiga, Daerah yang berkembang Dua besaran indek ketimpangan
cepat, Kuadran III (high growth but low Williamson dan Theil pada tahun 2006
income). Provinsi ini meliputi Provinsi dan 2011 di atas kemudian diuji apakah
JEJAK Journal of Economics and Policy 6 (2) (2013): 103-213 191
terdistribusi normal atau tidak sebelum dapat diartikan bahwa menurut perhitungan
dilakukan Paired Sample T-Test. Adapun Indeks Williamsons, tingkat ketimpangan
hasil uji normalitas pada data Indeks pendapatan yang ada di Indonesia selama
Williamson dan Indeks Theil dapat dilihat periode penelitian tergolong tinggi atau
pada Tabel 6. relatif timpang. Berbeda dengan Indeks
Berdasarkan hasil uji normalitas Williamsons, dalam perhitungan Indeks
menggunakan metode uji Kolmogorov- Entropi Theil menunjukkan hasil bahwa
Smironov diperoleh nilai probabilitas dari tingkat ketimpangan pendapatan di
Indeks Williamsons tahun 2006 dan 2011 Indonesia selama periode penelitian relatif
stabil.
adalah sebesar 0.000<0.05 ( ) yang artinya
menolak H0 atau data tidak berdistribusi
SIMPULAN
normal. Adapun hasil uji normalitas pada
Indeks Entropi Theil tahun 2006 dan 2011
Berdasarkan hasil perhitungan Indeks
mempunyai nilai probabilitas 0.006 dan
Kesenjangan Williamson diketahui bahwa
0.001<0.05 yang artinya menolak H0 atau
rata-rata ketimpangan PDRB per kapita
data tidak berdistribusi normal. Dari hasil
antar provinsi di Indonesia selama periode
uji Kolmogorov-Smironov dapat ditarik
2006 – 2011 mencapai nilai 0,796. Secara
kesimpulan bahwa data Indeks Williamson
umum nilai Indeks Kesenjangan Williamson
tahun 2006 dan 2011 serta Indeks Entropi
Provinsi di Indonesia selama periode
Theil 2006 dan 2011 tidak berdistribusi
2006 – 2011 mengalami kecenderungan
normal. Oleh karena itu, sebelum data
meningkat. Kenaikan tingkat ketimpangan
tersebut di uji dengan Paired Sample T-Test,
juga secara statistik signifikan. Sementara
maka data di transformasikan kedalam
itu hasil perhitungan Indeks Kesenjangan
bentuk logaritma terlebih dahulu.
Theil didapatkan rata-rata nilai Indeks
Uji Paired Sample T-Test dilakukan
Kesenjangan Theil pada tahun 2006 – 2011
terhadap log Indeks Williamson dan Theil.
sebesar 0,3513. Secara umum nilai Indeks
Dengan menggunakan data yang sudah di
Kesenjangan Theil dari provinsi di Indonesia
log-kan terlebih dahulu maka didapatkan
selama periode 2006 – 2011 mengalami
hasil pada Tabel 7.
kecenderungan meningkat di akhir periode
Berdasarkan hasil olah data diperoleh
meskipun tidak terdapat perbedaan yang
bahwa tingkat ketimpangan antara tahun
signifikan pada pertumbuhan ketimpangan
2006 dan tahun 2011 menunjukkan adanya
pendapatan.
perubahan ketimpangan yang signifikan.
Berdasarkan Tipologi Klassen dilihat
Sementara itu menurut perhitungan Indeks
dari rata-rata pertumbuhan ekonomi
tidak terdapat perubahan ketimpangan
dan rata-rata pendapatan per kapita dari
pendapatan yang signifikan. Lebih lanjut
Tabel 6. Hasil Uji Kolmorogrov-Smironov Pada Indeks Ketimpangan 2006 dan 2011
Variabel Kolmogorov-Smirnov Z Probabilitas Keterangan
Indeks Williamson 2006 2.071 0.000 distribusi tidak normal
Indeks Williamson 2001 2.616 0.000 distribusi tidak normal
Indeks Theil 2006 1.707 0.006 distribusi tidak normal
Indeks Theil 2011 1.921 0.001 distribusi tidak normal
Sumber: Hasil uji Kolmogorov-Smironov, 2013
Tabel 7. Hasil Paired Sample T-Test Indeks Ketimpangan 2006 dan 2011
Variabel t-statistik Probabilitas Keterangan
Indeks Williamson 4.375 0.000 Ada Perbedaan
Indeks Theil -0.396 0.696 Tidak Ada Perbedaan
Sumber: Hasil Olah Data Paired Sample t-Test, 2013.
192 Doni Mahardiki, Rokhedi Priyo Santoso, Analisis Perubahan Ketimpangan Pendapatan Dan Per-
tumbuhan Ekonomi Antar Propinsi Di Indonesia 2006-2011
masing-masing Provinsi di Indonesia DAFTAR PUSTAKA
dapat diketahui bahwa terdapat 3 provinsi
yang masuk kedalam kategori daerah Arsyad, Lincolin. (2010). Ekonomi Pembangunan
(Edisi 5). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
cepat maju dan tumbuh cepat yaitu yaitu
Badan Pusat Statistik. (2007). Statistik Indonesia. Ja-
Provinsi Kepulauan Riau, DKI Jakarta, karta : BPS
dan Papu Barat. Daerah yang masuk Basri, Faisal., dan Haris Munandar. (2009). Lanskap
kedalam kategori daerah maju tapi tertekan Ekonomi Indonesia: Kajian dan Renungan
sebanyak 15 Provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Terhadap Masalah-masalah Struktural, Trans-
formasi Baru dan Prospek Perekonomian In-
Barat, Banten, Sulawesi Tenggara, Jambi, donesia. Jakarta: Kencana.
Gorontalo, Sulawesi Selatan, Maluku Blartman, Christopher., Jason Hwang., and Jeffrey
Utara, Bali, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Gale Williamson. (2007) Winners and Losser
Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah in the Commodity Lottery the Impact of Trade
Growth and Volatility in the Periphery 1870-
Banten, dan Sulawesi Selatan. Kategori
1939. Journal of Development Economics 82
selanjutnya adalah daerah yang berkembang (2007) 156– 179
dengan cepat dengan jumlah provinsi yang Chambers, Dustin. (2007). Trading places: Does past
masuk kedalam kategori ini sebanyak 3 growth impact inequality?. Journal of Devel-
Provinsi yaitu Provinsi Papua, Riau, dan opment Economics. 82 (2007) 257– 266
Dellis, Arman., Roesmeli., dan Novita Sari. (n.d).
Kalimantan Timur. Jumlah Provinsi yang Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar
masuk kedalam kategori daerah yang relatif Wilayah di Indonesia Periode 1990-2008.
tertinggal adalah meliputi 12 Provinsi yaitu Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indone-
yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sia Vol. 4. website: http://www.scribd.com/
doc/81563119/Indonesia-Jurnal.
Bengkulu, Bangka Belitung, DI Yogyakarta,
Gemmell, Norman. (1992). Ilmu Ekonomi Pembangu-
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur nan, Beberapa Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Gunther, Isabel .,and Michael Grimm. (2007). Mea-
Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara suring pro-poor growth when relative prices
Sulawesi Tengah, dan Maluku. shift, Journall of Development Economics 82
(2007) 245– 256
Dalam mengatasi permasalahan Juri, Mat. (2012). Analisis Konstribusi Pajak Daerah
lebarnya kesenjangan, paradigma kebijakan dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan
yang dibuat pemerintah harus mampu Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda. Jurnal
menyeimbangkan antara percepatan Eksis, 8(1), 2020-2031.
Kuncoro, Mudrajad. (2001). Metode Kuantitatif: Teori
pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan
Dan Aplikasi Untuk Bisnis Dan Ekonomi (Edi-
antar daerah. Salah satu kebijakan yang si 1). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
dapat ditempuh oleh Pemerintah Provinsi Kuncoro, Mudrajad. (2006). Ekonomika Pembangu-
di Indonesia adalah agar perencanaan nan: Teori, Masalah dan Kebijakan (Edisi 4).
pembangunan diprioritaskan pada daerah Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Nasution, Mah. (2011). Analisis Ketimpangan
yang relatif tertinggal untuk mengatasi Pendapatan Asli Daerah Antar Kabupaten/
kemiskinan, pengangguran, lapangan usaha Kota diProvinsi Sumatera Utara Tahun 2007-
yang sedikit dan masih banyak lagi. Untuk 2009 [Inequality of Local-Owned Revenue
meningkatkan kemapuan daerah yang of Municialities in North Sumatera].Unpub-
lished Undergraduate Thesis. Undergraduate
kurang berkembang, pemerintah provinsi di
Program. Yogyakarta: Universitas Islam Indo-
Indonesia dapat melakukan pemberdayaan nesia.
masyarakat dengan mengelola potensi Pujiati, Amin. (2009). Analisis Kawasan Andalan di
daerah yang ada. Dengan memberikan Jawa Tengah. Jurnal Aset, Vol. 11 No. 2, hala-
subsidi yang bersifat materi maupun non man 117-128
Sjafrizal, Sjafrizal. (2012). Ekonomi Wilayah dan
materi seperti mengirim tenaga ahli untuk Perkotaan. Jakarta: Rajawali Press.
memberikan penyuluhan, menjadikan Sultan, Sultan., dan Jamzani Sodik. (2010). Analisis
masyarakat dapat berkreasi mengelola Ketimpangan Pendapatan Regional di DIY-Ja-
potensi wilayah tanpa harus menunggu wa Tengah Serta Faktor-Faktor yang Mempen-
garuhi Periode (2000-2004). Buletin Ekonomi,
petunjuk Gubernur dan Bupati, termasuk di
8(1), 33-44
dalamnya adalah membangun infrastruktur Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang
kabupaten dan kecamatan. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
JEJAK Journal of Economics and Policy 6 (2) (2013): 103-213 193
Pusat dan Pemerintah Daerah rnal Orbith Vol. 7 No. 1, halaman 1-5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Ta- Widodo, Tri. (2006). Perencanaan Pembangunan: Ap-
hun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, Ja- likasi Komputer (Era Otonomi Daerah). Yog-
karta. yakarta: UPP STIM YKPN.
Widiyati, Sri. (2011). Pengembangan Ekonomi Kabu-
paten Semarang Melalui Wilayah Andalan. Ju-