Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT.
Uric acid (gout) is characterized by uric acid levels were persistently elevated in the blood
(hyperuricemia) having a concentration greater than 7 mg/dl in men and 6 mg/dl in women.
Provision of unsaturated fatty acids Omega 3 can reduce inflammation and pain in the new
joint study on rheumatoid arthritis and osteoarthritis patients.The purpose of this study was
to determine the effect of food supplementation of unsaturated fatty acids Omega 3 to
decrease uric acid levels in patients with uric acid (gout) in the outpatient department of
Prof.dr. R.D. Kandou Manado. This research is a Clinical Trial with Non- randomized study
designs quasi experimental Concurrent Control Trial (Non- Equivalent Control Group
Design With Pre Test and Post Test). The treatment group was given food supplements
unsaturated fatty acids Omega 3 at a dose of 600 mg / day , and the control group was not
given Omega 3, but given Vitamin E 100 g per day as a placebo. Samples were people
with gout/hyperuricemia (gout). The data collected by interview (characteristics of the
sample) and uric acid levels (lab results) after 8 weeks of consuming omega 3. Data
analysis using the t test and paired . The result there is a decrease in blood levels of uric
acid in the treatment group (from 8.30 mg/dl to 7,28 mg/dl) when compared with the levels
of uric acid in the blood in the control group ( from 8.22 mg / dl to 8 , 64 mg/dl) . Changes in
uric acid levels in the treatment group was statistically (Paired) had a difference (difference
decreases) were highly significant with a value of t = 5.832 (p = 0.000). Results of
statistical tests (t test) of the differences in levels of uric acid in the two groups (treatment
and control) showed a significant difference with p = 0.004 (p < 0,05). Conclusions are the
effect of Omega 3 fatty acids to decrease uric acid levels .
PENDAHULUAN
Asam urat adalah asam yang (Buraerah dkk, 2010). Laporan hasil
berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil Riskesdas 2007, prevalensi penyakit sendi di
akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan Indonesia secara nasional sebesar 30,3%.
nukleoprotein), yaitu salah satu komponen Menurut daerah provinsi, prevalensi penyakit
asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel sendi tertinggi di jumpai di Papua Barat
tubuh (Wibowo, S, 2006). Penyakit asam urat (28,8%), dan di Sulawesi Utara sebesar
(gout artritis) adalah salah satu dari 110 jenis 25,5%.
penyakit rematik yang ditandai oleh kadar Faktor risiko akibat timbulnya penyakit
asam urat yang terus menerus tinggi di dalam asam urat adalah pola makan, kegemukan
darah (hiperurisemia) yang konsentrasinya dan suku bangsa. Prevalensi orang Maori di
lebih besar dari 7 mg/dl pada laki-laki dan 6 Australia terserang penyakit asam urat tinggi
mg/dl pada perempuan (Cohen, 1995). Asam sekali, sedangkan di Indonesia prevalensi
urat yang berlebih akan menumpuk dalam tertinggi pada penduduk pantai dan yang
aliran darah, mengendap dalam bentuk kristal paling tinggi di daerah Manado-Minahasa
di sendi-sendi kecil atau jaringan lunak karena kebiasaan atau pola makan ikan dan
sehingga menimbulkan nyeri dan peradangan mengkonsumsi alkohol. Karena alkohol dapat
akut (arthritis). Penelitian Rotty dkk (1999) di menyebabkan pembuangan asam urat lewat
Minahasa dari 309 orang usia dewasa muda urine berkurang sehingga asam uratnya tetap
terdapat hiperurisemia sebanyak 106 orang bertahan di dalam darah. (Isbagio, dkk 2003).
(34,30%). Di Minahasa (2003), proporsi Suku Minahasa dan Tapanuli berpeluang
kejadian arthritis gout sebesar 29,2%, menderita penyakit gout lebih tinggi
1
2 GIZIDO Volume 5 No. 1 Mei 2013 Pemberian Asam Lemak Rudolf Boyke Purba, dkk
2
3 GIZIDO Volume 5 No. 1 Mei 2013 Pemberian Asam Lemak Rudolf Boyke Purba, dkk
3
4 GIZIDO Volume 5 No. 1 Mei 2013 Pemberian Asam Lemak Rudolf Boyke Purba, dkk
vitamin E natural 100 mg/soft kapsulnya serta Paired t-test, sedangkan antara kelompok
soft kapsul vitamin E natural 100 mg yang perlakuan dan kontrol dianalisis dengan
diberikan kepada sampel control (sebagai menggunakan uji independent t-test, dan
placebo). Instrument pengumpulan data dianggap bermakna bila nilai p < 0,05 pada
berupa daftar pertanyaan untuk mengetahui derajat kepercayaan 95%. Analisis data
karakteristik responden. menggunakan program komputer SPSS.
3. Jenis Pekerjaan
- Bekerja 5 (33,3%) 3 (20,0%) Χ2 = 0,682
- Tidak Bekerja 10 (66,7%) 12 (80,0%) p = 0,409
5. Suku bangsa : 15 15
Minahasa
Rerata umur sampel pada kelompok sebanyak 7 orang (46,7%) pada kelompok
perlakuan adalah 59,80 tahun (7,07 SD), perlakuan. Sedangkan pada kelompok kontrol
sedangkan pada kelompok kontrol adalah yaitu sebaliknya yakni yang berpendidikan
60,53 tahun (8,02 SD). Sampel yang berumur SMA kebawah sebanyak 8 orang (53,3%) dan
≥ 25 tahun sebanyak 16 orang (53,3%) pada yang berpendidikan perguruan tinggi
kelompok perlakuan, sedangkan pada sebanyak 7 orang (46,7%). Tingkat
kelompok kontrol sebanyak 9 orang (56,3%). pendidikan sampel menggambarkan keadaan
Sampel yang berumur kurang dari 25 tahun sosial penderita asam urat/hiperurisemia
pada kelompok perlakuan sebanyak 14 orang merata pada level masyarakat yang
(46,7%). Pada kelompok kontrol sebanyak 7 berpendidikan menengah maupun yang
orang (43,7%). berpendidikan tinggi.
Tingkat pendidikan sampel hampir Pekerjaan sampel pada umumnya
sama besar besar yaitu yang berpendidikan sudah tidak bekerja (pensiunan) baik pada
perguruan tinggi sebanyak 8 orang (53,3%) kelompok perlakuan (66,7%) maupun pada
dan yang berpendidikan SMA kebawah kelompok kontrol (80,0%). Pada kelompok
4
5 GIZIDO Volume 5 No. 1 Mei 2013 Pemberian Asam Lemak Rudolf Boyke Purba, dkk
perlakuan, sampel yang bekerja sebanyak 5 berbeda atau sama (homogen), sehingga
orang (33,3%), sedangkan pada kelompok dapat dijadikan subjek penelitian kuasi
kontrol sebanyak 3 orang (20,0%). Hal ini eksperimen sesuai dengan pendapat
dapat menunjukkan bahwa sampel pada Pratiknya (2000).
umumnya sudah tua dan tidak aktif lagi
bekerja (pensiunan pegawai negeri). Kadar Asam Urat Sampel
Riwayat lamanya menderita asam urat Kadar asam urat sampel yang
pada kedua kelompok sampel, rerata sudah diperoleh melalui hasil pengukuran darah
lebih dari 3 tahun. Semuanya penderita asam kelompok perlakuan sebelum penelitian
urat/hiperurisemia adalah suku Minahasa. Hal (pretest) adalah rerata 8,30 gr/dl (1,231 SD),
ini menunjukkan bahwa orang Minahasa sedangkan pada kelompok kontrol sebesar
memang rawan menderita asam urat 8,22 gr/dl (1,187 SD). Secara statistik (uji t)
sebagaimana yang dinyatakan Khomsan tidak terdapat perbedaan yang bermakna
(2004). pada kedua kelompok sampel (p = 0,858).
Dari seluruh karakteristik sampel pada Sehingga sangat tepat dijadikan subjek
kedua kelompok menunjukkan bahwa tidak penelitian kuasi eksperimen. Pengaruh
ada perbedaan yang bermakna secara pemberian Omega 3 terhadap kadar asam
statistik (p> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa urat dan placebo pada kedua kelompok dapat
karakteristik kedua kelompok sampel tidak dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rerata Kadar Asam Urat Sampel pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Tabel 3. Perbedaan Kadar Asam Urat Sampel pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol
5
6 GIZIDO Volume 5 No. 1 Mei 2013 Pemberian Asam Lemak Rudolf Boyke Purba, dkk
Penurunan kadar asam urat pada alupurinol tidak mengalami penurunan kadar
kelompok perlakuan bukan semata-mata asam urat (hanya diberikan vitamin E 100 mg
hanya karena pemberian asam lemak omega sebagai placebo). Hasil penelitian ini juga
3, tetapi juga karena semua pasien masih menunjukkan adanya pengurangan rasa nyeri
tetap mengkonsumsi alupurinol sebagai obat pada sendi (berdasarkan monitoring peneliti
penurun kadar asam urat. Namun peneliti terhadap efek samping dan keluhan setelah
dapat menyatakan bahwa masih ada mengkonsumsi omega 3 yang diberikan). Hal
pengaruh pemberian asam lemak omega 3 ini menunjukkan bahwa mengkonsumsi
(yang mengandung Eicosapentaenoic Acid omega 3 dapat mengurangi rasa nyeri pada
(EPA) 400 g, Docosahexaenoic Acid (DHA) penderita hiperurisemi atau gout seperti juga
300 g dan vitamin E natural 100 mg) terhadap hasil penelitian Broto, Rawan dkk (2000) pada
penurunan kadar asam urat, karena pada penderita rhematoid arthritis.
kelompok kontrol yang juga mengkonsumsi
9 8.64
8.5 8.3
8.22
8
Pretest
7
*p= 0,000
6.5 **p= 0,035
Perlakuan * Kontrol **
Gambar 1. Perubahan Kadar Asam Urat pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Perubahan kadar asam urat dalam asam urat. Peranan asam lemak omega 3
darah pada kelompok perlakuan mengalami adalah turut membantu penurunan kadar
penurunan (dari 8,30 mg/dl menjadi 7, 28 asam urat pada penderita asam urat yang
mg/dl) jika dibandingkan dengan kadar asam tetap mengkonsumsi alupurinol. Peneliti
urat dalam darah pada kelompok kontrol. berkesimpulan bahwa pemberian asam lemak
Pada kelompok kontrol perubahan yang omega 3 pada pasien yang menderita
terjadi adalah peningkatan kadar asam urat hiperurisemia (gout) yang tetap
(dari 8,22 mg/dl menjadi 8,64 mg/dl). mengkonsumsi obat alupurinol dapat
Perubahan kadar asam urat pada kelompok membantu penurunan kadar asam urat dalam
perlakuan secara statistik (uji Paired) darah, jika dibandingkan dengan pasien yang
mengalami perbedaan (perbedaan yang hanya mengkonsumsi obat alupurinol.
menurun) yang sangat bermakna dengan nilai
t = 5,832 (p = 0,000). Demikian juga pada
kelompok kontrol terdapat perbedaan SIMPULAN
(perbedaan yang meningkat) yang bermakna
dengan nilai t = -2,328 (p = 0,035). 1. Kadar asam urat pada kelompok
Hasil penelitian ini menunjukkan perlakuan yang mengkonsumsi asam
bahwa ada pengaruh pemberian asam lemak lemak tidak jenuh Omega 3 mengalami
omega 3 terhadap penurunan kadar asam penurunan (dari 8,30 mg/dl menjadi 7,28
urat pada penderita asam urat (gout) pasien mg/dl) daripada kelompok kontrol yang
rawat jalan di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou. mengalami kenaikan (dari 8,22 mg/dl
Namun demikian penderita asam urat tetap menjadi 8,64 mg/dl).
harus mengkonsumsi alupurinol sebagai obat
6
7 GIZIDO Volume 5 No. 1 Mei 2013 Pemberian Asam Lemak Rudolf Boyke Purba, dkk