Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
NIM G351050061
ABSTRACT
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karay tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
PREVALENSI DAN INTENSITAS INFESTASI ENDOPARASIT
BERDASARKAN HASIL ANALISIS FESES KURA-KURA AIR TAWAR
(Cuora amboinensis) DI PERAIRAN
SULAWESI SELATAN
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Departemen Biologi
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Judul Tesis : Prevalensi dan Intensitas Infestasi Endoparasit Berdasarkan Hasil
Analisis Feses Kura-Kura Air Tawar (Cuora amboinensis) Di
Perairan Sulawesi Selatan
Nama : Dewi Farah Diba
NIM : G351050061
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. R.R.Dyah Perwitasari, M.Sc Dr. Ir. Achmad Farajallah, M.Si
Ketua Anggota
Diketahui
Dr. Dedy Duryadi Solihin, DEA Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena Rahmat
dan Berkat-Nya penelitian ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini merupakan
syarat untuk mendapatkan gelar Magister di Institut Pertanian Bogor. Adapun
judul penelitian ini adalah “Prevalensi dan Intensitas Infestasi Endoparasit
Berdasarkan Hasil Analisis Feses Kura-Kura Ait Tawar (Cuora amboinensis) Di
Perairan Sulawesi Selatan”. Penelitian ini telah dilakukan dari Maret sampai Juli
2007 dan Mei 2008. Preparasi spesimen, identifikasi dan analisis data telah
dilakukan dari bulan Juni sampai November 2008.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada Dr. Ir. R.R.Dyah Perwitasari, M.Sc dan Dr. Ir.
Achmad Farajallah selaku pembimbing dan Dr. Dedy Duryadi Solihin, DEA
selaku penguji luar komisi pembimbing.
Ucapan terima kasih kepada Dr. Dedy Duryadi Solihin, DEA sebagai
ketua program studi Biologi dan seluruh staf pengajar serta staf teknis laboran di
laboratorium Zoologi program studi Biologi IPB atas bimbingan dan pengarahan
selama penulis mengikuti perkuliahan.
Teristimewa buat ayahanda Drs. Dg Idris M, M.Si dan ibunda Ernina
Dewi S.S serta adinda Wildan Erfandi Rahman yang selalu memberikan dorongan
dan semangat juang bagi penulis selama kuliah sampai selesainya penulisan tesis
ini.
Kiranya Allah SWT berkenan memberikan rahmat-Nya atas segala budi
baik yang diberikan kepada penulis. Akhirnya penulis mengharapkan semoga
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Halaman
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….xiii
PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………………………… 1
Tujuan Penelitian ………………………………………………………… 2
TINJAUAN PUSTAKA
Simbiosis Inang-Parasit dan Spesifitas …………………………………… 3
Karakteristik kura-kura sebagai inang …………………………… 4
Cuora amboinensis …………………………………………………… 5
Hewan-hewan Parasit …………………………………………………….. 6
Karakteristik Wilayah Penelitian. ................................................................ 8
HASIL
Daerah Penangkapan dan Kepastian Inang ……………………………….. 13
Cacing Endoparasit pada Feses Cuora amboinensis ………………………... 16
Prevalensi dan Intensitas Infetasi Cacing Endoparasit pada Feses Cuora
amboinensis ………………………………………………………………….….. 18
PEMBAHASAN
Daerah Penyebaran Cuora amboinensis ……………………………………. 20
Endoparasit pada Feses Cuora amboinensis ………………………………. 20
Prevalensi dan Intensitas …………………………………………………... 22
Halaman
1. Lokasi Penangkapan dan Jumlah Cuora amboinensis yang Tertangkap . 13
2. Cacing Endoparasit pada Feses Cuora amboinensis …………………… 16
3. Prevalensi dan Intensitas Cacing Endoparasit ………………………….. 19
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Cuora amboinensis ................................................................................ 5
2. Sistem pencernaan Kura-kura ................................................................. 8
3. Garis Wallace …………………………………………………………. 9
4. Peta Lokasi Penangkapan Kura-kura ………………………………… 10
5. Anakan Sungai Tallo Makassar ……………………………………….. 13
6. Anakan Sungai Tamata Watampone …………………………………. 14
7. Anakan Sungai Magege Luwu Timur …………………………………. 14
8. Persawahan Bulukumba ………………………………………………. 15
9. Anakan Sungai Suso Luwu Utara …………………………………….. 15
10. Morfologi Cuora amboinensis ………………………………………… 16
11. Cacing tipe 1 : (a & b) Cacing dari C. amboinensis Luwu Timur …….. 17
12. Cacing tipe 1 : (c) cacing dari C. amboinensis Bulukumba dan (d) Cacing
dari C. amboinensis Bulukumba ……………………………………… 17
13. Cacing Tipe 2 dari C. amboinensis Watampone ………………………. 18
14. Cacing Tipe 2 dari C. amboinensis Luwu Timur ……………………… 18
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Identifikasi Kura-kura Berdasarkan Iskandar (2000) ……………… 30
2. Daftar Cacing Endoparasit pada Feses Cuora amboinensis ………… 31
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam suatu komunitas terdapat berbagai bentuk interaksi. Interaksi terjadi
di antara makhluk hidup yang satu dan yang lainnya dan menciptakan suatu
simbiosis. Simbiosis secara luas diartikan sebagai interaksi antara dua individu
yang berlainan spesies. Bentuk simbiosis yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis
komensalisme dan simbiosis parasitisme. Simbiosis mutualisme merupakan
interaksi antara dua individu yang saling menguntungkan. Simbiosis
komensalisme adalah bentuk interaksi di antara dua individu yang tidak saling
menguntungkan maupun merugikan. Simbiosis parasitisme adalah interaksi yang
merugikan karena satu spesies beruntung karena mendapat makanan dari spesies
yang ditumpanginya dan spesies tersebut akan menderita kerugian karenanya
(Brotowidjoyo, 1987). Simbiosis mutualisme dan parasitisme merupakan faktor
penting dalam fungsi ekologi dan proses evolusi.
Simbiosis parasitisme tercipta antara kelompok herpetofauna dan
parasitnya. Herpetofauna merupakan semua jenis hewan yang tergolong dalam
kelas Amphibia dan Reptilia. Kura-kura adalah jenis reptilia (Goin & Zug 1993,
Iskandar 2000). Secara popular Ernst & Barbour (1989) membedakan bangsa
kura-kura menjadi empat kelompok berdasarkan habitat dan morfologinya, yaitu
penyu merupakan kura-kura yang hidup dilaut (sea turtle), tortoise adalah kura-
kura yang hidup di darat, terrapin adalah kura-kura air tawar dan labi-labi atau
bulus adalah kura-kura yang berperisai lunak (soft shelled turtle).
Kehidupan kura-kura air tawar juga di pengaruhi oleh adanya parasit.
Synder & Clopton (2005) melaporkan bahwa kura-kura merupakan inang bagi
beberapa spesies parasit, diantaranya, Apicomplexa, Acanthocephala, Nematoda,
Platyhelminthes dan beberapa jenis Arthropoda. Beberapa laporan mengenai
keberadaan parasit pada C. amboinensis telah dipublikasikan. Primiati (2000)
melaporkan C. amboinensis di penangkaran Banten terinfestasi oleh cacing
ektoparasit yang tergolong ke dalam super famili Gyrodactiloidea, Tetraoncoidea,
Acanthocotyloidea dan Dactylogroidea dengan nilai prevalensi mencapai 100%
dan intensitas 4.21.
Menurut cara hidupnya, parasit dapat dibedakan menjadi ektoparasit dan
endoparasit (Sains & Hartini, 1999). Ektoparasit adalah parasit yang hidup di
permukaan luar tubuh inang dan umumnya berasal dari anggota Filum
Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Arthropoda. Sedangkan endoparasit
adalah parasit yang hidup di dalam tubuh inang yang umumnya termasuk ke
dalam Filum Platyheminthes, Nemathelminthes dan Protozoa.
Endoparasit dalam tubuh inang mungkin terdapat dalam macam-macam
sistem peralatan tubuh yaitu sistem pencernaan, sistem sirkulasi dan sistem
respirasi. Berdasarkan habitat parasit dalam tubuh inang maka analisis endoparasit
dapat dilakukan melalui feses. Marquard & Petersen (2007) menyatakan bahwa
feses dapat digunakan untuk mengetahui parasit yang hidup di saluran
pencernaan.
Infestasi parasit pada inangnya memberikan dampak yang tidak
menguntungkan bagi inang. Pada tingkatan yang lebih ringan parasit menganggu
ketersediaan dan dinamika sumberdaya daripada inang. Parasit menjadi salah satu
faktor pengendali pertumbuhan populasi inang (Newey et al. 2005).
Informasi tentang prevalensi dan pola spesifitas parasit yang menyerang
kura-kura merupakan database biologi yang penting dan dapat memperkaya
informasi ilmiah terutama terhadap hubungan antara inang-parasit.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis parasit yang
terdapat di feses Cuora amboinensis, mengkaji nilai prevalensi dan intensitas
endoparasit feses Cuora amboinensis, serta mengkaji pola spesifitas parasit
terhadap inang.
TINJAUAN PUSTAKA
Hewan-hewan Parasit
Kelompok hewan yang bersifat parasit ini tergolong ke dalam Filum
Protozoa, Filum Platyhelminthes, Filum Nemathelminthes dan Filum Arthropoda.
Parasit ini terdapat di permukaan luar tubuh dan hidup di dalam tubuh (Sains &
Hartini 1999).
Protozoa merupakan hewan uniseluler yang berukuran mikroskopis dan
bersifat parasit pada beberapa spesies hewan invertebrata maupun vertebrata
(Semans 2006).
Filum Platyhelminthes dan Nemathelminthes tergolong ke dalam
kelompok cacing. Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani yakni platys berarti
pipih dan helmiths yang berarti cacing (Romimohtarto, 2005). Ciri khas lain yang
dapat dijumpai adalah hewan tidak beruas, simetri bilateral, tidak mempunyai
anus maupun rongga tubuh atau selom, hermafrodit, dapat hidup bebas di dalam