Sei sulla pagina 1di 9

Jurnal Mina Sains ISSN: 2407-9030 Volume 3 Nomor 2, Oktober 2017 35

Strategi Pengembangan Agribisnis Ikan Hias di Kecamatan Ciomas


Kabupaten Bogor

Development Strategy of Ornamental Fish Agribusiness in Ciomas SubDistrict


in Bogor District

Arti Yoesdiarti1, Siti Masithoh1, Dudi Lesmana 1


1
Dosen Faperta UNIDA

Contact Person: dudi.lesmana@yahoo.com

ABSTRACT
Within 5 years, the production of ornamental fish of Bogor District increased
From 156,618,830 fishes in 2011 to 242,520,230 fishes in 2015 (BPS of
Bogor District 2015). Furthermore, in 2015 the production of ornamental fish in the Bogor District
has reached 242,513,000 fishes. Meanwhile, the total area of fish business Ornamental increased
2.53 Hectare from 33.09 Hectare in 2011 to 35.62 Hectare in the 2015. This increase indicates that
ornamental fish have become a fishery commodity strategic enough for the economy of Bogor
District. To develop agribusiness field of ornamental fish cultivation is required Analysis of
development strategies by involving relevant stakeholders, ornamental fish farmers, farmer groups,
traders and others so that will be obtained formulation of development strategies.
SWOT matrix analysis provides several alternative development strategies, such as: (1) Education
and training; (2) Support facilities and infrastructure; (3) Efficiently access the market network; (4)
Increased production in accordance with the market; (5) Export marketing education and training
and procedures, (6) support of financial institutions with the cultivators; (7) Continuous mentoring
and guidance of production technology; (8) Strengthening of network between ornamental fish
farmer and exporter company; (9)Application of production technology; (10) Research on
innovation; (11) Optimizing the law of local government in granting subsidies; (12) Use natural
feed; (13) Optimize the function of the Promotion and Marketing Center by providing fish
quarantine; (14) Striving for a market with an efficient price; and (15) Cooperation with feed
producers.

Keywords: ornamental fish, development strategy, agribusiness

ABSTRAK
Dalam kurun waktu 5 tahun, jumlah produksi ikan hias di Kabupaten Bogor
meningkat dari 156.618.830 ekor pada 2011 menjadi 242.520.230 ekor pada 2015 (BPS
Kabupaten Bogor 2015). Sementara itu jumlah areal usaha budidaya meningkat 2,53 Ha
dari 33,09 Ha di tahun 2011 menjadi 35,62 Ha di tahun 2015. Peningkatan ini menunjukkan
bahwa ikan hias telah menjadi komoditas perikanan yang sangat strategis bagi perekonomian di
Kabupaten Bogor.
Untuk mengembangkan agribisnis kegiatan budidaya diperlukan analisis strategi
pengembangan dengan melibatkan semua stakeholder, pembudidaya ikan hias, kelompok
pembudidaya, pedagang dan lain-lain sehingga akan diperoleh perumusan strategi pembangunan.
Analisis matriks SWOT memberikan beberapa alternatif yaitu strategi pengembangan,
seperti: (1) Peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan; (2) Bantuan sarana dan
prasarana; (3) Akses jaringan pasar secara efisien; (4) Peningkatan produksi sesuai dengan pasar;
(5) Pendidikan dan pelatihan prosedur ekspor dan pemasaran, (6) dukungan lembaga keuangan
36 Arti et al. Strategi Pengembangan

untuk pembudidaya; (7) Pengawasan dan bimbingan teknologi produksi secara berkelanjutan; (8)
Penguatan jaringan antara pembudidaya dan perusahaan eksportir; (9) Penerapan teknologi
produksi; (10) Penelitian yang berinovasi; (11) Mengoptimalkan peran PEMDA (pemerintah
daerah) dalam pemberian subsidi; (12) Penggunaan pakan alami; (13) Optimalisasi fungsi Pusat
Promosi dan Pemasaran dengan menyediakan karantina ikan; (14) Pemasaran ikan hias yang
memperkuat posisi dan peran pembudidaya; dan (15) Kerjasama dengan produsen pakan.

Kata Kunci: ikan hias, strategi pengembangan agribusiness

Arti Yoesdiarti, Dudi Lesmana, Siti Masithoh. 2017. Strategi Pengembangan Agribisnis Ikan Hias di
Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Jurnal Mina Sains 3(2): 35-43.

PENDAHULUAN menengah dan tersebar di 18 Kecamatan.


Begitu pun perkembangan ekspor ikan
Salah satu Kabupaten di Jawa Barat
hias terus meningkat setiap tahunnya.
yang mengembangkan komoditas ikan hias air
Pada tahun 2010, nilai ekspor ikan hias
tawar adalah Kabupaten Bogor. Menurut
sebesar Rp 14,7 miliar meningkat menjadi
Disnakkan (2010), Kabupaten Bogor
Rp 46 miliar pada 2014.
menyumbang sekitar 70 persen dari total
Namun demikian, kegiatan
produksi komoditas ikan hias air tawar di
budidaya ikan hias masih terpusat di
Provinsi Jawa Barat. Secara geografis,
beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan
Kabupaten ini terletak di wilayah Jawa Barat
Ciampea, Ciseeng, Parung dan Cibinong.
bagian tengah. Hal ini mengakibatkan
Adapun jumlah RTP di Kecamatan
Kabupaten Bogor tidak berbatasan secara
Ciampea yaitu sebanyak 151 RTP, 93 RTP
langsung dengan wilayah lautan sehingga
di Kecamatan Ciseeng, 77 RTP di
sektor perikanan yang berkembang di
Kecamatan Parung dan 75 RTP di
kabupaten ini adalah perikanan air tawar.
Kecamatan Cibinong. Sedangkan luasan
Pengembangan potensi komoditas
lahan yang digunakan untuk kegiatan
ikan hias terus optimalkan dengan
budidaya di Kecamatan Ciampea adalah
memberikan fasilitasi secara optimal,baik
sebesar 9,51 Ha, 2,14 Ha di Kecamatan
berupa kebijakan,maupun saran dan
Ciseeng, 5,81 Ha di Kecamatan Parung,
prasarana guna mendorong tumbuhnya
dan 3,18 Ha di Kecamatan Cibinong.
iklim usaha yang kondusif serta
Kegiatan budidaya untuk
memberikan dukungan,perlindungan dan
komoditas ikan hias di 14 Kecamatan
peningkatan usaha budidaya bagi pelaku
lainnya belum terlalu berkembang, seperti
usaha ikan hias.
di Ciomas, jumlah RTP pembudidaya ada
Dalam kurun waktu 5 tahun, jumlah
10 RTP dengan luasan lahan yang
produksi ikan hias di Kabupaten Bogor
digunakan hanya 0,24 Ha. Berdasarkan
meningkat dari 156.618.830 ekor pada
data BPS, jumlah kepala keluarga yang
2011 menjadi 242.520.230 ekor pada 2015
ada di Kecamatan Ciomas dengan lulusan
(BPS Kabupaten Bogor 2015). Sementara
SD-SMP cukup tinggi yaitu 12.990 KK.
itu jumlah areal usaha meningkat 2,53 Ha
Apabila kepala keluarga ini mendapatkan
dari 33,09 Ha di tahun 2011 menjadi
pembinaan untuk kegiatan budidaya ikan
35,62 Ha di tahun 2015. Peningkatan ini
hias, maka akan menjadi matapencaharian
menunjukkan bahwa ikan hias telah menjadi
alternatif sehingga diharapkan
komoditas perikanan yang sangat strategis bagi
kesejahteraan masyarakat di Kecamatan
perekonomian Kabupaten Bogor.
Ciomas dapat meningkat.
Pada tahun 2015 terdapat 607 RTP
Untuk mengembangkan agribisnis
(Rumah Tangga Perikanan) bidang usaha
bidang budidaya ikan hias diperlukan
ikan hias, baik yang sudah berbentuk
analisis strategi pengembangan dengan
perusahaan besar maupun skala usaha
melibatkan semua stakeholder
budidaya yang tergolong kecil dan
Jurnal Mina Sains ISSN: 2407-9030 Volume 3 Nomor 2, Oktober 2017 37

pembudidaya, kelompok tani, pedagang dan dan mengukur sejauh mana dampak dan
lain-lain sehingga akan diperoleh perumusan signifikansi suatu peluang dan ancaman yang
strategi pembangunan. dihadapi dalam mengembangkan sistem
agribisnis budidaya ikan hias air tawar di
BAHAN DAN METODE Kecamatan Ciomas.
Pengumpulan Data Tahap-tahap yang dilakukan untuk
Data pada penelitian ini meliputi data mengidentifikasi faktor-faktor kunci dalam
primer dan data sekunder. Data primer analisis kondisi internal dan eksternal sebagai
diperoleh melalui wawancara dan pengisian berikut :
kuesioner oleh responden, serta observasi a. Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan
langsung untuk mendapatkan informasi dan Eksternal
gambaran umum mengenai sesuatu yang Tahap awal yang dilakukan adalah
terkait dengan penelitian. mengidentifikasi semua faktor internal, yaitu
Data sekunder yang diidentifikasi mendaftar semua kekuatan dan kelemahan
diantaranya adalah data produksi perikanan, yang ada. List atau buat daftar kekuatan
data persentase pencapaian produksi perikanan terlebih dahulu, setelah itu buat daftar
terutama ikan hias, data RTP ikan hias, data kelemahan. Identifikasi faktor eksternal
sumber daya alam dan manusia sektor dengan melakukan pendaftaran semua yang
perikanan, data kondisi umum Kecamatan terkait peluang dan ancaman.
Ciomas dan Kabupaten Bogor. Data diperoleh Pengidentifikasian ini berdasarkan data yang
dari berbagai instansi seperti Dinas Peternakan berasal dari dinas terkait, petani ikan hias,
dan Perikanan Kabupaten Bogor, Bappeda pedagang dan eksportir ikan hias, serta institusi
Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik penelitian lainnya di luar lingkup wilayah
Kabupaten Bogor, dan instansi-instansi terkait Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
dalam pengembangan agribisnis ikan hias. Sedangkan untuk unit analisis yang diperoleh
dari internal terdiri dari data yang berasal dari
Tahap Perumusan Strategi Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan)
Perumusan strategi dalam Kabupaten Bogor. Setelah peluang, ancaman,
mengembangkan sistem agribisnis di kekuatan dan kelemahan teridentifikasi,
Kecamatan Ciomas dilakukan melalui dua kemudian daftarkan peluang, setelah itu buat
tahap, yaitu a) tahap input (input stage) dan b) daftar ancaman serta kekuatan kemudian
tahap pencocokan (matching stage). Tahap kelemahan. Daftar harus spesifik dengan
input adalah menyimpulkan informasi dasar mengunakan persentase, rasio atau angka
yang kita diperlukan dalam merumuskan suatu perbandingan. Hasil kedua identifikasi faktor-
strategi dengan menggunakan analisis kondisi faktor di atas akan menjadi faktor penentu
internal dan eksternal. Adapun Informasi dasar kondisi eksternal dan internal yang selanjutnya
ini diperoleh melalui data primer dan data dilakukan pembobotan.
sekunder. Sedangkan tahap pencocokan
merupakan suatu tahapan untuk merumuskan b. Penentuan Bobot Variabel
strategi, dimana tahap kedua ini menggunakan Pemberian bobot setiap faktor dengan
matriks Analisis SWOT. skala mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0
(paling penting). Pemberian bobot ini
A. Tahap Input (Input Stage) berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut
1. Analisis Kondisi Internal dan Eksternal terhadap Disnakkan dan stakeholder terkait
Analisis Kondisi internal digunakan dalam mengembangkan sistem agribisnis.
dalam mengidentifikasi suatu faktor Jumlah bobot yang diberikan harus sama
lingkungan internal dan mengukur sejauh dengan satu.
mana dampak dan signifikansi dua hal yaitu Penentuan bobot akan dilakukan
kekuatan dan kelemahan yang ada sedangkan dengan cara mengajukan identifikasi faktor
analisis kondisi eksternal digunakan untuk strategis internal dan eksternal tersebut kepada
mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal responden dengan menggunakan metode
38 Arti et al. Strategi Pengembangan

”paired comparasion”. Metode ini digunakan strategi yang diarahkan untuk mengurangi
untuk memberikan penilaian terhadap bobot kelemahan internal dan menghindari ancaman
setiap faktor penentu internal. Setiap variabel lingkungan.
digunakan skala 1, 2, dan 3 untuk menentukan Analisis SWOT mengasumsikan bahwa
bobot. Skala yang digunakan untuk strategi yang efektif adalah strategi yang
menentukan bobot adalah : memaksimalkan suatu kekuatan dan peluang,
1 = Jika indikator horizontal adalah kurang serta meminimalkan suatu kelemahan dan
penting daripada indikator vertical ancaman. Matriks SWOT terdiri dari sembilan
2 = Jika indikator horizontal adalah sama sel, yaitu empat sel faktor (S,W,O dan T),
penting daripada indikator vertical empat sel alternatif strategi dan satu sel
3 = Jika indikator horizontal adalah lebih kosong.
penting daripada indikator vertikal Menurut David (2009), terdapat empat
Cara membaca perbandingan dimulai tahap dalam membentuk sebuah matriks
dari variabel baris (indikator vertikal) SWOT:
dibandingkan dengan variabel kolom 1. Mencocokkan sesuatu kekuatan internal
(indikator horizontal) dan harus konsisten. dengan peluang eksternal, kemudian catat
Menurut Kinnear dalam Karo-Karo (2006), hasilnya pada sel strategi SO.
bobot setiap variabel diperoleh menentukan 2. Mencocokkan sesuatu kelemahan internal
nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai dengan peluang eksternal, kemudian catat
keseluruhan variabel dengan mengunakan hasilnya pada sel strategi WO.
rumus : 3. Mencocokkan sesuatukekuatan internal
dengan ancaman eksternal, kemudian catat
hasilnya pada sel strategi ST.
4. Mencocokkan sesuatu kelemahan internal
dengan ancaman eksternal, kemudian catat
Dimana: hasilnya pada sel strategi WT.
αi = Bobot Variabel ke-1,
Xi = Nilai Variabel x ke-1 HASIL DAN PEMBAHASAN
N = Jumlah data, i=1,2,3.....,n Kondisi Umum Agribisinis Ikan Hias Di
Kecamatan Ciomas
B. Tahap Pencocokan (Matching Stage) Berdasarkan Tabel 1, produksi
dengan Analisis Matriks SWOT perikanan ikan hias di Kecamatan Ciomas
Matriks SWOT dibentuk berdasarkan mengalami fluktuatif, pada tahun 2011-2013
faktor-faktor strategis eksternal dan internal. mengalami kenaikan namun pada tahun 2014
Matriks SWOT adalah alat pencocokan yang mengalami penurunan menjadi 13.151 ribu
penting untuk membantu pemerintah dan ekor. Hal ini disebabkan oleh perubahan
stakeholder lainnya untuk mengembangkan kondisi cuaca dan banyak yang mengalami
strategi, yang meliputi (1) strategi SO yaitu kematian oleh penyakit baik disebabkan oleh
strategi yang menggunakan kekuatan internal bakteri, virus, jamur maupun parasit. Lahan
untuk memanfaatkan peluang eksternal, (2) yang digunakan sebagai lahan budidaya ikan
strategi WO yaitu strategi yang bertujuan hias terus mengalami peningkatan, dari 0,14
untuk memperbaiki kelemahan internal dengan Ha di tahun 2011 menjadi 0,24 Ha di tahun
memanfaatkan peluang eksternal, (3) strategi 2015. Jumlah pelaku atau RTP mengalami
ST yaitu strategi yang menggunakan kekuatan peningkatan dari 2 RTP pada tahun 2011
internal untuk menghindari pengaruh dan menjadi 10 RTP pada tahun 2015.
ancaman eksternal, dan (4) strategi WT adalah
Jurnal Mina Sains ISSN: 2407-9030 Volume 3 Nomor 2, Oktober 2017 39

Tabel 1. Produksi Ikan Hias, Luas Lahan dan Jumlah Rumah Tangga Perikanan di Kecamatan
Ciomas Periode Tahun 2011-2015

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Produksi (Ribu Ekor/RE) 16,622,28 17.644,46 22.652,35 13.151,00 13.299,88


2 Luas Lahan (ha) 0,14 0,21 0,21 0,21 0,24
3 RTP 2 8 8 8 10
Sumber data: Disnakkan Kab.Bogor

Komoditas Unggulan hias manvis, corydoras, blackghost, cupang,


Kecamatan Ciomas memiliki komoditas ikan guppy, barbir, discuss dan platis.
hias unggulan yang dibudidayakan yaitu ikan

Gambar 1. Komoditas Unggulan Ikan Hias di Kecamatan Ciomas

Tempat Pemasaran Ikan Hias Kecamatan Ciomas. Pembangunan gedung ini


Pemerintah Kabupaten Bogor telah ditunjukkan untuk promosi komoditas
membangun Pusat Promosi dan Pemasaran unggulan dan memasarkan ikan hias yang ada
Produk Non Konsumsi di Desa Laladon, di wilayah Kabupaten Bogor.
40 Arti et al. Strategi Pengembangan

Gambar 2. Pusat Promosi dan Pemasaran Produk Non Konsumsi Kabupaten Bogor

Analisis Deskriptif Disnakkan Kabupaten Bogor masih kurang.


Persepsi Masyarakat 73.33% stakeholder menyatakan kegiatan
Kegiatan wawancara dengan penyuluhan dirasakan sangat kurang. Hanya
masyarakat di Kecamatan Ciomas dilakukan di 23.33% responden berpendapat bahwa
6 Desa/kelurahan dengan responden laki-laki kegiatan penyuluhan dari Dinas sudah
sebanyak 84.16% dan perempuan sebanyak dilakukan sebanyak 1-2 kali/bulan, 1
15.83% dengan tingkat penghasilan Rp kali/minggu dan 1 kali/tahun.
500.000-Rp 1 juta sebanyak 65.83%, Rp > Bantuan sarana budidaya dari
1juta – Rp 3 juta sebanyak 27.55% dan Rp pemerintah daerah pun masih dirasakan sangat
>3juta – Rp 5 juta sebanyak 6.66%. kurang, hanya 20% responden menyatakan
Berdasarkan infomasi dari masyarakat, bahwa pemerintah daerah sudah memberikan
27.55% responden masyarakat menyatakan bantuan sarana budidaya berupa bantuan bibit
sudah ada yang melakukan usaha budidaya dan sarana gedung pemasaran ikan hias.
ikan hias dengan jumalah rata-rata Berdasarkan wawancara dengan
pembudidaya dari 1-30 orang. Namun stakeholder terkait, 96,66% setuju
demikian dukungan dari stakeholder dikembangkan kegiatan agribisnis budidaya
khususnya dari Dinas terkait yaitu Disnakkan ikan hias, dengan pertimbangan:
Kabupaten Bogor masih kurang. 75% a. Kegiatan budidaya ikan hias akan mampu
masyarakat menyatakan kegiatan penyuluhan meningkatan pendapatan ekonomi
dirasakan sangat kurang yaitu hanya dilakukan masyarakat setempat
1-3 kali per tahun. b. Menjadi matapencaharian alternatif
Berdasarkan wawancara dengan c. Sumber daya air sangat mendukung
masyarakat, 90% setuju apabila dikembangkan d. Mengurangi jumlah pengangguran
kegiatan agribisnis ikan hias, dengan e. Kecamatan Ciomas sangat berpotensi dapat
pertimbangan: dikembangkan usaha budidaya ikan hias
a. Kegiatan budidaya ikan hias akan mampu f. Kecamatan Ciomas memiliki Bursa atau
meningkatan pendapatan ekonomi Pusat Promosi di Desa Laladon yang
masyarakat setempat berpotensi sebagai tempat memasarkan ikan
b. Menjadi matapencaharian alternatif hias.
c. Mengurangi jumlah pengangguran
Persepsi Pelaku atau Pembudidaya
Persepsi Stakeholder Berdasarkan informasi dari
Berdasarkan infomasi dari stakeholder, pembudidaya ikan hias, kegiatan budidaya ikan
83.33% responden stakeholder menyatakan hias di Kecamatan Ciomas masih relatif baru
bahwa sudah ada yang melakukan usaha yaitu dimulai Tahun 2008. Beberapa kendala
budidaya ikan hias dengan jumlah rata-rata dalam melakukan usaha budidaya ikan hias,
pembudidaya dari 1-30 orang dan 1 kelompok antara lain:
budidaya. Namun demikian dukungan dari
stakeholder khususnya dari Dinas terkait yaitu
Jurnal Mina Sains ISSN: 2407-9030 Volume 3 Nomor 2, Oktober 2017 41

a. Kondisi cuaca yang fluktuatif sangat e. Pengawasan dan Pelayanan Usaha


berpengaruh terhadap angka pertumbuhan Perikanan
dan kelangsungan hidup ikan hias f. Fasilitasi Kelompok Kerja Minapolitan
b. Ketersediaan pakan alami yang terbatas g. Fasilitasi Penyebaran Benih Ikan di
c. Kualitas sumberdaya manusia pembudidaya Perairan Umum
masih terbatas h. Pembangunan/Rehabilitas Sarana
d. Kondisi Kualitas air yang tidak mendukung Prasarana Fisik Pengembangan
akibat pencemaran perairan Kawasan Budidaya Air Tawar
e. Kurangnya pengetahuan tentang i. Pendukung Kegiatan UPT BBI
penanganan penyakit (Pembangunan BBI) dan UPT Wilayah
f. Kurangnya informasi pemasaran ikan hias
di Kabupaten Bogor B. Peraturan Daerah No.19 Tahun 2008
g. Biaya perawatan cukup tinggi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
h. Harga pakan cukup tinggi Kabupaten Tahun 2005-2025
i. Kurangnya penyuluhan dan bantuan sarana Kawasan perikanan dikembangkan
dari Pemerintah Daerah pada wilayah/kawasan yang secara teknis,
sosial, dan ekonomi memiliki potensi untuk
Analisis Kebijakan kegiatan perikanan, kolam air tenang, air deras,
A. Rencana Strategis Dinas Peternakan pembenihan, kolam ikan hias/aquarium, dan
dan Perikanan Kabupaten Bogor budidaya ikan di perairan umum, meliputi:
Tahun 2013-2018 pengembangan kegiatan perikanan, terletak di
Secara umum tugas Dinas Peternakan sebagian : 1) Kecamatan Leuwiliang; 2)
dan Perikanan terkait dengan pencapaian visi Kecamatan Pamijahan; 3) Kecamatan
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Cibungbulang; 4) Kecamatan Ciampea; 5)
namun secara khusus, tugas dan fungsi Dinas Kecamatan Dramaga; 6) Kecamatan Ciomas;
Peternakan dan Perikanan berkontribusi 7) Kecamatan Kemang; 8) Kecamatan Parung;
langsung dalam mendukung pencapaian misi 9) Kecamatan Ciseeng; 10) Kecamatan
ke 2 Pemerintah Kabupaten Bogor yaitu Cibinong; 11) Kecamatan Sukaraja; 12)
Meningkatkan daya saing perekonomian Kecamatan Ciawi; 13) Kecamatan Caringin;
masyarakat dan pengembangan usaha 14) Kecamatan Cijeruk; 15) Kecamatan
berbasis sumberdaya alam dan pariwisata. Cigombong; 16) Kecamatan Cileungsi; 17)
Selain itu untuk meraih peredikat Kabupaten Kecamatan Jonggol; 18) Kecamatan Cariu; dan
Termaju di Indonesia, terdapat salah satu 19) Kecamatan Tanjungsari;
penciri termaju yang menjadi tanggung jawab
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Analisi SWOT
Bogor yaitu Produksi Benih Ikan Hias dan Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Benih Ikan Konsumsi Air Tawar Terbanyak Ancaman Dalam Pengembangan Agribisnis
di Indonesia. Ikan Hias Air Tawar di Kecamatan Ciomas
Mengenali kekuatan dan kelemahan,
Program Pengembangan Budidaya serta pemahaman akan ancaman dan peluang
Perikanan yang ada, merupakan hal yang amat penting
Program ini dimaksudkan dalam rangka dilakukan dalam penyusunan strategi
meningkatkan produksi ikan konsumsi, ikan pengembangan agribisnis ikan hias air tawar di
hias, benih ikan dan peningkatan konsumsi Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor
ikan. Program ini dilakukan dengan kegiatan sehingga dapat diketahui secara spesifik
pokok yaitu : masalah yang dihadapi, cara mengatasinya,
a. Pengembangan Bibit Ikan Unggul serta tindakan yang perlu dilakukan untuk
b. Pembinaan dan Pengembangan Perikanan memaksimalkan kekuatan dan merebut
c. Pengelola Data Perikanan peluang yang ada serta mengatasi kelemahan
d. Pemberdayaan Rumah Tangga Sangat dan ancaman yang dihadapi.
Miskin di lokasi PKH
42 Arti et al. Strategi Pengembangan

Kekuatan 5. Rendahnya penerapan teknologi pakan


Identifikasi faktor kekuatan dalam sehingga masih tergantung pada cacing
pengembangan agribisnis budidaya ikan hias sutra di sungai, kelangkaan pakan ini
air tawar di Kecamatan Ciomas adalah sebagai menyebabkan harga pakan jadi tinggi.
berikut: Selain faktor kekuatan dan kelemahan
1. Dukungan SDM dan ketersediaan tenaga yang merupakan faktor internal terdapat juga
kerja faktor peluang dan ancaman yang menjadi
2. Sumberdaya air dan lahan milik masyarakat faktor eksternal dalam upaya pengembangan
dan pemda Kabupaten Bogor cukup agribisnis budidaya ikan hias air tawar, sebagai
memadai untuk pengembangan sektor berikut:
perikanan Peluang:
3. Teknologi mudah diakses dan diterapkan 1. Matapencaharian alternatif
4. Adanya komitmen dan upaya pemerintah 2. Pengangguran berkurang
daerah untuk melakukan pengembangan 3. Letak wilayah yang strategis dan
komoditas ikan hias air tawar kemudahan akses jalur transportasi
5. Memiliki Pusat Promosi dan Marketing 4. Banyaknya perusahaan eksportir ikan hias
Produk Non Konsumsi beroperasi
Kelemahan 5. Permintaan ikan hias terus meningkat,
Beberapa kelemahan yang diindikasikan pangsa pasar domestik mulai terbuka dan
sebagai faktor yang memperlemah upaya Pangsa pasar ekspor besar
pencapaian tujuan pengembangan agribisnis Ancaman:
budidaya ikan hias air tawar di Kecamatan 1. Kondisi cuaca fluktuatif
Ciomas adalah sebagai berikut: 2. Serangan penyakit
1. Lemahnya modal usaha 3. Harga pakan tinggi dan keterbatasan pakan
petani/pembudidaya ikan hias alami
2. Belum adanya peta informasi pasar dan 4. Tingginya biaya perawatan ikan hias
peta produksi 5. Kurangnya kualitas komoditas ekspor yang
3. Lemahnya koordinasi kelembagaan rentan hama, penyakit, dan sortirannya
pengelolaan komoditas ikan hias buruk
4. Rendahnya pengetahuan SDM tentang
penanganan penyakit pada ikan hias
Tabel 2. Analisis Matrik SWOT
Strength Weakness
FAKTOR INTERNAL
1. Dukungan SDM dan ketersediaan 1. Lemahnya modal usaha
tenaga kerja petani/pembudidaya ikan hias
2. Sumberdaya air dan lahan milik 2. Belum adanya peta informasi pasar dan
masyarakat dan pemda Kabupaten peta produksi
Bogor cukup memadai untuk 3. Lemahnya koordinasi kelembagaan
pengembangan sektor perikanan pengelolaan komoditas ikan hias
3. Teknologi mudah diakses dan 4. Rendahnya pengetahuan SDM tentang
diterapkan penanganan penyakit pada ikan hias
4. Adanya komitmen dan upaya 5. Rendahnya penerapan teknologi pakan
pemerintah daerah untuk melakukan sehingga masih tergantung pada cacing
pengembangan komoditas ikan hias air sutra di sungai, kelangkaan pakan ini
tawar menyebabkan harga pakan jadi tinggi.
5. Memiliki Pusat Promosi dan Marketing
Produk Non Konsumsi

FAKTOR EKSTERNAL
Opportunities Strategi S-O Strategi W-O
1. Matapencaharian alternatif 1. Pendidikan dan pelatihan peningkatan 1. Dukungan lembaga keuangan dengan
2. Pengangguran berkurang kapasitas SDM perikanan ikan hias pihak pembudidaya
3. Letak wilayah yang strategis dan secara berkelanjutan 2. Pendampingan dan pembinaan teknologi
kemudahan akses jalur transportasi 2. Dukungan sarana dan prasarana produksi secara kontinyu
4. Banyaknya perusahaan eksportir ikan budidaya ikan hias dari pemerintah 3. Penguatan jaringan antara pembudidaya
hias beroperasi di Kabupaten Bogor daerah ikan hias dengan perusahaan eksportir
Jurnal Mina Sains ISSN: 2407-9030 Volume 3 Nomor 2, Oktober 2017 43

5. Permintaan ikan hias terus meningkat, 3. Mengakses jaringan pasar secara efisien 4. Penerapan teknologi produksi dan pakan
pangsa pasar domestic mulai terbuka 4. Peningkatan produksi sesuai dengan ikan hias air tawar
dan Pangsa pasar ekspor besar pasar 5. Riset inovasi (penciptaan varietas baru,
5. Kegiatan diklat pemasaran ekspor dan peningkatan daya tahan hidup ikan dsb)
prosedur ekspor ikan hias air tawar untuk meningkatkan market share ikan
hias Indonesia di pasaran internasional.

Threats Strategi S-T Strategi W-T


1. Kondisi cuaca fluktuatif 1. Pengoptimalan peran pemerintah daerah 1. Pelatihan dan pembinaan pembudidaya
2. Serangan penyakit dalam pemberian subsidi khususnya tentang pengendalian hama penyakit ikan
3. Harga pakan tinggi dan keterbatasan terhadap harga pakan ikan sesuai dengan SNI
pakan alami 2. Penggunaan pakan jentik nyamuk dan 2. Mengupayakan pasar dengan harga yang
4. Tingginya biaya perawatan ikan hias kutu air serta pakan alami lainnya yang efisien
5. Kurangnya kualitas komoditas ekspor mudah tersedia 3. Kerjasama dengan pihak produsen pakan
yang rentan hama, penyakit, dan 3. Mengoptimalkan fungsi Pusat Promosi 4. Mengadakan pelatihan budidaya pakan
sortirannya buruk dan Pemasaran dengan menyediakan alami secara berkelanjutan
karantina ikan 5. Pemberian modal usaha dengan sistem
4. Penerapan teknologi untuk menciptakan bagi hasil dari lembaga keuangan
ikan hias yang tahan terhadap
perubahan cuaca dan serangan penyakit
melalui kerjasama dengan perguruan
tinggi seperti IPB

KESIMPULAN DAN SARAN Karo-karo FW. 2006. Strategi Pengembangan


Kabupaten Karo Sebagai Kawasan
Dari persepsi masyarakat, stakeholder Agropolitan. [skripsi]. Bogor : Fakultas
dan pengusaha ikan hias, maka Kecamatan Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Ciomas, Kabupaten Bogor berpotensi menjadi Pambudy, Rachmat. 2005. Sistem dan Usaha
kawasan pengembangan agribisnis ikas hias. Agribisnis yang Berkerakyatan, Berdaya
Kegiatan pengembangan ikan hias secara Saing, Berkelanjutan, dan
berkelanjutan bisa melalui beberapa aktivitas Terdesentralisasi : Suatu Perjalanan Ide,
penting seperti pendidikan dan pelatihan Pemikiran, dan Konsep Menjadi
peningkatan kapasitas SDM perikanan dan Paradigma Baru Pembangunan Pertanian
kegiatan budidaya yang baik. Indonesia. Di Dalam Krisnamurthi, B,
Saran pengembangan strategi editor. Menumbuhkan Ide dan
pengembangan ikan hias di Kecamatan Pemikiran. Pembangunan Sistem dan
Ciomas, antara lain: perlu dukungan Usaha Agribisnis. 60 Tahun Bungaran
stakeholder terkait pengembangan ikan hias Saragih. Bogor : Pusat Studi
secara berkelanjutan; (ii) perlu dilakukan Pembangunan Pertanian dan Pedesaan,
sosialisasi terhadap masyarakat dan pemangku LPPM IPB.
kepentingan mengenai pemanfaatan, aspek Saragih, Bungaran. 2001. Suara Dari Bogor
legal, dan pemasaran ikan hias di masyarakat; Membangun Sistem Agribisnis. Di dalam
dan (iii) perlu disusun program yang bisa Tungkot Sepayung, dkk, editor. Jakarta :
menyokong pengembangan business plan Yayasan USESE Bekerjasama dengan
untuk pengembangan ikan hias di Kecamatan Sucofindo.
Ciomas; [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bogor. 2015. Kecamatan Cibinong
DAFTAR PUSTAKA dalam Angka. Bogor : BPS Kabupaten
Bogor.
David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis. [Disnakkan] Dinas Peternakan dan Perikanan.
Jakarta: Salemba Empat 2010. Buku Data Perikanan Tahun 2010.
Effendi I, Oktariza W. 2006. Manajemen Bogor : Disnakkan Kabupaten Bogor.
Agribisnis Perikanan. Jakarta : Penebar
Swadaya.

Potrebbero piacerti anche