Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH. Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275
Email: alidjunaedi@ymail.com
Abstract
Medium rearing of the P. monodon Fabricius seed at the hatcheries usually used closed
system and without water changes during culture period, until certain time the water quality
could deterioted. The purpose of this research was to understand the effects of recirculation
system on the water qualities (total suspended solids, ammonia, ammonium, nitrite and
dissolved oxygen) of tiger shrimp (P. monodon Fabricius) seed medium. This research was
conducted in the hatchery of Marine Science of Diponegoro University at Teluk Awur. The
research used experimental method with two treatments, recirculation and non-recirculation
system. Concentrations of total suspended solids (TSS), ammonia, nitrite and dissolved oxygen
(DO) were descriptive analyzed. Average concentration on recirculation system of TSS was
0,570 mg/L, ammonia was 0,039 mg/L, nitrite was 0,076 mg/L and DO was 6,00 mg/L. Average
concentration on without recirculation system of TSS was 0,983 mg/L, ammonia was 0,09
mg/L, nitrite was 0,2 mg/L and DO was 3,86 mg/L. The resirculation rearing system was
improve water quality on tiger shrimp seed medium.
Keywords : Water Quality, Recirculation System, Tiger Shrimp (P. monodon Fabricius)
Abstrak
Budidaya benih udang windu (P. monodon Fabricius) pada bak pembenihan
umumnya menggunakan sistem tertutup dan air media tidak diganti, sehingga dalam waktu
tertentu dapat terjadi penurunan kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perubahan kualitas air (MPT, amonia, amonium, nitrit dan DO) pada pemeliharaan benih
udang windu (P. monodon Fabricius) dengan sistem resirkulasi dan tanpa resirkulasi.
Penelitian dilakukan di Marine Center, Jurusan Ilmu Kelautan, Teluk Awur, Jepara. Metode
penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan dua perlakuan yaitu penggunaan
sistem resirkulasi dan tanpa resirkulasi. Data konsentrasi material padatan tersuspensi (MPT),
amonia, nitrit, oksigen terlarut (DO), pH dan suhu selama penelitian dianalisis secara
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sistem resirkulasi konsentrasi rata – rata
MPT 0,570 mg/L, amonia 0,039 mg/L, nitrit 0,076 mg/L dan DO 6,00 mg/L, sedangkan pada
bak tanpa sistem resirkulasi konsentrasi rata – rata MPT 0,983 mg/L, amonia 0,09 mg/L, nitrit 0,2
mg/L dan DO 3,86 mg/L. Sistem resirkulasi mampu memperbaiki kualitas air media
pemeliharaan benih udang windu.
Kata kunci: Kualitas Air, Sistem Resirkulasi, Udang Windu (Pennaeus monodon Fabricius).
kebutuhan akan benih udang juga udang. Kenaikan input pakan dan
semakin meningkat. pertambahan berat udang tersebut
Permasalahan yang sering dihadapi selanjutnya akan meningkatkan
oleh petani tambak dalam budidaya konsentrasi bahan organik dan faeses di
udang adalah tingginya kematian benih dalam media pemeliharaan. Hal ini akan
udang sewaktu penebaran di tambak. Hal meningkatkan pelepasan senyawa –
ini terjadi karena benih yang ditebar senyawa yang bersifat toksik dan
ukurannya terlalu kecil, dimana benih dari membahayakan udang yang dipelihara,
hatchery atau bachyard langsung ditebar seperti amonia dan nitrit (Furwoko, 2001)
ke tambak (Budiarti dkk, 2005). Untuk itu,
setiap saat harus tersedia benih Optimalisasi produksi benih udang
berkualitas yang dibutuhkan oleh perlu diupayakan melalui penggunaan
pembudidaya dalam jumlah yang cukup, sistem yang efektif untuk mengatasi
sebab dengan menebar benih yang memburuknya kualitas air media. Salah
berkualitas dan ditunjang dengan satu cara yang memungkinkan dalam
lingkungan budidaya yang baik akan mengatasi turunnya kualitas air yaitu
diperoleh tingkat produksi yang menggunakan sistem resirkulasi dengan
diharapkan (Hendrajad dan Pantjara, menerapkan berbagai komponen filter
2012). Disamping itu pula lokasi hatchery dan penyerap bahan organik baik dalam
yang cukup jauh dari areal pertambakan, air maupun dasar bak pembenihan (Kaul,
sehingga benih udang tidak tahan 1987). Prinsip metode ini yaitu dengan
terhadap perubahan lingkungan yang memanfaatkan kembali air yang sudah
mendadak seperti perubahan kualitas air, digunakan dalam budidaya untuk disaring
diantaranya suhu, salinitas dan parameter atau difilter dan kemudian dimanfaatkan
kualitas air lainnya yang bersifat fluktuatif. kembali dalam kegiatan budidaya
tersebut. Penggunaan sistem resirkulasi
Salah satu cara untuk menekan tersebut diharapkan mampu
tingkat kematian benih udang yang tinggi mengembalikan kondisi kualitas air bekas
sebelum ditebar ke tambak adalah pakai semaksimal mungkin kembali ke
dengan sistem pentokolan yaitu kondisi awalnya (Sumantadinata et al.,
memelihara benih udang selama periode 1986). Selain itu, dengan penggunaan
tertentu pada bak dengan kondisi kualitas sistem resirkulasi tersebut diharapkan juga
air yang terkontrol. Pengontrolan kualitas mampu menyerap bahan pencemar atau
air ini dilakukan supaya persyaratan hidup bahan organik dalam air buangan
benih udang windu secara optimal bisa sehingga akan mampu mengurangi
terpenuhi yaitu dengan mengatur sirkulasi konsentrasinya dalam media.
air. Tujuan sistem ini adalah menghasilkan
benih udang windu yang mempunyai Pengaruh penggunaan sistem
kemampuan hidup yang tinggi, sehingga resirkulasi terhadap perbaikan kualitas air
kelangsungan dan pertumbuhannya media budidaya dan pengurangan
setelah ditebar di tambak akan baik senyawa beracun belum banyak
(Hendrajad, 2008). diterapkan di dalam pemeliharaan benih
udang, dengan demikian sangat perlu
Pemeliharaan pada benih udang adanya penelitian untuk mengetahui
umumnya menggunakan sistem tertutup pengaruh penggunaan sistem resirkulasi
dan selama pemeliharaan benih terhadap kualitas air media pemeliharaan
umumnya air media pemeliharaan tidak benih udang windu (P. monodon
diganti. Hal ini dapat menyebabkan Fabricius).
menurunnya kualitas air media yang pada
akhirnya dapat mengganggu atau
membahayakan kehidupan benih udang MATERI DAN METODE
yang dipelihara. Kualitas air cenderung
semakin jelek sebanding dengan lamanya Hewan uji dalam penelitian ini
waktu budidaya karena terjadi kenaikan berupa benih udang windu (P. monodon
input pakan dan pertambahan berat Fabricius) yang diperoleh dari Balai Besar
172 Kualitas Air Media Pemeliharaan Benih Udang Windu (Ali Djunaedi et al.)
Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):171-178
Kualitas Air Media Pemeliharaan Benih Udang Windu (Ali Djunaedi et al.) 173
Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):171-178
1.4
1.2
MPT (mg/L)
1
Resirkulasi
0.8
Tanpa resirkulasi
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5 6
Minggu
Gambar 1. Diagram batang konsentrasi MPT (mg/L) pada air media pemeliharaan benih
udang windu (P. monodon Fabricius) dengan sistem resirkulasi dan tanpa
resirkulasi
174 Kualitas Air Media Pemeliharaan Benih Udang Windu (Ali Djunaedi et al.)
Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):171-178
resirkulasi lebih tinggi dibandingkan pada bak tanpa resirkulasi (Gambar 2).
8.000
7.000
6.000
DO (mg/L)
5.000
Resirkulasi
4.000
Tanpa resirkulasi
3.000
2.000
1.000
0.000
1 2 3 4 5 6
Minggu
Gambar 2. Diagram batang konsentrasi oksigen terlarut (mg/L) pada air media
pemeliharaan benih udang windu (P. monodon Fabricius) dengan sistem
resirkulasi dan tanpa resirkulasi.
Kualitas Air Media Pemeliharaan Benih Udang Windu (Ali Djunaedi et al.) 175
Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):171-178
176 Kualitas Air Media Pemeliharaan Benih Udang Windu (Ali Djunaedi et al.)
Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):171-178
Gambar 3. Diagram batang konsentrasi amonia dan Nitrit (mg/L) pada air media
pemeliharaan benih udang windu (P. monodon Fabricius) dengan sistem
resirkulasi dan tanpa resirkulasi.
31.5
31
30.5
30
Suhu (*C)
29.5 Resirkulasi
29 Tanpa resirkulasi
28.5
28
27.5
27
1 2 3 4 5 6
Minggu
8.05
7.95
Resirkulasi
pH
7.9
Tanpa resirkulasi
7.85
7.8
7.75
1 2 3 4 5 6
Minggu
Gambar 4. Diagram batang konsentrasi Suhu dan pH pada air media pemeliharaan benih
udang windu (P. monodon Fabricius) dengan sistem resirkulasi dan tanpa
resirkulasi.
Kualitas Air Media Pemeliharaan Benih Udang Windu (Ali Djunaedi et al.) 177
Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):171-178
178 Kualitas Air Media Pemeliharaan Benih Udang Windu (Ali Djunaedi et al.)