Sei sulla pagina 1di 14

STEP 1

1. Fussy : muka merah


2. Koplik’s spots : bintik putih kecil yang muncul dalam mulut 2-4 hari
kemudian
3. Makulopapular rash :bintik dan benjolan kecil kemerahan pada kulit
STEP 2
1. Why trombosit is decreasing?
2. Why the patient had kolih spot ?
3. Why the patient had makulopapular rash and eritem ?
4. Why the patient had high fever?
5. What are correlation between vaksin and symptom?
6. Why the patient had swelling at mandibular gland?
7. why is relation between fever cough runny nose and reddish spot before
rash appears?
8. Why the doctor ask allergy history is denied?
9. What is the etiologi of the scenario?
10.What is the patogenesis from scenario ?
11.What are clinical manifestation?
12.How to diagnose from the scenario ?
13.What is diagnose scenario and the differences?
14.What are the treatment fom scenario?
15.What is correlation between his neighbor and his symptom?
STEP 3 :

1. Why trombosit is decreasing?


N : 150.000-450.000
Mencurigai virus disertai leukopenia , virus masuk mll
viremia→bereplikasi→ mengundang Ab dan hospes→ ab akan merespon
virus→ merusak sel endotel → meningkatkan permeabilitas pemb.
Darah→sdm,leukosit,trombosit keluar→ sehingga trombosit menurun

2. Why the patient had koplikspot ?


Curiga virus → menyebar lewat droplet→ menempel pd reseptor pd epitel
nasofaring tubuh pd belakang tenggorokan → menyebar jar
limfatik→bereplikasi di RES ( viremia primer )→ menyebar ke kulit dan
pernapasan ( viremia sekunder ) 5-7 hari stelah infeksi→ muncul gejala pd kulit
dan pernapasan yaitu bercak koplik (hanya sebentar sehingga saat
pemeriksaan akan sulit dideteksi)

3. Why the patient had makulopapular rash and eritem ?


Trombosit monosit terifeksi virus→ bereplikasi scr viremia→vrisu akan
keluar kompensasi tubuh akan muncul inflamasi kecil→ di kulit→ tjd
lokalisasi leukosit untuk memfagosit virus→ dapat menuju jaringan dermal.
Primer : bereplikasi di sal res
Sekunder : di kulit dan sal pernafasan
Tjd karna replikasi pada viremia sekunder.
4. Why the patient had high fever?
Infeksi virus→ pelepasan pyrogen endogen(IL 1 )→ merangsang melepas
arachi donat→ peningkatan PGE 2 → mengaktfikan siklik AMP→
peningkatan set point pd hipotalamus→ peningkatan suhu
5. What are correlation between vaksin and symptom?
Karena vaksin kurang
Virus harus diulang dalam usia 15 bulan supaya tidak kambuh lagi .
Imunisasi 9 bulan : campak
HBV; 1,3 ,6 month
Volio: 1,3,4,6 month
DPT : 2,4,6 month
Sudah diberi vaksin namun diberi vit A yang kontraindikasi sehingga
antibody yang dihasilkan rendah
6. Why the patient had swelling at mandibular gland?
Droplet→ sal pernafasan→ virus bereplikasi di jar. Limfatik →jar. limfe
membesar.
Virus memiliki protein H dpt berikatan dgn SLAM (protein yg dimiliki sel b
dan sel t) di jar limfatik terdapat banyak sel b dan sel t
7. What is relation between fever cough runny nose and reddish spot before
rash appears?
Virus→ enter to respiratory tract and macrfag catch→ sal
limfe→replication virus→viremia primer ( RES)→ skin → hypersecretion
because of silia damage → muncul batuk
Kemerahan dihidung karena secret dihidung yang berlebih
Runny nose : Over secretion in nose making reflex respond to make it out
from the body with more power so vascularitation of plexus hasselbach it
can make “mimisan”
8. Why the doctor ask allergy history is denied?
Because one of the differential diagnosis of the scenario is allergy induced
by drug which clinical manifestation has rash that appear after medicine
intake
9. What is correlation between his neighbor and his symptom?
Because virus infection can spread by droplet, measless one only hospes is
human so the patient also infected. The droplet can reach 1-2 meters.
10.What is the etiologi of the scenario?
- RNA VIRUS(paramyxovirus) can induce upper respiratory tract and limfe
gland so virus can spread and replication → “VIREMIA”
-
11.What is the patogenesis from scenario ?
Vius spread by droplet can in the respiratory tract and berikatan with SLAM
, ssRNA polimerasi mRNA so the virus can infection by limfatik tissue
Fase
Inkubasi : 8-12 day with symptomp
1. Prodromal : 3 days (fever 39,5 with symptom malaise, koriza,
konjungtivis and cough), 2-3 days fever can appear koplik 12 hour
2. Exanten : ruam makulopapular 6-7 day behind of ears spread to the face
neck and extremitas.
3. Konvalesen : hyperpigmentation of the skin, deskuamation, ptechie
The complication are diarrhea, liver disfunction. With the persistant
cough
12.What are clinical manifestation?

Inkubasi : 8-12 day with symptomp


4. Prodromal : 3 days (fever 39,5 with symptom malaise, koriza,
konjungtivis and cough), 2-3 days fever can appear koplik 12 hour
5. Exanten : ruam makulopapular 6-7 day behind of ears spread to the face
neck and extremitas.
6. Konvalesen : hyperpigmentation of the skin, deskuamation, ptechie
The complication are diarrhea, liver disfunction. With the persistant
cough

13.How to diagnose from the scenario ?


1. Anamnesis : fever,cough, konjungtivis, rash in skin, makulopapula??
2. PF : temperature, look in eyes, makulopapular, koplik, tongue with
swelling in submandibular, abdominal pain
3. Px penunjang : Px. Blood (leukopenia and trombositopenia), IgM
measless
4. Px. Sugar blood
5. X foto thorax : pneumonia?? If yes give antibiotic exmp : ampicillin 100
mg /KgBB/hari or cloramfenikol 100mg/KgBB/hari during 7-10 days
14.What is diagnose scenario and the differences?
Dx : measless by droplet. Khas koplik and trombositopenia, fever
DD : herpes by air(fever) and dengue fever by aydes mosquito

drug eruption
Viral infection : measless, rosella, rubella, parvo virus, scarlet virus
Bacterial infection : staphylococcal scalded skin syndrome ??
15.What are the treatment fom scenario?
If Complication happen give supportive : bed rest, antipiretik (paracetamol),
adequate fluid intake, give vit. A as imunomodulator
STEP 7
1. Why trombosit is decreasing?
N : 150.000-450.000
Mencurigai virus disertai leukopenia , virus masuk mll
viremia→bereplikasi→ mengundang Ab dan hospes→ ab akan merespon
virus→ merusak sel endotel → meningkatkan permeabilitas pemb.
Darah→sdm,leukosit,trombosit keluar→ sehingga trombosit menurun

2. Why the patient had koplikspot ?

Sheela Xavier,and Sarah E.D.Forgie.2015.Koplik Spots Revisited.CMAJ NCBI


Bintik-bintik Koplik dimulai sebagai "butiran garam putih kebiruan dengan latar belakang merah" di seberang
geraham pada mukosa bukal. Mereka juga dapat muncul pada lipatan konjungtiva atau pada mukosa vagina atau
gastrointestinal. Halo merah kebiruan disebabkan oleh kerah pembuluh darah melebar di sekitar saluran kelenjar
submukosa, sedangkan bagian putih kemungkinan merupakan hasil dari penghancuran sel-sel epitel kelenjar. 4
Bintik-bintik Koplik terdapat pada lebih dari 70% pasien campak, dan “ketinggian erupsi tercapai tepat saat erupsi
kulit muncul dan menyebar.” Saat ruam meluas berlanjut, ruam pada membran mukosa kehilangan "karakter bercak
diskrit dan [menjadi] latar belakang merah yang menyebar dengan bintik-bintik putih kebiruan yang tak terhitung
yang tersebar di permukaannya." Pada akhirnya, selaput lendir kembali ke penampilan normalnya jauh sebelum
erupsi kulit hilang. Diagnosis banding bintik Koplik termasuk Fordyce aphthae (yang tidak memiliki latar belakang
merah cerah), ulkus aphthous (yang menyakitkan dan kurang banyak) dan infeksi parvovirus B19

3. Why the patient had makulopapular rash and eritem ?


4. Why the patient had high fever?
Timbulnya gejala batuk pilek serta konjungtiva hiperemis terjadi karena virus penyebab morbili
masuk kembali ke pembuluh darah serta proses ini kemudian menyebabkan terjadinya
peradangan epitel saluran nafas sehingga sebagai reaksi dari sistem imun tubuh maka muncul
manifestasi demam yang tinggi.
5. What are correlation between vaksin and symptom?
Vaksinasi campak ataupun vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella).
Sesuai jadwal imunisasi rekomendasi IDAI tahun 2014, vaksin campak
diberikan pada usia 9 bulan. Selanjutnya, vaksin penguat dapat diberikan
pada usia 2 tahun. Apabila vaksin MMR diberikan pada usia 15 bulan, tidak
perlu vaksinasi campak pada usia 2 tahun. Selanjutnya, MMR ulangan
diberikan pada usia 5-6 tahun. Dosis vaksin campak ataupun vaksin MMR
0,5 mL subkutan.
Imunisasi ini tidak dianjurkan pada ibu hamil, anak dengan imunodefisiensi
primer, pasien tuberkulosis yang tidak diobati, pasien kanker atau
transplantasi organ, pengobatan imunosupresif jangka panjang atau anak
immunocompromised yang terinfeksi HIV. Anak terinfeksi HIV tanpa
imunosupresi berat dan tanpa bukti kekebalan terhadap campak, bisa
mendapat imunisasi campak.
Donna Rozalia Mariz.Diagnosis dan Tatalaksana Morbili. UNLAM

6. Why the patient had swelling at mandibular gland?

Burnett M., 2007.Measles, Rubeola.. http://www.e-emedicine.com

7. What is relation between fever cough runny nose and reddish spot before
rash appears?
Virus→ enter to respiratory tract and macrfag catch→ sal
limfe→replication virus→viremia primer ( RES)→ skin → hypersecretion
because of silia damage → muncul batuk
Kemerahan dihidung karena secret dihidung yang berlebih
Runny nose : Over secretion in nose making reflex respond to make it out
from the body with more power so vascularitation of plexus hasselbach it
can make “mimisan”
8. Why the doctor ask allergy history is denied?
Because one of the differential diagnosis of the scenario is allergy induced
by drug which clinical manifestation has rash that appear after medicine
intake
9. What is correlation between his neighbor and his symptom?

Transmisi campak terjadi melalui udara, kontak langsung maupun melalui droplet dari
penderita saat gejala yang ada minimal bahkan tidak bergejala. Penderita masih dapat
menularkan penyakitnya mulai hari ke-7 setelah terpajan hingga 5 hari setelah ruam
muncul. Biasanya seseorang akan mendapat kekebalan seumur hidup bila telah sekali
terinfeksi oleh campak (Rampengan, 1997).

Bagian Ilmu Penyakit Anak


10.What is the etiologi of the scenario?
Etiology penyakit ini adalah virus Campak, genus Morbillivirus, family
Paramyxoviridae

Ismoedijanto.2011.Demam dan Ruam di Derah Tropik


11.What is the patogenesis from scenario ?
Perjalanan klinik di awali dengan infeksi epithel saluran napas bagian atas
oleh virus, menyebar ke kelenjar lympha regional bersama makrofag.
Setelah mengalami replikasi dikelenjar limfa regional, virus dilepas kedalam
aliran darah, terjadilah viremia pertama. Sampailah virus ke sistem
reticuloendothelial, dan disusul dengan proses replikasi. Viremia yg kedua
akan mengantar virus sampai ke “ multiple tissue site “, terjadilah proses
infeksi di endothelium pembuluh darah, epithelium saluran napas dan
saluran cerna. Virus menempel pada receptor virus campak pada tempat
tertentu, misalnya pada lapisan lendir saliran nafas , sel otak dan usus.
Setelah inkubasi selama 10-11 hari, dalam 24 jam kemudian munculah
gejala coryza / pilek, conjunctivitis / radang mata dan cough / batuk sebagai
gejala periode prodromal. Semua gejala diatas makin hari makin memberat,
mencapai puncaknya pada periode erupsi, saat mulai muncul ruam pada
hari ke 4 sakit. koplik’s spot, bercak putih di depam M1 yang terletak di
mukosa pipi, akan muncul dan menjadi tanda klinik yang pathognomonik.
Gejala panas, cough, coryza dan conjunctivitis pada hari ke 4 akan disusul
dengan keluarnya ruam erythro makulopapuler dengan perjalanan dan
penyebaran yang khas, sehingga diagnosis klinik mudah dikenali. Periode
konvalescence ditandai dengan tersebarnya ruam pada seluruh tubuh, yang
disertai turunnya temperatur tubuh secara lisis. Panas pada penyakit
campak bersifat “ stepwise increase “, yang puncak panasnya terjadi pada
hari ke 5 sakit, dan pada hari ke 6 sakit, bilamana ruam sudah tersebar pada
seluruh tubuh, panas akan menurun dan kondisi klinik akan membaik.

Ismoedijanto.2011.Demam dan Ruam di Derah Tropik

Virus campak terhirup dan melekat pada nasofaring atau


konjungtiva→infeksi di sel epitel→ replikasi→infeksi menyebar ke jaringan
limfatik→viremia primer→virus bermultiplikasi di epitel saluran nafas,
retikuloendotelial regional kemudian menyebar→viremia
sekunder→timbul gejala infeksi kulit dan saluran pernafasan→virus di
darah,saluran napas,kulit daan organ laiinnya→virus berkurang dan
menghilang.

Ricky Gustian Halim.2016.Campak pada Anak.RS Hosana Medica Lippo


Cikarang,
12.What are clinical manifestation?
Donna Rozalia Mariz.Diagnosis dan Tatalaksana Morbili.Fakultas
Kedokteran UNLAM
13.How to diagnose from the scenario ?
Diagnosis is based on history, physical examination, and positive serological or virologic examination if
there is a persistent high fever of 38.50 C or more accompanied by cough, runny nose, painful swallowing,
red eyes and glare when exposed to light (photophobia), often followed by diarrhea.At this stage, redness of
the oral mucosa appears, with spots appearing on the inside of the lips and cheeks appearing maculopapular
rash that starts on the face, back of the ear, wing of the nose, around the mouth and chin which is preceded
by temperatures which increase more high from the beginning. This causes the child to experience febrile
seizures. When the rash develops, coughing and diarrhea get worse so that the child experiences shortness
of breath or dehydration. Two to three days later the maculopapular rash becomes larger and fused, the
fever subsides and general conditions begin to improve. The next day exanthematous starts to clean the
lesions and exfoliation

Laboratory Diagnosis
Antigen Detection Measles antigens can be detected directly on epithelial cells in respiration and urine
secret. Antibodies to the nucleoprotein are beneficial because they are the most common viral protein found
in infected cells. Isolation and Identification of Viruses Nasopharyngeal and conjunctival smears, blood
samples, respiratory secretions, and urine taken from patients during fever are suitable sources for virus
isolation. Monkey or human kidney cells or lomfoblast (B95-a) cell types are optimal for isolation efforts.
Measles virus grows slowly; Typical efectitopathic (multinucleus giant cells containing intranuclear and
intracytoplasmic inclusion bodies) are formed in 7-10 days. The vial test of shellfish can be completed in 2-
3 days using fluorescent antibody staining to detect measles antigens in inoculated cultures. However,
isolation of the sulphate virus technique. Serology Ensuring serological measles infection depends on an
increase in fourfold antibody titers between acute-phase serum and the convalence phase or the presence of
measles-specific IgM antibodies in a single serum specimen taken between 1 and 2 weeks after the onset of
the rash. ELISA, the HI test, and the Nt test can all be used to measure measles antibodies, although ELISA
is the most practical method. The main part of the immune response is aimed at fighting viral
nucleoproteins. Patients with cephalitis sclerosasubakute harvest show an excessive antibody response,
with titers 10 to 100 times higher than the increase in titers seen in the typical convalence serum
Tuty Rahayu,Alan R. Tumbelaka. Gambaran Klinis Penyakit Eksantema Akut pada Anak.2002.Sari
Pediatri vol 4

Diagnosis ditetapkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan Pemeriksaanserologik atau


virologik yang positif yaitu bila terdapat demam tinggi terus-menerus 38,50 C atau lebih disertai
batuk, pilek, nyeri menelan,mata merah dansilau bila kena cahaya (fotofobia), sering kali diikuti
diare.Pada tahap ini,munculkemerahan pada mukosa mulut, dengan bintik-bintik yang
muncul pada bagiandalam bibir dan pipi muncul ruam makulopapular yang dimulai pada
wajah, belakang telinga, sayap hidung, sekitar mulut dan dagu yang didahului oleh suhuyang
meningkat lebih tinggi dari semula. Hal ini mengakibatkan anak mengalamikejang demam.Saat
ruam timbul, batuk dan diare bertambah parah sehingga anakmengalami sesak nafas atau
dehidrasi. Dua sampai tiga hari kemudian ruammakulopapular menjadi lebih besar dan
menyatu, demam mereda dan kondisiumum mulai membaik. Pada hari selanjutnya
exanthematous mulaiuntukmembersihkan lesikulit dan pengelupasan kulit. (widoyono, 2011)

Diagnosis Laboratorium
Deteksi AntigenAntigen campak dapat dideteksi langsung pada sel epitel dalam secret respirasi danurine.
Antibodi terhadap nucleoprotein bermanfaat karena merupakan protein virusyang paling
banyakditemukanpadasel yang terinfeksi.Isolasi dan Identifikasi VirusApusan nasofaring dan
konjungtiva, sampel darah, sekret pernapasan, serta urineyang diambil dari pasien selama masa demam
merupakan sumber yang sesuaiuntuk isolasi virus. Sel ginjal monyet atau manusia atau jenis sel
lomfoblast (B95-a) optimal untuk upaya isolasi.Virus campak tumbuh lambat; efeksitopatik yangkhas (sel
raksasa multinukleus yang mengandung badan inklusi intranuklear danintrasitoplasmik) terbentukdalam
7-10 hari.Uji kultur vial kerang dapat selesaidalam 2-3 hari menggunakan pewarnaan antibody flouresens
untuk mendeteksiantigen campak pada kultur yang telah diinokulasi. Namun, isolasi
virussulitsecarateknik.SerologiPemastian infeksi campak secara serologis bergantung pada peningkatan
titerantibody empat kali lipat antara serum fase-akut dan fase konvalensi atauterlihatnya antibody IgM
spesifik campak di dalam specimen serum tunggal yangdiambilantara 1 dan 2 minggu setelah awitan
ruam. ELISA, uji HI, dan tes Ntsemuanya dapat digunakan untuk mengukur antibody campak, walaupun
ELISAmerupakanmetode yang paling praktis.Bagian utama respons imun ditujukan untuk melawan
nucleoprotein virus.Pasien dengan panen sefalitis sklerosasubakute menunjukan respons antibody
yang berlebihan, dengan titer 10 hingga 100 kali lipat lebih tinggi dari pada peningkatantiter yang terlihat
didalam serum konvalensi yang khas

14.What is diagnose scenario and the differences?


Scarlet virus
Etiologi : Streptococcus beta hemolyticus grupA
Masa inkubasi : 1 – 7 hari, rata-rata 3 hari
Cara penularan: Melalui droplets dari pasien yang terinfeksi atau karier.
Fokus infeksi : Faring dan tonsil, jarang pada luka operasi atau lesi kulit.
Manifestasi klinis :
- Gejala prodromal berupa demam panas, nyeri tenggorokan, muntah, nyeri kepala, malaise dan
menggigil. Dalam 12 – 24 jam timbul ruam yang khas.
- Tonsil membesar dan eritem, pada palatum dan uvula terdapat eksudat putih keabu-abuan.
Pada lidah didapatkan eritema dan edema sehingga memberikan gambaran strawberry tongue
(tanda
patognomonik).
- Ruam berupa erupsi punctiform, berwarna merah yang menjadi pucat bila ditekan. Timbul
pertama kali di leher, dada dan daerah fleksor dan menyebar ke seluruh badan dalam 24 jam.
Erupsi tampak jelas dan menonjol di daerah leher, aksila, inguinal dan lipatan poplitea.
- Pada dahi dan pipi tampak merah dan halus, tapi didaerah sekitar mulut sangat pucat (circumoral
pallor).
-Beberapa hari kemudian kemerahan di kulit menghilang dan kulit tampak sandpaper yang
kemudian menjadi deskwamasi setelah hari ketiga.
- Deskuamasi berbeda dengan campak karena lokasinya di lengan dan kaki. Deskuamasi
kemudian akan mengelupas dalam minggu 1-6.

Bacterial infection : staphylococcal scalded skin syndrome


Etiologi : Staphyllo-coccus aureus (menghasilkan toksin eksfoliatif ).
Fokus infeksi : Faringitis purulen, rinitis, konjungtivitis, luka atau infeksi umbilikal pada neonatus.
Manifestasi klinis:
Gejala prodromal berupa demam dan iritabel.
- Ruam berupa makula eritem tampak perttama kali di sekitar mulut dan hidung. Kulit tampak
halus
yang kemudian menyebar generalisata dan kemudian tampak seperti "sandpaper".
- Lesi terutama pada daerah fleksor, terutama lipat paha, aksila dan leher.
- Setelah 1-2 hari kulit menjadi berkerut dan dapat terjadi bula, mudah mengelupas (Nikolsky’s
sign),
kulit nyeri bila disentuh. Selanjutnya 2-3 hari permukaan kulit menjadi kering dan berkrusta.
- Penyembuhan terjadi setelah 10-14 hari.

Roseola Invatum
Etiologi : Human herpes virus tipe 6 (HHV6)
Masa inkubasi : Sulit ditentukan karena kontak tidakdiketahui.
Manifestasi klinis:
- Perjalanan penyakit dimulai dengan demam tinggi mendadak mencapai 40-40,60C, anak tampak
iritabel, anoreksia, biasanya terdapat koriza,konjungtivitis dan batuk. Demam menetap 3-5 hari dan
menurun secara mendadak ke suhu normal disertai timbulnya ruam.
-Ruam tampak pertama kali di punggung dan menyebar ke leher, ekstremitas atas muka, dan
ektremitas bawah.
- Ruam berwarna merah muda, makulopapular, diskret, jarang koalesen sehingga mirip dengan lesi
rubela.
- Lamanya timbul erupsi 1-2 hari, kadang dapat hilang dalam beberapa jam. Ruam hilang tidak
meninggalkan bekas berupa pigmentasi atau deskuamasi.

Tuty Rahayu,Alan R. Tumbelaka. Gambaran Klinis Penyakit Eksantema Akut pada Anak.2002.Sari
Pediatri vol 4
15.What are the treatment fom scenario?
Imunisasi campak 1 diberikan pada usia 9 bulan dan imunisasi campak
kedua diberikan pada usia 6 tahun.
Ismoedijanto,2003. Pengembangan Praktik Imunisasi pada Anak. Surabaya:
Pertemuan Ilmiah Tahunan 1 Perkani
TATALAKSANA
Pada campak tanpa komplikasi tatalaksana bersifat suportif, berupa tirah
baring, antipiretik (parasetamol 10-15 mg/kgBB/dosis dapat diberikan
sampai setiap 4 jam), cairan yang cukup, suplemen nutrisi, dan vitamin A.
Vitamin A dapat berfungsi sebagai imunomodulator yang meningkatkan
respons antibodi terhadap virus campak. Pemberian vitamin A dapat
menurunkan angka kejadian komplikasi seperti diare dan pneumonia.
Vitamin A diberikan satu kali per hari selama 2 hari dengan dosis sebagai
berikut:
„ - 200.000 IU pada anak umur 12 bulan atau lebih
„ - 100.000 IU pada anak umur 6 - 11 bulan
„ -50.000 IU pada anak kurang dari 6 bulan
„ - Pemberian vitamin A tambahan satu kali dosis tunggal dengan dosis
sesuai umur penderita diberikan antara minggu ke-2 sampai ke-4 pada anak
dengan gejala defisiensi vitamin A.
Pada campak dengan komplikasi otitis media dan/atau pneumonia bakterial
dapat diberi antibiotik.
Komplikasi diare diatasi dehidrasinya sesuai dengan derajat dehidrasinya.
Pemberian antibiotik dapat dilakukan jika ada indikasi infeksi sekunder. Selain itu pemberian
antibiotik sebagai profilaksis dari infeksi sekunder tidak bermanfaat dan tidak dianjurkan.
Pemberian antibiotik golongan cephalosporin berupa ceftriaxone dapat digunakan pada infeksi
saluran nafas dan dengan dosis 50-75 mg/kgBB/kali sehari atau dibagi mejadi 2 dosis.14 Dosis
yang dapat diberikan pada pasien ini adalah 1300 – 1950 mg sehingga pemberian antibiotik
pada pasien ini dirasa kurang tepat karena pada pasien ini tidak didapatkan tanda-tanda infeksi
PENCEGAHAN
Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi campak ataupun vaksinasi MMR
(Measles, Mumps, Rubella). Sesuai jadwal imunisasi rekomendasi IDAI
tahun 2014, vaksin campak diberikan pada usia 9 bulan. Selanjutnya,
vaksin penguat dapat diberikan pada usia 2 tahun. Apabila vaksin MMR
diberikan pada usia 15 bulan, tidak perlu vaksinasi campak pada usia 2
tahun. Selanjutnya, MMR ulangan diberikan pada usia 5-6 tahun. Dosis
vaksin campak ataupun vaksin MMR 0,5 mL subkutan.
Imunisasi ini tidak dianjurkan pada ibu hamil, anak dengan imunodefisiensi
primer, pasien tuberkulosis yang tidak diobati, pasien kanker atau
transplantasi organ, pengobatan imunosupresif jangka panjang atau anak
immunocompromised yang terinfeksi HIV. Anak terinfeksi HIV tanpa
imunosupresi berat dan tanpa bukti kekebalan terhadap campak,
bisa mendapat imunisasi campak.
Ricky Gustian Halim.2016.Campak pada Anak.RS Hosana Medica Lippo Cikarang,
Donna Rozalia Mariz.Diagnosis dan Tatalaksana Morbili. UNLAM

Potrebbero piacerti anche