Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
drug eruption
Viral infection : measless, rosella, rubella, parvo virus, scarlet virus
Bacterial infection : staphylococcal scalded skin syndrome ??
15.What are the treatment fom scenario?
If Complication happen give supportive : bed rest, antipiretik (paracetamol),
adequate fluid intake, give vit. A as imunomodulator
STEP 7
1. Why trombosit is decreasing?
N : 150.000-450.000
Mencurigai virus disertai leukopenia , virus masuk mll
viremia→bereplikasi→ mengundang Ab dan hospes→ ab akan merespon
virus→ merusak sel endotel → meningkatkan permeabilitas pemb.
Darah→sdm,leukosit,trombosit keluar→ sehingga trombosit menurun
7. What is relation between fever cough runny nose and reddish spot before
rash appears?
Virus→ enter to respiratory tract and macrfag catch→ sal
limfe→replication virus→viremia primer ( RES)→ skin → hypersecretion
because of silia damage → muncul batuk
Kemerahan dihidung karena secret dihidung yang berlebih
Runny nose : Over secretion in nose making reflex respond to make it out
from the body with more power so vascularitation of plexus hasselbach it
can make “mimisan”
8. Why the doctor ask allergy history is denied?
Because one of the differential diagnosis of the scenario is allergy induced
by drug which clinical manifestation has rash that appear after medicine
intake
9. What is correlation between his neighbor and his symptom?
Transmisi campak terjadi melalui udara, kontak langsung maupun melalui droplet dari
penderita saat gejala yang ada minimal bahkan tidak bergejala. Penderita masih dapat
menularkan penyakitnya mulai hari ke-7 setelah terpajan hingga 5 hari setelah ruam
muncul. Biasanya seseorang akan mendapat kekebalan seumur hidup bila telah sekali
terinfeksi oleh campak (Rampengan, 1997).
Laboratory Diagnosis
Antigen Detection Measles antigens can be detected directly on epithelial cells in respiration and urine
secret. Antibodies to the nucleoprotein are beneficial because they are the most common viral protein found
in infected cells. Isolation and Identification of Viruses Nasopharyngeal and conjunctival smears, blood
samples, respiratory secretions, and urine taken from patients during fever are suitable sources for virus
isolation. Monkey or human kidney cells or lomfoblast (B95-a) cell types are optimal for isolation efforts.
Measles virus grows slowly; Typical efectitopathic (multinucleus giant cells containing intranuclear and
intracytoplasmic inclusion bodies) are formed in 7-10 days. The vial test of shellfish can be completed in 2-
3 days using fluorescent antibody staining to detect measles antigens in inoculated cultures. However,
isolation of the sulphate virus technique. Serology Ensuring serological measles infection depends on an
increase in fourfold antibody titers between acute-phase serum and the convalence phase or the presence of
measles-specific IgM antibodies in a single serum specimen taken between 1 and 2 weeks after the onset of
the rash. ELISA, the HI test, and the Nt test can all be used to measure measles antibodies, although ELISA
is the most practical method. The main part of the immune response is aimed at fighting viral
nucleoproteins. Patients with cephalitis sclerosasubakute harvest show an excessive antibody response,
with titers 10 to 100 times higher than the increase in titers seen in the typical convalence serum
Tuty Rahayu,Alan R. Tumbelaka. Gambaran Klinis Penyakit Eksantema Akut pada Anak.2002.Sari
Pediatri vol 4
Diagnosis Laboratorium
Deteksi AntigenAntigen campak dapat dideteksi langsung pada sel epitel dalam secret respirasi danurine.
Antibodi terhadap nucleoprotein bermanfaat karena merupakan protein virusyang paling
banyakditemukanpadasel yang terinfeksi.Isolasi dan Identifikasi VirusApusan nasofaring dan
konjungtiva, sampel darah, sekret pernapasan, serta urineyang diambil dari pasien selama masa demam
merupakan sumber yang sesuaiuntuk isolasi virus. Sel ginjal monyet atau manusia atau jenis sel
lomfoblast (B95-a) optimal untuk upaya isolasi.Virus campak tumbuh lambat; efeksitopatik yangkhas (sel
raksasa multinukleus yang mengandung badan inklusi intranuklear danintrasitoplasmik) terbentukdalam
7-10 hari.Uji kultur vial kerang dapat selesaidalam 2-3 hari menggunakan pewarnaan antibody flouresens
untuk mendeteksiantigen campak pada kultur yang telah diinokulasi. Namun, isolasi
virussulitsecarateknik.SerologiPemastian infeksi campak secara serologis bergantung pada peningkatan
titerantibody empat kali lipat antara serum fase-akut dan fase konvalensi atauterlihatnya antibody IgM
spesifik campak di dalam specimen serum tunggal yangdiambilantara 1 dan 2 minggu setelah awitan
ruam. ELISA, uji HI, dan tes Ntsemuanya dapat digunakan untuk mengukur antibody campak, walaupun
ELISAmerupakanmetode yang paling praktis.Bagian utama respons imun ditujukan untuk melawan
nucleoprotein virus.Pasien dengan panen sefalitis sklerosasubakute menunjukan respons antibody
yang berlebihan, dengan titer 10 hingga 100 kali lipat lebih tinggi dari pada peningkatantiter yang terlihat
didalam serum konvalensi yang khas
Roseola Invatum
Etiologi : Human herpes virus tipe 6 (HHV6)
Masa inkubasi : Sulit ditentukan karena kontak tidakdiketahui.
Manifestasi klinis:
- Perjalanan penyakit dimulai dengan demam tinggi mendadak mencapai 40-40,60C, anak tampak
iritabel, anoreksia, biasanya terdapat koriza,konjungtivitis dan batuk. Demam menetap 3-5 hari dan
menurun secara mendadak ke suhu normal disertai timbulnya ruam.
-Ruam tampak pertama kali di punggung dan menyebar ke leher, ekstremitas atas muka, dan
ektremitas bawah.
- Ruam berwarna merah muda, makulopapular, diskret, jarang koalesen sehingga mirip dengan lesi
rubela.
- Lamanya timbul erupsi 1-2 hari, kadang dapat hilang dalam beberapa jam. Ruam hilang tidak
meninggalkan bekas berupa pigmentasi atau deskuamasi.
Tuty Rahayu,Alan R. Tumbelaka. Gambaran Klinis Penyakit Eksantema Akut pada Anak.2002.Sari
Pediatri vol 4
15.What are the treatment fom scenario?
Imunisasi campak 1 diberikan pada usia 9 bulan dan imunisasi campak
kedua diberikan pada usia 6 tahun.
Ismoedijanto,2003. Pengembangan Praktik Imunisasi pada Anak. Surabaya:
Pertemuan Ilmiah Tahunan 1 Perkani
TATALAKSANA
Pada campak tanpa komplikasi tatalaksana bersifat suportif, berupa tirah
baring, antipiretik (parasetamol 10-15 mg/kgBB/dosis dapat diberikan
sampai setiap 4 jam), cairan yang cukup, suplemen nutrisi, dan vitamin A.
Vitamin A dapat berfungsi sebagai imunomodulator yang meningkatkan
respons antibodi terhadap virus campak. Pemberian vitamin A dapat
menurunkan angka kejadian komplikasi seperti diare dan pneumonia.
Vitamin A diberikan satu kali per hari selama 2 hari dengan dosis sebagai
berikut:
„ - 200.000 IU pada anak umur 12 bulan atau lebih
„ - 100.000 IU pada anak umur 6 - 11 bulan
„ -50.000 IU pada anak kurang dari 6 bulan
„ - Pemberian vitamin A tambahan satu kali dosis tunggal dengan dosis
sesuai umur penderita diberikan antara minggu ke-2 sampai ke-4 pada anak
dengan gejala defisiensi vitamin A.
Pada campak dengan komplikasi otitis media dan/atau pneumonia bakterial
dapat diberi antibiotik.
Komplikasi diare diatasi dehidrasinya sesuai dengan derajat dehidrasinya.
Pemberian antibiotik dapat dilakukan jika ada indikasi infeksi sekunder. Selain itu pemberian
antibiotik sebagai profilaksis dari infeksi sekunder tidak bermanfaat dan tidak dianjurkan.
Pemberian antibiotik golongan cephalosporin berupa ceftriaxone dapat digunakan pada infeksi
saluran nafas dan dengan dosis 50-75 mg/kgBB/kali sehari atau dibagi mejadi 2 dosis.14 Dosis
yang dapat diberikan pada pasien ini adalah 1300 – 1950 mg sehingga pemberian antibiotik
pada pasien ini dirasa kurang tepat karena pada pasien ini tidak didapatkan tanda-tanda infeksi
PENCEGAHAN
Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi campak ataupun vaksinasi MMR
(Measles, Mumps, Rubella). Sesuai jadwal imunisasi rekomendasi IDAI
tahun 2014, vaksin campak diberikan pada usia 9 bulan. Selanjutnya,
vaksin penguat dapat diberikan pada usia 2 tahun. Apabila vaksin MMR
diberikan pada usia 15 bulan, tidak perlu vaksinasi campak pada usia 2
tahun. Selanjutnya, MMR ulangan diberikan pada usia 5-6 tahun. Dosis
vaksin campak ataupun vaksin MMR 0,5 mL subkutan.
Imunisasi ini tidak dianjurkan pada ibu hamil, anak dengan imunodefisiensi
primer, pasien tuberkulosis yang tidak diobati, pasien kanker atau
transplantasi organ, pengobatan imunosupresif jangka panjang atau anak
immunocompromised yang terinfeksi HIV. Anak terinfeksi HIV tanpa
imunosupresi berat dan tanpa bukti kekebalan terhadap campak,
bisa mendapat imunisasi campak.
Ricky Gustian Halim.2016.Campak pada Anak.RS Hosana Medica Lippo Cikarang,
Donna Rozalia Mariz.Diagnosis dan Tatalaksana Morbili. UNLAM