Sei sulla pagina 1di 22

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320987750

Peningkatan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Tanah Pasiran dan
Kelempungan Studi Kasus Porto dan Jakarta

Article · June 2007

CITATIONS READS

0 220

1 author:

Budijanto Widjaja
Universitas Katolik Parahyangan
99 PUBLICATIONS   75 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Tunnel View project

Geotechnical Enginering View project

All content following this page was uploaded by Budijanto Widjaja on 02 August 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BudijHto Widjaja
Penlngkatan Daya Dukung Pondasl Tlang Pancang pada Tanah Paslran dan Kelempungan
Studl Kasus Porto dan Jakarta

II
MEDIA KOMUNIKASI
TEKNIK SIPIL

PENINGKA TAN DA YA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG


PADA TANAH PASIRAN DAN KELEMPUNGAN
STUDI KASUS PORTO DAN JAKARTA
1
Budijanto Widjaja

Dlterfma 8 Januarf Z()(Jl

ABSTRACT
Because of monetary crisis in 1998, many buildings in Jakarta still have construction
problems especially where existing foundations were left without useful/ data both
pile's configuration and length. In Wisma Asia II Building in Jakarta/ there were 388
spun piles which were dn·ven in 1997. This way actually gave a significant effect to
increase p1'le foundation's bearing Ci1pacity where the new building were going to be
built in 2005. This pile foundation Ci1paclty increasing also influences substructure
construction cost and a need of increasing floor Ci1pacity of high rise buildings. In this
case/ there are two kinds of data such as before and after pile driving data. The soil
investigation was conducted and resulted that after driving there are changes in sol'l
shear strength. This phenomena is aJlled as setup. This setup is compared and
approved with pile's full saJle load test. Beside this case/ in this paper also gives a
setup prediction in sandy soil in Porto/ Portuegesse. Then/ insitu results are compared
to empiriaJI equation such as Denver & Skov (1988)✓ Guang-Yu (1988)✓ Svinkin
(1996)✓ and Bogard & Matlock (1990).

Keywords: Driven Pile/ Spun Pile/ Setup/ Full Scale Load Test

ABSTRAK
Karena krisis keuangan yang tejadi pada tahun 1998, banyak bangunan di Jakarta
memiliki masalah konstruksi terutama di mana pondasi-pondasi eksisting ditinggalkan
tanpa adanya data konfigurasi dan panjang tiang. Pada kasus bangunan '14sma Asia II
di Jakarta/ terdapat 388 spun pile yang telah dipancang pada tahun 1997. Hal ini
mengakibatkan efek yang signifikasn terhadap daya dukung pondasi tiang di mana
bangunan yang baru akan dikonstruksi pada tahun 2005. Peningkatan daya dukung
pondasi juga mempengaruhi biaya konstruksi bawah dan kebutuhan peningkatan
jumlah lantai dari bangunan bertingkat tinggi. Oi dalam kasus in~ terdapat dua macam

1
Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan
JI Ciumbuleuit 94 Bandung 40141
Email : geotedmics@bdg.centrin.net.id
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 137
TAHUN 15, NO. 2 JUN! 2007

data penye/idikan tanah yang dibutuhkan yakni data sebelum dan setelah
pemancangan tiang. Penye/idikan tanah dilakukan dan menghasilkan perubahan kuat
geser tanah. Fenomena ini disebut sebagai 'setup~ Masalah setup ini dibandingkan
dan dibuktikan dengan uji pembebanan tiang ska/a penuh. Di samping kasus ini,
makalah ini Juga memberikan prediksi setup untuk tanah pasiran di Porto, Portugis.
Kemudian, hasil penyelid ikan lapangan dibandingkan dengan persamaan empirik
,eperti Denver & Skov {1988), Guang-Yu {1988), Svinkin (1996), dan Bogard &
Matlock (1990).
Kata Kunci: Tiang Pancang, Spun Pile, Setup, Uji Pembebanan Tiang Skala Penuh

PENDAHULUAN tegangan lateral yang bekerja di


sekeliling tiang termasuk bagian ujung
Umumnya, dalam mendesain besamya pondasi.
daya dukung tiang pancang, data
parameter tanah yang digunakan Setup pada Tanah Pasiran
adalah berupa hasil penyelidlkan tanah
yang dilakukan sebelum tiang tersebut Terdapat perbedaan mekanisme
dipancang. Hasil penyelidikan m1 perubahan kuat geser tanah yang
umumnya belum mencerminkan muncul pada tanah paslr lepas (loose
perilaku post-contruction untuk pondasi sand) dan tanah pasir yang relatif padat
dalam. Tentunya, dalam hat ini terdapat (dense sand) akibat pemancangan.
perbedaan besamya daya dukung aksial Pemancangan tiang tergantung pada
tekan tiang sebelum dan sesudah tiang kepadatan relatif tanah pasiran dapat
Jipancang. Hal m1 memunculkan menyebabkan setldaknya tiga macam
pengertian mekanisme setup. kejadian yaitu perubahan posisi partikel
Mekanlsme ini muncul sebagai akibat paslr, pecahnya butiran paslr, dan
adanya peningkatan besarnya daya pemadatan.
dukung tanah terhadap waktu akibat Pada tanah paslr yang lepas, aklbat
proses pemancangan tiang. ·Besamya kompresi tanah di sekeliting tiang dan
setup sangat tergantung pada jenis akibat permeabilitas tanah yang tinggi,
tanah, metode konstruksi, dan dlsipasl tekanan air pori ekses yang terjadi akan
air pori. Beberapa peneliti telah dengan cepat terdisipasi. Pada jenis
mengusulkan beberapa formula daya tanah lni, set idaknya ketiga kejadian di
dukung akibat setup. Dalam makalah atas sangat berpengaruh dan terutama
ini, tipe tanah yang diteliti adalah tanah yang paling dominan adalah
pasiran dengan kepadatan medium pemadatan.
hingga padat dan tanah lempung.
Pada tanah pasiran yang relatif padat
akan terjadl dilasl lokal yaitu terjadinya
SETUP
ekspansi tanah yang umumnya bersifat
nang pancang dikategorikan sebagai sementara. Akibatnya memunculkan
displacement pile di mana di dalam tekanan air porl ekses negatif sehingga
pelaksanaannya, tiang mendesak tanah mengakibatkan kuat geser tanah relatif
di sekitamya sehingga daya dukung meningkat. Namun, peningkatan kuat
pondasi sangat dipengaruhi oleh geser yang semakin besar tentunya
sangat berpengaruh terhadap semakin

138 MEOIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


BudljantD Widjaja
Penlngkatan Daya Dukung Pondasl Tlang Pancang pada Tanah Paslran dan Kelempungan
Studl Kasus Porto dan Jakarta

tinggi kesulitan di dalam pemancangan Peningkatan kuat geser tanah yang


tiang. terjadi pada interface antara tiang dan
Kesulitan pemancangan tersebut pada tanah dapat disebabkan pula oleh
tanah pasir padat dapat diatasi dengan aging. Sebagai gambaran untuk tiang
melakukan predri/1 sebelum tlang pancang beton dari hasil penelitian
dipancang. Predri/1 ini akan menjadikan Axellsson (2002), sebanyak 75% tiang
tanah menjadi lebih lepas sehingga uji, setup diakibatkan oleh masalah
tiang relatif lebih mudah dipancang. aging yang terjadi hingga 7 bulan
setelah tiang dipancang.
Terlihat bahwa daya dukung tiang
terkait dengan disipasi tekanan air pori Setup pada Tanah Lempung
ekses. Akibat adanya disipasi air pori ini
tentunya terkait dengan masalah waktu Berbeda dengan tanah pasir yang
dan jenis tanah. Pada tanah paslran, cenderung memadat apabila diganggu
nilai permeabilitas dapat mencapai satu dengan pemancangan, di tanah
juta kali lebih tinggi daripada tanah lempung akan timbul kompresi pada
lempung. Laju peningkatan daya tanah di sekeliling tiang pancang. Pada
dukung tiang terhadap waktu ini pada tanah lempung yang j enuh air,
tanah pasiran disebut dengan setup. pemancangan tiang memicu munculnya
Setup pada tiang umumnya sangat tegangan air pori ekses (llu) sebagai
berhubungan erat dengan peningkatan aliran transien. Rasio llu terhadap
gesekan selimut tiang (Lukas & Bushell, tegangan vertikal efektif tanah dapat
1989; Chow et al., 1998; Bullock, 1999; mencapai 1.5 - 2.0 kali pada posisi
Fellenius et al., 2000). Masalah setup tanah yang dekat dengan tiang dan
ini pertama kali disebutkan dalam secara perlahan-lahan berkurang
literatur pada tahun 1900 oleh Wendel menuju nol yaitu pada saat mencapai
(Long et al., 1999). Untuk setup pada kondisi hldostatik pada radius sekitar 30
tanah pasiran pertama kali dilakukan - 40 diameter tiang (Gambar 1).
oleh Tavenas & Audy (1972) dan
Samson & Authier (1986).

2,---,----.-----,,-----,,-----.----.
---,
....
• ''\ ·---
·--
---
__
IS

~ '\ •-a.
•-a.
0.," t--c...
\\ .. _ -a.,

.-
\
\ \
.__
\,~-C- . . . . ...<'lo.. .,,
·~,
't,
'
a a ' ....

,...>.
6
• '......._'""4...

• ••
---
I ...._.._~ --~-:---~ .

Gambar 1. Tegangan Air Pori Ekses Terukur pada Tanah Lempung


-
di Sekeliling nang Pancang (Poulos & Davis, 1980)

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 139


TAHUN 15, NO. 2 JUN! 2007

Menurut Airhat et al (1969), kompresi kemudian melakukan penelitian


terbesar terjadi pada ujung tiang besarnya friksi tiang pancang
dengan rasio sebesar 3 - 4 lcali. Akibat bujursangkar 30.5 x 30.5 cm2
tingginya tegangan air pori ekses ini berinstrumen dengan panjang
menyebablcan turunnya kuat geser pembenaman 26.0 m pada tanah
t.anah. Hal inilah yang menjadi alasan lempung. Tanah lempung tersebut
instalasi tiang pancang menjadi lebih memiliki batas plastis (wp) sebesar 20 -
mudah. Akibat mudahnya instalasi tiang 22% dan bat.as cair (wL) antara 37 - 45
tersebut mengurangi daya dukung %. Terjadi peningkatan friksi yang
t.anah secara temperer. signifikan sebesar tiga kali lipat pada
hari ke-25 setelah dilakukan
Untuk tiang yang dipancang pada tanah
lempung, pada zona tertentu, tanah di pemancangan tiang (Gambar 3).
sekit.ar tiang akan mengalami Remolded zone dapat terjadi sekitar 0.5
gangguan. Gangguan tersebut dibagi D (D = diameter tiang) dari tepi tiang
menjadi tiga zona yakni remolded zone, sedangkan zona terkompresi dapat
zona terkompresi, dan zona yang tidak menyebar dengan lebar sekitar 1.5 D
terganggu (intact zone). (gambar 4). Pada zona yang terganggu
Soderberg (1962) berdasarkan data terjadi reduksi kohesi (Cu) terhadap
waktu sebagai f ungsi waktu sampai
jumlah pukulan hammer pada waktu
sebaglan atau seluruh kuat geser
tertentu di tanah lempung
termobillsasi. Interval waktu yang
menunjukkan peningkat.an daya dukung
dibutuhkan tersebut berkisar antara
yang signifikan terhadap waktu
30.0 hingga 60.0 hari (Das, 2004).
(gambar 2). Terzaghi & Peck ( 1967)

Ttrae Alh-r flm m,• thn~l

Gambar 2. Peninglcatan Daya Dukung terhadap Waktu pada nang Tunggal


(Sodenberg, 1962)

140 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Budijanto Widjaja
Penlngkatan Daya Dukung Pondasl Tiang Pancang pada Tanah Paslran dan Kelempungan
Stud! Kasus Porto dan Jakarta

250
Tentang masalah waktu setup, Coduto
1000 (1994) memberikan informasi yang
200 serupa dengan Terzaghi & Peck (1967)
800 bahwa tegangan pori ekses akan
150 terdisipasi dalam rentang waktu sekitar
-a:
;g 600
~ 1 bulan untuk tanah lempung. Oleh
,;;; 100 ,;;; karena it u, daya dukung pondasi
Pile: 305 mm x 305 mm
(12 in. X 12 in.)
400 tunggal 1m akan bertambah dan
Length = 26 m (85 ft.) kembali dengan cepat. Dalam hal ini
50 Soil: Liquid limit = 37 to 45
Plastic limit = 20 to 22
200 terdapat peranan thixotropictanah.
o.___.___._ _.____.__._~-:- o Pengukuran Setup
0 5 10 15 20 25 30 35
Days after driving
Untuk mengukur daya dukung tiang
Gambar 3. Hasil Pengukuran Daya akibat setup ini dibutuhkan minimum
Dukung Selimut Tiang terhadap Waktu dua kali pengukuran daya dukung.
Pengukuran pertama dilakukan sedapat
(Terzaghi & Peck, 1967)
mungkin pada saat akhir pemancangan
tiang dan pengukuran kedua dilakukan
dalam kurun waktu yang relatif lebih

•l.50
7I
I
I
I
I
I
l •0,,5D
o--
-
,. I
loM

• UD1
I
I
I
I
I
c_._
ZoM

• l.50
I,I
I

,.
I
I
I
lama (Komurka, 2004). Tan et al (2004)
mengusulkan agar pengukuran kedua
dilakukan di atas 24 jam untuk tanah
pasiran sebagai akibat adanya
anggapan bahwa tekanan air pori ekses
telah terdisipasi.
(a)
RUMUSAN EMPIRIK LAJU SETUP
Compre-1 Intact Zone
Zone Terdapat beberapa rumusan empirik
terhadap laju setup baik untuk tanah
pasir maupun untuk tanah lempung.
Umumnya laju setup ini dianggap linear
terhadap peningkatan logaritma waktu.
Namun, dari beberapa rumusan berikut
ini dapat ditunjukkan bahwa terjadi
variasi setup secara tidak linear.
L - - . . . . . L --....1,.11:.i..-i.._- Dilllllnce from pile Beberapa rumusan yang diusulkan
tersebut antara lain adalah:
Gambar 4. (a) Remolded Zone dan • Denver & Skov (1988)
Zona Terkompresi di sekeliling Tiang
pada Tanah Lempung Lunak (b) Variasi
nilai kohesi terhadap waktu (Das, 2004)
Q(t) = Q,(1 +Alo{:, )J (1)

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 141


TAHUN 15, NO. 2 JUN! 2007

dengan : dengan :
t = waktu yang ditinj au setelah Q(t) = daya dukung tiang saat t
akhir t iang dipancang
• Bogard & Mat lock (1990) dan Tan
to = waktu initial yang berhu-
et al. (2004)
bungan dengan Q0
Q(t) = daya dukung tiang waktu t Usulan berikut ini menunjukkan
Q0 = daya dukung waktu tO hubungan peningkatan setup
A = konstanta secara hiperbola yang berlaku baik
untuk tanah pasiran maupun
Nilai A tersebut aiusulkan sebesar
lempung. Rumusan yang diusulkan
0.2 untuk tiang di pasir dengan to
ditunjukkan pada rumus berikut:
sebesar 0.5 hari (Denver & Skov,
1988). Long et al. (1999) Q,2 {0.2Tso +t2XTso +ti} (4)
mengindikasikan nila A bervariasi
ant.ara 0.2 - 1.0. Sedangkan unt uk
Q, 1 = (0.2T50 +t.XT50 + 12 )
tanah lempung, diusulkan nilai A dengan
sebesar 0.6 dengan to sebesar 1.0 t1, t2 = waktu yang ditinjau
hari. setelah akhir tiang
• Guang-Yu (1988) dipancang (hari)
Qtl, Qt2 = daya dukung tiang
Sedikit berbeda dengan rumusan pada t1 dan t2
lainnya, Guang-Yu (1988) TSO = konstanta matching
mengusulkan bahwa peningkat.an curve
daya dukung diambil pada hari ke-
14 setelah pemancangan tiang. Konstanta machin g curve
Sensitivitas tanah lempung dimaksudkan untuk menyesuaikan
diperhitungkan di dalam usulannya. dengan hasil uji pembebanan di
Berikut adalah rumusannya: lapangan.

Q14 = {0.375S, + t)Q0 (2) STUDI KASUS TANAH PASIRAN


dengan:
Tanah Pasiran di Porto, Portugis
Q14 = daya dukung tiang setelah
14 hari pemancangan tiang Pada lokasi pemancangan tiang,
St = sensitivitas tanah lempung sebelumnya telah dilakukan pengujian
Q0 = daya dukung waktu to lapangan dan uj i laboratorium. Uji
• Svinkin ( 1996) lapangan yang dilakukan meliputi
Standard Penetration Test (SPT), Sondir
Svinkin mengembangkan rumusan (CPT), dan Dilatometer (OMT). Secara
empirik berdasarkan hasil uji umum, pengujian lapangan 1m
pembebanan tiang pada lima buah dilakukan pada bulan September -
tiang pancang beton pada tanah Oktober 2002.
pasiran padat. Rumusan yang
Uji laboratorium yang dilakukan
diusulkan adalah :
meliputi indeks properti tanah termasuk
Q(I) = (1.025-} .4) Ql=<l t 0 I (3) analisis saringan dan uji triaksial.

142 MEDIA KOMUNJKASI TEKNI K SIPIL


Budijanto Widjaja
Penlngk.atan Daya Dukung Pondasl llang Pancang pada Tanah Paslran dan Kelempungan
Studl Kasus Porto dan Jakarta

Secara umum, dari hasil pengujian Parameter Tanah


menunjukkan bahwa lapisan tanah
merupakan lapisan pasir. Parameter tanah diperoleh dari hasil uji
lapangan dan uji laboratorium. Uji
Tiang yang digunakan dalam kasus ini lapangan yang dilakukan meliputi SPT
berupa tiang pancang dengan (Standard Penetration Test), CPT (Cone
penampang 35 x 35 cm2 • Panjang tiang Penetration Test), dan DMT
yang terbenam adalah 6.0 m. Tiang (Dilatometer Test). Dari beberapa uji
pancang ini dipancang pada tanggal 18 tersebut, dilakukan pengujian baik
September 2003. Tiang sendiri untuk kondisi sebelum dan setelah
dipancang dengan menggunakan tiang dipancang untuk mengetahui
hammer hidrolik tipe BAN UT 4+ 1 ton perubahan sifat tanah.
dan tinggi jatuh sebesar 0.23 m. Dari
hasil kalendering pada akhir Parameter Desain
pemancangan, diperoleh nilai set
sebesar 1.5 mm/pukulan. Pengujian Dalam analisis, dilakukan simplifikasi
tiang statik skala penuh dengan sistem stratifikasi tanah. Parameter tanah yang
kentledge dilakukan pada tanggal 27 digunakan digunakan dua macam yaitu
Juli 2004. Pengujian tiang ini dilakukan kondisi tanah sebelum dilakukan
hingga mencapai kondisi failure. pemancangan dan kondisi setelah
pemancangan. Karena hal tersebut
Pada Gambar 5 dan gambar 6 berhubungan dengan perubahan
menunjukkan lokasi beberapa j enis perilaku pasir akibat pengaruh instalasi
tiang yang diuji meliputi tiang bor, pemancangan.
continuous flight auger pile, dan tiang
pancang. Tiang pancang yang diuji
dalam kasus ini adalah tiang C-1.

Gambar 5 : Lokasl Uji Lapangan

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 143


TAHUN 15, NO. 2 JIJNI 2007

2 3

~ 2 0 0 - f - 2 00- 1
--- ------ -----------------------
1 : OMT 2
I
I
CPT 7 OMT 7

T C2
II
• T2
I
I
I
I

Ar----+-r-- I 76

2.00 I
I

E1- .... - - - - ----- - - -0 - Ea-- - --- - --~


I

400 J_ ; T1 • CPT 2

B ----i --:--E~----------___... _Es- ·- - -- ----7


I

2.00 I C I

J_ : $4•SPT :
4.00 I c:Pf~~~~~~ :
I
I
I
I I :
i: -- ------~--E~ .... -----------.... -----------~
I E4 OMT8 I
1
CPT8 1
OMT6
I
I

4 .00 ' I

Dl_____ T_L--E>
I
2.20 I

_l_ S5t> SPT
I
---:~-----------3~C~ ____
E2 jI
I
I
I
I I
I I
Keterangan ·
CPT = sondir II EO •' II
DMT = dilatometer I I
S = pemboran teknik : CPT6 :
SPT = standard penetration test I I
L-----~------------ -------- -- --J

Gambar 6 : Layout Denah Pondasi

144 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Budijant.o Widjaja
Peningkatan Daya Dukung Pondasl liang Pancang pada Tanah Paslran dan Kelempungan
studl Kasus Porto dan Jakarta

Simplifikasi masalah pada kondisi tanah tanah hingga kedalaman 5.0 m berada
sebelum dipancang adalah berdasarkan dalam kepadatan medium, sedangkan
data hasil uji lapangan dan uji pada kedalaman lebih dari 5.0 m
laboratorium. Uji lapangan yang merupakan pasir padat.
dilakukan meliputi SPT, CPT, dan DMT.
Untuk mengetahui perubahan perilaku
Adapun uji laboratorium yang
tanah akibat pemancangan, CPT
digunakan berupa indeks properti dan
dilakukan sebanyak 5 buah sebelum
uj i triaksial.
pemancangan dan 4 buah setelah tiang
Hasil uj i SPT ditunjukkan pada gambar dlpancang (Gambar 6). Dari hasil CPT
7 berdasarkan nilai N60 yang telah terlihat bahwa nilai tahanan konus (qc)
dikoreksi terhadap energi dari nilai NSPT sebelum dan sesudah dipancang cukup
lapangan. Nilai koreksi N60 dalam berbeda hingga kedalaman 5.0 m.
korelasi dengan kepadatan pasir sedlkit Peningkatan nilai qc rata-rata hingga
berbeda dengan korelasi umum dengan kedalaman tersebut mencapai 10% -
NSPT (Budhu, 2000). Berdasarkan N60, 40%.

N.. q. (kg/cmz)
0 10 20 30 4 5 10 15 20
0

1 1

2 2

3 3

t: t: 4
"E •E
.! 5 .; 5

1 1:a,
:it 6

7 -
Sobtkrndip,n;q

8 .- - s 1 8
Slltl.. dopr<fflll
- - - sJ
9 --54 9
--ss
10 10

a (b)
Gambar 7. (a) Hubungan N60 terhadap Kedalaman; (b) Tahanan Konus terhadap
Kedalaman

MEOIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 145


fAHUN 1S, NO. 2 JUN! 2007

...
l ndek1, Te1•n11n Ho<ltont • l, Kd

•• , - - --- . .. ..
.. I ..

.. J. O

s )0
! I
.,I ••
I. J
I
J
•• ~·
.. .. •-•

.
,.

..-- .......
"

•• _ _j
,

•-•
j
Gambar 8. Hubungan Modulus Dilatometer, Indeks Tegangan Horisontal, dan Indeks
Material terhadap Kedalaman Berdasarkan Hasil DMT (garis solid ! kondisi tanah
sebelum pemancangan, garis terputus : kondisi setelah dipancang)

Dari hasil uji DMT, terjadi perubahan infonnasi tentang jenis tanah yakni
pada perilaku tanah pasir. Perubahan pasir kelanauan (Gambar 8).
tersebut meliputi peningkatan nilai
Berdasarkan hasil uji lapangan dan
modulus dilatometer (Eel) rata-rata
laboratorium, secara skematis kondisi
sebesar dua kali lebih besar hingga
tanah sebelum pemancangan
kedalaman 5.0 m. Koefisien tegangan
horisont.:JI j ug.:, menunjukkan f-asi)
ditunjukkan di Gambar 9.
serupa di mana tekanan tanah lateral Predlksi Daya Dukung
(Kl)) mernbesar di bagian atas tlang dan
K0 menurun seiring dengan peningkatan Prediksi daya dukung dilakukan baik
kedalaman tiang. Sedangkan, nilai secara konvensional dan penggunaan
indeks material (Io) memberikan data uji lapangan, dan metode transfer
beban.

146 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Buclijanto Widjaja
Penlngkatan Daya Dukung PondaSI Tlang Pancang pada Tanah Paslran dan Kelempungan
Studl Kasus Porto dan Jakarta

Pada Gambar 10 ditunjuldcan kurva Interpretasi Hasil Uji Pembebanan


hubungan antara hasil uji pembebanan Tiang
tiang dengan hasil model Coyle &
castello (1981). Hasil yang diperoleh Hasil uji pembebanan tiang ditunjukkan
menunjukkan bahwa pada beban di pada gambar 10. Interpretasi hasil uji
bawah 100.0 ton, kedua kurva saling pembebanan untuk memprediksi
berhimpit. Namun, untuk kondisi di atas besarnya daya dukung ultimit
100.0 ton, kurva model Coyle & castello menggunakan lima metode, yaitu
cenderung berada di bawah hasil uji Metode Davisson (1972), Dee Beer
lapangan hingga melebihi beban ultimit {1967), Mazurkiewics (1972), Chin
uji pembebanan t iang yang terjadi. (1971), dan Decourt (1999).
Berdasarkan hasil uji pembebanan tiang
diperoleh bahwa daya dukung ultimit,
Qu berkisar antara 129 - 159 ton.
T'""9 Poncang: 0.35 m X0.35 m
f, • 3,9 ID' klJlcm'

- - - - - - ~- - - - - - - - - --- - - - - - - - - -,-----'L,l,llo,'--- - -

MedlumSlnd
N.,• 13
Or • 45% (Skemp!Dn, ISM)
• • :U • (6unlplon, 1986)
y • 1.791/m'
u • 0.320

OenMSend
N.,•27 • • 37 • (Sl<emplon. 11118)
Or • 45% (Skomplon, 1988) y • 1.9011m'
u • 0.320

_____ ______ ___ __ ___ __ __ ___ __ ___ __ ____ _Jll..tj_.u.__ __ ________ _____ _

Gambar 9. Hubungan Tahanan Konus dan Kedalaman Tanah


--
r-- - 0 50
Beban,
100
a (ton)
150 200 I
10
0 r--=~=::---=t=--=--=-=--------------,
------ - .,,. . , ~ , » .;. ., ....... s~udah

20
/s~,.;,;.
j I 30 ~ffl-COVlll-&:"Cll,reno c , ~ -- --
40
50
Uji Pembebana n lleng
-L
J 60
70
· - - - - --- -- -
80
90
100

Gambar 10 : Kurva Beban Terhadap Penurunan

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SlPIL 147


TAHUN I 5, NO. 2 JUN! 2007

180 , - - - - - - - - - - - -- - -
160
- t

1 0

l 1 20
8

r 100

~ 80

! 60

40

20

0
o~------------- ---l
"-•4 ~,-~, UJ
5
,......__ ,..ft .......
0
10 15 20
• "'•le-ft ......____ • H _.......,_.. 0 • .,.s, t ·• (hert•·•)

Gambar 11. Prediksi Laju Setup dengan Analisis Batik secara Empirik
pada Tanah Pasir

Setup peningkatan daya dukung hingga 3 - 4


Pada Gambar 11 ditunjukkan hasil kali terhadap daya dukung awal.
analisis batik berdasarkan hasil uji
pembebanan tiang statik yang memiliki STUDIKASUS TANAHLEMPUNG
jeda waktu 314 hari. Dengan
menggunakan metode Schmertmann & Tanah Lempung di Wisma Asia II,
Nottingham (1975) diperoleh pada saat Jakarta
dipancang, daya dukung dengan selisih Penyelidikan tanah pada proyek Wisma
8 hari mencapai peningkatan yang Asia II dilakukan sebanyak 2 (dua) kali
relatif tinggi.
yaitu penyelidikan tanah yang dilakukan
Rumusan empirik dari Denver & Skov oleh PT Tarumanegara Bumiyasa (April
(1988), Svinkin ( 1996), dan Bogard & 1997) dan PT Duta Rekayasa (Oktober
Matlock (1990) digambarkan pada 1997). Penyelidikan tanah yang
gambar 11. Rumusan empirik dari pertama dilakukan sebelum
Svinkin berada di antara kedua metode pemancangan dilakukan, sedangkan
yang lain. Namun demikian, ketiga penyelidikan tanah yang kedua
model tersebut menunjukkan hal yang dilakukan setelah pemancangan selesai.
sama yaitu terjadi peningkatan daya Pemancangan tiang dilakukan pada
dukung pada tanah pasiran terhadap tanggal 21 November 1997. Selain itu
waktu. telah terdapat tiang-tiang lain yang
telah dipancang sejak bulan Agustus
Berdasarkan ketiga model tersebut 1997.
terlihat bahwa terjadi penlngkatan daya
dukung akibat setup sebesar 2.6 - 3.9 Trang yang diambil pada studi kasus ini
kali terhadap prediksi daya dukung adalah tlang spun pile berdiameter 50
awal. Hal ini sesuai dengan penelltian cm (P182). Panjang pembenaman tiang
yang dilakukan oleh Tan et al (2004) di adalah 13.5 m dengan panjang total
mana setup dapat memberikan tiang adalah 15.0 m. Tlang ini

148 MEDIA KOMUNIKASJ TEKNIK SIPIL


Budijantt> Widjaja
Penlngkatan Daya Dukung Pondasl llang Pancang pada Tanah Paslran dan Kelempungan
Studl Kasus Porto dan Jakarta

sepenuhnya berada di lapisan tanah perubahan kuat geser tanah akibat


lempung dan lanau. Berat hammer pemancangan tiang. Sensitivitas tanah
yang digunakan adalah 4.5 ton dengan tersebut berdasarkan hasil . uji
tinggi jatuh 2.3 m. Nilai setnya adalah unconfined bervariasi antara 1.09 -
0.1 mm. 1.59.
Secara umum, pada lokasi tiang Dengan menggunakan data NSPT untuk
pancang yang diuji, didominasi oleh kondisi setelah setup diperoleh daya
lapisan lempung yang didasarkan pada dukung ultimit desain sebesar 308 ton
hasil pengeboran dan uji sondir dengan menggunakan metode transfer
(gambar 12). Muka air tanah berada di beban dari Coyle & Castello (1981).
8.00 - 8.50 m dari permukaan tanah. Untuk kondisi sebelum adanya
Gambar 13 menunjukkan NSPT terhadap pengaruh setup, diperoleh nilai daya
kedalaman pada seluruh titik. Dari dukung ultimit sebesar 180 ton.
gambar tersebut terlihat bahwa pada Pada bulan September 2005 dilakukan
lokasi proyek terdapat 2 (dua) lapisan uji pembebanan tiang dengan sistem
tanah pendukung untuk pondasi dalam kentledge. Beban maksimum dilakukan
(NSPT > SO pukulan), yaitu pada hingga 2.5 kali beban rencana.
kedalaman 15.0 - 20.0 m dan 28.0 -
36.0 m dari permukaan tanah. Dari hasil interpretasi uji pembebanan
tiang statik dengan kentledge system
Hasil uji SPT tersebut menunjukkan diperoleh bahwa tiang memiliki daya
bahwa pada kedalaman pemancangan dukung ultimit sebesar 300.0 ton
terdapat peningkatan nllai NsPT berkisar (gambar 16). Hasil uji PDA (gambar 15)
antara 1.5 - 5 kali lipat. Hal ini menunjukkan nilai daya dukung yang
menunjukkan indikasi terjadinya hampir serupa yaitu sebesar 291.0 ton.

Stratifikasl Tanah Potongan DB VI DB IV


Proyek : Wlsma Central Asia
SkMI Vtrtbl 1;500
SklJI Horizontll I;400

..
• ,. .,
DBVI
• ,.
DB IV
..
"" - ... '"'
.. 10-

- .. 10

- 20 -

20

--
""
30 - )0

"" 40- 40

Gambar 12 : Stratifikasi Tanah yang Disederhanakan

MEDIA KOMUNJKASJ TEKNIK SIPIL 149


TAHUN 15, NO. 2 JUN! 2007

NsPT Terhadap Kedalaman

NsPT (pukulan p~r-30 cm)

0 10 20 30 40 50
0

10

15

20

25

30

35

40
- - D B- 1 - - - D B- 2 - oB- 3 _..,__DS-4

- - o B - 4 A --O-DS-5 ---DS-6 ---DB-7

· · · • · · · DB I · · · • • · · DB U · · · .. · · · DB Ill

Gambar 13 : Kurva NsPT terhadap Kedalaman untuk Semua Tit ik Bor

Gambar 14: Uji Pembebanan Tiang dengan Sistem Kentledge (September 2005)

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


150
audijanto Widjaja
Penlngkatan Daya Dukung Pondasi Tlang Pancang pada Tanah Paslran dan Kelempungan
Studl Kasus Porto dan Jakarta

Dari hasil uji pembebanan tiang kasus di atas menunjukkan bahwa


dibandingkan dengan model Coyle & dapat terjadi peningkatan daya dukung.
Castello (1981) baik untuk kondisi hasil Kasus pada tanah pasiran di atas
penyelidikan tanah pertama dan kedua. menunjukkan bahwa setup berjalan
Hasil perbandingan ditunjukkan pada dalam waktu yang relatif lebih cepat
gambar 16. Terlihat bahwa hasll uji dibandingkan dengan tanah lempung.
pembebanan tiang memberikan nilai ilei..n <ton>
daya dukung yang lebih tinggi dari daya o.oo
0 .0 100.0 200.0 300. 0

dukung desain.
Uji Penilebanan T tang
Dengan melakukan analisis balik 0 .20

berdasarkan hasil uji pembebanan


tiang, dilakukan prediksi jejak setup ! O. O •
berdasarkan metode Guang-Yu {1988),
Bogard & Matlock ( 1990), dan Svinkin
1j 0 .60

(1996). Hasil yang diperoleh


0 .80
menunjukkan bahwa disipasi air pori
berjalan relatif lama dan thixotropy
1.00 .L.--- - - - - 4 - - ----'
dapat memegang peranan setelah F, oa- 1 ~ on-2 -M- a ~ • A -a- P183 ~.e-!_!_2
disipasi air pori tersebut selesai.
Peningkatan daya dukung berada dalam Gambar 16: Perbandingan antara Hasil
sekitar tiga kali lipat lebih besar dari Uji Pembebanan nang dengan Model
prediksi awal. Coyle & Castello

200
Peningkatan daya dukung pada tanah
'"F
-
pasiran mencapai hingga 3.9 kali lipat
lebih besar dibandingkan setup pada
tanah lempung yakni sebesar 3.0 kali
lipat.

350
200
JOO
wo'"
- 250
!
roo 150

I 100

50
Gambar 15: Hasil Uji PDA pada Tiang
P182 0
0 10 20 30 •O 50 60
"l
, ... (Mri..

Dari kedua kasus ditunjukkan bahwa


disipasi air pori berjalan lebih cepat
pada tanah pasir dibandingkan pada
tanah lempung. Namun, dari kedua
Gambar 17: Perbandingan antara Hasil
Ujl Pembebanan Tiang dengan Model
Coyle & Castello
-
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 151
TAHUN 15, NO 2 JUN! 2007

KESIMPULAN DAN SARAN 444. New York: John Wiley & Sons, Inc
: 264-294
• Daya dukung pondasi tiang secara
umum mengalami peningkatan ASCE. 1993. Bearing capacity of Soils.
akibat setup untuk kondisi sebelum New York: ASCE Press.
tiang dipancang dan setelah Astriani, D., Widjaja, B. and Rustiani, 5.
pemancangan baik untuk metode 2004. Daya Dukung Pondasi Tiang Bor
konvensional maupun berdasarkan dan Continuous Right Auger Pada
hasil SPT, CPT, dan DMT serta Tanah Paslr di Porto, Portugis. Aspek
metode transfer beban. Geoteknik Dalam Pelaksanaan
• Berdasarkan hasil interpretasi uji Konstruksi Sipil: Peran dan Resiko Bagi
pembebanan tiang di lapangan Perancana, Pelaksana dan Pengawas.
untuk tanah pasir, diperoleh daya Pertemuan Ilmiah Tahunan-VIII: 107 -
dukung ultimit antara 129 - 159 111.
ton.
• Berdasarkan rumusan empirik Axelsson. G. 2000. Long Tenn Set-Up
Denver & Skov (1988), Svinkin of Plies in Sand Doctoral Thesis.
(1996), dan Bogard & Matlock Department of Civil and Enviromental
(1990), daya dukung tiang pada Engineering. Royal Instit ute of
tanah pasir meningkat sebesar 2.6 Technology. Stockholm.
- 3.9 kali lebih besar akibat setup Bogard, J.D. dan Matlock, H. 1990.
yang terjadi. Application of Model P1Ye Tests to Axial
• Pada tanah lempung menggunakan Pile Design. Proceeding 22nd Annual
rumy5gn ~mpirik d~rl Gu~ng-Yu Offshore Technology Cgnferenoos,
(1988), Svinkin (1996), dan Bogard Houston: Texas
& Matlock (1990). Daya dukung
Budhu, M. 2000. So1Y Mechanics &
mengalami peningkatan sebesar 3.0
Foundations. New York: John Wiley &
kali.
Sons, I nc.
• Kasus pada tanah pasiran di atas
menunjukkan bahwa setup berjalan Bullock, P. dan Schmertmaann, J.H.
dalam waktu yang relatif lebih 2003. Oetennlning the Effects of Stage
cepat dibandingkan dengan tanah Testing on the Dimensionless Pile Side
lempung dikarenakan perbedaan Friction Shear Setup Factor. Anal
sifat fisik dan mekanik tanah. Report Contract BC354 RPWO 27,
• Perlu dilakukan penelitian lanjutan submitted to the Florida Department of
guna memperoleh data daya Transportation
dukung ultimit sebagai fungsi waktu
Chin, F.K. 1971. Discussion on Pile Test,
baik pada tanah pasiran maupun
Akansas River Project. ASCE. Journal of
tanah lempung.
Soil Mechanics and Foundation
Engineering. Vol. 97 SM 6: 930-932
DAFTAR PUSTAKA
Chow, F.C., et al. 1998. Effects of Time
Airhart, TP, et al. 1969. Pile-Soil System on Cilpadty of Pipe Piles in Dense
Response in a Cohesive Soil. Marine Sand. ASCE Journal of
Performance of Deep Foundations STP

152 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SJPIL


Budljanlo Widjaja
Penlngkatan Daya Dukung Pondasl llang Pancang pada Tillah Pasir.m clan Kelempungan
Studt Kasus Porto clan Jakarta

Geotechnical and Geoenviromental Design and Construction: A CiJse


Engineering. March. History. Current Practices and Future In
Deep Foundation. Geotechnical Special
Coduto, Donald P. 1994. Foundation
Publication No.125: 66- 76.
Design Principles and Practices. New
Jersey: Prentice-Hall, Inc. Fellenius, Bengt H. 2004. Basic of
Foundation Design. Calgary, Alberta:
Coduto, Donald P. 2001. Foundation
elib AB.
Design Principles and Practices. 2nd ed.
New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Fellenius, B.H. et al. 1989. Oynamic and
Static Testing in Soil ExhibitJi1g Set-Up.
Coduto, Donald P. 1999.Geotechnieal
ASCE Journal of Geotechnical and
Engineering Principles and Practices.
Geoenviromental Engineering. Vol 115
Delhi, India: Pearson Education.
No 7 : 984-1001.
Coyle, H.M. dan Castello, R.R. 1981.
Guang-Yu, Z. 1988. Wallt? Equation
New Design Correlations for Piles in
Applieations for Piles in Soft Ground.
Sand. JGED. ASCE. Vol. 107. GT 7" 965-
Proceeding Third International
986
Conference on the Application of
Das, Braja M. 2004. Principles of Stress-Wave Theory to Piles. Canada :
Foundation Engineeni1g. 5th ed. Pacific Ottawa: 831-836.
Grove: Brooks/Cole-Thomson Learning.
GW & Associates. 2005. Laporan
Davisson, M.T. 1972. High Capacity Teknis: Peningkat.an lJiJya Dukung
Piles. Proceeding of Lecture Series In PondasJ TliJng Pancang WL5ma Asia II
Innovation in Foundation Construction. Jakarta. Bandung
ASCE. Illinois Section. Chicago: 81 - 112
Komurka, Van E. 2004. Incorporating
DeBeer, E.E. 1967. Proefondervindlijke Set-Up and Suppo,t Cost Distributions
Bijdrage Tot Deel Studie van het into Drillt?n Pile Design. Current
Grensdraag Vermogen van Zand onder Practices and Future In Deep
Funderingen op St.aal. Tljdshift der Foundation. Geotechnical Special
Openbar Verken van Beligie. No.6. 1967 Publication No.125: 16 - 49.
Decourt, L 1999. Behavior of Long, J.H. et al. 1999. Measured Time
Foundation under Working L08d Effects for Axial Olpacity of Driven
Conditions. Proceeding of 11th Pan- Pilings. Journal of the Transportation
American Conference on Soil Mechanics Research Board No. 1663
ang Geotechnical Engineering. Foz
Lukas, Robert G., dan Bushell, Ted. D.
Dolguassu. Brazil. Vol. 4 : 453-488
1989. Contribution of Soil Freeze to Pile
Denver, H. dan Skov, R. 1988. nme- CiJpacity. Foundation Engineering:
dependent of Bearing CJpadty of Piles. Current Principles and Practices, Vol. 2.
Proceeding 3rd International Application ASCE: 991-1001.
Stress Wave Theory to Piles, Ottawa.
Mazurkiewics, B.K. 1972. Test loading
Erbland, Philip J. and McGillivary, Ross of Piles According to Polish Regulation.
T. 2004. Effects of Pile Setup on Pile Royal Swedish Academy of Engineering

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIKSIPIL 153


TAHUN 15, NO. 2 JUNI 2007

Sciences Commission on Pile Research. Svinkin, et al. 2000. Set-Up Effect of


Report No. 35. Stockholm Cohesiv 5:?.ils in P1Ye capadty.
7
Proceeding 6 International Conference
McCarthy, David F. 2002. Essentials of
Soll Mechanics and Foun(lations Basic on Application of Stress Waves to Piles
Geotechnics. 6th ed. New Jersey: San Paulo, Brazil _ '
Prentice-Hall, Inc. Tan, Siew L., Cuthbertson, J. and
Olson, Roy E. and Shantz, Thomas J. Kimmerllng, Robert E. 2004. Prediction
2004. Axial Load capadty of Piles in of Pile Set-Up in Non-Cohesive Soils.
california In Cohessionless Soils. Current Practices and Future In Deep
Current Practices and Future In Deep Foundation. Geotechnical Special
Foundation. Geotechnical Special Publication No.125: SO - 65.
Publication No.125: 1 - 15. Tavenas, F. dan Audy, R. limitation of
Poulos, HG and E.H. Davis. 1980. Pile the Driving Formulas for Predicting the
Foundation Analysis and Design. New Bearing capacities of Piles in Sand
York: John Wiley&. Sons, Inc. Canadian Geotechnical Journal. No. 9,
Volume 1.
Prakash, Shamser and H.D. Sharma.
1990. Pile Foundations in Engineering Terzaghi, K. dan Peck, R.B. 1967. Soil
Practice. New York: John Wiley & Sons, Mechanics in Engineering Practice. 2nd
Inc. ed. New York: John Wiley &. Sons, Inc.
Samson, L. dan Authier, J. 1986. Whitlow, R. 1998. Basic Soil Mechanics.
Change in Pile capadty with Time: case 3rd ed. Malaysia: Longman Malaysia
PP. '
Histories. Canadian Geotechnical
Journal, Volume 23 No.1. Widjaja, B. 2003. Prediction of Behavior
Schmertmann, J.H. dan Nottingham, of Driven, Bored, and CFA Plies.
LC. 1975. An Investigation of P1Ye Universitas Katolik Parahyangan,
capacity Design · Procedures. Research Bandung.
Report 0629. Dept. Of Civil Widjaja, B., A.S. Lestari, dan L.
Engineering. University of Florida. Widjayanti. 2005. Pengaruh
Gainesville Pemancangan T,ang pada Tanah
Simon, N. and Menzes, B. 1999. A Short Pasiran. Seminar Nasional PILE 2005.
Course in Foundation Engineen'ng. 2nd Universitas Katolik Parahyangan,
ed. Guildford: Thomas Telford. Bandung.

Soderberg, L. 1962. Consolidation Widjayanti, L. 2005. Studi Banding


Theory Applied to Foundation PIie Time Daya Dukung Tlang Pancang pada
Effects. Geotechnique. Vol. 12 : 217 - Tanah Pasiran: Studi Kasus Porto
225 Portugis. Skripsl tidak dipublikasikan.
Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung.

154 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


BERKALA ILMIAH
P I I BMPTTSSI

SK iliERAKREDliJ"ASI NO: 23a/DIKTI/KEP./2004

MEDIA KOMUNIKASI

TEKNIK SIPIL
Diterbitkan oleh:
SADAN KEJURUAN SIPIL PII
dan
SADAN MUSYAWARAH PENDIDIKAN TINGGI
TEKNIK SIPIL SELURUH INDONESIA

Semarang
Juni 2007
MED I A KOMUNIKASI

TAHUN 15, NOMOR 2, JUNI 2007

Daftar lsi
Daftar Isi ................................... ... ....... .......... ..... ........ .. ..... .... ......... ..... ..... ..........

Optimalisasi Penerapan Sumur Resapan untuk Menurunkan Debit Banjir


Dwi Kumiani, Suripin ........ .............................................. ................ .. ......... ...... 107 - 116
Variabel Pengaruh yang Dominan terhadap Subsistem Input Pemberlakuan Standar
Mutu Perkerasan Jalan
Agus Taufik Mulyono .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. . 117 - 136
Peningkatan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Tanah Pasiran dan
Kelempungan Studi Kasus Porto dan Jakarta
Budijanto Widjaja ....................... ..................................................... .... ... .. ... .. . 137 - 154
Strength Properties of Porous Concrete Made with Portland Pozzolan Cement and
Crushed Marble
M. Wihardi 7Jaronge ...... .... ............ .......... ...... ........ ...... ........ ........ .. .... .. ...... .. .. .. . 155 - 162
Analisis Kehandalan Anjungan Lepas Pantai Tipe Jacket Berdasarkan Beban Pushed-
Over
Ricky L. Tawekal, Rony Heriana .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. . 163 - 178
Kebutuhan Model Valuasi Lingkungan Bagi Kegiatan Transportasi
Mudjiastuti Handajani ................................ ... ................ ... .............. .. ......... ..... . 179 - 193
Konstruksi Timbunan Tinggi di Daerah yang Curam dengan Menggunakan Gabion
Berekor pada Bottle Neck Jalur Sumatera Barat - Riau
Masyhur Irsyam, Mu/iana Valiant;, Andi K.S. Kartawiria, Yusdi Syukri ......... 194 - 212

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


II MEDIA KOMUNIKASI
TEKNIK SIPIL

PEU:NDUNG
Pendiri : Prof. I r. Joetata Hadihardaja;
Sekjen BMPTTSSI : Prof.Dr. Ir. Indrasurya B Mochtar, M.Sc
Ketua BKS PII: Dr.Ir.A.Hermanto Dardak, M.Sc., IPM

SIDANG PENYUNTING
Ketua :
Ir. Sri Sangkawati, MS
Anggota:
Dr. Ir. Sri Tudjono, MS
Dr. Ir. Sri Prabandiyani R Wardani, M.Sc
Dr. Ir. Suharyanto, M.Sc
Ir. Bachtiar Siradjuddin, IPM
Dr. Ir.Agung Wibowo, MM.,M.Sc
Ir. Bambang Pudjianto, MT

PENYUNTING PELAKSANA
Kami Hari Basuki, ST. MT
Priyo Nugroho P., ST, M£ng
Lusiana Octora, Amd

MITRA BESTARI
Prof. Dr. Ir. Hang Tuah
Prof. Ir. Pinardi Kustalam
Dr. Ir. Iwan K. Hadihardaja
Dr. I r. Bambang Riyanto, DEA
Dr. I r. Nuroji, MT
Ir. Bambang Priabnono, 1PM
Ir. Tulus Sukaryanto, IPM
Ir. Wahyono Bintarto Soebianto, M.Sc
I r. Muhrozi, MS

Terbit tiga kali setahun pada bulan Pebruari, Juni clan Oktober. Berisi artikel hasil penelitian,
dan hasil pemikiran di bidang Teknik Sipil yang belum pemah diterbitkan dalam media lain.
Segala hal terkait dengan penggunaan software, perijinan pengutipan dan hak cipta yang
dilakukan oleh penulis artikel, dan korisekwensi hukum yang ditimbulkannya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penulis artikel tersebut. Format penulisan seperti tercantum pada
Pedoman Penulisan di bagian belakang berkala ilmiah ini.

Alamat Redaksi :
Jurusan Teknik Sipil FLUNDIP
JI. Prof. H. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang. Telp. (024)7474770 Telp./Fax.(024)7460060,
Email : sangka@indosat.net.id. ; lusianaoc:tora@yahoo.co.id

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

View publication stats

Potrebbero piacerti anche