Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
1. Kasus Pada: PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Holding Company)
PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Holding Company) mengalami kasus tentang anak
Perusahaan yang tidak memberikan prospek positif di divestasi dan yang memberikan prosfek
positif, berikut penjelasan kasus:
PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Holding Company Sebagai sebuah perusahaan Agro
Industri, Farmasi & Alat Kesehatan dan Perdagangan, keberadaan PT Rajawali Nusantara
Indonesia (Persero) yang lebih dikenal dengan PT RNI tidak lepas dari nama sebuah perusahaan
perdagangan hasil bumi yang didirikan oleh Oei Tjien Sien dengan nama NV Handel My Kian
Gwan bertempat di Semarang – Jawa Tengah pada 1 Maret 1863. Perkembangan selanjutnya
perusahaan tersebut diturunkan kepada putranya bernama Oei Tiong Ham. Ditangan putranya ini
perusahaan terus berkembang menjadi perusahaan holding. Bidang usahanya meliputi;
perdagangan, industri gula, perkebunan karet, industri farmasi, jasa keuangan, properti dan lain –
lain.
Dalam perkembangannya, PT RNI sebagai Induk Perusahaan dan pemegang saham
senantiasa melakukan kajian terhadap kinerja seluruh anak perusahaan sehingga perseroan dapat
melakukan upaya peningkatan kesehatan bisnisnya secara berkelanjutan. Anak Perusahaan yang
tidak memberikan prospek positif di divestasi. Sebaliknya, anak perusahaan yang terbukti
kinerjanya selalu meningkat akan semakin dikembangkan dan dibesarkan. Strategi ini yang
memungkinkan PT RNI pada 2011 menjadi sebuah induk perusahaan investasi dengan jumlah
asset lebih dari Rp. 5,09 triliun (per 31 Desember 2011) dan Jaringan usaha tersebar di seluruh
nusantara melalui 13 Anak Perusahaan dan tujuh afiliasi, mengoperasikan 48 Kantor Cabang dan
18 Unit produksi terdiri dari 10 Pabrik Gula, dua Pabrik Alkohol, satu Pabrik Farmasi, dua
Pabrik Alat Kesehatan, dua Perkebunan Sawit serta satu perkebunan teh yang didukung oleh
lebih dari 7.401 Karyawan tetap.
Dalam kasus ini, pengelolahan yang dilakukan oleh perusahaan adalah berkaitan dengan
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Berbagai pendekatan dicoba diterapkan untuk
mampu mengelola dan memberdayakan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki oleh sumber
daya manusianya agar mampu menghasilkan kinerja yang optimal. Salah satu pendekatan yang
berkaitan dengan pendekatan manajemen ini adalah Manajemen Kinerja.
Salah satu cara meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan melakukan pelatihan atau
training. Secara pragmatis program pelatihan memiliki dampak positif baik bagi individu
maupun organisasi. Smith dalam buku Jusuf Irianto (2001) menguraikan profil kapabilitas
individual berkaitan dengan skills yang diperoleh dari pelatihan. Seiring dengan penguasaan
keahlian atau keterampilan yang diterima individu akan meningkat. Pada akhirnya hasil pelatihan
akan membuka peluang bagi pengembangan karier individu dalam organisasi. Dalam konteks
seperti ini peningkatan karir atau promosi ditentukan oleh pemilikan kualifikasi skills.
Managing work
Managing work menggunakan prinsip POAC. atau Planning, Organizing, Actuating, dan
Controlling. Prinsip manajemen ini banyak digunakan oleh organisasi dewasa ini untuk
memajukan dan mengelola organisasi mereka. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang masing-
masing point tsb :
Planning
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuan
tersebut. Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan
dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena banyak berperan
dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer harus membuat
rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian organisasi.
Dalam perencanaan, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Yaitu harus SMART :
Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu
melebar dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur
tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan. Realistic
artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan,
bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
Organizing
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber
daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan
organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam
setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan
beberapa tugas.
Actuating
Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang
telah ditetapkan.
Controlling
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit.
Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah
bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam
tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat
segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi
dan perkembangan zaman.
Memiliki tiga kelompok usaha yang berbeda dan padat karya memberikan manfaat keberagaman
bagi perusahaan, baik dari sisi budaya, sosial ekonomi, maupun latar belakang pendidikan.
Program asimilasi karyawan di seluruh unit usaha diciptakan agar semua karyawan
berkesempatan untuk mencoba lingkungan bekerja dan tantangan yang baru.
- Meningkatkan Kompetensi
Melakukan penilaian (assesment) secara menyeluruh di semua tingkatan jabatan setiap 2 (dua)
tahun sekali. Selain itu, memberikan pelatihan secara merata dengan tujuan untuk menjembatani
pemahaman standar industri yang terus berkembang.
Untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, secara berkala diadakan gathering seluruh karyawan di
semua tingkat jabatan, juga Porseni (Pekan Olahraga dan Kesenian) yang diselenggarakan setiap
2 tahun. Pembentukan Serikat Pekerja sebagai media dialog bagi manajemen dan karyawan
sekaligus diharapkan dapat menjadi agen perubahan bagi perusahaan.
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) dengan tingkat kompetensi yang bersaing dan
memiliki produktifitas di atas rata-rata di setiap industri adalah tertuang dalam visi perusahaan
dalam mengembangkan SDM. Untuk mencapai visi tersebut maka perusahaan menetapkan
indikator kinerja pengembangan SDM sebagai tolok ukur tahap-tahap pencapaiannya. Indikator
kinerja tersebut antara lain meliputi tingkat produktifitas, kepuasan kerja dan kaderisasi untuk
menjaga sustainabilitas perusahaan.
Managing People
Dalam hal kasus ini, agar anak Perusahaan yang tidak memberikan prospek positif di
divestasi dapat memperbaiki kinerjanya dan yang memberikan prosfek positif dapat
mempertahankan kinerjanya, maka. Menurut Robert Bacal (1999) manajemen ini meliputi upaya
membangun harapan yang jelas serta pemahaman tentang:
1. Fungsi kerja esensial yang diharapkan dari karyawan
2. Seberapa besar kontribusi pekerjaan karyawan bagi pencapaian tujuan organisasi
3. Apa arti konkretnya melakukan pekerjaan dengan baik
4. Bagaimana karyawan dan penyelianya bekerja sama untuk mempertahankan,
memperbaiki maupun mengembangkan kinerja karyawan yang sudah ada sekarang
5. Bagaimana prestasi kerja akan diukur
6. Mengenali berbagai hambatan kinerja.
Seiring dengan perubahan visi bisnis manajemen PT RNI, maka divisi SDM menyusun
rencana program pengembangan SDM Tahun 2012 untuk memenuhi kebutuhan diseluruh level
karyawan meliputi:
Secara kasus ini, dalam dunia industry pekerjaan sosial dalam dunian industri adalah
lapangan praktik pekerja sosial yang secara khusus menangani kebutuhan-kebutuhan
kemanusiaan dan sosial di dunia kerja melalui berbagai intervensi dan penerapan metode
pertolongan yang bertujuan untuk memelihara keseimbangan antara individu dan lingkungan
kerja dalam konteks ini. Konsep pekerjaan sosial industri bukan hanya berbicara tentang konsep
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) maupun masyarakat (community development) saja.
Pekerjaan sosial industri mencangkup pelayanan sosial yang bersifat internal dan eksternal,
pekerjaan sosial industri melibatkan program-program bantuan bagi pegawai, seperti pelayanan
konseling terapi kelompok, dan pengembangan sumber daya manusia.
Secara eksternal, pekerjaan sosial industri, berwujud dalam berbagai bentuk program CSR
termasuk di dalamnya strategi dan program pengembangan masyarakat serta kebijakannya, dan
advokasi sosial. Kehadiran pekerja sosial di perindustrian diharapkan akan memerikan berbagai
manfaat terutama manfaat secara finansial maupun secara sosial. Di Indonesia, istilah pekerjaan
sosial dalam perindustrian masih belum banyak dikenal , belum banyak perusahaan yang
mengunakan jasa pekerja sosial di dalamnya. Sementara itu di era globalisasi ini, bayak
perusahaan-perusahaan di beberapa negara maju yang sudah sejak lama mengunakan konsep
pekerjaan sosial di dalam perusahaannya, sehingga bisa meningkatkan kualitas perusahaan
tersebut dan juga bisa bermanfaat bagi masyarakat.
4. Daftar Pustaka
http://www.rni.co.id/id/sumber-daya-manusia
http://www.maswit.com/2013/06/poac-planning-organizing-actuating-and.html
Irianto, Jusuf. Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pelatihan (Dari Analisa Kebutuhan Sampai
Evaluasi Program Pelatihan).2001.Insan Cendikia.Surabaya.
Smith, A. Training and Development dalam Kramar, R, McGraw, P & Schuler, R. Human
Resource Management in Australia. 1997. Addison W.L. South Melbourne.
Wibowo. Prof, Dr, SE, M.Phil. Manajemen Kinerja. 2007. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.