Sei sulla pagina 1di 12

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI

Arminsyurita

Abstract. The role of resources in the organization has actually been around since the organization
known as a medium of joint effort in achieving an organization's goals that influenced by many
factors, one of which is the quality of human resources (HR). The quality of human resources is
essentially as a measure of a person completing task better than others, if the execution of tasks can
be done well, the productivity can be improved. In addition to the quality of human resources in
organizations, organizational culture issues can also be linked to job performance. The role of
organizational culture that leads to job performance is also very important, organizational culture
relates to how companies build commitment to realize the vision, winning the hearts of customers,
win the competition and build up the strength of the company. This paper aims to describe the
organizational culture and quality of human resources and its impact on employee job performance
in case studies in Unit Tempat Pendaftaran Pasien ( TPP ) Rekam Medis ( RM ) dr.H.Marzoeki
Mahdi Hospital in Bogor. Based on the analysis it can be concluded that there is the influence of
organizational culture on employee job performance UTPP RM RSMM, there is the influence of the
quality of human resources on job performance UTPP RM RSMM. and there is significant
relationship between organizational culture and quality of human resources to employee job
performance TPP Unit Medical Record RSMM
Keywords : organizational culture, quality of human resources, job performance

Abstrak. Peranan sumber daya dalam organisasi sebenarnya sudah ada sejak dikenalnya
organisasi sebagai wadah usaha bersama dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang
dipengaruhi banyak faktor yang salah satunya adalah kualitas sumber daya manusia (SDM).
Kualitas SDM hakikatnya adanya suatu tolak ukur seseorang dalam mengerjakan sesuatu tugas
lebih baik daripada yang lainnya, apabila pelaksanaan tugas dapat dilakukan dengan baik maka
prestasi dan produktifitas kerja bisa ditingkatkan. Selain kualitas sumber daya manusia dalam
organisasi, masalah budaya organisasi juga dapat dihubungkan dengan prestasi kerja. Peran
budaya organisasi yang mengarah kepada prestasi kerja juga sangat penting, Budaya organisasi
berhubungan dengan bagaimana perusahaan membangun komitmen mewujudkan visi,
memenangkan hati pelanggan, memenangkan persaingan dan membangun kekuatan perusahaan.
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana budaya organisasi dan kualitas sumber daya
manusia dan pengaruhnya terhadap prestasi kerja pegawai dalam studi kasus di Unit Tempat
Pendaftaran Pasien (TPP) Rekam Medis (RM) Rumah Sakit dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor.
Berdasarkan hasil analisis maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh antara budaya
organisasi terhadap prestasi kerja pegawai UTPP RM RSM, ada pengaruh antara kualitas SDM
terhadap prestasi kerja UTPP RM RSMM. dan ada pengaruh yang signifikan antara budaya
organisasi dan kualitas SDM secara bersama-sama terhadap prestasi kerja pegawai Unit TPP
Rekam Medis RSMM
Keywords : organizational culture, quality of human resources, job performance
Rumah Sakit DR.H.Marzoeki Mahdi anggota organisasi. Budaya menekankan arti
(RSMM) Bogor sebagai Badan Layanan penting pada pengetahuan atau intelektualitas
Umum (BLU) dibawah Ditjen Bina Pelayanan maupun akal budi yang dimiliki individu-
Medik Departemen Kesehatan RI sangat individu, kelompok atau golongan-golongan
memerlukan tenaga SDM yang berkualitas tertentu dimana budaya akan menjadi identitas
agar dapat memberikan pelayanan yang kelompok atau golongan karena budaya dapat
maksimal kepada masyarakat. Tata nilai yang berperan dalam memperkuat nilai-nilai
dikembangkan oleh Rumah Sakit keyakinan kelompok, serta dapat berperan pula
DR.H.Marzoeki Mahdi sangat mendukung sebagaim alat kontrol untuk menolak nilai dan
untuk menciptakan budaya organisasi yang keyakinan anggota kelompok yang tidak
mengarah tercapainya visi dan misi rumah selaras dengan anggota kelompok
sakit. Berkenaan dengan hal tersebut maka Robbins (2001:52) budaya organisasi
seharusnya seluruh pegawai di Rumah Sakit merupakan suatu system pengertian bersama
DR.H.Marzoeki Mahdi termasuk staf dapat
yang dipegang oleh anggota suatu organisasi
mengimplementasikan budaya organisasi ke yang membedakan organisasi tersebut dari
dalam perilaku bekerja yang mencerminkan organisasi lainnya. Budaya organisasi
tata nilai tersebut dalam melaksanakan merupakan pengendali dan arah dalam
tugasnya. membentuk sikap dan perilaku para anggota di
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui dalam suatu organisasi. Secara individu
pengaruh budaya organisasi dan kualitas maupun kelompok seseorang tidak akan
sumber daya manusia terhadap prestasi kerja
terlepas dari budaya organisasi dan pada
pegawai Unit TPP Rekam Medis RSMM. umumnya anggota organisasi akan dipengaruhi
Unit TPP Rekam Medis Rumah Sakit oleh beraneka ragamnya sumber daya yang
DR.H.Marzoeki Mahdi sebagai organisasi ada.
fungsional Rumah Sakit DR.H.Marzoeki
Mahdi Bogor memandang perlunya penelitian Kualitas Sumber Daya Manusia
mengenai budaya organisasi pegawai dan Kualitas SDM terutama dilihat dari maju
kualitas SDM pegawainya sebagai bahan tidaknya bidang pendidikan, kesehatan, soaial
kajian awal, untuk selanjutnya dapat dilakukan dan kebudayaan. Pendidikan mencakup formal
penelitian yang lebih luas untuk seluruh maupun non formal, sedangkan kesehatan
pegawai RSMM dalam salah satu upaya mencerminkan dan mempengaruhi
kreatif untuk bisa memberikan salah satu produktivitas. Menurut Mangkunegara
sumbangsih dalam upaya meningkatkan (2000:26), bahwa untuk mengukur faktor
prestasi pegawainya, dengan demikian maka pendidikan dengan cara mengetahui frekuensi
menurut penulis perlu dilakukan penelitian kunjungan ke Poliklinik, frekuensi
tentang seberapa besar pengaruh budaya ketidakhadiran karena sakit dan nilai
organisasi dan kualitas sumber daya manusia kesegaran jasmani yang diperoleh setiap enam
terhadap prestasi kerja pegawai pada pegawai bulannya. Sedangkan untuk mengetahui
di Unit TPP Rekam Medis Rumah Sakit kualitas sosial psikologisnya adalah dengan
DR.H.Marzoeki Mahdi Bogor. Pertimbangan melihat aktivitas sosial dan hubungan sosial
dalam memilih obyek penelitian selain setiap karyawan dengan karyawan lainnya.
dikarenakan pertimbangan waktu dan biaya Pengukuran kualitas moral dapat diketahui
terutama disebabkan bahwa masalah prestasi dari ada tidaknya pelanggaran yang dilakukan
kerja pegawai di Unit TPP dan Rekam Medis karyawan.
RSMM merupakan bagian isu sentral dalam
keberhasilan bagi kinerja organisasi RSMM. Prestasi Kerja
Budaya Organisasi Prestasi kerja menurut Hasibuan
(2001:93) “Prestasi Kerja merupakan suatu
Robbins (2003:45) Budaya adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
persepsi bersama yang dianut oleh anggota- melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, Hipotesis
pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
Mangkunegara (2000:67) “Prestasi kerja Dalam penelitian ini perlu diberikan
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas hipotesis di mana hipotesis ini merupakan
yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam dugaan yang mungkin benar atau salah.
melaksanakan tugasnya sesuai dengan Hipotesis menurut Arikunto (1998:183) adalah
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.” pernyataan mengenai suatu hal yang harus
Menurut Hasibuan (2001:112), penilaian diteliti kebenarannya. Dengan demikian
prestasi kerja adalah menilai hasil kerja nyata hipotesis merupakan anggapan sementara yang
dengan standar baik kualitas maupun kuantitas bersifat sebagai pedoman untuk
yang dihasilkan oleh setiap karyawan. Dalam mempermudah jalannya penelitian. Adapun
menilai prestasi kerja karyawan ada dua hal hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
yang perlu mendapatkan pengamatan, yaitu berikut:
kemampuan karyawan yang bersangkutan H1 : Terdapat pengaruh budayorganisasi
dalam menyelesaikan tugasnya dan sifat atau terhadap prestasi kerja Unit TPP Rekam
pembawaan yang dapat mempengaruhi Medis RSMM.
kemampuan tersebut. H2 : Terdapat pengaruh kualitas SDM
Budaya organisasi diduga akan terhadap prestasi pegawai Unit TPP
berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai Rekam Medis RSMM
Unit TPP Rekam Medis RSMM. Apabila H3 : Terdapat pengaruh budaya organisasi dan
budaya organisasi yang terjadi tidak baik maka kualitas SDM secara simultan terhadap
prestasi kerja pegawai yang terjadi akan prestasi kerja Unit TPP Rekam Medis
rendah, sebaliknya jika budaya organisasi Unit RSMM.
TPP Rekam Medis RSMM sangat baik maka H0 : Tidak terdapat pengaruh budaya
prestasi pegawai yang terjadi akan baik. Faktor organisasi dan kualitas SDM terhadap
lain yang dapat mempengaruhi prestasi prestasi kerja Unit TPP Rekam Medis
pegawai adalah kualitas kerja pegawai. RSMM.
Pegawai yang memiliki kualitas kerja tinggi METODE PENELITIAN
akan mempengaruhi prestasi dalam bekerja
akan baik. Selanjutnya diukur seberapa besar Tempat dan Waktu Penelitian
pengaruh antara budaya organisasi dan Tempat penelitian ini dilaksanakan di
kualitas kerja pegawai terhadap prestasi kerja Rumah Sakit dr.H.Marzoeki Mahdi Jalan Dr.
pegawai dengan diagram kerangka masing- Semeru No.114 Bogor 16111 pada Unit TPP
masing variabel sebagai berikut (Lihat Rekam Medis RSMM, dan waktu penelitian
Gambar 1): dilaksanakan sejak bulan Maret 2010 sampai
Berdasarkan gambar 1 di atas, dapat dengan bulan Mei 2010. Populasi penelitian
dijelaskan bahwa tujuan organisasi akan adalah semua pegawai di bagian Unit TPP
tercapai apabila prestasi kerja pegawai baik, Rekam Medis Rumah Sakit dr.H.Marzoeki
sementara prestasi kerja pegawai dipengaruhi Mahdi Jalan Dr. Semeru No.114 Bogor 16111
oleh budaya organisasi dan kualitas SDM pada Unit TPP Rekam Medis RSMM yang
berjumlah 38 orang. Sampling yang digunakan Analisis Korelasi, Analisis korelasi
dalam penelitian ini adalah metode sampling berguna untuk menentukan suatu besaran yang
jenuh, sampel adalah semua anggota populasi menyatakan hubungan suatu variabel dengan
sebanyak 38 orang pegawai. Menurut variabel lain tanpa mempersoalkan apakah
Sugiyono (2006:80) yang dimaksud dengan variabel tertentu tergantung kepada variabel
sampling jenuh adalah teknik pengambilan lain. Biasanya pada sampel dinyatakan dengan
sampel bila semua anggota populasi digunakan huruf “r” korelasi, sedangkan parameternya
sebagai sampel. dengan “” (rho).
Teknik Pengumpulan Data Interprestasi koefisien korelasi dinyatakan
sbb: (1). Interval (r) 0,00 – 0,199, tingkat
Untuk mengungkap fakta aktual penelitian hubungan yang sangat rendah; (2). Interval (r)
menggunakan kuesioner. Kuesioner yang 0,20 – 0,399, menunjukkan tingkat hubungan
digunakan dalam penelitian ini adalah yang rendah; (3). Interval (r) 0,40 – 0,599,
mengadopsi model Likert. Model Likert menunjukkan tingkat hubungan yang sedang;
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, (4).Interval (r) 0,60 – 0,799, menunjukkan
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tingkat hubungan yang kuat; (5). Interval (r)
tentang fenomena sosial. Dengan Likert, maka 0,70 – 1,00, menunjukkan tingkat hubungan
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi yang sangat kuat.
indikator variabel, kemudian indikator tersebut Analisis Koefisien Determinasi, Koefisien
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun determinasi (r²) diinterpretasikan sebagai
item-item instrumen yang dapat berupa besaran proporsi (persentase) dari keragaman
pertanyaan atau pernyataan. Menurut Y yang diterangkan oleh model regresi atau
Sugiyono (2004:86) untuk keperluan analisis untuk mengukur besar sumbangan dari
kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberi variabel bebas X terhadap keragaman variabel
skor pada setiap butirnya. tidak bebas Y (Suliyanto 2006:89). Dalam
output SPSS, koefisien determinasi terletak
Pengujian Alat Pengumpul Data
pada tabel Model Summary dan tertulis R
Uji Validitas, Validitas suatu butir Square. Namun untuk regresi linier berganda
pertanyaan dapat dilihat berdasarkan hasil sebaiknya menggunakan R Square yang sudah
output statistical product and service solution disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square,
(SPSS) pada tabel dengan judul item total karena disesuaikan dengan jumlah variabel
statistics. Menilai masing-masing butir independen yang digunakan dalam penelitian.
pertanyaan dapat dilihat dari nilai corrected Analisis Regresi Linier Berganda,
item-total correlation masing-masing butir Analisis regresi linier berganda digunakan
pertanyaan. Suatu butir pertanyaan dikatakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
valid jika nilai r- yang merupakan nilai bebas dan variabel terikat yaitu antara budaya
corrected item total correlation > dari r-tabel. organisasi (x1) dan kualitas SDM (x2 )
Dengan menggunakan jumlah responden, terhadap prestasi kerja (Y). Selain itu untuk
maka nilai r- dapat diperoleh melalui df mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh
(degree of freedom) = n-k, k merupakan antara variabel bebas dan variabel terikat.
jumlah butir pertanyaan dalam suatu variabel Persamaan regresi berganda dapat ditulis
dengan taraf signifikan 5%. sebagai berikut Y = a + b1x1+ b2x2+ see
Uji Reliabilitas, Reliabilitas menunjuk
Keterangan: Y= variabel prestasi kerja a =
pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
bilangan konstan / intercept b1,b2 = koefisien
cukup dapat dipercaya untuk digunakan
regresi x1 = variabel budaya organisasi, x2 =
sebagai alat pengumpul data karena instrumen
variabel kualitas SDM, see = variabel
tersebut sudah baik (Suharsimi 2006:178).
gangguan di luar model
Reliabilitas suatu konstruk variabel atau
instrumen dikatakan baik jika memiliki nilai Uji Hipotesis, Uji ini dimaksud untuk
cronbach’s alpa > dari 0,60. mengetahui jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai IV/1978 tapi dengan beberapa modifikasi,
terbukti melalui data yang terkumpul. diantaranya ada penambahan Komite Medik,
Uji Parsial (uji t), Uji parsial adalah uji yang Satuan Pengawas Intern, Unit Pelaksana
digunakan untuk menguji kemaknaan Fungsional Gawat Darurat.
koefisien parsial. Uji ini dilakukan untuk Mulai tahun 2002 sampai saat ini, Rumah
menguji hipotesis: (H1) yaitu ada Sakit Jiwa Pusat Bogor kini berganti nama
pengaruh budaya organisasi terhadap prestasi menjadi Rumah Sakit dr.H.Marzoeki Mahdi
kerja pegawai Unit TPP Rekam Medis Bogor. Rumah Sakit ini melayani pasien
RSMM, (H2) yaitu ada pengaruh kualitas psikiatri danj non psikiatri.
SDM terhadap prestasi kerja pegawai Unit
TPP Rekam Medis RSMM, Arah pengembangan Rumah Sakit
Uji Simultan (uji F), Uji simultan adalah uji dr.H.Marzoeki Mahdi
Melaksanakan kegiatan pelayanan
yang digunakan untuk menguji kemaknaan
kesehatan dalam rangka menunjang program
koefisien simultan Uji ini dilakukan untuk
pemerintah yaitu mewujudkan “masyarakat
mengetahui hipotesis ke-3 (H3), dan kriteria
mandiri untuk sehat” terutama dalam
pengujian terdapat pada tabel ANOVA dengan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang
syarat secara simultan atau bersamaan: (H3)
terganggu kesehatan jiwanya dalam bentuk
yaitu ada pengaruh budaya organisasi, dan
kegiatan promotif, preventif, kuratif dan
kualitas SDM terhadap prestasi kerja pegawai
Unit TPP Rekam Medis RSMM rehabilitatif.
Visi :Terwujudnya Rumah Sakit yang
RUMAH SAKIT DR.H.MARZOEKI mandiri melalui profesionalisme dan
MAHDI pelayanan yang bermutu dengan
Tanggal 1 Juli 1882 Diresmikanlah mengutamakan kepuasan pelanggan dan
Rumah Sakit Jiwa Bogor dengan nama asli terjangkau oleh rakyat miskin.
Krankzinningengestich te Buitenzord oleh Misi : (1). Melaksanakan pelayanan
Direktur P&K (ex. Onderwijs van Eeredist en kesehatan dengan unggulan Kesehatan Jiwa
Nijverheid) dengan jumlah pekerja 35 orang dan NAPZA; (2). Memberdayakan seluruh
Eropa dan 95 pegawai Indonesia keturunan potensi yang ada di rumah sakit; (3).
Cina, diantaranya ada seorang dokter Jawa Mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa
yang bernama Dr. Semeru. menjadi pusat rujukan nasional; (4).
Semenjak tahun 1978, dengan surat Mengembangkan pendidikan kesehatan dan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor penelitian serta kemitraan yang seluas-luasnya;
135/Menkes/SK/IV/1978 tanggal 28 April (5). Mencapai kesejahteraan bersama.
1978 ditetakanlah Susunan Organisasi dan -
Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor. Tugas Pokok dan Fungsi RS.dr.H.Marzoeki
Semenjak tahun 1998 Rumah Sakit Jiwa Mahdi
Pusat Bogor berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 124/KMK.03/1998 tanggal Tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit
27 Februari 1998 menjadi Instasi Penguna Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor berdasarkan SK
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Menkes Nomor:135/Menkes/SK/IV/1978
Rumah Sakit Jiwa Bogor telah terarekditasi tahun 1978 yang tercantum pada pasal 2 &
untuk 5 jenis pelayanan yaitu, Pelayanan pasal 3.
Medis, Administrasi dan Manajemen, Menyelenggarakan dan melaksanakan
Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Gawat pelayanan, pencegahan, pemulihan dan
Darurat dan Rekam Medis. Implikasi dan rehabilitasi di bidang Kesehatan Jiwa sesuai
terarekditasinya Rumah Sakit Jiwa Pusat dengan peraturan peruandangan-undangan
Bogor maka terjadi modifikasi pada susunan yang berlaku.
organisasi dan tata kerja RS, memang masih Fungsi : (1). Melaksanakan usaha pelayanan
berdasarkan SK Menkes No.135/ Menkes/ kesehatan jiwa pencegahan; (2). Melaksanakan
usaha pelayanan kesehatan jiwa pengobatan; Dari hasil uji validitas pertanyaan variable
(3). Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan kualitas SDM, kesepuluh indikator pertanyaan
jiwa rehabilitasi; (4). Melaksanakan usaha variable kualitas SDM dengan level of
kesehatan jiwa masyarakat; (5). Melaksanakan signifikan 0,01 (**) dan 0,05 (*).adalah
sistem rujukan (sistem referal). signifikan (valid), Dari hasil uji reliabilitas
instrumen, nilai cronbach alpha yang diperoleh
PEMBAHASAN
sebesar 0,6153 dengan demikian dapat
Data dalam penelitian ini adalah data disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
primer dalam bentuk kuesioner. Kuesioner karena nilai cronbach alpha diatas >0,6.
yang telah dibuat oleh peneliti disebarkan
Uji validitas dan reliabilitas data variabel
kepada responden langsung yaitu kepada
prestasi kerja
seluruh pegawai Unit TPP Rekam Medis
Dari hasil uji validitas diatas, kesepuluh
RSMM sebanyak 38 orang. Selengkapnya data
indikator pertanyaan variable prestasi kerja
responden dikelompokkan dalam karakteristik
dengan level of signifikan 0,01 (**) dan 0,05
berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan
(*) adalah signifikan (valid). Dari hasil hitung
pendidikan, dan berdasarkan masa kerja.
uji reliabilitas instrumen, nilai cronbach alpha
Karakteristik responden menurut jenis
yang diperoleh sebesar 0,6286 dengan
kelamin diperoleh bahwa responden berjenis
demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen
kelamin laki-laki 68 % dan selebihnya 32 %
tersebut reliabel karena nilai cronbach alpha
perempuan. Karakteristik responden menurut
diatas >0,6.
pendidikan, responden berpendidikan SMP
sebanyak 0 %, reponden berpendidikan SMA Analisis korelasi bivariat antara variabel
sebanyak 37% responden berpendidikan berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya
Diploma sebanyak 37%, berpendidikan S1 dianalisis ada tidaknya hubungan antara
sebanyak 26%. Selanjutnya karakteristik variabel dengan menggunakan analisis korelasi
responden menurut masa kerja, responden bivariat antara variabel bebas terhadap
dengan masa kerja dari 1-5 tahun sebanyak variabel terikatnya, seperti dijabarkan berikut
45%, reponden dengan masa kerja 6-10 tahun ini:
sebanyak 5% responden dengan masa kerja Dari hasil analisis data diperoleh
antara 11-15 tahun sebanyak 13%, responden hubungan antara masing-masing variabel: (1).
dengan masa kerja 16-20 tahun sebanyak 3%, Terdapat hubungan antara variabel bebas
responden dengan masa kerja di atas 20 tahun budaya organisasi dengan variabel bebas
sebanyak 34%, kualitas SDM sebesar 0,196 termasuk
hubungan yang sangat rendah dan positif
Analisis Data
(r>0,0). berada pada interval 0,00 – 2,00.
Uji validitas dan reliabilitas data variabel Artinya tidak terjadi multikolinieritas antara
budaya organisasi: variabel bebas; (2). Terdapat hubungan antara
Uji validitas pertanyaan menggunakan variabel bebas budaya organisasi dengan
program SPSS. Dari hasil uji validitas variabel terikat prestasi kerja sebesar 0,411
kesepuluh indikator pertanyaan variable termasuk hubungan sedang dan positif (r>0,4),
budaya organisasi dengan level of signifikan berada pada interval 0,40 – 0,60; (3). Terdapat
0,01 (**) dan 0,05 (*) adalah signifikan hubungan antara variabel bebas kualitas SDM
(valid), Dari hasil uji reliabilitas instrumen dengan variabel terikat prestasi kerja sebesar
variable budaya organisasi(dengan SPSS), 0,647 termasuk hubungan yang kuat dan
nilai cronbach alpha yang diperoleh sebesar positif (r>0,6), berada pada interval 0,60 –
0,6199 dengan demikian dapat disimpulkan 0,80 .
bahwa instrumen tersebut reliabel karena nilai Analisis korelasi dan regresi budaya
cronbach alpha diatas >0,6. organisasi (x1) terhadap prestasi kerja (y).
Uji validitas dan reliabilitas data variabel Berdasarkan data yang diperoleh
kualitas SDM selanjutnya data dianalisis untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi/pengaruh variabel + b1 x1), yaitu : prestasi kerja= 24,786 + 0,437
bebas budaya organisasi (x1) terhadap variabel x1 (budaya organisasi).
terikatnya prestasi kerja (y) dengan SPSS, Grafik Normal P-P Plot regresi variabel
seperti berikut ini: budaya organisasi secara parsial terhadap
Pada tabel terlihat nilai R sebesar 0,411 prestasi kerja seperti terlihat pada gambar di
artinya terdapat hubungan dengan katagori bawah ini.
sedang antara variabel bebas budaya Dari grafik diatas terlihat bahwa data
organisasi (x1) terhadap variabel terikatnya (titik-titik) menyebar di sekitar garis diagonal,
prestasi kerja (y), nilai R Square atau koefisien serta penyebarannya mengikuti garis diagonal
determinasi sebesar 0,169 (r2). Hal ini berarti tersebut, berarti bahwa model regresi layak
16,9% variasi dari prestasi kerja dipengaruhi digunakan untuk memprediksi variabel terikat
oleh faktor budaya organisasi, sedangkan (budaya organisasi), berdasarkan variabel
sisanya 83,1% dipengaruhi oleh faktor lain. independennya (prestasi kerja).
Didapatkan hasil nilai t hitung = 3,557
dengan signifikansi = 0,001. Karena nilai t Analisis regresi variabel kualitas SDM
hitung konstanta 3,557 > t tabel (1,645), maka (x2) terhadap variabel prestasi kerja(y)
hasil t hitung siginfikan dengan angka Berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya
probabilitas/signifikansi 0,001 < 0,05, dianalisis ada seberapa besar
hipotesa: H1 = konstanta regresi signifikan., kontribusi/pengaruh variabel bebas kualitas
maka Ho ditolak H1 diterima. Selanjutnya dari SDM (x2) terhadap variabel terikatnya prestasi
analisa di atas dapat diprediksi besar nilai kerja (y), seperti dijabarkan berikut ini :
prestasi kerja melalui persamaan regresi (y = a
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: PREST ASI
1,00

,75
Expected Cum Prob

,50

,25

0,00
0,00 ,25 ,50 ,75 1,00

Observed Cum Prob

Gambar 2: Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Variabel


Budaya Organisasi Terhadap Variabel Prestasi Kerja

Model Summaryb

Adjusted St d. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
1 ,647a ,418 ,402 2,2987
a. Predictors: (Constant), KUALITAS
b. Dependent Variable: PRESTASI

Coeffi ci entsa

St andardi
zed
Unstandardized Coef f icien
Coef f icients ts
Model B St d. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13,834 5,862 2,360 ,024
KUALI TAS ,681 ,134 ,647 5,089 ,000
a. Dependent Variable: PRESTASI
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: PRESTASI
1,00

,75
Expected Cum Prob

,50

,25

0,00
0,00 ,25 ,50 ,75 1,00

Observed Cum Prob

Gambar 3 : Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual Variabel Kualitas


SDM Terhadap Variabel Prestasi Kerja
Untuk konstanta, didapatkan t hitung = prestasi kerja seperti terlihat pada gambar di
2,360 dan signifikansi = 0,024, dan uji dua sisi bawah ini.Dari grafik diatas terlihat bahwa
diperoleh t table =1,645. Karena nilai t hitung data (titik-titik) menyebar di sekitar garis
konstanta (2,360) > t tabel (1,645) maka hasil t diagonal, serta penyebarannya mengikuti garis
hitung siginfikan, dengan angka diagonal tersebut, berarti bahwa model regresi
probabilitas/signifikansi 0,024 < 0,05, layak digunakan untuk memprediksi variabel
hipotesa: H2 = Konstanta regresi signifikan, terikat (prestasi kerja), berdasarkan variabel
maka Ho ditolak H2 diterima. Selanjutnya independennya (kualitas SDM).
prediksi besar nilai prestasi kerja melalui Analisis korelasi dan regresi variabel
persamaan regresi (y = a + b2 x2), maka : budaya organisasi(x1) dan kualitas SDM (x2)
prestasi kerja= 13,834 + 0,681 x2 (kualitas secara simultan terhadap variabel prestasi
SDM ). kerja(y)
Grafik Normal P-P Plot regresi
variabel kualitas SDM secara parsial terhadap

Model Summaryb

Adjusted St d. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
1 ,709a ,502 ,474 2,1562
a. Predictors: (Constant), KUALITAS, BUDAYA
b. Dependent Variable: PRESTASI

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 164,354 2 82,177 17,675 ,000a
Residual 162,725 35 4,649
Total 327,079 37
a. Predictors: (Const ant), KUALITAS, BUDAY A
b. Dependent Variable: PRESTASI
Coeffi ci entsa

St andardi
zed
Unstandardized Coef f icien
Coef f icients ts
Model B St d. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,966 7,085 ,419 ,678
BUDAY A ,315 ,129 ,296 2,432 ,020
KUALI TAS ,620 ,128 ,589 4,844 ,000
a. Dependent Variable: PRESTASI

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


Dependent Variable: PRESTASI
1,00

,75
Expected Cum Prob

,50

,25

0,00
0,00 ,25 ,50 ,75 1,00

Observed Cum Prob

Gambar 5 : Grafik NPP Of Regression Standardized Residual Variabel Budaya


Organisasi Dan Kualitas SDM Terhadap Variabel Prestasi Kerja.
Pada tabel diperoleh hubungan (R) antara variabel prestasi kerja pegawai Unit TPP
budaya organisasi dan kualitas SDM secara Rekam Medis RSMM .
simultan terhadap prestasi kerja adalah sebesar Dari analisa diatas dapat diprediksi besar
0,709 yang termasuk kriteria hubungan yang nilai prestasi kerja melalui persamaan regresi
kuat dan positif (> 0,6). Angka R Square atau (y = a + b1 x1 + b2 x2 ), yaitu : prestasi kerja =
koefisien determinasi adalah 0,502 (R2). 2,966 + 0,315 x1 + 0,620 x2. Nilai konstanta (a)
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa sebesar 2,966 tersebut mengiterpretasikan
pengaruh budaya organisasi dan kualitas SDM bahwa walaupun tidak ada faktor budaya
secara simultan terhadap prestasi kerja adalah organisasi dan kualitas SDM maka pegawai
angka yang tertera pada Adjusted R Square Unit TPP Rekam Medis RSMM akan tetap
yang meruapakan angka yang sudah mempunyai prestasi kerja sebesar 2,966.
disesuaikan jumlah variabel independen dalam Grafik Normal P-P Plot regresi rariabel
penelitian yaitu 0,474 Hal ini berarti 47,4% budaya organisasi dan kualitas SDM secara
variasi dari prestasi kerja dipengaruhi oleh simultan terhadap prestasi kerja, seperti
faktor budaya organisasi dan kualitas SDM, terlihat pada gambar di bawah ini.
sedangkan sisanya 52,6% dipengaruhi oleh Dari grafik diatas terlihat bahwa data
faktor lain. (titik-titik) menyebar di sekitar garis diagonal,
Karena nilai F hitung (17,675) > F tabel serta penyebarannya mengikuti garis diagonal
(5,18) maka hasil F hitung siginfikan, dengan tersebut, berarti bahwa model regresi layak
angka probabilitas/signifikansi 0,000 < 0,05, digunakan untuk memprediksi variabel terikat
hipotesa : H3 = konstanta regresi signifikan, (prestasi kerja), berdasarkan variabel
maka Ho ditolak H3 diterima, hal ini berarti independennya (variabel budaya organisasi
bahwa variabel budaya organisasi dan kualitas dan variabel kualitas SDM).
SDM secara bersama-sama mempengaruhi
SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis Anwar P M A.A, (2004). Manajemen Sumber
pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil Daya Perusahaan, Penerbit PT.Remaja
kesimpulan sebagai berikut: (1). Terdapat Rosda Karya, Bandung.
pengaruh budaya organisasi terhadap prestasi Arikunto, Suharsimi,(1998). Manajemen
kerja Unit TPP RM RSMM sebesar 16,9%, Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.
dengan hasil uji t hitung konstanta > t tabel,
maka t hitung siginfikan dengan signifikansi Armstrong, Michael, (1999), Human Resource
0,001<0,05, berarti hipotesa Ho ditolak dan H1 Management, Strategy & Action, Vol.2.
diterima; (2). Terdapat pengaruh kualitas SDM The Art of HRD (Set of Nine Volumes),
terhadap prestasi kerja Unit TPP RM RSMM Kogan Page, London.
sebesar 41,8%, dengan hasil uji t hitung
Hasibuan, M.S.P. (2001). Manajemen Sumber
konstanta > t tabel, maka hasil t hitung
Daya Manusia, Edisi Revisi.: BPFE.
siginfikan dengan signifikansi 0,024 < 0,05,
Jogjakarta
maka hipotesa Ho ditolak dan H2 diterima; (3).
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2002).
Terdapat pengaruh yang signifikan antara
Manajemen Sumber Daya Manusia
budaya organisasi dan kualitas SDM secara
Perusahaan. PT.Remaja Rosdakarya.
bersama-sama terhadap prestasi kerja pegawai
Bandung.
Unit TPP RM RSMM sebesar 47,4%. dengan
nilai uji F hitung > F tabel, maka hipotesa H3 Ndraha, Taliziduhu., (2003), Budaya
diterima. Organisasi, Rineka Cipta. Jakarta
Dari hasil analisis dan kesimpulan di atas,
maka dapat dikemukakan beberapa saran Robbins, Stephen, P., (2001). Organizational
sebagai berikut: (1). Manajemen Unit TPP Behavior, Ninth Edition, New Jersey:
Rekam Medis RSMM sebaiknya tetap Prentice Hall International, Inc.
memaknai budaya organisasi sebagai filosofi Santoso Singgih, (2001). SPSS Versi 10
dasar yang memberikan arahan bagi kebijakan Mengolah Data Statistik Secara
manajemen Unit TPP Rekam Medis RSMM Profesional, Elex Media Komputindo,
dalam pengelolaan budaya organisasi secara Jakarta
baik agar tetap dapat memberikan kontribusi Supranto (2006), Metode Riset Aplikasinya
peningkatan prestasi kerja pegawainya; (2). Dalam Pemasaran, Gramedia, Jakarta
Pihak manajemen Unit TPP Rekam Medis Umar, Husein, (2003). Metode Riset Perilaku
RSMM harus tetap memprioritaskan masalah Organisasi, PT. Gramedia Pustaka Utama,
peningkatan kualitas SDM bagi para Jakarta
pegawainya, karena prestasi kerja sangat Wahyudi, B, (1991). Manajemen Sumber
dipengaruhi oleh faktor kualitas SDM yaitu Daya Manusia Edisi 1, Sulita, Bandung.
pendidikan, kesehatan, sosial psikologis, moral
dan spiritual. Peningkatan kualitas SDM dapat
melalui pengadaan pelatihan bagi pegawainya
atau dengan mendorong pegawai untuk
mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.

Potrebbero piacerti anche