Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
Forest product in Indonesia especially in Central Sulawesi has a very important role in the effort
of national and regional development evenly, because it will improve the state income and also
provide job opportunity. In case that rattan is the most important nonwood forest product in
Indonesia and one of superior commodity of Central Sulawesi. Since seventies, Indonesia has
known as the biggest exporter country of rattan raw material in the world. The aim of the
research was to find out the development strategy of rattan industry in Palu City of Central
Sulawesi, case study of CV. Bone Layana Jaya. The reasearch was conducted in Bone Layana
Jaya Palu Central Suawesi Province, it was from March up to the month of May 2015. The
analysis method that used in the resaerch was SWOT analysis with 2 strategy formulas, they
were Internal and External (IE) strategies then SWOT matrix could be decided. Based on Grand
Matrix Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) was on the point of 3.49 and
analysis External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) was on the point of 3.27, the
obtained rate on Matrix SWOT showed the strategy used in the industry more emphasized to
WO (Weaknesse-oppurtunities) strategy, it was Government Contribution in Industry
Development. Therefore, in the curve of Grand Matrix Strategy, the position of enterprise
industry was on quadrant I, it showed that the industry faced the environment that relatively had
a bigger opportunity to handle its weakness.
Keywords : Sulawesi Forest (Rattan), Internal/External Strategy, SWOT matrix.
10
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 2. P-ISSN : 2406-8373
Juni 2018
diperoleh dari hutan alam dan budidaya rotan pengolahaan data hingga pelaporan hasil
masyarakat. Sementara untuk memenuhi penelitian.
kebutuhan rotan dimasa akan datang yang Bahan dan Alat
terus meningkat diperkirakan dua sumber Bahan yang digunakan dalam penelitian
rotan tersebut tidak mampu menyediakan ini meliputi data-data mentah yang diperoleh
dalam jumlah cukup dan lestari. Kondisi ini dari industri rotan Kota Palu (CV. Bone
tak akan dapat diatasi, kecuali dengan Layana Jaya).
melakukan pengembangan rotan secara besar- Alat yang digunakan dalam penelitan ini
besaran melalui perbanyakan rotan (Kalima yaitu alat tulis-menulis, kalkulator dan
dan Sumarhani, 2015). komputer.
Sulawesi Tengah merupakan daerah yang Sumber Data
memiliki hutan alam yang cukup luas dan Data Primer dilakukan dengan cara
ditumbuhi berbagai jenis rotan, dengan nilai pengamatan langsung dilapangan dan
ekonomi yang cukup tinggi, dan Kota Palu melakukan wawancara terhadap pihak
khususnya merupakan Pusat Industri Rotan, perusahaan. Berdasarkan pedoman pernyataan
yakni perdagangan rotan Sulawesi Tengah. yang telah disiapkan (kuesioner).
Hal ini disebabkan karena permintaan pasar Data Sekunder diperoleh dari
terhadap rotan cukup besar. kantor/instansi terkait dan literatur serta
Dari hal tersebut di atas, penulis laporan-laporan yang berhubungan dengan
melakukan penelitian guna memberikan penelitian ini.
kontribusi strategi pengembangan pada sektor Metode Pengumpulan Data
Industri Rotan Kota Palu Propinsi Sulawesi Penelitian ini menggunakan metode
Tengah. Rotan dengan nilai ekonomi yang kualitatif dan deskriptif. Menurut (Nawawi
cukup tinggi dan Kota Palu khususnya 2006 dalam Setiyaningsih F, 2013) berupa
merupakan pusat industri rotan, yakni data yang dinyatakan dalam keadaan yang
perdagangan rotan Sulawesi Tengah. Hal ini sebenarnya serta tentang sifat suatu keadaan
disebabkan karena permintaan pasar terhadap yang sementara berjalan pada saat penelitian.
rotan cukup besar. Data penelitian yang dikumpulkan, baik
Rumusan Masalah melalui observasi, maupun dengan interview
Rumusan masalah yang akan ditarik yaitu (wawancara), pengambilan data primer
bagaimana strategi pengembangan industri dilakukan dengan teknik pendekatan secara
rotan di Kota Palu khususnya secara proporsif, dimana pengambilan data/jumlah
keseluruhan dapat memberikan peningkatan sampel respondennya yaitu berupa individu
volume produksi baik mentah maupun perorangan yang mana merupakan data
setengah jadi ? kuisioner keterwakilan terhadap seluruh ruang
Tujuan dan Kegunaan lingkup perusahaan tersebut, misalnya
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk direktur perusahaan ataupun staf-staf yang
mengetahui strategi pengembangan industri diberikan kuasa oleh pimpinan perusahaan
rotan di Kota Palu Sulawesi Tengah Studi setempat. Hal ini dimaksudkan agar
kasus CV. Bone Layana Jaya pengambilan sampel dapat terwakilkan pada
Kegunaan dari penelitian ini adalah perusahaan tersebut.
diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi Analisis Data
Pemerintah Daerah Kota Palu dalam Analisis data yang digunakan berupa
meningkatkan pengembangan industri rotan. analisis SWOT. Dimana terdiri dari
Kekuatan, Kelemahan (IFAS) Peluang dan
METODE PENELITIAN Ancaman (EFAS). Yang mana IFAS dan
EFAS sendiri sudah memiliki penilaian
Tempat dan Waktu pembobotan (Rangkuti, 2012 dalam Setri
Penelitian ini akan dilaksanakan di CV. Marhaini, 2014) sebagai berikut:
Bone Layana Jaya Palu Provinsi Sulawesi 0,20 = Sangat Kuat
Tengah, dari bulan Maret - Mei 2015, yang 0,15 = Diatas Rata-Rata
terdiri atas persiapan, pengumpulan dan 0,10 = Rata-Rata
0,05 = Dibawah Rata-rata
2
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 2. P-ISSN : 2406-8373
Juni 2018
3
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 2. P-ISSN : 2406-8373
Juni 2018
4
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 2. P-ISSN : 2406-8373
Juni 2018
5
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 2. P-ISSN : 2406-8373
Juni 2018
- Ketersedian bahan baku guna mendukung Layana Jaya, arah identifikasi dalam
cadangan permintaan pasar pengembangannya lebih menjurus pada faktor
b. Kelemahan peluang (Opportunities) dan ancaman
- Penggunaan kredit jangka pendek dalam (Threats) seperti kebijakan pemerintah,
jumlah besar pemasaran, pesaing potensial, fluktuasi harga
- Rendahnya tingkat pendidikan tenaga dan kondisi alam.
kerja Identifikasi terhadap faktor eksternal yang
- Sulitnya mendapat bahan baku yang dimaksud dapat dilihat pada penjelasan
diakibatkan ketidakpastian harga sebagai berikut :
- Peralatan yang kurang memadai Kebijakan pemerintah terhadap
- Lambatnya proses dalam memproduksi perkembangan industri rotan.
produk industri Realisasi terhadap kebijakan pemerintah
Berdasarkan hal tersebut di atas, faktor memberikan respon positif untuk mendukung
internal terhadap kerangka kekuatan dan tumbuh dan berkembangnya usaha mikro,
kelemahan dapat kita diidentifikasi dengan kecil dan menengah. Hal ini bisa kita lihat
cara penyusunan didalam tabel IFAS indikasi adanya ketentuan Undang-undang
(Internal Strategic Factors Analysis No. 3 tahun 2003 tentang Otonomi Daerah,
Summary) sebagai berikut : yang memberikan kebebasan penuh terhadap
daerah untuk mengolah dan mengembangkan
Tabel 2. Internal Strategic Factors Analysis daerahnya.
Summary (IFAS) CV. Bone Layana Pemasaran
Jaya. Dibidang pemasaran, produk industri rotan
masih mengalami peningkatan yaitu dengan
melihat tingginya permintaan/daya beli
masyarakat terhadap furniture, serta
permintaan pasar dalam dan luar negeri yang
memberikan indikator positif terhadap
prospek pasarnya serta dukungan pemerintah
yang mana hal ini juga masih berkaitan
dengan kebijaakan berupa terobosan-
terobosan baru salah satu contohnya ialah
dengan sering melakukan Expo berupa
pameran industri rotan.
Tingginya permintaan rotan sebagai bahan
baku industri pengolahan rotan setiap
tahunnya, menyebabkan terjadinya
pemanenan yang tak terkendali. Potensi rotan
semakin menurun karena pemanenan rotan
dilakukan secara besar-besaran tanpa upaya
budidaya rotan. Akibatnya, keberadaan rotan
di dalam hutan semakin sulit ditemukan
terutama yang dekat dengan pemukiman
(Sanusi, 2012).
Namun pada dasarnya perusahaan industri
rotan juga tidak terlepas dari penggunaan
berbagai tingkat teknologi yang cukup
memadai yang perbandingan (1 x 1) alat dan
tenaga kerja. Sehingga hal ini juga
menjadikan hambatan bagi perusahaan sendiri
karena penggunaan teknologi tersebut sangat
Analisis Lingkungan Ekstrenal (ALE) membutuhkan pendanaan yang cukup serius
Untuk analisis lingkungan eksternal sehingga inplikasi dilapangan berbanding
terhadap strategi pemasaran pada CV. Bone terbalik dengan keadaan modal perusahaan.
6
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 2. P-ISSN : 2406-8373
Juni 2018
7
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 2. P-ISSN : 2406-8373
Juni 2018
dan ekternal ((EFAS) dimana pemasarannya lingkungan yang secara relatif berpeluang
sangat tinggi berdasarkan pada permintaan lebih besar untuk mengatasi kelemahannya.
konsumen baik dalam bentuk pemasaran lokal Dengan demikaian industri ini mempunyai
maupun ekspor barang yang dalam bentuk kemampuan untuk mempergunakan potensi /
setenga jadi, hal ini juga sangat di dukung kesempatan menjadi suatu hasil atau prestasi
dengan adanya kreatifitas produsen serta dengan baik.
dukungan pemerintah. Berdasarkan hal Secara grafik, posisi industri rotan CV.
tersebut, memberikan pengaruh yang sangat Bone Layana Jaya dapat dilihat pada grafik
baik terhadap produsen furniture rotan sampai berikut ini :
kepada pengempul/petani rotan yang
mengakibatkan harga jua rotan menjadi
menentu atau tetap.
Diperkirakan lebih dari 516 jenis rotan
terdapat di Asia Tenggara, yang berasal dari 8
genera, yaitu untuk genus Calamus 333 jenis,
Daemonorops 122 jenis, Khorthalsia 30 jenis,
Plectocomia 10 jenis, Plectocomiopsis 10
jenis, Calopspatha 2 jenis, Bejaudia 1 jenis
dan Ceratolobus 6 jenis. Dari 8 genera
tersebut dua genera rotan yang bernilai
ekonomi tinggi adalah Calamus dan
Daemonorops (Herliyana, 2009).
Pembahasan
Pemanfaatan hasil hutan non-kayu di
Indonesia sudah sejak lama dilakukan oleh Gambar 3. Posisi dan Strategi Matriks Grand
penduduk di sekitar hutan untuk memenuhi Strategy CV. Bone Layana Jaya.
kebutuhan hidup sehari-hari. Kegiatan
pemungutan dan pengusahaan hasil hutan Matriks Grand Strategy dari peluang serta
non-kayu mempunyai peranan yang cukup ancaman dan kekuatan serta kelemahan,
besar dalam mengurangi pengangguran dan kemudian kita masuk ketahap mempetakan
sebagai sumber mata pencaharian. Salah satu hasil kedalam diagram matriks SWOT (Tabel
hasil hutan non-kayu yang dikenal oleh 4), sebagai mana terlihat pada diagram yang
masyarakat di sekitar hutan adalah rotan. ada di bawah berikut ini :
Rotan digunakan masyarakat dalam berbagai
keperluan hidup sehari-hari, bahkan di
beberapa tempat telah menjadi pendukung
perkembangan budaya masyarakat setempat
(Muhdi, 2008).
Berdasarkan dari apa yang sudah diketahui
terhadap uraian di atas mengenai nilai Internal
Strategic Factors Analysis Summary (IFAS)
dan Eksnternal Strategic Factors Analysis
Summary (EFAS) pada perusahaan Industri
Rotan CV. Bone Layana Jaya, selanjutnya
kita memetakan hasil dari internal IFAS dan
EFAS kedalam Matriks Grand Strategy. Yang
mana untuk nilai (IFAS) berada pada titik
3.49 sedangkan untuk nilai (EFAS) berada
pada titik nilai 3.27.
Berdasarkan hal tersebut, memberikan
makna bahwa posisi Industri CV. Bone
Layana Jaya berada pada kuadran I yang
menunjukkan bahwa industri ini menghadapi
8
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 2. P-ISSN : 2406-8373
Juni 2018
9
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 2. P-ISSN : 2406-8373
Juni 2018
konsumen akan hasil output industri kita Nomor 1 Desember 2013. Fakultas
dengan hasil dari industri lain (perusahaan Kehutanan Universitas Tadulako. Palu
sejenis). Muhdi. 2008. Prospek, Pemasaran Hasi
Hutan Bukan Kayu Rotan. Karya Tulis.
DAFTAR PUSTAKA Universitas Sumatera Utara.
Pribadi, H. (2016). KAJIAN EKONOMI
Herliyana E N, 2009. Identifikasi Jamur Mold PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI
dan Blue Stain Pada Rotan. Jurnal Ilmu MEBEL ROTAN DI KOTA PALU
dan Teknologi Hasil Hutan. (2) 1 hal 21- PROVINSI SULAWESI TENGAH
26. Bogor. (Pendekatan Analitikal SWOT dan
Irawati, Hamzah, Syechalad, 2013. Liniear Programming). Jurnal Hutan
Pengaruh Program Nasional Tropis, 13(2).
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Rahayu Pramudita, 2011. Strategi
Perkotaan (pnpm-mp) Terhadap Kelangsungan Usah Industri Rotan.
Peningkatan Pendapatan Masyarakat SKRIPSI. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Miskin di Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret.
Ekonomi. Universitas Syiah Kuala Surakarta.
1(1):1-10. Aceh. Sadono, 2013. Peran Serta Masyarakat
Jamaludin, Fitriany D, Adani I, 2013. Desain dalam Pengelolaan Taman Nasional
Kursi Berbahan Baku Rotan Dari Masa Gunung Merbabu di Desa Jeruk
Ke masa. Jurnal Rekajiva. (1) 1 Hal 1-13 Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.
Bandung. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota.
Kalima dan Jasni, 2010. Tingkat Kelimpahan Biro Penerbit Planologi Undip.
Populasi Spesies Rotan di Hutan Sanusi, 2012. Perlakuan Kimia dan Fisik
Lindung Batu Kapar, Gorontalo Utara. Empat Jenis Rotan Sesudah
Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Penebangan. Jurnal.Fakultas Kehutanan
Alam. Bogor. Universitas Hasanudin. Makassar.
Kalima dan Sumarhani, 2015. Identifikasi Setianingsih F, 2013. Peningkatan
Jenis-Jenis Rotan Pad Hutan Rakyat di Kemampuan Belajar Menulis Tegak
Katingan, Kalimantan Tengah dan Bersambung Melalui Model
Upaya Pengemangan. Pusat Litbang Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa
Konservasi dan Rehabilitasi. ISSN:2407- Kelas Awal SD Negeri Karangputat 02.
8050. SKRIPSI. Program Studi Pendidikan
Kusnaedi I, Pramudita A S, 2013. Sistem Guru Sekolah Dasar. FKIP. Universitas
Bending Pada Proses Pengolahan Kursi Negeri Yogyakarta.
Rotan di Cirebon. Jurnal Rekajiva. 1 (2) Setri dan Marhani, 2014. Strategi
Cirebon. Pengembangan Industri Kecil Produk
Larasati, Qurniati, Herwanti. 2015. Peran Rotan di Kota Medan. Jurnal Ekonomi
Penyuluh Kehutanan Swadaya Vol. 17. No. 1. Dosen Fakultas Ekonomi
Masyarakat (PKSM) dalam Membantu USU.
Masyarakat Mendapatkan Izin Hutan Tellu, 2006. Kladistik Beberapa Jenis Rotan
Kemasyarakatan (HKm) di Kecamatan Calamus spp. Asal Sulawesi Tengah
Sendang Agung Kabupaten Lampung Berdasarkan Karakter Fisik dan
Tengah. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. Mekanik Batang. Pend. MIPA UNTAD.
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Vol 7, Nomor 3 Halaman 225-229.
Universitas Lampung. ISSN: 1412-033X. Palu.
Moyo M.I.D., Golar., dan Rukmi. 2013.
Potensi Sosial Budaya Masyarakat Bagi
Pembangunan Kesatuan Pengelolaan
Hutan (KPH) pada Wilayah KPH Model
Sintuwu Maroso di Desa Tambarana
Kecamatan Poso Pesisir Utara.
JURNAL WARTA RIMBA Volume 1,
10