Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
14 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013
Fizzaria Khasbullah et al Karakteristik Produk Etanolisis CPO dan PKO
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013 15
Karakteristik Produk Etanolisis CPO dan PKO Fizzaria Khasbullah et al
1000 rpm selama 8 menit pada suhu reaksi metode difusi agar/sumur (Gariga et al.,
etanolisis 40oC. Setelah etanolisis selesai, 1983 dalam Murhadi, 2010a). Zona
ke dalam media etanolisis tersebut penghambatan yang diukur adalah radius
ditambahkan larutan HCl 35% (sesuai (r,mm) penghambatan berupa areal bening
perlakuan konsentrasi NaOH). Hasil di sekeliling sumur uji, setelah diinkubasi
reaksi etanolisis tersebut dimasukkan ke selama 24 jam pada 37oC (sesuai jenis
dalam labu pemisah dan dibiarkan selama mikroba uji). Pengukuran jari-jari (rp,
30-45 menit, sehingga telah terlihat jelas mm) zona hambat di sekeliling sumur uji
pemisahan antar lapisan. Lapisan atas dilakukan dengan cara mengukur jarak
(produk etanolisis) dipisahkan dari lapisan dari tepi sumur uji ke batas lingkaran
bawah (sisa media reaksi etanolisis tingkat terluar zona hambat menggunakan jangka
dua) untuk digunakan pada masing-masing sorong (ketelitian 0,01 mm) pada beberapa
perlakuan dan ulangan percobaan. sisi sumur uji, lalu dirata-ratakan. Nilai
Masing-masing lapisan atas dari semua diameter (dp, mm) zona hambat relatif
perlakuan sebagai produk etanolisis hasil pengamatan langsung, diperoleh
tingkat dua, diamati daya antimikroba dan dengan perhitungan nilai dp = 2 x rp
daya stabilitas emulsinya (o/w), serta (Murhadi, 2010a).
analisis pola sebaran (nilai Rf) komponen
Pengujian Daya Stabilitas Emulsi
atau senyawa gliserida produk etanolisis
Pengujian daya stabilitas emulsi
tingkat dua menggunakan KLT
(o/w) dengan menggunakan santan kelapa
(Kromatografi Lapis Tipis).
segar kemudian ditambah dengan produk
Analisis Rendemen Produk Etanolisis etanolisis tingkat dua (2, 4 dan 6%).
Campuran CPO-PKO Sistem emulsi dimasukkan ke dalam
Rendemen produk etanolisis yang tabung sentrifuge (Malik et al., 1987;
dihasilkan, dihitung dengan cara membagi Mappiratu, 1999 dengan modifikasi;
berat (g) produk etanolisis dari campuran Murhadi dan Suharyono, 2008) sebanyak
CPO-PKO dengan berat (g) awal bahan 10 mL produk pangan, kemudian seluruh
utama campuran CPO-PKO yang tabung sampel dihomogenkan dengan
direaksikan, lalu dikali 100%. Berat menggunakan vortex. Seluruh tabung
masing-masing produk etanolisis dari dimasukkan ke dalam penangas air pada
campuran CPO-PKO dihitung dengan cara suhu konstan 70oC selama 30 menit, lalu
total berat campuran CPO-PKO yang dipusingkan selama 48 detik pada
direaksikan dikurangi berat sisa campuran kecepatan 1000 rpm (Murhadi dan
CPO-PKO hasil reaksi etanolisis. Suharyono, 2008). Selanjutnya diamati
fase yang terbentuk (sebagai bahan pangan
(minyak) dan air) kemudian diukur
Pengujian Aktivitas Antimikroba
volumenya untuk digunakan dalam
Pengujian aktivitas antimikroba penentuan stabilitas emulsi relatif
produk etanolisis CPO-PKO menggunakan menggunakan persamaan berikut:
Jarak X
Rf =
Jarak tota l
Keterangan :
Jarak X : Jarak antara garis batas bawah KLT dengan titik tengah spot
Jarak total: Jarak antara garis batas bawah KLT dengan garis batas atas KLT
18 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013
Fizzaria Khasbullah et al Karakteristik Produk Etanolisis CPO dan PKO
mikroba dalam menahan efek senyawa seperti adanya deterjen, sabun pencuci
antimikroba yang diberikan (resitensi piring, garam, dan bahan-bahan lainnya
mikroba), mikroba berubah sedemikian yang kurang menguntungkan bagi
rupa, sehingga mengurangi atau mikroba. Namun produk etanolisis
menghilangkan efektivitas senyawa campuran CPO-PKO tingkat dua
antimikroba. Resistensi mikroba terhadap tergolong dalam aktivitas anti-kultur
kondisi lingkungan (got) yang ekstrim, mikroba alami yang tinggi (>12 mm).
NaOH 0,75% NaOH 1,00% NaOH 1,25%
16,00
14,00
12,00
10,00
Nilai d (mm)
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
1,20 1,60 2,00
Nisbah Etanol-NaOH terhadap Campuran CPO dan PKO (v/b)
Gambar 6. Nilai diameter zona hambat produk etanolisis campuran CPO-PKO tingkat
dua terhadap kultur mikroba alami
22 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013
Fizzaria Khasbullah et al Karakteristik Produk Etanolisis CPO dan PKO
Gambar 6. Nilai perubahan daya stabilitas emulsi produk etanolisis campuran CPO
CPO-
PKO tingkat dua pada penambahan konsentrasi 6%
Pada Gambar 7, dalam perhitungan dengan fraksi lainnya (ALB, DG, MG),
Rf, nilai komponen DG 1 dan DG 2 sehingga pada saat pengembangan, TG
dijadikan satu. DG yang terbagi menjadi akan terelusi lebih dulu pada bagian atas
dua tersebut diduga karena perbedaan lempeng KLT dan disusul oleh ALB dan
asam lemak yang terkandung pada CPO fraksi yang lebih polar, berturut-turut DG
dan PKO, seperti palmitat, oleat, laurat, dan MG. KLT yang bersifat polar dapat
miristat, dan lain-lain yang tergabung pada menahan produk yang bersifat polar,
molekul DG. TG adalah fraksi yang sehingga produk yang non polar akan
bersifat lebih non polar dibandingkan
24 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013
Fizzaria Khasbullah et al Karakteristik Produk Etanolisis CPO dan PKO
terelusi oleh pelarut dan bergerak cepat, mungkin karena rendahnya selektivitas
sehingga letaknya di atas. katalis NaOH pada berbagai konsentrasi
Spot TG dan ALB yang masih ada pada derajat esterifikasi tertentu, sehingga
menunjukkan bahwa etanolisis campuran pada umumnya produk hasil etanolisis
CPO dan PKO berjalan parsial atau terdiri dari campuran MG, DG dan TG.
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013 25
Karakteristik Produk Etanolisis CPO dan PKO Fizzaria Khasbullah et al
Tabel 3. Rekapitulasi data hasil pengamatan dan pembobotan nilai pada tiap perlakuan
Aktivitas antimikroba Daya stabilitas
Rendemen Nilai
Perlakuan (nilai d; mm) emulsi
(%) Total
BC ST KMA 6%
2) 1)
N1K1 12,36 16,71 20,75 11,85 16,041) 14,00
3) 3)
N1K2 10,43 15,42 10,19 11,16 10,29 2,00
N1K3 58,751) 10,25 20,042) 10,98 12,76 11,00
N2K1 9,64 13,37 14,83 12,001 15,473) 3,00
1) 2)
N2K2 13,00 16,76 17,76 11,88 15,50 7,00
2)
N2K3 51,20 9,27 12,10 11,50 12,40 6,00
N3K1 17,06 12,10 19,673) 12,981) 11,80 4,00
N3K2 20,33 12,15 16,92 11,672) 9,57 2,00
N3K3 46,413) 14,38 12,90 11,51 13,43 3,00
Keterangan : N1, N2, N3, adalah nisbah etanol 96%-NaOH terhadap campuran CPO
dan PKO, masing- masing = 1,20; 1,60 dan 2,00 (v/b)
K1, K2, dan K3 adalah konsentrasi NaOH, masing- masing = 0,75;
1,00. dan 1,25% (b/b minyak)
1)
Nilai tertinggi : Rendemen =9
Aktivitas antimikroba = 3
Daya stabilitas emulsi = 9
2)
Nilai tertinggi dua : Rendemen =6
Aktivitas antimikroba = 2
Daya stabilitas emulsi = 6
3)
Nilai tertinggi tiga : Rendemen =3
Aktivitas antimikroba = 1
Daya stabilitas emulsi = 3
El-Masry, A.H., H.H. Fahmy, and S.H.A. Milk Added with Ethanolysis
Abdelwahed. 2000. Synthesis and Product from Palm Kernel Oil.
antimicrobial activity of some new International Proceeding Seminar
benzimidazole derivatives. J. of on Horticulture to Support Food
Molecules. 5: 1429-1438. Security, June 22-23, 2010.
Hasanuddin, A., Mappiratu, dan G.S. Department of Agro-industry
Hutomo. 2003. Pola Perubahan Technology. Bandar Lampung.
Mono dan Diasilgliserol dalam Hlm B-223 – B-229.
Reaksi Etanolisis Minyak Sawit Murhadi dan Suharyono A.S. 2008.
Mentah. Jurnal Teknologi dan Kajian aktivitas antibakteri produk
Industri Pangan. XIV(3):241-246. etanolisis dari campuran minyak
Lestari dan Murhadi. 2008. Pengaruh inti sawit (Elaeis queneensis Jack)
nisbah etanol- PKO dan waktu dan minyak biji mengkudu
reaksi terhadap rendemen dan (Morinda citrifolia L). J.
aktivitas antibakteri produk Teknologi dan Industri Hasil
etanolisis minyak inti sawit (PKO). Pertanian. 13(2): 47-58.
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Murhadi dan A.S. Zuidar. 2009.
Pertanian. 13(2):95-107. Diversification of Food Additive
Malik, D.D., D. Fardiaz, dan B.S.L Jenie. Based of Palm Kernel Oil
1987. Pengaruh karboksimetil Substance. Final Report
selulosa terhadap kestabilan emulsi Competitive Research Grand (Year
dan mutu krim kelapa. Media 1). DP2M Ditjen Dikti Depdiknas.
Teknologi Pangan. 3(1-2): 62. Lembaga Penelitian Universitas
Mappiratu. 1999. Penggunaan Katalis Lampung. Bandar Lampung.
Dedak Padi dalam Biosintesis Murhadi, A.S. Zuidar, dan R.L. Fanny.
Anti-mikroba Monoasilgliserol 2012. Rendemen dan Karakteristik
dari Minyak Kelapa. Disertasi S3. Fungsional Produk Etanolisis Kasar
PPs IPB. Bogor. 193 hlm. dari Campuran PKO dan CPO.
Martiasari, D. P. 2010. Pengaruh Waktu Prosiding Seminar Nasional SMAIP
Reaksi Terhadap Karakteristik III di Fakultas MIPA Unila, Bandar
Produk Etanolisis Minyak Inti Lampung, 28 – 29 Juni 2012. ISSN
Sawit (PKO). Skripsi. Universitas 2086-2342. Vol 3. 7 hlm.
Lampung. Bandar Lampung. 69 Nendela, C.S., Murhadi, dan S. Hidayati.
hlm. 2012. Kajian nilai rendemen,
Murhadi. 2010a. Antimikroba dari aktivitas antibakteri dan stabilitas
Tanaman; Golongan Senyawa, emulsi produk etanolisis dari
Sumber dan Aktivitasnya. campuran PKO dan CPO melalui
Lembaga Penelitian Universitas reaksi bertingkat. Majalah TEGI
Lampung. Universitas Lampung. (Majalah Ilmiah Teknologi
98 hlm. Agroindustri; ISSN 2085 – 6067),
Murhadi. 2010b. The Emultion Stability 4(1): 28 – 39.
of Coconut (Cocos nucifera L.)
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013 27