Sei sulla pagina 1di 10

Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (102-111)

MODEL PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH PENDERITA


DIABETES MELLITUS

Lisavina Juwita*, Wiwit Febrina


Program Studi Keperawatan STIKes Fort De Kock Bukittinggi, Sumatera Barat
*
fdklisa@gmail.com

Submitted :25-08-2017, Reviewed:13-09-2017, Accepted:23-09-2017


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2768

ABSTRACT
According to the International Diabetes Federation (IDF) there are 382 million people living with
diabetes in the world by 2013. It is estimated that of the 382 million people, 175 million of whom
remain undiagnosed, so the danger of developing progressive complications unwittingly and without
prevention. Complications from diabetes can be prevented or delayed by keeping blood sugar levels
are in the normal category so that metabolism can be well controlled. Blood sugar levels can be
maintained by a healthy lifestyle. The purpose of this study was to determine the control of blood
sugar levels by making healthy lifestyle in patients with diabetes mellitus type II in London in 2017: a
grounded theory study. Participants in the study of 18 people. Intake of participants in this study
begins with purposive sampling. The results showed the main concept of grounded theory is
"Behavior Control Blood Sugar Levels". Forms of behavior in blood sugar control in this study
consisted of a) the body's response to changes result DM, b) forms of motivation patients with DM, c)
Physical Activity DM patients, d) Compliance diet, e) Management DM therapy, f) Compliance
controls, g) A healthy lifestyle DM family, h) Impact of changes in lifestyle. The results of this study
can serve as a reference, especially for people with diabetes mellitus and family in order to implement
the behavior of controlling blood sugar levels.

Keyword: Diabetes mellitus type 2, lifestyle, healthy blood sugar levels

ABSTRAK
Menurut International Diabetes Federation (IDF) terdapat 382 juta orang yang hidup dengan diabetes di
dunia pada tahun 2013. Diperkirakan dari 382 juta orang tersebut, 175 juta diantaranya belum
terdiagnosis, sehingga terancam berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa
pencegahan. Komplikasi akibat diabetes dapat dicegah atau ditunda dengan menjaga kadar gula darah
berada dalam kategori normal sehingga metabolisme dapat dikendalikan dengan baik. Kadar gula
darah dapat dijaga dengan melakukan gaya hidup yang sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengendalian kadar gula darah dengan melakukan gaya hidup sehat pada penderita diabetes
mellitus tipe II di Bukittinggi tahun 2017: study grounded theory. Partisipan dalam penelitian sebanyak
18 orang. Pengambilan partisipan dalam penelitian ini diawali dengan purposive sampling. Hasil
penelitian didapatkan Konsep utama dari grounded theory adalah “Perilaku Pengendalian Kadar Gula
Darah”. Bentuk perilaku pengendalian gula darah dalam penelitian ini terdiri dari a) Respon tubuh
terhadap Perubahan Akibat DM, b) Bentuk motivasi pasien DM, c) Aktivitas Fisik Pasien DM, d)
Kepatuhan diet, e) Manajemen terapi DM, f) Kepatuhan melakukan kontrol, g) Gaya hidup sehat
keluarga DM, h) Dampak perubahan gaya hidup. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi khususnya
bagi penderita diabetes mellitus dan keluarga agar menerapkan perilaku pengendalian kadar gula darah.

Kata Kunci : Diabetes mellitus tipe 2, gaya hidup, sehat, kadar gula darah

PENDAHULUAN akibat pancreas tidak memproduksi cukup


Diabetes mellitus (DM) merupakan insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan
penyakit gangguan metabolic menahun insulin yang diproduksi secara efektif.

Kopertis Wilayah X 102


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (102-111)

insulin adalah hormone yang mengatur Diabetes mellitus dapat mengakibatkan


keseimbangan kadar gula darah. akibatnya peningkatan resiko penyakit jantung dan
terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di stroke, neuropati (kerusakan saraf) di kaki
dalam darah (hiperglikemia). Terdapat dua yang meningkatkan ulkus kaki, retinopati
kategori utama diabetes mellitus yaitu diabetikum yang merupakan salah satu
diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 2 penyebab utama kebutaan, selain itu juga
merupakan 90% dari seluruh diabetes. dapat meningkatkan resiko gagal ginjal dan
International Diabetes Federation (IDF) resiko kematian. Berdasarkan data RSUP Dr.
menyebutkan bahwa prevalensi Diabetes Cipto tahun 2011 Komplikasi yang
Melitus di dunia adalah 1.9% dan telah terbanyak dialami oleh pasien diabetes
menjadikan DM sebagai penyebab kematian adalah neuropati yaitu sebanyak 54% diikuti
urutan ke tujuh di dunia. Oleh karena itu retinopati dan proteinuria (Infodatin
berbagai upaya telah dilakukan untuk Depkes,2014). Data dari RS Achmad
mencegah komplikasi dan menjaga kadar Moechtar Bukittinggi terdapat kurang lebih
gula darah penderita DM berada dalam dua ratus orang kunjungan penderita diabetes
rentang normal. Upaya yang dilakukan oleh mellitus setiap bulan dengan berbagai
departeman kesehatan diantaranya adalah keluhan diantaranya luka yang tidak kunjung
dengan mencanangkan program hidup sehat sembuh, kelelahan dan neuropati.
dengan menjaga pola makan. Diabetes Melitus dikenal sebagai
Tahun 2016 merupakan tahun kedua penyakit silent killer karena sering tidak
dari tiga tahun (2014-2016) yang berfokus disadari oleh penyandangnya dan saat
pada tema “healthy living and diabetes” diketahui sudah terjadi komplikasi.
dengan slogan “Diabetes: protect our future” Komplikasi akibat diabetes dapat dicegah
dan pesan kunci “make healthy food the easy atau ditunda dengan menjaga kadar gula
choice, healthy eating: make the right darah berada dalam kategori normal
choice, healthy eating begins with sehingga metabolisme dapat dikendalikan
breakfast”(KemenkesRI,2014). dengan baik. Kadar gula darah dapat dijaga
Berdasarkan data dari International dengan melakukan gaya hidup yang sehat.
Diabetes Federation (IDF), terdapat 382 juta Gaya hidup yang sehat diantaranya adalah
orang yang hidup dengan diabetes di dunia melakukan latihan jasmani, pengaturan diet,
pada tahun 2013. Pada tahun 2035 jumlah menghentikan konsumsi rokok dan konsumsi
tersebut diperkirakan akan meningkat alcohol. Penelitian yang dilakukan oleh
menjadi 592 juta orang. Diperkirakan dari Toharin,dkk (2013) menyebutkan bahwa
382 juta orang tersebut, 175 juta diantaranya kepatuhan diet dan kepatuhan minum obat
belum terdiagnosis, sehingga terancam berhubungan dengan pengendalian kadar
berkembang progresif menjadi komplikasi gula darah. Hal yang sama dikatakan oleh
tanpa disadari dan tanpa pencegahan. Mihardja (2009) bahwa obat diabetes
Data dari Riskesdas tahun 2013 yang berhubungan dengan pengendalian kadar
diolah oleh pusat data dan informasi gula darah.
Kementerian kesehatan pada penduduk usia Belum ada bahasan mendalam tentang
> 15 tahun di Indonesia didapatkan data bagaimana pola hidup penderita diabetes
bahwa diperkirakan jumlah absolute mellitus tipe 2 dalam pengendalian kadar
penderita diabetes mellitus adalah sekitar 12 gula darah. Penelitian ini bertujuan
juta, Toleransi gula terganggu (TGT) sekitar mengembangkan konsep dan membentuk
52 juta dan Gula Darah Puasa(GDP) model pengendalian gula darah pasien DM
terganggu sekitar 64 juta. Menurut data tipe 2.
Riskesdas tahun 2013 jumlah penduduk > 15
tahun yang terdiagnosis dan merasakan METODE PENELITIAN
gejala diabetes mellitus di Sumatera Barat Penelitian ini menggunakan pendekatan
sebanyak 61ribu orang. kualitatif dengan metode grounded theory,

Kopertis Wilayah X 103


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (102-111)

yaitu suatu pendekatan ilmiah yang kemampuan seksual menurun bahkan pria
menekankan pada makna dari pengalaman bisa terjadi impotensi (Fatimah, 2015).
seseorang yang menghasilkan teori. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Pengambilan partisipan dalam penelitian ini aktivitas fisik yang dilakukan oleh
diawali dengan purposive sampling dengan partisipan terdiri dari kegiatan rutin dan
kriteria bersedia menjadi informan, penderita kegiatan yang disengaja. Bentuk kegiatan
Diabetes Mellitus tipe 2 di Bukittinggi. rutin yang dilakukan oleh partisipan adalah
Adapun jumlah partisipan dalam penelitian jalan kaki ke pasar, berladang, jalan di
ini adalah 18 orang partisipan. Penelitian sekitar rumah, dan membersihkan rumah.
dilakukan di Puskesmas di Kota Bukittinggi Sedangkan kegiatan yang disengaja adalah
dan di rumah partisipan. pengumpulan data jalan pagi, senam di Posyandu dan jalan di
dimulai pada bulan Mei 2017 sampai dengan rumah saja. Adapun pola frekuensi dari
bulan September 2017. Alat bantu dalam aktivitas fisik yang dilakukan oleh penderita
penelitian yaitu buku catatan, voice recorder diabetes bervariasi yaitu ada yang setiap
dan alat tulis lainnya yang membantu dalam hari, satu kali seminggu, dan malah ada
kelengkapan pengumpulan data serta yang tidak beraturan. Namun rata - rata
pedoman wawancara. partisipan menyatakan bahwa melakukan
aktivitas dengan durasi 30 menit sampai 60
HASIL DAN PEMBAHASAN menit.
Hasil penelitian didapatkan Konsep Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh
utama dari grounded theory adalah “Perilaku yang menyebabkan pengeluaran tenaga
Pengendalian Kadar Gula Darah”. Bentuk (pembakaran kalori), yang meliputi aktivitas
perilaku pengendalian gula darah dalam sehari-hari dan berolahraga. Bustan (2007)
penelitian ini terdiri dari a) Respon tubuh menyatakan bahwa aktivitas fisik yang ideal
terhadap Perubahan Akibat DM, b) Bentuk adalah aktivitas yang dapat meningkatkan
motivasi pasien DM, c) Aktivitas Fisik ketahanan jantung respirasi, disamping juga
Pasien DM, d) Kepatuhan diet, e) melatih ketahanan dan kekuatan otot.
Manajemen terapi DM, f) Kepatuhan Sedangkan menurut WHO yang dimaksud
melakukan kontrol, g) Gaya hidup sehat dengan aktivitas fisik adalah kegiatan yang
keluarga DM, h) Dampak perubahan gaya dilakukan paling sedikit 10 menit tanpa
hidup. henti. Aktifitas fisik dibagi atas 3 tingkatan
Hasil penelitian pada tema satu yaitu aktivitas fisik ringan, sedang dan
didapatkan respon tubuh terhadap berat.
perubahan akibat DM adalah adanya respon Aktivitas fisik dapat dilakukan oleh
fisik yaitu penglihatan menjadi kabur, badan partisipan sebagai salah satu upaya
gatal - gatal, kaki meradang, badan semakin pencegahan dan pengendalian kadar gula
kurus, dan badan letih, adanya perubahan darah. Banyak penelitian telah membuktikan
kebiasaan yaitu sering lapar, sering bahwa dengan melakukan aktivitas fisik
mengantuk, sering BAK, dan sering haus, dapat memperbaiki kualitas hidup dan
serta adanya respon psikologis yaitu beban mengendalikan kadar gula darah. Penelitian
pikiran, stress dan menjadi penyesalan. yang dilakukan oleh Lata et all (2010)
Gejala klinis DM dibedakan menjadi akut tentang pengaruh gaya hidup sehat pada
dan kronis. Gejala akut yaitu poliphagia pasien diabetes mellitus menyebutkan
(banyak makan), polidipsi (banyak minum), bahwa terdapat perbedaan yang significant
poliuri (banyak kencing). Gejala kronik pada kadar gula darah puasa responden yang
diabetes melitus yaitu : kesemutan, kulit melakukan latihan (aktivitas fisik) dan
terasa panas atau seperti tertusuk tusuk mengkonsumsi obat dengan responden yang
jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, tanpa melakukan latihan (aktivitas fisik) dan
mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, mengkonsumsi obat dengan p value < 0.01.
gigi mudah goyah dan mudah lepas, Latihan yang dilakukan pada penelitian Lata

Kopertis Wilayah X 104


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (102-111)

et all adalah dengan melakukan yoga dan makanan yang dibatasi. Penderita DM
brisk walking. Penelitian oleh Dahniar dkk hendaknya makan sekali dalam 3 jam, untuk
(2014) tentang hubungan gaya hidup dengan selingan dapat dengan memberikan sebuah
kejadian diabetes mellitus menyebutkan hal pisang atau sepotong roti tawar. Pada
yang sama bahwa terdapat hubungan antara prinsipnya penderita DM harus menghindari
olahraga dengan kejadian diabetes mellitus makanan yang cepat diserap menjadi gula
p=0.003. Berolahraga dengan teratur dapat darah yang disebut sebagai karbohidrat
membantu menurunkan kadar bedat badan sederhana, seperti yang terdapat pada gula
dan mengendalikan kadar gula darah. pasir, sirup, dodol, permen (PERKENI,
Olahraga akan memperbanyak jumlah dan 2011).
meningkatkan aktivitas resptor insulin Menurut PERKENI (2011), para
dalam tubuh dan juga meningkatkan penderita DM sebaiknya makan 6 kali
penggunaan glukosa. Menurut Nabyl (2012) sehari, yang terdiri dari sarapan pagi,
prinsip berolahraga adalah frekuensi 3-5 kali makanan selingan/snack, makan siang,
seminggu secara teratur, intensitas olahraga makanan selingan, makan malam dan
ringan dan sedang, durasi 30 - 60 menit makanan selingan sehingga penderita DM
setiap latihan. hendaknya makan setiap 3 jam. Jadwal
Hasil penelitian menunjukan bahwa makan penderita DM harus diikuti sesuai
rata-rata partisipan melakukan aktivitas fisik aturannya, yaitu makan 5-6 kali setiap hari
yang ringan yaitu dengan melakukan jalan pada waktu yang kurang lebih sama dengan
pagi dan senam lansia. Dimana partisipan interval sekitar 3 jam dan terdiri dari 3 kali
memilih aktivitas yang mampu dilakukan makan pokok seta 3 kali camilan (ADA,
mengingat usia partisipan sudah memasuki 2012).
usia lansia. Perkeni (2011) menyatakan Menurut penelitian yang dilakukan oleh
bahwa latihan jasmani atau olahraga daat Toharin, dkk (2015) tentang hubungan
membantu pengendalian kadar gula darah modifikasi gaya hidup dan kepatuhan
dan dapat menurunkan berat badan. Latihan konsumsi obat antidiabetik dengan kadar
jasmani juga dapat mengurangi resistensi gula darah pada penderita diabetes mellitus
insulin dan memperbaiki sensitivitas tipe 2 didapatkan hasil bahwa terdapat
terhadap insulin. hubungan antara kepatuhan diit dengan
Tema ketiga dalam penelitian ini adalah kadar gula darah (p= 0.019). Adapun
kepatuhan diet pasien DM dimana partisipan kepatuhan diit terdiri dari kepatuhan diit
menjaga asupan diet dengan mengatur pola jumlah kalori, diit jenis makanan, diit
makan dan frekuensi makan. Partisipan jadwal makan. Hal yang serupa juga
dalam peneliltian ini mengkonsumsi jenis dikatakan oleh Dahniar dkk (2014) tentang
makanan diantaranya adalah roti, nasi, sayur hubungan gaya hidup dengan kejadian
dan buah-buahan. Kebanyakan partisipan diabetes mellitus dimana hasil penelitiannya
mengkonsumsi sayur dan buah - buahan menunjukan bahwa terdapat hubungan
hampir setiap hari selain nasi dan lauk. antara pola makan dengan kejadian diabetes
Sedangkan untuk frekuensi makan sebanyak mellitus dengan p value 0.004. Dapat dilihat
2 sampai 3 kali sehari dengan jumlah porsi bahwa pola makan yang sehat hanya sebesar
dua sendok makan dan tidak menambah. 44.4% responden saja. Menurut Surioka
Adapun jenis makanan yang dibatasi oleh (2012) pola makan yang dapat
partisipan adalah makanan yang manis dan mengakibatkan diabetes mellitus yaitu pola
nasi yang berlebih. Partisipan juga konsumsi makanan yang mengandung
mengganti gula dengan gula jagung atau jumlah kalori yang berlebih, tinggi lemak
tropicana. jenuh dan gula, rendah serat dan rendah gizi
Kepatuhan diet DM dapat dilihat dari mikro.
jenis makanann yang dikonsumsi, jumlah Penelitian lain yang dilakukan oleh
porsi makanan, frekuensi makan serta Kurniawati (2007) menunjukan bahwa ada

Kopertis Wilayah X 105


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (102-111)

hubungan yang bermakna antara kepatuhan melakukan kontrol jika ada keluhan, selalu
diit jenis makanan dengan kadar gula darah kontrol rutin. Sedangkan motivasi eksternal
penderita DM dengan nilai p = 0.0001. yaitu adanya perhatian dari keluarga, adanya
Makanan penderita DM tidak harus berbeda motivasi keluarga, dan diingatkan anak.
dengan makanan yang bukan penderita DM Motivasi adalah suatu proses dalam diri
hal ini juga menjadi catatan khusus bahwa manusia yang menyebabkan organisme
selama wawancara partisipan menyatakan tersebut bergerak menuju tujuan yang
bahwa tidak ada perbedaan makanan antara dimiliki, atau bergerak menjauh dari situasi
partisipan dengan anggota keluarga dari yang tidak menyenangkan (Wade dan
jenis makanan. Hanya saja yang dibedakan Trabvis, 2008). Dalam penelitian ini
adalah jumlah dan porsi makanan. Jenis didapatkan bahwa motivasi pasien DM
makanan yang dianjurkan untuk penderita didapatkan dari internal dan eksternal.
DM adalah makanan yang mengandung Motivasi internal didapatkan dari keyakinan
sedikit lemak jenuh dan kaya serat seperti diri sendiri untuk sembuh (efikasi diri yang
sayur mayur dan buah - buahan segar tinggi) sedangkan motivasi ekternal
(PERKENI, 2011). didapatkan dari dukungan keluarga.
Tema keempat yaitu gaya hidup Motivasi ini mempengaruhi partisipan untuk
keluarga penderita diabetes melitus yaitu melakukan kontrol dan juga menjaga pola
pola makan sama dengan penderita DM dan makan dan mengurangi makanan yang
melakukan aktivitas fisik. Pola makan manis atau makanan yang dihindari oleh
keluarga penderita DM adalah makan penderita DM. Hal ini dibuktikan oleh
dengan frekuensi 2 kali sehari, makan tidak penelitian Indarwati tahun 2012 yang
sampai kenyang dan mengurangi makanan mengatakan bahwa terdapat hubungan
yang manis. Sedangkan dalam melakukan motivasi dengan kepatuhan diet DM.
aktivitas fisik keluarga penderita DM juga Tema keenam dalam penelitian ini
rutin melakukan jalan pagi, jalan kaki ke adalah manajemen terapi DM yang terdiri
pasar dan melakukan aktivitas yang dari terapi farmakologis, terapi alternatif
mengeluarkan keringat. Hal ini dilakukan dan terapi pendukung. Terapi farmakologis
dalam mempertahankan status kesehatan adalah adanya obat antidiabetik yaitu
anggota keluarga dan juga memberikan metformin dan insulin. Terapi alternatif
dukungan kepada penderita DM. Partisipan adalah konsumsi obat herbal, air rebusan
juga mengatakan bahwa keluarga juga daun dan obat tradisional. Sedangkan terapi
menghindari minuman yang manis dan pendukung adalah keyakinan yang kuat dan
mengganti gula dengan gula jagung. dukungan keluarga. Obat - obat diabetes
Dukungan ini membuat penderita DM mellitus terdiri dari antidiabetik oral yang
merasa enjoy dalam menjalankan perubahan ditujukan kepada pasien DM tipe 2 ringan
gaya hidup dan juga merasa yakin dalam sampai sedang yang gagal dikendalikan
melakukan perawatan penyakitnya. Hal ini dengan pengaturan asupan energi dan
dapat dibuktikan oleh penelitian Ariani karbohidrat serta olah raga. Pemilihan obat
(2011) dimana terdapat hubungan antara antidiabetik oral yang tepat sangat
dukungan keluarga dengan efikasi diri yaitu menentukan keberhasilan terapi diabetes.
keyakinan seseorang akan kemampuannya Yang termasuk dalam obat ini adalah
untuk memonitor, merencanakan, golongan sulfonulurea, biguanid, inhibitor
melaksanakan dan mempertahankan alfa glukosidase dan insulin sensitizing.
perilaku perawatan diri (Stipanovic, 2002 ). Berikutnya adalah insulin yang berfungsi
Bentuk motivasi pasien DM merupakan menaikan pengambilan glukosa ke dalam sel
tema kelima dalam penelitian ini yang - sel sebagian besar jaringan, menaikan
terdiri dari motivasi internal dan motivasi penguraian glukosa secara oksidatif,
eksternal. Motivasi internal yaitu adanya menaikan pembentukan glikogen dalam hati
keyakinan dari diri partisipan, pasrah, dan otot serta mencegah penguraian

Kopertis Wilayah X 106


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (102-111)

glikogen, menstimulasi pembentukan tentang kualitas hidup dikemukakan oleh


protein dan lemak dari glukosa. Insulin Chaidir dkk (2017) bahwa dengan
dapat digunakan sementara atau pada DM melakukan self care terdiri dari pengaturan
tipe 2 yang memburuk (Fatimah, 2015). diet, olah raga, terapi obat, perawatan kaki
Tema ketujuh dalam penelitian ini dan pemantauan gula darah dapat
adalah kepatuhan melakukan kontrol yang meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes
didapatkan dari kesadaran diri sendiri dan melitus sehingga pasien dapat menjalani
dukungan keluarga. Kepatuhan melakukan kehidupan secara normal.
kontrol dari diri sendiri dikarenakan adanya
kesadaran dan keyakinan diri yang tinggi
dalam melakukan pengobatan penyakit DM.
Kepatuhan ini juga didukung oleh adanya
dukungan keluarga terutama dari anak. Hal
ini dapat dibuktikan oleh penelitian Ariani
(2011) dimana terdapat hubungan antara
dukungan keluarga dengan efikasi diri yaitu
keyakinan seseorang akan kemampuannya
untuk memonitor, merencanakan,
melaksanakan dan mempertahankan
perilaku perawatan diri (Stipanovic, 2002 ).
Penelitian Puspita (2014) menyebutkan
bahwa terdapat hubungan motivasi dan
dukungan keluarga dengan kepatuhan
penderita hipertensi dengan kepatuhan
menjalani pengobatan.
Tema delapan dalam penelitian ini
adalah dampak perubahan gaya hidup yaitu
kadar gula darah stabil dan kualitas hidup
meningkat. Partisipan merasakan tidak ada
keluhan, bisa beraktivitas dengan biasa,
menjalani aktivitas sehari - hari dengan
ikhlas, dan menyakinkan diri untuk sembuh.
Perubahan gaya hidup yang dilakukan
adalah aktivitas fisik dan pengaturan pola
makan. Aktivitas fisik yang dilakukan dapat
menurunkan gula darah. Hal ini dibuktikan
oleh penelitian Lisiswanti dkk (2016) bahwa
aktivitas fisik dapat memperbaiki kendali
glukosa secara menyeluruh terbukti dengan
penurunan kadar glukosa darah dikarenakan
kontraksi otot dapat memicu penyisipan
GLUT-4 (Glukosa transporter yaitu
“kendaraan” pengangkut membran plasma
yang dikenal sebagai pengangkut glukosa)
ke membran plasma sel otot yang aktif
meskipun tidak terdapat insulin. Aktivitas
fisik yang baik harus memenuhi syarat yaitu
dilaksanakan minimal 3 sampai 4 kali dalam
seminggu serta dalam kurun waktu minimal
30 menit dalam sekali aktivitas. Penelitian

Kopertis Wilayah X 107


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (102-111)

Bagan 1. Model Pengendalian Kadar Gula Darah DM Tipe 2

RESPON TUBUH TERHADAP


PERUBAHAN AKIBAT DM
1. Respon Fisik
2. Perubahan Kebiasaan
3. Respon Psikologis GAYA HIDUP
SEHAT
KELUARGA
DM
1. Melakukan
BENTUK MOTIVASI PASIEN DM
aktivitas fisik
1. Motivasi Internal
2. Pola makan
2. Motivasi Ekternal

AKTIVITAS
KEPATUHAN MANAJEMEN KEPATUHAN
FISIK PASIEN
TERHADAP TERAPI DM MELAKUKAN
DM
DIET DM 1. Terapi KONTROL
1. Kegiatan rutin
1. Jenis Makanan farmakologis 1. Kesadaran diri
2. Aktivitas yang
yang 2. Terapi sendiri
disengaja
dikonsumsi alternatif 2. Dukungan
3. Frekuensi
2. Jumlah porsi 3. Terapi keluarga
aktivitas fisik
makanan pendukung
3. Frekuensi
makan
4. Makanan yang
dibatasi

PERILAKU PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH

DAMPAK PERUBAHAN GAYA HIDUP


PENDERITA DIABETES MELLITUS
1. Kadar Gula Darah Stabil
2. Kualitas Hidup Meningkat

Kopertis Wilayah X 108


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (102-111)

Hasil grounded theory didapatkan aktivitas fisik dapat memperbaiki kendali


konsep utama adalah “Perilaku glukosa secara menyeluruh, terbukti
Pengendalian Kadar Gula Darah”. Bentuk dengan penurunan kadar glukosa darah.
perilaku pengendalian gula darah dalam Penelitian lain oleh Mihardja (2009)
penelitian ini terdiri dari a) Respon tubuh menyatakan faktor yang berhubungan
terhadap Perubahan Akibat DM, b) Bentuk dalam pengendalian kadar gula darah
motivasi pasien DM, c) Aktivitas Fisik adalah minum atau injeksi obat anti
Pasien DM, d) Kepatuhan diet, e) diabetes. Faktor lainnya dijelaskan oleh
Manajemen terapi DM, f) Kepatuhan Toharin (2015) bahwa kepatuhan diit dan
melakukan kontrol, g) Gaya hidup sehat kepatuhan konsumsi obat antidiabetik
keluarga DM, h) Dampak perubahan gaya mempunyai hubungan bermakna dengan
hidup. kadar gula darah. Dalam pengendalian
Diabetes Mellitus adalah penyakit kadar gula darah diperlukan motivasi baik
yang ditandai dengan terjadinya internal maupun eksternal. Motivasi
hiperglikemia dengan beberapa gejala yang internal berasal dari diri partisipan sendiri
terjadi akibat peningkatan kadar gula darah yaitu adanya keyakinan (efikasi diri yang
yaitu adanya respon fisik, perubahan tinggi) dan motivasi eksternal yaitu adanya
kebiasaan dan respon psikologis. Adapun dukungan keluarga dapat dilihat dari
manifestasi klinisnya yaitu gejala akut penerapan gaya hidup sehat keluarga yang
(poliphagia, polidipsi, poliuria) dan gejala sama/mendekati gaya hidup sehat penderita
kronis (kesemutan, kulit terasa panas atau DM. Hal ini dapat dibuktikan oleh
seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di penelitian Ariani (2011) dimana terdapat
kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk, hubungan antara dukungan keluarga
pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dengan efikasi diri yaitu keyakinan
dan mudah lepas, kemampuan seksual seseorang akan kemampuannya untuk
menurun bahkan pada pria bisa terjadi memonitor, merencanakan, melaksanakan
impotensi) (Fatimah, 2015). Diabetes dan mempertahankan perilaku perawatan
Mellitus merupakan penyakit yang tidak diri (Stipanovic, 2002 ). Penelitian lain oleh
dapat disembuhkan tetapi dapat dilakukan Ngurah & Sukmayanti (2014) menjelaskan
pengendalian kadar gula darahnya. bahwa sebanyak 61,4% pasien DM
Perilaku pengendalian kadar gula darah memiliki efikasi diri yang baik (keyakinan
diantaranya adalah dengan melakukan diri). Penelitian Indarwati dkk (2012)
aktivitas fisik, mematuhi diet DM, menyatakan bahwa terdapat hubungan
melakukan manajemen terapi DM, dan yang signifikan antara motivasi dengan
mematuhi kontrol. Banyak penelitian yang kepatuhan diet DM.
telah dilakukan mengenai pengendalian
kadar gula darah diantaranya penelitian SIMPULAN
oleh Pertiwi (2016) bahwa terdapat Dari hasil pengumpulan data terhadap
hubungan antara aktivitas fisik dengan 18 orang partisipan ditemukan tema yaitu
kadar glukosa darah puasa pasien DM tipe Respon tubuh pasien DM Tipe II, Gaya
2 di Denpasar Selatan. Hal yang sama Hidup Sehat Penderita DM (Aktivitas Fisik
dikatakan oleh Gardini (2013) bahwa Pasien DM dan Kepatuhan Terhadap Diet
latihan fisik yang dilakukan selama 30 DM), Gaya Hidup Sehat Keluarga
menit dalam sehari minimal 5 kali dalam Penderita DM, Faktor Lain yang
seminggu dapat mengendalikan kadar gula Mempengaruhi Pengendalian Kadar Gula
darah. Dolongseda dkk (2017) memperkuat Darah (Bentuk Motivasi Pasien DM,
pernyataan ini bahwa terdapat hubungan Manajemen Terapi DM, Kepatuhan
pola aktivitas fisik dan pola makan dengan Melakukan Kontrol), dan Dampak
kadar gula darah. Penelitian lain yang sama Perubahan Gaya Hidup. Konsep utama dari
adalah penelitian Lisiswanti (2016) dimana grounded theory adalah “Perilaku

Kopertis Wilayah X 109


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (102-111)

Pengendalian Kadar Gula Darah”. Bentuk http://lib.atmajaya.ac.id/default.as


perilaku pengendalian gula darah dalam px?tabID=61&5rc=a&id=186192.
penelitian ini terdiri dari a) Respon tubuh Bustan. 2007. Epidemilologi penyakit tidak
terhadap Perubahan Akibat DM, b) Bentuk menular.Rineka Cipta, Jakarta
motivasi pasien DM, c) Aktivitas Fisik Chaidir, R., Wahyuni, A. S., Furkhani, D.
Pasien DM, d) Kepatuhan diet, e) W., Studi, P., Keperawatan, I.,
Manajemen terapi DM, f) Kepatuhan Yarsi, S., & Bukittinggi, S.
melakukan kontrol, g) Gaya hidup sehat (2017). Hubungan self care
keluarga DM, h) Dampak perubahan gaya dengan kualitas hidup pasien
hidup. diabetes melitus, 2(June),
132–144.
UCAPAN TERIMAKASIH Corbin, J., & Strauss, A. (2007). Basic of
Penelitian ini tidak terlepas dari qualitative research: Techniques
bantuan oleh beberapa pihak diantaranya and procedures for developing
yaitu Ketua STIKes Fort De Kock, Ketua grounded theory (3rd ed).
LPPM STIKes Fort De Kock, Kepala California: Sage Publications.
KesbangPol Bukittinggi, Kepala Dinas Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Melitus
Kesehatan Bukittinggi, Kepala Puskesmas Tipe 2. Fakultas Kedokteran
di Bukittinggi, Penanggung jawab Penyakit Universitas Lampung, 4, 93–101.
Tidak Menular (PTM) di Puskesmas https://doi.org/10.2337/dc12-0698
Bukittinggi, pada kader dan seluruh pihak Gedengurah, I. G. K. (2011). Efikasi diri
yang terlibat yang tidak dapat disebutkan pada pasien diabetes mellitus tipe
satu persatu. Dalam kesempatan ini juga 2, 21.
peneliti mengucapkan terimakasih yang Indarwati, D., D. (2012). Hubungan
sebesar - besarnya kepada Kopertis Motivasi Dengan Kepatuhan Diet
Wilayah X dan Kemenristek Dikti yang Diabetes Melitus Pada Pasien
telah memberikan bantuan dana penelitian Diabetes.
sehingga penelitian ini dapat berjalan Infodatin-Pusat data dan informasi
dengan baik. kementerian kesehatan RI.(2014).
Situasi dan analisis Diabetes.
DAFTAR PUSTAKA
Kang, H.,Ripsim, CM., Urban, RJ. (2009).
Afiyanti, Y & Rachmawati, I. (2014).
Management of Blood Glucose in
Metode penelitian kualitatif dalam
Type 2 Diabetes Mellitus, American
riset keperawatan. Jakarta:
Family Physician, Volume 79. No. 1,
Rajawali Pers.
Januari 2009.
Anne,A. (2010). Pengertian Pola Hidup
Kurniawati, D.(2007). Faktor – factor yang
Sehat. Available :
berhubungan dengan pengontrolan
http://www.anneahera.com/penge
kadar glukosa darah penderita
rtian-pola-hidup-sehat-8691.htm
diabetes mellitus rawat jalan rumah
Badawi, H. (2009). Melawan dan
sakit bhakti wira Tamtama
mencegah diabetes: Panduan
Semarang. Skripsi. Universitas
hidup sehat. Araska. Yogyakarta
Negeri Semarang. Semarang
Bungin, B. (2011). Penelitian kualitatif
Lata, S. S., Khare, R. S., & Ashok, K.
komunikasi, ekonomi, kebijakan
(n.d.). IMPACT OF HEALTHY
public dan ilmu social lainnya.
LIFE STYLE ONTHE PATIENTS
Jakarta: Prenada Media Group.
OF DIABETES MELLITUS, 1(2),
Buraerah,Hakim.(2010). Analisis factor
30–34.
resiko diabetes mellitus tipe di
Lisiswanti, R., & Cordita, R. N. (2016).
Puskesmas Tanrutedong Sidenreg
Aktivitas fisik dalam menurunkan
Rappar. Jurnal Ilmiah Nasional.
kadar glukosa darah pada diabetes
Available from:

Kopertis Wilayah X 110


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (102-111)

melitus tipe 2. Majority, 5(3), Modifikasi GayaHidup dan


140–144. Kepatuhan Konsumsi Obat
Mihardja, L. (2009). Faktor yang Antidiabetik Dengan Kadar Gula
berhubungan dengan pengendalian Darah Pada Penderita Diabetes
gula darah pada penderita diabetes Melitus Tipe 2 Di RS QIM. Unnes
mellitus di perkotaan Indonesia. Journal of Public Health, 4(2),
Majalah Kedokteran 153–161. Retrieved from
Indonesia,Vol.59,No.9,September http://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
2009. hp/ujph
Moleong, I.J. (2005). Metodologi Tasa, H., Dahniar, & Junaidi. (2014).
penelitian kualitatif (edisirevisi). Hubungan gaya hidup dengan
Bandung: Remaja Rosdakarya. kejadian diabetesmellitus di rsud
Nabyl, R.A. 2012. Panduan Hidup Sehat, labuang baji makassar, 4, 775–780.
Mencegah dan Mengobati Diabetes Toharin, S,N.R., Cahyati, W.H., Zainafree,
Mellitus. Solusi Distribusi : I. (2015). Hubungan modifikasi gaya
Yogyakarta. hidup dan kepatuhan konsumsi obat
PERKENI. 2011. Konsesus Pengelolaan antidiabetik dengan jadar gula darah
dan Pencegahan Diabetes Mellitus pada penderita diabetes mellitus tipe
TIpe 2 di Indonesia, Jakarta 2 di RS QIM Batang Tahun 2015.
Pertiwi, I.G.A.M. Risma Ari. (2016). Unnes Journal Of Public Health.
Hubungan aktivitas fisik dengan Vol.4.No.2 Tahun 2015.
kadar glukosa darah puasa pada Trisnawati, S.K., Setyorogo, S. (2013).
pasien diabetes mellitus tipe 2 di Faktor resiko kejadian diabetes
denpasar selatan. mellitus tipe 2 di Puskesmas
Puspita, E. (2016). Faktor-faktor yang Kecamatan cengkareng Jakarta Barat
Berhubungan dengan Kepatuhan Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Keseharan.
Penderita Hipertensi dalam 5(1). Jan 2013
Menjalani Pengobatan. Skripsi, Ilmu Wade & Travis, 2007. Psikologi, ed.9.
Kesehatan Masyarakat, Universita Erlangga, Jakarta
Negeri Semar.
Polit, D.F.,& Beck, C.T. (2006). Essentials
of nursing research: Appraising
evidence for nursing practice.
Philadelphia: Wolters Kluwer
Health, Lippincott Williams &
Wilkins.
Smeltzer, S.C.,& Bare, B.G.(2002). Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Edisi 8 Volume . Alih Bahasa
Kuncara, H.Y, dkk. EGC. Jakarta.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian
kuantitatif kualitatif & RND.
Bandung: Alfabeta.
Stipanovic, A.R. (2002). The effect of
diabetes education on self-efficacy
and self care. Diunduh pada tanggal
20 Oktober 2017 dari
http://proquest.umi.com/pqdweb
Syamsi Nur Rahman Toharin, Widya Hary
Cahyati, I. Z. (2015). Hubungan

Kopertis Wilayah X 111

Potrebbero piacerti anche