Sei sulla pagina 1di 8

HUBUNGAN ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN PROTEIN, ASUPAN LEMAK DAN

AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SDN 021


KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA TAHUN 2012

(Jurnal Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penulisan Ilmiah)

Disusun Oleh :

Novita Wahyuni

NIM : 1611015111

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2018
THE RELATIONSHIP BETWEEN CARBOHYDRATE INTAKE, PROTEIN INTAKE, FIBER INTAKE
AND PHYSICAL ACTIVITY WITH OBESITY IN STUDENTS OF SDN 021 KECAMATAN SUNGAI
KUNJANG KOTA SAMARINDA IN 2012

HUBUNGAN ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN PROTEIN, ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS


FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SDN 021 KECAMATAN SUNGAI KUNJANG
KOTA SAMARINDA TAHUN 2012

Hairunissa1, Novita Wahyuni2


Public Health Faculty, Mulawarman University
(wahyuninov00@gmail.com)

ABSTRACT

Obesity is a public health problem that has a huge impact for the people affected. Incidence of obesity in
children will tend to become obese in adult life and a risk factor for degenerative diseases in the upcoming period.
Carbohydrate, protein, fiber intake and physical activity are the main factors causing obesity.
The research using case control design with 1:2 ratio of cases and controls, by sex matching. The samples
for this study is students of class IV, V, VI were 39 students, 13 students for case group and 25 students for control
group. Samples control were randomly taken by the class and data were analyzed by using univariate and bivariat (chi
square) statistical tests. Large risk using Odds Ratio.
The results of study on bivariate analysis shows that there is a significant relationship between carbohydrate
intake (p = 0.000; OR = 18.33), protein intake ( p = 0.029; OR = 10.29) and fiber intake ( p = 0.000; OR = 66.00) for
incidence of obesity in students of SDN 021 in Sungai Kunjang sub-district, while the variables of physical activity
(p=0.176, OR = 3.07) there was no significant relationship to the occurrence of obesity.
It is suggested the school should holding in explanation and providing information about healthy lifestyle
and balanced diet of school aged children and the role of the Public Health Center and parents to motivate behavior.

Keyword : Obesity, Carbohydrate Intakes, Protein, Fiber, Physical Activity

ABSTRAK

Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cukup berdampak besar bagi orang-orang
yang mengalaminya. Kejadian obesitas pada anak akan cenderung menjadi obesitas di masa dewasanya dan menjadi
faktor resiko terjadinya penyakit-penyakit degeneratif pada masa mendatangnya. Asupan karbohidrat, asupan protein,
asupan lemak dan aktivitas fisik adalahfaktor utama penyebab obesitas.
Penelitian ini menggunakan rancangan case control dengan perbandingan kasus dan kontrol 1:2 dengan
padanan jenis kelamin. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IV, V dan VI yaitu sebanyak 39 siswa yang
masing-masing 13 kasus dan 26 kontrol. Teknik pengambilan sampel kontrol dengan menggunankan acak sederhana
menurut kelas dan analisa data dilakukan dengan uji univariat dan bivariat (Uji Chi Square). Besar risiko
menggunakan odds ratio.
Hasil penelitian pada analisa bivariat ada hubungan signifikan antara asupan karbohidrat (p = 0,000; OR =
18,33), asupan protein (p = 0,029; OR = 10,29), dan asupan lemak (p = 0,000; OR = 66,00) terhadap kejadian obesitas
pada siswa SDN 021 Kecamatan Sungai Kunjang, sedangkan pada variabel aktivitas fisik (p = 0,176, OR = 3,07) tidak
ada hubungan yang signifikan terhadap kejadian obesitas tersebut.
Disarankan sebaiknya pihak diadakannya kegiatan penyuluhan dan pemberia informasi tentang pola hidup
sehat dan pola makan seimbang anak usia sekolah dari Puskesmas dan peran serta orang tua untuk memotivasi perilaku
tersebut.

Kata Kunci : Obesitas, Asupan Karbohidrat, Protein, Lemak Aktivitas Fisik


PENDAHULUAN kontrol (control). Sampel Penelitian Kasus (Case)
adalah semua siswa laki-laki kelas IV-VI yang
Kejadian obesitas dianggap sebagai sinyal bersekolah di SDN 021 Kecamatan Sungai Kunjang
awal munculnya-penyakit-penyakit degeneratif yang Kota Samarinda yang mengalami obesitas, yaitu
akhir-akhir ini banyak terjadi. Meningkatnya sebanyak 13 siswa.Sampel penelitian Kontrol
prevalensi obesitas, akan diiringi dengan peningkatan (Kontrol) adalah semua siswa laki-laki kelas IV-VI
kejadian penyakit degeneratif. Salah satu kelompok yang bersekolah di SDN 021 Kecamatan Sungai
umur yang beresiko terjadinya obesitas adalah Kunjang Kota Samarinda yang tidak mengalami
kelompok umur usia anak sekolah. Menurut data yang obesitas, yaitu sebanyak 26 siswa. Perbandingan kasus
diperoleh dari Riskesdas 2007 tentang prevalensi berat yang digunakan adalah 1:2 dengan matching jenis
badan lebih anak umur 6-14 tahun, presentase angka kelamin (laki-laki)
kegemukan Kalimantan Timur pada anak laki-laki Pengumpulan data yang digunakan adalah data
sebesar 11,4% dan anak perempuan 8%. primer dari hasil pengukuran dan hasil wawancara
Asupan karbohidrat, asupan protein, asupan tentang konsumsi makanan dan aktivitas fisik. Data
lemak, dan aktivitas fisik adalah faktor utama sekunder didapat dari sekolah tersebut, meliputi data
penyebab obesitas. Penelitian di Amerika dan pengukuran berat badan dan tinggi badan siswa dan
Finlandia menunjukkan bahwa kelompok dengan gambar umum sekolah. Instrumen yang digunakan
asupan tinggi lemak mempunyai resiko peningkatan dalam penelitian ini adalah kuesioner recall 2x24 jam
berat badan lebih besar dibanding kelompok dengan dan kuesioner tentang aktivitas fisik.
asupan rendah lemak dengan OR = 1,7 sedangkan Teknik analisia statistik yang digunakan adalah
kelebihan konsumsi karbohidrat dan protein akan analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat
disimpan ke dalam jaringan lemak, yang jika terus menggunakan uji statistik non parametrik Chi Square
menerus terjadi akan beresiko menyebabkan obesitas. dengan tingkat kepercayaan 95% (α : 0,05) untuk
Sekolah Dasar Negeri 021 merupakan menguji hubungan asupan karbohidrat, asupan
sekolah dasar yang berada di wilayah Kecamatan protein, asupan lemak dan aktivitas fisik dengan
Sungai Kunjang Kelurahan Karang Anyar. kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar yang
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh dilakukan dengan bantuan program SPSS dengan
peneliti pada siswa kelas IV-VI di SDN 021, jumlah kriteria pengambilan kesimpulan berdasarkan tingkat
siswa yang mengalami obesitas sebanyak 25 siswa, signifikan (nilai p). Serta untuk menginterpretasikan
terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa hubungan resiko pada penelitian ini digunakan Odds
perempuan, sehingga peneliti tertarik melihat Ratio (OR).
hubungan asupan karbohidrat, asupan protein, asupan
lemak dan aktivitas fisik dengan obesitas yang dialami HASIL
siswa-siswa tersebut.
Kejadian Obesitas
METODE
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Obesitas pada
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Siswa SDN 021 Kecamatan Sungai Kunjang
021 yang berada di Kecamatan Sungai Kunjang Kota Kota Samarinda Tahun 2012
Samarinda dan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
Mei-Agustus. Kejadian Frekuensi Persentase
Desain penelitian yang digunakan adalah case- Obesitas (%)
control, yaitu rancangan penelitian yang mempelajari Kasus 13 33.3
hubungan antara faktor resiko dengan faktor akibat, Kontrol 26 66.7
dengan cara membandingkan kelompok kasus dan Total 39 100
kontrol (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini Berdasarkan Tabel 1. Diketahui kejadian
dimaksudkan untuk mengetahui hubungan faktor obesitas pada siswa SDN 021 Kecamatan Sungai
resiko asupan karbohidrat, asupan protein, asupan Kunjang bahwa responden yang terkena obesitas
lemak dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas (kasus) adalah sebanyak 13 responden (33,3%) dan
pada siswa sekolah dasar. yang tidak obesitas (kontrol) sebanyak 26 responden
Variabel terikat (dependen) pada penelitian ini (66,7%). Pengambilan sampel kasus dan kontrol
adalah obesitas. Variabel bebas (independen) yaitu dilakukan dengan perbandingan 1:2 yaitu sampel
asupan karbohidrat, asupan protein, asupan lemak, kasus sebanyak 13 dan sampel kontrol sebanyak 26
aktivitas fisik. siswa. Sehingga total seluruh sampel adalah 39
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh responden.
siswa kelas IV-V yang bersekolah di SDN 021
Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda.
Sampel penelitian ini terdiri dari dua yaitu,
sampel penelitian kasus (Case) dan sampel penelitian
Asupan Karbohidrat Berdasarkan Tabel 4. Diketahui bahwa dari
sampel kasus, sebanyak 92,3% menunjukkan asupan
Tabel 2. Distribusi Responen Menurut Asupan protein yang berlebih dan sebesar 7,7% menunjukkan
Karbohidrat Siswa SDN 021 Kecamatan asupan protein yang tidak berlebih. Sedangkan pada
Sungai Kunjang Kota Samarinda Tahun 2012 sampel kontrol sebanyak 46,2% menunjukkan asupan
protein yang tidak berlebih dan 53,8% menunjukkan
Asupan Kejadian Obesitas Tot %
asupan protein yang berlebih.
Karbohi Kasu % Kontro % al
drat s l Tabel 5. Hubungan Asupan Protein Dengan Kejadian
Berlebih 10 76,9 4 15,4 14 35,9 Obesitas pada Siswa SDN 021 Kecamatan
Tidak 3 23,1 22 84,6 25 64,1 Sungai Kunjang Kota Samarinda Tahun 2012
Berlebih
Total 13 100 26 100 39 100 Asupa Kejadian Obesitas
T
Berdasarkan Tabel 2. Diketahui bahwa dari n K P
Kon ot % OR
Protei as % % value
sampel kasus, sebanyak 76,9% menunjukkan asupan trol al
n us
karbohidrat yang berlebih dan sebesar 23,1%
Berleb 12 92,3 14 53,8 26 66,7
menunjukkan asupan karbohidrat yng tidak berlebih. ih
Sedangkan pada sampel kontrol sebanyak 84,6% Tidak 1 7,7 12 46,2 13 33,3
menunjukkan asupan karbohidrat yang berlebih. 0,029 10,29
Berleb
ih
Tabel 3. Hubungan Asupan Karbohidrat Dengan Total 13 100 26 100 39 100
Kejadian Obesitas pada Siswa SDN 021 Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p
Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda value = 0,029 atau p value lebih kecil dari dari α =
Tahun 2012 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
Asupa Kejadian Obesitas asupan protein dengan kejadian obesitas pada siswa.
n Perbedaan antara asupan protein berlebih dan tidak
Tot P berlebih dapat dilihat pada nilai Odds Ratio (OR)
Karb Kas Kon % OR
% % al value sebesar 10,29, yang berarti siswa yang mengalami
ohidr us trol
at obesitas memiliki kemungkinan 10,29 kali lebih besaf
Berleb 10 76,9 4 15,4 14 35,9 mengkonsumsi makanan dengan asupan protein yang
ih berlebih dibandingkan dengan siswa yang tidak
Tidak 3 23,1 22 84,6 25 64,1 mengalami obesitas.
0,000 18,33
Berleb
ih Asupan Lemak
Total 13 100 26 100 39 100
Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Asupan
value = 0,000 atau p value lebih kecil dari α = 0,05. Protein Siswa SDN 021 Kecamatan Sungai
Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan asupan Kunjang Kota Samarinda Tahun 2012
karbohidrat dengan kejadian obesitas pada siswa.
Perbedaan antara asupan karbohidrat berlebih dan Asupan Kejadian Obesitas
Tot
tidak berlebih dapat dilihat pada nilai Odds Ratio (OR) Lemak Kasu Kontro %
% % al
sebesar 18,33, yang berarti siswa yang mengalami s l
obesitas memiliki kemungkinan 18,33 kali lebih besar Berlebih 12 92,3 4 15,4 16 41,0
mengkonsumsi makanan dengan asupan karbohidrat Tidak 1 7,7 22 84,6 23 59,0
berlebih dibandingkan dengan siswa yang tidak Berlebih
mengalami obesitas. Total 13 100 26 100 39 100
Berdasarkan Tabel 6. Diketahui bahwa dari
Asupan Protein sampel kasus, sebanyak 92,3% menunjukkan asupan
lemak yang berlebih dan sebesar 7,7% menunjukkan
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Asupan
asupan lemak yang tidak berlebih. Sedangkan pada
Protein Siswa SDN 021 Kecamatan Sungai
sampel kontrol sebanyak 84,6% menunjukkan asupan
Kunjang Kota Samarinda Tahun 2012
lemak yang tidak berlebih dan 15,4% menunjukkan
Asupan Kejadian Obesitas Tot % asupan lemak yang berlebih.
Protein Kasu Kontro al Tabel 7. Hubungan Asupan Lemak Dengan Kejadian
% %
s l Obesitas pada Siswa SDN 021 Kecamatan
Berlebih 12 92,3 14 53,8 26 66,7 Sungai Kunjang Kota Samarinda Tahun 2012
Tidak 1 7,7 12 46,2 13 33,3
Berlebih
Total 13 100 26 100 39 100
Asupa Kejadian Obesitas melakukan dan tidak melakukan aktivitas fisik dapat
n K % K % T dilihat pada nilai OR = 3, yang berarti anak obesitas
P
Lema as on ot % OR memiliki kemungkinan 3 kali lebih besar tidak
value
k us tr al melakukan aktivitas fisik dibanding anak yang tidak
ol obesitas, tetapi secara statistik tidak berarti.
Berleb 12 92,3 4 15,4 16 41,0
ih PEMBAHASAN :
Tidak 1 7,7 22 84,6 23 59,0
0,000 66,00
Berleb Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian
ih Obesitas
Total 13 100 26 100 39 100
Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p Asupan karbohidrat merupakan jumlah
value = 0,000 atau p value lebih kecil dari α = 0,05. konsumsi zat gizi karbohidrat yang dikonsumsi anak.
Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan asupan Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan
lemak dengan kejadian obesitas pada siswa. asupan karbohidrat dengan obesitas ( p value = 0,000
Perbedaan antara asupan lemak berlebih dan tidak < α 0,05), dimana siswa yang mengalami obesitas
berlebih dapat dilihat pada nilai Odds Ratio (OR) memiliki kemungkinan 18,33 kali (Odd Ratio) lebih
sebesar 66,00, yang berarti siswa yang mengalami besar mengkonsumsi makanan dengan asupan
obesitas memiliki kemungkinan 66,00 kali lebih besar karbohisrat berlebih dibandingkan dengan siswa yang
mengkonsumsi makanan dengan asupan lemak tidak mengalami obesitas. Hal ini pun terlihat pada
dibandingkan dengan siswa yang tidak mengalami data bahwa hampir seluruh sampel kasus (76,9%)
obesitas. menunjukkan asupan karbohidrat yang berlebih.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
Aktivitas Fisik dilakukan oleh Siti Nurul dkk (2006) pada murid
Tabel 8. Distribusi Responden Menurut Aktivitas SLTP yang mengalami obesitas di Yogyakarta
Fisik Siswa SDN 021 Kecamatan Sungai didapatkan bahwa asupan karbohidrat memiliki
Kunjang Kota Samarinda Tahun 2012 hubungan dengan kejadian obesitas dengan p value =
0,006. Asupan karbohidrat yang tinggi ( di atas 100%
Aktivit Kejadian Obesitas AKG) cenderung 5 kali lebih besar menyebabkan
Tot peningkatan berat badan dibanding yang asupan
as Kasu % Kontro % %
al karbohidratnya normal.
Fisik s l
Tidak 9 69,2 11 42,3 20 51,3 Penelitian lain oleh Aninditya (2011) yang
Iya 4 30,8 15 57,7 19 48,7 dilakukan di lingkungan sekolah terhadap kejadian
Total 13 100 26 100 39 100 obesitas di Kota Semarang dengan menggunakan uji
Dari Tabel 8. Diketahui bahwa dari sampel chi-square di dapatkan p value = 0,026. Nilai p value
kasus, sebanyak 69,2% responden tidak melakukan < α (0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan
aktivitas fisik dan sebesar 30,8% responden antara asupan karbohidrat terhadap kejadian obesitas
melakukan aktivitas fisik. Sedangkan pada sampel dan dengan nilai Odds Ratio (OR) sebesar 2,75, yang
kontrol sebanyak 57,7% responden melakukan artinya asupan karbohidrat yang berlebih berpeluang
aktivitas fisik dan 42,3% menunjukkan responden 2,75 kali terhadap kejadian obesitas.
tidak melakukan aktivitas fisik. Masyarakat Indonesia cenderung lebih banyak
dan sering mengkonsumsi makanan dengan tinggi
Tabel 9. Hubungan Asupan Lemak Dengan Kejadian asupan karbohidrat, seperti nasi, kentang, roti, mie dan
Obesitas pada Siswa SDN 021 Kecamatan singkong. Biasanya makanan sumber karbohidrat
Sungai Kunjang Kota Samarinda Tahun 2012 tersebut lebih besar porsinya dikonsumsi daripada
makanan yang mengandung protein dan lemak.
Aktivi Kejadian Obesitas Berdasarkan hasil food recall 2x24 jam sumber
T P
tas K % Kon % karbohidrat yang umumnya dikonsumsi siswa adalah
ot % valu OR
Fisik as trol
al e nasi, mie, minuman manis, kue. Makanan yang
us
Tidak 9 69,2 11 42,3 20 51,3 mengandung karbohidrat biasanya memberikan rasa
Iya 4 30,8 15 57,7 19 48,7 0,176 3,07 kenyang dan menjadi makanan utama yang wajib ada
Total 13 100 26 100 39 100 dalam menu makanan.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan Karbohidrat merupakan salah satu sumber
menggunakan uji chi-square, tidak ada hubungan energi utama dan merupakan zat gizi penting bagi
aktivitas fisik dengan obesitas (p value = 1,000 < α manusia. Fungsi energi bagi manusia adalah untuk
0,05). Hal ini pun terlihat pada data bahwa sebagian mempertahankan hidupnya, mendukung pertumbuhan
besar sampel kasus (69,2%) tidak melakukan aktivitas dan melakukan aktivitas fisik sehari-hari. Kebutuhan
fisik, sementara ada sampel kontrol sebagian besar akan karbohidrat bergantung pada besarnya
(57,7%) melakukan aktivitas fisik. Perbedaan antara kebutuhan energi bagi tubuh, semakin besar
kebutuhan energi seseorang maka akan semakin besar bagi tubuh, protein juga berfungsi sebagai zat
pula kebutuhan tubuh akan karbohidrat. pembangun tubuh dan pengatur zat-zat gizi dalam
Obesitas merupakan suatu keadaan yang tubuh. Kebutuhan protein minimal adalah konsumsi
menunjukkan terjadinya penumpukka lemak yang yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein
berlebihan di jaringan lemak tubuh. Salah satu yang dalam tubuh dan protein yang diperlukan dalam masa
menyebabkan penumpukan lemak yang berlebih di pertumbuhan. Kebutuhan protein sehari yang
jaringan lemak adalah karbohidrat. direkomendasikan pada anak berkisar antara 45-50
Konsumsi karbohidrat yang mencukupi akan gram, tergantung pada jenis kelamin dan umur. Jika
memberi manfaat bagi tubuh, selain sebagai sumber konsumsi protein berlebih dikonsumsi oleh anak yang
energi utama, karbohidrat juga berperan dalam fungsi cenderung gemuk, akan menyebabkan terjadinya
penghematan protein, memberikan rasa manis pada obesitas.
makanan dan membantu pengeluaran feses, Berdasarkan hasil food recall 2x24 jam sumber
sebaliknya konsumsi karbohidrat yang melebihi protein yang umumnya dikonsumsi anak adalah telur,
kebutuhan tubuh akan memicu terjadinya obesitas susu, tempe, ikan dan kacang-kacangan. Sumber
pada seseorang. protein biasanya dijadikan sebgagai makanan lauk
Jumlah zat karbohidrat yang dibutuhkan anak atau pelengkap. Sebaiknya konsumsi protein
harus disesuaikan dengan Angka Kecukupan Gizi disesuaikan dengan Angka Kecukupan Gizi anak
(AKG) dan diimbangi dengan aktivitas fisik. Aktifitas berdasarkan usia dan orang tua lebih memerhatikan
fisik akan membantu ketidakseimbangan pengeluaran menu makan, agar tidak terjadi kelebihan protein.
energi.
Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian
Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian Obesitas
Obesitas
Asupan lemak merupakan jumlah konsumsi zat
Asupan protein merupakan jumlah konsumsi gizi lemak yang dikonsumsi anak. Berdasarkan hasil
zat gizi protein yang dikonsumsi anak. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square,
hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square, terdapat hubungan asupan lemak dengan obesitas (p
terdapat hubungan asupan protein dengan obesitas (p value = 0,000 < α 0,05) dimana siswa yang mengalami
value = 0,029 < α 0,05), dimana siswa yang obesitas memiliki kemungkinan 66 (OR = 66,00) kali
mengalami obesitas memiliki kemungkinan 10,29 kali lebih besar mengkonsumsi makanan dengan asupan
(Odds Ratio = 10,29) lebih besar mengkonsumsi lemak berlebih dibandingkan dengan siswa yang tidak
makanan dengan asupan protein berlebih mengalami obesitas. Hal ini pun terlihat pada data
dibandingkan dengan siswa yang tidak mengalami bahwa hampir seluruh kasus (92,3%) menunjukkan
obesitas. Hal ini pun terlihat pada data bahwa hampir asupan lemak yang berlebih.
seluruh sampel kasus (92,3%) menunjukkan asupan Hasil ini penelitian ini senada dengan
protein yang berlebih. penelitian yang dilakukan Aninditya (2011) yang
Hasil penelitian ini senada dengan penelitian dilakukan di lingkungan sekolah terhadap kejadian
yang dilakukan Aninditya (2011) yang dilakukan di obesitas pada anak di Kota Semarang didapatkan hasil
lingkungan sekolah terhadap kejadian obesitas pada uji statistik dengan menggunakan uji chi-square
anak di Kota Semarang, dengan menggunakan uji chi- didapatkan p value = 0,009, nilai p value < α (0,05),
square didapatkan p value = 0,028. Nilai p value lebih maka dapat disimpulkan ada hubungan antara asupan
kecil dari α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada lemak terhadap kejadian obesitas dan terlihat pada
hubungan antara asupan protein terhadap kejadian nilai odds ratio (OR) yaitu sebesar 3,24, yang artinya
obesitas dan terlihat pada nilai odds ratio (OR) yaitu asupan lemak yang berlebih berpeluang 3,24 kali
sebesar 2,75, yang artinya asupan proteinyang terhadap kejadian obesitas.
berlebih berpeluang 2,75 kali terhadap kejadian Penelitian lain yang dilakukan oleh Riris
obesitas. Kharismawati (2010) pada siswa sekolah dasar yang
Berdasarkan hasil penelitian Simatupang yang mengalami obesitas di Semarang didapatkan bahwa
dilakukan di Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Medan asupan lemak memiliki hubungan terhadap kejadian
Baru Kota Medan tentang obesitas, didapatkan ada obesitas dengan p value = 0,002 dan terlihat pada nilai
pengaruh yang signifikan antara asupan protein odds ratio (OR) yaitu sebesar 4,4, yang artinya asupan
dengan kejadian obesitas, yaitu p = 0,0001 < α 0,05 lemak yang berlebih berpeluang 4,4 kali terhadap
denga odds ratio sebesar 2,71, yang artinya asupan kejadian obesitas.
protein yang berlebih berpeluang 2,72 kali terhadap Hal tersebut juga senada dengan penelitian
kejadian obesitas. yang dilakukan oleh Simatupang (2008) tentang
Protein adalah bagian terbesar dari tubuh pengaruh makan pada anak yang obesitas, bahwa ada
seseorang setelah air, seperlima bagian tubuh tersusun pengaruh asupan lemak terhadap kejadian anak (p
atas protein. Selain berfungsi sebagai sumber energi value < α 0,05) dimana asupan lemak yang berlebih
pada anak akan memberi peluang 25 kali dibanding Hasil penelitian ini senada dengan penelitian
anak yang tidak mengkonsumsi lemak secara yang dilakukan oleh Rudi Priyanto (2007) pada siswi
berlebihan. SMP yang mengalami obesitas di Semarang
Berdasarkan hasil food recall 2x24 jam sumber didapatkan bahwa aktivitas fisik tidak ada hubungan
lemak yang umumnya dikonsumsi anak adalah kuning terhadap kejadian obesitas dengan p value > (0,05).
telur, daging, minyak, margarine, dan mentega. Anak- Berdasarkan hasil penelitian terdapat 4
anak cenderung menyukai dan mengkonsumsi responden (30,8%) yang melakukan aktivitas fisik,
makanan yang mengandung lemak tinggi karena namun mengalami obesitas, dikarenakan asupan
penampilannya yang menarik dan rasanya yang gurih, karbohidrat, asupan protein dan asupan lemak
padahal konsumsi makanan tinggi lemak merupakan menunjukkan konsumsi yang berlebih. Meskipun
salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas. telah melakukan aktivitas fisik, tetapi jika pemasukaan
Lemak merupakan zat yang penting bagi tubuh. energi lebih besar dibandingkan pengeluaran akan
Tubuh manusia membetuhkan lemak dan asam lemak menyebabkan obesitas juga.
esensial, karena asam lemak esensial tidak dapat Aktivitas fisik didefinisikan sebagai
dibentuk oleh tubuh manusia, sehingga harus pergerakan tubuh yang diproduksi oleh otot-otot
didapatkan dari makanan sehari-hari. Asupan lemak skeletal dan mengakibatkan terjadinya pengeluaran
yang kurang adekuat, akan terjadi gambaran klinis energi. Pengeluaran energi yang paling besar adalah
defesiensi asam lemak esensial yang larut dalam metabolisme basal yaitu sekita 60-65% total
lemak, serta pertumbuhan yang buruk bagi anak. pengeluaran energi, kemudian diikuti oleh aktivitas
Sebaliknya konsumsi asupan lemak yeng berlebihan fisik sekitar 25-30 total pengeluaran energi dan
akan menyebabkan kegemukan, bahkan obesitas. sisanya sekitar 5-10% digunakan untuk pengeluaran
Konsumsi makanan yang mengandung lemak makanan.
tinggi akan meningkatkan resiko obesitas karena Data penelitian menyataka bahwa sebagian
makanan berlemak mempunyai energy density yang besar siswa tidak melakukan aktivitas fisik, aktivitas
lebih besar dan lebih tidak mengenyangkan fisik yang biasa dilakukan adalah hanya berjalan kaki
dibandingkan makanan yang banyak mengandung ke sekolah dan tempat mengaji, bermain lari-lari
protein dan karbohidrat. Sehingga akan terjadi disekolah dan bermain sepak bola. Aktivitas fisik
konsumsi yang terus menerus dan berlebihan, selain tersebut hanya memberikan porsi yang cukup kecil
itu juga makanan berlemak mempunyai rasa yang lezat dalam penurunan berat badan. Menurut Salam (1998)
sehingga meningkatkan selera makan dan akan terjadi sebagian besar energi yang masuk melalui makanan
konsumsi yang berlebihan. pada anak, remaja dan orang dewasa harusnya
Tingginya asupan lemak pada kelompok anak digunakan untuk aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas
usia sekolah berpotensi pada terjadinya fisik menyebabkan banyak energi yang tersimpan
ketidakseimbangan antara asupan kalori dengan kalori sebagai lemak, sehingga cenderung pada orang-orang
yang dipergunakan, sehingga menimbulkan terjadinya yang kurang melakukan aktivitas menjadi gemuk.
peningkatan berat badan. Konsumsi lemak harus
diimbangi dengan aktivitas fisik seperti, jalan kaki, KESIMPULAN :
jogging dan olahraga yang teratur agar terjadi
keseimbangan antara masukan dan pengeluaran. Dari hasil penelitian dan analisa data yang
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian berikut :
Obesitas 1. Ada hubungan asupan karbohidrat dengan
Aktivitas fisik adalah sesusatu yang kejadian obesitas pada siswa SDN 021
membutuhkan energi atau tenaga untuk melakukan Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda
kegiatan fisik, seperti berjalan, olahraga, berlari, dan Tahun 2012 dengan p value = 0,000 (p value
lain-lain. Berdasarkan hasil uji statistik dengan < 0,05) dan OR = 18,33.
menggunakan uji chi-square, tidak ada hubungan 2. Ada hubungan asupan protein dengan
aktivitas fisik dengan obesitas (p value = 1,000 > α kejadian obesitas pada siswa SDN 021
0,05). Hal ini pun terlihat pada data bahwa sebagian Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda
besar sampel kasus (69,2%) tidak melakukan aktivitas Tahun 2012 dengan p value = 0,029 (p value
fisik, sementara ada sampel kontrol sebagian besar < 0,05) dan OR = 10,29.
(57,7%) melakukan aktivitas fisik. Perbedaan antara 3. Ada hubungan asupan lemak dengan
melakukan dan tidak melakukan aktivitas fisik dapat kejadian obesitas pada siswa SDN 021
dilihat pada nilai OR = 3, yang berarti anak obesitas Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda
memiliki kemungkinan 3 kali lebih besar tidak Tahun 2012 dengan p value = 0,000 (p value
melakukan aktivitas fisik dibanding anak yang tidak < 0,05) dan OR = 66,00.
obesitas, tetapi secara statistik tidak berarti. 4. Tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan
kejadian obesitas pada siswa SDN 021
Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda DAFTAR PUSTAKA :
Tahun 2012 dengan p value = 0,176 ( p value
> 0,05) dan OR = 3,07. Salam, M.A. 1998. Epidemiologi dan Patologi
Obesitas dam Obesitas Permasalahan dan
SARAN : Penanggulangannya. Epidemiologi dan
Patologi Obesitas dam Obesitas
Dari hasil kesimpulan yang dikemukakan, Permasalahan dan Penanggulangannya.
maka ada beberapa hal yang dapat disarankan yaitu: Yogyakarta : Fakultas Kedokteran, UGM.
1. Sebaiknya para siswa lebih mengontrol porsi Simatupang, M. R. 2008. Pengaruh Pola
dan jenis makanan yang dikonsumsi dan Konsumsi, Aktivitas Fisik, dan Keturunan
mengurangi makanan cemilan. Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa
2. Sebaiknya kegiatan aktivitas fisik di sekolah Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan
seperti, senam pagi, jalan santai dan pramuka Medan Baru Kota Medan. Medan : USU.
dilaksanakan secara rutin setiap minggu,
misalnya pada hari jumat.
3. Sebaiknya para siswa melakukan aktivitas
fisik harian seperti jalan kaki ke sekolah ,
bersepeda, naik tangga dan mengurangi
nonton televisi dan bermain games.
4. Sebaiknya puskesmas di wilayah kerja
mengadakan kegiatan penyuluhan dan
pemberian informasi melalui media
kesehatan (poster, leaflet) mengenai pola
hidup sehat (misalnya, pentingnya olahraga)
dan pola makan seimbang untuk anak usia
sekolah pada siswa, orang tua dan guru
disertai monitoring dan evaluasi program.
5. Sebaiknya para guru dan petugas UKS
diberikan pelatihan tentang gizi seimbang
yang disertai monitoring dan evaluasi pada
siswa, misalnya mengatur pola makan dan
gizi seimbang
6. Dibutuhkan peran serta orang tua dan guru
sebagai tenaga pendidik yang membantu
program penanggulangan dan pencegahan
obesitas pada anak melalui motivasi perilaku
anak untuk menerapkan pola kebiasaan
makan yang sehat dan seimbang.
7. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya pola
makan yang diteliti lebih dari 2 hari,
misalnya memantau makanan siswa selama
seminggu.
8. Bagi peneliti yang ingin melakukan
penelitian sejenis, hendaknya dapat
mengungkapkan pengaruh faktor resiko yang
lain yang berhubungan dengan obesitas.

Potrebbero piacerti anche