Sei sulla pagina 1di 14

KEBERADAAN ANILIN DI SUNGAI CITARUM HULU

AKIBAT PENGGUNAAN AZO DYES PADA INDUSTRI TEKSTIL

Edward Suhendra1, Purwanto2, dan Edwan Kardena3


1
Program Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro
2
Program Studi Ilmu Lingkungan,Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro
3
Program Studi Teknik Lingkungan, Program Pasca Sarjana Insitut Teknologi Bandung
Email : edsuhendra@gmail.com, p.purwanto@gmail.com, kardena@pusat.itb.ac.id

Abstract

The dyeing and printing processes in textile industry produces wastewater containing residual dyes. The
most widely used textile dyes are azo dyes. The textile industry is one of the main industries in West Java
province, where one of the textile industry centers is Majalaya textile industry center. Majalaya textile
industry center had begun since the 1910s, where in Majalaya subdistrict located the most textile
companies which produced textile wastewater. Textile wastewater which contained azo dyes discharged
into the Citarum Hulu River directly or after treatment in the Waste Water Treatment Plant (WWTP)
owned by the company. One of the product metabolites produced from azo dyes biodegradation by bacteria
in anaerobic conditions are various anilines. Several anilines which are persistent, could flow to
downstream of Citarum Hulu River. Various anilines, referred to as total anilines, could be analyzed by
the colorimetric method using visual spectrophotometer. Total anilines in water samples after
biodegradation by anaerobic bacteria was 14.46 mg/l highest. While total aniline in river water samples
was 3.58 mg/l highest. And at the downstream of Citarum Hulu River, there was total of aniline 1,825 mg/l
highest in the river sediment samples. DO in the river water samples were 4.25 - 7.8 mg/l, while pH of the
river water samples were 7.1 - 10.7. The occurence of total aniline in textile wastewater and river
water samples in Citarum Hulu River (Majalaya subdistrict) and in river sediments at the downstream of
Citarum Hulu indicated biodegradation of azo dyes from textile wastewater by anaerobic bacteria.

Key words : Citarum Hulu River, textile wastewater, azo dyes, total aniline

1. PENDAHULUAN sudah memiliki izin pembuangan air limbah


Salah satu industri unggulan di (Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
provinsi Jawa Barat, Indonesia adalah Kabupaten Bandung, 2010).
industri tekstil, yang menempati urutan Air limbah industri tekstil dapat
pertama komoditas ekspor non migas berasal diantaranya dari proses pencelupan
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2011 dengan dan pencapan (Proud, 1966). Proses tersebut
nilai ekspor mencapai USD 6,1 juta atau menggunakan zat pewarna tekstil, di mana
26,42% dari total ekspor non migas provinsi zat pewarna tekstil yang paling dominan
Jawa Barat (Kusuma, 2012). Salah satu digunakan adalah pewarna azo / azo dyes
pusat industri tekstil di Provinsi Jawa Barat (Chang et al, 2001). Azo dyes adalah
adalah di wilayah Bandung (Kemenperin, senyawa aromatik dengan satu atau lebih
2007). Sentra industri tekstil Majalaya ikatan azo (–N=N–) (Vandevivere et al.,
merupakan salah satu sentra industri tekstil 1998). Azo dyes dapat mengalami
di wilayah Bandung, di mana Kecamatan biodegradasi terutama dalam kondisi
Majalaya merupakan bagian dari sentra anaerobik (Syed et al., 2009).
industri tekstil Majalaya yang paling banyak Jika azo dyes mengalami biodegradasi
menghasilkan air limbah. Di Kecamatan secara anaerobik maka akan terbentuk
Majalaya terdapat sekitar 50 (lima puluh) senyawa amina aromatik antara lain adalah
industri tekstil penghasil air limbah yang berbagai senyawa aminobenzen atau anilin,

27
dengan reaksi reduksi dari azo dyes seperti 1985). Anilin memiliki karakteristik antara
pada Gambar 1 (Pielesz A. Et al, 2002). lain beracun bila terhirup, beracun jika kena
Berbagai senyawa anilin (selanjutnya kulit, beracun jika tertelan, menyebabkan
disebut sebagai total anilin) adalah kerusakan organ-organ melalui eksposur
senyawa anilin dan seluruh turunannya yang lama atau berulang-ulang,
(Bollag dan Russell, 1976). Senyawa menyebabkan kerusakan mata berat, dapat
anilin yang paling sederhana adalah anilin menyebabkan reaksi alergi pada kulit, dan
yang memiliki nama lain fenilamin atau sangat beracun bagi mahluk hidup perairan
aminobenzen merupakan senyawa amina (Sigma Aldrich, 2012a). Senyawa turunan
aromatik dengan rumus C6H5NH2. Anilin anilin antara lain adalah senyawa anilin
tidak berwarna dan berwujud cair terhalogenasi, dimana beberapa senyawa
berminyak pada suhu kamar. Anilin anilin terhalogenasi memiliki potensi sifat
terlepas ke lingkungan terutama karena racun terhadap syaraf (Okazaki et al.,
penggunaannya dalam industri pewarna, 2003).
polimer, pestisida, dan farmasi (U.S. EPA,
nR mR
R
N N

R reduksi

n N
R mR
H2 2N nR

NH2 + H2N

Sumber : Pielesz et al., 2002


Gambar 1. Reaksi pemisahan azo dyes secara reduksi dari azo dyes (atas) menjadi amina
aromatik, diantaranya berbagai senyawa anilin dan senyawa lain (bawah).

Total anilin dapat menjadi indikasi Saguling, Kabupaten Bandung Barat


keberadaan senyawa anilin yang memiliki (Puslitbang SDA, 2005). Dengan demikian,
sifat berbahaya, seperti senyawa kloroanilin. timbul potensi keberadaan total anilin di
Senyawa kloroanilin seperti 4-kloroanilin sungai Citarum Hulu akibat penggunaan
jauh lebih berbahaya dibanding anilin azo dyes oleh industri tekstil.
karena bersifat karsinogenik (Pinheiro,
2004). 2. METODOLOGI
Air limbah industri tekstil di 2.1 Lokasi Penelitian
Kecamatan Majalaya yang mengandung azo Penelitian dilakukan di Kecamatan
dyes / anilin dibuang ke Sungai Citarum Majalaya, Kabupaten Bandung dan di
Hulu, baik dengan pengolahan atau tanpa daerah hilir daripada Sungai Citarum Hulu
pengolahan terlebih dahulu. Sungai Citarum sebelum masuk waduk Saguling, terletak di
Hulu adalah bagian sungai Citarum yang Kabupaten Bandung Barat (selanjutnya
melewati DAS Citarum bagian hulu, disebut ujung Citarum Hulu). Berdasarkan
bersumber dari Gunung Wayang di Desa data Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
Cibeureum, Kecamatan Kertasari Kabupaten (BPLH) Kab. Bandung (2010), di
Bandung mengalir hingga ke Waduk Kecamatan Majalaya yang merupakan
28
bagian dari sentra industri tekstil Majalaya data primer. Data sekunder diperoleh dari
terdapat sekitar 50 (lima puluh) perusahaan berbagai sumber seperti hasil penelitian
tekstil yang menghasilkan air limbah tekstil. terdahulu, hasil studi pustaka, laporan serta
Sentra industri tekstil Majalaya merupakan dokumen dari berbagai instansi yang
sentra industri pertama yang dilalui oleh berhubungan dengan topik yang dikaji.
Sungai Citarum Hulu (Pustlitbang SDA, Sedangkan data primer yang berupa hasil
2005). analisis konsentrasi total anilin pada sampel
Sedangkan ujung Sungai Citarum Hulu air limbah industri tekstil, hasil analisis pH,
merupakan muara dari berbagai air limbah DO, dan konsentrasi total anilin pada sampel
industri, terutama industri tekstil sebelum air sungai, serta hasil analisis konsentrasi
masuk ke Waduk Saguling. Air Waduk total anilin pada supernatan dari endapan
Saguling digunakan menjadi sumber air sungai.
baku bagi PDAM Kota Bandung (Bukit,
2002). Peta lokasi penelitian dapat dilihat 2.4 Sampling
pada Gambar 2. Pada sampling industri tekstil, populasi
adalah seluruh industri tekstil yang
2.2 Waktu Penelitian beroperasi di Kecamatan Majalaya,
Waktu sampling dilakukan pada Kabupaten Bandung, dan sudah memiliki
siang hari di bulan September 2013 yaitu izin pembuangan air limbah. Ukuran sampel
pada musim kemarau, sesuai keterangan ditentukan dengan menggunakan rumus
Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Slovin, sedangkan teknik sampling yang
Ekstrem BMKG bahwa puncak musim digunakan adalah purposive sampling.
kemarau di Indonesia termasuk pulau Jawa Populasi yang diteliti adalah seluruh industri
tahun 2013 akan jatuh di bulan September tekstil yang beroperasi di Kecamatan
(Utomo, 2013). Majalaya, Kabupaten Bandung, telah
memiliki izin pembuangan air limbah,
2.3 Pengumpulan Data dengan jumlah seluruhnya 54 (lima puluh
Data yang digunakan dalam empat) perusahaan tekstil (BPLH Kab.
penelitian ini terdiri dari data sekunder dan Bandung, 2010).

Sumber : Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2012

Gambar 2. Peta lokasi penelitian : Kec. Majalaya, dan Ujung S. Citarum Hulu

29
Ukuran sampel ditentukan dengan penentuan titik sampling mengacu ke titik
menggunakan rumus Slovin : n = N / (1+ (N pantau BPLH Kab. Bandung (2012) dan
x e2), di mana n = ukuran sampel, N = berdasarkan prinsip pemilihan lokasi
jumlah populasi yaitu 54 perusahaan tekstil, sampling seperti yang tercantum pada SNI
dan e = persentase kelonggaran 03-7016-2004 tentang Tata Cara
ketidakterikatan karena kesalahan Pengambilan Contoh dalam Rangka
pengambilan sampel yang masih diinginkan; Pemantauan Kualitas Air pada Suatu Daerah
dalam hal ini diambil 1,3 %. Sehingga Pengaliran Sungai. Peta sampling sungai
didapatkan ukuran sampel n = 32 buah. Citarum Hulu di Kecamatan Majalaya dapat
Teknik sampling yang digunakan adalah dilihat pada Gambar 4.
purposive sampling, dimulai dari perusahaan Pengambilan sampel air sungai
tekstil dengan debit izin pembuangan air dilakukan dengan mengacu kepada SNI no.
limbah terbesar yang bersedia memberikan 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah -
sampel air limbah tekstilnya untuk diteliti. Bagian 57 : Metode Pengambilan Contoh
Peta sampling industri tekstil di Kecamatan Air Permukaan. Analisis pH dan DO
Majalaya dapat dilihat pada Gambar 3. langsung dilakukan di lapangan. Analisis pH
Sampling air limbah tekstil yang belum dilakukan dengan mengacu kepada SNI 06-
diolah (influen), diambil sesuai prosedur 1140-1989 dengan menggunakan pH meter
pengambilan contoh air limbah untuk Lutron YK-2005WA. Sedangkan analisis
senyawa aromatik berdasarkan SNI no. DO dilakukan secara yodometri berdasarkan
6989.59:2008 tentang Air dan Air Limbah - SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air
Bagian 59 : Metode Pengambilan Contoh Limbah – Bagian 14: Cara Uji Oksigen
Air Limbah. Pada sampling air sungai, Terlarut secara Yodometri.

Sumber : Bapedda Kab. Bandung, 2012


Gambar 3. Peta Sampling Industri Tekstil ( Perusahaan Tekstil)
30
Sumber : Bapedda Kab. Bandung, 2012
Gambar 4. Peta Sampling Sungai di Kec. Majalaya (Titik sampling : a, b, c, d, e, f, g, dan h)

Di ujung S. Citarum Hulu sebelum yang diambil dari sludge / lumpur hasil
masuk ke waduk Saguling, selain dilakukan proses pengendapan di IPAL Terpadu
sampling air sungai juga dilakukan sampling Cisirung PT. Damba Intra,
endapan sungai. Peta sampling air sungai Kabupaten Bandung yaitu perusahaan jasa
dan endapan/sedimen sungai di ujung S. pengolahan air limbah industri – industri
Citarum Hulu sebelum masuk ke waduk yang berada di wilayah Bandung Selatan di
Saguling dapat dilihat pada Gambar 5. mana 79% pelanggannya adalah industri
Sampel endapan/sedimen sungai kemudian tekstil, dan sistem pengolahan air limbah
akan dipisahkan supernatannya, dan adalah secara kimia maupun biologi (Damba
dilakukan analisis total anilin. Pada Intra PT., 2010). Kemudian dimasukkan 200
sampling endapan sungai, teknik ml air limbah tahu yang berasal dari industri
pengambilan sampling yang digunakan pengolahan tahu di Kecamatan Cangkuang,
adalah metode Ekman Bottom Grab Kab. Bandung berfungsi sebagai sumber
Samplers (British Columbia, 1997). nutrisi karbon (C), nitrogen (N) dan phosfor
(P). Lalu wadah berupa botol ditutup rapat
2.5 Tahap Preparasi dan Analisis Sampel dan dibiarkan selama 3 (tiga) hari. diambil
Sampel influen air limbah tekstil dari. Selanjutnya dilakukan pengamatan
mengalami perlakuan terlebih dahulu agar secara visual untuk menentukan sampel
terjadi biodegradasi azo dyes secara yang mengalami penurunan warna secara
anaerobik, yaitu sebesar 300 ml sampel signifikan. Sampel tersebut kemudian
influen air limbah tekstil dimasukkan ke disaring dengan kertas saring Whatman
wadah berupa botol berkapasitas 600 ml, Glass Microfiber Filter 934-AH untuk
lalu dimasukkan 100 ml biomassa terdiri kemudian dilakukan analisis konsentrasi
dari bakteri anaerob dan bakteri fakultatif, total anilin.

31
Sumber : Bappeda Provinsi Jabar, 2012
Gambar 5. Peta sampling ujung Sungai Citarum Hulu ( Lokasi sampling)

Konsentrasi total anilin diukur dengan 3 HASIL DAN PEMBAHASAN


metoda kolorimetri dari Bollag and Russel 3.1 Industri Tekstil di Kecamatan
(1976). Reagen dibuat dengan melarutkan 1 Majalaya, Kabupaten Bandung
gram PDAB ke dalam 30 ml etanol, Sampel influen air limbah tekstil
kemudian ditambahkan 30 ml HCl dan 180 mengalami perlakuan terlebih dahulu agar
ml n-butanol. Sampel sebanyak 1 ml terjadi biodegradasi azo dyes secara
dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 3 anaerobik. Biodegradasi azo dyes dapat
ml asam asetat glasial dan 0,5 ml reagen. lebih mudah dilakukan secara anaerobik,
Setelah dikocok, 30 menit kemudian warna salah satunya karena azo dyes umumnya
kuning yang terbentuk dilakukan analisis dirancang untuk tahan terhadap biodegradasi
transmittant (T) dengan spektrofotometer pada kondisi aerobik (Öztürk & Abdullah, 31
visual merk Thermo Scientific Spectronic 2006; Kusic et al., 2011).
20+ pada panjang gelombang 450 nm, Selain itu, biodegradasi secara anaerobik
kemudian dilakukan penghitungan dapat menghasilkan senyawa amina
absorbance (A) dengan rumus A = 2 - log T. aromatik, diantaranya senyawa anilin
Untuk mengetahui besarnya konsentrasi (Pielesz et al, 2002). Beberapa bakteri dapat
anilin, maka dibuat kurva kalibrasi dengan melakukan dekolorisasi (penghilangan
standar anilin pada berbagai konsentrasi. warna) dari azo dyes yaitu pemisahan ikatan
Sedangkan sampel air sungai yang tidak azo (–N=N–) dalam kondisi anaerobik,
mengalami perlakuan terlebih dahulu, diantaranya adalah Bacteroides sp.,
langsung disaring dengan kertas saring Eubacterium sp., Clostridium sp., Proteus
Whatman Glass Microfiber Filter 934-AH vulgaris, dan Streptococcus faecalis
dan dilakukan analisis total anilin. (Bragger et al., 1997; Rafii et al., 1990).
Pada sampel endapan/lumpur sungai Setelah 3 hari, maka dilakukan pengamatan
dilakukan pemisahan supernatan dengan secara visual untuk menentukan sampel
padatan dengan metoda sentrifugasi yang mengalami penurunan warna secara
menggunakan alat Hettich Zentrifugen pada signifikan. Pengamatan visual terhadap
6000 rpm selama 10 menit, setelah itu penurunan warna azo dyes secara signifikan
supernatan disaring dengan kertas saring / penghilangan warna akibat aktivitas bakteri
Whatman Glass Microfiber Filter 934-AH, pernah dilakukan oleh Syed et al.(2009).
dan dilakukan analisis total anilin. Dari total 32 buah sampel, hampir
semua sampel positif mengalami penurunan
warna secara signifikan (contoh seperti pada
gambar 6), kecuali ada 2 buah sampel yang
32
negatif. Selanjutnya, pada sampel yang konsentrasi total anilin. Hasil analisis total
positif mengalami penurunan warna secara anilin dari air limbah tekstil dapat dilihat
signifikan kemudian dilakukan analisis pada Tabel 1.

Sampel A (sebelum) Sampel A (sesudah) Sampel B (sebelum) Sampel B (sesudah)

Sumber : Hasil Biodegradasi Anaerobik Influen Air Limbah Tekstil oleh Bakteri, 2013

Gambar 6. Warna sampel air limbah tekstil : sebelum dan sesudah mengalami perlakuan

Tabel 1. Hasil Analisis Total Anilin pada Sampel Air Limbah Tekstil

Sumber : Hasil Analisis Total Anilin dengan metode kolorimetri, 2013


Ket : N adalah sampel yang tidak dapat dilakukan analisis konsentrasi total anilin
karena tidak mengalami penurunan warna secara signifikan.

Dari tabel 1 terlihat bahwa seluruh mg/l. Mayoritas sampel yaitu sebanyak 22
sampel yang positif mengalami penurunan buah (73,33%) mengandung total anilin < 6
warna secara signifikan memiliki kandungan mg/l, meskipun demikian sebagian kecil
total anilin. Total anilin pada sampel yang sampel yaitu 5 buah (16,67%) memiliki total
dapat diukur, bervariasi mulai dari tertinggi anilin > 8 mg/l.
yaitu 14,46 mg/l dan terendah adalah 1,66

33
Rentang total anilin yang cukup tinggi di Kecamatan Majalaya, selain sungai utama
(1 ppm s/d 15 ppm) pada sampel Citarum Hulu adalah anak sungai Citarum
menunjukkan bahwa berbagai senyawa Hulu yaitu sungai Cikacembang dan sungai
anilin dapat terbentuk akibat biodegradasi Cipadaulun, serta saluran Sasak Benjol.
azo dyes yang terkandung dalam air limbah Ketiga cabang sungai tadi mengalir melalui
tekstil secara anaerobik. Total anilin tidak kawasan industri tekstil, di mana saluran
tercantum di baku mutu efluen air limbah Sasak Benjol langsung bermuara di Sungai
tekstil pada Peraturan Gubernur Jabar no. 6 Citarum Hulu, sedangkan sungai
tahun 1999 tentang Baku Mutu Industri di Cikacembang bertemu dahulu dengan sungai
Jawa Barat. Keberadaan berbagai senyawa Cipadaulun sebelum bermuara ke sungai
anilin pada air limbah tekstil berpewarna azo Citarum Hulu. Di bagian hulu terdapat 3
yang sudah mengalami perlakuan titik sampling yaitu Citarum Majalaya Hulu
biodegradasi secara anaerobik dapat menjadi (1), Cikacembang Hulu (2), dan Cipadaulun
indikasi keberadaan senyawa anilin yang Hulu (3), sedangkan sisanya yaitu 5 titik
lebih toksik dan berbahaya, seperti sampling berada di bagian hilir yaitu Sasak
kloroanilin. Benjol Hilir (4), Cipadaulun Hilir (5),
Cikacembang Hilir (6), Cikacembang
3.2 Sungai Citarum di Wilayah setelah bersatu dengan Cipadaulun (7), dan
Kecamatan Majalaya, Kabupaten Citarum Majalaya hilir (8). Hasil analisis
Bandung total anilin dari air sungai Citarum
Potensi keberadaan anilin Sungai (Majalaya) ditampilkan pada Gambar 7.
Citarum Hulu di Kecamatan Majalaya Total anilin tertinggi terdapat pada titik
terutama berasal dari air limbah industri sampling 6 hari ke-3 yaitu sebesar 3,579
tekstil yang mengandung azo dyes, karena mg/l dan hari ke-1 yaitu sebesar 2,851 mg/l
jumlah industri tekstil yang memiliki izin tetapi di sebelah hilirnya yaitu titik sampling
pembuangan air limbah mencapai 54 7 total anilin lebih rendah 1,825 mg/l hari ke
perusahaan (BPLH, 2010). Sampling air -3 dan 1,58 mg/l pada hari ke-3. Di sebelah
sungai dilakukan di 8 (delapan) titik hulu dari 3 hari sampling, yaitu titik
sampling di Kecamatan Majalaya sebanyak sampling 1, 2, dan 3 tidak terdeteksi adanya
3 kali selama 3 hari berturut-turut. Cabang konsentrasi anilin, hal ini disebabkan karena
sungai Citarum Hulu yang menjadi tempat daerah hulu tidak terdapat area industri yang
pembuangan air limbah dari industri tekstil berpotensi membuang air limbah.

4,0

3,0
mg/l

2,0 Total Anilin Harike-1

1,0 Total Anilin Hari ke-2


Total Anilin Hari ke-3
0,0
1 2 3 4 5 6 7 8
Titik Sampling

Sumber : Hasil Analisis Total Anilin Air Sungai Citarum (Kec. Majalaya), 2013

Ket. : Total Anilin pada titik sampling 1,2,3, dan 4 adalah nihil, kecuali pada titik sampling
4 hari ke-3 terdapat total anilin dalam jumlah sangat kecil
Gambar 7. Hasil Analisis Total Anilin di S. Citarum (Majalaya) pada hari ke-1 s/d hari ke-3

34
Penelitian tentang analisis senyawa analisis pada puncak musim kemarau artinya
anilin dan kloroanilin di sungai sebelumnya konsentrasi yang didapat adalah konsentrasi
dilakukan oleh Bornick et al., 2001 dengan maksimum karena pada musim kemarau
melakukan simulasi biodegradasi amina terjadi debit minimum pada sungai, sehingga
aromatik termasuk anilin dan kloroanilin air sungai lebih pekat dan dengan debit yang
dalam dasar endapan/sedimen sungai Elbe, relatif kecil maka kemungkinan terjadinya
Jerman. Sebagian senyawa anilin seperti biodegradasi anaerobik meningkat. Hasil
anilin tidak memiliki baku mutu air analisis DO dari air sungai Citarum
permukaan, tetapi sebagian lagi seperti (Majalaya) ditampilkan pada Gambar 8.
kloroanilin memiliki baku mutu air BOD dan COD dari influen air limbah
permukaan. Namun baku mutu total tekstil di Kecamatan Majalaya umumnya
berbagai senyawa anilin untuk air tinggi jauh melampaui baku mutu (BPLH
permukaan belum ada. Anilin bersifat tidak Kab. Bandung, 2010). Hal ini menyebabkan
persisten, tetapi kloroanilin bersifat persisten jika air limbah tekstil dibuang ke sungai
(Sigma Aldrich, 2012b), sehingga dengan tanpa diolah, maka terjadi biodegradasi zat
adanya self purification di sungai (Peavy et organik yang memakai DO di air sungai. Hal
al., 1985), maka senyawa anilin yg tidak ini akan menyebabkan penurunan DO di
persisten akan cepat terurai, tapi yang sungai, terutama pada lokasi di mana banyak
persisten sangat sulit terurai, sehingga akan dibuang air limbah tekstil (Peavy, 1985).
tetap ada senyawa anilin yang persisten
bahkan setelah mengalir jauh ke hilir. Hasil

5
mg/l

DO Hari Ke-1
4
DO Hari ke-2
3 DO Hari ke-3

0
1 2 3 4 5 6 7 8
Titik Sampling

Sumber : Hasil Analisis DO Air Sungai Citarum (Kec. Majalaya), 2013

Gambar 8. Hasil Analisis DO di S. Citarum (Majalaya) Hari Ke-1 s/d hari ke-3

35
Dari hasil analisis DO pada gambar 8, pada titik sampling 7 hari ke-1. Hasil ini
pada seluruh titik sampling besar DO masih diperkuat oleh hasil analisis pH di S.
memenuhi baku mutu sungai yaitu DO > 3 Citarum Hulu Kec. Majalaya oleh BPLH
mg/l, namun pada titik sampling 6 Kab. Bandung (2010), di mana pH minimum
mendekati batas baku mutu (paling rendah adalah 7,15, sedangkan di titik sampling
4,25 mg/l), hal ini dapat disebabkan karena Cikacembang Hilir dan Cikacembang
titik sampling 6 merupakan hilir S. setelah bersatu dengan Cipadaulun pH > 10.
Cikacembang di mana dibuang air limbah Besar pH yang cenderung agak basa
tekstil dari 23 perusahaan (BPLH, 2010). menunjukkan indikasi pembuangan air
Pada musim kemarau debit lebih kecil, limbah tekstil tanpa diolah karena dari data
aerasi lebih kecil, DO makin kecil. Dapat BPLH Kab. Bandung kisaran pH air limbah
dilakukan penelitian dalam kondisi musim tekstil yang belum diolah adalah 11 - 13
penghujan untuk mengetahui apakah pada mg/l (BPLH Kab. Bandung, 2010). Pada
kondisi di mana terjadi debit maksimal besar musim kemarau DO akan cenderung lebih
DO akan meningkat. Hasil analisis pH dari kecil, sehingga potensi biodegradasi
air sungai Citarum (Majalaya) ditampilkan anaerobik semakin tinggi. Hal ini berpotensi
pada Gambar 9. Dari hasil analisis pH pada dihasilkannya asam, yang akan menurunkan
gambar 9, pH umumnya cenderung basa pH. Sehingga pada musim hujan, pH
yaitu > 8. Besar pH berkisar dari paling kemungkinan akan lebih tinggi dari musim
rendah yaitu 7,1 pada titik sampling 2 hari kemarau.
ke-2 dan paling tinggi yaitu 10,7

12

10

8
mg/l

6 pH Hari ke-1
pH Hari ke-2
4 pH Hari ke-3

0
1 2 3 4 5 6 7 8
Titik Sampling

Sumber : Hasil Analisis pH Air Sungai Citarum (Kec. Majalaya), 2013

Gambar 9. Hasil Analisis pH di S. Citarum (Majalaya) hari ke-1 s/d Hari Ke-3

36
3.3 Ujung Sungai Citarum Hulu (sebelum dibandingkan dengan titik 1 di mana arus
masuk ke Waduk Saguling) sungai cukup deras, sehingga potensi
Sampling air sungai dilakukan di 5 terperangkapnya pewarna azo dan berbagai
(lima) titik sampling di ujung Sungai senyawa anilin relatif besar. Biodegradasi
Citarum Hulu sebelum masuk waduk anaerobik di perairan umumnya terjadi di
Saguling, sebanyak satu kali selama satu endapan/sedimen sungai (Bornick et al.,
hari. Selain itu dilakukan sampling sedimen 2001). Lebih besarnya total anilin yang
sungai, untuk mengetahui total anilin yang terdapat pada sedimen di ujung Sungai
terdapat pada sedimen sungai. Hasil analisis Citarum Hulu dibandingkan total anilin pada
total anilin di ujung Sungai Citarum Hulu air sungainya memberikan indikasi pada
(sebelum masuk ke Waduk Saguling) daerah hilir sungai, anilin yang terbawa
ditampilkan pada Gambar 10. Di ujung S. aliran air sungai dapat terperangkap pada
Citarum Hulu, konsentrasi anilin di air endapan lumpur yang terbentuk atau
sungai relatif kecil. Sedangkan pada terjadinya biodegradasi anaerobik dari
sedimen sungai di titik sampling 1 relatif pewarna azo yang terperangkap pada
kecil, sedangkan di titik sampling 2 dan 3 endapan lumpur sehingga terbentuklah
cukup tinggi, tetapi pada titik sampling 4 berbagai senyawa anilin. Selain itu, sedimen
dan 5 tidak terdeteksi keberadaan total sungai sebagian sangat mungkin berasal dari
anilin. Hal ini disebabkan titik 2 dan 3 sludge pengolahan air limbah tekstil (Kabir
merupakan area pertama / awal di mana et al., 2011), di mana sludge tersebut
endapan sungai terbentuk secara masif berpotensi tinggi mengandung azo dyes
karena arus sungai yang lebih lambat ataupun berbagai senyawa anilin.
Hasil analisis pH dan DO di ujung ketika sampai di lokasi sampling sudah
Sungai Citarum Hulu (sebelum masuk ke berkurang. Besaran pH air sungai pun
Waduk Saguling) ditampilkan pada Gambar memenuhi baku mutu yaitu berkisar 7-8
11. DO air sungai di lokasi sampling relatif mg/l, hal ini pun dapat disebabkan sumber
cukup tinggi berkisar 6-8 mg/l. Hal ini dapat pencemar seperti air limbah tekstil yang
disebabkan sumber pencemar seperti air mengandung pH tinggi berada cukup jauh di
limbah industri / domestik dibuang cukup sebelah hulu, sehingga pH sudah agak
jauh di sebelah hulu, sehingga sudah terjadi menurun ketika air sungai tiba di lokasi
self purification dalam perjalanannya, sampling.
mengakibatkan COD dan BOD air sungai

2,0
1,8
1,6
1,4
1,2
mg/l

1,0
0,8 Total Anilin Air Sungai
0,6 Total Anilin di Sedimen
0,4
0,2
0,0
1 2 3 4 5
Titik Sampling

Sumber : Hasil Analisis Total Anilin Air Sungai dan Sedimen Ujung Citarum Hulu, 2013
Gambar 10. Hasil Analisis Total Anilin di Ujung Sungai Citarum Hulu

37
4 KESIMPULAN DAN SARAN ini menjadi indikasi bahwa berbagai
4.1 KESIMPULAN senyawa anilin yang terbawa aliran air
Keberadaan total anilin dalam sampel sungai dapat terperangkap pada endapan
industri tekstil merupakan indikasi lumpur, dan dapat terjadi biodegradasi
terbentuknya berbagai senyawa anilin akibat anaerobik dari pewarna azo yang
biodegradasi azo dyes yang terkandung terperangkap pada endapan lumpur sehingga
dalam air limbah tekstil secara anaerobik. terbentuk berbagai senyawa anilin.
Dari hasil sampling air sungai, terlihat Ditambah lagi sebagian
semakin kecil DO, maka konsentrasi total endapan/lumpur sungai sangat mungkin
anilin semakin tinggi. Pada endapan sungai berasal dari sludge pengolahan air limbah
di ujung sungai Citarum Hulu terdapat total tekstil, di mana sludge tersebut berpotensi
anilin yang lebih tinggi dari air sungai. Hal tinggi mengandung azo dyes.

9
8
7
6
5
mg/l

4 DO
3 pH
2
1
0
1 2 3 4 5
Titik Sampling

Sumber : Hasil Analisis DO dan pH air sungai di Ujung Citarum Hulu, 2013

Gambar 11. Hasil Analisis pH dan DO di ujung Sungai Citarum Hulu

4.2 SARAN 5 DAFTAR PUSTAKA


Metode analisis total anilin yang Bollag, Jean-Marc and Stefan Russel. 1976.
lebih baik, terutama dari segi limit deteksi Aerobic versus Anaerobic Metabolism
dapat dilakukan. Selain itu, dapat dilakukan of Halogenated Aniline by a
metoda pengambilan sedimen yang berada Paracoccus sp. Laboratory of Soil
pada lokasi lebih dalam/dasar, untuk Microbiology, Department of
mengetahui keberadaan berbagai senyawa Agronomi, the Pennsylvania State
anilin jika pada permukaan sedimen tidak University
terdeteksi. Penelitian dalam kondisi musim
penghujan dapat dilakukan untuk Boernick H., P. Eppinger, T. Grischek, dan
mengetahui keberadaan berbagai senyawa E. Worch. 2001. Simulation of
anilin, pH, dan DO pada kondisi sungai di biological degradation of aromatic
mana terjadi debit maksimum. amines in river bed sediments. Wat.
Res. Vol. 35, No. 3, pp. 619±624,
2001

38
BPLH Kab. Bandung. 2010. Profil
Pengendalian Pencemaran Air dan
Udara Sumber Manufaktur, Prasarana,
dan Jasa Kabupaten Bandung Bukit, Nana Terangna dan Iskandar A.
Yusuf. 2002. Beban Pencemaran
Bragger, J.L., A.W. Lloyd, S.H. Limbah Industri dan Status Kualitas
Soozandehfar, S.F. Bloomfield, C. Air Sungai Citarum. Jurnal
Marriot and G.P. Martin. 1997. Teknologi Lingkungan, Vol. 3, No.
Investigations into the azo reducing 2 : 98-106
activity of a common colonic
microorganism. Inter. J . Pharm., 157, Chang, J.S., Chien Chou, C, Yu-Chih Lin,
61-71 (1997) Y.C., Ping-Jei Lin, P.J., Jin-Yen Ho,
J.Y. & Hu,T.L. 2001. Kinetic
British Columbia, Province. 1997. Methods characteristics of bacterial azo-dye
for Aquatic Data Collection in British decolorization by Pseudomonas
Columbia: A Catalogue. British luteola. Water Research, Vol. 35, No.
Columbia : Resources Inventory 12, pp. 2841–2850
Committee

Damba Intra, PT. 2010. Dokumen Okazaki Y, Yamashita K, Ishii H, Sudo M,


pengelolaan lingkungan hidup Tsuchitani M. 2003. Potential of
kegiatan instalasi pengolahan air neurotoxicity after a single oral dose
limbah terpaduCisirung PT. Damba of 4-bromo-, 4-chloro-, 4-fluoro- or 4-
Intra. BPLH Kab. Bandung iodoaniline in rats. J Appl Toxicol.
2003 Sep-Oct;23(5):315-22
Kabir Mahmudul, Masafumi Suzuki and
Noboru Yoshimura. 2011. Excess Öztürk, A.; Abdullah, M.I. 2006.
Sludge Reduction in Waste Water Toxicological effect of indole and its
Treatment Plants. Japan : Akita azo dye derivatives on some
University microorganisms under aerobic
conditions. Science of the Total
Kemenperin RI. 2007. Industri di Provinsi Environment, Vol. 358, No. 1-3, pp.
Jawa Barat. www.kemenperin.go.id, 137-142, ISSN 0048-9697
diakses tgl. 6 Oktober 2013
Peavy Howard S., Donald R. Rowe, George
Kusic, H.; Juretic, D.; Koprivanac, N.; Tchobanoglous. 1985. Environmental
Marin, V.; Božić, A.L. (2011). Engineering. Singapore : McGraw-
Photooxidation processes for an azo Hill
dye in aqueous media: Modeling of
degradation kinetic and ecological Pielesz A.,I. Baranowska, A. Rybak, and A.
parameters evaluation. Journal of W"ochowicz. 2002. Detection and
Hazardous Materials, Vol. 185, No. 2- determination of aromatic amines as
3, pp. 1558– 1568, ISSN 0304-3894 products of reductive splitting from
selected azo dyes. Ecotoxicology and
Kusuma, Widi. 2012. Industri tekstil jadi Environmental Safety 53, 42-47
potensi unggulan ekspor Jabar.
Bandung : Harian Pikiran Rakyat. Pinheiro H.M., E. Touraud, O. Thomas.
http://www.pikiran-rakyat.com, 2004. Aromatic amines from azo dye
diakses tgl. 5 Oktober 2013 reduction: status review with
emphasis on direct UV
spectrophotometric detection in textile
39
industry wastewaters. Dyes and screen for azo-dye-degrading
Pigments 61 (2004) 121–139 bacteria. J. Environ. Biol. 89-92
(2009)
Proud M., 1966. Textille Printing and
Dyeing. London : B.T. Batsford Ltd U.S. EPA. 1985. Health and environmental
effects profile for aniline.
Puslitbang Sumber Daya Air, Balai
Lingkungan Keairan. 2005. Status U.S. Environmental Protection Agency,
mutu air (Studi Kasus Sungai Office of Solid Waste and Emergency
Citarum) Response Washington, D.C.,
Environmental Criteria and
Rafii, F., W. Franklin and C.E. Cerniglia. Assessment Office, Cincinnati.
1990. Azoreductase activity of
anaerobic bacteria isolated from Utomo, Yunanti Wiji. 2013. Puncak musim
human intestinal microflora. Appl. kemarau di Indonesia. Jakarta :
Environ. Microbiol., 56, 2146-2151 Harian Kompas. www.kompas.com,
(1990) diakses 7 Oktober 2013

Sigma Aldrich. 2012a. Material Safety Data Vandevivere, P.C., Bianchi, R., Verstraete,
Sheet : Aniline W. 1998. Treatment and reuse of
wastewater from the textile wet-
Sigma Aldrich. 2012b. Material Safety Data processing industry: review of
Sheet : 2-Chloroaniline, 3- emerging technologies. Journal of
Chloroaniline, 4-Chloroaniline Chemical Technology and
Biotechnology 72, 289–30
Syed M.A., H.K. Sim, A. Khalid and M.Y.
Shukor. 2009. A simple method to

40

Potrebbero piacerti anche