Sei sulla pagina 1di 13

PENGARUH The research result showed that

simultaneously, foreigh implementation is


IMPLEMENTASI significanthly affected for the perfomance
KEBIJAKAN TERHADAP of the administrative city of Banjar that is
KINERJA KELURAHAN 0,785, or 7,85% the others variables
influence to organizational performance
DI KOTA BANJAR that is 0,215 or 21,5%. Partially
dimensional resource give the dominant
(Study Keputusan Walikota Banjar influence to organizational performance
Nomor : 148/Kpts.145.b-Tapem/2008 compared with other dimension is 0,469 or
tentang Jenis Urusan Pemerintahan 46,9%. The second dimension that
Kota Banjar yang dilimpahkan influence the performance of
kepada Lurah) organizational with the dimensions of the
disposition is 0,108 or 10,8% and the final
Oleh : dimension that affect the performance of
Rochmat Saefudin the organization, is the dimensions of
bereaucratic structure is 0,090 or 9%.
It was concluded that the
ABSTRACT implementation of policies significantly
influence employee performance on a
village in Banjar. Whereas the overall
The study was based on the following implementation of the policy has been
principal problem areas of government implemented and used in accordance with
affairs delegated to Lurah in Banjar has the factors of employee performance.
not been fully implemented. Lack of
Implementation Guidelines (the Keywords: Implementation, organizational
Guidelines) and the Technical Instructions performance
(Juknis) caused by the weak coordination
and communication among agencies PENDAHULUAN
associated with the village. The approach
in this study on the implementation of Kebijakan Otonomi Daerah
policies and employee performance seen in sebagaimana yang diamanatkan dalam
the context of Public Administration by Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
using factors of policy implementation. tentang Pemerintahan daerah diharapkan
The research method used is survey dapat, pemberdayaan, dan peran serta
explanatory. This method is used to masyarakat, serta peningkatan daya saing
explain social phenomena which in this daerah dengan memperhatikan prinsip
case is used to examine the effect of policy demokrasi, pemerataan, keadilan,
implementation (independent variables) keistimewaan dan kekhususan suatu
symbolized by X against employee daerah dalam sistem Negara Kesatuan
performance (the dependent variable) Republik Indonesia.
symbolized by Y. This study used Efisiensi dan efektivitas
quantitative analysis through the use of penyelenggaraan pemerintahan daerah
path analysis method (Path Analysis) perlu ditingkatkan dengan lebih
which is intended to determine the amount memperhatikan aspek-aspek hubungan
of variable influence on the performance antar susunan pemerintahan dan antar
of policy implementation at the village pemerintahan daerah, potensi dan
clerks in Banjar, either simultaneously or keanekaragaman daerah, peluang dan
partially. tantangan persaingan global dengan
memberikan kewenangan yang seluas-

1
luasnya kepada daerah disertai dengan dan pengendalian pembangunan serta
pemberian hak dan kewajiban pelayanan, sebagaimana diamanatkan
menyelenggarakan otonomi daerah dalam dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73
kesatuan sistem penyelenggaraan Tahun 2005 tentang Kelurahan juncto
pemerintahan negara. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
Wilayah Banjar yang 36 Tahun 2007 tentang Pelimpahan
sebelumnya berstatus kota administratif Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota
dibawah Pemerintah Kabupaten Ciamis kepada Lurah, yang kemudian
dibentuk menjadi daerah otonomi ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kota
berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Banjar dengan mengeluarkan Keputusan
Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Walikota Banjar Nomor : 148/Kpts.145.b-
Banjar di Provinsi Jawa Barat, dengan Tapem/2008 tentang Jenis Urusan
terbentuknya Pemerintahan Kota Banjar Pemerintahan Kota Banjar yang
diharapkan akan dapat mendorong dilimpahkan kepada Lurah
peningkatan pelayanan di bidang Kondisi obyektif Implementasi
pemerintahan, pembangunan dan kebijakan Keputusan Walikota Banjar
kemasyarakatan, serta memberikan Nomor : 148/Kpts.145.b-Tapem/2008
kemampuan dalam pemanfaatan potensi tentang Jenis Urusan Pemerintahan Kota
daerah. Salah satu upaya untuk Banjar yang dilimpahkan kepada Lurah,
mewujudkan hal itu adalah melalui diketahui bahwa Kelurahan tidak cukup
pelimpahan wewenang dari Walikota mampu untuk melaksanakan seluruh
kepada Lurah untuk menyelenggarakan kewenangan yang dilimpahkan, hal ini
sebagian urusan pemerintahan. dilihat dari masih banyaknya urusan
Pelimpahan wewenang dari Pemerintahan yang belum dapat
Walikota kepada Lurah merupakan amanat dilaksanakan oleh Kelurahan di Kota
dari Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Banjar.
tentang Pemerintahan Daerah, khususnya Faktor keterdukungan sumber
pasal 127 ayat 2 yang berbunyi ”Kelurahan daya (keuangan, pegawai dan sarana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) prasarana) yang masih rendah, ditambah
dipimpin oleh Lurah yang dalam dengan belum adanya petunjuk
pelaksanaan tugasnya pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis
memperolehpelimpahan (juknis) penyelenggaraan kewenangan
Bupati/Walikota.Dengan adanya oleh kelurahan, menjadi hambatan utama
pelimpahan wewenang tersebut dalam proses implementasi kebijakan
diharapkanwarga masyarakat mendapatkan tersebut
pelayanan yang mudah, murah, cepat dan Berdasarkan latar belakang,
berkualitas. maka yang menjadi pernyataan masalah
Amanat yang sama juga (Problem Statement) adalah kinerja
dikemukakan oleh Peraturan Pemerintah Kelurahan di Kota Banjar masih kurang
No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan optimal yang dalam hal ini selanjutnya
pada pasal 4 ayat 2, ”Selain tugas Problem Question dirumuskan sebagai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berikut : (1) Berapa besar pengaruh
Lurah melaksanakan urusan pemerintahan Implementasi Kebijakan urusan
yang dilimpahkan oleh Bupati/Walikota.” pemerintah Kota Banjar yang dilimpahkan
Kelurahan sebagai organisasi kepada Lurah terhadap kinerja Kelurahan
pemerintahan yang paling dekat dan di Kota Banjar diukur berdasarkan faktor
berhubungan langsung dengan masyarakat produktivitas, kualitas layanan,
merupakan ujung tombak keberhasilan responsivitas, responsibilitas dan
pembangunan kota, dimana kelurahan akuntabilitas. (2) Berapa besar pengaruh
akan terlibat langsung dalam perencanaan Implementasi diukur berdasarkan faktor

2
komunikasi, sumberdaya, disposisi dan ditengah jalan. Kejelasan, komunikasi
struktur birokrasi terhadap kinerja yang diterima oleh para pelaksana
kelurahan kebijakan haruslah jelas dan tidak
Berdasarkan rumusan masalah, membingungkan. Ketidakjelasan pesan
maka tujuan dari penelitian ini adalah : (1) kebijakan tidak selalu menghalangi
Memperoleh kejelasan tentang besar implementasi, pada tataran tertentu, para
pengaruh Implementasi Kebijakan pelaksana membutuhkan fleksibilitas
pelimpahan urusan Pemerintahan Kota dalam melaksanakan kebijakan.
Banjar kepada Lurah terhadap kinerja Konsistensi, perintah yang diberikan
Kelurahan di Kota Banjar (2) Menerapkan dalam pelaksanaan suatu komunikasi
secara teoritik untuk memecahkan haruslah suatu konsistensi dan jelas; 2)
masalah-masalah Implementasi Kebijakan Sumberdaya, Sumberdaya utama dalam
dan kinerja Kelurahan pada Kelurahan di implementasi kebijakan adalah staff.
Kota Banjar. Diperlukan staff yang ahli dan mampu
dalam mengimplemetasikan suatu
kebijakan. Yang kedua adalah informasi,
KERANGKA BERFIKIR informasi berhubungan dengan cara
melaksanakan kebijakan, implementator
Sebagaimana diketahui harus mengetahui apa yang harus mereka
kerangka berpikir merupakan teori utama lakukan disaat mereka diberi perintah
yang secara spesifik menggambarkan dua untuk melaukan tindakan; 3) Disposisi,
variabel yang dijadikan fokus dalam Disposisi merupakan sikap dari pelkasana
penelitian. Fokus penelitian ini membahas kebijakan adalah faktor penting ketigab
dua variabel yaitu variabel implementasi dalam pendekatan mengenai pelaksanaan
kebijakan dan variabel kinerja kelurahan suatu kebijakan publik. Jika pelaksanaan
yang masing-masing variabel dijelaskan di suatu kebijakan ingin efektif, maka para
bawah ini menurut pandangan para ahli. pelkasana kebijakan tidak hanya harus
Berdasarkan teori, konsep dan definisi mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi
tersebut, peneliti berasumsi bahwa kinerja juga harus memiliki kemampuan untuk
kelurahan menjadi salah satu syarat yang melaksanakannya, sehingga dalam
harus diperhatikan oleh pimpinan instansi praktiknya tidak terjadi bias; 4) Struktur
atau lembaga melalui implementasi Birokrasi, Walaupun sumber-sumber
kebijakan. untuk melaksanakan suatu kebijakan
Keberhasilan implementasi mengetahui apa yang seharusnya
kebijakan dipengaruhi oleh beberapa dilakukan, dan mempunyai keinginan
faktor. Menurut Edward III yang dikutip untuk melaksanakan suatu kebijakan,
oleh Winarno (2002: 149) dalam bukunya kemungkinan kebijakan tersebut tidak
“Teori dan Proses Kebijakan Publik” dapat terlaksana atau terealisasi karena
sebagai berikut: terdapatnya kelemahan dalam stuktur
1)Komunikasi, terdapat tiga indikator yang birokrasi. Kebijakan yang begitu kompleks
dapat dipakai dalam mengukur menuntut adanya kerjasama banyak orang,
keberhasilan variabel komunikasi, ketika struktur birokrasi tidak kondusif
diantaranya: Transmisi, penyaluran pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini
komunikasi yang baik akan menghasilkan akan menyebabkan sumberdaya-
suatu implementasi yang baik pula. sumberdaya menjadi tidak efektif dan
Seringkali yang terjadi dalam penyaluran menjadi penghambat jalannya kebijakan.
komunikasi adalah adanya salah Birokrasi sebagai pelaksana sebuah
pengertian dikarenakan komunikasi telah kebijakan yang telah diputuskan secara
melalui beberapa tingkatan birokrasi, politik dengan jalan melakukan koordinasi
sehingga apa yang diharapkan terdistorsi dengan baik.

3
publik; 4) Responsibilitas,
Keempat komponen diatas Menjelaskan/mengukur kesesuaian
dalam model Edwards memiliki pelaksanaan kegiatan organisasi publik
keterkaitan satu dengan yang lain dalam yang dilakukan sesuai dengan prinsip-
mencapai tujuan dan sasaran program atau prinsip administrasi yang benar atau sesuai
kebijakan. Semuanya saling bersinergi dengan kebijakan organisasi; 5)
dalam mencapai tujuan dan satu variabel Akuntabilitas, Seberapa besar kebijakan
akan sangat mempengaruhi variabel yang dan kegiatan publik tunduk pada para
lainnya. Faktor-faktor tersebut menjadi pejabat politik yang dipilih oleh rakyat
alat ukur yang saling keterkaitan dan atau ukuran yang menunjukkan tingkat
mempengaruhi dalam implementasi kesesuaian penyelenggaraan pelayanan
kebijakan. dengan ukuran nilai-nilai atau norma
Dwiyanto (2008 : 50-51) eksternal yang ada di masyarakat atau
mengemukakan terdapat 5 aspek untuk yang dimiliki para stakeholders.
mengukur kinerja organisasi, yaitu: Konsep produktivitas tidak
1)Produktivitas, Konsep produktivitas hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi
tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, juga efektivitas pelayanan. Produktivitas
tetapi juga efektivitas pelayanan. pada umumnya dipahami sebagai rasio
Produktivitas pada umunya dipahami antara input dengan output. Konsep
sebagai rasio antara input dan output. produktivitas dirasa terlalu sempit dan
Produktivitas adalah suatu tingkat prestasi kemudian General Accounting Office
organisasi dalam mencapai tujuan, artinya (GAO) mencoba mengembangkan satu
sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan ukuran produktivitas yang lebih luas
dapat tercapai; 2) Kualitas layanan, Isu dengan memasukkan seberapa besar
mengenai kualitas layanan cenderung pelayanan publik itu memiliki hasil yang
menjadi semakin penting dalam diharapkan sebagai salahsatu indikator
menjalankan kinerja organisasi publik. kinerja yang penting.
Banyak pandangan yang negatif yang Keterkaitan antara implementasi
muncul karena ketidakpuasan masyarakat kebijakan dengan kinerja pegawai
terhadap kualitas layanan yang diterima dikemukakan oleh Sumaryadi (2010:96)
organisasi publik. Dengan demikian bahwa “Efektivitas implementasi
kepuasan masyarakat terhadap layanan kebijakan pada akhirnya akan memberikan
dapat dijadikan indikator kinerja organisasi dampak terhadap kinerja, baik secara
publik; 3) Responsivitas, Responsivitas individu, kelompok maupun organisasi”.
adalah kemampuan organisasi untuk Dari pendapat Sumaryadi tersebut
mengenali kebutuhan masyarakat ditegaskan bahwa pelaksanaan kebijakan
menyusun agenda dan prioritas pelayanan disuatu organisasi akan berdampak atau
dan mengembangkan program-program berpengaruh kepada kinerja anggota
pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan organisasi atau pegawai. Sehingga kinerja
dan aspirasi masyarakat. Sebagai salah pegawai akan mempengaruhi kinerja
satu indikator kinerja responsivitas secara kelompok, tim atau bidang yang pada
langsung menggambarkan kemampuan akhirnya akan mempengaruhi kinerja
organisasi publik dalam menjalankan misi organisasi secara keseluruhan.
dan tujuannya, terutama untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang METODE PENELITIAN
rendah ditunjukkan dengan
ketidakselarasan antara pelayanan dengan Penelitian ini dilakukan dengan
kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas menggunakan pendekatan kuantitatif,
menunjukkan kegagalan organisasi dalam penelitian bersifat verifikasi karena
mewujudkan misi dan tujuan organisasi melakukan pengujian hipotesis. Hal

4
tersebut ditujukan untuk menyelidiki pemahaman dari variabel-variabel yang
pengaruh sebab akibat antara variabel digunakan oleh peneliti, variabel-variabel
implementasi kebijakan (X), dan kinerja tersebut dirumuskan sebagai berikut :
(Y) pada kelurahan di Kota Banjar. 1. Variabel implementasi kebijakan (X)
Metode penelitian yang yaitu suatu aktivitas yang bertalian
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penyelesaian suatu pekerjaan
exsplanatory survey dimana menurut dengan penggunaan sarana (alat) untuk
Singarimbun dan Sofian Effendi (1996:2) melaksanakan sesuatu dan memperoleh
“Metode exsplanatory survey tidak hanya hasil.
menjelaskan atau menggambarkan fakta 2. Variabel Kinerja (Y), yaitu efektivitas
empiris yang ditemui dilapangan tetapi organisasi secara menyeluruh untuk
juga akan menjelaskan analisis pengaruh memenuhi kebutuhan yang ditetapkan
baik parsial maupun simultan antara dari setiap kelompok yang berkenaan
variabel yang menjadi fokus penelitian”. melalui usaha-usaha yang sistemik dan
meningkatkan kemampuan organisasi
A. Desain Penelitian secara terus menerus mencapai
Penelitian merupakan suatu kebutuhannya secara efektif.
proses mencari sesuatu secara sistematis
dalam waktu yang lama dengan D. Teknik Pengumpulan Data
menggunakan metode tertentu. Desain Teknik pengumpulan data yang
penelitian menurut Sugiono (2001:86) digunakan dalam malaksanakan penelitian
adalah “Menjabarkan berbagai variabel ini sebagai berikut :
yang akan diteliti, kemudian membuat 1. Penelitian Kepustakaan (Library
pengaruh antara satu variabel terhadap Research) adalah teknik yang
variabel lainnya sehinga akan mudah dilakukan dengan cara mempelajari,
dirumuskan masalah penelitian, pemilihan meneliti, dan menelaah berbagai
teori, rumusan hipotesis, metode literatur yang bersumber dari buku-
penelitian, intrumen penelitian, teknik buku teks, jurnal ilmiah, majalah-
analisis dan kesimpulan yang diharapkan”. majalah ilmiah maupun penelitian-
penelitian terdahulu yang relevan
B. Variabel Penelitian dengan topik penelitian yang
Berdasarkan judul dari dilakukan.
rancangan penelitian ini yaitu pengaruh 2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Implementasi Kebijakan urusan adalah teknik yang bertujuan untuk
pemerintah Kota Banjar yang dilimpahkan mendapatkan data primer mengenai
kepada Lurah terhadap kinerja Kelurahan masalah yang diangkat oleh peneliti
di Kota Banjar, maka peneliti yang dilakukan dengan meninjau
mengungkapkan dua variabel adalah secara langsung obyek peneliti.
implementasi kebijakan (X) sebagai Metode pengumpulan data ini
variabel independen yang meliputi empat dilakukan dengan cara :
cara yaitu komunikasi, sumberdaya, a. Observasi yaitu pengumpulan data
disposisi dan struktur birokrasi. Adapun den gan mengadakan pengamatan
kinerja (Y) sebagai variabel dependen langsung terhadap obyek yang
yang meliputi faktor produktivitas, kualitas diteliti.
layanan, responsivitas, responsibilitas dan b. Wawancara adalah teknik
akuntabilitas. pengumpulan data dengan teknik
tanya jawab dengan pegawai
C. Operasional Variabel Penelitian kelurahan.
Operasional variabel penelitian c. Angket yaitu teknik utama untuk
ini dirumuskan untuk mendukung pengumpulan data primer dari

5
responden (pegawai kelurahan di dianggap suatu butir instrumen valid
Kota Banjar). Angket merupakan adalah nilai indeks validitasnya  0,3.
suatu daftar yang didalamnya Adapun rumus yang digunakan untuk
berisi sejumlah item pernyaataan uji validitas ini adalah:
dengan 5 (lima) skala atau
alternatif jawaban, hal tersebut
dimaksudkan untuk
mengumpulkan data.
Sebelum disebarkan angket terlebih dengan :
dahulu diuji coba kepada 10 calon n = Jumlah sampel
responden terdiri dari 1 orang X = skor item
Sekretaris dan 1 orang masing- Y = total skor untuk tiap
masing seksi pada 2 Kelurahan responden
yang dianggap mewakili.
2. Uji Reliabilitas
E. Uji Validitas dan Realibilitas Moh. Nazir (1999:161)
Data yang dihasilkan dari mengatakan reliabilitas menyangkut
penyebaran kuesioner ini berskala ordinal ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur
mengingat kuesioner yang disebarkan dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi
menggunakan skala Likert dengan kisaran atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu
1-5. Penggunaan skala ordinal tidak mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur
memungkinkan untuk memperoleh nilai tersebut stabil, dapat diandalkan dan dapat
mutlak (absolut) dari objek yang diteliti. diramalkan. Suatu alat ukur yang mantap
1. Uji Validitas tidak berubah-ubah pengukurannya dan
Sugiyono (2009:106) dapat diandalkan karena penggunaan alat
mengemukakam bahwa uji validitas ukur tersebut berkali-kali akan
digunakan untuk menguji ketetapan setiap memberikan hasil yang serupa. Suatu
item dalam mengukur instrumennya, pertanyaan atau ukuran yang akurat adalah
teknik uji yang digunakan adalah teknik yang cocok dengan yang ingin diukur.
korelasi item total melalui Koefisien Suatu alat ukur juga harus dapat
Korelasi Pearson. Skor setiap item mengantisipasi/mentolerir terjadinya error
pertanyaan yang diuji kevalidannya pengukuran yang random sifatnya.
dikorelasikan dengan skor total seluruh Iqbal Hasan (2002:78)
item. Jika koefisien korelasi Pearson mengemukakan metode pengukuran
positif dan signifikan maka item valid, jika reliabilitas yang digunakan peneliti adalah
nonsignifikan, nol, atau negatif maka item metode belah dua (split half method atau
tidak valid. Item yang tidak valid single test single trial), yaitu teknik
disisihkan dari kuesioner dan digantikan pengukuran reliabilitas instrumen dengan
dengan item perbaikan. cara membelah seluruh instrumen menjadi
a. Menentukan skor butir dan skor total. dua sama besar. Pembelahan dilakukan
Skor butir dipandang sebagai nilai X atas dasar nomor ganjil-genap. Untuk
dan skor total dipandang sebagai nilai memutuskan apakah instrumen yang
Y. diteliti reliabel atau tidak, besarnya
b. Menentukan indeks validitas setiap korelasi (r hitung) yang dihasilkan
butir dengan mengkorelasikan skor dibandingkan dengan r tabel. Adapun
setiap butir (X) dengan skor total (Y). rumusnya adalah sebagai berikut :
Rumus korelasi yang digunakan
adalah rumus koefisien korelasi
Pearson. Syarat minimum untuk

6
Pengaruh variabel penyebab Pyx1.1X1.1,
Pyx1.2X1.2, Pyx1.3X1.3, Pyx1.4X1.4 terhadap Y
dimana : diperlihatkan oleh besar parameter
k adalah banyaknya belahan strukturnya (PyxiXi) dapat ditentukan
item melalui rumus modifikasi dari Al Rasyid
dalam Sitepu (1994:19) yaitu:
adalah varians dari item ke-i
2 N∑XY-(∑X)(∑Y)
S total adalah varians total dari
ryx = √
keseluruhan item
{N∑X2-∑X2X)}{N∑Y2-(Y)2}
Bila koefisien reliabilitas telah
dihitung maka untuk menentukan keeratan
Ciri : Dimensi pada baris ke-i dan
hubungan bisa digunakan kriteria Guilford
kolom ke-i dari matrik invers
(1956), yaitu :
korelasi
1. < 0,20 : Hubungan yang
ryxi : Dapat ditentukan dengan rumus
sangat kecil
dari Sitepu (1994:20) sebagai
2. 0,20 - <0,40 : Hubungan yang
berikut :
kecil (tidak erat)
Pyx = √ I – R2yx1
3. 0,40-<0,70 : Hubungan yang
R2yx1 = ∑ Pyxiryxi
cukup erat
Besarnya pengaruh langsung
4. 0,70-<0,90 : Hubungan yang
setiap variabel bebas diperlihatkan oleh
erat (reliable)
besarnya koefisien jalur.
5. 0,90-<1,00 : Hubungan yang
sangat erat (sangat reliable)
G. Uji Hipotesis
6. 1,00 : Hubungan yang
Untuk menguji keberartian
sempurna
koefisien jalur secara parsial maka
digunakan uji t dengan rumus sebagai
F. Teknik Analisis Data
berikut :
Analisis data dilakukan melalui

uji statistik, setelah data dikumpulkan YX i
ti 
melalui angket penelitian. Pengujian data (1  R xi y )CRi
2

dilakukan dengan menggunakan analisis (n  k  1)


jalur (Path Analysis), yaitu untuk
mengukur pengaruh langsung dan tidak
Keterangan :
langsung dari variabel bebas terhadap
= koefisien jalur i
variabel terikat. Analisis data yang
dipergunakan pedoman tabulasi data = koefisien determinasi
dengan standar sebagai berikut : CR = nilai diagonal invers matrik
1. Nilai indeks minimum, yaitu skor korelasi
minimum dikali jumlah pernyataan Dengan derajat kebebasan (df) =
dikali jumlah responden. k dan (n-k-1) dan tingkat keyakinan 95 %
2. Nilai indeks maksimum, yaitu skor ( = 0,05) maka kaidah keputusan sebagai
maksimum dikali jumlah pernyataan berikut:
dikali jumlah responden. Ho diterima dan Ha ditolak jika ttabel ≤
3. Jenjang range, yaitu jenjang range thitung ≤ ttabel
yang diinginkan untuk katagori yang Ho ditolak dan Ha diterima jika thitung >
diberikan terdiri dari tingkat : sangat ttabel atau thitung < - ttabel
rendah, sedang, tinggi dan sangat Untuk menguji keberartian
tinggi. Range ialah selisih antara nilai koefisien jalur secara simultan maka
indeks maksimum dikurangi nilai digunakan uji F dengan rumus sebagai
indeks minimum. berikut :

7
(n - k - 1) R 2 (  1,  2,  3) y sebagai alat dalam penelitian ini, uji
F
 
k 1  R 2 (  1,  2,  3 y
validitas menilai sejauh mana instrumen
yang digunakan telah sah untuk mengukur
Keterangan : variabel dan uji reliabilitas digunakan
R2 = Koefisien Determinasi untuk menilai tingkat kehandalan
N = Jumlah Observasi instrumen penelitian.
K = Banyak Variabel
Dengan derajat kebebasan (df) =
k dan (n-k-1) dan tingkat keyakinan 95% B. Deskripsi Hasil Penelitian
(=0,05) maka dilakukan kaidah Sebagaimana telah diuraikan
keputusan sebagai berikut : sebelumnya bahwa variabel penelitian ini
Terima Ho dan Tolak Ha jika Fhitung ≤ Ftabel terdiri dari dua variabel, yaitu variabel
Tolak Ho dan Terima Ha jika Fhitung > Implementasi kebijakan sebagai variabel
Ftabel bebas (independent) yang diberi simbol X
dan Kinerja Organisasi sebagai variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN terikat (dependent), yang diberi simbol Y.
Jumlah responden yang diambil
A. Hasil Penelitian dari populasi sebanyak 45 responden,
Hasil penelitian yang telah masing-masing responden memberikan
peneliti lakukan pada Kelurahan di Kota respon terhadap angket yang terdiri dari 24
Banjar dengan menggunakan teknik item pertanyaan, yang terdiri 13 item
pengumpulan data melalui studi pernyataan berkaitan dengan Implementasi
kepustakaan dan studi lapangan yang kebijakan, 11 item pernyataan berkaitan
terdiri dari observasi, wawancara dan dengan Kinerja organisasi, dimana untuk
penyebaran angket dari anggota populasi. setiap item pernyataan disertai 5 alternatif
Pada penelitian ini penyebaran angket jawaban. Indikator-indikator dalam setiap
yang peneliti sebarkan sejumlah 45 variabel penelitian dijabarkan ke dalam
eksemplar untuk 45 orang responden yang pernyataan tertutup, dimana setiap
tersebar di seluruh Kelurahan di Kota pernyataan pada kuesioner memiliki lima
Banjar dengan jumlah item pernyataan alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh
sebanyak 24 item. Variabel penelitian ini responden.
terdiri dari dua variabel, yaitu variabel
Implementasi kebijakan sebagai variabel 1. Variabel Implementasi kebijakan (X)
bebas yang diberi simbol X, Kinerja Implementasi kebijakan dibagi
Organisasi sebagai variabel tidak bebas menjadi empat faktor yaitu komunikasi
yang diberi simbol Y. Penelitian ini (X1.1), sumber daya (X1.2), disposisi (X1.3)
dilakukan dengan cara menganalisis dan struktur birokrasi (X1.4). Setiap prinsip
variabel Implementasi kebijakan yang diwakili oleh beberapa indikator yang
diperkirakan mempunyai pengaruh besar dibagi lagi menjadi beberapa item
terhadap Kinerja Organisasi, rangkaian pernyataan, untuk mengetahui kondisi
penelitian yang dilakukan sebagai suatu variabel Implementasi kebijakan maka
studi pada Kelurahan di Kota Banjar. dilakukan pengukuran dengan
Indikator-indikator dalam setiap menggunakan kuesioner yang terdiri dari
variabel penelitian dituangkan ke dalam 10 pernyataan, masing-masing disertai
pernyataan tertutup, dimana setiap lima kemungkinan jawaban yang harus
pernyataan penyebaran angket memiliki dipilih dan dianggap sesuai menurut
lima alternatif jawaban yang dapat dipilih responden.
oleh responden. Alternatif tersebut diberi a. Dimensi Komunikasi (X1)
skor dari 5 sampai 1 untuk pernyataan Berdasarkan hasil sebaran angket dapat
yang positif. Uji validitas dan reliabilitas diketahui bahwa rata-rata komunikasi pada
sangat penting dalam pengujian instrumen Kelurahan di Kota Banjar baru mencapai

8
56,74% atau dengan kategori cukup baik, c. Responsivitas (Y3)
sedangkan berdasarkan hasil hitung SPSS Berdasarkan hasil sebaran angket diketahui
sebesar 11,8% bahwa skor responsif Pada Kelurahan di
b. Dimensi Sumber Daya (X2) Kota Banjar baru mencapai 60,7% atau
Berdasarkan hasil sebaran angket dapat dengan kategori cukup baik
diketahui bahwa rata-rata diketahui bahwa d. Responsibilitas (Y4)
rata-rata sumber daya Pada Kelurahan di Berdasarkan hasil sebaran angket diketahui
Kota Banjar baru mencapai 55,67% atau bahwa skor responsibility Pada Kelurahan
dengan kategori cukup baik, sedangkan di Kota Banjar baru mencapai 55% atau
berdasarkan hasil hitung SPSS sebesar dengan kategori cukup baik.
46,9% e. Akuntabilitas (Y5)
c. Dimensi Disposisi (X3) Berdasarkan hasil sebaran angket diketahui
Berdasarkan hasil sebaran angket dapat bahwa skor akuntabilitas Pada Kelurahan
diketahui bahwa rata-rata diketahui bahwa di Kota Banjar baru mencapai 59% atau
rata-rata disposisi Pada Kelurahan di Kota dengan kategori cukup baik
Banjar baru mencapai 61,78% atau
dengan kategori cukup baik, sedangkan C. Perhitungan Struktur Variabel
berdasarkan hasil hitung SPSS sebesar Berdasarkan tabel korelasi
10,8% koefisien menunjukan bahwa nilai
d. Dimensi Struktur Birokrasi (X4) koefisien determinasi (R2) sebesar 0,886
Berdasarkan hasil sebaran angket dapat berarti bahwa 78,5% variabilitas kinerja
diketahui bahwa rata-rata diketahui bahwa organisasi dapat diterangkan oleh variabel
rata-rata struktur birokrasi Pada Kelurahan bebas dalam hal ini implementasi
di Kota Banjar baru mencapai 55,41% atau kebijakan, terlihat bahwa pengaruh
dengan kategori cukup baik, sedangkan implementasi kebijakan terhadap kinerja
berdasarkan hasil hitung SPSS sebesar 9% organisasi sebesar koefisien determinasi
(R2 = 78,5%) atau 78,5% ini juga dapat
2. Variabel Kinerja Organisasi (Y) diartikan bahwa pengaruh variabel-
Variabel selanjutnya yang variabel diluar model yaitu sebesar Pyε = 1
dikemukakan hasilnya dalam penelitian ini - R2 = 0,215 (error)
adalah variabel kinerja organisasi, variabel Berdasarkan nilai-nilai koefisien tersebut,
ini diwakili oleh 11 pernyataan positif, selanjutnya dapat dihitung bahwa besar
oleh karena itu bobot skor dari masing- pengaruh dari variabel X ke Y adalah
masing item pernyataan bergerak dari 5 ke 0,785 yang merupakan kuadrat dari nilai
1 untuk pernyataan positif, Variabel koefisien R = 0,785, sedangkan besarnya
Kinerja Organisasi (Y) yang dilihat dari 5 pengaruh variabel lain yang tidak diteliti
(lima) dimensi yaitu Produktivitas (Y1), adalah sebesar 0,215
Kualitas Layanan (Y2), Responsivitas
(Y3), Responsibilitas (Y4), dan a. Pengaruh X1.1 Terhadap Y
Akuntabilitas (Y5) Pengaruh secara parsial
a. Produktivitas (Y1) komunikasi terhadap kinerja organisasi
Berdasarkan hasil sebaran angket diketahui atau ρYX1.1 sebesar 0,207. Untuk
bahwa skor produktivitas Pada Kelurahan pengujian hipotesis secara parsial
di Kota Banjar baru mencapai 60% atau pengaruh komunikasi (X1.1) terhadap
dengan kategori cukup baik kinerja organisasi (Y) dengan kriteria
b. Kualitas Layanan (Y2) penolakan Ho jika thitung > ttabel. Hasil
Berdasarkan hasil sebaran angket diketahui penghitungan SPSS diperoleh thitung = 2,226
bahwa skor Kualitas Layanan Pada sedangkan ttabel sebesar 1,679 dengan
Kelurahan di Kota Banjar baru mencapai demikian thitung > ttabel sehingga dapat
56,44% atau dengan kategori cukup baik

9
dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif KESIMPULAN DAN SARAN
komunikasi terhadap kinerja organisasi.
A. Kesimpulan
b. Pengaruh X1.2 Terhadap Y Setelah diselesaikan analisis hasil
Pengaruh secara parsial sumber penelitian dan pembahasan tentang
daya terhadap kinerja pegawai atau ρYX1.2 Pengaruh Implementasi Kebijakan
sebesar 0,674. Untuk pengujian hipotesis Terhadap Kinerja Kelurahan di Kota
secara parsial pengaruh sumber daya (X1.2) Banjar (Study Keputusan Walikota
terhadap kinerja organisasi (Y) dengan Banjar Nomor : 148/Kpts.145.b-
kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel. Tapem/2008 tentang Jenis Urusan
Hasil penghitungan SPSS diperoleh thitung = Pemerintahan Kota Banjar yang
6,306 sedangkan ttabel sebesar 1,679 dilimpahkan kepada Lurah) selanjutnya
dengan demikian thitung > ttabel sehingga dapat disimpulkan hasil-hasil analisis dan
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh pembahasan tersebut sebagai berikut :
positif sumber daya terhadap kinerja 1. Secara simultan implementasi
organisasi. kebijakan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja Kelurahan di Kota
c. Pengaruh X1.3 Terhadap Y Banjar sebesar 78,5% sedangkan
Pengaruh secara parsial disposisi pengaruh variabel lain yang tidak
terhadap kinerja organisasi atau ρYX1.3 diteliti sebesar 21,5%. Dengan
sebesar 0,195. Untuk pengujian hipotesis demikian variabel implementasi
secara parsial pengaruh disposisi (X1.3) kebijakan merupakan variabel penting
terhadap kinerja organisasi (Y) dengan dalam meningkatkan kinerja
kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel. organisasi agar sesuai yang
Hasil penghitungan SPSS diperoleh thitung = diharapkan.
2,124 sedangkan ttabel sebesar 1,679 2. Secara parsial dimensi-dimensi
dengan demikian thitung > ttabel sehingga implementasi kebijakan yang terdiri
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh dari komunikasi, sumber daya,
positif disposisi terhadap kinerja disposisi, struktur birokrasi
organisasi. berpengaruh signifikan terhadap
kinerja Kelurahan di Kota Banjar.
d. Pengaruh X1.4 Terhadap Y Dari hasil penelitian menunjukkan
Pengaruh secara parsial struktur bahwa dimensi sumber daya memiliki
birokrasi terhadap kinerja organisasi atau pengaruh paling besar terhadap kinerja
ρYX1.4 sebesar 0,413. Untuk pengujian organisasi sebesar 46,9%, selanjutnya
hipotesis secara parsial pengaruh struktur diikuti oleh dimensi komunikasi
birokrasi (X1.4) terhadap kinerja organisasi sebesar 11,8%, sedangkan dimensi
(Y) dengan kriteria penolakan Ho jika disposisi sebesar 10,8% dan struktur
thitung > ttabel. Hasil penghitungan SPSS birokrasi sebesar 9%.
diperoleh thitung = 4,304 sedangkan ttabel
sebesar 1,679 dengan demikian thitung > B. Saran
ttabel sehingga dapat dikatakan bahwa Saran Akademik
terdapat pengaruh positif struktur birokrasi a. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
terhadap kinerja organisasi. berkembang semakin cepat,
diupayakan agar kebijakan dapat
menerapkan strategi yang tepat supaya
para pegawai yang ada mampu
mengembangkan kemajuan organisasi.
b. Bagi pengembangan akademik dan
peningkatan ilmu pengetahuan,

10
disarankan untuk dilakukan penelitian pegawai, sarana dan prasarana serta
lebih lanjut berkaitan dengan variabel anggaran.
Implementasi dan Kinerja Organisasi b. Guna pencapaian kualitas kerja yang
dalam konteks lokus dan masalah optimal, sebaiknya kebijakan
yang berbeda, terutama dimensi- dilengkapi dengan Petunjuk
dimensi lain yang berpengaruh diluar Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk
dimensi yang dibahas dalam penelitian Teknis (Juknis) untuk menghindari
ini. terjadinya tumpang tindih
c. Penelitian yang dilakukan ini
menggunakan teori yang masih cukup
relevan dan aktual, oleh karena itu
disarankan kepada peneliti lain untuk DAFTAR PUSTAKA
menguji kembali hasil penelitian ini
serta dapat mengembangkan konsep- Agustino, Leo. 2012. Dasar-dasar
konsep yang berhubungan dengan Kebijakan Publik, Bandung :
implementasi dan kinerja organisasi. Alfabeta

Saran Praktis Ali Farid dkk, 2012. Studi Analisa


a. Sumberdaya menjadi kendala utama Kebijakan, Konsep, Teori dan
bagi Kelurahan di Kota Banjar untuk Aplikasi Sampel Teknik Analisa
meningkatkan kinerja, diharapkan Kebijakan Pemerintah, Bandung :
lurah selaku pimpinan di Kelurahan PT. Refika Aditama
mempunyai inovasi dalam
meningkatkan kinerjanya terutama Arikunto, S. 2009. Manajemen Penelitian,
dalam kualitas layanan kepada Jakarta : Rineka Cipta
masyarakat dengan memanfaatkan
sumberdaya yang terbatas. Darmawan, Dhidit. 2013. Prinsip-Prinsip
b. Kelurahan di Kota Banjar harus Perilaku Organisasi, Surabaya : PT.
mempunyai keinginan / komitmen Temprina Media Grafika
kuat untuk meningkatkan kinerja
diantaranya dengan meningkatkan Dunn, N William. 1999, Pengantar
kompetensi pegawai. Hal ini dapat Analisis Kebijakan Publik
dilakukan dengan menyelenggarakan (diterjemehkan oleh: Samodra
bimbingan pegawai dalam rangka Wibawa.dkk) Yogyakarta : Gadjah
meningkatkan sumber daya manusia Mada University Press.
di Kelurahan di Kota Banjar.
Gie. The Liang 1993. Administrasi
Saran Kebijakan Perkantoran. Yokyakarta :
a. Untuk lebih meningkatkan kinerja Modern Liberty.
organisasi kelurahan yang ada di Kota
Banjar, sebaiknya dilakukan Hasibuan, Melayu S.P. 2001. Manajemen
penguatan pada dimensi sumberdaya Sumber Daya Manusia: Dasar dan
mengingat berdasarkan hasil Kunci Keberhasilan, Jakarta : Haji
penelitian dimensi sumberdaya Masagung.
berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja, sehingga tujuan Imronah, Modul Implementasi Kebijakan :
organisasi dapat tercapai. Kebijakan Perspektif, Model dan Kriteria
pemerintah perlu didukung oleh Pengukurannya
sumberdaya dalam hal ini yaitu

11
Indiahono, Dwiyanto. 2009. Perbandingan Sumaryadi, I Nyoman. 2010. Efektivitas
Administrasi Publik, Yogyakarta : Implementasi Kebijakan Otonomi
Gava Media Daerah, Jakarta : Alfabeta

Keban,Yeremis T. 2014, Enam Dimensi Suryadi, Sholeh.2007. Administrasi Publik


Strategis Administrasi Publik dan Otonomi Daerah, Bandung :
Konsep, Teori dan Isu, Yogyakarta : Prisma Press
Gava Media.
Tampubolon, Manahan P. 2012. Perilaku
Mangkunegara, Anwar P. 2005, Evaluasi Keorganisasian (Organization
Kinerja Sumber Daya Manusia, Behavior), Bogor : Ghalia Indonesia
Bandung : PT. Refika Aditama
Thoha. 2008. Ilmu Administrasi
Nugroho. Riant 2002. Public Policy. Kontemporer, Jakarta : Kharisma Putra
Dinamika Kebijakan Analisis Utama
Kebijakan Manajemen Kebijakan.
Elex Media Komputindo. Jakarta Tachjan, 2006. Implementasi Kebijakan
Publik. Truen NTH Bandung
Pasolong, Harbani. 2013, Teori
Administrasi Publik, Bandung : CV. Utomo Tri Widodo W., 2004. Bahan
Alvabeta Diskusi pada Diklat Penataan
Kelembagaan Pemerintah Daerah
Purwanto, Erwan Agus & D.R. “Pendelegasian Kewenangan
Sulistyastuti. 2012, Implementasi Pemerintah Daerah Kepada
Kebijakan Publik Konsep dan Kecamatan dan Kelurahan.
Aplikasinya di Indonesia,
Yogyakarta : Gava Media. Wahab. Solichin Abdul. 2001. Analisis
Kebijakan Dari Formulasi ke
Satibi, Iwan. 2011, Teknik Penulisan Penyusunan Model-Model
Skripsi, Tesis & Disertasi, Bandung : Implementasi Kebijakan Publik.
Ceplas Bumi Aksara. Jakarta

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya


Manusia dan Produktivitas Kerja, Dokumen
Bandung : Mandar Maju
Larmanto, 2007. Implementasi Kebijakan
Siagian, Sondang P. 1990. Organisasi, Pemungutan Pajak Bumi dan
Kepemimpinan dan Prilaku Bangunan (PBB) di Kecamatan
Administrasi, Jakarta : Gunung Jaten Kabupaten Karanganyar,
Agung Tesis Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan
Kompetensi SDM. Yogyakarta : Pustaka Kunto Hamidjoyo, 2004, Analisis Faktor-
Pelajar faktor yang mempengaruhi
keberhasilan Implementasi
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kebijakan Penataan, Pembinaan,
Kuantitatif Kualitatif dan R & D. dan Penertiban Pedagang Kaki
Bandung : Alfabeta Lima (PKL) di Surabaya (Studi
Kasus di Kecamatan Laweyan),

12
Tesis, Universitas Diponegoro
Semarang.

UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah

PP 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor


36 Tahun 2007 tentang Pelimpahan
Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota
kepada Lurah
Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 6
Tahun 2010 tentang perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 11
Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat
Daerah Kota Banjar

Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 27


Tahun 2006 tentang Kelurahan

Peraturan Walikota Banjar Nomor 38


Tahun 2010 tentang Tugas Pokok Fungsi
dan Tata Kerja Unsur Organisasi
Kelurahan di Wilayah Kota Banjar

Keputusan Walikota Banjar Nomor :


148/Kpts.145.b-Tapem/2008 tentang Jenis
Urusan Pemerintahan Kota Banjar yang
dilimpahkan kepada Lurah

13

Potrebbero piacerti anche