Sei sulla pagina 1di 10

KONSUMSI MINUMAN NUTRAFOSIN BERISI INULIN DAN

FRUKTOOLIGOSAKARIDA (FOS) MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA


PENDERITA DISLIPIDEMIA

Nutrafosin Contained Fructooligosacharide (FOS) and Inulin Beverage Consumption


Decreased Triglycerides Level on Dyslipidemic Subject

Tejasari
1)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Email : tejaharto@yahoo.com

ABSTRACT

Food contains nutrients, including carbohydrate which has major role in energy
production needed for internal and external activities. Several kinds of carbohydrate, such as
inulin (fruktan) and fructooligosacharides (FOS) were proven be able to modify physiologic and
biochemical process, specifically fatty acids and cholesterol metabolism. These fact showed that
this both carbohydrate compounds biologically active in influencing blood lipid profile, including
tryasilglycerol (TAG) or tryglycerides. Both compounds have been claimed as functional food
ingredients. Health effect of inulin and FOS will be emerged if the subject has enough energy and
nutrient intake. In Indonesia, clinical trial of health effect of functional food ingredient on human
is difficult to be done because of problem in controlling entirely the subject food consumption. This
study was done on dyslipidemic subject that fulfill inclusion requirement and willing (informed
consent) to follow all experiment procedures for 21 days, with their daily food consumption pattern
as usual. Dyslipidemic subjects are out patient in Subandi Hospital in Jember. Therefore, they
have been given nutrition consultation from specialized medical doctor in cardiovascular diseases
and from nutrition unit as well. This experiment aims to evaluate the effect of inulin and FOS
intake from Nutrafosin beverage consumption on tryglycerides level of dyslipidemic whom their
consumption pattern was as usual. Food consumption data was gained through 24 hours Recall
Method for 3 days. Energy requirement was determined based on relative body weight (RBW).
This experimental study was a clinical trial as a pararel matched pairs design. The intended
sample were choosen from accesible population thru non-probability and consecutive sampling.
One cup of Nutrafosin beverage contained 2 g inulin powder and 50 ml FOS that given by single
blinding placebo designed to 16 dislipidemic subject for 21 days consumption orally.
Tryglycerides level measurement was done at 0 days and 22th days. The tryglycerides level
difference between before and after treatment from placebo and treatment groups was analyzed
using statistical T-test pair at 95 % confidence interval. The result showed that Nutrafosin
beverage consumption by dyslipidemic for 21 days decreased trygycerides by 18.5 percent,
significantly (Tc= 1,108 < Ttab = 2,365).

Kata kunci : inulin, fructooligosacharide (FOS), tryglycerides, dysl ipidemic, dietary fibre
consumption pattern

PENDAHULUAN kelompok karbohidrat, yaitu polisakarida


dan oligosakarida, telah dibuktikan oleh
Pangan fungsional adalah pangan banyak penelitian dalam dan luar negeri,
yang selain memasok zat gizi, juga mampu memodulasi proses fisiologis dan
mengandung zat aktif pangan yang telah biokimiawi, khususnya metabolisme asam
terbukti menimbulkan efek sehat pada lemak. Inulin dan fruktooligosakarida
manusia. Beberapa zat aktif pangan dari (FOS) dalam penelitian sebelumnya

21
J Agrotek 5(2) : 21-30

disebutkan mampu menurunkan kadar Pola konsumsi pangan yang tidak


trigliserida (Williams, 1999) pada seimbang membawa pada kondisi profil
individu moderat hiperlipidemia secara lipida yang tidak normal, seperti
nyata. Efek fungsional sehat tersebut dislipidemia. Konsumsi pangan sumber
wajib dibuktikan pada serangkaian karbohidrat yang berlebih, pangan sumber
pengujian pada tingkat kimia, biokimia lemak dengan mutu yang rendah,
pada system in vitro, dan in vivo baik pada konsumsi pangan rendah serat,
uji hewan, dan uji klinis pada manusia. mengakibatkan pada kadar TAG yang
Kondisi metabolisme asam lemak tinggi. Keadaan kadar TAG tinggi dalam
berpengaruh terhadap profil lipida darah, waktu lama dapat menimbulkan penyakit
termasuk kadar trigliserida (TAG). jantung.
Ketidakseimbangan profil lipida darah Salah satu upaya perbaikan gizi
atau dikenal dengan dislipidemia masyarakat adalah penyediaan pangan
berakibat pada gangguan fungsi jantung. bergizi dan sehat, seperti pangan
Badan kesehatan dunia, WHO, fungsional. Minuman Nutrafosin adalah
memperkirakan sejumlah 16,2 juta orang jenis minuman sehat yang mengandung
di dunia meninggal akibat penyakit senyawa aktif inulin ( 3 g bubuk inulin)
kardiovaskuler setiap tahun, atau 29,2 dan oligosakarida (50 ml bahan cair FOS)
persen dari total kematian, diantaranya dan bahan tambahan lainnya (gula
(43 %) akibat penyakit jantung koroner, Tropicana dan CMC) , yang akan diuji
akibat stroke (33%), dan hipertensi (24%). secara klinis efek fungsional sehatnya.
Seringkali, penderita tidak menyadari Penelitian ini bertujuan untuk
penyakitnya hingga berakhir pada menganalisis efek fungsional minuman
kematian akibat serangan jantung Nutrafosin berisi inulin dan FOS terhadap
mendadak Dalam beberapa dekade, penurunan kadar TAG darah secara klinis.
prevalensi penyakit ini cenderung
meningkat dan masih sebagai penyebab
kematian utama di berbagai benua mulai METODE PENELITIAN
dari Amerika Utara, Eropa dan Asia,
termasuk Indonesia (Eye, 2007). Penelitian eksperimental klinik
Di Indonesia, prevalensi penyakit (clinical trial) dengan desain pararel
jantung koroner (PJK) meningkat dari matched pairs dilakukan di Poli Jantung
tahun ke tahun. Survei Kesehatan Rumah RSD dr. Soebandi Jember, selama tiga
Tangga (SKRT) pada tahun 1993 bulan, yaitu pada bulan (April 2010 - Juni
menunjukkan bahwa penyakit jantung 2010). Penelitian dilakukan dalam
mengakibatkan kematian 19,8 persen dari beberapa tahapan sebagai berikut : 1)
seluruh penyebab kematian, dan mendapatkan etical claerance, 2)
meningkat menjadi 24,4 persen pada penentuan populasi, 2) pengumpulan data
tahun 1998. Hasil SKRT tahun 2001, PJK kesehatan pasien, 3) pegambilan sampel,
telah menempati urutan pertama dalam 4) melakukan informed consent, 5)
deretan penyebab utama kematian di analisis konsumsi pangan subjek, 6)
Indonesia. Penyakit jantung koroner intervensi minuman Nutrafosin 21 hari, 7)
disebabkan oleh multifaktor risiko yang analisis kadar trigliserida (TAG) sebelum
terakumulasi pada kondisi tertentu dan sesudah intervensi, 8) analisis data
mencetuskan penyakit tersebut. Studi konsumsi dan kadar TAG darah subjek.
epidemiologi telah berhasil Populasi dislipidemia adalah
mengidentifikasi faktor risiko PJK, di pasien yang sedang menjalani rawat jalan
antaranya merokok, pola konsumsi di poli penyakit jantung sebagai populasi
pangan, pola aktivitas, dan dislipidemia. terjangkau (accesible population).
Kelompok ini meliputi subjek yang

22
Analisis Dampak Penurunan Trigliserida Darah Minuman Fungsional Nutrafosin
memenuhi kriteria pemilihan, yakni BBR<90%, kebutuhan energy 40-60
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Kal/kgbb. Jika BBR 90-100%, kebutuhan
inklusi meliputi pasien dengan penyakit energy 30 Kal/kg BB. Jika BBR>110%,
dislipidemia, Usia 35-70 tahun, Kadar kebutuhan energy 20 kal/kg BB. Jika
kolesterol LDL >100mg/dl sampai <160 BBR>120% maka kebutuhan energi 15
mg/dl, dan tidak merokok. Sementara Kal/kg BB. Tingkat konsumsi merupakan
kriteria eksklusi meliputi : melakukan persentase pemenuhan energy yang
olah raga ekstrem, lingkar perut untuk dianjurkan (AKG energy).
wanita >102 cm dan untuk laki-laki >88 Pemberian intervensi dilakukan
cm, memiliki komplikasi yang berat dengan secara single blinding random di
(misalnya gagal jantung), menderita rumah subjek dislipidemia. Pemberian
diabetes, menderita penyakit yang akan minuman fungsional FOS-Inulin
menganggu pola makan normal diberikan setiap hari selama 21 hari.
(contoh :demam thyfoid), konsumsi Kedua kelompok subjek dislipidemia
makanan atau minuman prebiotik dan mendapatkan, minuman plasebo atau
probiotik lainnya, mengonsumsi pencahar, minuman nutrafosin sejumlah 150
atlit/berolahraga secara ekstrim, konsumsi ml/hari yang diminum setiap hari selama
makanan atau minuman tradisional atau 21 hari secara oral. Pemberian intervensi
jamu yang khasiatnya menurunkan disertai penjelasan waktu konsumsi, dan
kolesterol/ trigliserida. Sampel yang penjelasan tentang semua pertanyaan lain
dikehendaki (intended sampel) diambil dari subjek penelitian, yang berkaitan
secara non-probability dengan dengan penelitian. Waktu pemberian
consecutive sampling. minuman ini adalah sore hari disela waktu
Berdasarkan kriteria inklusi dan makan siang dan makan malam. Setelah
kriteria eksklusi maka akan diambil 16 diberikan perlakuan selama 21 hari
sampel. Kemudian secara acak akan Pengawasan terhadap kepatuhan subjek
dibagi menjadi dua kelompok yang dislipidemia dilakukan dengan cara
proporsional, yaitu kelompok perlakuan mendatangi rumah subjek dan
dan kelompok kontrol. Ketika pemilihan pengawasan kondisi kesehatan pasien
sampel, dilakukan juga pengambilan data dilakukan melalui telepon dan kunjungan
tentang riwayat kesehatan pasien dan langsung. Setelah 21 hari konsumsi
catatan trigliserida darah awal. minuman Nutrafosin, subjek datang ke
Sumbernya dari dokumentasi catatan rumah sakit untuk memeriksakan kadar
kesehatan pasien (rekam medis) yang TAG pada pagi hari setelah melakukan
dimiliki RSD dr. Soebandi dengan teknik puasa selama 12 jam di malam harinya.
pengamatan sistematis. Setelah ditentukan Pengukuran kadar TAG dilakukan dengan
sampel, dan sebelum data kesehatan metode GPO-PAP Oto.
pasien diambil, dilakukan penjelasan
kepada pasien tentang informed consent Alat dan Bahan Penelitian
yang berisi tentang tujuan penelitian, lama Instrumen yang digunakan pada
perlakuan, kewajiban subjek, kesempatan penelitian ini yaitu formulir Informed
bertanya, dan jaminan efek aman dari Consent, lembar pemantauan, food model,
perlakuan. Konsumsi pangan subjek daftar komposisi bahan makanan
Dislipidemia dikumpulkan dengan metode (DKBM). Alat pendukung lainnya yaitu
24 jam recall berpanduan pada kuesioner alat tulis, tensimeter, stetoskop, dan
konsumsi pangan individu daan dibantu timbangan berat badan. Adapun, bahan
dengan alat food model. Perhitungan utama yang digunakan adalah minuman
jumlah energy dilakukan berdasarkan Nutrafosin dalam bentuk kemasan
berat badan relatif (BBR) subjek. Rumus bervolume 150 ml. Bahan Inulin alami
BBR= [BB (kg) /(TB-100)]. Jika dari bubuk kering inulin diekstrak dengan

23
J Agrotek 5(2) : 21-30

pelarut etanol dari umbi akar tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN


dahlia (Dahlia pinnata). Sedangkan,
bahan cair FOS adalah bahan pangan Konsumsi Pangan Subjek Dislipidemia
berisi fruktooligosakarida yang diperoleh Kondisi status gizi individu adalah
secara mikrobiologis melalui fermentasi cerminan dari konsumsi pangannya,
sukrosa oleh jamur Aspergillus niger. sebagaimana suatu kebenaran medis
mengungkapkan bahwa “you are what you
Analisis Data
eat”. Panduan konsumsi pangan yang
Data konsumsi pangan dan pola dapat diacu adalah Piramida Pangan dan
konsumsi pangan diolah dengan bantuan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
DKBM dan program Food Processsor dan bagi individu sehat. Panduan khusus
dianalisis secara kuantitatif. Demikian juga konsumsi bagi penderita dislipidemia
dengan data kuantitatif hasil pengukuran biasanya dapat diperoleh di biro konsultasi
kadar TAG darah sebelum dan sesudah gizi, yang hingga kini belum marak di
perlakuan dianalisis secara statistic. Indonesia.
Perbedaan kadar TAG sebelum dan sesudah Pada studi ini, konsumsi pangan
pemberian intervensi masing-masing subjek dislipidemia dijelaskan dengan
kelompok dianalisis dengan uji statistic T- indicator kecukuan energy, baik yang
test berpasangan pada Confidence Interval berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein.
95%. Dasar pengambilan keputusan Kecukupan energy ditentukan berdasarkan
keputusan dalam uji t-test berpasangan berat badan relatifnya. Hasil olah data
adalah bila nilai α<0,05 maka H0 ditolak konsumsi pangan subjek dislipidemia
dan H1 diterima (Wahana Komputer, 2010). kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
Selain itu, dapat juga dilakukan berdasarkan yang diperoleh dengan metode 24 jam
nilai –t tabel≤ t hitung ≤ t tabel, maka H0 recall disajikan berturut-turut pada Tabel 1
ditolak dan H1 diterima (Alma, 2007). dan Tabel 2.

Tabel 1 Konsumsi Pangan Subjek Dislipidemia Kontrol


Subjek Energi (kkal) Energi dari Zat Gizi Makro (kkal)
Dislipi
demia Aspn Kec AKG Lemak Protein Karbohidrat
Aspn Kec AKG Aspn Kec AKG Aspn Kec AKG
D1 1932 2366 81 1863 591 207 296,0 354,9 83 2532 1419 178
D2 2086 2958 70 738 739 82 432,4 443,7 97 880 1774 49
D3 2482 2224 112 117 556 13 337,2 333,6 101 1972 1334 147
D4 1717 2727 83 306 1636 34 292,8 409,1 72 1092 1636 66
D5 1843 2210 83 99 1326 11 40,4 331,5 63 1332 1326 100
D6 1910 1681 113 144 420 36 551,2 252,1 218 876 1008 86
D7 1820 1823 99 72 455 8 229,2 273,5 83 1440 1093 131
D8 1574 2185 72 315 546 35 282,4 327,8 86 676 1311 51
Rerata 1920 2271 84 516 784 53 328,9 340,8 99 1519 1362 101
Keterangan : D = subjek dyslipidemia; Aspn = Asupan (kkal); Kec = Kecukupan (kkal); AKG = Angka Kecukupan Gizi (%)

24
Analisis Dampak Penurunan Trigliserida Darah Minuman Fungsional Nutrafosin
Tabel 2 Konsumsi Pangan pada Kelompok Subjek Dislipidemia Perlakuan
Subjek Energi (kkal) Energi dari Zat Gizi Makro (kkal)
Dislipi
demia Aspn Kec AKG Lemak Protein Karbohidrat
Aspn K ec AKG Aspn Kec AKG A Kec AKG
D1 2348 1823 129 324 456 71 617,6 273,4 225 1600 1094 146
D2 2416 2246 108 468 562 83 336,4 336,9 99 1472 1348 109
D3 2385 1913 125 207 478 43 399,6 286,9 139 1680 1148 146
D4 1856 2130 87 414 533 77 424,4 319,5 132 1000 1278 78
D5 1602 1095 146 288 274 105 296,8 163,9 157 824 657 125
D6 1328 1854 72 36 464 7 118,8 278,1 42 1048 1112 94
D7 1760 1815 97 297 453 65 362,8 272,2 133 1008 1089 92
D8 1554 1811 86 126 452 27 337,6 271,6 124 1056 1087 97
Rerata 1906 1836 106 272 459 59 356,7 275,3 131 1211 1102 110
Keterangan : Aspn = Asupan (kkal); Kec = Kecukupan (kkal); AKG = Angka Kecukupan Gizi (%)

Hasil olah data konsumsi pangan Kalori (66 % AKG). Namun, konsumsi
subjek dislipidemia kontrol menunjukkan pangan subjek dislipidemia control
bahwa rerata energy yang dihasilkan dari memberi energy dari lemak dan protein
asupan konsumsi pangannya di bawah telah sesuai anjuran, yaitu berturut-turut
AKG energinya, (84 % AKG ). Hanya sebesar 23 persen 14,5 persen.
seperempat (25%) subjek dislipidemia Data konsumsi pangan subjek pada
control mendapatkan energy sehari-hari dari dua kelompok menunjukkan asupan energy
konsumsi pangannya di atas nilai dari ke tiga zat gizi makro yang tidak
kecukupannya. Tidak sesuai dengan seimbang. Kelebihan energi pada
anjuran yaitu energy dari karbohidrat di atas kelompok dislipidemia perlakuan dan
50 persen, yaitu 1519 Kalori (67 % AKG). kekurangan energy pada kelompok kontrol
Namun, konsumsi pangan subjek berakibat pada gangguan metabolisme asam
dislipidemia control memberi energy dari lemak sehingga mempengaruhi kadar TAG
lemak dan protein belum sesuai anjuran, darah.
yaitu berturut-turut sebesar 15 persen 19,4
persen. Pola Konsumsi Pangan Subjek
Hasil olah data konsumsi pangan Dislipidemia
subjek dislipidemia perlakuan Data pola konsumsi pangan
menunjukkan bahwa rerata energy yang memeberi informasi kekerapan dan
dihasilkan dari asupan konsumsi pangannya keragaman jenis pangan setiap kelompok
sedikit di atas AKG energinya, (106 % pangan yang biasa dikonsumsi subjek
AKG ). Sebagian (50%) subjek dislipidemia sehari-hari. Berdasarkan data
dislipidemia perlakuan mendapatkan energy tersebut, dapat diketahui jenis pangan dari
sehari-hari dari konsumsi pangannya di setiap kelompok pangan yang paling sering
atas nilai kecukupannya. Tidak sesuai dikonsumsi subjek dislipidemia kelompok
dengan anjuran yaitu energy dari kontrol dn perlakuan( Tabel 3).
karbohidrat di atas 50 persen, yaitu 1211

25
J Agrotek 5(2) : 21-30

Tabel 3 Kekerapan dan Keragaman Konsumsi Pangan Subjek Dislipidemia


Kelompok/ Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan
Jenis Pangan
Urutan Pangan yang Dikonsumsi Makanan yang Paling Sering Dikonsumsi
(dimulai dari yang paling sering) (dimulai dari yang paling sering)

Pangan Pokok Nasi, Umbi, Roti, Mie, Kentang Nasi, Roti, Kentang, Umbi, Mie

Lauk Hewani Daging Ayam, Telur, Ikan Laut, Ikan Laut, Telur, Daging Ayam, Daging Sapi, Ikan
Daging Sapi, Teri, Sungai,Daging Kambing, Teri, Cumi,
Kikil/rambak/cecek, Ikan sungai, Kikil/rambak/cecek, Sarden, kerang
Daging kambing, Cumi, Kerang,
Sarden
Lauk Nabati Tahu, Jagung, Kentang, Kacang- Tempe, Tahu, Jagung, Kentang, Kacang-kacangan
kacangan, Tempe
Sesayuran Sawi, Wortel, Labu Siam, Bayam, Taoge, Wortel, Mentimun, Sawi, Terung, Labu siam,
Taoge, Terung, Mentimun, Buncis, Buncis, Genjer, Kacang panjang, Bayam, Kangkung,
Kenikir, Kangkung, Arnong, Kacang Kenikir, Jagung Muda, Brokoli, Cauliflower, Labu
Panjang\, Jagung muda, Selada, kuning, Daun singkong, Ercis/kapri, Paprika,
Cauliflower, Labu kuning, Brokoli, Arnong, Daun Pepaya, Selada, Labu sayur, Daun
Genjer, Daun papaya, Paprika, kalian, takokak
Ercis/kapri, Daun singkong, Labu
sayur, Daun kalian, takokak
Bebuahan Pisang, apel, salak, melon, jeruk, Pisang, apel, jeruk, semangka, melon, anggur,
semangka, anggur, langsep/duku mangga, langsep/duku, alpukat, salak, srikaya, nanas,
,alpukat, durian, mangga, nanas, durian, sawo, kenitu, naga, kiwi
sawo, kenitu, naga, srikaya, kiwi
Minuman teh, jus buah, kopi, susu, minuman Teh, susu, minuman ringan, kopi, jus buah, minuman
ringan, minuman formula, minuman formula, minuman suplemen
suplemen
Serba Aneka kue jajanan, cake, bakso, mie ayam Bakso, kue jajanan, mie ayam, cake

Berdasarkan data pada Tabel 3 1,8 gram dan asam lemak tak jenuh 3,6
diketahui bahwa subjek dislipidemia gram. Daging ayam dan telur memiliki
kelompok perlakuan sering mengkonsumsi nisbah asam lemak tak jenuh dan asam
nasi, ikan laut, daging ayam, telur, tempe, lemak jenuh masih di bawah nila P/S <2,
taoge, mangga, teh dan mie ayam. masih belum baik mutu lemaknya. Buah
Sementara, subjek dislipidemia kelompok alpukat merupakan pangan nabati dengan
kontrol lebih sering mengkonsumsi nasi, kandungan lemak tidak jenuh yang baik.
daging ayam, kacang-kacangan, sawi, Sementara pisang, walau mengndung serat
pisang, melon, apel, teh, kopi, dan kue tetapi memberi memberi energy yang tinggi.
jajanan. Jenis pangan sumber serat tidak Kelebihan energy dapat dimetabolis
sering dikonsumsi, dan taoge bukan sumber menjadi lemak, khususnya trigliserida.
serat yang baik seperti sayuran daun lainnya,
seperti brokoli, daun sawi, singkong, dan Kadar Trigliserida Penderita
bayam. Kadar serat buah mangga lebih Dislipidemia
rendah dibandingkan dengan kadar serat Trigliserida atau triasilgliserol
buah apel. Mie ayam memberi asupan adalah senyawa lipida sederhana, berupa
karbohidrat sederhana. Telur mengandung ester dari alkohol gliserol dengan asam
asam lemak jenuh 1,7 gram dan asam lemak lemak. Pada kondisi asupan karbohidrat
tak jenuh 2,6 gram per butirnya (Whitney berlebih, tubuh akan mensintesisnya
dan Hamilton, 1984). Daging ayam, dalam menjadi trigliserida sebagai cadangan
100 gram mengandung asam lemak jenuh lemak. Cadangan lemak terbesar dalam

26
Analisis Dampak Penurunan Trigliserida Darah Minuman Fungsional Nutrafosin
tubuh berupa triasilgliserol yang disimpan berada sedikit di bawah nilai normal TAG,
di hati, jaringan lemak, dan dalam depot karena menurun sebesar 33,63 poin menjadi
lemak sel. Asupan jenis lemak terbanyak 148,25 mg/dl (Tabel 4). Hasil analisis
dari diet manusia adalah triasilgliserol tersebut menunjukkan penurunan kadar
(Murray et al., 2009). TAG pada subjek perlakuan yang
Karbohidrat yang berlebih tersebut mengkonsumsi minuman Nutrafosin selama
dikonversi menjadi triasilgliserol di hati 21 hari, sebesar 18,5 persen. Hal tersebut
(Guyton dan Hal, 2007: 887). Langkah terjadi karena inulin dan FOS dapat bersifat
pertama dalam pembentukan triasilgliserol sebagai serat sehingga yang berkemampuan
adalah konversi dari karbohidrat menjadi mengikat TAG dan dieksresi melalui
glukosa kemudian glukosa menjadi asetil- defekasi.
KoA (terjadi pada saat proses glikolisis). Pada kelompok subjek dislipidemia
Asetil-KoA nantinya akan diubah menjadi yang mendapatkan minuman plasebo
asam lemak. Asam lemak ini selanjutnya (kontrol) juga terjadi sedikit penurunan
berikatan dengan gliserol untuk membentuk setelah subjek mengkonsumsi minuman
monoasilgliserol kemudian triasilgliserol. placebo, yaitu sebesar 14,45 poin ( 10,4%).
Hasil analisis studi ini menunjukkan Kadar TAG ini di bawah kadar normal TAG,
bahwa rerata kadar trigliserida (TAG) yaitu 150 mg/dl. Kondisi ini dapat dimengerti
subjek dislipidemia kelompok perlakuan karena tingkat konsumsi pangan subjek control
sebelum konsumsi minuman Nutrafosin di lebih sering mengkonsumsi sayuran berserat
seperti sawi, labu siam, dan bayam daripada
atas kadar normal 150 mg/dl, yaitu 181,88
kelompok subjek dislipidemia kelompok
mg/dl. Namun, setelah konsumsi minuman
perlakuan (Tabel 3).
Nutrafosin selama 21 hari, kadar TAG
Tabel 4 Kadar Trigliserida Subjek Dislipidemia pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Subjek Fraksi Lipid Darah (dalam mg/dl)
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
TG1 TG2 TG1 TG2
Subjek 1 167 150 77 79
Subjek 2 134 120 111 125
Subjek 3 208 180 51 80
Subjek 4 243 223 113 105
Subjek 5 157 139 277 110
Subjek 6 158 97 193 149
Subjek 7 258 235 215 293
Subjek 8 130 130 76 57
Rerata 181,88 148,25 139.12 124.75
SD 48,71 33,82 79,96 73,86
Keterangan : TG1 = Trigliserida sebelum perlakuan FOS-Inul (H-0)
TG2 = Trigliserida sesudah perlakuan FOS-Inul (H-22)
Efek Penurunan Trigliserida akibat 0,035 < 0,05 dengan Thitung= 1,108 < TTabel =
konsumsi minuman Nutrafosin 2,365). Sealiknya pada subjek dislipidemia
kelompok kontrol, kadar trigliserida sebelum
Hasil analisis kadar TAG subjek
perlakuan dan sesudah perlakuan juga
dislipidemia pada kelompok perlakuan
mengalami sedikit penurunan yang tidak
(Tabel 5) membuktikan bahwa kadar
nyata setelah konsumsi minuman Nutrafosin
trigliserida sebelum perlakuan mengalami
selama 21 hari ( α=0,587>0,05; Thitung =0,569
penurunan secara nyata setelah konsumsi
<TTabel = 2,365).
minuman Nutrafosin selama 21 hari ( α=

27
J Agrotek 5(2) : 21-30

Tabel 5 Hasil Uji T-Test Kadar TAG pada Subjek Dislipidemia


Kelompok Perlakuan (P) dan Kontrol (K)

No. Kadar TAG T hitung T Tabel Signifikansi (α = 0,05)


1 Trigliserida (P) 1,108 2,365 0,035*
2 Trigliserida (K) 0,569 2,365 0,587tn

Keterangan : P =perlakuan, K=kontrol * = nyata, tn=tidak nyata


Penurunan kadar TAG subjek dislipidemia kali kadar sebelumnya pada tikus
disebabkan oleh inulin dan (Robertfroid dan Delzene, 1998).
fruktooligosakarida (FOS) yang bersifat Peningkatan konsentrasi propionat ini dapat
sebagai serat. Inulin dan FOS adalah menghambat carrier yang memediasi
kelompok karbohidrat yang memiliki ikatan pengambilan asetat di hepar (Delzene et al.,
β(2-1) glikosidik yang tidak bisa dicerna 2002), sehingga fungsi propionat yang
oleh enzim pencernaan manusia. Namun, disebutkan di atas dapat terlaksana di hepar.
senyawa tersebut dapat difermentasi di usus Tetapi penelitian yang lain meyebutkan
besar oleh bakteri (Davidson, 1999). Hasil bahwa efek fermentasi kolon terhadap
fermentasi inulin dan FOS adalah asam fraksi lipid dan kadar gula darah sangat
laktat dan SCFAs (Short Chain Fatty Acid). bergantung pada proporsi relatif dari asetat
Asam lemak rantai pendek yang dihasilkan dan propionat yang diproduksi (Wolever et
yaitu asam butirat, propionat, dan asetat. al., 1991). Jumlah atau kadar dari asetat dan
Butirat digunakan mukosa kolon sebagai propionat sangat bervariasi pada tiap-tiap
sumber energy, sedangkan asam asetat subjek (Weaver et al., 1989), banyak
diserap ke dalam mukosa kolon dan masuk dipengaruhi oleh flora normal kolon yang
ke vena porta, sama seperti asam propionat. ada pada individu tersebut (McCarthy dan
Dalam metabolisme lipida, keduanya Sayers, 1988), dan substrat alami yang
memiliki efek yang berlawanan. Asetat bila masuk ke dalam kolon (McBurney dan
masuk ke dalam hepar akan digunakan Thompson, 1989). Meskipun pasien di
sebagai bahan baku sintesis kolesterol kelompok perlakuan dalam penelitian ini
(Wolever et al., 1991), sedangkan bila mendapatkan dosis inulin dan FOS yang
propionat yang masuk ke hepar maka sama, namun dapat terjadi reaksi yang
propinat akan menghambat HMG-KoA berbeda-beda pada tiap individu
reduktase, enzim yang membatasi sintesis berdasarkan pada uraian di atas. Hal ini
kolesterol, (Chen et al., 1984; Demigne et dapat berpengaruh pada kadar TAG subjek
al., 1995). Selain itu, diduga inulin dan dislipidemia setelah konsumsi
fruktooligosakarida menstimulasi sintesis minumanNutrafosin.
asam empedu (Imaizumi et al., 1992). Fungsi Inulin dan frukto
Propionat juga memiliki efek oligosakarida akan lebih optimal jika
hipotriasilgliserol melalui kerjanya sebagai adanya pengontrolan diet subjek
inhibitor enzim lipogenik sehingga terjadi dislipidemia. Inulin dan FOS mampu
penurunan sintesis asam lemak de novo di menghambat sintesis de novo asam lemak
hepar dan penurunan sintesis triasilgliserol di hepar, namun clearance kolesterol dan
(Fiordaliso et al., 1995; Kok et al., 1996). trigliserida dalam darah memerlukan
Dalam penelitian lain disebutkan propionat pembatasan diet dan atau konsumsi obat
dapat menurunkan konsentrasi mRNA fatty (Williams, 1999). Pada penelitian
acid synthetase pada sel hepatosit yang sebelumnya (Peter et al., 2009), asupan
dikultur ((Delzene et al., 2002). energi pasien diatur antara 1700-1900 kkal
Informasi lain menyatakan bahwa serta pembatasan jenis pangan, seperti
konsumsi FOS dan inulin menyebabkan pisang, bawang dan lainnya yang
peningkatan asam propionat lebih dari dua mengandung FOS, dengan aktivitas subjek

28
Analisis Dampak Penurunan Trigliserida Darah Minuman Fungsional Nutrafosin
yang dicatat untuk beraktivitas, waktu tidur, masyarakat sebagai acuan perencanaan
dan aktivitas sehari-hari penentuan konsumsi pangan sumber serat, terutama bagi
kebutuhan energinya. penderita dislipidemia.
Dosis inulin yang disarankan Berdasarkan temuan ini untuk hasil
dikonsumsi per hari untuk mendapatkan yang lebih optimal, disarankan pada penderita
dislipidemia untuk mengurangi asupan energy
efek yang optimal adalah 2-12 gram dari karbohidrat agar tidak lebih dari 50% total
(Robertfroid, 1993). Pada penelitian ini, energy AKG, dan meningkatkan asupan serat
dosis inulin yang digunakan adalah 2 gram larut air dari kelompok pangan bebuahan, dan
telah mampu mereduksi trigliserida. Pada tidak larut air (seperti selulosa) dari sayuran
penelitian yang lain, disebutkan bahwa minimal 30 g serat per hari. Terkait hal tersebut,
dosis inulin 14 g tidak berefek pada diperlukan daftar kadar serat pangan berbagai
trigliserida. Hal tersebut menunjukkan jenis pangan nabati Indonesia, agar dapat
bahwa ada factor lain yaitu konsumsi digunakan oleh masyarakat sebagai acuan
pangan subjek juga berpengaruh terhadap perencanaan konsumsi pangan sumber serat,
kadar TAG. terutama bagi penderita dislipidemia.
Pada kelompok kontrol, nilai rerat
kadar trigliserida mengalami penurunan
DAFTAR PUSTAKA
setelah konsumsi minuman Nutrafosin
selama 3 minggu. Hal tersebut dapat
Brighenti F (2007). Dietary Fructans and
disebabkan oleh tingkat asupan energi yang
Serum Triacylglycerol: A Meta-
kurang sehingga kelebihan energi yang
Analysis of Randomized Controlled
diubah menjadi trigliserida dan tidak ada.
Trials. J. Nutr. 137: 2552S-2556S.
Hal ini berarti, tidak ada pengaruh nyata
http://jn.nutrition.org/cgi/reprint/137/5/
konsumsi minuman plasebo (kontrol)
2552S?maxtoshow=&hits=80&RESUL
terhadap kadar TAG subjek dislipidemia
TFORMAT=&fulltext=blood+glucose
kelompok kontrol.
+acetate+propionate&searchid=1&FIR
STINDEX=0&resourcetype=HWCIT.
[3 Maret 2010].
KESIMPULAN DAN SARAN
Davidson MH and Maki KC (1999). Effects
Konsumsi pangan subjek
of Dietary Inulin on Serum Lipids. J.
dislipidemia tidak seimbang karena
Nutr. 129: 1474S-1477S.
sumbangan energy dari karbohidrat klebih
besar 50%. Selain itu, jenis pangan sumber
http://jn.nutrition.org/cgi/reprint/129/4/147
serat kurang beragam karena lebih sering
4S?maxtoshow=&hits=80&RESULTF
mengkonsumsi sayuran yang rendah serat.
ORMAT=&fulltext=blood+glucose+ac
Namun demikian, konsumsi minuman
etate+propionate&searchid=1&FIRSTI
Nutrafosin selama 21 hari menurunkan
NDEX=0&resourcetype=HWCIT. [18
kadar triasilgliserol (TAG) secara nyata
Februari 2010].
subjek dislipidemia (Thitung= 1,108 < TTabel =
2,365).
Agar mendapatkan hasil penurunan Eye (2007). Serangan Jantung Masih
yang lebih optimal, disarankan pada penderita Pembunuh Nomor 1.
dislipidemia untuk mengurangi asupan energy http://www.republika.co.id/koran_detai
dari karbohidrat tidak lebih dari 50% AKG, dan l.asp?id=301427&kat_id=13. [18
meningkatkan asupan serat larut air dari Februari 2010].
kelompok pangan bebuahan, dan tidak larut air
(seperti selulosa) dari sayuran minimal 30 g Ghazali MV, Sastromihardjo S dan
serat per hari. Terkait hal tersebut, diperlukan Soedjarwo SR (1995). Metodologi
daftar kadar serat pangan berbagai jenis pangan Penelitian Klinis. Binarupa
nabati Indonesia, agar dapat digunakan oleh
Aksara. Jakarta.

29
J Agrotek 5(2) : 21-30

Guyton AC dan Hall JE (2007). Buku Ajar f+fructooligosaccharides+does+not&se


Fisiologi Kedokteran (Edisi 11). Alih archid=1&FIRSTINDEX=0&resourcet
Bahasa oleh Irawati. Jakarta: Penerbit ype=HWCIT. [18 Februari 2010].
Buku Kedokteran EGC.
Schneeman BO (1999). Fiber, Inulin and
Jenkins DJA, Kendall CWC dan Vuksan V Oligofructose: Similarities and
(1999). Inulin, Oligofructose and Differences. J Nutr 129: 1424S-1427S.
Intestinal Function. J. Nutr. 129: http://jn.nutrition.org/cgi/reprint/129/4/
1431S-1433S. 1424S?maxtoshow=&hits=10&RESUL
http://jn.nutrition.org/cgi/reprint/129/4/ TFORMAT=&fulltext=fiber+Inulin+fr
1431S?maxtoshow=&hits=80&RESUL uctooligosaccharides&searchid=1&FIR
TFORMAT=&fulltext=blood+glucose STINDEX=0&resourcetype=HWCIT.
+acetate+propionate&searchid=1&FIR [3 Maret 2010].
STINDEX=0&resourcetype=HWCIT.
[18 Februari 2010]. Tejasari (2005). Nilai Gizi Pangan.
Penerbit Graha Ilmu. Yogjakarta.
Murray (2009). Biokimia Harper (Edisi
27). Alih Bahasa oleh Brahm U. Pendit Williams CM (1999). Effects of Inulin on
et al. Jakarta: Penerbit Buku Lipid Parameters in Humans. J. Nutr.
Kedokteran EGC. 129: 1417S-1437S.
http://jn.nutrition.org/cgi/reprint/129/3/
Nio OK (1992). Daftar Analisis Bahan 1471?maxtoshow=&hits=10&RESUL
Makanan. Jakarta: Balai Penerbit TFORMAT=&fulltext=Inulin+fructo
Fakultas Kedokteran Universitas oligosaccharides+lipid&searchid=1&FI
Indonesia. RSTINDEX=0&resourcetype=HWCIT.
[18 Februari 2010].
Perkeni (2005). Petunjuk Praktis Penuntun
Penatalaksanaan Dislipidemia. Jakarta: Wolever, Spadafoera dan Eshuis (1991).
Pengurus Besar Perkumpulan Interaction Between Colonic Acetate
Endokrinologi Indonesia. and Propionate in Humans. Am. J. Clin.
Nutr. 53: 681-7.
Robertfroid MB (2007). Inulin-Type http://www.ajcn.org/cgi/reprint/53/3/68
Fructans: Functional Food Ingridients. 1?maxtoshow=&hits=10&RESULTFO
J. Nutr. 137: 2493S-2502S. RMAT=&fulltext=PROPIONATE&se
ttp://jn.nutrition.org/cgi/reprint/137/10/ archid=1&FIRSTINDEX=0&resourcet
2493S?maxtoshow=&hits=10&RESUL ype=HWCIT. [28 September 2010].
TFORMAT=&fulltext=consumption+o

30

Potrebbero piacerti anche