Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Nurfitriani
ABSTRACT
Pendahuluan
Persalinan dengan Sectio caesarea dalam keadaan utuh serta berat di atas 500
terus meningkat diseluruh dunia, khususnya di gram (Mitayarni, 2009).
negara-negara berpenghasilan menengah dan Sectio caesarea umumnya dilakukan
tinggi, serta telah menjadi masalah kesehatan ketika proses persalinan normal melalui vagina
masyarakat yang utama dan kontroversial tidak memungkinkan karena beresiko kepada
(Torloni, et all, 2014). Di Indonesia jumlah komplikasi medis lainnya (Purwoastuti, 2015).
persalinan sectio caesarea mengalami Sectio Caesarea dilakukan atas kondisi medis
peningkatan pada tahun 2005 sebanyak 8% yang meliputi adanya perdarahan pervaginam,
dari seluruh persalinan, tahun 2006 sebanyak distosia jaringan lunak, penyakit yang
15% dan tahun 2007 sebanyak 21 %. Sectio menyertai ibu dan menyulitkan (penyakit
caesarea umumnya dilakukan bila ada indikasi jantung, paru, hipertensi) dan indikasi fetus
medis tertentu sebagai tindakan mengakhiri meliputi : prolapsus tali pusat, insufisiensi
kehamilan dengan komplikasi (Marfuah, plasenta, asidosis fetus, persalinan berlarut dan
2012). perdarahan fetus (Solikhah, 2011). Hingga saat
Persalinan sectio caesarea merupakan ini pembedahan menjadi lebih aman bagi ibu,
persalinan buatan dimana janin yang tetapi juga jumlah bayi yang cidera akibat
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding partus lama dan pembedahan traumatik vagina
perut dan dinding rahim dengan saraf rahim
menjadi berkurang. Disamping itu, perhatian dilakukan untuk mempercepat kesembuhan ibu
terhadap kualitas kehidupan dan sehingga ibu dapat segera melakukan aktivias
pengembangan intelektual pada bayi telah sehari-hari secara normal. Keterlambatan
memperluas indikasi sectio caesarea (Forte R, mobilisasi dini dapat menjadikan kondisi ibu
2010). semakin memburuk dan pemulihan pasca
Umumnya, ibu pasca melahirkan takut SectioCaesarea menjadi terlambat. Memahami
melakukan banyak gerakan. Biasanya ibu keuntungan dari mobilisasi dini ini harapannya
khawatir gerakan–gerakan yang dilakukannya ibu akan terus meningkatkan pengetahuan
akan menimbulkan dampak yang tidak serta motivasi untuk segera melakukan
diinginkan, dan apabila ibu melakukan mobilisasi secara dini.
mobilisasi dini itu bisa melancarkan terjadinya Pengetahuan dan motivasi ibu untuk
proses involusi uteri. Mobilisasi dini melakukan mobilisasi dini pada masa nifas
merupakan hal yang penting dalam periode dapat menurunkan angka kematian ibu dan
paska pembedahan. Mobilisasi dini merupakan bayi di Indonesia. Dari berbagai pengalaman
suatu aspek yang terpenting pada fungsi dalam menanggulangi kematian ibu dan bayi
fisiologis karena hal itu untuk dibanyak negara, para pakar kesehatan
mempertahankan kemandirian (Carpenito, menganjurkan upaya pertolongan difokuskan
2007). Mobilisasi dini post sectio caesarea pada periode intrapartum. Upaya ini terbukti
harus dilakukan secara bertahap. Tahap – telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu
tahap mobilisasi dini pada pasien post sectio bersalin dan bayi baru lahir yang disertai
caesarea adalah pada 6 jam pertama setelah dengan penyulit proses persalinan dan
operasi, pasien harus tirah baring dan hanya komplikasi yang mengancam keselamatan
bisa menggerakkan lengan, tangan, jiwa. Namun, tidak semua intervensi yang
menggerakkan ujung jari kaki dan memutar sesuai bagi suatu negara dapat dengan serta
pergelangan kaki, mengangkat tumit, merta dijalankan dan memberi dampak dan
menegangkan otot betis serta menekuk dan menguntungkan bila diterapkan dinegara lain
menggeser kaki. Pasien diharuskan miring kiri (Khasanah, 2010 dalam Wijayanti 2013).
dan kanan setelah 6-10 jam untuk mencegah Motivasi yang dimiliki oleh ibu sangat
thrombosis dan thromboemboli. Setelah 24 berpengaruh terhadap pelaksanaan mobilisasi
jam pasien dianjurkan belajar duduk, dini secara mandiri. Informasi yang diberikan
kemudian dilanjutkan dengan belajar berjalan oleh petugas kesehatan jika tidak diikuti
(Kasdu, 2003). dengan motivasi yang baik membuat ibu akan
Mobilisasi dini yang dilakukan tetap memiliki ketergantungan kepada petugas
tergantung pada ada tidaknya komplikasi kesehatan dalam pelaksanaan mobilisasi dini.
persalinan dan nifas. Pada ibu post Sectio Berdasarkan data yang didapatkan
Caesarea diperbolehkan bangun dari tempat dari RSUD Kota Abdul Manap Kota Jambi
tidur paling lama 24-48 jam setelah didapatkan jumlah persalinan dengan sectio
melahirkan. Untuk itu, anjurkan ibu agar caesarea tahun 2014 sebanyak 269 dan pada
memulai mobilisasi dini dengan miring kiri / tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi
kanan, duduk kemudian berjalan (Astutik, 338 persalinan dengan SC.
2015). Berdasarkan survey awal pada tanggal
Mobilisasi dapat meningkatkan fungsi 2 - 4 April 2016 di RSUD Kota Abdul Manap
paru – paru. Semakin dalam nafas yang dapat Kota Jambi pada 7 orang ibu bersalin dengan
di tarik, semakin meningkat sirkulasi darah. sectio caesarea, dari wawancara yang
Hal tersebut memperkecil resiko pembentukan dilakukan, 4 orang ibu tidak mengetahui apa
gumpalan darah sehingga dapat menurunkan itu mobilisasi dini, manfaat maupun
angka kematian ibu dan bayi gerakannya dengan alasan takut untuk
Beberapa keuntungan dari mobilisasi melakukan gerakan-gerakan setelah operasi
dini antara lain dapat melancarkan karena takut jahitan robek serta masih terasa
pengeluaran lokhea, mempercepat involusi lemas. Sedangkan 3 orang ibu mengetahui
uterus, melancarkan fungsi alat tentang mobilisasi dini. Pada saat survey awal
gastrointestinal, ibu merasa lebih sehat dan juga terlihat keinginan ibu untuk melakukan
kuat, dan melancarkan peredaran darah serta mobilisasi masih rendah dengan alasan lemas
mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa dan takut untuk bergerak.
metabolisme. Mobilisasi dini penting
baik, tidak dilakukan mobilisasi secara dini Hasil penelitian ini terdapat 18
akan menghambat pengeluaran darah dan sisa responden (52,9%) yang memiliki motivasi
plasenta sehingga menyebabkan terganggunya tinggi. 10 dari 18 responden melakukan
kontraksi uterus (Solikhah, 2004). mobilisasi dini adalah supaya bisa segera
Tindakan yang dapat dilakukan untuk pulang kerumah dan mengurus anak, 3
meningkatkan pengetahuan ibu sangat responden berharap segera cepat sembuh, 5
dibutuhkan peran dari petugas kesehatan responden merasa sakit berkurang jika
dalam memberikan informasi mengenai melakukan mobilisasi dini. Menurut Maslow
mobilisasi dini pasca sectio caesarea sehingga bahwa apabila kebutuhan pada tingkat yang
dengan penjelasan mengenai mobilisasi dini utama (dasar) telah terpenuhi, maka
akan meningkatkan pengetahuan dan membuat kebutuhan lainnya akan menimbulkan
ibu menjadi lebih paham dan dapat melakukan kebutuhan yang lebih tinggi. Hasil analisis
mobilisasi dini. Selain itu sebaiknya ibu lebih diperoleh dari 16 responden (47,1%) dengan
melakukan konsultasi dengan mengajukan motivasi rendah. Sebanyak 4 responden
pertanyaan dan meminta bantuan petugas melakukan mobilisasi dini 4 responden
dalam melakukan mobilisasi dini dan dapat tersebut dibimbing oleh perawat untuk
dibantu oleh petugas kesehatan dalam melakukan mobilisasi secara bertahap.
melakukan gerakan-gerakan dalam mobilisasi Menurut Upoyo dan Sumantri (2011)
dini. mengatakan bahwa dorongan dari diri sendiri
dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap
Gambaran Motivasi Responden Ibu Post motivasi. Hasil analisis yang diketahui bahwa
Sectio Caesarea dalam Mobilisasi Dini di motivasi akan mempengaruhi perilaku ibu
RSUD Abdul Manap Kota Jambi Tahun dalam melakukan mobilisasi secara mandiri
2016. setelah sectio caesarea. Hal tersebut terbukti
Berdasarkan dari jawaban responden dari hasil penelitian bahwa responden dengan
yang terdiri dari 11 pertanyaan yang diajukan motivasi tinggi maka mereka melakukan
dalam kuisioner terdapat pertanyaan yang mobilisasi jika dibandingkan dengan
paling banyak dijawab benar oleh responden responden yang motivasinya rendah. Motivasi
yaitu pada kuesioner nomor 5 dan 6 sebanyak yang dimiliki oleh ibu sangat berpengaruh
31 responden (91,1%) tentang suami dan terhadap pelaksanaan mobiisasi dini secara
keluarga membantu dalam mobilisasi dini mandiri. Informasi yang diberikan oleh
dengan memulai belajar duduk, berjalan petugas kesehatan jika tidak diikuti dengan
setelah 24 jam post SC.. Sedangkan motivasi yang baik membuat ibu akan tetap
pertanyaan no 3 tentang tujuan mobilisasi dini memiliki ketergantungan kepada petugas
paling banyak di jawab salah oleh responden kesehatan dalam pelaksanaan mobilisasi dini.
yaitu sebanyak 10 responden (29,4%) tentang
tujuan mobilisasi dini. Gambaran Mobilisasi Dini Pada Ibu Post
11 (sebelas) pernyataan kuesioner Sectio Caesarea Di RSUD H Abdul Manap
dikategorikan kedalam motivasi tinggi dan Kota Jambi Tahun 2016
motivasi rendah seperti dalam tabel 6.
Tabel 7 Distribusi Mobilisasi Dini Pada Ibu
berikut ini:
Post Sectio Caesarea
Mobilisasi
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Motivasi Ibu Frekuensi %
Dini
Post Sectio Caesarea
Ya 22 65
Motivasi Frekuensi %
Tidak 12 35
Tinggi 18 52.9
Jumlah 34 100
Rendah 16 47.1
Jumlah 34 100
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan
bahwa lebih dari setengah ibu sudah banyak
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan
melakukan mobilisasi dini yaitu sebanyak 22
bahwa dapat disimpulkan dari 34 responden
responden (65%). Berdasarkan hasil penelitian
lebih dari setengah ibu memiliki motivasi melalui wawancara terhadap 12 responden
tinggi yaitu sebanyak 18 responden (52,9%). yang tidak melakukan mobilisasi dini,
ditemukan 5 bahwa dari 12 responden tersebut darah tersumbat dan peningkatan intensitas
tidak melakukan mobilisasi dini karena saat nyeri (Suryani, 2010).
bergerak terasa sakit, 3 responden merasa Kemampuan pasien dalam
takut jika jahitannya akan terbuka, 2 reponden melaksanakan mobilisasi tidak sama antara
merasa pusing saat bergerak dan 2 lainnya pasien satu dengan pasiean yang lain. Hal ini
merasa mual jika bergerak. Pada umumnya, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak seperti usia, status perkembangan, pengalaman
gerakan. Biasanya ibu khawatir gerakan- yang lalu atau riwayat pembedahan
gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan sebelumnya, gaya hidup, tingkat pendidikan
dampak yang tidak diinginkan.Padahal, dan pemberian informasi oleh petugas
apabila ibu melakukan mobilisasi dini itu bisa kesehatan tentang proses penyakit (Kozier,
melancarkan terjadinya involusi uteri 2010).
(kembalinya rahim ke bentuk semula) Berdasarkan hasil wawancara terhadap
(Heryeni, 2012). 22 responden yang melakukan mobilisasi dini,
Penelitian ini sejalan dengan penelitian diperoleh 6 dari 22 responden melakukan
Efrina (2015) dengan judul Gambaran mobilisasi dini karena disuruh perawat/bidan,
Pengetahuan dan Tingkat kecemasan ibu 12 responden sudah pernah melakukan sectio
terhadap mobilisasi dini post sectio caesarea caesarea sebelumnya, 4 responden melakukan
di RSUD H Abdul Manap Kota Jambi dengan mobilisasi dini dengan kemauan sendiri dan
sampel 37 responden diperoleh hasil sebanyak dibantu oleh perawat/bidan.
26 responden (70%) melakukan mobilisasi Perilaku mobilisasi dini ibu
dengan baik dan mobilisasi yang kurang baik dipengaruhi pengetahuan dan motivasi yang
sebanyak 11 responden (30%). dimiliki responden untuk mencari tahu dan
Mobilisasi dini post sectio caesarea bertanya mengenai cara melakukan mobilisasi
adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya dini. Dengan pengetahuan dan motivasi yang
kegiatan yang dilakukan ibu setelah 6-24 jam baik tentang mobilisasi dini maka akan
melahirkan dengan tindakan sectio caesarea membentuk perilaku ibu untuk melakukan
(Sumantri, 2010 dalam Marfuah, 2012). mobilisasi dini. Sedangkan mobilisasi yang
Pada hari-hari pertama post sectio tidak baik dapat dipengaruhi oleh dukungan
caesarea biasanya ibu tidak dapat langsung keluarga dan peran petugas kesehatan yang
berjalan seperti biasa dan masih berjalan memotivasi dan membantu ibu saat melakukan
sempoyongan sehingga memerlukan bantuan mobilisasi dini.
dan hari berikutnya perlahan-lahan dapat Pengetahuan dan motivasi yang ibu
berjalan sendiri (Kasdu, 2013). miliki akan mempengaruhi perilaku ibu dalam
Mobilisasi dini ini penting dilakukan melaksanakan mobilisasi dini disamping
untuk mempercepat kesembuhan ibu sehingga adanya dukungan dari keluarga dalam
dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari memberikan semangat dan peran petugas
secara normal. Keterlambatan adanya kesehatan dalam mengadakan penyuluhan
mobilisasi dini akan menjadikan kondisi ibu tentang mobilisasi dini.
semakin memburuk dan menjadikan
pemulihan post sectio caesarea menjadi Kesimpulan
terlambat (Marfuah, 2012). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
Tindakan mobilisasi dini secara bahwa pengetahuan ibu dalam kategori Baik
mandiri penting dilakukan pasien tanpa harus sebanyak 16 responden (47,1%), lebih dari
tergantung oleh perawat, terlebih lagi ibu setengah (52,9%) responden memiliki
sudah diberikan edukasi oleh perawat/bidan motivasi tinggi dan lebih dari setengah (65%)
tentang mobilisasi dini yang diberikan post responden melakukan mobilisasi dini post
sectio caesarea(Smeltzer & Bare, 2014). Sectio Caesarea.
Kemandirian melakukan mobilisasi
dini post sectio caesarea penting dilakukan Saran
para ibu, sebab jika ibu tidak melakukan Bagi RSUD Kota Abdul Manap
mobilisasi dini akan ada beberapa dampak diharapkan kepada petugas pelayanan seperti
yang timbul diantaranya adalah terjadinya perawat dan bidan untuk selalu memberikan
peningkatan suhu tubuh, perdarahan abnormal, informasi dan edukasi seperti penyuluhan,
thrombosis, involusi yang tidak baik, aliran penyebaran leaflet tentang mobilisasi dini
sehingga ibu ibu yang bersalin dengan Marfuah, I. (2012). Hubungan Tingkat
tindakan SC akan berani dan faham manfaat Pengetahuan Dengan Sikap Ibu dalam
serta langkah-langkah mobilisasi sehingga Mobilisasi Dini Pasca Sectio Caesarea
termotivasi untuk melakukan mobilisasi secara Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
dini . Moewardi
Thesis.umy.ac.id/datapublik/t53916.pdf