Sei sulla pagina 1di 9

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI p-ISSN : 2528-2735

VOLUME 2, NO 2, OKTOBER 2017 e-ISSN : 2580-7021

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU POST SECTIO CAESAREA


DALAM MOBILISASI DINI

THE KNOWLEDGE AND MOTIVATION MOTHERS POST SECTIO


CAESAREA IN EARLY MOBILIZATION

Nurfitriani

Departement of Nursing, Baiturrahim School of Health Science/ nurfitriani_1173@yahoo.com

ABSTRACT

INTRODUCTION Early mobilization is important to be done to accelarate the mothers’s healing


after section caesarea in order to be able to do daily activity normally. This mobilation is done
depending on whether there is complication of baby delivery or not and post parturition. The post
section caesarea mothers are allowed to get up 6 to 10 hours after the baby delivery. The late of early
mobilization makes the mothers codition worse and the healing of post section caesarea becomes late.
The purpose of this research was to describe the knowledge and the motivation about early
mobilization on post section caesarea in RSUD Abdul Manap Kota Jambi Tahun 2016.
METHOD This research used descriptive method with accidental sampling as he technique in
collecting data. The collected data were analyzed using univaried analysis. The respondents were 34
mothers of section caesarea. This research was done in RSUD Kota Abdul Manap Kota Jambi from
12 July to 13 August 2016.
RESULT Of the 34 respondents studied about the knowledge variables, there were 16 (47.1%)
respondents with good knowledge, 4 (11.8%) knowledgeable and 14 (41,2%) low knowledge. While
18 (52,9%) respondents have high motivation and as much as 22 (65%) of respondents early
mobilization.
CONCLUSION AND RECOMENDATION It could be concluded that the mothers were motivated to
do early mobilization. Hopefully, the medical assistans can give information about early mobilization
to the section caesarea mothers, such as doing extension, giving brochure/leaflet of early
mobilization, so that sectio caesarea can accelerate the healing process of post sectio caesarea.

Keywords: Knowledge, Motivation and Early Mobilization

Pendahuluan
Persalinan dengan Sectio caesarea dalam keadaan utuh serta berat di atas 500
terus meningkat diseluruh dunia, khususnya di gram (Mitayarni, 2009).
negara-negara berpenghasilan menengah dan Sectio caesarea umumnya dilakukan
tinggi, serta telah menjadi masalah kesehatan ketika proses persalinan normal melalui vagina
masyarakat yang utama dan kontroversial tidak memungkinkan karena beresiko kepada
(Torloni, et all, 2014). Di Indonesia jumlah komplikasi medis lainnya (Purwoastuti, 2015).
persalinan sectio caesarea mengalami Sectio Caesarea dilakukan atas kondisi medis
peningkatan pada tahun 2005 sebanyak 8% yang meliputi adanya perdarahan pervaginam,
dari seluruh persalinan, tahun 2006 sebanyak distosia jaringan lunak, penyakit yang
15% dan tahun 2007 sebanyak 21 %. Sectio menyertai ibu dan menyulitkan (penyakit
caesarea umumnya dilakukan bila ada indikasi jantung, paru, hipertensi) dan indikasi fetus
medis tertentu sebagai tindakan mengakhiri meliputi : prolapsus tali pusat, insufisiensi
kehamilan dengan komplikasi (Marfuah, plasenta, asidosis fetus, persalinan berlarut dan
2012). perdarahan fetus (Solikhah, 2011). Hingga saat
Persalinan sectio caesarea merupakan ini pembedahan menjadi lebih aman bagi ibu,
persalinan buatan dimana janin yang tetapi juga jumlah bayi yang cidera akibat
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding partus lama dan pembedahan traumatik vagina
perut dan dinding rahim dengan saraf rahim

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 31


Pengetahuan dan Motivasi Ibu Post Sectio Caesarea
dalam Mobilisasi Dini

menjadi berkurang. Disamping itu, perhatian dilakukan untuk mempercepat kesembuhan ibu
terhadap kualitas kehidupan dan sehingga ibu dapat segera melakukan aktivias
pengembangan intelektual pada bayi telah sehari-hari secara normal. Keterlambatan
memperluas indikasi sectio caesarea (Forte R, mobilisasi dini dapat menjadikan kondisi ibu
2010). semakin memburuk dan pemulihan pasca
Umumnya, ibu pasca melahirkan takut SectioCaesarea menjadi terlambat. Memahami
melakukan banyak gerakan. Biasanya ibu keuntungan dari mobilisasi dini ini harapannya
khawatir gerakan–gerakan yang dilakukannya ibu akan terus meningkatkan pengetahuan
akan menimbulkan dampak yang tidak serta motivasi untuk segera melakukan
diinginkan, dan apabila ibu melakukan mobilisasi secara dini.
mobilisasi dini itu bisa melancarkan terjadinya Pengetahuan dan motivasi ibu untuk
proses involusi uteri. Mobilisasi dini melakukan mobilisasi dini pada masa nifas
merupakan hal yang penting dalam periode dapat menurunkan angka kematian ibu dan
paska pembedahan. Mobilisasi dini merupakan bayi di Indonesia. Dari berbagai pengalaman
suatu aspek yang terpenting pada fungsi dalam menanggulangi kematian ibu dan bayi
fisiologis karena hal itu untuk dibanyak negara, para pakar kesehatan
mempertahankan kemandirian (Carpenito, menganjurkan upaya pertolongan difokuskan
2007). Mobilisasi dini post sectio caesarea pada periode intrapartum. Upaya ini terbukti
harus dilakukan secara bertahap. Tahap – telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu
tahap mobilisasi dini pada pasien post sectio bersalin dan bayi baru lahir yang disertai
caesarea adalah pada 6 jam pertama setelah dengan penyulit proses persalinan dan
operasi, pasien harus tirah baring dan hanya komplikasi yang mengancam keselamatan
bisa menggerakkan lengan, tangan, jiwa. Namun, tidak semua intervensi yang
menggerakkan ujung jari kaki dan memutar sesuai bagi suatu negara dapat dengan serta
pergelangan kaki, mengangkat tumit, merta dijalankan dan memberi dampak dan
menegangkan otot betis serta menekuk dan menguntungkan bila diterapkan dinegara lain
menggeser kaki. Pasien diharuskan miring kiri (Khasanah, 2010 dalam Wijayanti 2013).
dan kanan setelah 6-10 jam untuk mencegah Motivasi yang dimiliki oleh ibu sangat
thrombosis dan thromboemboli. Setelah 24 berpengaruh terhadap pelaksanaan mobilisasi
jam pasien dianjurkan belajar duduk, dini secara mandiri. Informasi yang diberikan
kemudian dilanjutkan dengan belajar berjalan oleh petugas kesehatan jika tidak diikuti
(Kasdu, 2003). dengan motivasi yang baik membuat ibu akan
Mobilisasi dini yang dilakukan tetap memiliki ketergantungan kepada petugas
tergantung pada ada tidaknya komplikasi kesehatan dalam pelaksanaan mobilisasi dini.
persalinan dan nifas. Pada ibu post Sectio Berdasarkan data yang didapatkan
Caesarea diperbolehkan bangun dari tempat dari RSUD Kota Abdul Manap Kota Jambi
tidur paling lama 24-48 jam setelah didapatkan jumlah persalinan dengan sectio
melahirkan. Untuk itu, anjurkan ibu agar caesarea tahun 2014 sebanyak 269 dan pada
memulai mobilisasi dini dengan miring kiri / tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi
kanan, duduk kemudian berjalan (Astutik, 338 persalinan dengan SC.
2015). Berdasarkan survey awal pada tanggal
Mobilisasi dapat meningkatkan fungsi 2 - 4 April 2016 di RSUD Kota Abdul Manap
paru – paru. Semakin dalam nafas yang dapat Kota Jambi pada 7 orang ibu bersalin dengan
di tarik, semakin meningkat sirkulasi darah. sectio caesarea, dari wawancara yang
Hal tersebut memperkecil resiko pembentukan dilakukan, 4 orang ibu tidak mengetahui apa
gumpalan darah sehingga dapat menurunkan itu mobilisasi dini, manfaat maupun
angka kematian ibu dan bayi gerakannya dengan alasan takut untuk
Beberapa keuntungan dari mobilisasi melakukan gerakan-gerakan setelah operasi
dini antara lain dapat melancarkan karena takut jahitan robek serta masih terasa
pengeluaran lokhea, mempercepat involusi lemas. Sedangkan 3 orang ibu mengetahui
uterus, melancarkan fungsi alat tentang mobilisasi dini. Pada saat survey awal
gastrointestinal, ibu merasa lebih sehat dan juga terlihat keinginan ibu untuk melakukan
kuat, dan melancarkan peredaran darah serta mobilisasi masih rendah dengan alasan lemas
mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa dan takut untuk bergerak.
metabolisme. Mobilisasi dini penting

32 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI


Nurfitriani

Salah satu cara meningkatkan Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan


keinginan ibu untuk melakukan mobilisasi dini Pendidikan Ibu
dengan cara menjelaskan, dan memotivasi Pendidikan Frekuensi %
ibu dengan cara mengajarkan langkah-langkah SD 4 11.7
gerakan mobilisasi serta menguatkan ibu untuk SMP 11 32.3
melakukan mobilisasi karena sangat berguna SMA 15 44.1
untuk mempercepat penyembuhan luka operasi Perguruan
maupun pengecilan rahim (Involusi uterus). 4 11.7
Tinggi
Jumlah 34 100
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian Berdasarkan dengan jumlah responden
deskriptif. dengan menggunakan desain cross sebanyak 34 orang, diketahui bahwa rata-rata
sectional yang bertujuan untuk melihat ibu dengan pendidikan SMA/ sederajat
gambaran pengetahuan dan motivasi ibu post sebanyak 15 responden (44,1%).
Sectio Caesaria di RSUD Kota Abdul Manap
Tahun 2016. Penelitian ini dilaksanakan pada Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
tanggal 12 Juli s/d 13 Agustus 2016. Pekerjaan Ibu
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu yang bersalin di RSUD Kota
Abdul Manap Kota Jambi dengan Sectio Pekerjaan Frekuensi %
Caesarea pada tahun 2015 yang berjumlah IRT/ tidak
24 70.6
338. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah bekerja
34 orang. Dengan tehnik pengambilan sampel Wiraswasta 5 14.7
accidental sampling. PNS 1 2.9
Pengumpulan data dilakukan dengan Honor 2 5.8
melakukan wawancara dengan menggunakan Guru 2 5.8
kuisioner yang sebelumnya telah dilakukan uji Jumlah 34 100
validitas dan menggunakan analisis univariat. Tabel 3 menunjukan bahwa sebagian
besar ibu adalah IRT/ tidak bekerja sebanyak
Hasil 24 responden (70,6%).
Deskripsi Responden Penelitian
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Paritas Ibu
Umur Ibu
Umur Frekuensi %
< 20 Tahun 3 8.8 Paritas Frekuensi %
20 – 35 1 (satu) 13 38.2
29 85.4 2 (dua) 10 29.4
Tahun
> 35 Tahun 2 5.8 3 (tiga) 7 20.6
Jumlah 34 100 4 (empat) 4 11.8
Jumlah 34 100
Berdasarkan hasil peneltian dengan Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian
jumlah responden sebanyak 34 orang, besar ibu adalah baru memiliki 1 anak
diketahui bahwa mayoritas ibu berusia 20 – 35 sebanyak 13 responden (38,2%).
tahun sebanyak 29 responden (85,4%). Proses
melahirkan dengan tindakan sectio caesarea Pembahasan
banyak terjadi pada umur ini karena beberapa Gambaran Pengetahuan Ibu Post Sectio
faktor seperti faktor dari janin tersebut dengan Caesarea dalam Mobilisasi Dini di RSUD
presentasi bokong murni sehingga ibu tidak Kota Abdul Manap Kota Jambi tahun 2016
bisa untuk melahirkan normal selain itu juga
berat bayi yang lebih dari 4000 gram dan Gambaran pengetahuan ibu post Sectio
letak plasenta yang tidak pada tempatnya dan Caesarea dalam mobilisasi dini di RSUD
faktor dari ibu sendiri yaitu ibu dengan Kota Abdul Manap Tahun 2016 diukur
hipertensi, asma dan panggul sempit. menggunakan kuesioner sebanyak 10
pertanyaan di peroleh hasil sebagai berikut: 21

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 33


Pengetahuan dan Motivasi Ibu Post Sectio Caesarea
dalam Mobilisasi Dini

responden (61,8%) menjawab benar Hal ini sesuai dengan pendapat


pernyataan No. 1,2 dan 3 tentang pengertian Notoatmojo (2007) yang menyatakan salah
mobilisasi dini, keuntungan dan kerugian dari satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan
mobilisasi dini. Sedangkan Hasil dari jawaban seseorang adalah pendidikan. Pendidikan itu
responden tentang pernyataan No. 6,7,8 dan 10 sendiri menentukan seseorang dalam
tentang mobilisasi dapat berpengaruh menyerap dan memahami berbagai informasi
terhadap luka SC, gerakan mobilisasi dapat yang diterima dari luar. Semakin tinggi
dilakukan 8 jam post SC serta tahapan pengetahuan ibu maka semakin baik pula
mobilisasi , responden sebanyak 24 responden pemahaman dan pengetahun ibu dalam
(70,6%) menjawab benar sedangkan untuk mobilisasi dini.
pernyataan No.4 tentang persalinan SC Penelitian ini tidak sejalan dengan
membutuhkan mobilisasi dini sebanyak 22 penelitian Marfuah (2012) yang berjudul
responden (64,7%) menjawab salah. hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu
Hasil analisis tentang pengetahuan dalam mobilisasi dini pasca Sectio Caesarea di
dapat dikategorikan menjadi Baik, cukup dan RSU Dr. Moewardi didapatkan bahwa 39
kurang seperti dalam tabel 5 berikut ini: (36%) mempunyai pengetahuan tinggi dan
67% responden (63,2% ) memiliki
Tabel 5. Distribusi Pengetahuan Responden pengetahuan rendah. Begitu juga dengan
Ibu Post Sectio Caesarea penelitian Efrina (2015) mengenai gambaran
pengetahuan dan tingkat kecemasan ibu
Pengetahuan Frekuensi % terhadap mobilisasi dini post Sectio Caesarea
Baik 16 47.1 didapatkan 32 responden(86%) ibu memiliki
Cukup 4 11.8 pengetahuan rendah. Mobilisasi dini
Kurang 14 41.2 merupakan hal yang penting dalam periode
Jumlah 34 100 pembedahan. Mobilisasi dini merupakan suatu
aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis
Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan karena hal itu untuk mempertahankan
dari 34 responden kurang dari setengah yaitu kemandirian. Mobilisasi dini post sectio
sebanyak 16 responden (47,1%) ibu caesarea harus dilakukan secara bertahap.
berpengetahuan baik. Tahap-tahap mobilisasi dini pada pasien post
Pengetahuan responden tentang sectio caesarea adalah pada 6 jam pertama
mobilisasi dini adalah suatu pemahaman yang setelah operasi pasien harus tirang baring dan
dimiliki seseorang tentang pergerakan, posisi hanya bisa menggerakkan lengan, tangan,
atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu menggerakkan ujung jari kaki dan memutar
beberapa jam setelah melahirkan dengan pergelangan kaki, mengangkat tumit,
tindakan sectio caesarea. Hasil penelitian menegangkan otot betis serta menekuk dan
didapatkan hasil bahwa pengetahuan menggeser kaki. Pasien harus miring kekiri
responden tentang mobilisasi dini masih ada dan setelah 6-10 jam untuk mencegah
yang kurang baik yaitu sebanyak 14 responden thrombosis dan thromboemboli. Setelah 24
(41,2%). Pengetahuan seseorang secara tidak jam pasien dianjurkan belajar duduk,
langsung berkaitan dengan tingkat kemudian dilanjutkan dengan belajar berjalan
pendidikan, pekerjaan juga pengalaman dan (Kasdu, 2003 dalam Efrina, 2015).
paritasnya Jika dilihat karakteristik ibu Dampak bila ibu tidak melakukan
berdasarkan pendidikan dapat dikategorikan mobilisasi dini yaitu pertama peningkatan
dengan tingkat pendidikan rendah sebanyak 15 suhu tubuh karena adanya involusi uterus yang
responden (44%), sebanyak 24 responden tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat
(70%) sebagai ibu rumah tangga dan 13 dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan
responden (38%) memiliki satu orang anak salah satu dari tanda infeksi adalah
sehingga menyebabkan ibu masih takut untuk peningkatan suhu tubuh. Kedua perdarahan
melaksanakan mobilisasi dini dikarenakan yang abnormal karena dengan mobilisasi dini
belum memiliki pengalaman sebelumnya dan kontraksi uterus akan baik sehingga fundus
kurangnya informasi tentang mobilisasi dini. uteri akan keras, maka resiko perdarahan yang
abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi
membentuk penyempitan pembuluh darah
yang terbuka dan ketiga involusi uterus yang

34 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI


Nurfitriani

baik, tidak dilakukan mobilisasi secara dini Hasil penelitian ini terdapat 18
akan menghambat pengeluaran darah dan sisa responden (52,9%) yang memiliki motivasi
plasenta sehingga menyebabkan terganggunya tinggi. 10 dari 18 responden melakukan
kontraksi uterus (Solikhah, 2004). mobilisasi dini adalah supaya bisa segera
Tindakan yang dapat dilakukan untuk pulang kerumah dan mengurus anak, 3
meningkatkan pengetahuan ibu sangat responden berharap segera cepat sembuh, 5
dibutuhkan peran dari petugas kesehatan responden merasa sakit berkurang jika
dalam memberikan informasi mengenai melakukan mobilisasi dini. Menurut Maslow
mobilisasi dini pasca sectio caesarea sehingga bahwa apabila kebutuhan pada tingkat yang
dengan penjelasan mengenai mobilisasi dini utama (dasar) telah terpenuhi, maka
akan meningkatkan pengetahuan dan membuat kebutuhan lainnya akan menimbulkan
ibu menjadi lebih paham dan dapat melakukan kebutuhan yang lebih tinggi. Hasil analisis
mobilisasi dini. Selain itu sebaiknya ibu lebih diperoleh dari 16 responden (47,1%) dengan
melakukan konsultasi dengan mengajukan motivasi rendah. Sebanyak 4 responden
pertanyaan dan meminta bantuan petugas melakukan mobilisasi dini 4 responden
dalam melakukan mobilisasi dini dan dapat tersebut dibimbing oleh perawat untuk
dibantu oleh petugas kesehatan dalam melakukan mobilisasi secara bertahap.
melakukan gerakan-gerakan dalam mobilisasi Menurut Upoyo dan Sumantri (2011)
dini. mengatakan bahwa dorongan dari diri sendiri
dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap
Gambaran Motivasi Responden Ibu Post motivasi. Hasil analisis yang diketahui bahwa
Sectio Caesarea dalam Mobilisasi Dini di motivasi akan mempengaruhi perilaku ibu
RSUD Abdul Manap Kota Jambi Tahun dalam melakukan mobilisasi secara mandiri
2016. setelah sectio caesarea. Hal tersebut terbukti
Berdasarkan dari jawaban responden dari hasil penelitian bahwa responden dengan
yang terdiri dari 11 pertanyaan yang diajukan motivasi tinggi maka mereka melakukan
dalam kuisioner terdapat pertanyaan yang mobilisasi jika dibandingkan dengan
paling banyak dijawab benar oleh responden responden yang motivasinya rendah. Motivasi
yaitu pada kuesioner nomor 5 dan 6 sebanyak yang dimiliki oleh ibu sangat berpengaruh
31 responden (91,1%) tentang suami dan terhadap pelaksanaan mobiisasi dini secara
keluarga membantu dalam mobilisasi dini mandiri. Informasi yang diberikan oleh
dengan memulai belajar duduk, berjalan petugas kesehatan jika tidak diikuti dengan
setelah 24 jam post SC.. Sedangkan motivasi yang baik membuat ibu akan tetap
pertanyaan no 3 tentang tujuan mobilisasi dini memiliki ketergantungan kepada petugas
paling banyak di jawab salah oleh responden kesehatan dalam pelaksanaan mobilisasi dini.
yaitu sebanyak 10 responden (29,4%) tentang
tujuan mobilisasi dini. Gambaran Mobilisasi Dini Pada Ibu Post
11 (sebelas) pernyataan kuesioner Sectio Caesarea Di RSUD H Abdul Manap
dikategorikan kedalam motivasi tinggi dan Kota Jambi Tahun 2016
motivasi rendah seperti dalam tabel 6.
Tabel 7 Distribusi Mobilisasi Dini Pada Ibu
berikut ini:
Post Sectio Caesarea
Mobilisasi
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Motivasi Ibu Frekuensi %
Dini
Post Sectio Caesarea
Ya 22 65
Motivasi Frekuensi %
Tidak 12 35
Tinggi 18 52.9
Jumlah 34 100
Rendah 16 47.1
Jumlah 34 100
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan
bahwa lebih dari setengah ibu sudah banyak
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan
melakukan mobilisasi dini yaitu sebanyak 22
bahwa dapat disimpulkan dari 34 responden
responden (65%). Berdasarkan hasil penelitian
lebih dari setengah ibu memiliki motivasi melalui wawancara terhadap 12 responden
tinggi yaitu sebanyak 18 responden (52,9%). yang tidak melakukan mobilisasi dini,

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 35


Pengetahuan dan Motivasi Ibu Post Sectio Caesarea
dalam Mobilisasi Dini

ditemukan 5 bahwa dari 12 responden tersebut darah tersumbat dan peningkatan intensitas
tidak melakukan mobilisasi dini karena saat nyeri (Suryani, 2010).
bergerak terasa sakit, 3 responden merasa Kemampuan pasien dalam
takut jika jahitannya akan terbuka, 2 reponden melaksanakan mobilisasi tidak sama antara
merasa pusing saat bergerak dan 2 lainnya pasien satu dengan pasiean yang lain. Hal ini
merasa mual jika bergerak. Pada umumnya, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak seperti usia, status perkembangan, pengalaman
gerakan. Biasanya ibu khawatir gerakan- yang lalu atau riwayat pembedahan
gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan sebelumnya, gaya hidup, tingkat pendidikan
dampak yang tidak diinginkan.Padahal, dan pemberian informasi oleh petugas
apabila ibu melakukan mobilisasi dini itu bisa kesehatan tentang proses penyakit (Kozier,
melancarkan terjadinya involusi uteri 2010).
(kembalinya rahim ke bentuk semula) Berdasarkan hasil wawancara terhadap
(Heryeni, 2012). 22 responden yang melakukan mobilisasi dini,
Penelitian ini sejalan dengan penelitian diperoleh 6 dari 22 responden melakukan
Efrina (2015) dengan judul Gambaran mobilisasi dini karena disuruh perawat/bidan,
Pengetahuan dan Tingkat kecemasan ibu 12 responden sudah pernah melakukan sectio
terhadap mobilisasi dini post sectio caesarea caesarea sebelumnya, 4 responden melakukan
di RSUD H Abdul Manap Kota Jambi dengan mobilisasi dini dengan kemauan sendiri dan
sampel 37 responden diperoleh hasil sebanyak dibantu oleh perawat/bidan.
26 responden (70%) melakukan mobilisasi Perilaku mobilisasi dini ibu
dengan baik dan mobilisasi yang kurang baik dipengaruhi pengetahuan dan motivasi yang
sebanyak 11 responden (30%). dimiliki responden untuk mencari tahu dan
Mobilisasi dini post sectio caesarea bertanya mengenai cara melakukan mobilisasi
adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya dini. Dengan pengetahuan dan motivasi yang
kegiatan yang dilakukan ibu setelah 6-24 jam baik tentang mobilisasi dini maka akan
melahirkan dengan tindakan sectio caesarea membentuk perilaku ibu untuk melakukan
(Sumantri, 2010 dalam Marfuah, 2012). mobilisasi dini. Sedangkan mobilisasi yang
Pada hari-hari pertama post sectio tidak baik dapat dipengaruhi oleh dukungan
caesarea biasanya ibu tidak dapat langsung keluarga dan peran petugas kesehatan yang
berjalan seperti biasa dan masih berjalan memotivasi dan membantu ibu saat melakukan
sempoyongan sehingga memerlukan bantuan mobilisasi dini.
dan hari berikutnya perlahan-lahan dapat Pengetahuan dan motivasi yang ibu
berjalan sendiri (Kasdu, 2013). miliki akan mempengaruhi perilaku ibu dalam
Mobilisasi dini ini penting dilakukan melaksanakan mobilisasi dini disamping
untuk mempercepat kesembuhan ibu sehingga adanya dukungan dari keluarga dalam
dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari memberikan semangat dan peran petugas
secara normal. Keterlambatan adanya kesehatan dalam mengadakan penyuluhan
mobilisasi dini akan menjadikan kondisi ibu tentang mobilisasi dini.
semakin memburuk dan menjadikan
pemulihan post sectio caesarea menjadi Kesimpulan
terlambat (Marfuah, 2012). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
Tindakan mobilisasi dini secara bahwa pengetahuan ibu dalam kategori Baik
mandiri penting dilakukan pasien tanpa harus sebanyak 16 responden (47,1%), lebih dari
tergantung oleh perawat, terlebih lagi ibu setengah (52,9%) responden memiliki
sudah diberikan edukasi oleh perawat/bidan motivasi tinggi dan lebih dari setengah (65%)
tentang mobilisasi dini yang diberikan post responden melakukan mobilisasi dini post
sectio caesarea(Smeltzer & Bare, 2014). Sectio Caesarea.
Kemandirian melakukan mobilisasi
dini post sectio caesarea penting dilakukan Saran
para ibu, sebab jika ibu tidak melakukan Bagi RSUD Kota Abdul Manap
mobilisasi dini akan ada beberapa dampak diharapkan kepada petugas pelayanan seperti
yang timbul diantaranya adalah terjadinya perawat dan bidan untuk selalu memberikan
peningkatan suhu tubuh, perdarahan abnormal, informasi dan edukasi seperti penyuluhan,
thrombosis, involusi yang tidak baik, aliran penyebaran leaflet tentang mobilisasi dini

36 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI


Nurfitriani

sehingga ibu ibu yang bersalin dengan Marfuah, I. (2012). Hubungan Tingkat
tindakan SC akan berani dan faham manfaat Pengetahuan Dengan Sikap Ibu dalam
serta langkah-langkah mobilisasi sehingga Mobilisasi Dini Pasca Sectio Caesarea
termotivasi untuk melakukan mobilisasi secara Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
dini . Moewardi

Daftar Pustaka Mediana, OS. (2012). Gambaran Pengetahuan


Arikunto, S. (2013). Prosedur Peneltian suatu dan Sikap Ibu Post Partum Dengan
pendektan praktek. Jakarta : Rineka Mobilisasi Dini Di RB Nuri Jambi
Cipta
Mubaraq, IW. (2011). Promosi Kesehatan
Asrinah, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Masa Persalinan. Yogyakarta : Graha Medika
Ilmu
Mundy, G.C. (2005). Pemulihan Pasca
Astutik, Y.R. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Operasi Caesarea. Jakarta : Erlangga
Nifas Dan Menyusui. Jakarta : CV.Trans
Info Media Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan
Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Dinas Provinsi Jambi. (2015). Profil Rineka Cipta
Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2014.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan
Efrina, A. (2015). Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Kesehatan Teori &
Dan Tingkat Kecemasan Ibu Terhadap Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta
Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea Di
RSUD Abdul Manap Kota Jambi Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan
Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Forte, R & Oxorn, H. (2010). Ilmu Kebidanan Rineka Cipta
: Patologi Persalinan. Yogyakarta : CV.
Andi Offset Novita, N. (2011). Promosi Kesehatan Dalam
Pelayanan Kebidanan. Jakarta :
Heryani, R. (2012). Asuhan Kebidanan – Ibu Salemba Medika
Nifas Dan Menyusui. Jakarta : CV.
Trans Info Media Nurjannah, dkk. (2013). Asuhan Kebidanan
Postpartum. Jakarta : Reflika Aditama
Hutri Afifah Gusmannur. (2014). Gambaran
Indikasi dan Karakteristik Ibu Bersalin Prawirorahardjo, S. (2007). Ilmu Bedah
Dengan Sectio Caesarea Di RSUD Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Raden Mattaher Jambi. Pustaka

Johariyah, Ningrum W, E. (2012). Asuhan Prawirorahardjo, S. (2007). Ilmu Kebidanan.


Kebidanan Persalinan & Bayi Jakarta : Yayasan Bina Pusta
BaruLahir. Jakarta : CV. Trans Media
Purwoastuti, E.,Walyani. S. (2015). Panduan
Kozier, B. (2010). Fundamental Keperawatan Materi Kesehatan Reproduksi Dan
Konsep Proses dan Praktik. Jakarta : Keluarga Berencana. Yogyakarta :
EGC Pustaka Baru Press

Lestari, T. (2015). Kumpulan Teori Untuk Siswanto,dkk. (2013). Metodologi Penelitian


Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan Dan Kedokteran. Yogyakarta
Kesehatan.Yoyakarta : Nuha Medika : Bursa Ilmu

Smeltzer. S. (2002). Buku Ajar Keperawatan


Medical Bedah. Jakarta : EGC

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 37


Pengetahuan dan Motivasi Ibu Post Sectio Caesarea
dalam Mobilisasi Dini

Solikhah, U. (2011). Asuhan Keperawatan


Gangguan Kehamilan, Persalinan, dan
nifas. Yogyakarta : Nuha Medika

Solikhah, U. (2004). Asuhan Keperawatan .


Jakarta : Medical Book

Susilo, dkk. (2014). Biostatistika Lanjut dan


Aplikasi Riset. Jakarta : Trans Info
Medika.

Sulistyawati, A. Nugraha, E. (2010). Asuhan


Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta :
Salemba Medika

Thesis.umy.ac.id/datapublik/t53916.pdf

Wawan dan Dewi. (2011). Pengetahuan Sikap


dan Perilaku Manusia.Yogyakarta
:NuhaMedika

38 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI

Potrebbero piacerti anche