Sei sulla pagina 1di 13

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS MITIGASI NON STRUKTURAL KEBAKARAN


DALAM UPAYA PENCEGAHAN BENCANA KEBAKARAN DI
GEDUNG BERTINGKAT PERKANTORAN X JAKARTA

Vina Alzahra,Baju Widjasena, Suroto


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: vinazahra60@gmail.com

Abstract :Buildings X Jakarta is a skyscraper with a height of 75 meters. Ina fire


situations, fire spread relatively quick. In buildings, extinguishing and rescue
efforts will hardly executed because of limited access enter and exit of the
building. It is cause multy-storey building be prone to fire. One of efforts to reduce
the risk and impact caused by the fires is require the application of non-structural
mitigation in multi-storey office building. The purpose of the study is to analyze
non structural fire mitigation of prevention effort of fire disaster in multy-storey
office building. This research is a Descriptive Qualitative research that produces
words written or spoken of those who observed with in-depth interviews. The
subjects of this study consists of 4 people as the main informants and 2 people
as informant triangulation. The results show management has established written
and date policies and commitment and signed by top management. Fire fighting
training has not been given to all employees. Budgeting system for non-structural
mitigation program has been budgeted annually. The procedure used when
emergencies are simulated fire scenarios used. When emergencies have a
communication system for notifying and requesting assistance to related parties.
The conclusion of this study is building X Jakarta has adopted the non-structural
mitigation programs such as simulation of fire, fire prevention policy
dissemination, and training blackouts and evacuation of casualties. However, the
implementation of the program had not maximized.

Key word : non strutural mitigation, multy-storey building, office

623
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN yang disebut reaksi berantai, karena


Latar Belakang tanpa adanya reaksi pembakaran
Keselamatan dan kesehatan maka api tidak akan dapat hidup
kerja merupakan upaya untuk terus menerus. Keempat unsur api
mempertahankan dan meningkatkan ini disebut juga fire tetrahedron.(2)
derajat kesejahtaraan fisik, mental Mitigasi adalah serangkaian
dan sosial yang setinggi-tingginya upaya untuk mengurangi risiko dan
bagi para pekerja.Keselamatan dan dampak yang diakibatkan oleh
kesehatan kerja mengupayakan bencana, baik melalui pembangunan
pencegahan untuk menekan faktor fisik (mitigasi struktural) maupun
risiko yang berada di tempat kerja penyadaran dan peningkatan
sehinggga terhindar dari kecelakaan kemampuan menghadapi ancaman
kerja dan penyakit akibat bencana (mitigasi non struktural).
kerja.Keselamatan dan kesehatan Kegiatan-kegiatan mitigasi bencana
kerja juga mengendalikan atau yaitu perencanaan dan pelaksanaan
menghilangkan potensi bahaya di penataan ruang yang berdasarkan
tempat kerja supaya pekerja tetap pada analisis risiko bencana
aman dan selamat.Salah satu upaya (mitigasi struktural). Kemudian
pemenuhan aspek keselamatan dan pengaturan pembangunan,
kesehatan kerja yaitu berada di pembangunan infrastruktur, dan tata
perkantoran. bangunan (mitigasi struktural), serta
Kebakaran adalah api yang penyelenggaraan pendidikan,
tidak terkendali yang meluap dan pelatihan, dan penyuluhan (mitigasi
menyebabkan kerugian. Kerugian non struktural).(3)(4)
yang ditimbulkan dari kebakaran Penyebaran api pada gedung
yaitu kerugian jiwa, kerugian materi, bertingkat relatif sangat cepat
menurunnya produktivitas, dibandingkan bangunan di atas
gangguan bisnis, serta kerugian tanah. Hal ini disebabkan gedung
sosial.(1)Kebakaran adalah reaksi bertingkat memiliki “stack effecct”
antara bahan bakar (fuel) dengan ibarat cerobong asap, dimana udara
oksigen atas bantuan sumber panas yang lebih ringan akan tertarik ke
(heat). Ketiga unsur api tersebut atas. Hal ini mengakibatkan
disebut segitiga api (fire triangle). penyebaran asap dari lantai bawah
Bahkan masih ada unsur keempat ke lantai atas akan berlangsung

624
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

cepat sehingga mempermudah Gedung tersebut juga dilengkapi


penjalaran api. Selain itu, salah satu dengan 2 tangga darurat di setiap
kerawanan gedung bertingkat lantainya yang terletak di sebelah
adalah terbatasnya akses untuk barat dan timur. Gedung X Jakarta
masuk maupun keluar bangunan jika digunakan sebagai kantor manjemen
terjadi kebakaran. Dengan demikian, PT X. Perusahaan tersebut bergerak
upaya pemadaman akan mengalami di bidang telekomunikasi.
kesulitan yang cukup tinggi termasuk Perusahaan tersebut merupakan
(2)
upaya penyelamatan korban. salah satu penyedia layanan seluler
Gedung bertingkat untuk data dan telepon yang
perkantoran memiliki potensi untuk terkemuka di Indonesia.Gedung X
terjadinya kebakaran.Di dalam Jakarta secara keseluruhan
gedung bertingkat perkantoran diperuntukan untuk perkantoran
terdapat komputer-komputer dan manajemen PT X.
arsip-arsip perkantoran.Hal tersebut Gedung X Jakarta sudah
yang membuat gedung bertingkat memiliki kebijakan mengenai K3
perkantoran menjadi berpotensi yang tertulis, tertanggal, dan
terjadinya kebakaran.Selain itu, disahkan oleh pucuk
gedung bertingkat perkantoran pimpinan.Kebijakan tersebut
umumnya dilengkapi dengan sekat- terpasang di dekat pintu masuk
sekat dan furniture yang memenuhi lantai dasar gedung X Jakarta.Hal
seluruh lantai. Dengan demikian, tersebut sebagai bukti bahwa
jumlah dan jenis bahan mudah gedung X Jakarta sudah
terbakar sangat tinggi intensitasnya berkomitmen dalam program
(2)
sehingga rawan penjalaran api. mitigasi non struktural.Saat simulasi
Gedung X Jakarta kebakaran, seluruh karyawan
merupakan gedung bertingkat yang diikutsertakan dalam kegiatan
berfungsi sebagai perkantoran dan tersebut.Namun, tidak semua
terdiri dari 21lantai. Gedung tersebut karyawan dilibatkan dalam pelatihan
terdiri dari empatlift untuk pemadaman kebakaran
mengakomodir lalu lintas menggunakan APAR dan hidrant.
karyawan,dan satu lift service yang Saat terjadi bencana semua
digunakan untuk tim pemadam orang tidak mengetahui kapan dapat
kebakaran saat terjadi kebakaran. terjadi. Oleh sebab itu, untuk

626
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

mengantisipasi terjadi kebakaran tertentu.(5)Penelitian kualitatif adalah


digedung X Jakarta, pihak jenis penelitian yang temuan-
Manajemen gedung X Jakarta temuannya tidak diperoleh melalui
seharusnya menerapkan mitigasi prosedur statistika atau bentuk
non structural kebakaran. Manfaat hitungan lainnya. Penelitian kualitatif
dari kegitan mitigasi non struktural merupakan prosedur penelitian yang
tersebut adalah setiap karyawan menghasilkan data deskriptif berupa
yang berada di gedung X Jakarta kata-kata tertulis atau lisan dari
mampu untuk memadamkan api orang orang dan perilaku yang dapat
kecil sebelum terjadinya kebakaran diamati.(6)
besar serta setiap karyawan menjadi Subjek penelitian dalam
sadar akan pentingnya mencegah penelitian ini yaitu 4 orang informan
kebakaran. Gedung X Jakarta utama dan 2 orang informan
berjumlah 17 lantai, 1 rooftop, dan 3 triangulasi. Informan utama yaitu
basement, tentu saja tidak mudah terdiri dari top management,
memadamkan kebakaran dan manager HSE, manager unit
menyelamatkan korban di lantai atas Building Management dan staff unit
terutama puncak tertinggi dari Building Management. Informan
gedung tersebut. triangulasi yaitu terdiri dari
Tujuan penelitian ini adalah komandan security dan komandan
untuk menganalisis mitigasi non floorwarden.Kriteria dalam memilih
struktural kebakaran dalam upaya subjek atau informan ini yaitu
pencegahan bencana kebakaran di pekerja yang terlibat langsung dalam
gedung bertingkat perkantoran X proses mitigasi non struktural.
Jakarta. Pengumpulan data penelitian
METODE PENELITIAN dilakukan dengan cara observasi
Metode penelitian yang dan wawancara mendalam (indepth
digunakan adalah deskriptif kualitatif. interview) kepada informan utama
Metode penelitian deskriptif kualitatif dan informan triangulasi sebagai
adalah suatu metode penelitian yang penguat data.Pengumpulan fakta
menjelaskan secara sistematis, dari fenomena atau peristiwa –
faktual dan akurat mengenai fakta- peristiwa yang bersifat khusus
fakta dan sifat-sifat suatu individu, kemudian masuk pada kesimpulan
keadaan dan gejala kelompok yang bersifat umum.

627
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Keabsahan data dilakukan pelatihan pemadaman kebakaran di


dengan teknik triangulasi. Teknik gedung X Jakarta.
triangulasi dengan sumber Informan triangulasi
membandingkan dan mengecek baik kebijtriangulasi berjenis kelamin laki-
derajat kepercayaan pada suatu laki. Informan triangulasi yang
informasi yang diperoleh melalui pertama merupakan komandan
waktu dan alat yang berbeda. floorwarden Floorwardenberperan
sebagai pihak yang mengarahkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
evakuasi saat terjadi keadaan
A. Karakteristik Informan
darurat. Informan triangulasi yang
Informan utama berjumlah 4
kedua adalah komanadan
orang yang merupakan pemimpin
security.Security berperan sebagai
dan karyawan Gedung X Jakarta
pihak yang bertanggung jawab untuk
dan semua informan utama berjenis
memadamkan terjadinya kebakaran
kelamin laki-laki.Informan utama
awal.
yang pertama merupakan pucuk
pimpinan di gedung X
B. Analisis Hasil Observasi
Jakarta.Informan utama yang kedua
Gedung X Jakarta sudah
merupakan manager HSE yang
memiliki kebijakan mengenai K3
berperan sebagai penanggung
secara umum dan mengenai
jawab penyelenggara keselamatan
pencegahan kebakaran. Kebijakan
dan kesehatan kerja di gedung X
tersebut tertulis, tertanggal,
Jakarta.Informan utama yang ketiga
ditandatangani, dan disahkan oleh
merupakan manager unit Building
pucuk pimpinan. Kebijakan tersebut
Management yang berperan sebagai
juga terpasang di dekat pintu masuk
penanggung jawab atas
lantai dasar gedung X Jakarta
penyelenggara pencegahan dan
sehingga setiap karyawan atau
penanggulangan kebakaran di
pengunjung dapat membaca
gedung X Jakarta.Informan utama
kebijakan tersebut.
yang keempat adalah staff unit
Building Management yang berperan
C. Analisis Komitmen dan
sebagai penanggung jawab
Kebijakan
penyelenggaraan simulasi dan
Gedung X Jakarta sudah
memiliki kebijakan mengenai K3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

secara umum dan mengenai setempat.(8)Tim pemadam


pencegahan kebakaran.Kebijakan kebakaran di gedung X Jakarta
tersebut tertulis, tertanggal, belum mengikuti sertifikasi
ditandatangani, dan disahkan oleh pemadam kebakaran. Pengelola
pucuk pimpinan.Kebijakan tersebut gedung X Jakarta juga belum
juga terpasang di dekat pintu masuk mengikuti sertifiikasi pemadaman
lantai dasar gedung X Jakarta kebakaran. Hal tersebut juga tidak
sehingga setiap karyawan atau sesuai dengan penelitian
pengunjung dapat membaca sebelumnya yang menyatakan
kebijakan tersebut. Hal tersebut bahwa pemilik bangunan gedung
sudah sesuai dengan PP Nomor 50 wajib membentuk tim
(7)
Tahun 2012 mengenai SMK. penanggulangan kebakaran yang
(9)
sudah mengikuti sertifikasi.
D. Analisis Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Kepmen PU E. Analisis Prosedur
Nomor 11/KTPS/2000 tentang Berdasarkan Keputusan
Ketentuan Teknis Manajemen Menteri Pekerjaan Umum KTPS
Penanggulangan Kebakaran di 11/KTPS/2000 menyatakan bahwa
Perkotaan bahwa unit kerja instruksi atau prosedur diperlihatkan
penanggulangan kebakaran harus secara jelas dan menyolok serta
mendapatkan pelatihan dan diketahui oleh seluruh orang yang
pembinaan guna menyiapkan dan ada di tempat kerja.(8) Penelitian
menyiagakan tenaga pemadam dan sebelumnya juga menyatakan
penyelamat. Pengelola gedung dan bahwa dalam upaya pencegahan
lingkungan juga perlu mendapakan dan penanggulangan kebakaran,
pembinaan berupa penyuluhan dan perusahaan perlu membuat suatu
pembinaan terkait pencegahan dan tata laksana operasional atau
penanggulangan kebakaran. perencanaan-perencanaan yang
Pelatihan penyelamatan kebakaran disusun untuk menjadi panduan
dilaksanakan minimal sekali dalam 6 dalam melaksanakan upaya
bulan yang diikuti oleh seluruh tersebut. Perencanaan tersebut
penghuni bangunan dan diantaranya rencana tindakan
diselenggarakan oleh Diklat Instansi darurat kebakaran. Rencana
Pemadam Kebakaran tindakan tersebut harus menjelaskan

629
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

rinci tentang rangkaian tindakan gedung X Jakarta. Berdasarkan


(prosedur) yang harus dilakukan penelitian sebelumnya, analisis
oleh penanggung jawab dan penganggaran dana dilakukan oleh
pengguna bangunan dalam keadaan tim K3 serta diberikan dan
(10)
darurat. Namun, pada ditunjukkan kepada manajemen
kenyataannya gedung X Jakarta keuangan gedung. Hal tersebut
memiliki prosedur yang tertuang di sudah dilakukan oleh unit Building
dalam skenario pelatihan simulasi Management gedung X Jakarta
kebakaran. Gedung X Jakarta juga sebagai penanggung jawab program
memiliki SOP mengenai tanggap pencegahan kebakaran di gedung X
darurat kebakaran di gedung secara Jakarta.(11)
umum.Gedung X belum memiliki Anggaran dana tersebut
SOP mengenai tanggap darurat digunakan untuk program upaya
untuk karakteristik gedung X pencegahan kebakaran di gedung X
Jakarta.Tiap-tiap gedung bertingkat Jakarta, yaitu pelatihan simulasi
memiliki karakteristik yang berbeda- kebakaran, pengadaan saran
beda sehingga SOP tanggap darurat proteksi aktif dan pasif gedung,
kebakaran tiap gedung juga perawatan sarana proteksi aktif dan
berbeda. pasif gedung, dan sebagainya yang
berhubungan dengan upaya
F. Analisis Anggaran pencegahan dan penanggulangan
Salah satu unsur penting kebakaran. Anggaran dana untuk
dalam sebuah perencanaan program program pelatihan simulasi
adalah anggara dana. Sebuah kebakaran cukup besar. Hal tersebut
organisasi membutuhkan anggaran dikarenakan pelatihan simulasi
untuk menerapkan strategi ke dalam kebakaran tersebut membutuhkan
rencana dan tujuan organisasi. sekitar 50 tabung APAR jenis
Anggaran dana di gedung X Jakarta powder, melibatkan seluruh
untuk kegiatan mitigasi non karyawan dan Dinas Pemadam
struktural. Anggaran dana tersebut Kebakaran Kecamatan Setiabudi.
disusun oleh unit Building Kegiatan tersebut juga menyediakan
Management (BM). Unit BM konsumsi untuk semua pihak yang
meneruskan rencana anggaran terlibat.
tersebut kepada bagian keuangan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

G. Analisis Penyebaran Informasi dasar gedung X Jakarta.Layar LCD


dan Komunikasi tersebut berisi mengenai promosi K3
Berdasarkan Keputusan dan penanggulangan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor kebakaran.Video tersebut diputar
11/KPTS/2000 tentang Ketentuan selama satu bulan selama bulan
Teknis Manajemen Penanggulangan K3.Video mengenai
Kebakaran di Perkotaan Lampiran penanggulangan kebakaran
Bab IV mengenai Manajemen ditayangkan di layar LCD tersebut
Penanggulangan Kebakaran tidak tentu waktu hari dan jamya
Bangunan Gedung, salah unsur untuk ditayangkan.
pencegahan dan penanggulangan ,
yaitu adanya alur komunikasi terkait KESIMPULAN
pencegahan dan penanggulangan 1. Gedung X Jakarta sudah
kebakaran.(8)Penelitian sebelumnya menerapkan program mitigasi
juga menyatakan bahwa untuk non struktural seperti simulasi
mencegah dan menanggulangi kebakaran, pelatihan
kebakaran dibutuhkan sistem pemadaman kebakaran, dan
komunikasi dan peringatan darurat sosialisasi kebijakan
kebakaran serta rambu-rambu pencegahan kebakaran. Namun,
(12)
peringatan kebakaran. Pada implementasi program tersebut
kenyataannya alur komunikasi yang masih belum maksimal.
diterapkan oleh gedung X Jakarta 2. Gedung X Jakarta memiliki
dalam upaya pencegahan dan kebijakan K3 yang tertulis,
penanggulangan kebakaran yaitu tertanggal, disahkan, dan
adanya kebijakan yang tertulis, ditandatangani oleh pucuk
tertanggal, dan ditandatangani oleh pimpinan. Salah satu isi
pucuk pimpinan mengenai K3 yang kebijakan tersebut adalah
terletak di depan pintu masuk mengenai pencegahan
gedung X Jakarta sehigga setiap kebakaran. Isi kebijakan tersebut
karyawan dan pengunjung dapat sesuai dengan PP Nomor 50
melihat dan membaca kebijakan Tahun 2012. Kebijakan tersebut
tersebut. Selain itu, di gedung X disebarluaskan kepada seluruh
Jakarta terdapat layar LCD yang karyawan dengan cara dipasang
terletak di samping lift umum lantai

631
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

di dekat pintu masuk lantai dasar tahunnya ada penganggaran


gedung X Jakarta. dana untuk pelatihan dan
3. Seluruh karyawan dilibatkan simulasi kebakaran di gedung X
dalam kegiatan mitigasi non Jakarta.
struktural yang salah satu 6. Gedung bertingkat perkantoran X
contohnya adalah pelatihan dan Jakarta sudah memiliki alur
simulasi kebakaran. Namun, komunikasi saat terjadi
untuk pelatihan pemadaman kebakaran dan alur komunikasi
kebakaran menggunakan APAR dalam upaya pencegahan dan
dan hidrant hanya diikuti oleh tim penanggulangan kebakaran. Alur
pemadam kebakaran, security, komunikasi pada saat terjadi
dan floorwarden. kebakaran antar tim tanggap
4. Gedung bertingkat perkantoran X darurat menggunakan HT.
Jakarta memiliki prosedur Penyebaran informasi untuk
pemadaman kebakaran dan program pencegahan bencana
evakuasi. Prosedur tersebut kebakaran di gedung X Jakarta
berupa skenario simulasi belum maksimal. Hal ini
kebakaran yang telah dilakukan. dikarenakan belum
Skenario tersebut berbeda-beda diterapkannya safety induction,
setiap tahunnya berdasarkan kurang memadainya jumlah
lantai yang terbakar. Skenario safety sign, serta belum adanya
tersebut dievaluasi oleh unit lembar cara penggunaan APAR
Building Management, security, dan hidrant.
dan floorwarden setiap selesai
pelaksanaan simulasi dan DAFTAR PUSTAKA

pelatihan dan selanjutnya akan


1. Ramli, Soehatman. Pedoman
dievaluasi pada saat rapat P2K3. Praktis Manajemen Bencana.
5. Penganggaran dana untuk upaya Jakarta: Dian Rakyat: 2010.

pencegahan dan 2. Ramli Soehatman. Petunjuk


penanggulangan kebakaran Praktis Manajemen
Kebakaran. Jakarta: Dian
disusun oleh unit Building Rakyat: 2010.
Management (BM) dan diajukan
3. Presiden Republik Indonesia.
kepada bagian keuangan Undang-undang Republik
gedung X Jakarta. Setiap Indonesia Nomor 24 Tahun
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

2007 tentang 10 Dani, Islach Waskito. Analisis


Penanggulangan Bencana. Sistem Manajemen
Jakarta: 2014. Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran
4. Pemerintah Republik di PT Surya Esa Perkasa Tbk
Indonesia. Peraturan Palembang pada Tahun 2013.
Pemerintah Nomor 21 Tahun Palembang: Fakultas
2008 tentang Kesehatan Masyrakat
Penyelenggaraan Universitas Sriwijaya.
Penanggulangan Bencana.
Jakarta: 2008. 11. Hermanto, Octa. Analisis
Implementasi Sistem
5. Sastroasmoro Sudigdo SI. Evakuasi Pasien dalam
Dasar-dasar Metodologi Tanggap Darurat Bencana
Penelitian Klinis. Jakarta: Kebakaran pada Gedung
Sagung Seto; 2011. Bertingkat di Rumah X
Semarang. Fakultas
6. Moleong, Lexy J. Metodologi Kesehatan Masyarakat
Penelitian Kualitatif. Bandung: Universitas Diponegoro.
PT Remaja Rosdakarya Semarang: 2015.
Bandung; 2007.
12. Lestari, Fatma dan RM.
7. Pemerintah Republik Yodan Amaral Panindrus.
Indonesia. Peraturan Audit Sarana Prasarana
Pemerintah Nomor 50 Tahun Pencegahan Penanggulangan
2012 tentang Sistem Dan Tanggap Darurat
Manajemen Keselamatan dan Kebakaran Di Gedung
Kesehatan Kerja. Jakarta: Fakultas X Universitas
2012. Indonesia Tahun 2006.
Jakarta: Fakultas Kesehatan
8. Menteri Pekerjaan Umum Masyarakat. Universitas
Republik Indonesia. Indonesia. (online)
Keputusan Menteri Pekerjaan http://journal.ui.ac.id/technolo
Umum KTPS 11/KTPS/2000 gy/index.php/journal/article/vie
tentang Ketentuan Teknis w/524.
Manajemen Penanggulangan
Kebakaran di Perkotaan.
Jakarta: 2000.

9. Novianty, Putri. Analisis


Manajemen dan Sistem
Proteksi Kebakaran di PT.
Brigestone Tire Indonesia.
Jakarta: Fakultas Kesehatan
Universitas
Indonesia.2012.(online)http://li
b.ui.ac.id/file?file=digital/2032
0604-S-Putri%20Novianty.pdf
diunduh pada 11 Mei 2016.

633
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

2
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Potrebbero piacerti anche