Sei sulla pagina 1di 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322653444

PENGGUNAAN 4C/ID DAN ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN


ANATOMI DALAM LARGE GROUP

Article · January 2018

CITATIONS READS
0 249

1 author:

Siti Munawaroh
Universitas Sebelas Maret
4 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

medical education anatomy View project

All content following this page was uploaded by Siti Munawaroh on 23 January 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Siti Munawaroh, Penggunaan AC/ID dan Active Learning dalam Pembelajaran Anatomi dalam Large Group

PENGGUNAAN AC/ID DAN ACTIVE LEARNING DALAM


PEMBELAJARAN ANATOMI DALAM LARGE GROUP
Siti Munawaroh
Bagian Anatomi dan Embriology, Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRACT
Background: Anatomy is a basic medical science that very important for medical students and other health professions.
With a good understanding of the anatomy, they can understand the condition of the patient’s illness. However, many
of students who complain about the difficulty of anatomy. This paper aims to provide an alternative choice of
instructional design in large classes (large group) to improve the quality of learning.
Method: literature review.
Results: There are many designs of learning that can be applied in a large group. Each has advantages and disadvantages.
To improve the quality of student learning, need to be actively involved students in the learning process, so that the
material being studied can understand and survive long in the memory of the student.
Conclusion: Management of the large group on anatomy lesson is required to produce effective learning. One of the
instructional design that can be applied to achieve these objectives is the 4C / ID by applying the principles of active
learning.

Keywords: anatomy lessons, large group, 4C / ID, active learning

ABSTRAK
Latar belakang: Anatomi adalah materi dasar yang sangat penting bagi mahasiswa kedokteran dan profesi
kesehatan lainnya. Dengan pemahaman yang baik terhadap materi anatomi, mereka dapat memahami kondisi
penyakit pasien. Namun demikian, banyak diantara mereka yang mengeluhkan sulitnya materi anatomi. Tulisan
ini bertujuan untuk memberikan alternatif pilihan desain pembelajaran di kelas besar (large group) yang sesuai
untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Metode: literatur review.
Hasil: Terdapat banyak desain pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas besar. Masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka perlu keterlibatan mahasiswa secara
aktif dalam proses pembelajaran, sehingga materi yang dipelajari dapat masuk dan bertahan lama dalam memori
mahasiswa.
Kesimpulan: Manajemen pembelajaran anatomi pada large group diperlukan untuk menghasilkan pembelajaran
yang efektif. Salah satu desain pembelajaran yang bisa diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah 4C/ID
dengan menerapkan prinsip pembelajaran active learning.

Kata kunci: pembelajaran anatomi, large group, 4C/ID, active learning

Korespondensi: munafkuns@gmail.com

Vol. 4 | No. 1 | Maret 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 7


Siti Munawaroh, Penggunaan AC/ID dan Active Learning dalam Pembelajaran Anatomi dalam Large Group

PENDAHULUAN pergeseran pada peran dosen, dimana sebelumnya sistem


teacher centered learning menuntut dosen berperan sebagai
Anatomi merupakan ilmu dasar dalam kedokteran.
dispenser yang selalu menyediakan informasi untuk
Anatomi menjadikan seorang dokter mampu memahami
mahasiswa berubah menjadistudent centered learning yang
kondisi penyakit pasien dengan baik. Selain dokter,
lebih banyak memberikan tanggung jawab dan
anatomi juga diperlukan sebagai dasar oleh perawat,
kebebasan kepada mahasiswa terhadap proses belajarnya
bidan, dokter gigi, fisioterapi dan semua profesi yang
sehingga disini dosen berperan sebagai fasilitator atau
berkaitan kesehatan.1
manajer terhadap proses belajar mahasiswa.2
Meskipun anatomi merupakan ilmu dasar, banyak
Sebagian besar center pendidikan kesehatan di Indonesia
mahasiswa yang mengeluhkan tentang sulitnya materi
menerapkan kurikulum berbasis kompetensi yang
ini. Hal ini sudah berlaku sejak zaman dahulu, seperti
menggunakan model pendekatan belajar berdasar
yang dialami oleh penulis dan teman-temannya pada
masalah (Problem Based Learning/ PBL) sebagai intinya.
saat masih kuliah S1 kedokteran. Saat ini “momok”
Model pendekatan ini memberikan keuntungan bagi
tersebut masih ada, terbukti dari pernyataan beberapa
mahasiswa dalam penerapan anatomi dalam praktik
mahasiswa yang penulis ampu di materi anatomi yang
klinis. Hal itu disebabkan karena peran anatomi sangat
menyatakan bahwa anatomi itu sulit.
luas dalam praktik kedokteran, yakni meliputi
Selama ini, pembelajaran anatomi dilakukan dalam pemeriksaan fisik, tindakan akses arteri dan vena,
bentuk perkuliahan di kelas besar dan praktikum. pembedahan, dan penanganan berbagai manifestasi
Sebagian kecil juga dipelajari dalam diskusi tutorial. Kali trauma yang memerlukan logika berdasarkan
ini penulis akan fokus pada kuliah anatomi di kelas pengetahuan anatomi.3
besar pada mahasiswa paramedis seperti perawat, bidan, Namun demikian kurikulum ini tidak menjadikan kuliah
hiperkes, kesehatan kerja dan farmasi. Karena pada kelas di kelas besar menjadi hilang, karena terdapat laporan
paramedis ini kuliah anatomi dilakukan secara hasil studi yang menyatakan bahwa kurikulum anatomi
berkesinambungan mulai dari pengantar anatomi hingga yang terintegrasi mempunyai dampak negatif terhadap
anatomi tiap organ di dalam sistem tubuh manusia. pengetahuan mahasiswa mengenai surface anatomi,4
Sedangkan pada mahasiswa kedokteran materi anatomi sehingga pengajaran materi anatomi secara tersendiri
diberikan sesuai dengan tema blok yang sedang berjalan. melalui model perkuliahan tetap dipandang perlu, dan
Penulis berusaha mencari solusi berdasarkan apa yang dapat digunakan secara bersama-sama pada kurikulum
penulis pelajari dalam medical education terutama PBL.
tentang “facilitating learning” dengan menyesuaikan kondisi
mahasiswa di lapangan agar tercapai pembelajaran
anatomi yang efektif sehingga harapannya mahasiswa Kekurangan dan kelebihan kuliah
tidak lagi berkomentar bahwa anatomi itu sulit. Beberapa teoritikus mengkritik bahwa kuliah
menempatkan mahasiswa dalam peran pasif, dimana
METODE mereka duduk manis mendengarkan ceramah yang
Literatur yang relevan dipilih sebagai dasar untuk disampaikan oleh dosen pemberi kuliah. Dari sudut
melakukan review. pandang behavioris, para siswa belajar hanya ketika
mereka memberikan respon secara aktif. Meskipun
HASIL DAN PEMBAHASAN demikian banyak ahli kognitif mengemukakan bahwa
seringkali mahasiswa aktif secara mental selama aktivitas-
Terjadi banyak perubahan dalam pendidikan kedokteran
aktivitas yang tampaknya pasif tersebut. Dari sudut
beberapa tahun terakhir salah satu bentuk perubahan
pandang psikologi kognitif, sejauh mana mahasiswa
tersebut adalah tuntutan akan self-directed learningdimana
belajar dari kuliah tergantung bagaimana mereka
mahasiswa diharapkan dapat lebih bertanggung jawab
memproses informasi, artinya, tergantung pada respon-
terhadap proses belajarnya. Selain itu juga terjadi
respon kognitif tertentu yang mereka buat. Semakin besar

8 Vol. 4 | No. 1 | Maret 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


Siti Munawaroh, Penggunaan AC/ID dan Active Learning dalam Pembelajaran Anatomi dalam Large Group

perhatian siswa, semakin besar keterlibatan mereka mempunyai peranan yang sangat penting dalam
dalam pembelajaran yang bermakna, pengorganisasian, merencanakan instruksi untuk mahasiswa.10
elaborasi dan sebagainya, serta semakin besar pula Penggunaan desain instruksional pada aktivitas
mereka mendapat manfaat dari kegiatan kuliah yang pembelajaran dirasa sangat penting untuk mengarahkan
mereka ikuti.5,6 mahasiswa bagaimana sebuah instruksi berupa masalah,
Meskipun banyak mendapat komentar negatif, kuliah dengan dukungan informasi dan penugasan, dapat
memiliki peranan penting dalam program pendidikan, mencapai tujuan belajar yang diharapkan.7 Tujuan dari
misalnya ketika dosen hendak memperkenalkan suatu desain instruksional adalah untuk mengaktifkan dan
materi baru, merangsang rasa ingin tahu mahasiswa, mendukung proses belajar mahasiswa. Sehingga harus
menyampaikan topik yang sulit, menyampaikan direncanakan dengan baik, tidak secara sembarangan
perspektif yang berbeda terhadap suatu subjek dan dilakukan.8
resume penelitian terbaru,7,8 serta membantu mahasiswa
Banyak sekali desain instruksional yang ada dalam dunia
mengaplikasikan pengetahuan mereka dan
pendidikan, seperti Desain 4C/ID (4 component design
menggunakannya dalam menganalisis masalah5 dan
instructional), JIT (Just in Time), ADDIE (Analyze, Design,
berpikir kritis.6 Selain itu, kelebihan model pembelajaran
Development, Implementation and Evaluation),9 sembilan
dalam bentuk perkuliahan kelas besar adalah bahwa
unsur desain Gagne dan masih banyak yang lainnya.
informasi dapat diberikan secara ekonomis, cepat dan
Disini penulis akan fokus pada 4C/ID.
efisien.5,8
4C/ID (4 component design instructional) adalah desain
Kerugian utama perkuliahan adalah tidak instruksional yang terdiri atas empat tahapan yaitu
memungkinkan dosen menilai kemajuan belajar siswa.
pemberian tugas, pemberian informasi penunjang,
Selain itu, tidak semua dosen memiliki kemampuan
pemberian informasi prosedural dan praktik sebagian
yang baik dalam menyampaikan informasi, sehingga tugas (Part-Task Practice). Desain instruksional ini memiliki
akan menjadi masalah ketika dosen menyampaikan
keunggulan untuk membentuk organisasi pembelajaran
materi secara tidak terorganisir, tidak terstruktur, tidak
yang memiliki topik belajar yang rumit dan digunakan
informatif dan hanya menyampaikan hafalan terhadap
untuk mendesain sebuah pelatihan atau kursus.10
text tanpa merangsang pengembangan pemahaman. Hal
ini dapat menjadikan mahasiswa bosan juga tidak Selain menyiapkan desain instruksional untuk
termotivasi.5,8 perkuliahan, sebaiknya dosen melihat buku panduan
mahasiswa ataupun kurikulum untuk menilai
Dalam sebuah analisis yang disampaikan oleh Brown pengetahuan atau pengalaman apa yang sudah dimiliki
and Manogue (2001) menyebutkan bahwa penyampaian oleh mahasiswa.5,7 Kemudian rencanakan materi
metodologi dan teori akan lebih efektif disampaikan perkuliahan dengan mengidentifikasi konsep dan prinsip
dalam kuliah.8 Sehingga materi anatomi yang termasuk penting materi tersebut serta identifikasi konsep-konsep
materi dasar pun akan lebih tepat jika disampaikan dalam sulit yang akan membuat mahasiswa bekerja keras untuk
bentuk perkuliahan dengan tetap memberikan sesi bisa memahaminya. Cara mengetahui mana saja konsep
praktikum sebagai pendalaman. yang sulit bisa dengan berdiskusi dengan dosen lain
Bagaimana merancang pembelajaran yang efektif dan menanyakan kepada mahasiswa tahun sebelumnya
dalam kuliah? yang mendapatkan materi yang sama atau dengan
Gagne, Briggs and Wager (1992) lebih menyukai melihat hasil ujian mereka. Konsep yang sulit ini
menyebut dengan istilah “instruction” daripada membutuhkan perhatian yang lebih, bisa dengan
“teaching” karena mereka berharap agar semua hal memberikan analogi dan contoh-contoh, serta
mempunyai efek langsung terhadap proses belajar memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mahasiswa, tidak sekedar kejadian yang berpusat terhadap menjelaskan pemahaman mereka terhadap konsep
apa yang dilakukan oleh dosen. Tentunya dosen tersebut.11

Vol. 4 | No. 1 | Maret 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 9


Siti Munawaroh, Penggunaan AC/ID dan Active Learning dalam Pembelajaran Anatomi dalam Large Group

Sesekali perlu kiranya untuk mereview materi yang akan Active Learning
diberikan. Kurangi hal-hal yang dirasa kurang penting. Mahasiswa adalah pemeran yang aktif dalam lingkungan
Karena dalam perkuliahan mahasiswa sering merasa pembelajaran dan tidak semata-mata sebagai konsumen
overload dimana kemampuan otak untuk mencerna yang menerima secara pasif materi dari dosennya.13
materi terbatas. Sehingga prinsip “sedikit itu lebih baik” Dengan berinteraksi secara aktif dengan mahasiswa, akan
sangatlah tepat untuk merencanakan perkuliahan.11 terjalin hubungan personal yang lebih erat dibandingkan
Perhatian mahasiswa terhadap perkuliahan sangatlah bila dosen terfokus untuk memberi kuliah sehingga
diperlukan untuk tercapainya kuliah yang efektif. kurang memperhatikan mahasiswanya.14
Sehingga dosen harus mampu mendesain aktivitas
Pembelajaran aktif (active learning) adalah sebuah proses
perkuliahan agar menarik perhatian mahasiswa.
yang melibatkan mahasiswa dalam melakukan suatu
Beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya
tindakan dan memberi kesempatan kepada mereka
menyampaikan problem nyata di awal perkuliahan, dan
untuk memikirkan apa yang mereka lakukan tersebut.
menanyakan kepada mahasiswa bagaimana solusi
Ketika mahasiswa menjadi pembelajar aktif di dalam
permasalahan tersebut. Tentunya masalah yang
kelas maka mereka sedang terlibat dalam proses berpikir
disampaikan berkaitan dengan materi yang akan
tingkat tinggi, yaitu analisis, sintesis dan evaluasi. Untuk
dibahas. Sehingga mahasiswa menjadi tertarik untuk
menjaga proses ini maka ada beberapa hal yang harus
mengikuti perkuliahan. Selain itu bisa juga dengan
diperhatikan. Diantaranya, pertama makna aktif tidak
menayangkan video atau presentasi kasus terkait dengan
hanya sekedar aktif, tetapi mahasiswa harus memahami
materi yang disampaikan. Cara lainnya bisa dengan
apa yang dia lakukan dan bagaimana kaitannya dengan
memberikan pretes terkait materi di awal perkuliahan
tujuan perkuliahan. Kedua, evaluasi dan feedback yang
sehingga mahasiswa dapat menilai pengetahuaanya dan
diberikan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran aktif,
soal yang sama dapat pula diberikan di akhir perkuliahan
dosen sebaiknya menghubungkan pemahaman
untuk mengetahui keberhasilan mahasiswa dalam
mahasiswa mengenai proses daripada materi spesifik,
menyerap materi yang disampaikan.11
penilaian tinggi sebaiknya diberikan kepada mahasiswa
Selain menarik perhatian mahasiswa, perlu kiranya agar yang mampu memformulasikan permasalahan dengan
proses perkuliahan memungkinkan mahasiswa untuk baik.12
terlibat aktif di dalamnya. Karena sesuai dengan teori
Terlepas dari betapa pentingnya pembelajaran aktif bagi
belajar konstruktivisme pembelajaran bermakna akan
mahasiswa, sebagian besar dari mahasiswa sering
bisa di dapatkan ketika mahasiswa secara aktif
memposisikan diri sebagai pembelajar yang pasif, hanya
memproses informasi baru, menginterpretasikannya dan
menerima apa yang akan disampaikan oleh sang dosen.
menhubungkan dengan pengetahuan yang telah
Alasan utama mengapa bisa timbul situasi ini adalah
dimilikinya, sehingga dapat meningkatkan retensi
karena banyak diantara para dosen yang jarang
terhadap ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan.12 Hal
melibatkan mahasiswa dalam proses pembelajaran di
ini sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh
dalam kelas perkuliahan mereka. Berikut adalah
Chilwant (2012) dalam penelitiannya terhadap
beberapa hal yang menjadi alasan mengapa para dosen
mahasiswa yang diberikan kuliah farmakologi secara
tidak menerapkan pembelajaran aktif beserta
interaktif terstruktur dibandingkan dengan mahasiswa
jawabannya yang disampaikan dalam buku Hativa
yang diberi kuliah secara konvensional. Hasil penelitian
(2000)14:
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara kedua kelompok, akan tetapi kelompok perlakuan 1. Buang-buang waktu. Dosen merasa bahwa dengan
menunjukkan bahwa kuliah interaktif terstruktur melibatkan mahasiswa agar aktif dalam pem-
meningkatkan ketertarikan mahasiswa terhadap materi, belajaran di kelas akan membuang waktu. Waktu
perkuliahan yang sempit akan menjadikan materi
materi terasa lebih simple dan meningkatkan motivasi
tidak tersampaikan dengan sempurna
mahasiswa untuk belajar mandiri.6

10 Vol. 4 | No. 1 | Maret 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


Siti Munawaroh, Penggunaan AC/ID dan Active Learning dalam Pembelajaran Anatomi dalam Large Group

Jawaban: jawaban dari alasan ini adalah bahwa jurnal), dan sumber mengajar (membaca, tugas rumah,
dosen tidak perlu menyampaikan semua materi pembicara tamu, teknologi mengajar).12 Elemen dasar
dalam perkuliahan di kelas mereka tersebut, untuk meningkatkan pembelajaran aktif terdiri dari
tetapi doronglah mahasiswa untuk belajar mandiri membuat mahasiswa:
dan sampaikanlah hal-hal yang sekiranya perlu 1. Berbicara dan mendengar
mahasiswa ingat 5 tahun yang akan datang.
Berbicara di dalam kelas merupakan proses
Karena keaktifan mahasiswa akan menjadikan
pembelajaran aktif yang bertujuan untuk
proses belajar menjadi lebih efektif sehingga bisa memperjelas apa yang ada dalam pikiran
menjadikan mahasiswa mampu mengingat apa mahasiswa dan juga melatih keterampilan
yang dipelajarinya dalam jangka waktu lama. Hal mendengar dan berbicara di depan umum. Dosen
ini sejalan dengan apa yang disampaikan Harden memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
(2001) mengatakan bahwa tidak semua isi materi menyampaikan apa yang mereka pikirkan kepada
disampaikan, melainkan hanya materi inti saja, dosen dan seluruh temannya di kelas tersebut.
sedangkan yang lainnya bisa disampaikan dalam Berikut adalah beberapa hal yang bisa digunakan untuk
kesempatan atau cara lain selain kuliah.17 melatih kemampuan berbicara dan mendengarkan:
2. Lepas kontrol. Beberapa dosen merasa dengan
a. Paraphrasing: meminta mahasiswa untuk
melibatkan mahasiswa dalam kegiatan
menyampaikan kembali apa yang ia tafsirkan dari
pembelajaran aktif di kelas akan menjadikan materi yang ia dengar. Dengan demikian akan
kuliah menjadi lepas kontrol, serta timbul melatih keterampilan mendengar aktif.
kekacauan dan mereka juga tidak menyukai akan
b. Oral presentation: memberi kesempatan mahasiswa
ketidakpastian yang mungkin terjadi di kelas yang
untuk mempresentasikan materi yang telah
belum mereka persiapkan. mereka persiapkan sebelumnya dari materi yang
Jawaban: jika dosen telah merencanakan dan diberikan dosen pada pertemuan sebelumnya. Hal
mengorganisasikan dengan baik maka mahasiswa ini bisa melatih keberanian mahasiswa untuk
akan ikut terlibat dan tertantang dalam berbicara di depan umum.
pembelajaran di kelas dan dosen tetap mampu c. Amongst student discussion: meminta mahasiswa
memegang kendali akan keberlangsungan proses untuk membaca suatu materi 10-15 menit,
pembelajaran. kemudian minta salah satu diantara mereka
3. Ketidaksiapan mahasiswa. Para dosen sering untuk menyampaikan pemahaman mereka
menjadikan hal ini sebagai alasan, karena terhadap materi tersebut. Lalu minta mahasiswa
beranggapan bahwa mahasiswa mereka belum lain untuk memberikan tanggapan. Dosen bisa
memberi pancingan dengan beberapa
siap terhadap materi yang akan disampaikan di
pertanyaan. Hal ini bisa merangsang proses
kelas.
diskusi dan meningkatkan kemampuan refleksi.
Jawaban: permasalahan ini bisa diatasi dengan d. Short debate: mahasiswa dibagi menjadi dua
memberi motivasi kepada mahasiswa untuk kelompok dengan pendapat atau cara pandang
membaca materi yang akan dipelajari. Motivasi yang berbeda terhadap suatu tema. Mereka
itu bisa berupa memberi pertanyaan yang diminta untuk berdebat, menyampaikan
mengarahkan kepada pembahasan materi di sanggahan terhadap pendapat kelompok
perkuliahan, bisa berupa pemberian pretes di lawannya dan mempertahankan pendapat
awal perkuliahan. kelompok mereka.
Pembelajaran aktif terdiri dari beberapa elemen dasar e. Panel: beberapa mahasiswa diminta untuk
(berbicara, mendengar, menulis, membaca dan refleksi), mempersiapkan presentasi suatu tema dengan
strategi belajar (kelompok kecil, tugas kelompok, studi sudut pandang yang berbeda dari masing-masing
kasus, simulasi, diskusi, pemecahan masalah, penulisan mahasiswa yang bertugas tersebut. Kemudian

Vol. 4 | No. 1 | Maret 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 11


Siti Munawaroh, Penggunaan AC/ID dan Active Learning dalam Pembelajaran Anatomi dalam Large Group

mereka mempresentasikan di depan kelas. manis mendengarkan kuliah tanpa mencatat.


Mahasiswa yang bertugas sebagai pendengar Oleh karenanya dosen harus bijak menangani
diminta untuk bertanya dan memberi tanggapan hal ini. Bukan dengan melarang mahasiswa
terhadap materi yang disampaikan oleh temannya mencatat karena khawatir tidak fokus
tersebut. memperhatikan apa yang disampaikan dalam
2. Membaca atau menulis kuliah, tetapi bagaimana memfasilitasi mahasiswa
Membaca dan menulis dapat mengklarifikasi apa untuk bisa mencari cara bagaimana membuat
yang dipikirkan oleh mahasiswa dan juga dapat catatan yang efektif dan bermakna.
mengembangkan kemampuan menulis mereka. Bagaimana membantu mahasiswa untuk
Berikut beberapa cara yang dapat digunakan membuat catatan yang bermakana? Pertama,
untuk meningkatkan kemampuan membaca dan jelaskan materi secara bertahap, beri kesempatan
menulis:
mahasiswa untuk berpikir, memahami dan
a. Short reading assignment: menugaskan mencatat. Kemudian ijinkan mahasiswa untuk
mahasiswa untuk membaca cepat suatu membandingkan catatannya dengan catatan
materi dari buku, jurnal atau satu slide power
teman mereka dan persilakan mereka untuk
point dari dosen, kemudian mereka diminta
menanyakan hal-hal yang masih belum mereka
untuk mendiskusikan dengan yang lainnya.
pahami.
b. Guiding question to the assigned reading:
memberikan pertanyaan penuntun kepada 4. Bertanya.
mahasiswa saat mereka membaca buku dan Bertanya bisa bermakna pertanyaan dari
meminta mereka untuk menuliskan jawaban mahasiswa kepada dosen maupun pertanyaan
mereka. dari dosen untuk mahasiswa.
c. Short writing asignment : minta mahasiswa Beberapa pendidik dan peneliti menyebutkan
menuliskan sesuatu di akhir perkuliahan. bahwa pertanyaan di dalam kelas merupakan
Perintah menulis bisa berupa pertanyaan isi aspek yang esensial dalam pembelajaran yang
materi ataupun hal penting yang bisa mereka baik. Dalam penelitian Gall (1970) yang
ambil dari perkuliahan. Kemudian hasil disebutkan dalam buku Hativa (2000) disebutkan
tulisan dikumpulkan kepada dosen untuk bahwa pertanyaan yang diberikan dosen di dalam
mengetahui seberapa banyak pemahaman
kelas kepada mahasiswanya mempunyai dampak
mahasiswa materi materi yang disampaikan
yang besar tehadap prestasi mahasiswa.
dan juga dapat merangsang mahasiswa untuk
belajar aktif. Aplikasi teori terhadap pengajaran anatomi di kelas
3. Berpikir dan refleksi besar
Banyak mahasiswa yang bisa berkonsentrasi Penulis akan mencoba menerapkan teori diatas untuk
ketika mereka mencatat apa yang disampaikan pembelajaran anatomi di kelas besar pada mahasiswa
oleh dosen di kelas. Dengan mencatat mereka paramedis, dimana anatomi merupakan mata kuliah
membangun pemahaman dan pengetahuan ilmu dasar dengan jadwal tatap muka rutin setiap
mereka terhadap isi perkuliahan. Pertanyaan yang minggunya. Dengan jumlah pertemuan yang lebih dari
sering muncul adalah bagaimana membuat satu kali ini maka diharapkan dosen akan lebih mampu
mahasiswa mengaktifkan pikirannya ketika menerapkan active learning dan desain 4C/ID.
mereka sibuk membuat catatan? Sehingga
beberapa dosen membuat kebijakan untuk Untuk pertemuan pertama bisa diberikan overview
meminta mahasiswa fokus pada presentasi tanpa tentang anatomi, berupa pengantar mengenai definisi,
mencatat. Namun demikian banyak mahasiswa cara belajar, dan istilah-istilah yang sering digunakan
yang kesulitan untuk menjadi pendengar pasif dalam anatomi. Mengenai cara belajar disampaikan
tanpa membuat catatan, bahkan beberapa tentang beberapa pilihan pendekatan dalam
mahasiswa akan mengantuk ketika hanya duduk pembelajaran anatomi, yaitu pendekatan regional sesuai

12 Vol. 4 | No. 1 | Maret 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


Siti Munawaroh, Penggunaan AC/ID dan Active Learning dalam Pembelajaran Anatomi dalam Large Group

dengan regio tubuh manusia dan pendekatan sistem. jalannya diskusi. Feedback bisa diberikan di akhir
Karena pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum presentasi, ditengah-tengah diskusi maupun di akhir
kedokteran dan kesehatan adalah PBL maka pendekatan diskusi. Sebelum pertemuan ditutup maka mahasiswa
sistem inilah yang lebih sesuai. Hal ini sejalan dengan diminta menyampaikan kesimpulan dan refleksi
yang disampaikan oleh Kingsbury and Lymn (2008) mengenai pembelajaran yang mereka terima di sesi
bahwa dalam PBL menerapkan sistem pembelajaran tersebut.
terintegrasi, yang artinya mengintegrasikan materi dasar
dengan kasus klinis, sehingga akan lebih mudah ketika KESIMPULAN
dalam pembelajaran menggunakan pendekatan sistem Anatomi merupakan materi dasar dalam pendidikan
sesuai dengan kasus klinis yang ada dari masing-masing kesehatan. Pemahaman yang baik mengenai anatomi
sistem tubuh.18 akan sangat diperlukan untuk lebih memahami
Setelah overview/pengantar disampaikan, masih dalam pembelajaran kasus-kasus klinis.
pertemuan pertama, dosen membagi mahasiswa ke Pergeseran kurikulum dalam pendidikan kedokteran
dalam beberapa kelompok. Sebagai komponen pertama maupun kesehatan mengarah pada penerapan kurikulum
penerapan 4C/ID yaitu pemberian tugas, maka masing- Problem-based Learning (PBL). Pembelajaran pada
masing kelompok diminta untuk mempersiapkan suatu kurikulum ini sering terfokus pada kelompok kecil
materi yang harus mereka presentasikan pada pertemuan berupa tutorial. Namun demikian perkuliahan dalam
berikutnya. Selain komponen pertama 4C/ID, pada kelas besar tidak serta merta hilang, terutama untuk
pertemuan pertama ini disampaikan komponen kedua, perkuliahan materi dasar seperti anatomi.
pemberian informasi penunjang, yaitu penjelasan
mengenai istilah-istilah yang sering digunakan dalam Pentingnya materi anatomi untuk dimiliki oleh
anatomi serta buku referensi yang sebaiknya digunakan mahasiswa sebagai bekal untuk menjadi tenaga medis
oleh mahasiswa. maupun paramedis menjadikan dosen harus berpikir
bagaimana agar materi anatomi bisa tersimpan dengan
Agar semua mahasiswa fokus pada satu materi inti maka baik dalam memori mahasiswa. Oleh karena itu penulis
dalam satu pertemuan semua kelompok hanya diberikan mencoba bagaimana menerapkan desain instruksional
satu pokok materi untuk didiskusikan dan 4C/ID dan prinsip active learning agar bisa memfasilitasi
dipresentasikan. Mahasiswa mengalami sendiri pencarian mahasiswa belajar mendalam dan mampu menyimpan
sumber informasi dan merangkumnya kemudian memori tentang materi anatomi lebih lama.
mempresentasikannya. Semua ini merupakan bagian dari
active learning, yaitu membaca, menulis dan berbicara. DAFTAR PUSTAKA
Diharapkan dengan active learning ini mahasiswa bisa
1. Drake, Vogl and Mitchell. Gray’s Basic Anatomy. 1st
belajar lebih mendalam terhadap materi tersebut dan
ed. Singapura: Elsevier Churcill Livingstone; 2012.
akan bertahan lebih lama di dalam memori mereka. 2. Harden and Crosby. AMEE Guide No 20: The good
Pada saat mahasiswa mempresentasikan materi teacher is more than a. Medical Teacher. 2000; 22(4):
p. 334-347.
mahasiswa lain diminta untuk fokus mendengarkan dan
3. Prakosa. Menggagas pembelajaran anatomi pada
dipersilakan untuk bertanya dan menanggapi apa yang kurikulum berbasis kompetensi untuk pendidikan
disampaikan oleh presenter. Dosen memberi arahan kedokteran dasar. Jurnal Anatomi Indonesia. 2006;
proses diskusi dan menggaris bawahi hal-hal penting 1(2): p. 47-52.
yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa, mengoreksi 4. McKeown et al. The Impact of curricular change on
jika ada kesalahan, dan menambahi jika ada materi yang medical student’s knowledge of anatomy. Medical
Education. 2003; 37: p. 954-961.
kurang.
5. Ormrod. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa
Feedback dapat diberikan oleh dosen kepada presenter. Tumbuh dan Berkembang Jilid 2. 6th ed. Jakarta:
Selain itu feedback dapat juga diberikan oleh mahasiswa Erlangga; 2008.
terhadap rekannya yang presentasi ataupun terhadap

Vol. 4 | No. 1 | Maret 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 13


Siti Munawaroh, Penggunaan AC/ID dan Active Learning dalam Pembelajaran Anatomi dalam Large Group

6. Chilwant. Comparison of two teaching methods, 13. van Merriënboer, Clark and de Croock. Blueprints
structured interactive lectures. Biomedical Research; for Complex Learning: The 4C/ID-Model. ETR&D.
23 (3):. 2012; 23(3): p. 363-366. 2002; 50(2): p. 39-64.
7. Cantillon. Teaching Large Groups. In Wood Ca, 14. Hativa. Teaching for effective Learning in Higher
editor. ABC Learning and Teaching in Medicine. 2nd Education London: Kluwer Academic Publisher;
ed. Singapore: Blackwell Publishing Ltd; 2010. p. 19- 2000.
22. 15. Lowyck, Elen, and Clarebout. Instructional
8. Brown and Manogue. AMEE Medical Education conceptions: Analysis from an Instructional Design
Guide No. 22: Refreshing lecturing: a guide for Perspektive. International Journal of Educational
lecturers. Medical Teacher, Vol. , No. 3,. 2001; 23(3): Research. 2004; 41: p. 429-444.
p. 231-244. 16. Michaelsen and Sweet M. The essential elements of
9. Ramsden. Learning to Teach in Higher Education team based learning. New directions for teaching and
London: Taylor & Francis e-Library; 2002. learning. 2008; 116: p. 7-27.
10. Gagne, Briggs and Wager. Principles of Instructional 17. Harden. A Practical Guide for Medical Teachers Dent
Design. 4th ed. USA: Harcourt Brace Jovanovich ; , editor. UK: Dundee University; 2001.
1992. 18. Kingsbury and Lymn. Problem-based learning and
11. Jeffries et al. An Introduction to Medical Teaching larger student groups: mutually exclusive or
New York: Springer Science+Business Media B.V.; compatible concepts – a pilot study. BMC Medical
2010. Education. 2008; 8(35): p. 1-10.
12. Branch M. Instructional Design: The ADDIE
Approach New York: Springer; 2009.

14 Vol. 4 | No. 1 | Maret 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia

View publication stats

Potrebbero piacerti anche