Sei sulla pagina 1di 9

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

HUBUNGAN LOKASI TERAPI INTRAVENUS DENGAN KEJADIAN PLEBITIS

Retno Sumara 1
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surabaya 1
Kutipan: Sumara, Retno. (2017). Hubungan Lokasi Terapi Intravenus Dengan Kejadian Plebitis.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2 (1)

INFORMASI ABSTRACT

The aim of this study was to investigate the relationship


Korespondensi between intravenous therapy sites and phlebitis events.
Research design using Correlation Analysis with purposive
retnosumara@gmail.com sampling technique, according to inclusion criteria as many
as 16 patients (respondent) in pairs of intravenous therapy.
The instrument uses a modified observation sheet from the
V.I.P (Visual Infusion Phlebitis) score from United
Lincolnshire Hospital NHS Trust Infection Control Manual
(RCN, 2005). The study was conducted in the inpatient wards
of the 6th, 8th, 11th, 12th floor at Husada Utama Hospital
Surabaya. Non-parametric statistical test with Chi-Square
test. The results showed more than 62.50% of infusion was
Keywords: Location of
Intravenous Therapy,
attached to the metacarpal vein, and the rest were infused with
Plebitis 31, 25% cephalic vein and 6.25% basilica vein. While for
phlebitis events showed respondents who Phlebitis as much as
56.25%, and not Phlebitis as much as 43.75%. Chi-Square
statistic test shows the value of p = 0,002, meaning there is the
relation of location of intravenous therapy with phlebitis
incidence. Conclusions Phlebitis is an inflammation of the
veins caused by chemical, bacterial, and mechanical irritation
in the installation of intravenous therapy characterized by
redness, pain, and swelling in the venous puncture area. The
selection of veins in the infusion installation is a large
unbranched vein and is not located in the joint region.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

Abstrak
Terapi intravena (IV) merupakan cara yang digunakan untuk memberikan cairan
dan memasukkan obat, vitamin dan transfuse darah ke tubuh pasien. Dalam terapi
intravena dapat terjadi komplikasi salah satunya flebitis. Salah satu factor yang
mempengaruhi terjadinya phlebitis adalah lokasi penusukan vena. The aim
penelitian ini untuk mengetahui hubungan lokasi terapi intravenus dengan
kejadian phlebitis. Desain Penelitian menggunakan Analisis Correlation dengan
purposive sampling technique, sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 16 pasien
(responden) yang di pasang terapi intravenous. Instrument menggunakan lembar
observasi yang dimodifikasi dari the V.I.P (Visual Infusion Phlebitis) score dari
United Lincolnshire Hospital NHS Trust Infection Control Manual (RCN, 2005).
Penelitian dilakukan di ruang rawat inap penyakit dalam lantai 6, 8, 11, 12 di
Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. Uji statistik non parametrik dengan uji Chi
Square. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 62,50% terpasang infus pada
vena metacarpal, dan sisanya terpasang infus pada vena cephalika 31, 25% dan
vena basilica 6,25%. Sedangkan untuk kejadian phlebitis menunjukkan
menunjukkan responden yang Plebitis sebanyak 56.25%, dan yang tidak Plebitis
sebanyak 43.75%. Uji statistic Chi Square menunjukkan nilai p = 0,002, artinya
terdapat hubungan lokasi terapi intravenus dengan kejadian phlebitis. Simpulan
Plebitis merupakan peradangan vena yang disebabkan iritasi kimia, bakterial, dan
mekanis pada pemasangan terapi intravena yang ditandai dengan kemerah, nyeri
dan pembengkakan di daerah penusukan vena. Pemilihan vena pada pemasangan
infus diantaranya adalah vena yang besar tidak bercabang, dan tidak terletak
dipersendian.

Kata Kunci : Lokasi Terapi Intravenus, Kejadian Plebitis

LATAR BELAKANG disebabkan iritasi kimia, bakterial,


Terapi intravena (IV) dan mekanis. Iritasi kimia
merupakan cara yang digunakan merupakan iritasi kimiawi zat adiktif
untuk memberikan cairan dan dan obat-obatan yang diberikan
memasukkan obat, vitamin dan secara intravena (Perry & Potter,
transfuse darah ke tubuh pasien. 2005). Plebitis ditunjukkan dengan
Lebih dari 60% pasien yang masuk adanya daerah yang merah, nyeri dan
ke rumah sakit mendapat terapi pembengkakan di daerah penusukan
melalui IV (Hindley, 2004 dalam . atau sepanjang vena.
Dalam terapi intravena dapat terjadi . Data Depkes RI Tahun 2013
komplikasi salah satunya flebitis angka kejadian phlebitis di Indonesia
(Potter&Perry, 2005). Plebitis sebesar 50,11% untuk Rumah Sakit
merupakan peradangan vena yang Pemerintah sedangkan untuk Rumah

127
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

Sakit Swasta sebesar 32,70%. Angka (Smeltzer&Bare, 2002).Plebitis


kejadian plebitis merupakan salah adalah inflamasi pembuluh darah
satu indikator dari mutu pelayanan yang disebabkan kimiawi, mekanik
rumah sakit. Sebagai indikator atau bakteri yang ditandai dengan
pelayanan mutu, minimal rumah adanya daerah yang nyeri, bengkak
sakit dengan standart angka kejadian (Smeltzer&Bare, 2002)). Plebitis
≤ 1,5 % (Rizky & Supriyatiningsih, mekanik berhubungan dengan
2014). Berdasarkan studi penempatan kanula. Pemasangan
pendahuluan di RS Husada Utama di kanula pada vena metakarpal berada
ruang interna didapatkan data pada di area tangan yang sering
bulan Januari sampai dengan Maret digerakkan atau dekat dengan
tahun 2014 di ruang interna lantai 11 persendian dan mempunyai ukuran
di RS Husada Utama Surabaya, yang kecil, serta posisinya yang tidak
angka kejadian phlebitis rata rata 1% lurus memungkinkan terjadinya
- 2 %. Prosentase ini didapatkan dari gesekan pada dinding vena dengan
angka kejadian plebitis yang timbul kateter intravena. daerah persendian
dari jumlah pasien yang terpasang sering mengakibatkan terjadinya
infus. Angka prosentase kejadian plebitis mekanik. Hal ini bisa timbul
plebitis ini cukup berarti jika ditinjau dikarenakan saat anggota gerak
dari standart pelayanan mutu yang badan digerakkan, maka kanula
ditetapkan. Pujasari (2002) mengiritasi intima vena,
menyimpulkan bahwa 10,1% menyebabkan terjadinya luka dan
penyebab phlebitis berdasarkan mengakibatkan plebitis.
lokasi yang lebih banyak Angka kejadian plebitis perlu
menimbulkan flebitis adalah vena sekali untuk lebih diminimalkan
metacarpal (72,7%) dan kemudian untuk mencegah terjadinya
vena sefalika (27,3%). komplikasi pada pasien agar mampu
Plebitis dipengaruhi oleh memberikan pelayanan optimal
beberapa faktor antara lain jenis selama menjalani perawatan di
cairan, tempat penusukan vena, rumah sakit sesuai dengan standart
komplikasi sistemik dan teknik mutu pelayanan. Dari studi
insersi kateter intravena pendahuluan di atas, maka penulis

128
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

tertarik untuk melakukan penelitian


tentang hubungan lokasi terapi HASIL PENELITIAN
intravenus dengan kejadian phlebitis. Gambaran hasil penelitian yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
METODA PENELITIAN Tabel 1. Karakteristik responden
Penelitian ini Jenis Kelamin Responden
menggunakan rancangan Jumlah Persentase
Laki-laki 4 25.00%
penelitian Korelasi yaitu
Perempuan 12 75.00%
untuk mengetahui hubungan Total 16 100.00%
lokasi terapi intravenus berdasarkan jenis kelamin di ruang
(variable independent) terhadap rawat inap penyakit dalam Rumah
Sakit Husada Utama Surabaya
kejadian phlebitis (variable
Berdasarkan data diatas
dependent). Penelitian ini
menunjukkan bahwa dari 16
menggunakan teknik sampling secara responden, sebagian besar
purposive, dimana menetapkan responden berjenis kelamin
laki-laki (25%), sedangkan
subyek yang memenuhi kriteria kelamin perempuan (75%).
inklusif. Besar sample yang di ambil
Tabel 2. Karakteristik Responden
dalam penelitian ini adalah sebanyak berdasarkan usia di ruang rawat inap
16 pasien yang di pasang Usia (th) Responden
terapi intravenous. Jumlah Persentase
Instrument yang digunakan 25-34 6 37,50%
35-44 2 12,50%
dalam penelitian ini adalah
45-54 5 31,25%
observasi yang dimodifikasi 55-60 3 18,75%
dari the V.I.P (Visual Total 16 100%
Infusion Phlebitis) score dari United penyakit dalam Rumah Sakit Husada
Utama Surabaya
Lincolnshire Hospital NHS Trust
Berdasarkan data diatas
Infection Control Manual (RCN,
menunjukkan bahwa dari 16
2005). Penelitian dilakukan di ruang responden, sebagian besar
rawat inap penyakit dalam lantai 6, 8, responden berusia 25-34
tahun (37,50%).
11, 12 di Rumah Sakit Husada
Utama Surabaya. Uji statistik non
parametrik dengan uji Chi Square.

129
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

Tabel 3 Distribusi Responden PEMBAHASAN


Berdasarkan Lokasi Pemasangan
Infus di ruang rawat inap penyakit Hasil penelitian menunjukkan
dalam Rumah Sakit Husada Utama bahwa sebagian responden
Surabaya.
berjenis kelamin perempuan
Lokasi Pemasangan Infus Responden yaitu 75%. Dan sebagian
Jumlah Persentase
besar berusia 25-34 tahun
Vena Metacarpal 10 62.50%
Vena Cephalica 5 31.25% (37,50%). Sebagian besar
Vena Basilica 1 6.25%
pasien yang mengalami
Total 16 100.00%
Berdasarkan data diatas pleblitis adalah berjenis
menunjukkan bahwa lebih dari kelamin perempuan. Hal ini
62,50% terpasang infus pada
vena metacarpal, dan sisanya sesuai dengan penelitian yang
terpasang infus pada vena dilakukan oleh Campbell (1998)
cephalika (31, 25%) dan vena
basilica (6,25%). dalam Rizky & Supriyatiningsih
(2014) yang menyatakan bahwa
Tabel 4. Distribusi Responden
Berdasarkan Kejadian Plebitis di pasien yang mengalami phlebitis
ruang rawat inap penyakit dalam
lebih banyak terjadi pada
Rumah Sakit Husada Utama
Surabaya. perempuan disbanding dengan
Berdasarkan data diatas
kelamin laki-laki. Hal ini
menunjukkan responden yang
phlebitis sebanyak 56.25%, dikemukakan juga oleh Tully, et
dan yang tidak phlebitis
al. (1981); Tiger, et al. (1993);
Maki and Ringer (1991);
Kejadian Plebitis Responden
Jumlah Persentase Dibbel, et al. (1991) dalam
Plebitis 9 56.25% Rizky & Supriyatiningsih
Tidak Plebitis 7 43.75% (2014) menemukan bahwa
Total 16 100.00%
sebanyak 43.75% jenis kelamin mempunyai
pengaruh terhadap kejadian
Uji statistic menggunakan
Chi Square menunjukkan phlebitis, jenis kelamin
nilai p = 0,002, artinya perempuan meningkatkan resiko
terdapat hubungan lokasi
terapi intravenus dengan terjadinya phlebitis. Hal ini
kejadian phlebitis. mungkin terjadi karena pada
pasien perempuan akan
cenderung mobilisasi tinggi

130
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

dibandingkan dengan laki-laki. mendapatkan cairan yang berlebihan


Hal inilah yang meningkatkan akibat syok, maupun pasien yang
resiko phlebitis lebih tinggi. sudah dipasang intravena catheter
pada vena metakarpal, sefalika,
Tabel 5. Hasil analisis Chi
Square Hubungan Lokasi Terapi basilika namun mengalami kendala
Intravenus Dengan Kejadian seperti tetesan infus yang tidak
Phlebitis
lancar, pada bagian tersebut
mengalami
Lokasi Kejadian plebitis Total bengkak dan nyeri
Pemasangan Infus Plebitis Tidak Plebitis
sehingga
n % n % n %
Vena Metacarpal 4 25 6 37,5 10 62,5 mengharuskan
Vena Cephalica 2 12,5 3 18,75 5 31,25 perawat
Vena Basilica 1 6,25 0 0 1 6,25 memasang pada
Total 7 43,75 9 56,25 16 100
P=0.022 vena mediana.
Namun vena
mediana merupakan pilihan terakhir
Hasil penelitian berdasarkan lokasi
bagi perawat dalam pemasangan
pemberian terapi ntravenus
infus karena vena mediana
menunjukkan bahwa lebih dari
kebanyakan digunakan untuk
62,50% (10 responden) terpasang
pengambilan sampel darah dan
infus pada vena metacarpal, dan
jarang sekali dilakukan pemasangan
sisanya terpasang infus pada vena
infus pada vena tersebut.
cephalika 31, 25% (5 responden) dan
Banyak tempat yang dapat digunakan
vena basilica 6,25% (1 responden).
untuk terapi intravena. Vena yang
Pada pemasangan intravena catheter
digunakan adalah vena di daerah
pemilihan vena harus diperhatikan
ekstermitas yang perifer .Terdapat
dengan baik. Diantaranya dalah vena
beberapa jalur penusukan yang biasa
yang besar, vena yang diperifer
dilakukan oleh perawat, yaitu:
terlebih dulu, vena yang tidak
lengan, punggung tangan dan
bercabang, dan vena yang terletak
punggung kaki. Lokasi dipilih, lokasi
tidak didekat persendian. Kejadian
yang tidak mengganggu mobilisai fi
phlebitis dipengaruhi oleh beberapa
sik. Lokasi yang dipilih adalah yang
faktor seperti karena pasien harus

131
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

paling distal dari lengan dan tangan ekstremitas atas bagian distal
(Rizky & Supriyatiningsih, 2014). mudah terjadi phlebitis sehingga
Potter dan Perry (2010) menyatakan pemasangan infus pada vena
bahwa posisi ekstremitas yang ekstremitas atas bagian distal
berubah, khususnya pada jarang dilakukan karena untuk
pergelangan tangan atau siku dapat mengurangi resiko tinggi terjadi
mengurangi kecepatan aliran infus phlebitis. Menurut Steven &
dan mempengaruhi aliran dalam Anderson (2003) menyatakan
darah. Lokasi pemasangan catheter bahwa banyak tempat yang
intravena adalah tempat pemasangan dapat digunakan untuk terapi
catheter intravena berdasarkan intravena. Tetapi kemudahan
anatomi ekstremitas atas yaitu vena akses & potensi bahaya berbeda
perifer yang menjadi tempat diantara tempat-tempat ini vena-
pemasangan infus yaitu vena vena ekstremitas atas paling
metakarpal dan vena sefalika. Kedua sering digunakan karena vena ini
lokasi ini dapat memberikan relatif aman dan mudah
kemudahan bagi perawat dalam dimasuki & sebaliknya pada
pemasangan terapi intravena. Namun vena ekstremitas bawah/vena-
jika terjadi kesalahan dalam vena kaki sangat jarang
pemasangan catheter intravena akan digunakan kalaupun pernah
menyebabkan kerusakan digunakan karena resiko tinggi
endothelium vena sehingga jaringan terjadi tromboemboli,
vena akan terinflamasi yang akan dikarenakan bengkak pada
mengakibatkan terjadinya phlebitis pembuluh vena terjadi akibat
(Davey,2005). infus yang dipasang tidak
Rocca (2007) bahwa dipantau terlalu ketat dan benar
pemilihan lokasi penusukan dan karena masuknya udara
yaitu vena yang akan digunakan kedalam sirkulasi darah, terjadi
untuk memasukkan jarum atau akibat masuknya udara yang ada
abocath juga mempengaruhi dalam cairan infus kedalam
terjadinya kejadian phlebitis. Hal pembuluh darah. Menurut Perry
ini terjadi karena vena dan Potter (2005), tempat atau

132
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

lokasi vena perifer yang sering diperlukan agar tanda-tanda


digunakan pada pemasangan phlebitis tidak terjadi sehingga
infus adalah vena supervisial pengobatan dapat berjalan
atau perifer kutan terletak di maksimal.
dalam fasia subcutan dan
merupakan akses paling mudah DAFTAR PUSTAKA
untuk terapi intravena. Daerah 1. Davey, P. 2005. Medicine at
tempat infus yang a Glance, Alih Bahasa
memungkinkan adalah Rahmalia. Jakarta : Erlangga.
permukaan dorsal tangan (vena 2. Potter,P.A. 2005. Buku Ajar
supervisial dorsalis, vena Fundamental Keperawatan
basalika, vena sefalika), lengan Konsep, Proses dan Praktik.
bagian dalam (vena basalika, Edisi 4, Alih Bahasa Renata
vena sefalika, vena kubital Komalasari. Jakarta : EGC.
median dan vena median lengan 3. Potter, P. A. 2010.
bawah. Fundamental
Keperawatan.Buku 3. Edisi 7.
KESIMPULAN Salemba Medika. Jakarta
Plebitis merupakan 4. Rizky & Supriyatiningsih,
peradangan vena yang 2014. Surveillance Kejadian
disebabkan iritasi kimia, Phlebitis pada Pemasangan
bakterial, dan mekanis yang Kateter Intravena pada Pasien
ditunjukkan dengan adanya Rawat Inap di Rumah Sakit
daerah yang merah, nyeri dan Ar. Bunda Prabumulih. JNKI,
pembengkakan di daerah Vol. 2, No. 1, Tahun 2014,
penusukan atau sepanjang vena. 42-49. Universitas
Pemilihan vena pada Muhammadiyah Yogyakarta.
pemasangan infus diantaranya 5. Hindley, G. (2004). Infection
adalah vena yang besar tidak control in peripheral
bercabang, dan tidak terletak cannulae. Nursing Standard,
dipersendian. Observasi dan 18 (27), 37-40.
perawatan cateter intravena

133
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

6. Asrin, Triyanto, Upoyo. Jurnal Keperawatan


2006. Analisis faktor-faktor Indonesia, Vol.6 No.1.
yang berpengaruh terhadap Penerbit FIK UI. Jakarta.
kejadian Plebitis di rsud 8. Smeltzer, S., & Bare, B.
(2002). Buku Ajar
purbalingga. Jurnal
Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan Soedirman (The (ed 8) Alih Bahasa Hartono,
A. Jakarta: EGC.
Soedirman Journal of
Nursing), Volume 1, No.1, 9. Stevens & Anderson (2003).
The Practice of intravenous
Juli 2006. Universitas therapy improved through
Jenderal Soedirman research utilization
Purwokerto. 10. Rocca, et.al., (2007), Seri
7. Hening Pujasari (2002) pedoman praktis: terapi
intravena. Alih Bahasa: Anik
Angka Kejadian Plebitis Dan Maryunani, Edisi 2. Jakarta:
Tingkat Keparahannya, EGC
11.

134

Potrebbero piacerti anche