Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
The Batak are the majority in North Sumatra. The Batak tribe even has another sub-tribe, namely Toba Batak,
Karo Batak, Simalungun Batak, Mandailing Batak and Angkola Batak. Every Batak tribe has its own distinctive
culture and identity. Batak tribes have traditional buildings which are traditional Batak architectural identities.
The diversity of the Batak tribe caused the phenomenon of visual aspect equality in traditional buildings
because of the effects of secession and cultural integration. The Toba Batak architecture has the concept of a
stilt house and pointed gable construction in both directions and a peg and pen structure system is evidence of
similarities with Angkola Batak architecture. Angkola Bataks are part of the Batak tribe. Angkola Batak is a
tribe in the area of South Tapanuli. The Toba Batak is the center of the Batak culture. The Toba Batak has one
of the traditional Sopo buildings, namely Sopo. Sopo functions as a barn, but also an art venue and meeting
place. Angkola Batak has one traditional building that represents the traditional architecture of the Angkola
Batak namely Sopo Godang. Serves as a meeting place for the king and the people. It is a place where tradition
is based on Dalihan Na Tolu which produces consensus and mutual agreement (The King and People). Sopo
Godang is a part of traditional Batak architecture that needs to be preserved. The benefit of this study is to
collect data on traditional Angkola Batak architecture and data on structures that are characteristic of the
Angkola Batak.
ABSTRAK
Suku Batak merupakan mayoritas di daerah Sumatera Utara. Suku Batak bahkan memiliki sub suku lagi yakni
Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Mandailing dan Batak Angkola. Setiap suku Batak memiliki
budaya ciri khas dan identitas tersendiri. Suku Batak memiliki Bangunan tradisional yang merupakan identitas
arsitektur tradisional Batak. Keberagaman suku Batak menyebabkan adanya fenomena persamaan aspek visual
pada bangunan adat karena akibat pemisahan diri maupun penggabungan budaya. Arsitektur Batak Toba
memiliki konsep rumah panggung dan konstruksi atap pelana yang runcing di kedua arah serta sistem struktur
pasak dan pen adalah bukti adanya kesamaan dengan arsitektur Batak Angkola. Batak Angkola merupakan
bagian suku Batak. Batak Angkola adalah suku yang berada di daerah Tapanuli Selatan. Batak Toba merupakan
pusat kebudayaan Batak. Batak Toba memiliki salah satu bangunan adat sopo yaitu sopo. Sopo berfungsi
sebagai lumbung, tetapi juga tempat kesenian dan tempat pertemuan. Batak Angkola memiliki satu bangunan
adat yang mewakili arsitektur tradisional Batak Angkola yakni Sopo Godang. Berfungsi sebagai tempat
pertemuan raja dengan rakyat. Merupakan tempat dimana tradisi berlandaskan Dalihan Na Tolu yang
menghasilkan mufakat dan kesepakatan bersama (Raja dan Rakyat). Sopo Godang merupakan bagian arsitektur
tradisional batak yang perlu dilestarikan. Manfaat penelitian ini adalah mengumpulkan data arsitektur tradisional
batak angkola dan data tentang struktur yang menjadi ciri khas Batak angkola.
1
JURNAL ARSITEKTUR
2
JURNAL ARSITEKTUR
rumah yang dihuni orang batak toba sebagai tempat besar dan kokoh. Tiang-tiang ini umumnya bulat.
tinggal menetap. Sopo lebih sebagai penyimpanan Tiang yang bulat dinamai secara khusus ‘basiha’.
padi, tempat pertemuan kawula muda, atau tempat Tiang rumah batak kurang lebih 1.70 meter.
para wanita melakukan pekerjaan tangan, misalnya
Jumlah keseluruhan tiang rumah ada 12 buah
menenun ‘martonun’ atau mengayam tikar yang
tiang yang panjang. Konon, jumlah ini
disebut ‘membau lage’.
menggambarkan jumlah bulan dalam 1 tahun. Ada
Tetapi bentuk sopo ini memang berbeda dua jenis tiang, yaitu tiang panjang (basiha
dari kedua jenis rumah yang disebut di atas. ganjang), dan tiang pendek (basiha pandak). Tiang
Bentuknya lebih kecil dari rumah tempat tinggal. yang panjang ialah yang menyentuh batu pondasi
Sopo selalu memiliki dua lantai. Lantai pertama sampai ke palang atas penahan atap. Selain itu ada
digunakan sebagai tempat pertemuan anak muda 20 buah tiang yang pendek yang mendukung
atau tempat para wanita melakukan pekerjaan keseluruhan badan rumah. Tiang yang pendek ialah
tangan. Sedangkan lantai dua dipakai sebagai tiang yang menyentuh batu pondasi dan lantai
3
JURNAL ARSITEKTUR
4. Tangga (Balatuk)
4
JURNAL ARSITEKTUR
(a) (b)
Gambar. a. Sopo Godang yang telah disahkan dengan adat
b. Sopo Godang yang belum disahkan dengan adat
Sumber : Dokumen Pribadi
Sopo Godang merupakan bangunan
peninggalan suku batak angkola yang asli. Sopo
Gambar. Sketsa detail potongan tiang Sopo. Godang yang asli terletak di Desa Bunga Bondar,
Sumber : Arsitektur dan Sosial budaya Sumatera Sipirok. Sopo Godang tidaklah berdinding penuh,
Utara,2013,hal 102
melainkan hanya sebagai tempat bersender
sehingga berkesan terbuka dan tidak ada yang perlu
2.4 Arsitektur Tradisional Angkola disembunyikan dari masyarakat desa.
Pengertian Angkola
b. Bagas
Orang Angkola merupakan suatu
kelompok masyarakat dari etnis Batak, yang Bagas pada Suku Batak Angkola artinya
menurut cerita menduduki wilayah Angkola sejak
rumah. Tidak seperti pada umumnya rumah-rumah
berabad-abad yang lalu. Nama "Angkola" diyakini
berasal dari nama sebuah sungai "Batang Angkola" yang ada pada suku batak lainnya seperti batak
yang berada di daerah Angkola. Dari cerita rakyat toba.Pada suku batak angkola, rumah atau disebut
Angkola, bahwa sungai ini diberi nama oleh
bagas berbentuk seperti rumah lama biasa dan
Rajendra Kola (Chola) I, penguasa kerajaan Chola
(1014-1044 M) yang berasal dari India Selatan, mempunyai kolong. Tapi sekarang ini untuk
yang memasuki Angkola melalui daerah Padang La menunjukkan identitasnya sebagai suku angkola,
was.
masyarakat angkola menerapkan konsep rumah
mereka seperti Sopo Godang yang memakai
5
JURNAL ARSITEKTUR
Gambar. Bagas Berkonsep Sopo Godang di Desa Pahae Jae, Pada lantai sopo terbuat dari bahan papan
Kecamatan Silangge kayu meranti yang disusun vertikal. Disusun
(Sumber : Dokumen Pribadi) bersilang menggunakan persambungan pasak.
sifatnya yang kokoh dan tahan lama. Tradisi Sumber. Dokumen Kelompok
mengambil kayu ini diambil oleh masyarakat desa c. Kolom Sopo Godang
dan pengangkutannya dilakukan secara bergotong
Pada tiang/kolom sopo menggunakan
royong. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
material kayu meranti yang bentuk bulat dan
bantuan tali rotan untuk menarik kayu-kayu besar
memiliki diameter 30 cm. Pada kolom sopo disebut
tersebut.
tulason.
6
JURNAL ARSITEKTUR
fungsinya tempat untuk mufakat dan hanya ada Sumber. Dokumen Kelompok
satu pintu utama dan satu tangga di depan sebagai g. Lisplank Sopo Godang
jalur keluar-masuk kedalam Sopo Godang. Lisplank atau anak atap yang terletak di
pinggiran atap berfungsi sebagai teritisan air hujan
jatuh langsung ke tanah. Materialnya
menggunakan papan kayu.
7
JURNAL ARSITEKTUR
- Tampak depan
- Denah
- Tampak belakang
8
JURNAL ARSITEKTUR
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metode Analisa
9
JURNAL ARSITEKTUR
10
JURNAL ARSITEKTUR
Batak Angkola :
Lantai ditopang oleh rasuk
(balok).
Ukuran rasuk 5 x 10 cm.
Jumlah rasuk 12 balok.
Ujung balok diukir dan
dibentuk.
Jarak balok lantai pada
setiap sisi adalah sama.
11
JURNAL ARSITEKTUR
12
JURNAL ARSITEKTUR
13
JURNAL ARSITEKTUR
14
JURNAL ARSITEKTUR
Batak Angkola :
Dinding memiliki bentuk
sedikit miring. Dinding
disambungkan dengan sistem
bersilang pada sudut- sudut.
Pada setiap ujung dinding
terdapat motif yang menonjol.
15
JURNAL ARSITEKTUR
16
JURNAL ARSITEKTUR
17
JURNAL ARSITEKTUR
Kesimpulan
18
JURNAL ARSITEKTUR
19
JURNAL ARSITEKTUR
Kolom inti ber jarak 2 meter antar kolom. menggunakan persambungan pasak dan
Kolom pendek dengan kolom inti berjarak pen.
1 meter. Fungsinya kolong bangunan Batak Angkola : Dinding memiliki bentuk
biasanya dipergunakan sebagai kandang sedikit miring. Dinding disambungkan
ternak. Ada 2 jenis Tiang yakni : Basiha dengan sistem bersilang pada sudut- sudut.
Rea {Tiang panjang}; Basiha Pandak Pada setiap ujung dinding terdapat motif
{Tiang Pendek }. yang menonjol.
Batak Angkola : Memiliki makna mitologi g. Balok atap ;
Bondal Na Opat. Ada 8 tiang menerus Batak Toba : Balok atap menggunakan
keatas balok. Ukuran Ø 30 cm. kolom sistem bersilang pada sudut-sudut. Pada
disebut Tulason. Antar kolom berjarak ujung kolom dekat balok atap, terdapat
berbeda–beda. Mengandung nilai simbolik bungkulan.
bahwa kolom adalah Bondul na Opat Batak Angkola : Balok atap dengan sistem
berbentuk persegi empat sebagai pelengkap bersilang pada sudut-sudut. Kolom
dan penopang. berbentuk polos dan bulat sampai ujung.
e. Tangga ; h. Atap ;
Batak Toba : Tangga memiliki 3 anak Batak Toba : Bentuk atap melengkung dan
tangga. Ukuran anak tangga 100 x 25 cm. meruncing. Menggunakan bamboo, tali
Adanya nilai simbolik Jumlah bilangan rotan dan ijuk. Nilai filosofis Punggung
ganjil sebagai simbol bahwa pernilik rumah kerbau adalah atap yang melengkung.
berasal dari golongan bebas atau merdeka, Batak Angkola : Bentuk Atap datar dan
artinya bukan dari golongan budak atau meruncing. Menggunakan kayu meranti,
tawanan. Ketentuan ini berlaku ketika tali rotan, dan riman. Bangunan Tradisional
masyarakat Batak dahulu rnasih mengenal Angkola yang haruslah memiliki Tanduk ni
adanya kasta. Orbo pada bagian atas atap adalah Rumah
Batak Angkola : Tangga memiliki 5 anak Tinggal (Bagas) Raja, Balai Adat (Sopo
tangga. Ukuran anak tangga 100 x 28 cm. Godang), dan Kuburan (Bale). Namun,
Jarak antar anak tangga 30 cm. Tanduk ni Orbo bukanlah terbuat dari
Menganggap bahwa Budaya hitungan tanduk kerbau asli melainkan dari kayu
Batak Angkola adalah Opat (ganjil) yang diukir menyerupai tanduk kerbau atau
sedangkan Lima (genap). disebut Torsa Angkola (Gorga).
f. Dinding ; 5. Struktur dan konstruksi bangunan
Batak Toba : Dinding memiliki bentuk tradisional di Desa Bunga Bondar, Sipirok
melengkung. Antar dinding dasambungkan memiliki persamaan dengan Arsitektur Batak
oleh pasak. Pada kiri dan kanan adalah Toba, antara lain :
memiliki motif yang menonjol. Dinding
20
JURNAL ARSITEKTUR
6. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, 1987, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Bina Aksara, Jakarta.
Darmadi, H 2014, Metode Penelitian Pendidikan Dan Social, Alfabeta Cv, Bandung.
Manurung, M 2018, Identifikasi Bangunan Tradisional Sipirok ( Tapanuli Selatan ), Makalah Penelitian,
Medan,
Wahid, J & Alamsyah, B 2013, Arsitektur dan Sosial budaya Sumatera Utara, Graha Ilmu, Yogyakarta.
21