Sei sulla pagina 1di 7

TELAAH KRITIS DOKUMEN CLINICAL PATHWAY APPENDISITIS AKUT,

HERNIA INGUNALIS LATERALIS DAN HEMORROIDEKTOMI


DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

Rizaldy Taslim Pinzon1, Loury Priskila2


1
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta 55224
2
Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan – Dokter Internsip Jl. Prambanan-Piyungan Km. 7
Delegan, Sumberharjo, Prambanan, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 5557211
email: drpinzon17@gmail.com

ABSTRACT

The increasing demand for quality of health service, without any medical error,
malpractice, and make patient safety as priority in a low-cost healthcare service, become the
background of the clinical pathway. Clinical pathway be the solution to give an optimal process
of the healthcare service, it also makes effective and efficient to the healthcare professional
when treating patient with a diagnosis. Clinical pathway can be a measurable tool that can
measure the quality of the healthcare service and also be a financial guideline which
correspond to INA-CBGs system. Methods: This research is an evaluative descriptive study to
evaluate clinical pathway and give the review with ICPAT instrument. There are 3 clinical
pathways that will be reviewed among others Clinical pathway for Acute Appendicitis, Clinical
pathway for Herniotomy, and Clinical pathway for Haemorrhoidectomy in a per rectal
bleeding et causa Haemorrhoid (Haemorrhoidectomy). Those three clinical pathways are used
in Bethesda Hospital that will be review in Dimension 1 and 2. Result: Every question that
asked in Dimension 1 on ICPAT instrument are answered ‘Yes’ (100%) in those three clinical
pathways. Even though Dimension 2 on ICPAT instrument in Clinical pathway for Acute
Appendicitis give 37% (11 questions) answered ‘Yes’, in Clinical pathway for Herniotomy give
48 % (13 questions) answered ‘Yes’ dan pada Clinical pathway Haemorrhoidectomy give 52
% (14 questions) answered ‘Yes’. Conclusion: Based on ICPAT instrument all those
documents is the real clinical pathway, but those documents still need revision and correction
to make those correspond with the standard in ICPAT instrument.

Keyword: Clinical pathway, ICPAT, critical review

PENDAHULUAN sakit hingga pasien keluar dari rumah sakit.


Pathway dan metode mapping dalam Hal ini mencakup seluruh perawatan pasien
melakukan suatu proses (pekerjaan) secara multidisipliner dari segi dokter,
pertama kali digunakan dalam bidang perawat, penunjang maupun gizi (Nyatanga
mekanik pada tahun 1950an. Pada tahun et al, 2005). Clinical pathway (CP)
1980, klinisi mulai mengembangkan diketahui merupakan bagian yang penting
pathway tersebut dan mencoba untuk dalam mewujudkan Good Clinical
menerapkan dalam pemberian perawatan Governance di Rumah Sakit. Dokumen ini
kepada pasien sehingga terdapat luaran juga menjadi salah satu kelengkapan dalam
yang dapat terukur. Pada akhir tahun 1980, KARS 2012 (Wijayanti, 2016).
Clinical pathway mulai digunakan menjadi Semakin meningkatnya tuntutan
salah satu alat kontrol perawatan kepada pelayanan kesehatan bermutu, bebas dari
pasien. Clinical pathway dimulai dari saat kesalahan medik, malpraktek dan terhindar
administrasi pasien saat masuk di rumah dari bahaya (patient safety); tingginya

Jurnal JUMANTIK Vol. 3 No. 2 Juni - Nopember 2018 | 1


angka infeksi serta timbulnya penyakit dalam fasilitas kesehatan setempat. Hal ini
degeneratif maupun penyakit baru yang sesuai dengan undang-undang no 29 tahun
diikuti tingginya biaya kesehatan di 2009 pasal 44 pada ayat :
Indonesia menjadi latar belakang 1. Dokter atau dokter gigi dalam
diterapkannya clinical pathway. Alat ini menyelenggarakan praktik kedokteran
disusun dengan tujuan menjadi sebuah alat wajib mengikuti standar pelayanan
yang menjadi acuan dalam menrencanakan kedokteran atau kedokteran gigi
tindakan medis pada pasien secara periodik 2. Standar pelayanan sebagaimana
yang disusun secara interdisiplin (Husain et dimaksud pada ayat (1) dibedakan
al, 2017). Dengan adanya clinical pathway menurut jenis dan strata sarana
dapat menjadi sebuah alat ukur dalam pelayanan kesehatan
mengetahui kualitas pelayanan kesehatan 3. Standar pelayanan untuk dokter gigi
dan menjadi acuan pembiayaan sesuai INA- sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
CBGs dimana pembayaran akan dilakuakan dan ayat (2) diatur dengan peraturan
berdasarkan diagnosa. Sehingga dalam Menteri (J. Cheah, 2000).
pelayanan kepada pasien peserta BPJS Clinical pathway yang terdapat di
Kesehatan, rumah sakit harus berpedoman bagian Bedah Rumah Sakit Bethesda antara
dan tidak melenceng dari clinical pathway lain Clinical pathway Appendisitis Akut,
yang disusun, hal ini akan mempengaruhi Clinical pathway untuk Hernia Ingunalis
biaya yang akan dikeluarkan rumah sakit Lateralis dan Clinical pathway untuk
dan tidak akan melebihi dari dana yang perdarahan per rektal et causa hemorroid.
ditanggungkan oleh BPJS (Rozany et al, Adapun penyusunan clinical pathway
2017). didasarkan 5 prinsip dasar yaitu high
Clinical pathway memberikan proses volume, high cost, high risk, kerjasama
optimal dalam perawatan, terarah dan memiliki multidisiplin dan patient centered. Clinical
waktu yang tepat.dalam pemberian tindakan pathway dapat diukur kevalidannya dengan
oleh tenaga kesehatan terkait diagnosis. instrumen Integrated Care Pathway
Clinical pathway disebutkan mengurangi
Appraisal Tools (ICPAT), intrumen ini
variansi yang tidak terduga dalam perawatan
digunakan sebagai standar apakah clinical
pasien, dan memberikan perencanaan
pelayanan yang lebih efisien yang
pathway yang digunakan di rumah sakit
meningkatkan cost - effectiveness dalam sudah tepat dan sesuai.
pelayanan pasien (D Allen, 2008). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan tahun 2008 clinical METODE PENELITIAN
pathway pada pembedahan (operasi)
memberikan perbaikan bermacam-macam dari Penelitian ini dilakukan dengan
kurang lebih 30 clinical pathway yang di teliti metode deskriptif evaluatif, dimana
(Ronellenfitsch U et al, 2008). dokumen clinical pathway KSM Bedah
Clinical pathway juga dikenal dengan yaitu clinical pathway Appendicitis Akut,
istilah lain seperti critical care pathway, Hernia, dan Hemorrodektomi di RS
integrated care pathway, coordinated care Bethesda Yogyakarta yang akan telaah
pathway atau anticipated recovery pathway menggunakan instrumen Integrated Care
dan dibuat dengan membaurkan pedoman Pathway Appraisal Tools dengan
klinik umum ke protocol lokal (standar menggunakan 2 Dimensi yaitu Dimensi 1
pelayanan medik) yang dapat di aplikasikan dan Dimensi 2. Dimensi 1 pada instrumen

Jurnal JUMANTIK Vol. 3 No. 2 Juni - Nopember 2018 | 2


ICPAT menekankan pada identifikasi perbaikan untuk menjadi sebuah clinical
clinical pathway yang mengarahkan pada pathway yang sesuai dengan standar yang
kesahihan dari dokumen tersebut. Dimensi telah sesuai dengan ICPAT.
2 menekankan pada struktur serta cara
dokumentasi clinical pathway. Berdasarkan PEMBAHASAN
kedua hal ini dapat diputuskan apakah
Identifikasi Dokumen Clinical pathway
clinical pathway tersebut adalah clinical
(Dimensi 1)
pathway yang baik atau tidak. Pada
penelitian ini tidak diteliti bagian lain Berdasarkan hasil penelitian terkait
seperti pengembangan clinical pathway, Identifikasi dokumen terdapat 12
implementasi, maintance serta dukungan pertanyaan yang ditanyakan dan dimensi 1
dari pihak RS terkait penyelenggaraan dibagi dalam 2 bagian yaitu konten dan
clinical pathway. mutu. Pada tabel Konten terdapat 10
pertanyaan dan seluruhnya (100%) dijawab
HASIL PENELITIAN ‘Ya’ . Hal ini menunjukkan bahwa,
dokumen Clinical pathway Apppendicitis
Tabel 1 Perbandingan Telaah Kritis Akut, Herniotomi dan Hemorroidektomi di
Clinical pathway Dimensi 1 RS Bethesda adalah Clinical pathway yang
dan Dimensi 2 ICPAT valid berdasarkan dari instrumen ICPAT,
hal ini ditunjukkan semua pertanyaan pada
Dimensi Clinical Clinical Clinical
pathway pathway pathway instrumen ini terdapat pada kedua dokumen
Appendici Hernia Hemorrhoidek Clinical pathway. Dimensi 1 berisi
tis Akut Inguinali tomi
pertanyaan terkait format yang harus 100%
s Lateral
Dimensi 1 100% 100% 100% terdapat dalam Clinical pathway.
Dimensi 2 37% 48% 48% Berdasarkan Tabel 2, dapat kita lihat
Clinical pathway yang baik harus memiliki
Berdasarkan Tabel 1 terdapat dua hal elemen diatas, yakni tabel waktu, titik awal
yang diukur dalam penelitian ini yaitu dan akhir, kerjasama multidisiplin,
Identifikasi dan Dokumentasi dokumen berfungsi sebagai media komunikasi dan
Clinical pathway. Tabel tersebut menerima variansi. Temuan penelitian
menjelaskan berdasarkan Dimensi 1 terkait Whittle dkk (2008) menyatakan sebaikan
identifikasi dari seluruh Clinical pathway seluruh elemen diatas yang menjadi aspek
didapatkan hasil 100%. Hal ini dalam dimensi 1 terdapat dalam Clinical
menunjukkan bahwa dokumen yang diteliti pathway, hal ini disebabkan karena
sebuah clinical pathway. Pada Dimensi 2 dokumen tersebut bersifat kohesif dan
didapatkan presentase dokumen Clinical multidisiplin. Dalam literature yang sama,
pathway Appendisitis Akut dijawab ‘Ya’ penilaian ICPAT diklasifikasikan dalam 3
adalah sebesar 37 % (11 pertanyaan), pada kategori yakni > 75% adalah baik, 50%-
Clinical pathway Herniotomi dijawab ‘Ya’ 75% termasuk dalam kategori moderate,
adalah sebesar 48 % (13 pertanyaan) dan dan < 50% termasuk dalam kriteria kurang.6
pada Clinical pathway Hemorroid sebesar Sehingga dari kategori ini seluruh Clinical
52 % (14 pertanyaan). Hal ini menunjukkan pathway yang diteliti termasuk dalam
dokumen yang merupakan clinical pathway kategori baik. Hal ini juga dimaksudkan
tersebut masih membutuhkan beberapa karena clinical pathway dapat

Jurnal JUMANTIK Vol. 3 No. 2 Juni - Nopember 2018 | 3


menunjukkan suatu perawatan yang teratur, Dokumentasi Clinical pathway (Dimensi
efektif, berbasis bukti dan 2)
berkesinambungan (Mutiarasari et al, Clinical pathway secara aktual
2017). digunakan sebagai dokumentasi tindakan
Tim Cochrane Review yang dilakukan kepada pasien, termasuk
mengidentifikasi setidaknya ada lima variansi. Dimensi 2 memilki 27 pertanyaan
karakteristik yang menjadi dasar suatu yang terdiri dari 23 pertanyaan terkait
Clinical pathway yaitu: konten dan 4 pertanyaan terkait mutu. Pada
1. Clinical pathway menggambarkan Dimensi 2 didapatkan presentase dokumen
sebuah rencana multidisiplin yang Clinical pathway Appendisitis Akut
terstruktur dan meliputi beberapa dijawab ‘Ya’ adalah sebesar 37% (11
kategori perawatan pertanyaan), pada Clinical pathway
2. Adanya alur penjabaran pedoman atau Herniotomi dijawab ‘Ya’ adalah sebesar
bukti ke struktur lokal 48% (13 pertanyaan) dan pada Clinical
3. Terdapat langkah-langkah yang detail pathway Hemorroid sebesar 52% (14
dalam perawatan maupun pengobatan pertanyaan). Berdasarkan kategori tersebut
4. Adanya kriteria waktu yang berbasis Clinical pathway Appendicitis Akut dan
pada perkembangan (langkah yang Hernia Inguinalis Lateralis termasuk dalam
diambil ketika kriteria yang di tunjuk kategori kurang sedangkan Clinical
terpenuhi) pathway Hemorroid masuk dalam kategori
5. Adanya standarisasi perawatan pada moderate (sedang). Hal ini menunjukkan
populasi tertentu untuk masalah klinis dokumen yang merupakan clinical pathway
khusus, prosedur maupun perawatan tersebut masih membutuhkan beberapa
(Y. Dwi Astuti, 2017) perbaikan untuk menjadi sebuah clinical
pathway yang sesuai dengan standar yang
telah sesuai dengan ICPAT.
Tabel 2 Aspek-aspek yang menjadi penilaian pada dimensi 1 instrumen ICPAT
Clinical pathway
No. Aspek Pembanding Pada Dimensi 1 Appendicitis Hernia Hemorrhoid
Akut Inguinalis ektomi
Lateral
1 Titik awal Clinical pathway ✓ ✓ ✓
2 Titik akhir Clinical pathway ✓ ✓ ✓
3 Outline pelayanan atau terapi ✓ ✓ ✓
4 Alur pelayanan yang akan di terima pasien ✓ ✓ ✓
5 Mencakup kontinuitas pelayanan / terapi selama 24 jam (bila ✓ ✓ ✓
diperlukan)
6 Berguna dalam mengingatkan staf kegiatan yang dilakukan ✓ ✓ ✓
pada hari tersebut
7 Mencatat pelayanan yang didapat oleh masing-masing individu ✓ ✓ ✓
8 Mencatat secara spesifik pelayanan yang diberikan kepada ✓ ✓ ✓
pasien
9 Membantu dalam pengambilan keputusan terkait adanya faktor ✓ ✓ ✓
resiko lain
10 Ruang penulisan variansi ✓ ✓ ✓
11 Kesatuan dalam perawatan (terapi) pasien ✓ ✓ ✓
12 CP menggambarkan siapa saja yang berkontribusi dalam ✓ ✓ ✓
pelayanan
Jumlah 100% 100% 100%

Jurnal JUMANTIK Vol. 3 No. 2 Juni - Nopember 2018 | 4


Tabel 3 Aspek-aspek yang menjadi penilaian pada dimensi 2 instrumen ICPAT

Clinical pathway
Appendicitis Hernia Hemorrhoidektomi
No. Aspek Pembanding Pada Dimensi 2
Akut Inguinalis
Lateral
1 Judul Clinical pathway ✓ ✓ ✓
2 Instruksi Penggunaan Clinical pathway X ✓ ✓
3 Kriteria eksklusi dalam Clinical pathway ✓ ✓ ✓
4 Mekanisme identifikasi jika pasien masuk X X X
dalam Clinical pathway lain
5 Nomor halaman clinical pathway X X X
6 Jumlah halaman dalam clinical pathway X X X
7 Nomor versi dokumen X X X
8 Masa berlaku dokumen X X X
9 Waktu rencana review dokumen X X X
10 Penjelasan istilah atau singkatan ✓ ✓ ✓
11 Ruang untuk menuliskan nama pasien ✓ ✓ ✓
12 Tanda tangan seluruh penanggungjawab ✓ ✓ ✓
dalam clinical pathway
13 Pencatatan variansi ✓ ✓ ✓
14 Peringatan pengisian variansi X X ✓
15 Sistem dalam pencatatan variansi (tanggal, ✓ ✓ ✓
jam, alasan, tanda tangan)
16 Akses pasien terhadap clinical pathway X X X
17 Sistem pengingat perlunya justifikasi X X X
profesional
18 Partisipasi pasien maupun keluarga dalam X X X
pengisian Clinical pathway
19 Informed Consent dalam Clinical pathway X X X
20 Clinical pathway sesuai referensi ✓ ✓ ✓
21 Penjelasan tempat penulisan catatan X X X
tambahan dalam Clinical pathway
22 Tempat Penyimpanan Clinical pathway X X X
Clinical pathway
Appendicitis Hernia Hemorrhoidektomi
No. Aspek Pembanding Pada Dimensi 2
Akut Inguinalis
Lateral
23 Sistem dokumentasi sesuai standar nasional ✓ ✓ ✓
24 Outcome atau tujuan pasien ditentukan secara ✓ ✓ ✓
jelas
25 Penjelasan dalam instruksi penggunaan X ✓ ✓
Clinical pathway
26 Penjelasan tentang akses pasien terhadap X X X
Clinical pathway
27 Mekanisme untuk mencatat pelaksanaan X ✓ ✓
pemberian penjelasan variasi kepada pasien
Jumlah 37% 48% 52%

Tabel 3 menjelaskan aspek-aspek yang tidak terdapat di seluruh clinical


yang dinilai dalam instrumen ICPAT pada pathway yang diteliti antara lain:
dimensi 2, terdapat beberapa hal yang 1. Mekanisme pasien masuk dalam
masih harus di perbaiki dari masing-masing clinical pathway yang lain.
clinical pathway. Berikut adalah aspek Hal ini dimaksudkan sebagai kriteria
inklusi dan eksklusi pasien masuk ke

Jurnal JUMANTIK Vol. 3 No. 2 Juni - Nopember 2018 | 5


clinical pathway ini ataupun tidak. satu cara transparansi dalam perawatan
Namun dalam clinical pathway yang di pasien.
nilai ini tidak ditemukan instruksi 6. Informed Consent dalam Clinical
tersebut. pathway.
2. Nomor halaman dan jumlah halaman Informed Consent secara jelas tidak di
dari clinical pathway. cantumkan secara langsung dalam
Pada dasarnya clinical pathway sangat clinical pathway namun dilakukan
diusahakan dibuat dengan singkat pada dokumen yang terpisah.
namun dengan instruksi yang mudah 7. Tempat penyimpanan dokumen
dimengerti. Namun, karena merupakan Clinical pathway.
kerjasama multidisiplin dibutuhkan Tidak dituliskan dimana penyimpanan
tempat/ halaman yang lebih banyak clinical pathway dalam dokumen
untuk sebuah clinical pathway. namun pada dasarnya clinical pathway
Pentingnya nomor dan jumlah halaman adalah bagian dari dokumen rekam
adalah untuk kepentingan dokumentasi medis pasien.
sehingga tidak ada bagian yang
Selain tujuh hal diatas masih terdapat
terlewat dari perawatan pasien .
beberapa hal lain yang masih butuh di
3. Masa berlaku dokumen dan rencana
benahi dalam clinical pathway yaitu, pada
review dokumen.
Clinical pathway Appendicitis Akut tidak
Ilmu kedokteran adalah ilmu yang
didapatkan instruksi dalam pengisian
terus berkembang sehingga standar
Clinical pathway (diberi tanda centang atau
pelayanan medis untuk pasien juga
disilang), pada clinical pathway ini
akan terus berkembang, hal ini sangat
memberikan tempat untuk mengisi variansi
menetukan dokumen clinical pathway
namun bagaimana mekanisme pengisian
tersebut masih sesuai dengan protocol
tidak dijelaskan. Begitu pula dengan
yang disetujui oleh masing-masing
clinical pathway Hernia Inguinalis
kolegium profesi. Sebaiknya
Lateralis yang pada dokumen tersebut tidak
dicantumkan masa berlaku dan rencana
terdapat peringatan dimana dilakukan
review dari dokumen ini dan dapat
pencatatan variansi namun keseluruhan
diperiksa dan revisi secara berkala
variansi diletakan di bagian akhir dokumen.
4. Peringatan perlunya justifikasi
professional dalam clinical pathway. KESIMPULAN DAN SARAN
Justifikasi professional di sini di
Identifikasi ketiga dokumen
tunjukkan dengan adanya tempat untuk
Clinical pathway baik Clinical pathway
tandatangan setiap tindakan yang akan
Appendicitis Akut, Hernia Inguinalis
dilakukan terhadap pasien.
Lateralis dan Hemorroidektomi dengan
5. Akses pasien maupun keluarga dalam
instrument ICPAT menunjukkan bahwa
clinical pathway.
dokumen ini valid dan layak digunakan
Tidak ada penjelasan, maupun
sebagai clinical pathway. Namun, ada
bagaimana partisipasi pasien dalam
beberapa hal yang perlu di revisi terkait
clinical pathway. Namun, beberapa
petunjuk penggunaan, nomor serta jumlah
rumah sakit di negara maju,
halaman dalam clinical pathway serta
mengizinkan pasien untuk mengakses
clinical pathway mereka sebagai salah

Jurnal JUMANTIK Vol. 3 No. 2 Juni - Nopember 2018 | 6


bagaimana keterlibatan pasien secara pasien, Clinical pathway ini juga dapat
langsung terhadap Clinical pathway. digunakan sebagai audit dari segi pelayanan
maupun biaya agar pembiayaan dan
Saran bagi manajemen Rumah Sakit
penanganan pasien lebih efektif dan efisien
untuk membenahi dokumen ini agar sesuai
di era BPJS ini. Penelitian selanjutnya
dengan standar yang ditentukan oleh
diharapkan dapat lebih aktif dalam
ICPAT sehingga selain untuk
menelaah dokumen ini disemua dimensi
menyelaraskan setiap tugas tenaga
dari ICPAT yaitu dimensi 1 hingga
kesehatan yang membantu perawatan
dimensi.
DAFTAR PUSTAKA
D. Allen, L. Rickson.2008. How has the control. Clinical Governance: An
impact of 'care pathway technologies' International Journal; 2005. pp. 106–
on service integration in stroke care 117.)
been measured and what is the strength
Ronellenfitsch U, et al.2008. Clinical
of the evidence to support their
pathways in surgery: should we
effectiveness in this respect?. Int J Evid
introduce them into clinical routine? A
Based Healthc. 2008 Mar;6(1):78-110.
review article. Langenbecks Arch
doi: 10.1111/j.1744-
Surg. 2008 Jul;393(4):449-57. doi:
1609.2007.00098.x.
10.1007/s00423-008-0303-9. Epub
Hussain, Z. I, Lim M. 2017. Role of Clinical 2008 Feb 23.
pathway in improving the quality of Rozany, Farida et al. 2017. Panduan
care for patient with faecal Praktek Klinis dan Clinical pathway
incontinence : A randomised trial. sebagai solusi efisiensi pembiayaan
World J Gastrointest Pharmacology diagnose hernia inguinalis, apendisitis
There 6 February 2017; 8 (1) : 81-89 dan section caesaria di RSI
Gondanglegi.JJMR (Jurnal
J. Cheah.2000. Clinical pathways--an
Medicoeticolegal dan Manajemen
evaluation of its impact on the quality
Rumah Sakit) 6 (2); 122-129, Juli 2017
of care in an acute care general
hospital in Singapore. Singapore Med Wijayanti, Fitria Eka Resti et al. 2016.
J. 2000 Jul;41(7):335-46 Analisis Clinical pathway Dengan
BPJS antara RS Negeri dan RS
Mutiarasari, Diah et al.2017. Evaluasi
Swasta.UMS : Surakarta
proses pengembangana dan
penerapan clinicalpathway kasus Y. Dwi Astuti.2017.Evaluasi Implemenasi
stroke iskemik akut di Rumah Sakit Clinical pathway Sectio Caesarea
Antapura kota Palu. Berkala Ilmiah pada Unit Rawat Inap Obstetrik dan
Kedokteran Duta Wacana. Vol 2 (2). Ginekologi di RSUD Panembahan
April 2017 Senopati Bantul.
Nyatanga T, Holliman R.2005. Integrated
care pathways (ICPs) and infection

Jurnal JUMANTIK Vol. 3 No. 2 Juni - Nopember 2018 | 7

Potrebbero piacerti anche