Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Ito Hediarto
Pusdikzi Kodiklat TNI AD
E-mail : ito.hediarto@yahoo.com
Armaidy Armawi
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
armaidy@ugm.ac.id
Edhi Martono
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada
edhi.martono@ugm.ac.id
ABSTRACT
The goal of this research was to understood the Optimization of the Role of the 0613 Military District Command
(Kodim) Ciamis in Rapid Response of Natural Disasters and Its Implication to Regional Resilience.
This research was a descriptive qualitative one. Data collection was conducted by in-depth interview technique
to 10 personnel including the Commander, Staff and members of Kodim 0613/Ciamis, along with observation and
reference studies to gathered data and then they were qualitatively analyzed. The result of the research provided
the answer that Kodim 0613/Ciamis can offer its role in rapid response of natural disasters in Ciamis Regency,
West Java. The activities conducted through rapid assessment and determining the status of damaged region and
resources, rescue and evacuation of vulnerable groups, providing the basic needs and emergency recovery.
A rapid assessment was conducted when a disaster information was received in Ciamis area, by quickly
processing the information, rescue or evacuation conducted by Kodim 0613/Ciamis after the disaster occurred and
in cooperation with BPBD Ciamis Regency, the provision of basic needs was conducted by Kodim 0613/Ciamis
in order to carried out emergency response program, condition recovery conducted by cooperation between TNI,
Polri, and local community and government. The success of Kodim 0613/Ciamis in emergency response resulted
in positive impact to the social condition in Ciamis Regency, and bolster the resilience of Ciamis Regency that
includes resilience in ideology, politics, economy, socio-culture and defense and security.
To optimized the role of Kodim 0613/Ciamis in emergency response, therefore a mechanism should be
formulated where Commander of Kodim (Dandim) was entrusted with greater role in decision making during
emergency. The Regent (Bupati) may appoint Dandim as the Incident Commander (IC), so that Dandim was able
to take swift actions in rescuing and evacuating the victims and restoring the damaged region. Kodim 0613/Ciamis
could be regarded as the model of emergency response for other regions.
321
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 3, Desember 2016: 321-333
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Optimalisasi Peran Komando Distrik Militer 0613/Ciamis Dalam
Penanganan Tanggap Darurat Bencana Alam Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah.
Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara
mendalam, yang dilakukan terhadap 10 orang, yaitu Komandan, Staf dan anggota Kodim 0613/Ciamis, selain itu
juga melalui observasi serta studi pustaka untuk diperoleh data lalu dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian
ini memberikan jawaban bahwa Kodim 0613/Ciamis dapat berperan maksimal dalam menangani tanggap darurat
bencana alam di Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Kegiatan dilakukan melalui pengkajian secara cepat dan penentuan
status terhadap lokasi kerusakan dan sumber daya, penyelamatan atau evakuasi dan perlindungan kelompok rentan,
pemenuhan kebutuhan dasar, serta pemulihan kondisi darurat.
Kegiatan pengkajian cepat dilakukan bila ada informasi bencana di wilayah Ciamis, dengan segera informasi
tersebut diolah, penyelamatan atau evakuasi dilakukan oleh Kodim 0613/Ciamis setelah terjadi bencana dan
bekerjasama dengan BPBD Kabupaten Ciamis, pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan oleh Kodim 0613/Ciamis
dalam rangka melaksanakan program tanggap darurat bencana, pemulihan kondisi darurat dilakukan kerjasama
antara aparat TNI, Polri, dan masyarakat serta pemerintah daerah. Keberhasilan Kodim 0613/Ciamis dalam
menangani tanggap darurat memberikan dampak yang positif terhadap situasi kondisi sosial di Kabupaten Ciamis,
dan berimplikasi terhadap ketahanan wilayah Kabupaten Ciamis yang meliputi ketahanan idiologi, ketahanan politik,
ketahanan ekonomi, ketahanan sosial budaya dan ketahanan pertahanan keamanan.
Untuk lebih mengoptimalkan peran dari Kodim 0613/Ciamis dalam menangani tanggap darurat, maka
perlu diciptakan mekanisme yaitu Dandim diberikan peran yang lebih besar dalam mengambil tindakan saat
tanggap darurat. Bupati dapat menunjuk Komandan Kodim sebagai komandan posko tanggap darurat Incident
Commander (IC), sehingga Dandim dapat mengambil tindakan cepat dalam menolong dan mengevakuasi korban
serta mengembalikan kondisi lingkungan yang rusak akibat bencana. Kodim 0613/Ciamis dapat dijadikan sebagai
model dalam penanganan bencana bagi wilayah lainnya.
322
Ito Hediarto, Armaidy Armawi, Edhi Martono -- Optimalisasi Peran Kodim Dalam Penanganan
Tanggap Darurat Bencana Alam Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah
(Studi Di Kodim 0613/Ciamis, Jawa Barat)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah ada menunjukan bahwa dengan penggelaran
(BPBD) direncanakan di semua provinsi seluruh Koramil dan Babinsa hingga di
namun baru didirikan di 18 daerah, selain itu, pelosok desa bisa menjadi mata dan telinga
kelemahan manajemen bencana di Indonesia para pengambil keputusan di daerah, termasuk
salah satunya dikarenakan kurangnya sumber bila terjadi bencana alam, lebih khusus lagi
daya dan kecakapan Pemerintah Daerah yang pada tahap tanggap darurat.
masih bergantung kepada Pemerintah Pusat. Sementara kondisi yang terjadi di wilayah
(Kuntjoro dan Jamil, 2010). Ciamis Jawa Barat belum mandiri, BPBD
Setelah peristiwa bencana alam tsunami Kabupaten Ciamis yang masih merupakan
Aceh yang membuat Indonesia berduka, lembaga baru yang terbentuk tahun 2010,
juga telah terjadi tsunami Pangandaran yang ternyata belum bisa banyak berbuat ketika
terletak di Kabupaten Ciamis Jawa Barat menghadapi bencana alam, seperti banjir
pada tanggal 16 Juli 2006, yang membuat bandang di Kecamatan Cihaurbeuti yang terjadi
seluruh masyarakat Indonesia terperangah tahun 2011. Hal tersebut terjadi mengingat
kepada kekuatan alam. Sebuah gempa minimnya pengalaman dan sulitnya dalam
yang diawali dengan datangnya gelombang pelaksanaan manajemen bencana. Ternyata
besar di pantai Pangandaran Jawa Barat itu yang banyak mengambil alih komando
berkekuatan 6,8 pada skala richter. Kejadian dan pengendalian saat itu adalah Kodim
bencana alam lainnya yang sering terjadi di 0613/Ciamis yang merupakan Komando
Kabupaten Ciamis Jawa Barat adalah berupa Kewilayahan dengan gelar pasukan yang
tanah longsor, banjir ataupun angin puting ada hingga tiap Kecamatan. Pada saat awal
beliung. Seringnya longsor dan banjir menurut terjadi bencana, prajurit TNI yang berada di
BPBD Ciamis Jawa Barat dikarenakan Kecamatan Cihaurbeuti dengan kekuatan yang
struktur tanah di wilayah Ciamis yang relatif tidak banyak justru sangat banyak membantu
labil dan dikombinasikan dengan dampak langkah awal dalam penanggulangan bencana,
gundulnya pepohonan di beberapa gunung hingga keluarnya pernyataan kondisi tanggap
yang ada, seperti halnya yang terjadi bencana darurat dari Bupati Ciamis. Selain itu Kodim
alam di Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten 0613/Ciamis ikut berperan dalam rehabilitasi
Ciamis pada tanggal 28 Maret 2011, yang pasca bencana.
mengakibatkan dua orang meninggal dunia Demikian juga dengan bencana tsunami
dan sekitar tujuh ratus orang masyarakat yang terjadi di wilayah Pangandaran pada
mengungsi dari lokasi bencana. tahun 2006, ternyata menempatkan Kodim
Kejadian-kejadian bencana yang terjadi 0613/Ciamis sebagai penggerak utama
di Kabupaten Ciamis Jawa Barat ternyata tidak dalam penanggulangan bencana. Selain itu
diantisipasi secara konkrit di lapangan. BPBD hampir semua bantuan yang datang dari
Ciamis seolah tidak berdaya menghadapi lembaga-lembaga sosial diterima oleh Kodim
gempuran bencana yang datang silih berganti 0613/Ciamis dan disalurkan kepada warga
di beberapa kecamatan. Pada kondisi ini masyarakat yang terkena dampak bencana
peran Komando Kewilayahan seperti Kodim tsunami di Pangandaran. Memang pada saat
0613/Ciamis sangat dibutuhkan, fakta yang itu belum ada lembaga BPBD, akan tetapi
323
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 3, Desember 2016: 321-333
dapat terlihat dengan jelas, bagaimana peran dari dalam set yang diperbolehkan (Fritz,
dari Kodim 0613/Ciamis dengan sangat cepat 1999). Menurut Pareto (1896, dalam Winata,
dapat menjadi pionir dalam tanggap darurat 2001) konsep mengenai optimalitas dalam
bencana, kenyataannya pemerintah daerah bahasa yang lebih sederhana, alokasi sumber
Kabupaten Ciamis dapat mengerti tentang daya yang optimal dapat dicapai jika sudah
hal tersebut. tidak mungkin lagi membuat orang lebih
Hal inilah yang menjadi pendorong baik tanpa membuat orang lain lebih buruk.
bagi peneliti untuk melihat lebih jauh dan Dengan demikian, optimalisasi kinerja adalah
dengan jelas bagaimana peran dari Kodim usaha pemanfaatan yang relatif singkat dengan
0613/Ciamis dalam penanganan tanggap biaya yang minimum untuk mencapai suatu
darurat bencana, sehingga dapat dijadikan pekerjaan dengan hasil dan keuntungan
sebagai konsep atau role model bagi daerah yang baik, sehingga kinerja tersebut mampu
lain ke depan guna penanganan tanggap bersaing dengan yang lain.
darurat bencana alam. Oleh sebab itu pokok Groos, Mason, dan McEachern (1958)
permasalahan yang diangkat dalam penelitian mendefinisikan “peran sebagai seperangkat
ini yaitu (1). Bagaimana peran Kodim 0613/ harapan-harapan yang dikenakan pada
Ciamis dalam menangani tanggap darurat individu yang menempati kedudukan sosial
bencana alam di Kabupaten Ciamis Jawa tertentu (Berry, 2003 : 105)”. Menurut Talcot
Barat ?, (2). Kendala apa yang dihadapi Kodim Parsons (1951), di dalam peranan terdapat dua
0613/Ciamis dalam menangani tanggap macam harapan, yaitu (1). Harapan-harapan
darurat bencana alam di Kabupaten Ciamis dari masyarakat terhadap pemegang peran atau
Jawa Barat ?, dan (3). Bagaimana strategi kewajiban-kewajiban dari pemegang peran,
optimalisasi peran Kodim 0613/Ciamis dalam dan (2). Harapan-harapan yang dimiliki oleh
menangani tanggap darurat bencana alam dan si pemegang peran terhadap “masyarakat”
implikasinya terhadap ketahanan wilayah di atau terhadap orang-orang yang berhubungan
Kabupaten Ciamis Jawa Barat ? dengannya dalam menjalankan kewajiban-
Dalam penelitian ini digunakan kewajiban atau perannya (Berry, 2003 :
beberapa teori yang sesuai dengan tema 107). Istilah peran diambil dari dunia teater,
penelitian. Secara umum, pengertian Sarwono mengatakan bahwa “dalam teater,
optimalisasi adalah pencarian nilai “terbaik seorang aktor harus bermain menjadi seorang
dari yang tersedia” dari beberapa fungsi tokoh tertentu dan posisinya sebagai tokoh
yang diberikan pada suatu konteks. Dalam itu, ia diharapkan berperilaku sebagai tokoh
matematika dan ilmu komputer, optimasi atau tertentu (Sarwono, 2006 : 215)”.
optimalisasi mengacu pada pemilihan elemen Pengertian bencana alam menurut
terbaik dari beberapa set alternatif yang Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 adalah
tersedia. Dalam kasus yang paling sederhana, bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
ini berarti memecahkan masalah-masalah di serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
mana orang berusaha untuk meminimalkan alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
atau memaksimalkan fungsi dengan sistematis gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
memilih nilai-nilai variabel integer atau real topan, dan tanah longsor. Bencana merupakan
324
Ito Hediarto, Armaidy Armawi, Edhi Martono -- Optimalisasi Peran Kodim Dalam Penanganan
Tanggap Darurat Bencana Alam Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah
(Studi Di Kodim 0613/Ciamis, Jawa Barat)
pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman tidak diperoleh dari data sekunder. Tahap-tahap
bencana, kerentanan, dan kemampuan yang analisis data yang dilakukan meliputi reduksi
dipicu oleh suatu kejadian. Bencana bukan data, display data, dan verifikasi data.
hanya bencana alam, bencana dapat terjadi
karena faktor alam maupun non alam seperti PEMBAHASAN
budaya, agama, dan tentu saja manusia. Peran TNI Secara Umum
Ketahanan wilayah tidak dapat TNI dalam melaksanakan tugas pokok
dipisahkan dengan ketahanan nasional. pertahanan negara juga disiapkan untuk
Menurut Basri (2006) bangsa Indonesia melaksanakan OMSP guna menghadapi
dapat menjaga keberlangsungannya dengan berbagai bentuk ancaman di luar agresi
menggunakan konsep ketahanan nasional militer. Penggunaan kekuatan TNI untuk
dalam mengatasi ancaman, tantangan, OMSP dilaksanakan bersama sama dengan
hambatan dan gangguan. Oleh sebab itu perlu intansi fungsional dalam suatu keterpaduan
dipelihara dan dikembangkan. Ketahanan usaha yang sinergis. OMSP dilaksanakan
nasional ditopang oleh ketahanan wilayah, TNI dengan mendahulukan tindakan
dimana ketahanan wilayah harus ditopang preventif daripada tindakan represif yang
oleh ketahanan masyarakat, serta ketahanan disesuaikan dengan eskalasi dan bentuk
masyarakat harus diawali pula dengan ancaman. OMSP diimplementasikan melalui
ketahanan keluarga, sedangkan ketahanan peran/keikutsertaan TNI secara aktif dalam
keluarga itu harus didukung oleh terwujudnya memecahkan permasalahan yang dihadapi
ketahanan individu. bangsa di berbagai aspek kehidupan
Penelitian ini merupakan penelitian masyarakat, seperti peran dalam melindungi
deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2008) masyarakat dari ancaman bencana alam yang
metode penelitian deskriptif merupakan metode sering terjadi hampir di seluruh penjuru tanah
penelitian untuk membuat gambaran mengenai air. Pengerahan kekuatan TNI untuk OMSP
situasi atau kejadian, sehingga metode ini sesuai amanat UU Nomor 34/2004 Tentang
berkehendak mengadakan akumulasi data TNI, dilaksanakan berdasarkan kebijakan
dasar belaka. atau keputusan politik negara. Terdapat 14
Pemilihan jenis penelitian ini didasarkan bidang tugas OMSP yang harus diemban
atas pemikiran dan alasan bahwa permasalahan TNI, yaitu (1). Mengatasi Gerakan Separatis
yang akan diteliti merupakan fenomena yang Bersenjata. (2). Mengatasi Pemberontakan
terjadi sebagaimana adanya berdasarkan fakta- Bersenjata. (3). Mengatasi Aksi Terorisme.
fakta yang tampak di lapangan, hasil penelitian (4). Mengamankan Wilayah Perbatasan. (5).
ini, akan mendeskripsikan fakta-fakta kondisi Mengamankan Obyek Vital Nasional yang
ketahanan wilayah setelah adanya peran bersifat strategis. (6). Melaksanakan tugas
Kodim 0613/Ciamis di Kabupaten Ciamis. perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan
Te k n i k p e n g u m p u l a n d a t a y a n g politik luar negeri. (7). Mengamankan Presiden
digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan dan Wakil Presiden beserta keluarganya. (8).
wawancara mendalam untuk mendapatkan Memberdayakan wilayah pertahanan dan
data kualitatif serta beberapa keterangan yang kekuatan pendukungnya secara dini sesuai
325
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 3, Desember 2016: 321-333
326
Ito Hediarto, Armaidy Armawi, Edhi Martono -- Optimalisasi Peran Kodim Dalam Penanganan
Tanggap Darurat Bencana Alam Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah
(Studi Di Kodim 0613/Ciamis, Jawa Barat)
terlaksananya secara efektif tugas pokok arahkan pada peningkatan kerja sama dengan
dan fungsi TNI dalam menghadapi ancaman Negara-negara sahabat yang memiliki
aktual. komitmen tinggi terhadap pengembangan
Prioritas pertama perwujudan MEF kemampuan (capacity building) pertahan
adalah peningkatan kemampuan mobilitas Negara Indonesia, khususnya dalam upaya
TNI Angkatan Udara (TNI AU), TNI Angkatan penanganan terorisme, kegiatan bidang
Laut (TNI AL) dan TNI Angkatan Darat (TNI pendidikan dan latihan, pengembangan
AD) untuk mendukung penyelenggaraan sumber daya manusia, penanggulangan
tugas pokok TNI di seluruh wilayah nasional. bencana, penegakan hukum di laut dan di
Prioritas MEF selanjutnya adalah pada udara, serta transfer teknologi untuk alat utama
peningkatan kemampuan satuan tempur sistem senjata (alutsista) TNI.
khususnya pasukan pemukul reaksi cepat,
(striking force) baik satuan di tingkat pusat Keterlibatan TNI Dalam Penanggulangan
maupun satuan di wilayah, serta penyiapan Bencana
pasukan siaga (standby force) terutama untuk Dalam berbagai bencana, sudah menjadi
penanganan bencana alam serta untuk tugas- tugas dan kewajiban sebagai anggota TNI
tugas misi perdamaian dunia dan keadaan untuk membantu menangani bencana, sehingga
darurat lainnya. Kebutuhan-kebutuhan penderitaan rakyat dapat dikurangi, bahkan
pendukung lain dalam rangka perwujudan dapat diselesaikan dengan baik. Pada mulanya
MEF akan dipenuhi pula secara bertahap, anggota TNI melaksanakan tugas itu karena
sehingga diharapkan perwujudan MEF akan perintah. Namun melihat kesungguhan anggota
dipenuhi pula secara bertahap dan MEF dapat TNI, kita berkeyakinan bahwa anggota TNI
dijadikan sebagai pijakan dasar menuju postur menjalankan tugas itu bukan hanya karena
TNI yang ideal. perintah, melainkan karena solidaritas sosial
Di samping itu, kebijakan kerja sama sesama anak bangsa. Sebagai bukti bahwa
internasional bidang pertahanan pemerintah anggota TNI melaksanakan tugas itu karena
mengembangkan kerjasama yang bernilai positif solidaritas sosial, bukan hanya karena perintah,
bagi kepentingan nasional dan lingkungan adalah mereka selalu memberikan sumbangsih
internasional, dengan memperhatikan prinsip yang besar di daerah bencana, melebihi tugas
saling menghormati, mempercayai, dan formal mereka, karena itu wajar jika di daerah
menguntungkan. Kerja sama internasional bencana kedatangan anggota TNI selalu
bidang pertahanan berkaitan dengan kebijakan disambut dengan hangat dan penuh harapan.
politik luar negeri, sehingga harus senantiasa Apalagi anak bangsa yang paling siap untuk
dilaksanakan dengan prinsip one gate policy. menghadapi bencana alam dan semacamnya
Segala bentuk kerjasama internasional bidang adalah anggota TNI.
pertahanan menghindari bentuk pembentukan Perlu diakui bahwa dalam situasi bencana
suatu fakta pertahanan yang dapat mengurangi yang mengakibatkan kerusakan berbagai
makna politik luar negeri Indonesia yang infra struktur vital, serta jatuhnya korban
bebas dan aktif. Salah satu prioritas kerja dalam jumlah besar, seperti yang terjadi di
sama internasional bidang pertahanan di Pangandaran tahun 2006, dan Banjir bandang
327
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 3, Desember 2016: 321-333
328
Ito Hediarto, Armaidy Armawi, Edhi Martono -- Optimalisasi Peran Kodim Dalam Penanganan
Tanggap Darurat Bencana Alam Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah
(Studi Di Kodim 0613/Ciamis, Jawa Barat)
Kodim 0613/Ciamis sangat penting sekali dilaksanakannya tanggap darurat, seperti
terutama dalam membantu mengurangi pada masa tsunami di Pangandaran dan Banjir
dampak bencana seperti banjir bandang yang Bandang di Cihaurbeuti Ciamis. Pada saat
terjadi di wilayah Cihaurbeuti kabupaten itu ternyata sulit sekali dalam melaksanakan
Ciamis pada tanggal 28 Maret 2011, yang koordinasi mengingat jarak dari Pangandaran
mengakibatkan dua orang meninggal dunia ke Ciamis sekitar 100 Km.
dan sekitar tujuh ratus orang masyarakat Kedua, waktu. Dengan tingkat kesibukan
mengungsi dari lokasi bencana. yang tinggi masalah waktu dapat menjadi
Menurut Keterangan Dandim 0613/ suatu kendala pada saat dilaksanakannya
Ciamis pada waktu itu tanpa mengurangi koordinasi. Sedangkan saat koordinasi dengan
peran arti dari BPBD dan pemerintahan SKPD Kabupaten Ciamis adalah sulitnya
daerah Ciamis, Kodim 0613/Ciamis dan mendapatkan jawaban yang pasti ketika
jajarannya bergerak cepat membantu para berkoordinasi untuk hal yang penting karena
korban bencana alam banjir bandang yang Kepala Dinas bukan pengambil kebijakan
tentunya sudah dilaksanakan koordinasi yang strategis.
dengan instansi terkait. Ketiga, anggaran. Masalah anggaran
Dalam membantu mengatasi banjir semuanya bermuara pada Bupati Ciamis.
bandang dan bencana alam lainnya Kodim Artinya ketika berbicara tentang anggaran
0613/Ciamis berpegang teguh pada aturan ternyata pemegang kebijakannya adalah
hukum yang tertuang pada UU Nomor bupati, sedangkan untuk kepala BPBD
24 tahun 2007 tentang penanggulangan hanya sebagai pemegang kekuasaan teknis,
bencana, khususnya pada pasal 48, di mana berkaitan dengan pelaksanaan evakuasi
penanggulangan bencana pada saat tanggap masalah tanggap darurat. Kepala BPBD bukan
darurat meliputi (1). Pengkajian secara cepat sebagai pemegang kebijakan strategis dalam
dan tepat terhadapi lokasi kerusakan dan penentuan anggaran, semua bermuara pada
sumber daya, (2). Penentuan status keadaan Bupati Ciamis.
darurat bencana, (3). Penyelamatan dan Keempat,minimnya sarana dan
evakuasi masyarakat terkena bencana, (4). prasarana. Sarana dan prasarana yang ada
Pemenuhan kebutuhan dasar,( 5). Perlindungan pada saat penanganan pertama korban tsunami
terhadap kelompok rentan, dan (6). Pemulihan ternyata berdampak pada lambatnya proses
dengan segala prasarana dan sarana vital. evakuasi dan penyelamatan korban. Banyak
korban yang tidak tertolong karena tertindih
Kendala yang dihadapi Kodim 0613/ bangunan. Sarana kesehatan merupakan hal
Ciamis yang utama pada saat terjadi bencana alam.
Adapun kendala utama yang dihadapi Banyak korban yang akhirnya tidak tertolong
pada saat koordinasi dengan Pemerintahan karena diakibatkan tim kesehatan yang minim,
Daerah adalah sebagai berikut. sedangkan sebaran daerah terdampak bencana
Pertama, jarak yang jauh. Hal ini sangat luas. Personel kesehatan yang ada di
merupakan suatu kendala dalam pelaksanaan daerah mesti bekerja keras menghadapi situasi
koordinasi. Demikian juga pada saat bencana dan dengan sarana serta prasarana
329
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 3, Desember 2016: 321-333
330
Ito Hediarto, Armaidy Armawi, Edhi Martono -- Optimalisasi Peran Kodim Dalam Penanganan
Tanggap Darurat Bencana Alam Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah
(Studi Di Kodim 0613/Ciamis, Jawa Barat)
tanggap darurat, sedangkan Sekda Ciamis Dalam arsitektur plastis tersebut, maka
yang ditunjuk Bupati Ciamis sebagai lingkaran penangkalan yang terdalam akan
Komandan Posko tanggap darurat, maka berupa ketahanan pribadi dari setiap individu
dapat dirumuskan kembali dengan analisis dalam menghadapi ancaman, tantangan,
pengalaman, kecepatan dan gelar pasukan hambatan dan gangguan dari lingkungannya.
Kodim di seluruh wilayah Ciamis sehingga Penanggulangan secara langsung
dapat dibuat perubahan. Dandim 0613/Ciamis khususnya tahap tanggap darurat bencana alam
dapat dijadikan sebagai Komandan Posko oleh Kodim 0613/Ciamis akan berdampak
Tanggap Darurat di wilayah Ciamis, sementara pada gatra ideologi, politik, ekonomi dan sosial
instansi lain tetap sebagai pengarah sesuai budaya, serta pertahanan dan kemanan.
dengan aturan yang berlaku. Pertama, gatra ideologi. Penanganan
Dengan ditunjuknya Dandim 0613/Ciamis bencana oleh pemerintah dan Kodim 0613/
sebagai Komandan Posko Tanggap Darurat, Ciamis membuat masyarakat semakin percaya
maka dapat dengan segera menggerakan terhadap pemerintah, dengan demikian akan
anggotanya guna membantu dan menolong menciptakan kondisi dimana mereka tidak
serta mengevakuasi korban, selain itu Dandim akan terpengaruh oleh paham-paham lain
0613/Ciamis dapat segera memperbaiki yang bertentangan dengan pemerintah, karena
kondisi lingkungan yang terdampak bencana mereka merasa sangat diperhatikan oleh
alam. Kondisi ini terjadi di wilayah Ciamis pemerintah Kabupaten Ciamis.
dengan berbagai kekhususan yang terjadi. Kedua, gatra politik. Ketika pemerintah
Tetapi tidak salah juga dengan beberapa tidak dapat mengatasi dampak bencana
pendapat yang disampaikan diatas maka alam, maka warga dengan berbondong-
daerah lain dapat menjadikan Dandim sebagai bondong mendatangi pemerintah daerah guna
Komandan Posko Tanggap Darurat. menanyakan mengapa pemerintah tidak ikut
dalam menangani bencana. Akhirnya yang
Implikasinya Terhadap Ketahanan terjadi adalah adanya tambahan permasalahan
Wilayah bagi pemerintah daerah karena aksi unjuk
Konsep Ketahanan Wilayah merupakan rasa yang ada. Untuk itu sudah benar bila
bagian integral dari konsep Ketahanan pemerintah daerah dan aparat lainnya serta
Nasional. Dalam persepektif Ketahanan masyarakat ikut serta dalam menanggulangi
Nasional, kondisi di tingkat nasional merupakan bencana. Dengan demikian aksi protes yang
merupakan himpunan kualitas dari ketahanan dapat mengganggu situasi politik di daerah
individu yang secara berjenjang membentuk bisa dieliminir.
ketahanan keluarga, ketahanan kelompok, Ketiga, gatra ekonomi. Dengan adanya
ketahanan wilayah atau daerah, ketahanan perbaikan kondisi lingkungan dan segala
nasional dan ketahanan regional. Masing- fasilitas milik publik di daerah terkena
masing komponen secara sinergis membentuk bencana maka akan mengembalikan segala
penangkalan berlapis berupa lingkaran- kegiatan masyarakat, termasuk geliat kegiatan
lingkaran ketahanan konsentris yang berpusat perekonomian. Masyarakat sudah mau
pada pribadi tiap-tiap individu masyarakat. melaksanakan aktivitas sehari-hari termasuk
331
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 3, Desember 2016: 321-333
melaksanakan kegiatan jual-beli di pasar atau yang ditinggalkan, apalagi setelah kondisi
pertokoan. Mereka dapat tertolong dengan kembali normal dan masyarakat kembali ke
diperbaikinya lingkungan mereka yang terkena tempat tinggalnya, maka daerah tersebut sudah
bencana. Untuk itu dengan adanya peran dari kembali seperti dahulu lagi.
Kodim 0613/Ciamis dan pemerintah daerah
dalam tanggap darurat bencana alam dan SIMPULAN
perbaikan lingkungan bencana, maka akan Berdasar penjelasan tersebut di atas
mengembalikan kehidupan masyarakat seperti dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
sediakala, sehingga kehidupan perekonomian Pertama, peran Kodim dalam ikut serta
di daerah dapat berjalan kembali. membantu masyarakat dalam bencana alam
Keempat, gatra sosial budaya. Dengan sangatlah signifikan, dimana pada beberapa
ditingkatkannya peran Kodim 0613/Ciamis kejadian bencana alam seperti tsunami di
dalam penanggulangan bencana di Ciamis, Pangandaran tahun 2006 dan banjir bandang
maka akan mengembalikan pranata sosial yang di Kecamatan Cihaurbeuti Ciamis tahun 2011,
terserak. Sistem sosial yang sudah dibangun Kodim 0613/Ciamis langsung ikut membantu
di daerah tersebut akan kembali terjalin. dalam evakuasi dan menolong secara langsung
Hubungan/interaksi antar warga akan kembali korban bencana alam. Banyak masyarakat
terjadi. Dengan demikian geliat warga yang yang menjadi korban tsunami ditemukan
semula tidak terlihat dapat dikembalikannya oleh anggota Kodim 0613/Ciamis pada saat
situasi seperti dahulu lagi, sehingga akan melakukan evakuasi korban. Demikian juga
terdampak pada harmonisasi masyarakat pada saat dilaksanakannya tanggap darurat
dan kembalinya kehidupan masyarakat yang oleh pemerintah daerah, Kodim 0613/Ciamis
terdampak bencana alam seperti sediakala. membantu secara langsung baik pada saat
Pelaksanaan rehabilitasi pasca bencana alam pengkajian secara cepat dan tepat terhadap
oleh Kodim 0613/Ciamis, berdampak secara lokasi kerusakan dan sumber daya, penentuan
langsung pada aspek sosial budaya. status keadaan darurat bencana, penyelamatan
Kelima, gatra pertahanan keamanan. dan evakuasi masyarakat terkena bencana,
Situasi pada saat bencana merupakan situasi pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan
yang mencekam, masyarakat terlihat ketakutan terhadap kelompok rentan dan pemulihan
dan trauma akibat bencana. Akan tetapi setelah dengan segala prasarana dan sarana vital.
dilaksanakannya tanggap darurat di wilayah Langkah ini dilakukan semata-mata karena
Ciamis pasca tsunami Pangandaran dan banjir keikutsertaan TNI dalam penanggulangan
bandang di Cihaurbeuti, maka sedikit demi bencana tersurat dalam UU No 34 Tahun 2007
sedikit mengembalikan situasi daerah yang tentang TNI dan UU No 24 tahun 2007 tentang
tadinya kurang bersahabat menjadi daerah yang Penanggulangan Bencana.
seperti dahulu lagi. Pada saat terjadi bencana Kedua, keterlibatan Kodim 0613/Ciamis
banyak warga luar daerah yang melakukan secara langsung dalam penanggulangan
kejahatan di lokasi bencana, sedikit demi bencana nampaknya perlu dilakukan
sedikit hilang karena dengan turunnya warga pengkajian ulang terhadap mekanisme
dan aparat untuk menjaga lingkungannya perbantuan TNI pada pemerintah daerah pada
332
Ito Hediarto, Armaidy Armawi, Edhi Martono -- Optimalisasi Peran Kodim Dalam Penanganan
Tanggap Darurat Bencana Alam Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah
(Studi Di Kodim 0613/Ciamis, Jawa Barat)
saat terjadi bencana. Khusus untuk wilayah Fritz, Horas Silalahi, 1999, Hukum Investasi
Ciamis dimana keterlibatan Kodim 0613/ Sebagai Penggerak Penciptaan Lapangan
Ciamis sangat luar biasa pada saat awal terjadi Kerja, Jakarta, BKPM.
bencana, prajurit dengan bekerja keras betul- Giri Ahmad Tufik, 2006, Bencana Alam dan
betul ingin menyelamatkan warga yang hilang Pengungsi, Jakarta : Komnas HAM.
atau tertimpa bangunan. Kodim 0613/Ciamis Kuntjoro dan Sofiah Jamil, 2010 :
dengan segala kemampuannya melaksanakan Eastasiaforum.
kegiatan pemulihan daerah bencana. Kondisi Mabesad, 1991, Ketahanan Pribadi dan
tersebut dilakukan langsung dibawah Ketahanan Keluarga Sebagai Tumpuan
kepemimpinan Dandim 0613/Ciamis. Untuk Ketahanan Nasional, Jakarta : Setumad.
itu tidaklah salah bila Bupati dapat menunjuk Nazir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Bogor
langsung Dandim sebagai Komandan Posko : Ghalia Indonesia.
tanggap darurat bencana, sehingga dengan Ratih Tri Hanawati, 2011, Implementasi
pengalaman dan kebersamaan prajuritnya Kesiapsiagaan Bencana Berbasis
dapat melakukan langkah dan tindakan yang Masyarakat (KBBM) dalam Mitigasi
cepat guna pemulihan pasca bencana. Bencana di Kabupaten Malang.
Ketiga, pelaksanaan tanggap darurat yang Richard Conan-Davies, 2003, Disaster
dilakukan oleh Bupati Ciamis terhadap bencana Resilience.
tsunami dan banjir bandang dapat berdampak Ruswandi, 2008, Identifikasi Potensi Bencana
kembalinya kepercayaan masyarakat pada Alam dan Upaya Mitigasi yang Paling
ideologi Pancasila, menguatkan situasi Sesuai Diterapkan di Pesisir Indramayu
politik, mengembalikan kondisi ekonomi yang dan Ciamis.
hilang, dan mengembalikan kehidupan sosial Sarlito, 2006, Teori-Teori Psykologi Sosial,
masyarakat, serta situasi keamanan di wilayah Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
terdampak bencana. Dengan demikian tanggap Sarwono, Jonathan, 2006, Metode Penelitian
darurat guna mengembalikan situasi kondisi Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta,
pasca bencana berimplikasi pada ketahanan Graha Ilmu.
wilayah di Kabupaten Ciamis yang meliputi Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif,
gatra ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, Kualitatif Research and Development,
pertahanan dan keamanan. Bandung , Alfabeta.
. Winata, 2001, Optimalisasi Pengelolaan dan
DAFTAR PUSTAKA Pemanfaatan SDM serta SDA.
Berry, David, 2003, Pokok-Pokok Pikiran
Dalam Sosiologi, Jakarta, PT Raja Grafindo Peraturan Perundangan
Persada. Undang-Undang RI Nomor 34 tahun 2004
Basrie, Chaidir, 2006, Teori Ketahanan Tentang TNI.
Nasional : Gagasan, Proses, Kajian dan Undang-Undang RI Nomor 24 tahun 2007
Pengembangan, Yogyakarta, Sekolah Tentang Penanggulangan Bencana
Pasca Sarjana UGM.
333