Sei sulla pagina 1di 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 TERHADAP INDEKS


PROPER DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO

Fauziah Anggraini, Mursid Rahardjo,Onny Setiani


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: anggrainifauziah@gmail.com

Abstract : RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso is a hospital that has received ratings
blue for PROPER. The hospital is classified in the government hospitals with the
classification of type B education. The average amount of harzardous and toxic
waste generated as much as 80.55 kg / day with an average number of patient
visits as many as 391 people / day. Based on the field observations that has
done, the management of hazardous and toxic waste in this hospital has not
managed well arcconding to Government Regulation No. 101 in 2014,
Environment Minister Decision No.r 06 in 2013 and Health Minister Decision No.
1204 in 2004. The purpose of this study was to assess the management of
hazardous and toxic waste to PROPER index in RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso.
This research methodology used in this research was qualitative and quantitative
approaches with cross sectional design. The population of this study was
executing management of hazardous and toxic wastes by using total sampling
technique. The results showed data types and volume hazardous and toxic waste
management, reporting activity of hazardous and toxic waste management,
license and validity period hazardous and toxic waste management, the
implementation of permit conditions, the amount of waste managed hazardous
and toxic, and hazardous and toxic waste management with third-party, Based on
Health Minister Decision No. 1204 in 2004 lug process, transportation, storage
and management of B3 waste management not eligible. Based on the results of
this research hazardous and toxic waste come from 7 hospital primary care with
various types of hazardous and toxic was syringes, plabot, scalpel, infusion
hoses, catheters hoses, tissue and fluids body, the result of assessment
hazardous and toxic waste management by 70% and PROPER ranking was blue.

Key Words : Hazardous and Toxic Waste Management, RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso, PROPER

PENDAHULUAN merupakan salah satu pelayanan


Latar Belakang kesehatan yang menjadi pendonor limbah.
Dengan meningkatnya jumlah rumah sakit
Masalah kesehatan merupakan setiap tahunnya maka akan terjadinya
masalah yang berkaitan langsung dengan peningkatan limbah Bahan Berbahaya
masalah lingkungan. Rumah sakit dan Beracun (B3).1 Sehingga, perlu
723
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

adanya evaluasi pengelolaan limbah B3 radiologi, limbah container bertekanan


yang dihasilkan terhadap penilaian indeks dan limbah dengan kandungan logam
PROPER. berat yang tinggi sesuai dengan kode
Rumah Sakit ialah institusi limbah D227 pada PP Nomor 18 jo 85
pelayanan kesehatan yang Tahun 1999.5
menyelenggarakan pelayanan kesehatan Berdasarkan dengan Peraturan
perorangan secara paripurna yang Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001,
menyediakan pelayanan rawat inap, limbah B3 perlu dikelola sesuai dengan
pelayanan rawat jalan, dan pelayanan peraturan yang telah ada sehingga
2
gawat darurat. Berdasarkan Peraturan pengelolaan lingkungan hidup rumah sakit
Menteri Kesehatan Nomor perlu dilakukan secara sistematis dan
340/Menkes/Per/III/2010, klasifikasi rumah berkelanjutan.6Perencanaan,pelaksanaan,
sakit dibedakan menjadi rumah sakit pemantauan, dan melakukan perbaikan
umum dan rumah sakit khusus. Untuk dalam pengelolaan lingkungan rumah
rumah sakit umum memiliki 4 tipe yaitu sakit harus dilakukan secara
rumah sakit tipe A, rumah sakit tipe B, berkelanjutan dan konsisten. Selain itu
rumah sakit tipe C, dan rumah sakit tipe sumber daya manusianya juga perlu
3
D. memahami permasalahan terkait dengan
Limbah Bahan Berbahaya dan pengelolaan lingkungan rumah sakit
Beracun (B3) ialah sisa suatu usaha dan sehingga kinerja lingkungan rumah sakit
atau kegiatan yang mengandung bahan semakin baik.7
berbahaya dan/atau beracun karena sifat Menerapkan sistem
dan/atau kosentrasinya dan/atau manajemen lingkungan rumah sakit dapat
jumlahnya, baik secara langsung maupun memberikan manfaat berupa perlindungan
tidak langsung, dapat mencemarkan terhadap lingkungan dan kesehatan
dan/atau merusak lingkungan hidup, masyarakat. Pelaksanaan pengelolaan
dan/atau membahayakan lingkungan limbah B3 dapat dilakukan apabila
hidup, kesehatan,keberlangsungan hidup pengelolaan limbah medis padat
makhluk hidup lainnya. 4 dilakukan dengan baik yaitu dengan cara
Limbah B3 yang dihasilkan oleh mengetahui jumlah timbunan limbah
kegiatan rumah sakit merupakan limbah medis dan karakterisitik limbah yang
medis yang terdiri dari limbah infeksius, dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit.
limbah patologi, limbah benda tajam, Pengelolaan limbah yang dilakukan
limbah kimia, limbah sitotoksis, limbah sesuai dengan prosedur yang ada dalam
724
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sistem manajemen lingkungan rumah dengan melihat aspek teknis,


sakit maka akan membantu dalam kelembagaan, pembiayaan, hukum dan
mematuhi peraturan perundang-undangan peran serta masyarakat.10
dan sistem manajemen praktis yang telah Program Penilaian Peringkat
didesain untuk meminimalkan dampak Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
lingkungan akibat limbah B3 dan dapat Lingkungan Hidup atau yang biasa
mengurangi biaya yang dibutuhkan dan disebut PROPER ialah suatu program
program pengelolaan limbah yang efektif.8 penilaian terhadap upaya penanggung
Upaya pengelolaan limbah B3 jawab usaha dan/atau kegiatan dalam
yang harus berdasarkan Keputusan mengendalikan pencemaran dan/atau
Menteri Kesehatan Nomor kerusakan lingkungan hidup serta
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan beracun. PROPER dilaksanakan
Rumah Sakit terdiri dari proses minimisasi berdasarkan tahapan yang telah
limbah; pemilahan, pewadahan, tercantum pada Peraturan Menteri
pemanfaatan kembali, dan daur ulang; Lingkungan Hidup Republik Indonesia
pengumpulan, pengangkutan, dan Nomor 06 Tahun 2013 Tentang Program
penyimpanan di lingkungan rumah sakit; Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
pengumpulan, pengemasan, dan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.11
pengangkutan ke luar rumah sakit; Kriteria penilaian PROPER
pengolahan dan pemusnahan.9 meliputi : sistem manajemen lingkungan;
Untuk melakukan evaluasi pemanfaatan sumber daya yang terdiri
pengelolaan limbah B3 diperlukan adanya atas; pengurangan limbah bahan
indikator kinerja pengelolaan limbah. berbahaya dan beracun, reduce, reuse,
Indikator kinerja berguna untuk dan recycle (3R) limbah padat non bahan
menunjukkan kemajuan dalam rangka berbahaya dan beracun, pengurangan
menuju pencapaian sasaran maupun pencemar udara, konservasi dan
tujuan organisasi yang penurunan beban pencemaran air, dan
bersangkutan.10kinerja pengelolaan perlindungan keanekaragaman hayati;
limbah dapat diukur dengan pemberdayaan masyarakat; dan
membandingkan kinerja nyata dengan penyusunan dokumen ringkasan kinerja
hasil atau sasaran yang diharapkan, pengelolaan lingkungan.11
disamping itu kinerja juga sangat terkait Tingkatan peringkat pada
dengan tingkat efisiensi dan efektivitas PROPER paling rendah berwarna hitam,
725
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kemudian merah, biru, hijau dan yang sampling untuk pembuat dan pengambil
tertinggi ialah berwarna emas. Rumah kebijakan dan petugas pengelola limbah
sakit termasuk perusahaan yang wajib rumah sakit, dan teknik aksidental
mengikuti PROPER karena memiliki risiko sampling untuk pekerja non pengelola
dalam pencemaran air, pengendalian limbah rumah sakit. Dengan jumlah
pencemaran udara, pengendalian limbah sampel sebanyak 10 orang.rumus Taro
B3 dan pengelolaan limbah yang Yamane dan sampel berjumlah 76 orang.
dihasilkan oleh kegiatan pelayanan rumah Teknik sampling yang digunakan
sakit.12 adalahquota sampling.
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
merupakan salah satu rumah sakit HASIL DAN PEMBAHASAN
pemerintah dengan klasifikasi tipe B A. Karakteristik Limbah B3 RSPI Prof.
Pendidikan dengan jumlah pasien dalam Dr. Sulianti Saroso
setahun 142592 pasien pertahun. Rumah Berdasarkan penelitian yang dilakukan
sakit ini telah memperoleh peringkat karakteristik limbah B3 dibedakan
PROPER berwarna biru selama 3 tahun menjadi 3 yaitu :
terakhir. 1. Sumber limbah
Limbah yang dihasilkan
berasal dari 7 pelayanan utama
rumah sakit yang terdiri dari dari
METODE PENELITIAN pelayanan rawat inap, pelayanan
Jenis penelitian yang digunakan dalam rawat jalan, pelayanan gawat
penelitian ini adalah penelitian darurat, pelayanan radiologi,
observasional yang bersifat deskriptif pelayanan farmasi, pelayanan
dengan menggunakan analisis kualitatif laboratorium dan pelayanan
dan kuantitatif. Berdasarkan waktu operasi.
penelitiannya, penelitian ini menggunakan
pendekatan cross sectional. 2. Jenis limbah
Populasi dalam penelitian ini adalah Jenis limbah yang dihasilkan
pembuat dan pengambil kebijakan, terdiri dari jarum suntik, spuit,
petugas pengelola limbah rumah sakit, masker disposable, plabot, pisau
dan pekerja non pengelola limbah rumah bedah, benang operasi, kapas
sakit. Teknik pengambilan sampel dalam terkontaminasi, kassa
penelitian ini menggunakanteknik total terkontaminasi, botol obat, selang
726
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

infus, selang kateter, placon, urine digunakan untuk pembelian solar,


bag, verban terkontaminasi, perawatan incinerator, pengelolaan
plester, ampul, pembalut, kantong limbah. Namun, pada saat ini,
daran, cairan serta jaringan tubuh. incinerator sedang dalam perbaikan
sehingga pengolahan dilakukan
3. Jumlah limbah oleh pihak ketiga dengan biaya
Jumlah limbah yang dihasilkan selama sebesar Rp. 7.000/kg limbah.
satu tahun yaitu bulan Mei 2014 hingga
April 2015 sebesar 2459,2 kg per 3. Sarana dan Prasarana
tahun. Sarana dan prasana limbah yang
disediakan oleh pihak rumah sakit
B. Sumber Daya Pengelolaan Limbah terdiri dari tempat sampah medis,
B3 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso tempat sampah domestik, tempat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penampungan sementara domestik,
sumber daya pengelolaan limbah B3 tempat penamungan sementara
dibedakan menjadi 3 yaitu : medis, tempat penyimpanan
1. Tenaga Pelaksana sementara khusus limbah B3,
Tenaga pelaksana yang bertugas kantong plastic kuning dengan
dalam pengelolaan limbah rumah beberapa ukuran, kantong plastik
sakit terdiri dari 2 orang petugas hitam, safety box, alat pelindung diri
cleaning service khusus untuk tenaga pelaksana,
pengangkutan limbah dari sumber incinerator, jalur khusus limbah,
menuju tempat penampungan trolly khusus pengangkutan limbah.
sementara, dan 1 orang petugas
incinerator yang bertugas untuk C. Hasil Observasi Pengelolaan
melakukan pembakaran limbah Limbah Bahan Berbahaya dan
menggunakan incinerator dan Beracun (B3) RSPI Prof. Dr.
perawatan incinerator. Sulianti Saroso
Berdasarkan hasil observasi yang
2. Biaya Pengelolaan telah dilakukan berdasarkan
Biaya yang dianggarkan rumah Kepmenkes Nomor
sakit untuk pengelolaan limbah 1204/Menkes/SK/X/2004 dalam
rumah sakit sebesar Rp. pengelolaan limbah B3, RSPI Prof.
200.000.000/bulan. Dana ini Dr. Sulianti Saroso memperoleh nilai
727
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

70 % dari nilai minimal 80 % untuk dinilai terdiri dari identifikasi,


rumah sakit dengan klasifikasi tipe B. pencatatan, dan pendataan;
penilaian ini dilihat dari aspek pelaporan; status izin; pemenuhan
penampungan, aspek pengangkutan ketentuan izin; open dumping, open
dan aspek pemusnahan. Pada aspek burning, pemulihan lahan
penampungan rumah sakit ini tidak terkontaminasi; jumlah limbah B3
melakukan desinfeksi langsung pada yang dikelola; pengelolaan limbah B3
wadah setelah dikosongkan. Pada dengan pihak ketiga; dumping dan
aspek pengangkutan rumah sakit ini pengolahan limbah B3 dengan cara
hanya melakukan pengangkutan tertentu.13
menuju tempat penampungan Rumah sakit telah melakukan
sementara dua kali dalam sehari, pendataan dan identifikasi limbah B3
padahal seharusnya dilakukan lebih yang dibuktikan dengan adanya
dari dua kali dalam sehari. Dan pada neraca limbah B3, masa berlaku
aspek pemusnahan incinerator yang pengelolaan limbah B3 menggunakan
dimiliki oleh rumah sakit hanya incinerator telah habis dan dalam
memiliki suhu maksimal 1000oC proses perpanjangan izin dari
padahal seharusnya suhu minimal Kementerian Lingkungan Hidup,
o
yang ditetapkan adalah >1000 C. pemenuhan ketentuan izin telah
100% dibuktikan dengan seluruh
D. Penilaian Indeks PROPER dalam limbah yang dihasilkan telah berhasil
Pengelolaan Limbah Bahan dikelola seluruhnya, tidak melakukan
Berbahaya dan Beracun (B3) RSPI open dumping, dan pemulihan lahan
Prof. Dr. Sulianti Saroso terkontaminasi, jumlah limbah B3
Terdapat 8 aspek yang dilakukan yang dikelola oleh pihak ketiga telah
dalam penilaian Indeks PROPER tercatat dalam neraca limbah B3,
dalam Pengelolaan limbah Bahan logbook limbah B3 dan dokumen
Berbahaya dan Beracun di RSPI Prof. manifest limbah B3 dan sesuai
Dr. Sulianti Saroso sesuai dengan dengan kontrak perjanjian,
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup pengelolaan limbah B3 dengan pihak
Republik Indonesia Nomor 06 Tahun ketiga dilakukan oleh PT. Wastec
2013 tentang Program Penilaian International sebagai pihak pengolah
Peringkat Kinerja dalam Pengelolaan dan PT. Jalan Hijau sebagai pihak
Lingkungan Hidup. 8 aspek yang pengangkut yang telah memiliki izin
728
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dari Kementerian Lingkungan Hidup Hidup Nomor 06 Tahun 2013


dan Kementerian Perhubungan, dan tentang Program Penilaian
tidak melakukan open burning dan Peringkat Kinerja Perusahaan
pengolahan limbah dengan cara dalam Pengelolaan Lingkungan
tertentu. Hidup memperoleh peringkat
berwarna biru untuk pengelolaan
E. Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan limbah B3. Dan untuk
Berbahaya dan Beracun RSPI Prof. meningkatkan peringkat
Dr. Sulianti Saroso PROPER yang diperoleh dari biru
Berdasarkan penelitian yang menjadi hijau, RSPI Prof. Dr.
dilakukan kinerja pengelolaan limbah Sulianti Saroso harus memiliki
B3 dibedakan menjadi 2 yaitu : program Corporate Social
1. Jumlah limbah B3 yang terkelola Responsibility (CSR) terhadap
sesuai perundangan lingkungan dan masyarakat di
Jumlah limbah B3 yang terkelola sekitarnya. Dan juga harus
sesuai dengan perundang- melakukan minimisasi limbah B3
undangan sebesar 29.402,9 lebih dari 50%.
kg/tahun. Jumlah limbah B3 ini
merupakan seluruh limbah yang KESIMPULAN
dihasilkan oleh RSPI Prof. Dr. 1. Karakterisitik limbah bahan
Sulianti Saroso dalam berbahaya dan beracun (LB3) di
memberikan pelayanan RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso terdiri
kesehatan pada masyarakat. dari :
Limbah yang dihasilkan ini telah a. Sumber limbah bahan berbahaya
terkelola seluruhnya. dan beracun (LB3) medis berasal
dari 7 pelayanan utama rumah
2. Peringkat PROPER yang sakit.
diperoleh b. Jenis limbah bahan berbahaya
Peringkat PROPER yang dan beracun (LB3) medis yang
diperoleh oleh RSPI Prof. Dr. dihasilkan meliputi jarum suntik,
Sulianti Saroso berdasarkan hasil spuit, masker disposable, plabot
penilaian penaatan pengelolaan infuse, pisau bedah, benang
limbah B3 pada lampiran II operasi, kapas terkontaminasi,
Peraturan Menteri Lingkungan kassa terkontaminasi, botol obat,
729
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

selang infuse, selang kateter, Sulianti Saroso belum memenuhi


placon, urine bag, verban persyaratan sesuai dengan
terkontaminasi, plester, ampul, Keputusan Menteri Kesehatan
pembalut bekas darah, kantong Republik Indonesia Nomor
darah, jaringan tubuh serta cairan 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
tubuh. persyaratan kesehatan lingkungan.
2. Sumber daya dalam pengelolaan Hasil penilaian pengelolaan limbah
limbah bahan berbahaya dan beracun bahan berbahaya dan beracun (LB3)
(LB3) di RSPI Prof. Dr. Sulianti sebesar 70 % dari nilai minimal 80%.
Saroso terdiri dari : 4. Hasil penilaian pengelolaan limbah
a. Tenaga pelaksana terdiri dari 2 bahan berbahaya dan beracun (LB3)
(dua) orang petugas cleaning berdasarkan Kriteria Pengelolaan
service khusus limbah 1 (satu) Limbah B3 dalam Keputusan Menteri
orang petugas incinerator yang Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun
bertugas untuk melakukan 2013 tentang Program Penilaian
pembakaran limbah medis. Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
b. Biaya yang dianggarkan untuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
pengelolaan limbah B3 sebesar memperoleh penilaian PROPER
Rp. 200.000.000/bulan. berwarna biru.
c. Sarana dan prasana yang 5. Kinerja pengelolaan limbah bahan
menunjang kegiatan pengelolaan berbahaya dan beracun (LB3) dinilai
limbah B3 terdiri dari tempat terdiri dari :
sampah medis dan domestik, a. Jumlah limbah bahan berbahaya
tempat penampungan sementara dan beracun (LB3) yang terkelola
(TPS), tempat penyimpanan sesuai dengan peraturan
sementara khusus B3 umum, perundangan ialah 100 %.
kantong plastik kuning, safety b. Peringkat PROPER yang
box, Alat Pelindung Diri (APD) diperoleh berdasarkan hasil
untuk petugas pengelola, penilaian aspek pengelolaan
incinerator, dan jalur khusus limbah bahan berbahaya dan
pengangkutan limbah. beracun (LB3) yang telah
3. Berdasarkan hasil observasi dilakukan ialah berwarna biru.
pengelolaan limbah bahan berbahaya
dan beracun (LB3) di RSPI Prof. Dr. DAFTAR PUSTAKA
730
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

1. Kemenkes RI. Pedoman 11. Peraturan Menteri LIngkungan Hidup


Penatalaksanaan Pengelolaan Republik Indonesia Nomor 06 tahun
Limbah Padat dan Cair di Rumah 2013 tentang Program Penilaian
Sakit. Jakarta : Ditjen PPM dan PL Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Departemen Kesehatan RI. Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Jakarta. 2013
2. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2009 tentang 12. Kementerian Lingkungan Hidup RI.
Rumah Sakit. Jakarta. 2009. Hasil Penilaian PROPER Periode
2013-2014. Jakarta. 2014
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
340/Menkes/Per/III/2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit. Jakarta.
2010

4. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 1


Tahun 1995 Tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Penyimpanan
dan Pengumpulan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3).
Jakarta. 1995

5. Peraturan Pemerintah Nomro 18


Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun. Jakarta. 1999

6. Peraturan Pemerintah Nomor 74


Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun.
Jakarta. 2001

7. Adisasmito, W. Sistem Kesehatan.


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
2012

8. Adisasmito, W. Sistem Manajemen


Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta.
2004

9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit. Jakarta. 2010

10. Prawirosentono, S. Manajemen


Sumber Daya Manusia : Kebijakan
Kinerja Karyawan. BPPE Yogyakarta.
1999

731

Potrebbero piacerti anche