Sei sulla pagina 1di 9

1

STUDI TENTANG SOSIAL MASYARAKAT TRANSMIGRAN DAN


MASYARAKAT LOKAL DI NAGARI PERSIAPAN LIMAU PURUIK
KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

DANANG SAPUTRA
NPM. 13030132

Pembimbing I Pembimbing II

Rika Despica, S.Pd., M.Si Ade Irma Suryani, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2019
2

STUDI TENTANG SOSIAL MASYARAKAT TRANSMIGRAN DAN


MASYARAKAT LOKAL DI NAGARI PERSIAPAN LIMAU PURUIK
KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

Danang Saputra, Rika Despica, Ade Irma Suryani


Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
danang.saputra1001@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the Socio-Economic Differences between


transmigrant communities and local communities in Nagari Preparation of Limau
Puruik viewed from social status, patterns of interaction and social mobility.
This type of research is descriptive comparative. Population in this study were all
transmigrant communities and local communities located in the Nagari Preparation of
Puruik Limau, Kinali District, West Pasaman Regency, which consisted of 973 families
of transmigrant communities and 449 families of local communities. The research
sample was taken by the Slovin formula so that a sample of 94 people was obtained,
with a sample of 47 families of transmigrant communities and 47 families of local
communities. Data analysis using descriptive analysis and hypothesis testing.
The results of the study found that: (1) There were differences in the social status of
transmigrant communities and local communities in the Limau Puruik Preparation
Nagari, ie transmigrant communities had higher incomes than local communities seen
from asset ownership and education, (2) There was a pattern of interaction between
transmigrant communities and local community (t count = -0.651> -1,671), where the
pattern of interaction of local communities is better than the transmigrant community (t
count = -0.651> -1.667) which is cooperative and (3) There are differences in social
mobility between transmigrant communities and local communities in Nagari
Preparation of Limau Puruik (t count = 0.650 <1.671), where vertical upward mobility
occurs.

Keywords: Social Community, Transmigrant Community, Local Community

PENDAHULUAN Penyebaran penduduk yang serasi dan


Transmigrasi adalah perpindahan seimbang di daerah yang ditetapkan
penduduk dari yang padat ke daerah pemerintah berfungsi untuk memperkuat
yang jarang. Perpindahan penduduk pertahanan dan keamanan rakyat di
yang diarahkan pada pembangunan daerah yang bersangkutan dalam rangka
daerah, pemetaan dan penyebaran pembangunan dan memperluas lapangan
penduduk secara seimbang dapat kerja serta memperkokoh persatuan dan
meningkatkan mutu kehidupan kesatuan bangsa dengan berpegang pada
penduduk yang berpindah dan memilih rancang tata ruang daerah dan wilayah
untuk menetap di lokasi tranmigrasi serta pelestarian fungsi lingkungan hidup.
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
2

Menurut Undang-Undang No.3 wilayah yang ada ada di Indonesia


Tahun 1972 transmigrasi adalah (Yuminarti, 2017:14).
perpindahan penduduk dari suatu Program transmigrasi di Pasaman
Wilayah Republik Indonesia berguna yang telah dilaksanakan sejak masa
untuk kepentingan pembangunan negara pemerintahan kolonial hingga
atas alasan-alasan yng dipandang oleh berlangsung masa Orde Baru, telah
pemerintah berdasarkan ketentuan yang banyak menghasilkan desa-desa
telah diatur oleh undang-undang. transmigrasi di Kabupaten Pasaman,
Undang-undang pokok transmigrasi seperti Desa Koto Baru, Tongar, Padang
menyatakan bahwa sasaran kebijakan Lawas, Kinali, Lepau Tempurung
umum transmigrasi swakrsa” (pasal 2) termasuk dalam Kecamatan Pasaman.
”berarti bahwa tujuan pelaksaan Koto Rajo termasuk Kecamatan Rao
transmigrasi yang dibiayai oleh Mapat Tunggul Sungai Aur dan Parit
pemerintah (Rustiadi, 2012: 553). termasuk Kecamatan Lembah Melintang
Tujuan pelaksanaan transmigrasi dan Kecamatan Sungai Beremas.
untuk mengurangi kepadatan penduduk Porilantiangun dan Bukit Melintang
dan membantu ekonomi masyarakat, termasuk Kecamatan Lembah Melintang.
telah termaktub dalam program-program Kabupaten Pasaman Barat
yang telah ditetapkan pemerintah. merupakan salah satu daerah transmigrasi
Pelaksanaan program transmigrasi di Sumatra Barat. Pada tahap awal
selaras dengan program pemberdayaan rombongan transmigrasi yang dikirim ke
ekonomi yang banyak menyerap tenaga wilayah Pasaman umumnya dan Pasaman
kerja (labour intensif). Untuk itu bagian Barat khususnya mengaku
pelaksanaan perpindahan penduduk beragama Islam, namun pada bulan
harus disertai dengan rencana Februari 1954 sekitar 300 keluarga
pembangunan melalui investasi untuk Indonesia- Jawa yang kembali dari
sektor usaha. Selain itu program Suriname dan ditempatkan di Tongar
transmigrasi juga bertujuan untuk (Pasaman bahagian Barat). Kecamatan
meningkatan kesejahteraan kehidupan Kinali merupakan salah satu daerah
sosial ekonomi dan budaya masyarakat tujuan transmigrasi yang diadakan oleh
transmigrasi sehingga semua kebutuhan pemerintah. Transmigrasi pertama kali
hidupnya dapat terpenuhi disetiap didatangkan ke Kecamatan Kinali pada
3

tahun 1962 dan mereka dipekerjakan di penduduk transmigrasi perubahan yang


perkebunan-perkebunan kelapa sawit di terjadi dapat dilihat pada mata
Ophir Kinali (Palupi, dkk, 2017:103). pencaharian, pendapatan, pendidikan,
Winke (dalam Salim, 2002: 100) masyarakat desa ini sudah maju dan lebih
menyatakan bahwa pengertian status baik dari sebelumya. Perkembangan
sosial ekonomi mempunyai makna suatu daerah transmigran di Kecamatan Kinali
keadaan yang menunjukan pada cukup baik.
kemampuan finansial keluarga dan Manusia merupakan makluk sosial,
perlengkapan material yang dimilki, oleh karena itu dia ingin bergaul atau
dimana keadaan ini bertaraf baik, cukup, bersama-sama dengan orang lain tanpa
dan kurang. memandang perbedaan latar sosial suku
Desa transmigrasi Sidodadi bangsa yang berbeda. Untuk
merupakan daerah perkebuan kelapa meningkatkan kehidupan bersama itu
sawit di Kecamatan Kinali telah maka mereka menciptakan hubungan
membawa perubahan dari kalangan dengan mengasusimkan kesamaan dalam
masyarakat. Dilihat dari perkembangan perbedaan suku bangsa melalui interaksi.
masyarakat transmingran, khususnya di Untuk menjaga keharmonisan hubugan
Desa SIdodadi memiliki kesempatan antar suku maka pentingnya sosialisasi
untuk memiliki kemampuan finasial yang dilakukan antar wilayah yang
yang baik, karena Desa Sidodadi adalah berbeda sehinga menciptakan hubungan
salah desa transmingrasi yang yang baik dan saling mengenal antara
mengembangkan perkebunan kelapa satu dengan lainnya (Mulyana, 2005: 85).
sawit. Hasil dari perkebunan kelapa Pada tahun 2017, beberapa Desa
sawit tersebut membuat masyarakat Transmigrasi telah menjadi Nagari
transmigran memiliki kesempatan untuk Persiapan yang menuju nagari definitif.
memiliki pendapatan yang baik Salah satu desa transmigrasi yang
(Pasaman Barat dalam angka Tahun menjadi nagari persiapan adalah Desa
2018). Sidodadi menjadi nagari persiapan Limau
Kemudian dapat pula dilihat Puruik. Di sekitar wilayah Nagari Limau
kondisi sosial ekonomi adalah dapat Puruik terdapat masyarakat lokal yaitu
dilihat pada perubahan yang terjadi pada masyarakat Minangkabau sebagai
masyarakat lokal maupun pada penduduk lokal. Kelompok masyarakat
4

Jawa dan kelompok masyarakat lokal perubahan-perubahan sehingga


hidup berdampingan karena sering menyebabkan terjadinya mobilitas sosial.
bersingungan dalam melakukan aktivitas Salah satu sektor tersebut adalah
sehari-hari. Hal ini terjadi karena di pembangunan sektor sosial ekonomi.
Nagari persiapan Limau Puruik terdapat Pembangunan sektor sosial ekonomi
pabrik pengolahan sawit dan kebanyakan meliputi upaya peningkatan pendidikan,
pekerjanya merupakan masyarakat lokal, pekerjaan, pendapatan, dan kesehatan.
sehingga frekuensi pertemuan Mobilitas sosial akan terus berlangsung
masyarakat transmigran dan masyarakat disemua kalangan masyarakat
lokal semakin sering terjadi. transmigran baik yang bekerja sebagai
Perubahan sosial sebagai suatu petani, pedagang, pegawai maupun yang
perubahan-perubahan yang terjadi pada lainnya. Pada keluarga keturunan
lembaga-lembaga kemasyarakatan transmigrasi mobilitas sosial memainkan
didalam suatu masyarakat, yang peranan yang sangat penting, karena
mempengaruhi sistem sosialnya, dalam setiap diri keluarga keturunan
termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap transmigran ada kecendrungan untuk
dan pola perilaku didalam kelompok- lebih meningkatkan taraf hidupnya.
kelompok dalam masyarakat”. Nagari persiapan Limau Puruik
Berdasarkan kenyataan bahwa memiliki luas secara keseluruhan 860,5
perubahan sosial merupakan adanya Ha dan jumlah penduduk 6.388 jiwa.
perubahan yang terjadi dalam lembaga Karakteristik fisik binaan dan kondisi
sosial, dengan masuknya modernisasi sosial ekonomi masyarakat daerah
kedalam suatu masyarakat akan transmigrasi Nagari persiapan Limau
membawa pengaruh terhadap terjadinya Puruik Kabupaten Pasaman Barat akan
suatu perubahan terutamaterhadap membentuk sebuah karakteristik daerah
interaksi sosial dan pola-pola perilaku transmigrasi Kabupaten Pasaman Barat
pada masyarakat transmigrasi sehingga terutama pada Nagari persiapan Limau
memicu terjadinya mobilitas sosial Puruik. Melihat kenyataan yang ada perlu
(Soekanto, 2009: 263). kiranya dikaji sejauh mana karakteristik
Pembangunan sektor penting di daerah transmigrasi Nagari persiapan
Nagari persiapan Limau Puriuk Limau Puruik, maka masalah ini perlu
mendorong dan mempercepat terjadinya dituangkan melalui penelitian yang
5

berjudul tentang “Studi tentang Sosial Populasi penelitian adalah


Masyarakat Transmigran dan sebanyak 1.422 KK, dimana masyarakat
Masyarakat Lokal di Nagari Persiapan lokal sebanyak 449 KK dan masyarakat
Limau Puruik Kecamatan Kinali transmigran sebanyak 973 KK. Sampel
Kabupaten Pasaman Barat”. penelitian diambil dengan rumus Slovin,
Tujuan penelitian adalah untuk sehingga didapatkan sampel sebanyak 94
mengetahui dan menganalisis data: 1) KK, terdiri dari 47 masyarakat
Perbedaan status sosial antara transmigran dan 47 KK masyarakat lokal.
masyarakat transmigran dan masyarakat Pengumpulan data melalui
lokal di Nagari Persiapan Limau Puruik wawancara terbimbing dengan responden
Kabupaten Pasaman Barat, 2) Perbedaan melaui daftar pertanyaan yang telah di
pola interaksi masyarakat transmigran siapkan sebelumnya, sedangkan data
dan masyarakat lokal di Nagari sekunder diperoleh dari hasil wawancara,
Persiapan Limau Puruik Kabupaten observasi dan pencatatan. Analisis data
Pasaman Barat Pekerjaan masyarakat adalah analisis deskriptif menggunakan
transmigran dan masyarakat lokal di formula persentase, uji normalitas dan uji
desa Nagari Persiapan Limau Puruik t (statistik inferensial).
Kabupaten Pasaman Barat dan 3)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbedaan mobilitas sosial antara
Pertama, terdapat perbedaan status
masyarakat transmigran dan masyarakat
sosial masyarakat transmigran dan
lokal di Nagari Persiapan Limau Puruik
masyarakat lokal di Nagari Persiapan
Kabupaten Pasaman Barat.
Limau Puruik di atas, terlihat bahwa
METODE PENELITIAN masyarakat transmigran memiliki
Jenis penelitian ini adalah pendapatan lebih tinggi 44,68%
deskriptif komparatif bertujuan untuk dibanding pendapatan masyarakat lokal,
membandingkan beberapa variabel yang pengeluaran masyarakat transmigran
ada pada dua atau lebih kelompok. lebih tinggi 36,77% dibanding
Penelitian ini dilakukan di Nagari masyarakat lokal, kepemilikan rumah
Persiapan Limau Puruik Kecamatan masyarakat transmigran lebih tinggi
Kinali Kabupatan Pasaman Barat pada 2,12% dibanding masyarakat lokal,
bulan Februari 2019. kepemilikan alat transportasi masyarakat
transmigran umumnya mobil dan lebih
6

tinggi 12,76% dibanding alat transportasi pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak


masyarakat lokal, kepemilikan aset serta kewajiban-kewajibannya
masyarakat transmigran umumnya emas Kedua, terdapat perbedaan pola
dan lebih tinggi 14,89% dibanding aset interaksi antara masyarakat transmigran
masyarakat lokal, kepemilikan alat dan masyarakat lokal (t hitung = -0.651 > -
rumah tangga masyarakat transmigran 1,671), dimana pola interaksi masyarakat
umumnya lengkap dan lebih tinggi lokal lebih baik dibandingkan masyarakat
4,26% dibanding alat rumah tangga transmigran (t hitung = -0,651 > -1,671).
masyarakat lokal, dan pendidikan Pola interaksi tersebut dilihat dari
terakhir masyarakat transmigran juga kerjasama dalam keluarga, keikutsertaan
lebih tinggi 38,3% dibanding masyarakat dalam organisasi, keikutsertaan dalam
lokal. acara, kepemilikan tradisi perkawinan,
Hal ini sesuai dengan pendapat kematian dan kelahiran, pelaksanaan
Abdulsyani (2007: 91) menyatakan tradisi perkawinan, kematian dan
status (kedudukan) memiliki dua aspek kematian serta keikutsertaan dalam
yaitu aspek struktural yang bersifat tradisi kelahiran, kematian dan kelahiran.
hirarkis, dimana aspek ini secara relatif Hal ini sesuai dengan hasil
mengandung perbandingan tinggi penelitian Zainudin (2006:17) pola
rendahnya terhadap status-status lain, interasksi merupakan suatu cara, model,
dan aspek fungsional atau peranan sosial dan bentuk-bentuk interaksi yang saling
yang berkaitan dengan status-status yang memberikan pengaruh dan
dimiliki seseorang. Kedudukan atau mempengaruhi dengan adanya timpal
status berarti posisi atau tempat balik guna mencapi tujuan. Terbentuknya
seseorang dalam sebuah kelompok pola dalam interaksi sosial tersebut
sosial. Makin tinggi kedudukan melalui proses cukup lama dan berulang-
seseorang maka makin mudah dalam ulang. Akhirnya, muncul menjadi model
memperoleh fasilitas yang diperkukan yang tetap untuk dicontoh dan ditiru oleh
dan diinginkan. Soekanto (2009), kelas anggota masyarakat. Pola sistem norma
sosial adalah kedudukan secara umum pada masyarakat tertentu akan berbeda
dalam masyarakat sehubungan dengan dengan pola sistem norma masyarakat
orang lain, dalam arti lingkungan lainnya karena pola interaksi masyarakat
diterapkan berbeda-beda. Adanya pola
7

interaksi dalam sebuah masyarakat Syarbaini (2009:63) bahwa mobilitas


tersebut nantinya akan menghasilkan vertikal ke atas yaitu naiknya
sebuah keajegan, di mana keajekan kedudukan/status sosial seseorang; bisa
adalah gambaran suatu kondisi dilakukan dengan berupaya masuk ke
keteraturan sosial yang tetap dan relatif dalam kedudukan/status sosial yang lebih
tidak berubah sebagai hasil hubungan tinggi dari sebelumnya atau dengan
yang selaras antara tindakan, norma, dan membentuk kelompok baru yang
nilai dalam interaksi sosial. memungkinkan seseorang bisa
Ketiga, terdapat perbedaan menaikkan status sosialnya. Sedangkan
mobilitas sosial antara masyarakat mobilitas vertikal ke bawah merupakan
transmigran dan masyarakat lokal di kebalikan dari mobilitas vertikal ke atas,
Nagari Persiapan Limau Puruik (t hitung = yaitu menurunnya kedudukan/status
0,650 < 1,671), dimana mobilitas sosial sosial/derajat seseorang atau sekelompok
masyarakat transmigran lebih baik orang oleh suatu sebab.
dibandingkan masyarakat lokal.
KESIMPULAN
Mobilitas sosial dilihat dari lama waktu
Berdasarkan hasil penelitian
mencapai kesuksesan, peningkatan
terhadap Perbedaan Sosial Ekonomi
kehidupan ekonomi, organisasi dan
antara Masyarakat transmigran dan
politik serta perubahan pekerjaan
masyarakat lokal di Nagari Persiapan
anggota keluarga.
Limau Puruik dapat disimpulkan sebagai
Hasil penelitian tidak sesuai
berikut:
dengan pendapat Suyanto (2004: 202)
1. Terdapat perbedaan status sosial
menyatakan mobilitas sosial adalah
masyarakat transmigran dan
suatu gerak perpindahan dari satu kelas
masyarakat lokal di Nagari Persiapan
sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak
Limau Puruik, yakni masyarakat
pindah dari strata yang satu ke strata
transmigran memiliki pendapatan
yang lainnya baik itu berupa peningkatan
lebih tinggi dibandingkan masyarakat
atau penurunan dalam segi status sosial
lokal terlihat dari kepemilikan aset dan
dan (biasanya) termasuk pula segi
pendidikan.
penghasilan, yang dapat dialami oleh
2. Terdapat pola interaksi antara
beberapa individu atau oleh keseluruhan
masyarakat transmigran dan
anggota kelompok.
masyarakat lokal (t hitung = -0.651 > -
8

1,671), dimana pola interaksi Soekanto, Soejono. 2009. Sosiologi Suatu


Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
masyarakat lokal lebih baik
Persada
dibandingkan masyarakat transmigran
Suyanto, Bagong, J. Dwi Narwoko.
(t hitung = -0,651 > -1,671), dimana
2004. Sosiologi Teks Pengantar
kerjasama masyarakat lokal lebih dan Terapan. Jakarta: Kencana
Media Group
terlihat dibanding masyarakat
transmigran. Syarbaini, Syahrial. 2009. Dasar-Dasar
Sosiologi. Yogyakarta: Graha Ilmu
3. Terdapat perbedaan mobilitas sosial
antara masyarakat transmigran dan Undang-Undang No.3 Tahun 1972
tentang Transmigrasi
masyarakat lokal di Nagari Persiapan
Limau Puruik (t hitung = 0,650 < Yuminarti, Umi. 2017. Kebijakan
Transmigrasi dalam Kerangka
1,671), dimana terjadi mobilitas
Otonomi Khusus di Papua:
vertikal ke atas yang berarti adanya Masalah dan Harapan. Jurnal
Kependudukan Indonesia, 12(1),
peningkatan kehidupan.
ISSN: 2502-8537

DAFTAR PUSTAKA Zainuddin Ali. 2006. Sosiologi Hukum.


Abdulsyani. 2007. Sosiologi dan Jakarta: Sinar Grafika
Perubahan Masyarakat. Jakarta:
Pustaka Jaya Salim, Agus. 2002. Teori dan Paradigma
Penelitian Sosial. Yogyakarta:
Mulyana, Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi Tiara Wacana
Suatu Pengantar. Bandung:
Remaja Rosdakarya

Palupi, dkk. 2017. Privatisasi


Transmigrasi dan Kemitraan
Plasma Menopang Industri Sawit.
Jakarta: The Institute for Ecosoc
Rights

Pasaman Barat dalam Angka tahun 2018

Rustiadi, dkk. 2012. Pengembangan


Penyelenggaraan Transmigrasi di
Era Otonomi Daerah: Kajian
Khusus Interaksi Permukiman
Transmigrasi dengan Desa
Sekitarnya. Jurnal Visi Publik, 9(1)

Potrebbero piacerti anche