Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
This article discusses and interpretes the findings of the study of the
implementation of English instruction at Elementary Schools of
Padang City. Through observation, questionnaire, informal interview,
and documentation, the data were collected from the sample of state
schools which offer English as the local subject. Using descriptive
analysis technique, it was found that the implementation of the English
instructional strategies did not truly follow the directions designed for
the elementary school students for the teachers did not have definitive
curriculum. Thus, the instruction was not much in a good track, that is
(1) oral language skills tended to be ignored; (2) the instruction for
three grades of the students (3, 4, and 5) was seen overlapped for they
used the same book as the only source of the teaching materials; (3)
the instructional assessment was conducted in all kinds, such as
process evaluation, port-folio, formative and summative test. However,
it was mostly on the written form, different from the objective of
English learning at the elementary schools; and (4) there were
problems faced in offering the subject, namely, the teachers were not
fully given the opportunity to improve their English, and the status of
English as local subject makes the subject ignored by the headmasters
of schools.
Keywords/ phrases: Instructional strategy, teaching materials, media,
assessment, teachers’ problems
32
Lingua Didaktika Volume 3 No. 1 Tahun 3, Desember 2009
ada penggantinya yang disiapkan oleh Dengan sifat anak yang senang
Pemda setempat. Namun, lembaga- meniru (Tough, 1995), bahasa Inggris
lembaga tertentu, yang memiliki dana yang diajarkan dan yang didengarnya
untuk membayar guru bahasa Inggris, akan cepat dimengerti dan ditirunya.
terutama swasta, kelihatannya tetap Melalui proses peniruan, pengulangan
meneruskan program pemerintah ini dan pengucapan, anak-anak yang
dengan menggunakan tenaga honorer. sebenarnya lebih cepat mempelajari
Dari hasil peninjauan secara selintas, bahasa Inggris seperti mereka belajar
dengan penanganan yang serius, bahasa pertamanya mendapatkan
lembaga - lembaga tersebut ada yang model yang tidak benar dari guru yang
membuahkan hasil yang baik, misal- tidak memenuhi syarat (unqualified).
nya, SD Baiturrahmah dan DEK. Oleh sebab itu, sangat dikhawatirkan
Keadaan ini memperlihatkan kesen- apabila kualifikasi guru bahasa Inggris
jangan penanganan program tersebut yang mengajar masih diragukan akan
bagi kedua jenis lembaga, yakni berdampak jelek terhadap keterampilan
lembaga pemerintah dan lembaga berbahasa Inggris siswa.
swasta. Untuk guru yang mengajar
Fenomena di atas memperlihatkan bahasa asing (Inggris) kepada anak-
bahwa pada sekolah-sekolah dasar anak, Brown (1994: 91-93)
pemerintah, pengadaan guru bahasa menyarankan keterampilan khusus
Inggris yang seharusnya direkrut oleh yang didasarkan perkembangan anak
Diknas, diserahkan kepada sekolah. dan memilahnya atas lima kategori,
Sementara itu, setiap sekolah memiliki yakni (1) perkem-bangan intelektual
kebijakan dan kemampuan yang ber- anak-anak yang masih berada pada
beda sehingga kualifikasi guru yang tingkat intelektual concrete operations
direkrut juga berbeda. Ada sekolah (Piaget) memung-kinkan guru
yang merekrut guru yang berlatar menghindari penjelasan secara abstrak
belakang pendidikan bahasa Inggris, dan kaidah-kaidah yang kompleks; (2)
dan ada yang hanya mengandalkan Attention span ( jangka waktu
guru kelas yang hanya memiliki sedikit perhatian anak yang pendek)
kemampuan dan ketrampilan ber- mengharuskan guru dapat berimpro-
bahasa Inggris dari hasil pelatihan dan visasi untuk menvariasikan kegiatan
ada yang hanya sekedar mengisi pembelajaran; (3) Sensory Input
kekosongan saja. Penanganan seperti (kecenderungan anak-anak yang lebih
ini tentu akan berdampak negatif pada suka melihat dan mendengar) meng-
pembelajaran bahasa Inggris di sekolah undang perhatian guru menciptakan
dasar. kegiatan yang sesuai yang lebih
Dari hasil monitoring terhadap menarik bagi murid; (4) faktor afektif:
hasil pelatihan bahasa Inggris guru- anak sangat sensitif, khususnya
guru SD kota Padang yang dilaksana- terhadap teman, egonya yang masih
kan oleh Syarif dkk. (2001) terdeteksi dalam proses pembentukan perlu
bahwa dari 20 orang guru kelas yang bantuan guru menghadapi hambatan
ditatar, hanya 9 orang yang mengajar- yang dihadapi dalam belajar; dan (5)
kan bahasa Inggris di kelas tempatnya dengan bahasa yang bermakna dan
mengajar. Walaupun memiliki kemau- otentik yang disukai anak, guru dapat
an yang kuat, karena kemampuan yang membangkitkan daya kreasi anaknya.
kurang, guru bermasalah dengan Oleh karena itu, pada per-
semua aspek pembelajaran yang di- mulaan belajar bahasa, suasana komu-
lihat, yakni materi ajar, strategi pembe- nikatif harus dikembangkan melalui
lajaran dan media yang digunakan. interaksi yang efektif agar mereka
33
Lingua Didaktika Volume 3 No. 1 Tahun 3, Desember 2009
34
Lingua Didaktika Volume 3 No. 1 Tahun 3, Desember 2009
35
Lingua Didaktika Volume 3 No. 1 Tahun 3, Desember 2009
Jumlah Sekolah/Guru
No Kriteria (%)
TT 1 2 3 4
1. Kegiatan pendahuluan sesuai dengan pengalaman
murid melalui action dan tanya jawab. 29 43 28
2. Penyajian pelajaran dilaksanakan secara efektif dengan
kegiatan ulangan dan menyenangkan. 43 29 28
3. Contoh-contoh digunakan secara efektif dengan media
yang tepat guna. 29 43 28
4. Guru menyediakan waktu yang cukup bagi murid
untuk merespon stimulus yag diberikan. 57 43
5. Guru berusaha membatasi penggunaan bahasa pertama. 43 29 28
6. Guru memberikan perhatian pada unsur bahasa dan
penggunaan bahasa yang sama dengan latihan 71 29
pengulangan.
7. Unsur bahasa dijelaskan secara induktif saat
melatihkan keterampilan bahasa tertentu dengan 43 29 28
mengundang murid menyatakan pengalaman.
8. Tujuan-tujuan yang direncanakan terlihat jelas. 28 43 29
9. Kegiatan simulasi digunakan dalam pengenalan dan
latihan berbahasa. 43 29 28
10. Latihan-latihan dilakukan dan disajikan secara efektif
dengan megintegrasikan listening dan speaking dan 71 29
sebaliknya.
11. Kerampilan reading dan writing juga dilakukan secara 43 57
terintegrasi.
Catatan: T/T = tidak terlaksana, 1= kurang, 2= cukup baik, 3= baik,
4 = paling baik
Dari 11 kriteria yang dijabarkan pada ada guru yang tidak melaksanakan
tabel 1, secara umum teknik pembe- sesuai dengan kriteria yang diminta (9
lajaran dan keterpaduan ketrampilan kriteria dari 11 yang diberikan terisi
bahasa dengan unsur bahasa kurang dengan ketidakterlaksanaan). Persen-
terlaksana dengan baik, bahkan masih tase jawaban lebih banyak berada pada
36
Lingua Didaktika Volume 3 No. 1 Tahun 3, Desember 2009
kolom ketidakterlaksanaan dan kurang hanya pada 4 kriteria (12, 13, 19, dan
terlaksana, rata-rata kira-kira pada taraf 20) yang masih belum terlaksana,
50%. Hanya kira-kira 29% yang namun jumlah guru yang tidak
melaksanakan dengan cukup baik, melaksanakan kriteria tersebut cukup
yang terlihat pada kolom 2. Namun, banyak, yakni sekitar 64%. Dan
masih ditemukan guru yang secara sebagian besar kriteria (7 kriteria)
maksimal efektif menyajikan pelaja- menunjukkan kurang terlaksana. Guru
ran, serta menyediakan waktu bagi lebih menikmati cara mereka menjelas-
murid untuk merespon stimulus walau- kan pelajaran tanpa memikirkan rambu
pun dalam jumlah yang sedikit. Pada -rambu yang seharusnya dilaksanakan.
kriteria ke 4, 57% guru terlihat cukup Ini dilakukan oleh kira-kira 55% guru.
baik dalam menyediakan waktu bagi Kegiatan pembelajaran masih didomi-
murid untuk merespon stimulus yang nasi guru (75%), dan hanya dua orang
diberikan. guru yang menunjukkan interaksi yang
Selanjutnya, tingkat usaha guru baik. Data ini diperparah lagi dengan
untuk melibatkan murid dalam hasil jawaban kuesioner yang terpantau
pembelajaran dapat dilihat pada tabel bahwa kendatipun PRP wajib dibuat
2. Walaupun masih rendah, pada (jawaban dari 83% guru) dan 17%
tingkat keterlibatan murid (tabel 2) menyatakan tidak wajib, masih ada
terlihat sedikit perbedaan dengan data 40% dari guru tidak membuat PRP.
tabel 1. Kalau pada tabel 1, tingkat Mereka cenderung mengikuti urutan
ketidakterlaksanaan terlihat pada ham- penyajian buku teks, dan 60% dari
pir semua kriteria, pada tabel 2 ini, guru menyusun PRP per pertemuan.
37
Kriteria untuk melihat kesesuaian tidakterlaksanaan (kira-kira 53%). Dan
media dan materi ajar dalam pembe- 32% kurang terlihat pelaksanaannya.
lajaran direpresentasikan melalui tabel Dengan kata lain, sebagian besar besar
3. Sama dengan keadaan yang ada kriteria tidak terpenuhi oleh guru
pada tabel-tabel sebelumnya, ketidak- dalam mensinerjikan media dengan
terlaksanaan kriteria yang dipersyarat- bahan ajar dalam pembelajaran. Dalam
kan tergambar pada semua item yang menjelaskan concrete nouns, sebagian
diberikan pada tingkat kesesuaian guru menerjemahkan ke dalam bahasa
media dengan materi ajar. Persentase Indonesia ketimbang menggunakan
yang terbanyak tedapat pada kelompok media.
Ada tiga hal yang diamati dalam melalui tabel 4, 5 dan 6. Deskripsi
penggunaan bahan ajar, yang masing- pemilihan bahan ajar dapat dilihat pada
masing deskripsinya direpresentasikan tabel 4 berikut.
Jumlah Sekolah/Guru
No Kriteria (%)
TT 1 2 3 4
26. Guru meramu bahan ajar dari beberapa sumber
yang disesuaikan dengan topik pembelajaran 43 43 14
dalam kurikulum.
38
Tabel 4 menunjukkan bahwa bangkan kurikulum dan menggunakan
kriteria pemilihan bahan atau materi bebrapa sumber bahan.
ajar kurang terpenuhi atau bahkan Senada dengan hasil pengamat-
cenderung tidak terpenuhi. Lima orang an yang dilakukan, dari hasil kuesioner
guru (71%) menggunakan sumber yang disebar, terlihat bahwa pada
bahan tertentu yang sesuai dengan umumnya, guru memilih sub-topik
keinginannya dan kelihatannya juga berdasarkan pada ketersediaan materi
sesuai dengan keinginan murid. Guru dan ketertarikan guru pada topik
hanya menggunakan salah satu buku (95%), dan hanya 5% yang memilih
sumber untuk keseluruhan pelajaran sesuai dengan kedekatan topik dengan
tanpa menghiraukan kurikulum. Hanya pengetahuan murid.
satu (14%) guru yang dapat melak- Selanjutnya, kesesuaian urutan
sanakan cukup baik dalam memilih peyajian materi dapat dilihat pada tabel
bahan ajar, yakni cukup mempertim- 5 berikut.
Pada tabel 5 terlihat bahwa pada terlaksanaan. Hanya kira-kira 33% dari
umumnya guru kurang dapat menye- guru yang cukup baik dalam meme-
suaikan urutan penyajian materi nuhi kriteria kesesuaian materi dengan
dengan kemampuan murid. Persentase tingkat kemampuan murid.
keterlaksanaan terfokus pada kolom Pengembangan bahan ajar yang
kedua, yang mengindikasikan kurang memperlihatkan tingkat kreatifitas
terlaksana. Bahkan kriteria 32 masih guru, dapat dilihat dari tabel 6 berikut.
ada 43% yang menunjukkan ketidak-
39
Lingua Didaktika Volume 3 No. 1 Tahun 3, Desember 2009
40
Lingua Didaktika Volume 3 No. 1 Tahun 3, Desember 2009
Dari hasil kuesioner yang disebarkan sesuai dengan teori pembelajaran yang
kepada guru-guru bahasa Inggris, sesuai dengan kurikulum berbasis
dalam proses pembelajaran, kesulitan kompetensi. Pada teknik pembelajaran,
mendasar yang dihadapinya adalah misalnya, 50% guru kurang mempe-
meminta murid melakukan instruksi dulikan rambu-rambu dalam pembe-
dalam bahasa Inggris, yakni 80%. lajaran, seperti mulai dari tujuan
Sementara itu, 20% dari guru menya- pembelajaran, kegiatan pendahuluan,
takan bahwa mereka menghadapi penjelasan, pelatihan, dan evaluasi.
kesulitan untuk memberikan model Prinsip penggunaan pengalaman murid
dalam memperkenalkan kosakata baru. untuk pengenalan topik terlihat kurang
Dalam mempersiapkan materi ajar, baik. Guru bahasa Inggris cenderung
90% guru menyatakan kesulitan dalam tidak melaksanakan kegiatan pendahu-
memvariasikan bahan yang telah luan sesuai dengan pengalaman murid
dipilih.Selanjutnya, 50% guru menya- seperti melalui action atau tanya
takan kurang percaya diri untuk jawab. Hal ini mengimplikasikan
mengekspresikan sesuatu dalam bahasa bahwa guru kurang berusaha memo-
Inggris yang tepat, sedangkan 50% tivasi dan menarik perhatian murid dari
tidak memberikan jawaban (abstain). pengalaman mereka sendiri. Sebagai
Untuk mengevaluasi kemajuan murid, akibatnya murid pada puncak kegiatan
60% dari guru menyatakan kurang pembelajaran tidak dapat memahami
paham untuk menentukan jenis tes dan menggunakan pengetahuan mereka
yang cocok dengan tujuan pembe- dalam menjawab pertanyaan atau
lajaran, dan 40 % menyatakan kurang berdiskusi. Seyogyanya guru melaku-
mampu mengaplikasikan tes lisan yang kan kegiatan pendahuluan (pre-
telah dipersiapkan. Kendala lain adalah activity) dalam pembelajaran untuk
ketidaksiapan sekolah dalam melak- membawa murid ke komunikasi yang
sanakan mata pelajaran bahasa Inggris sesuai dengan alamnya sehingga
sebagai mata pelajaran muatan lokal tercipta lingkungan bahasa yang
(73%) dan 27% tidak memberikan kondusif (lihat Ellis, 1988).
jawaban. Guru cenderung mempergunakan
Tiga unsur yang dideskripsikan bahasa Indonesia untuk menjelaskan
dalam strategi pembelajaran bahasa unsur bahasa dan ketrampilan
Inggris, yakni teknik pembelajaran dan berbahasa, menerjemahkan setiap kata
keterpaduan keterampilan bahasa dan struktur yang diajarkan. Tidak
dengan unsur bahasa mengindikasikan tergambar keterintegrasian keterampil-
bahwa guru kurang melaksanakannya an berbahasa (Listening, Speaking,
41
Lingua Didaktika Volume 3 No. 1 Tahun 3, Desember 2009
42
Lingua Didaktika Volume 3 No. 1 Tahun 3, Desember 2009
43
Lingua Didaktika Volume 3 No. 1 Tahun 3, Desember 2009
44
Lingua Didaktika Volume 3 No. 1 Tahun 3, Desember 2009
Cambridge. Cambridge
Brumfit, Christhoper, Moon, Jayne University Press.
dan Tongue, Ray (eds.). 1994.
Teaching English to Children: Nunan, David. 1991. Language
from practice to principles. Teaching Methodology: A Text
China: Thomas Nelson and Book for Teachers. Nnew
Sons, Ltd. York: Prentice Hall
International Ltd.
Clark, John. 1990. ”Teaching Children:
Is it Difficult?” JET. October. Richard, Jack. 2001. Curriculum
Development in Language
Harmer, Jeremy. 2002. The Practice of Teaching. Cambridge:
English Language Teaching. Cambridge University Press.
New York: Longman.
Rixon, Shelagh. 1992. “State of the art
Haycraft, John. 1984. An Introduction article.” Language Teaching.
to English Language Teaching. Vol.25 no. 2. April.
Singapore: Longman Group
Ltd. Shaaban, K. 2005. “Assessment of
Young Learners”. English
Holden, William R. 1996. “Warms– Teaching Forum. No. 41, hal.
Up, Works-Outs, and Win- 34-40.
Downs Vocabulary Practice.”
English Teaching Forum. Vol Shumin, Kang. 1997. “Factors to
34. No.3. Consider Developing Adult
EFL Students’ Speaking
Houston, W. Robert, Renēe Tipton Ability.” English Teaching
Clift, H. Jerome Freiberg, and Forum. Vol. 35. No.3
Allen R. Warner. 1988. Touch
the Future : Teach! Houston: Tannenbaun, J.A. 2005. “Assessment
West Publishing Company. of Young Learners”. English
Teaching Forum. No.41. hal.
Krashen, Stephen. D. 1983. Principles
in Second Language Tomlinson, Brian dan Masuhara,
Acquisition. London: A Hitomi. 2004. Developing
Wheaten & Co. Ltd. Language Course Materials.
Singapore: Regional Language
Linse, Carolyne T. 2005. Practical Centre.
English Language Teaching:
Young Learners. New York: Uberman, Agnieszka. 1998. “The Use
MacGraw Hill Companies, Inc. of Games for Vocabulary
Presentation and Revision”.
Littlewood, William. 1983. English Teaching Forum.
Communicative Language Vol.36. No.1
Teaching: An Introduction.
45