Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
Contraception was the most effective way to control the population growth. The most widely favored in Indonesia
was a short-term contraceptive methods. High attainment acceptor on short-term contraceptive methods because
short-term contraceptive methods was a methods contraception affordable, while the fees for the long-term
contraceptive methods was more expensive. The incidence of injectable contraceptives and pills drop-out was higher
than the long-term contraceptive methods that contributed to the failure of population growth control program. This
study to analyze the factors that affect the selection contraceptive methods. This study was an observational study
with cross sectional design. Sampling with systematic random and obtained were 79 acceptors. The independent
variables were the cost of contraceptive use, non-material costs (experience side effects), cultural obstacle, social
adjustments obstacle, physic and mental health obstacle, and accessibility obstacle. Data collected using the
questionnaire and analyse by multiple logistic regression. The results showed that the significant factor were the
cost of contraceptive usage (pvalue = 0.002), the cost of non-material (experience side effects) (pvalue = 0.007), and
factors that didn’t have significant influence were cultural obstacle (pvalue = 0.105), social adjustments obstacle
(pvalue = 0.999), physic and mental health obstacle (pvalue = 0.920), and accessibility obstacle (pvalue = 0.438).
The conclusion were the cost of contraceptive use and non-material costs (experience side effects) affected the
selection of contraception. It was need the cooperation between religious leaders, community leaders, and health
care workers in a common understanding on the cost of contraceptive usage.
ABSTRAK
Salah satu upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk yang paling efektif adalah dengan penggunaan
kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang banyak disukai di Indonesia adalah non MKJP. Tingginya angka pencapaian
akseptor non MKJP karena non MKJP merupakan metode kontrasepsi yang relatif murah, sedangkan biaya
untuk pemasangan pemakaian MKJP cenderung lebih mahal. Namun pada pemakaian kontrasepsi suntik dan pil,
angka kejadian drop out lebih tinggi dibandingkan dengan MKJP. Sehingga memberikan kontribusi besar pada
kegagalan program pengendalian pertumbuhan penduduk. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor yang
mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain
penelitian cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik systematik random sampling, didapatkan
sampel sebesar 79 akseptor KB. Variabel independen yang diteliti adalah biaya pemakaian kontrasepsi, biaya non
materiil (pengalaman efek samping), hambatan norma budaya, hambatan penyesuaian sosial, hambatan kesehatan
fisik dan mental, dan hambatan aksesbilitas. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan analisis
menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh signifikan
adalah biaya pemakaian kontrasepsi (pvalue = 0,002), biaya non materiil (pengalaman efek samping) (pvalue = 0,007),
dan faktor yang tidak berpengaruh signifikan adalah hambatan norma budaya (pvalue = 0,105), hambatan penyesuaian
sosial (pvalue = 0,999), hambatan kesehatan fisik dan mental (pvalue = 0,920), dan hambatan aksesbilitas (pvalue =
0,438). Disimpulkan bahwa biaya pemakaian kontrasepsi dan biaya non materiil (pengalaman efek samping)
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan kontrasepsi. Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk
kerja sama antara tokoh agama, tokoh masyarakat, dan petugas pelayanan kesehatan dalam menyamakan persepsi
mengenai biaya pemakaian kontrasepsi.
91
92 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 5, No. 2 Desember 2016: 91–98
pada bulan Oktober 2015 sampai November MKJP yaitu 81,2% mengatakan biaya pemakaian
2015. Populasi dalam penelitian ini adalah kontrasepsi tidak mahal. Sedangkan responden
akseptor KB yang berkunjung di Puskesmas yang memakai kontrasepsi MKJP yaitu 70,0%
Pacarkeling Kota Surabaya. Cara pengambilan mengatakan biaya pemakaian kontrasepsi mahal.
sampel menggunakan teknik sistematik random Hasil analisis regresi logistik sederhana pada
sampling, dengan besar sampel 79 responden tabel di atas adalah terdapat pengaruh biaya
akseptor KB. pemakaian kontrasepsi terhadap pemilihan
Variabel yang diteliti terdiri dari variabel metode kontrasepsi dengan nilai pvalue = 0,002.
independen yaitu biaya pemakaian kontrasepsi Pada variabel biaya non materiil (pengalaman
(anggapan akseptor KB mengenai mahal atau efek samping) terlihat bahwa sebagian besar
tidaknya biaya yang di tanggung dalam bentuk responden yang memakai kontrasepsi non MKJP
sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk yaitu 82,8% mengatakan pernah mengalami efek
mendapatkan pelayanan kontrasepsi), biaya non samping. Sedangkan responden yang memakai
materiil (pengalaman efek samping), hambatan kontrasepsi MKJP yaitu 47,6% mengatakan
norma budaya, hambatan penyesuaian sosial, tidak pernah mengalami efek samping. Hasil
hambatan kesehatan fisik dan mental, hambatan analisis regresi logistik sederhana didapatkan
aksesbilitas dan variabel dependen yaitu bahwa terdapat pengaruh biaya non materiil
pemilihan metode kontrasepsi. Pengumpulan (pengalaman efek samping) terhadap pemilihan
data dilakukan dengan wawancara menggunakan metode kontrasepsi, dengan nilai pvalue = 0,008.
kuesioner. Teknik analisis data menggunakan Pada variabel hambatan norma budaya
regresi logistik ganda. terlihat bahwa sebagian besar responden yang
memakai kontrasepsi non MKJP yaitu 77,5%
mengatakan tidak ada larangan agama maupun
HASIL PENELITIAN
budaya mengenai pemakaian kontrasepsi.
Hasil tabulasi silang dan uji regresi logistik Sedangkan responden yang memakai kontrasepsi
sederhana faktor yang mempengaruhi pemilihan MKJP yaitu 50,0% mengatakan ada larangan
kontrasepsi di uraikan pada tabel 1. Sebagian agama maupun larangan budaya mengenai
besar responden yang memakai kontrasepsi non pemakaian kontrasepsi. Hasil analisis regresi
logistik sederhana didapatkan bahwa tidak Seluruh variabel yang berpengaruh kemudian
terdapat pengaruh hambatan norma budaya di uji lebih lanjut dengan menggunakan uji regresi
terhadap pemilihan metode kontrasepsi, dengan logistik ganda untuk mengetahui faktor yang
nilai pvalue = 0,105. mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi.
Pada variabel hambatan penyesuaian Hasil uji regresi logistik ganda didapatkan dua
sosial terlihat bahwa sebagian besar responden variabel yang signifikan yaitu biaya pemakaian
yang memakai kontrasepsi non MKJP yaitu kontrasepsi dan biaya
100% mengatakan ada konflik baik dengan non materiil (pengalaman efek samping).
suami maupun keluarga mengenai pemakaian Variabel ini mempunyai nilai pvalue lebih kecil
kontrasepsi, sedangkan responden yang memakai dari α, hasil uji regresi logistik ganda variabel
kontrasepsi MKJP yaitu 26,3% mengatakan tidak yang signifkan di uraikan pada tabel 2.
ada konflik baik dengan suami maupun keluarga Pada variabel biaya pemakaian kontrasepsi
mengenai pemakaian kontrasepsi. Hasil analisis memiliki nilai pvalue = 0,002. Sehingga dapat di
regresi logistik sederhana didapatkan bahwa tidak simpulkan bahwa akseptor KB yang menganggap
terdapat pengaruh hambatan penyesuaian sosial biaya yang harus ditanggung untuk mendapatkan
terhadap pemilihan metode kontrasepsi, dengan pelayanan kontrasepsi tidak mahal, mempunyai
nilai pvalue = 0,999. kemungkinan 0,078 kali lebih besar untuk
Pada variabel hambatan kesehatan fisik dan memilih kontrasepsi non MKJP dibandingkan
mental terlihat bahwa sebagian besar responden dengan akseptor KB yang menganggap biaya
yang memakai kontrasepsi non MKJP yaitu yang harus ditanggung untuk mendapatkan
75,0% mengatakan ada hambatan kesehatan pelayanan kontrasepsi mahal.
fisik dan mental seperti merasa tidak nyaman Pada variabel biaya non materiil (pengalaman
terhadap pemakaian kontrasepsi yang digunakan, efek samping) memiliki nilai pvalue = 0,007.
takut terjadi gangguan pada kesehatan, dan takut Sehingga dapat disimpulkan bahwa akseptor
akan kegagalan KB. Sedangkan responden KB yang pernah mengalami efek samping dari
yang memakai kontrasepsi MKJP yaitu 73,9% pemakaian kontrasepsi, mempunyai kemungkinan
mengatakan tidak ada hambatan kesehatan 5,443 kali lebih besar untuk memilih kontrasepsi
fisik dan mental. Hasil analisis regresi logistik non MKJP dibandingkan dengan akseptor KB
sederhana didapatkan bahwa tidak terdapat yang tidak pernah mengalami efek samping dari
pengaruh hambatan kesehatan fisik dan mental pemakaian alat kontrasepsi.
terhadap pemilihan metode kontrasepsi, dengan
nilai pvalue = 0,920.
PEMBAHASAN
Pada variabel hambatan aksesbilitas terlihat
bahwa sebagian besar responden yang memakai Biaya dapat mempengaruhi jangkauan
kontrasepsi non MKJP yaitu 75,3% mengatakan pemakaian kontrasepsi pada akseptor KB.
tidak ada hambatan aksesbilitas pemakaian Hasil uji regresi logistik, dapat diketahui bahwa
kontrasepsi. Sedangkan responden yang memakai biaya pemakaian kontrasepsi berpengaruh
kontrasepsi MKJP yaitu 24,7% mengatakan ada signifikan terhadap pemilihan metode
hambatan aksesbilitas pemakaian kontrasepsi. kontrasepsi. Akseptor KB yang menganggap
Hasil analisis regresi logistik sederhana biaya yang harus ditanggung untuk mendapatkan
didapatkan bahwa tidak terdapat pengaruh pelayanan kontrasepsi tidak mahal, mempunyai
hambatan aksesbilitas terhadap pemilihan metode kemungkinan 0,078 kali lebih besar untuk
kontrasepsi, dengan nilai pvalue = 0,438. memilih kontrasepsi non MKJP dibandingkan
Septalia dan Puspitasari, Faktor yang Memengaruhi Pem … 95
metode kontrasepsi. Salah satu penyebab tidak Arliana, W.O.D., Surake, Mukhsen, & Sewang,
ada pengaruh hambatan aksesbilitas karena Arifin. 2013. Faktor yang Berhubungan
Surabaya merupakan daerah perkotaan dan di dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi
setiap kecamatan telah terdapat puskesmas, Hormonal Pada Akseptor KB di Kelurahan
sehingga tidak terdapat halangan jarak, halangan Pasarwajo Kecamatan Pasarwajo Kabupaten
transportasi, dan akseptor KB tidak mempunyai Buton Sulawesi Tenggara. Skripsi. Makassar:
perasaan takut untuk berkunjung ke tempat Universitas Hasanudin.
pelayanan KB. Hal ini sejalan dengan penelitian Asih, L., Oesman, H., 2009. Analisa Lanjut
Bahtiar dan Hidayatussani (2013) bahwa SDKI 2007 Faktor yang Memengaruhi
terdapat hubungan antara akses pelayanan KB Pemakaian Kontrasepsi Jangka Panjang.
dengan pemilihan kontrasepsi hormonal dan non Laporan Hasil Penelitian. Jakarta: KB dan
hormonal. Kespro, BKKBN.
Bahtiar, H., Hidayatussani, J., 2013. Akses
Akseptor KB Kontrasepsi Hormonal dan Non
SIMPULAN DAN SARAN
Hormonal. Karya Tulis Ilmiah. Mataram:
Simpulan Stikes Yarsi.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode Bairagi, R., Mizanur, R., 1996. Contraceptive
kontrasepsi adalah Biaya pemakaian kontrasepsi Failure in Matlab, Bangladesh. International
dengan nilai pvalue = 0,002; OR = 0,078; CI 95% = Family Planning Perspectives. Volume 22
0,016–0,387, dan biaya non materiil (pengalaman Nomer 1: 21–25.
BKKBN, 2013. Survey Demografi Kesehatan
efek samping) dengan nilai pvalue = 0,007; OR =
Indonesia 2012. Jakarta: BKKBN.
5,443; CI 95% = 1,604–18,469.
BKKBN, 2014a. Laporan Umpan Balik Pelayanan
Faktor yang tidak mempengaruhi pemilihan
Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.
metode kontrasepsi terdiri dari hambatan norma
BKKBN, 2014b. Pemantauan Pasangan Usia
budaya dengan nilai pvalue = 0,105; hambatan
Subur Melalui Mini Survey 2013. Jakarta:
penyesuaian sosial dengan nilai pvalue = 0,999;
Puslitbang, BKKBN.
hambatan kesehatan fisik dan mental dengan nilai
BPS, 2013. Surabaya dalam Angka. Surabaya.
pvalue = 0,920; dan hambatan aksesbilitas dengan
Surabaya: Badan Pusat Statistik Surabaya.
nilai pvalue = 0,438.
Budijanto, 2013. Determinan “4 Terlalu” Masalah
Saran Kesehatan Reproduksi Hubungannya dengan
Penggunaan Alat KB Saat Ini di Indonesia.
Kerja sama antara tokoh agama, tokoh Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan.
masyarakat, dan petugas pelayanan kesehatan volume II: 17–24.
dalam menyamakan persepsi mengenai biaya Bulatao, R., 1983. Determinants of Fertility in
untuk pemakaian kontrasepsi jika di hitung dari Developing Countries. Volume 1. New York.
segi ekonomisnya. Bagi pengelola program KB Academic Press.
sebaiknya memberikan penghargaan berdasarkan Bulatao, R., 1983. Determinants of Fertility in
lama pemakaian kontrasepsi MKJP kepada Developing Countries. Volume 2. New York.
akseptor KB dan membuka kelas KB untuk Academic Press.
pasangan usia subur. Damayanti, R., 2013. Riset Operasional Keluarga
Berencana untuk Meningkatkan Metode
DAFTAR PUSTAKA Ragam Kontrasepsi. Jakarta: Universitas
Indonesia, Kemenkes RI, BKKBN.
Alus, R. 2012. Faktor yang Berhubungan Hartanto, H., 2015. Keluarga Berencana &
dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Jangka Panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan.
Pancoran Mas Depok. Skripsi. Depok: Imbarwati, 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan
Universitas Indonesia. dengan Penggunaan KB IUD pada Akseptor
98 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 5, No. 2 Desember 2016: 91–98
KB Non IUD di Kecamatan Peduguran Kota Usia Resiko Tinggi di Puskesmas Cipageran
Semarang. Tesis. Semarang; Universitas Cimahi Utara. Karya Tulis Ilmiah. Cimahi:
Diponegoro. Stikes Jendr.A. Yani.
Manuaba, I.B.G., 2010. Kebidanan, Riwayat Nyongesa, P., & Odunga, J., 2015. Contraceptive
Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Use In Sub-Saharan Africa: The Socialcultural
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Context. International Journal Of Public Health
Mato, R., & Rasyid H., 2014. Faktor-faktor yang Research. Volume 3 nomer 6: 336–339.
Mempengaruhi Efek Samping Pemakaian Retnowati, F.D., 2010. Perbedaan Kenyamanan
Kontrasepsi Suntik Depo Provera di Puskesmas Seksual Pada Akseptor AKDR di Puskesmas
Sudiang Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta:
Diagnosis. Volume 5 nomer 2: 129–135. Universitas Sebelas Maret.
Musdalifah, Sarake, Mukhsen, & Rahma, Wahyuni, Sri., & Oktriyanto, 2011. Sterilisasi
2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurang Mendongkrak Penurunan Fertilitas.
Pemilihan Kontrasepsi Hormonal Pasutri di Laporan Hasil Penelitian. Jakarta: KB dan
Wilayah Kerja Puskesmas Lampa Kecamatan Kesehatan Reproduksi, BKKBN.
Duampanua Kabupaten Pinrang. Skripsi. Yanti, N.H., Revida, Erika, & Asfriyati, 2013.
Makassar. Universitas Hasanudin. Pengaruh Budaya Akseptor KB Terhadap
Noviyanti, Astuti, Indria, & Erniawati, Siska, Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan
2010. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Jurnal
Pemilihan KB Hormonal Jenis Pil dan Suntik Darma Agung: 1–15.
Pada Akseptor KB hormonal Golongan