Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
The increasing number of Bed Occupancy Rate (BOR) could be indicates the increasing number of
patient. It was also related with the increasing need of nursing labour. If there is no nursing labour addition
meanwhile the number of patient always increases, it means that the workload of nurse was also increase. The
increasing of workload will affect its job satisfaction and performance. This was descriptive study that aimed to
analyze job satisfaction and performance based on workload of nursing labour. This study used cross sectional
method. There were 26 nurses as sample. Data was collected through questionnaire and time and motion study..
This study showed that respondents had an ideal objective workload (92,3%) and high objective workload (7,7%).
In other hand, there were more respondents had an ideal subjective workload (88,5%) and high subjective
workload (11,5%). Most respondents felt satisfy (42,31%) and had an enough extra role performance (73,08%)..
This study concluded that both objective and subjective workload was moderate. This tend to make the nurse
satisfy with their job and showed a good performance.
Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan IRNA Rumkit Bhayangkara Lumajang. Manfaat
aspek penting yang diperhatikan sebagai upaya penelitian ini adalah mendapatkan gambaran
retensi pekerja. Mempertahankan tenaga kerja yang tentang beban kerjadan job satisfaction serta
sudah berpengalaman di bidangnya lebih mudah performance tenaga keperawatan di IRNA Rumkit
dikeluarkan untuk mempertahankan tenaga kerja, Beban kerja merupakan salah satu aspek dalam
misalnya dengan pemberian insentif dan reward. kajian ergonomi kognitif. Berdasarkan pengertian
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini ergonomi menurut pusat kesehatan kerja
adalah kekurangan tenaga keperawatan di Instalasi Departemen Kesehatan Kerja RI, ergonomi adalah
Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara dengan rata- ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
apabila dihitung menggunakan formula perhitungan Pudijiraharjo et al (2003) melihat beban kerja
Rasio DEPKES, Lokakarya Tenaga Keperawatan, dalam dua sudut pandang, secara subyektif dan
Beban kerja secara subyektif merupakan beban dalam bekerja, sehingga dapat diambil kesimpulan
kerja yang dilihat dari sudut pandang atau persepsi sesuai dengan kategori beban kerja yang diinginkan
kerja yang diajukan tentang perasaan kelebihan Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi
kerja, ukuran dari tekanan pekerjaan dan kepuasan tenaga kerja tentang bagaimana pekerjaannya
kerja. Beban kerja subyektif meliputi persepsi beban dapat memenuhi apa yang dibutuhkan dan
fisik, beban sosial dan beban mental. Beban kerja dianggap penting oleh pekerja. Pertama, kepuasan
subjektif dapat diukur menggunakan instrumen kerja merupakan respon emosional yang terhadap
NASA TLX yang terdiri dari dimensi tuntutan mental, situasi pekerjaan. Kedua, bagaimana hasil dari
tuntutan fisik, tuntutan waktu, tingkat usaha, pekerjaan mempunyai titik temu dengan harapan
performansi, dan tingkat frustasi. yang diinginkan oleh pekerja. Sebagai contoh, jika
2. Beban Kerja Obyektif pekerja merasa bahwa mereka bekerja lebih keras
Beban kerja secara obyektif merupakan daripada pekerja lain, namun ia mendapatkan
keadaan nyata yang ada di lapangan. Secara reward yang lebih sedikit, maka mereka akan
obyektif, beban kerja dilihat dari keseleluruhan berpeluang untuk berperilaku negatif terhadap
waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang pekerjaannya.Menurut Luthans (2005), faktor yang
metode pengukuran yang sifatnya objektif, atau 2. Pay(jumlah uang atau gaji yang diterima)
dapat dilakukan dengan dua cara, antara lain: (1) Menurut Graen (2006) kinerja individu
dengan cara observational (dengan menggunakan dalam organisasi dibedakan menjadi dua kategori,
formulir time and motion study yang diisi oleh yakni kinerja in-role dan kinerja extra-role atau
pengamat), (2) dengan cara self assessment dikenal dengan istilah Organizational Citizenship
berserta waktu untuk melaksanakan pekerjaan Aktivitas in-role dihargai oleh organisasi
tersebut). Dengan demikian, secara gerak maupun dalam bentuk penghargaan. Aktivitas ini secara
waktu perawat dapat ditulis dan dilakukan analisis khusus bertujuan kinerja yang efektif dan memuat
tugas rutin, tanggung jawab, dan berfokus pada Bhayangkara Lumajang yaitu sebesar 28 tenaga
Perilaku organisasi lain menunjukkan hubungan menggunakan kriteria inklusi yaitu tenaga
dengan kinerja in-role pegawai. Sebagai contoh, keperawatan fungsional (tidak menjabat jabatan
kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan struktural) sebesar 26 tenaga keperawatan. Teknik
perilaku organisasi yang sudah umum diteliti analisis menggunakan statistika deskriptif yaitu
meningkatkan kinerja dan efektifitas agar mampu keperawatan, sebesar 84,6% adalah berjenis
bertahan didalam globalisasi. Salah satu elemen kelamin perempuan dan sebesar 15,4% berjenis
meningkatkan kinerja dan efektifitas organisasi memiliki usia antara 25-26 tahun yaitu sebesar
adalah kemauan karyawan melakukan kinerja extra- 42,30%. Tingkat pendidikan responden yang
role selain kinerja in-role. Organ (2006) menamakan memiliki tingkat pendidikan DIII Keperawatan
kinerja extra-role dengan istilah Organizational adalah sebesar 53,84% dan DIII Kebidanan sebesar
Perilaku individu ini bersifat fleksible, tidak kerja antara 1-3 tahun.
secara langsung diketahui atau dihargai oleh sistem Beban Kerja Objektif
reward yang formal di organisasi, namun secara Rata-rata waktu kegiatan produktif pada
keseluruhan memberikan kontribusi terhadap beban kerja objektif pada shift pagi, shift sore, dan
efektifitas organisasi seperti membantu teman shift malam termasuk dalam kategori sedang. Hal
sekerja yang mengalami masalah terkait pekerjaan, ini mungkin dikarenakan adanya mahasiswa dari
ikut menjaga kebersihan dan keamanan, atau Akademi Keperawatan Lumajang yang melakukan
Penelitian ini menggunakan penelitian Terdapat pasien datang dan pasien pulang pada
observasional deskriptif dengan jenis penelitian kedua shift tersebut sehingga menambah tugas
cross sectional. Populasi penelitian ini adalah administrasi dari tenaga keperawatan. Pada shift
semua tenaga keperawatan di IRNA Rumkit malam persentase kegiatan terbesar adalah
kegiatan keperawatan langsung yaitu melihat aspek psikis yang positif dari tenaga keperawatan
Sebagian besar responden baik pada shift dirasakan. Nursalam (2011) menyatakan bahwa
pagi, shift sore, dan shift malam memiliki beban psikologis perawat merupakan tambahan beban
kerja objektif dalam kategori sedang. Hal ini juga kerja yang nantinya akan yang berdampak pada
mungkin disebabkan adanya mahasiswa magang kinerja. Tingkat usaha yang tinggi mungkin
dan mahasiswa praktik sehingga kekurangan disebabkan karena kurangnya tenaga keperawatan,
tenaga tidak menimbulkan dampak pada beban dimana jumlah tenaga keperawatan tidak sebanding
kerja. Terdapat 4 mahasiswa pada masing-masing dengan jumlah tempat tidur.Hal ini juga mungkin
pos jaga. Sehingga proporsi tenaga keperawatan disebabkan karena adanya peningkatan BOR
perawat/bidan membebani 8-9 TT, menjadi 5 menjalankan tugas yang menyangkut kelangsungan
tenaga membebani 8-9 TT. hidup pasien yang dirawatnya. Kondisi ini lah yang
Beban Kerja Subjektif dapat menimbulkan tambahan beban kerja dan rasa
Sebagian besar responden merasa bahwa tertekan pada perawat, akibatnya kinerja mereka
tuntutan mentalnya dalam kategori sedang yaitu menjadi buruk dan secara tidak langsung
sebesar 73,1%. Pekerjaan mereka membutuhkan berpengaruh terhadap organisasi dimana mereka
tersebut tidak sebesar aktivitas fisik dalam keseluruhan sebagian besar responden merasa
melakukan asuhan keperawatan. Sebagian besar puas yaitu 42,31%. Pada aspek people on your
responden merasa bahwa tuntutan fisiknya dalam present work (rekan kerja) sebagian besar
kategori sedang yaitu sebesar 53,8%, tuntutan responden merasa puas yaitu sebesar
waktunya dalam kategori tinggi yaitu sebesar 76,92%.Pada aspek work on present job,
57,7%, performansinya dalam kategori sedang yaitu responden yang merasa cukup puas dan puas
sebesar 65,4%, tingkat usahanya dalam kategori memiliki proporsi yang sama. Pada aspek pay
tinggi yaitu sebesar 61,6%, dan tingkat frustasinya sebagian besar responden merasa cukup puas
dalam kategori sedang yaitu sebesar 53,8%. yaitu sebesar 46,15%.Pada aspek opportunities for
Semakin tinggi BOR, maka semakin promotion sebagian besar responden merasa tidak
banyak jumlah pasien tiap harinya. Ilyas puas yaitu sebesar 42,31%. Pada aspek
(2004)menyatakan tingginya beban kerja dapat supervision, responden memiliki proporsi yang
berefek pada penurunan kinerja personel rumah sama antara responden yang merasa cukup puas
Hubungan antara rekan kerja sangat role performance dalam kategori cukup yaitu
mempengaruhi kepuasan individu dalam sebesar 50%.Pada aspek civic virtue sebagian
pekerjaannya. Terdapat ada 2 aspek penting dari besar responden memiliki extra role performance
pekerjaan yang mempengaruhi kepuasan kerja dalam kategori cukup yaitu sebesar 65,38%.Pada
yaitu variasi kerja dan kontrol atas metode dan aspek conscientioussnes sebagian besar
langkah-langkah kerja.Aspek penting lain yang responden memiliki kinerja yang baik yaitu sebesar
mempengaruhi kepuasan adalah pay atau gaji. Hal 65,38%.Pada aspek courtesy sebagian besar
ini sesuai dengan pernyataan Kesempatan promosi responden memiliki kinerja yang cukup yaitu
tenaga keperawatan sangat terbatas sehingga sebesar 57,69%. Pada aspek sportmanship
sebagian besar dari mereka merasa tidak puas. Di sebagian besar responden memiliki kinerja dalam
cenderung bergaya pengasuh dan mementingkan (altruism) perlu diterapkan dalam kerja tim untuk
Performance yang diteliti dalam penelitian pokok akan mampu menjalankan fungsi-fungsi
ini adalah extra role performance atau biasa disebut organisasi sehingga pencapaian tujuan organisasi
(OCB). Perilaku ini diukur menggunakan kuesioner Job Satisfaction berdasarkan Beban Kerja
dan didapatkan hasil secara keseluruhan bahwa Analisis job satisfaction berdasarkan beban
sebagian besar extra role performance dalam kerja tenaga keperawatan disajikan dalam bentuk
kategori cukup yaitu sebesar 73,08%.Pada aspek crosstab atau tabulasi silang. Analisis ini dapat
altruism sebagian besar responden memiliki extra dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut.
Tabel 1 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Objektif dengan Job Satisfaction
Tabel 2 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Subjektif dengan Job Satisfaction
Beban kerja objektif sedang sebagian besar lain yang mendukung pernyataan ini adalah
responden merasa puas dan pada beban kerja penelitian yang dilakukan oleh Amal Altaf dan
objektif tinggi, responden memiliki proporsi yang Mohammad Atif Awan (2011) yang menemukan
sama antara responden yang merasa cukup puas bahwa beban kerja yang tinggi memiliki pengaruh
dan merasa puas. Hal ini menunjukkan bahwa yang negatif terhadap kepuasan kerja.
cenderung merasa puas dibandingkan dengan umur mempengaruhi kepuasan kerja. Karyawan
beban objektif yang tinggi. Hal ini didukung oleh hasil yang masih muda, tuntutan kepuasan kerjanya
penelitian yang dilakukan oleh Mustapha dan Ghee tinggi, sedangkan karyawn tua tuntutan kepuasan
(2013) yang memberikan hasil bahwa terdapat kerjanya relatif rendah. Beliau juga menyatakan
hubungan negatif yang signifikan antara beban kerja bahwa semakin besar organisasi, kepuasan kerjanya
dengan kepuasan kerja. Artinya bahwa semakin semakin menurun karena peranan mereka semakin
tinggi beban kerja maka kepuasan kerja akan kecil dalam mewujudkan tujuan. Di sisi lain, gaya
Beban kerja subjektif sedang sebagian selain dari proses supervisi yang dilakukan.
besar responden merasa puas dan pada beban kerja Performance berdasarkan Beban Kerja
subjektif tinggi sebagian besar responden merasa Analisis perfprmance berdasarkan beban
cukup puas. Hal ini juga menunjukkan bahwa beban kerja tenaga keperawatan disajikan dalam bentuk
kerja subjektif yang sedang cenderung memiliki crosstab atau tabulasi silang. Analisis ini dapat dilihat
kepuasan kerja yang lebih tinggi dibandingkan pada Tabel 3 dan Tabel 4 berikut.
Tabel 3 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Objektif dengan Extra Role Performance
Tabel 4 Tabulasi Silang antara Beban Kerja subjektif dengan Extra Role Performance
Beban kerja objektif sedang sebagian besar responden memiliki proporsi yang sama padaextra
responden memiliki extra role performance yang role performance yang cukup dan extra role
cukup dan pada beban kerja objektif tinggi performance yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa
responden yang memiliki beban kerja objektif tinggi role performance yang baik daripada beban kerja
memiliki kecenderungan untuk berperilaku lebih baik subjektif yang rendah. Beban kerja subjektif
daripada beban kerja objektif yang sedang. Extra merupakan beban kerja psikis yang dirasakan oleh
role performance merupakan suatu bentuk keinginan tenaga keperawatan. Mungkin beban ini mampu
individu untuk berperilaku positif di luar perannya. diimbangi dengan kepuasan responden sehingga
Hal ini menunjukkan adanya faktor lain mampu memotivasi mereka untuk berperilaku positif
yang lebih kuat dalam mempengaruhi extra role di luar perannya.Menurut Ariani (2011) perilaku
performance daripada beban kerja objektif karena kewargaan organisasional muncul dari dalam
beban kerja objektif sendiri cenderung lebih individu berupa keinginannya memberikan kontribusi
berpengaruh pada in role performance, sedangkan bagi organisasi. Hal ini disebabkan pada dasarnya
pada penelitian ini in role performance tidak diteliti. karyawan memiliki komitmen untuk memberikan
Faktor lain yang mampu menjembatani antara beban yang terbaik bagi organisasi. Keinginan tersebut
kerja dengan extra role performance adalah job mendorong individu untuk berperilaku secara
satisfaction. Sebagian besar tenaga keperawatan spontan dalam suatu model kegiatan dan harus
merasa puas, mungkin hal ini yang memotivasi didukung oleh sistem yang ada, yaitu sistem yang
mereka untuk mampu berperilaku di luar perannya kooperatif, informal, ada kolaborasi, didukung oleh
meskipun beban kerjanya tinggi. pemimpinnya, dan ada pertukaran sosial maupun
besar responden memiliki extra role performance Performance berdasarkan Job Satisfaction
cukup dan pada beban kerja subjektif tinggi sebagian Analisis Performance berdasarkan Job
besar responden memiliki extra role performance Satisfactiondilakukan dengan menggunakan tabulasi
yang baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa beban silang. Analisis ini dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5 Tabulasi Silang antara Job Satisfaction dengan Extra Role Performance
Tenaga keperawatan yang merasa tidak puas, keperawatan yang merasa tidak puas. Hal ini
cukup puas, atau puas sebagian besar memiliki didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
extra role performance yang cukup. Hal ini Winarti (2011) dengan hasil bahwa job satisfaction
menunjukkan bahwa tidak ada kecenderungan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
bahwa tenaga keperawatan yang merasa puas performance. Namun hal ini berlawanan dengan
akan mampu berperilaku lebih baik daripada tenaga hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Engko
(2008) dengan hasil bahwa terdapat pengaruh yang tinggi.Tenaga keperawatan yang memiliki beban
positif antara job satisfaction terhadap kerja subjektif sedang cenderung memiliki tingkat
performance.Hal yang membedakan dengan hasil kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada beban
penelitian lain tersebut adalah pada penelitian ini, kerja subjektif tinggi.Tenaga keperawatan yang
performance yang dinilai adalah extra role memiliki beban kerja objektif tinggi cenderung
performance, yaitu kinerja individu di luar tugas dan memiliki extra role performance yang lebih baik
Extra role performance merupakan suatu keperawatan yang memiliki beban kerja subjektif
bentuk perilaku positif di luar peran tugas. Tentunya tinggi cenderung memiliki extra role performance
perilaku ini sangat erat kaitannya dengan niat atau yang lebih baik daripada beban kerja subjektif
motivasi dari tenaga kerja. Mungkin dalam sedang.Tenaga keperawatan yang merasa puas
penelitian ini, faktor yang lebih dominan untuk cenderung memiliki extra role performance yang
mempengaruhi extra role performance adalah lebih baik daripada tenaga keperawatan yang
motivasi kerja bukan job satisfaction. Pada hasil merasa tidak puas. Saran yang dapat diberikan
penelitian yang telah dilakukan oleh Engko (2008) adalah perlu dilakukan pengaturan terhadap beban
menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang kerja tenaga keperawatan dengan mengatur
positif antara self afficacy dan self esteem terhadap prosedur kerja yang mampu menurunkan beban
performace. Mungkin kedua faktor tersebut juga kerja mereka, lingkungan kerja perlu dijaga untuk
memiliki pengaruh terhadap extra role performance. tetap mempertahankan kepuasan kerja, namun
Self esteem merupakan bentuk kepuasan pada aspek promosi harus lebih diperhatikan lagi
seseorang terhadap dirinya sendiri dan self afficacy karena pada aspek tersebut sebagian besar
merupakan bentuk penilaian individu terhadap responden merasa tidak puas, dan perilaku extra
kemampuan yang dimilikinya sendiri untuk mampu role (extra role performance)harus lebih ditingkatkan
mengerjakan tugas yang diberikan. lagi dengan meningkatkan motivasi kerja tenaga
keperawatan.
SIMPULAN
IRNA Rumkit Bhayangkara Lumajang dalam Altaf, A., dan Awan, M. (2011). Moderating Affect of
Workplace Spirituality on the Relationship of
kategori sedang. Beban kerja subjektif dalam the Job Overload and Job Satisfaction. Journal
of Business Ethics, 104(1), 93-94.
kategori sedang.Job dalam kategori puas.Extra Ariani, D. W. (2011). Hubungan antara Perilaku
Kewargaan Organisasional dan Kinerja Tugas.
Role dalam kategori cukup.Tenaga keperawatan Jurnal Manajemen Teori dan Terapan/ Tahun
4, No.1, April 2011.
yang memiliki beban kerja objektif sedang Engko, C. (2008). Pengaruh Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Individual dengan Self
cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang Esteem dan Self Afficacy sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Bisnis dan Akintansi, Vol
lebih tinggi daripada beban kerja objektif 10, No 1, April 2008, 1-12.
Graen, G. B., danGraen, J. A. (2006). Sharing Organ, D. W., Podsakoff, P. M., danMacKenzie, S.
Network Leadership. United State of America : B. (2006).Organozational Citizenship Behavior
Information Age Publishing. : Its Nature, Antecedent, and Consequences.
Hasibuan, M. (2010). Manajemen Sumber Daya London : Sage Publication,inc.
Manusia ed. Revisi. Jakarta : PT. Bumi Aksara Pudjirahardjo. W.J., Rivai, F., dan Hargono, R.
Kisnugraha, R. F. (2012). Analisis Pengaruh (2003). Faktor Dominan yangMempengaruhi
Beban Kerja terhadap Motivasi Kerja Perawat Kinerja Perawat dalam Melaksanakan
di Instalasi Rawat Inap RSUD Sidoarjo. AsuhanKeperawatan di Ruang Rawat Inap
Skripsi. Universitas Airlangga. RSU Haji Surabaya. JurnalPenelitian.
Ilyas, Y. (2004). Perencanaan Sumber Daya Surabaya. Universitas Airlangga.
Manusia Rumah Sakit.Universitas Gajah Winarti, Y. I. (2011). Pengaruh Kepuasan Kerja dan
Mada. Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Sido
Luthans, F. (2005). Organizational Behavior Tenth Jangkung di Sidoarjo. Skripsi. Universitas
Edition Internasional Edition. United States : Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
McGraw-Hill/Irwin Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan :
Mustapha, N., dan Ghee, W. Y. (2013). Examining Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Faculty Workload as Antecedent of Job Profesional Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
Satisfaction among Academic Staff of Higher
Public Education in Kelantan, Malaysia.
Journal Business and Management Horizons,
ISSN 2326-0297, 2013, Vol 1, No 1.