Sei sulla pagina 1di 16

ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MURDER


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK SISWA
KELAS XI IPA 3 DI SMA NEGERI 3 TONDANO

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado

Oleh
RIVANDY TRISAMRASUL KARUNDENG
12 315 595

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2018
THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MURDER
TO IMPROVE THE LEARNING OUTCOMES OF ICT STUDENTS
CLASS XI SCIENCE 3 in SMA NEGERI 3 TONDANO
Rivandy T. Karundeng, V. R. Palilingan & M. M. Mintjelungan
12315595
e-mail : rivandykarundeng@live.com

DEPARTMENT OF INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY EDUCATION


FACULTY OF ENGINEERING
MANADO STATE UNIVERSITY

ABSTRACT

The purpose of this research is to improve the increase student learning outcome refers to the
learning outcomes of students of Class XI terms of the KKM subjects ICT binsus class
SCIENCE 3 in SMA NEGERI 3 TONDANO that is 80%. Pretest activities demonstrate the
on ICT subjects, using cooperative learning achievement of the learning results of last value
model of the type of MURDER. A teaching students who have yet to reach terms with the
strategy used was the implications of the model percentage of the KKM 34.21%. Continue on
of learning itself, namely the Mood, the cycle one there is a growing percentage of
Understand, Recall, Detect, Elaborate, and the students with learning outcomes 47.36%
Review. Learning in the MURDER, the student which means it still has not reached 80% in
is directed to develop aspects of cognitive, terms of KKM. Then proceed to the cycle two
affective, and psychomotor in order to adapt to with the percentage of students achieving
the whole learning environment as well as learning outcomes 92.10% and was declared
learners. The method used is the class action or successfully achieve criterion requirement. So it
research in English known as Classroom Action can be concluded that the application of the
Research (CAR). consists of four phases, cooperative learning model type MURDER
namely Planning, Action, Observation, student learning outcomes can improve
Reflection. The technique of data collection significantly on the class XI SCIENCE 3 in
through interviews, observation and tests. SMA NEGERI 3 TONDANO.
Techniques of tests used to assess and compare
the increase of student learning outcomes in the Keywords: MURDER (Mood, Understand,
form of a percentage (%). Research data Recall, Detect, Elaborate, Review) , The
Results Of The Study
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MURDER
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK SISWA
KELAS XI IPA 3 DI SMA NEGERI 3 TONDANO

Rivandy T. Karundeng, V. R. Palilingan & M. M. Mintjelungan


12315595
e-mail : rivandykarundeng@live.com

Jurusan Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MANADO

ABSTRAK wawancara, observasi dan tes. Teknik tes


digunakan untuk mengkaji dan
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan peningkatan hasil belajar
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA siswa dalam bentuk persentase (%). Data
3 di SMA NEGERI 3 TONDANO pada mata penelitian peningkatan hasil belajar siswa ini
pelajaran TIK, dengan menggunakan model mengacu pada syarat KKM mata pelajaran
pembelajaran kooperatif tipe MURDER. TIK kelas binsus yaitu 80%. Kegiatan pretest
Strategi mengajar yang digunakan adalah menunjukkan pencapaian ketuntasan hasil
implikasi dari model pembelajaran itu sendiri, belajar siswa yang belum mencapai syarat
yaitu Mood (Suasana Hati), Understand KKM dengan persentase 34.21%. Dilanjutkan
(Pemahaman), Recall (Pengulangan), Detect pada siklus I terdapat peningkatan hasil belajar
(Menemukan), Elaborate (Elaborasi), dan siswa dengan persentase 47.36% yang artinya
Review (Pelajari Kembali). Dalam masih belum mencapai syarat KKM 80%.
pembelajaran MURDER, siswa diarahkan Kemudian dilanjutkan ke siklus II dengan
untuk mampu mengembangkan aspek kognitif, persentase ketuntasan hasil belajar siswa
afektif, dan psikomotorik agar dapat mencapai 92.10% dan dinyatakan berhasil
beradaptasi dengan seluruh peserta didik serta mencapai syarat kriteria ketuntasan minimal.
lingkungan belajarnya. Metode yang Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas model pembelajaran kooperatif tipe MURDER
atau dalam bahasa inggris dikenal dengan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara
Classroom Action Research (CAR). terdiri dari signifikan pada kelas XI IPA 3 di SMA
empat tahapan, yaitu Planning (Perencanaan), NEGERI 3 TONDANO.
Action (Tindakan/Penanganan), Observation
(Pengamatan), Reflection (Refleksi). Teknik Kata Kunci : MURDER (Mood, Understand,
pengumpulan data melalui kegiatan Recall, Detect, Elaborate, Review), Hasil Belajar
BAB I pendidikan yang juga adalah cakupan kriteria
PENDAHULUAN calon pekerja yang dibutuhkan oleh dunia
pekerjaan saat ini (Agus Wibowo, 2012:3) saat
A. Latar Belakang Masalah ini kriteria yang harus dimiliki oleh setiap
Saat ini manusia tidak akan lepas dengan pencari kerja untuk mencari pekerjaan tidak
perkembangan teknologi yang semakin hanya berfokus pada pengetahuan dan
futuristik, bersaing di era globalisasi yang keterampilan saja (Knowledge and Skill) tetapi
membuat orang harus bertahan hidup, tinggal, juga menyangkut karakter, perilaku, sikap,
bergaul dan bersosialisasi di antara masyarakat serta mengenal sifat pekerjaan atau terlatih
pengguna Hi-Tech, dan menuntut setiap orang dengan etika kerja.
untuk tidak ketinggalan dalam situasi dan Salah satu wujud dan upaya kepedulian dalam
kondisi dimana manusia harus berpola piker menyiapkan SDM yang berkualitas adalah
modern. Demikian pula dengan system dengan terus merekonstruksi sistem
pendidikan nasional Indonesia. Seiring pendidikan nasional Indonesia seiring terus
perkembangan jaman, para pemerhati berkembangnya peradaban dunia pendidikan
pendidikan terus melakukan perubahan, dan global. Merenkonstruksi manajemen
pembenahan, dan pemantapan system pendidikan, model, strategi dan metode
pendidikan nasional karena diperhadapakan pembelajaran yang lama di Upgrade dengan
dengan tantangan yang sangat kompleks dalam yang baru sesuai dengan karakteristik peserta
menyiapkan sumber daya manusia (SDM) didik dan mata pelajaran. Dalam pembelajaran
berkualitas yang mampu bersaing di era global terdapat dua pendekatan umum yang dapat
agar tidak ketinggalan dan kalah bersaing diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
dengan sumber daya manusia di negara maju terhadap proses pembelajaran. Roy Kellen
dan berkembang seperti Negara-negara yang dalam (Rusman, 2010:132) pendekatan yang
tergabung dalam ASEAN (Association of dimaksud adalah :
South East Asia Nation) pada khususnya, 1) Pendekatan yang berpusat pada guru
(Teacher Centered Approaches) yaitu
benua asia maupun dengan Negara-negara uni-
menurunkan Knowledge dalam strategi
Eropa, benua Australia dan benua Amerika. pembelajaran langsung (Direct
Upaya yang tepat untuk menyiapkan SDM Instruction), pembelajaran deduktif
yang berkualitas dan berfungsi sebagai alat atau pembelajaran ekspositori;
untuk membangun SDM yang bermutu tinggi 2) Pendekatan yang berpusat pada siswa
adalah pendidikan (Trianto, 2009:4). Jean (Student Centered Approaches) atau
(Non-Direct Instruction) yaitu dengan
Piaget dalam (J.H Makawimbang, 2012:2)
menurunkan strategi pembelajaran
pendidikan adalah segala situasi hidup yang inkuiri dan discovery serta
mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pembelajaran induktif.
pengalaman belajar yang berlangsung dalam Senada dengan itu, Komarudin dalam (Trianto,
segala lingkungan di sepanjang hidup. Agus 2009:8) mengatakan:
Wibowo dalam bukunya “Pendidikan Karakter Paradigma pembelajaran adalah
di Perguruan Tinggi: Membangun Karakter orientasi pembelajaran yang semula
Ideal Mahasiswa di Perguruan Tinggi”, berpusat pada guru (Teacher
membahas tentang persyaratan dunia kerja Centered) beralih atau berpusat keada
murid (Student Centered). Metode
yaitu, SDM yang professional, berintelektual,
yang semula lebih didominasi
berakhlak mulia, berkarakter, bertakwa, ekspositori berganti ke partisipatori
bermoral, rajin, tekun, pekerja keras dan dapat
diperhitungkan merupakan hasil Output proses
dan pendekatan yang semula tekstual Understand (Pemahaman), Recall
menjadi kontekstual. (Pengulangan), Detect (Menemukan/
Menganalisa), Elaborate (Elaborasi), Review
Carl Roger dkk dalam (Hamzah, 2016:18)
(Pelajari Kembali). Model MURDER adalah
model pembelajaran tidak langsung (Non-
model pembelajaran yang dihasilkan dari
directive teaching) menekankan pada upaya
perspektif psikologi kognitif. Selain
memfasilitasi belajar. Tujuan utamanya adalah
menekankan pada kemampuan sosialisasi tetapi
untuk membantu siswa mencapai integritas
juga pada kemampuan kognitif serta dalam
pribadi, efektivitas pribadi, dan penghargaan
mengembangkan aspek afektif dan psikomotorik
terhadap dirinya secara realistis. Semua
siswa secara keseluruhan.
perubahan yang sudah dikemukakan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
dimaksudkan untuk memperbaiki mutu
peneliti di SMA NEGERI 3 Tondano, dalam
pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil
pembelajaran TIK masih menggunakan model
pendidikan. Perubahan paradigma tersebut
pembelajaran konvensional atau tradisional
seperti yang disampaikan dalam peraturan
dalam proses belajar mengajar dikelas. Guru
menteri No. 41 Tahun 2007, bahwa proses
“masih setia” dengan cara mengajar lama yang
pembelajaran dirancang dengan berpusat pada
kurang menumbuh kembangkan aspek-aspek
peserta didik untuk mendorong motivasi, minat,
belajar siswa secara maksimal dalam mencerna
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
materi pelajaran TIK yang seharusnya banyak
semangat belajar. Pelakasanaan proses
dilaksanakan dengan kegiatan praktek dan uji
pembelajaran terdiri dari kegiatan pembelajaran
coba langsung bukan mendengar ceramah dan
terdiri dari kegaiatan pendahuluan, kegiatan inti
dipenuhi dengan kegiatan mengisi pertanyaan
meliputi (Proses, eksplorasi, elaborasi,
dilembar kerja siswa atau buku cetak. Sehingga
konfirmasi) dan kegiatan penutup. Dalam
mengakibatkan kegiatan belajar mengajar
pelaksanaan proses pembelajaran diharapkan
dikelas tidak kondusif dan efektif serta
menggunakan model pembelajaran yang sesuai
menyenangkan sebagaimana apa yang
dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran.
diharapkan oleh peserta didik.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar
Dengan demikian berdasarkan pemahaman yang
siswa adalah penerapan model atau metode
sudah dituliskan dan permasalahan yang sudah
pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakter
dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk
siswa dan mata pelajaran, karena hasil belajar
melakukan penelitian tindakan kelas
siswa merupakan salah satu tolak ukur
menggunakan model pembelajaran dalam
keberhasilan suatu pembelajaran.
kegiatan belajar mengajar dengan mengangkat
Pembelajaran dikatakan efektif apabila hasil
judul “Penerapan Model Pembelajaran
belajar siswa setelah melaksanakan
Kooperatif Tipe MURDER Untuk
pembelajaran bisa mencapai hasil maksimal
Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa
yang diharapkan sesuai tujuan utama
Kelas XI IPA 3 di SMA NEGERI 3
pembalajaran yang ditentukan oleh guru. Untuk
TONDANO“.
mengatasi permasalahan umum tersebut maka
diperlukan suatu model pembelajaran yang B. Identifikasi Masalah
berorientasi pada siswa dengan menekankan tiga
ranah pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah
psikomotorik. Model pembelajaran yang dijabarkan, maka dapat diidentifikasi beberapa
dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
tipe MURDER. Esensi model pembelajaran ini 1. Apa penyebab rendahnya hasil belajar
terdiri dari susunan kata atau akronim dari tiap- siswa pada MAPEL TIK ?
tiap huruf yang ada, yakni Mood (Suasana hati),
2. Apakah dengan menerapkan model F. Manfaat Penelitian
pembelajaran MURDER dapat
meningkatkan hasil belajar siswa Kelebihan dan keurangan dari Model ini:
secara klasikal ?
1. Manfaat Teoritis
3. Apakah media belajar TIK yang
a. Untuk mengembangkan berbagai
digunakan mendukung model
model pembelajaran yang relevan
pembelajaran MURDER ?
dengan materi pembelajaran yang
4. Apakah model pembelajaran
sesuai dengan kondisi siswa dan
MURDER berpengaruh terhadap
mata pelajaran.
kepribadian dan sikap sosial siswa
b. Hasil penelitian ini diharapkan
dalam pembelajaran TIK ?
dapat memberikan informasi dalam
5. Apakah cara guru dalam mengajar
penggunaan model pembelajaran
mata pelajaran TIK sudah sesuai
yang efektif dan sesuai dengan
dengan harapan siswa ?
mata pelajaran dan karakteristik
6. Apakah situasi dan kondisi kelas
siswa.
sesuai dengan suasana pembelajaran
yang diharapkan oleh guru dan siswa ?
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan penelitian ini dapat
C. Batasan Masalah
digunakan sebagai masukan untuk
Untuk menghindari meluasnya permasalahan meningkatkan kualitas
yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka pembelajaran dan hasil belajar
penulis membatasi masalah penelitian pada siswa.
penerapan model pembelajaran kooperatf tipe b. Diharapkan dapat memberikan
MURDER untuk meningkatkan hasil belajar kontribusi untuk meningkatkan
TIK siswa kelas XI IPA 3 di SMA NEGERI perhatian, kemauan belajar,
TONDANO. kreatifitas, dan keaktifan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar.
D. Rumusan Masalah c. Diharapkan dapat melatih cara
berpikir siswa untuk lebih kreatif
Berdasarkan latar belakang masalah dan dan mandiri dalam belajar
identifikasi masalah, maka masalah pada menyelesaikan masalah-masalah
penelitian ini dapat dirumuskan: Apakah belajar sehingga dapar
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe meningkatkan sikap positif siswa
MURDER dapat Meningkatkan Hasil Belajar dalam berpikir runtut, kritis dan
TIK Siswa Kelas XI IPA 3 di SMA NEGERI 3 sistematis, dalam usaha pemecahan
Tondano ? masalah.
d. Diharapkan dapat membantu dalam
E. Tujuan Penelitian hal menyebarkan informasi yang
dapat terarah bagi seluruh
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembaca, khususnya Mahasiswa,
hasil belajr siswa kelas XI IPA 3 di SMA Dosen, dan masyarakat ilmiah
NEGERI 3 TONDANO dengan menggunakan yang berada dilingkungan
model pembelajaran MURDER, dalam rangka Universitas Negeri Manado, untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengembangkan dan menerapkan
mencapai ketuntasan hasil belajar pada mata berbagai model pembelajaran
pelajaran teknologi informasi dan komunikasi. khususnya, Model pembelajaran
MURDER sebagai kontribusi nyata penyimpanan, dan perolehan kembali
dalam meningkatkan kualitas informasi. dari system memori dan
pendidikan Indonesia. proses timbulnya kepercayaan dalam
diri manusia.
BAB II
MURDER sendiri merupakan akronim dari
KAJIAN PUSTAKA beberapa kata, yaitu :

A. Deskripsi Teori a) Mood atau suasana hati: dalam suatu


1. Model Pembelajaran proses pembelajaran dibutuhkan suatu
suasana yang menyenangkan. Dari
Model pembelajaran menurut (Joyce & Weil,
suasana yang menyenangkan tersebut
1980:1) dalam Rusman 2010, adalah suatu
kemudian dapat timbul suatu interaksi
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
yang terjalin antara guru dan siswa.
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
b) Understand atau pemahaman:
jangka panjang), merancang bahan-bahan
pemahaman adalah satu tingkat lebih
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
tinggi dari pengetahuan. Dalam
dikelas atau yang lain. Artinya para guru
pemahaman diharapkan siswa bukan
diberikan kewenangan untuk secara aktif dan
hanya memahami suatu materi saja tetapi
teliti dalam memilih model pembelajaran yang
siswa juga diharapkan bisa menggunakan
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
serta menerapkan aplikasi yang telah
pendidikannya. Joyce &Weil dalam (Trianto,
dipelajari dalam kehidupan sehari-sehari
2007) menyatakan bahwa “models of teaching
dari materi yang sudah didapatkan dalam
are really models of learning. As we help
proses pembelajaran.
student acquire information, ideas, skill, value,
c) Recall atau Pengulangan: mengulang
ways of thingking and means of expessing
adalah suatu kegiatan pengumpulan
themselves, we are also teaching them how to
informasi yang telah didapat untuk
learn” artinya adalah guru dapat membantu
disimpan dalam jangka waktu panjang.
siswa untuk mendapatkan atau memperoleh
Proses mengulang dalam pembelajaran
informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan
dapat dengan merangkum materi yang
turut membantu siswa dalam mengekspresikan
telah diperoleh kedalam bahasa mereka
ide diri sendiri.
sendiri.
d) Detect atau Penemuan: penemuan dari
2. Model Pembelajaran MURDER
suatu materi dapat dilakukan dengan
Model pembelajaran ini diperkenalkan oleh bantuan seorang teman untuk menyimak
Hythecker, Danserau & Rocklin pada tahun atau mendengarkan informasi yang
1988 yang merupakan tipe pembelajaran diperoleh dari menyimak tersebut.
kooperatif yang berkembang berdasarkan e) Elaborate atau Penggabungan: interaksi
perspektif psikologi kognitif (McCafferty, dkk dalam kelompok dapat menemukan
1997). Best, Rebber dan Anderson dalam banyak informasi baru yang diperoleh
(Muhibbin, 2015:3-4) mengatakan : dari anggota kelompok. Informasi-
Psikologi kognitif merupakan sebuah informasi tersebut dapat digabungkan
disiplin ilmu psikologi yang khusus menjadi satu informasi yang paling tepat.
membidangi penelitian dan f) Review atau pelajari kembali: informasi
pembahasan mengenai segala hal yang yang diperoleh atau materi-materi
berhubungan erat dengan ranah cipta sebelumnya sudah didapat, bisa kembali
(cognitive domain) manusia seperti
proses penerimaan, pengolahan, diingat untuk keperluan tertentu.
Model pembelajaran kooperatif tipe MURDER Psychologhy: The Teaching-Leaching Process.
sendiri terdapat kelebihan dan kekurangan Ia berpendapat bahwa belajar adalah suatu
dalam penerapannya yang adalah sebagai proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
berikut : yang berlangsung secara progresif dan akan
mendatangkan hasil yang optimal apabila
a. Kelebihan Model Pembelajaran dibarengi dengan penguatan (Reinforcement)
MURDER (Muhibbin, 2015:64). Hasil belajar merupakan
 Siswa diajarkan untuk salah satu dasar untuk mengetahui sejauh
bermusyawarah dan mencapai suatu mana materi pelajaran yang disampaikan guru
kesepakatan yang bulat dapat diterima dan dipahami sehingga hasil
 Siswa belajar untuk menghargai belajar siswa dapat diketahui dari hasil tes
pendapat atau masukan yang diberikan. Hasil belajar merupakan
 Membangun mindset siswa agar tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan
mandiri dan aktif pembelajaran disekolah. Hasil belajar dapat
 Guru hanya berperan sebagai ditingkatkan melalui usaha sadar yang
fasilitator, mediator juga motivator dilakukan secara sistematis mengarah pada
dalam mengkondisikan suasana perubahan yang positif, kemudian disebut
pembelajaran agar berlangsung sesuai dengan proses belajar.
rencana Terdapat lima tingkat kemampuan
 Dapat memprakarsai kerjasama dalam yang dihasilkan dari hasil belajar menurut
kelompok Gagne dalam Hamzah B. Uno (2016:210)
 Diajarkan untuk bersaing secara sehat yaitu:
dalam team 1. Keterampilan intelektual (intellectual
b. Kekurangan Model Pembelajaran skill)
MURDER 2. Informasi Verbal (verbal information)
 Adanya sifat & sikap pribadi antar 3. Strategi kognitif (cognitive strategies)
siswa yang ingin menonjolkan dirinya 4. Keteranpilan motoric (motor skill)
didalam anggota kelompok 5. Sikap (attitudes); Plus
 Siswa yang cenderung pemalu akan 6. Interaktif (interactive skill).
merasa rendah diri dan hanya ingin
terus bergantung pada sesama teman 4. Mata Pelajaran TIK
anggota kelompok
 Kebulatan dan kesimpulan kadang Sebagai bagian dari mata pelajaran disekolah,
tidak mencapai suatu kesepakatan pembelajaran TIK mempunyai tujuannya.
bersama dikemukakan tujuan khusus untuk mempelajari
 Menimbulkan rasa persaingan jika teknologi informasi dan Komunikasi sebagai
terjadi kesalahpahaman di dalam berikut :
mencerna materi pelajaran a. Menyadarkan akan potensi perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang
3. Hasil belajar terus berubah sehingga termotivasi untuk
mengevaluasi dan mempelajari teknologi
proses belajar yang teratur dan terarah akan ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang
membuat seorang siswa mampu untuk berpikir hayat.
kompleks dan baik (complex and good b. Memotivasi kemampuan kita agar bisa
thingking) dalam perkembangan pengetahuan beradaptasi dan mengantisipasi
kognitif. Skinner, seperti yang dikutip Barlow perkembangan TIK, sehingga bisa
(1985) dalam bukunya Educational melaksanakan dan menjalani aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lembaga pendidikan Sekolah menengah atas
percaya diri. adalah untuk membawa mereka pada
c. Mengembangkan kompetensi kita dalam pemahaman teknologi mengenai
menggunakan teknologi informasi dan pengembangan, perkembangan serta
komunikasi untuk mendukung kegiatan pemanfaatan teknologi itu sendiri, baik secara
belajar mengajar, bekerja, dan berbagai mandiri di rumah atau di lingkungan sekolah
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. dan bagaimana cara mereka mempelajari
d. Mengembangkan kemampuan belajar teknologi komputer (hardware, software,
mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan application) untuk dimanfaatkan ketika mereka
bertanggung jawab dalam penggunaan membutuhkannya pada salah satu pekerjaan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mereka. Model pembelajaran MURDER sangat
pembelajaran dan pemecahan masalah cocok diterapkan pada mata pelajaran TIK
sehari-hari. SMA. Karena siswa tidak hanya diajarkan untuk
Fungsi TIK dalam pembelajaran adalah mengembangkan aspek pemahaman dan
sebagai alat yang dapat membantu, pengetahuannya saja (cognitive skill domain)
memperlancar dan menunjang proses mengenai pembelajaran TIK tetapi juga pada
pembelajaran sehingga pembelajarandapat pengembangan aspek kemampuan siswa dalam
lebih menarik baik bagi siswa maupun mempraktekkan langsung (motoric skill domain)
guru. Selain itu juga dapat merangsang pola aspek pemahaman dan pengetahuan mereka
piker siswa dan daya kreasi sehingga dapat pada masalah yang dihadapi pada proses
menumbuhkan minat belajar siswa dalam praktikal juga pembentukan tabiat (sikap dan
mencapai hasil belajar yang maksimal. sifat) (affective skill domain) internal mereka
pada pribadi yang mandiri dan selalu siap untuk
B. Kerangka Berpikir belajar. Dengan demikian siswa mampu
mengembangkan segala kemampuannya untuk
Model pembelajaran MURDER merupakan giat belajar mandiri karena diberikan kewajiban
model pembelajaran yang mengkritisi penuh untuk lebih kreatif dan aktif dalam belajar
bagaimana cara meningkatkan teknik berpikir mengembangkan pengetahuan. Sehingga dapat
dan menganalisa berdasarkan perspektif ditarik pemahaman bahwa, pemilihan model
psikologi kognitif, sehingga mampu mencakup pembelajaran yang tepat pada proses
tiga aspek belajar yakni: cognitive domain, pembelajaran TIK, dapat mengaktifkan serta
affective domain, dan motoric skill domain. mengefektifkan minat belajar siswa sehingga
Model MURDER memusatkan pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar seluruh
pada siswa atau Student Centered Learning dan peserta didik sesuai dengan tujuan
guru hanya sebagai fasilitator, mediator, dan pembelajaran.
pembimbing mata pelajaran sehingga
pembelajaran kooperatif MURDER C. Hipotesis Penelitian
menekankan siswa untuk saling membantu
dalam kelompok (dyad), diajak untuk mampu Berdasarkan kerangka berpikir yang telah
bersosialiasi, memecahkan masalah, dijabarkan maka peneliti mengambil kesimpulan
mengembangkan integritas diri, mengajarkan sementara yaitu, jika menerapkan model
bagaimana cara berpikir kritis dan sistematis pembelajaran kooperatif tipe MURDER maka
dan bagaimana bersikap lapang dada dalam Dapat Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa
mengambil keputusan pada saat bermusyawarah Kelas XI IPA 3 di SMA NEGERI 3 Tondano.
dan membelajarkan siswa untuk terus belajar
tanpa alasan (long life education without
reason). Esensi mata pelajaran TIK dalam
tentang cara dan teknik untuk meningkatkan
praktik pengajaran.

D. Prosedur Penelitian
BAB III
Prosedur penelitian terdiri dari dua siklus sesuai
METODOLOGI PENELITIAN
dengan waktu yang telah direncanakan oleh
peneliti. Dalam penelitian tindakan, proses
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
siklus tidak selalu sesuai dengan harapan yang
Tempat penelitian dilaksanakan di SMA ingin dicapai. Karena terkadang siswa
NEGERI 3 TONDANO Kelas XI IPA 3 membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk
BINSUS dengan alamat : Jln. Parkir Timur mencerna dan memahami materi yang hendak
Stadion Maesa Tondano – Kembuan, Fax. diajarkan secara keseluruhan dan optimal.
95600 Telp. 0431322494 Kecamatan Tondano Untuk itu guru selayaknya memonitoring
Utara. Waktu penelitian dilaksanakan pada perkembangan siswa di setiap akhir siklus agar
semester ganjil tahun ajaran 2016-2017 selama bisa diketahui apa saja persoalan yang dihadapi
± tiga bulan. Dimulai awal bulan Agustus siswa dalam menerima materi pelajaran dan
sampai bulan Oktober tahun 2016. mencari cara bagaimana cara
penanggulangannya. Dalam penelitian ini,
B. Subjek Penelitian peneliti menargetkan dengan hanya
menggunakan dua siklus untuk meningkatkan
Subjek penelitian adalah seluruh siswa-siswi hasil belajar siswa. Dan pada tiap putaran siklus
kelas XI IPA 3 BINSUS SMA NEGERI 3 terdiri dari empat tahapan, yaitu: 1)
Tondano yang berjumlah 38 orang, terdiri dari 8 Perencanaan 2) Pelaksanaan atau tindakan 3)
siswa laki-laki dan 30 siswi perempuan. Pengamatan atau Observasi 4) Refleksi.
prosedur penelitian PTK yang dipakai adalah
C. Jenis Penelitian penelitian tindakan dengan mengacu pada model
Kurt Lewin.
Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK
atau dalam bahasa inggris dikenal dengan nama
Classroom Action Research. PTK masuk dalam
penelitian tindakan partisipatoris yang
merupakan salah satu filsafat penelitian sosial
dan kehidupan sosial yang sering dikaitkan
dengan transformasi sosial yang secara umum
mengambil pandangan tentang praktik yang
komprehensif. Dimana dalam penelitian
tindakan menuntut partisipannya untuk
melakukan, belajar dari pengalaman dan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam
proses pembelajaran yang telah dilakukan
(Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln,
1997:438-474). Dalam buku “Handbook of
Qualitative Research” karya Norman. K &
Yvonna. L menuliskan bahwa tujuan penelitian
tindakan adalah untuk memberikan penilaian
2. Teknik Deskriptif Kualitatif
Teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk
menganalisa data hasil observasi. Teknik
kualitatif untuk penilaian aktivitas guru
menurut Sudjana (2009:109), yaitu :
E. Data dan Sumber Data
∑𝒙
̅=
𝒙 𝑿 𝟏𝟎𝟎 % sedangkan untuk menilai
𝐍
Jenis data dalam penelitian ini berupa hasil nilai
aktivitas siswa adalah dengan menggunakan
dari lembar observasi siswa dan guru,
rekapitulasi hasil belajar pretest dan hasil
rumus: % 𝒂𝒌𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒌𝒆 − 𝒊 =
𝒇𝒓𝒆𝒌𝒖𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒂𝒌𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒌𝒆−𝒊
belajar setiap siklus berupa nilai tugas, nilai kuis × 𝟏𝟎𝟎%
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒂𝒌𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔
atau games dan uji tes praktik sesudah model
pembelajaran kooperatif tipe MURDER
diterapkan. Kemudian sumber data dalam
penelitian ini diambil dari guru sejawat yang BAB IV
menjadi observer dimana peneliti berperan
sebagai guru mata pelajaran TIK, dan peserta HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
didik kelas XI IPA 3 BINSUS SMA NEGERI 3
A. Hasil Penelitian
TONDANO sebagai objek penelitian.
Dari hasil yang diperoleh melalui kegiatan
F. Teknik Pengumpulan Data observasi, pada kondisi awal masih banyak
siswa kelas XI 3IPA SMA NEGERI 3
Teknik pengumpulan data melalui :
TONDANO yang belum mencapai standard
a. Pengumpulan data observasi (Non-Test)
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
b. Pengumpulan data Tes teori dan praktek
pada mata pelajaran TIK, yang dapat dilihat
(Test)
pada tabel data penelitian berikut:
G. Indikator Kerja
Tabel 4.1 Persentase Hasil Pretest

Keberhasilan peneltian ini dapat dilihat dari segi NO HASIL TES PENCAPAIAN

hasil tindakan. Penelitian ini diakatakan berhasil 1 Jumlah Siswa Keseluruhan 38


2 Nilai Tertinggi 96
apabila minimal 85% siswa telah memperoleh
3 Nilai Terendah 33
nilai KKM 80% sesuai dengan peraturan yang
4 Nilai Rata-rata 72. 14
telah ditetapkan di SMA NEGERI 3 5 Jumlah Siswa Yang Tuntas 13
TONDANO untuk kelas BINSUS. 6 Jumlah Siswa Yang Belum Tuntas 25
7 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa 34. 21%
H. Teknik Analisis Data
𝒇 𝟏𝟑
1. Teknik Deskriptif Kuantitatif 𝑷=
𝒏
𝐱 𝟏𝟎𝟎% 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂, 𝑷 =
𝟑𝟖
𝐱 𝟏𝟎𝟎% = 𝟑𝟒, 𝟐𝟏%
Teknik deskriptif kuantitatif digunakan dalam
proses perhitungan hasil baku untuk mengetahui B. Pembahasan
nilai atau ukuran suatu objek penelitian yang 1. Pelaksanaan Siklus Ke-1
sedang diteliti. Untuk mengetahui ketuntasan
hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan Berdasarkan evaluasi hasil belajar yang
𝐅 diberikan saat pelaksanaan tindakan siklus 1,
rumus: = 𝐍
𝑿 𝟏𝟎𝟎 % Untuk mencari nilai rata-
hasil belajar siswa bisa dikatakan sudah cukup
∑𝒙
̅=
rata digunakan rumus: 𝒙 𝑿 𝟏𝟎𝟎 % dibandingkan dengan kondisi awal siswa
𝐍
sebelum model pembelaaran MURDER
diterapkan walaupun sebagian besar siswa .

belum mencapai target minimal yang telah


K. Membimbing siswa
ditetapkan yakni 80%. Hasil belajar siswa membuat rangkuman yang 3 Baik
telah dipelajari
setelah dilakukannya tindakan pada siklus 1 bisa
dilihat dalam tabel berikut, bahwa hanya L. Melakukan refleksi
3 Baik
pembelajaran
terdapat 18 siswa atau 47.36% yang tuntas.
Sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak M. Meminta siswa mempelajari
materi selanjutnya dengan
20 siswa atau setara dengan 52.63%. mencari sumber dan
3 Baik
referensi lain
Jumlah 38.9
Tabel 4.2 Persentase Hasil Siklus I

NO HASIL TES PENCAPAIAN ( 2.99 )


Penilaian Pengelolaan Pembelajaran
1 Jumlah Siswa Keseluruhan 38 ̅=
Siklus1 Fokus Peneliti : 𝒙
∑𝒙
𝑿 𝟏𝟎𝟎 %
2 Nilai Tertinggi 83.8 𝐍
Cukup Baik
3 Nilai Terendah 59
4 Nilai Rata-rata 74.83
5 Jumlah Siswa Yang Tuntas 18 Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus I Fokus
6 Jumlah Siswa Yang Belum Tuntas 20 Siswa
Skor Persentase rata-rata
7 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa 47.36% No Aktivitas Siswa aktivit aktivitas Siklus 1 dalam
as (%)
Mengerjakan lembar
1. 2.30 28.75%
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus 1 Fokus Kegiatan Siswa (LKS)
Peneliti Menjelaskan
pemahamannya secara
No Aspek yang Diamati Nilai Kriteria 2. verbal kepada pasangan 1.80 22.50%
atau anggota kelompok
I. Pendahuluan lain
Mendengarkan sambil
A. Menyampaikan Apersepsi 2.5 Cukup mengoreksi penjelasan
3. pasangan atau 2.00 25.00%
kelompok yang
B. Menyampaikan Tujuan presentasi
2.5 Cukup
Pembelajaran Berkumpul dengan
pasangan lain dalam
4. satu kelompok untuk 2.00 25.00%
C. Menumbuhkan Mood dengan
3.05 Baik berdiskusi dan
Memotivasi Siswa
bekerjasama
II Kegiatan Inti Mempresentasikan hasil
5. kegiatan LKS/ Tugas 2.00 25.00%
Mandiri/ Kelompok
D. Menyajikan Informasi yang
3.05 Baik Bertanya antar siswa
sedang dipelajari 6. 1.50 18.75%
dan atau kepada guru
Menanggapi pendapat
E. Mengatur kelas dengan 7. teman dan memberikan 1.50 18.75%
mengorganisasikan siswa solusi
kedalam kelompok dan 4 Sangat Baik Berperilaku tidak
menyampaikan prosedur relevan dengan KBM.
diskusi kelompok Contohnya, mengobrol,
bercanda atau bermain
8. 3.50 43.75%
dengan teman yang
F. Memonitoring setiap
tidak berhubungan
kelompok dengan berkeliling 2.5 Cukup
dengan materi
secara bergiliran
pelajaran

G. Mengingatkan kepada
seluruh siswa untuk berperan 2.8 Cukup
aktif dalam diskusi 𝒇𝒓𝒆𝒌𝒖𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒂𝒌𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒌𝒆 − 𝒊
% 𝒂𝒌𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒌𝒆 − 𝒊 = 𝑿 𝟏𝟎𝟎 %
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒂𝒌𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔
H. Membimbing kelompok
yang mengalami kesulitan 2.8 Cukup
saat mengerjakan LKS 1. Pelaksanaan Siklus Ke-2
I. Mengevaluasi dan memberi
penekanan hasil presentasi
3 Baik Pada tahapan penelitian siklus II langkah-
langkah pelaksanaan kegiatan sama dengan
J. Memberikan penghargaan
atau Reinforcement khusus siklus I. yaitu terdiri dari empat tahapan yakni
2.8 Cukup
kepada kelompok atau
Individu Planning, Actions, Observations, Reflections
III Penutup
dengan menggunakan Model Pembelajaran
J. Memberikan penghargaan
Kooperatif Tipe MURDER. atau Reinforcement khusus Sangat
4
kepada kelompok atau Baik
Individu
III. Penutup
Tabel 4.5 Pencapaian Hasil Belajar Siswa Siklus II
K. Membimbing siswa
Sangat
membuat rangkuman yang 4
HASIL TES PENCAPAIAN Baik
NO telah dipelajari

L. Melakukan refleksi
3.8 Baik
Jumlah Siswa Keseluruhan 38 pembelajaran
1

M. Meminta siswa
Nilai Tertinggi 92 mempelajari materi
2 Sangat
selanjutnya dengan 4
Baik
mencari sumber dan
Nilai Terendah 77.2 referensi lain
3 Jumlah 50
Penilaian Pengelolaan Pembelajaran Siklus1 3.84
Nilai Rata-rata 84.99 ∑𝒙
4 Fokus Peneliti : 𝒙̅= 𝑿 𝟏𝟎𝟎 % Baik
𝐍

Jumlah Siswa Yang Tuntas 35


5 Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus II Fokus
Siswa
Jumlah Siswa Yang Belum
3 Persentase
6 Tuntas
Skor rata-rata
No Aktivitas Siswa
aktivitas aktivitas Siklus
Persentase Ketuntasan 1 dalam (%)
92.10
7 Belajar Siswa Mengerjakan lembar
1. 3.00 37.50%
Kegiatan Siswa (LKS)
Menjelaskan
pemahamannya secara
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus II Fokus 2. verbal kepada pasangan 3.60 45.00%
Peneliti atau anggota kelompok
No Aspek yang Diamati Nilai Kriteria lain
I. Pendahuluan Mendengarkan sambil
mengoreksi penjelasan
3. 3.25 40.62%
pasangan atau kelompok
A. Menyampaikan yang presentasi
3.8 Baik
Apersepsi Berkumpul dengan
pasangan lain dalam satu
4. kelompok untuk 3.65 45.62%
B. Menyampaikan Tujuan
3.8 Baik berdiskusi dan
Pembelajaran
bekerjasama
Mempresentasikan hasil
C. Menumbuhkan Mood Sangat 5. kegiatan LKS/ Tugas 3.50 43.75%
4
dengan Memotivasi Siswa baik Mandiri/ Kelompok
II Kegiatan Inti Bertanya antar siswa dan
6. 3.00 37.50%
atau kepada guru
Menanggapi pendapat
D. Menyajikan Informasi yang Sangat 7. teman dan memberikan 3.10 38.75%
4
sedang dipelajari Baik solusi
Berperilaku tidak relevan
E. Mengatur kelas dengan dengan KBM. Contohnya,
mengorganisasikan siswa mengobrol, bercanda
Sangat 8. atau bermain dengan 2.25 28.12%
kedalam kelompok dan 4
Baik teman yang tidak
menyampaikan prosedur
diskusi kelompok berhubungan dengan
materi pelajaran
F. Memonitoring setiap
kelompok dengan
berkeliling secara
3.8 Baik Dapat dilihat pada dua tabel observasi tersebut,
bergiliran
bahwa untuk aktivitas peneliti menunjukkan
G. Mengingatkan kepada aktivitas dengan hasil baik dan menunjukkan
seluruh siswa untuk
berperan aktif dalam
3.8 Baik bukti pembelajaran yang baik, aktif, kondusif
diskusi dan menyenangkan sudah diwujudkan.
H. Membimbing kelompok selanjutnya terhadap aktivitas siswa
yang mengalami kesulitan 3.5 Baik
saat mengerjakan LKS
menunjukkan kegiatan-kegiatan dominan yang
dilakukan oleh siswa berada pada poin aktivitas
I. Mengevaluasi dan memberi
penekanan hasil presentasi
3.5 Baik ke-2, ke-3, ke-4 dan ke-5 yaitu berperilaku
relevan dengan kegiatan belajar mengajar. Rata-
rata hasil penilaian tertinggi yaitu pada aktivitas mencapai nilai 80% dari jumlah keseluruhan
ke-4 dengan persentase nilai 45.62% sehingga siswa dikelas. Kurang optimalnya hasil belajar
dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada siswa pada siklus I disebabkan peneliti belum
kegiatan pembelajaran siklus ke-II sudah aktif dapat mengkondisikan kelas dengan baik dan
dan kondusif sebagaimana harapan yang siswa masih kaku dengan model pembelajaran
diinginkan. MURDER yang diterapkan sehingga masih
banyak siswa yang masih belum aktif selama
Tabel 4.8 Pencapaian Hasil Belajar Pretest, Siklus 1, Siklus II proses pembelajaran berlangsung. Dengan
demikian maka peneliti harus memperbaiki
No Hasil N. N. Nilai Tuntas Tida Persen setiap kekurangan pada metode mengajar yang
Belajar max min rata- k tase
rata tunta keberh dilaksanakan. Hasil pembelajaran dalam rangka
s asilan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II
1 Pre-test 96 33 72,38 13 25 34,21 dikatakan berhasil karena sudah memenuhi
%
target KKM 80% yag hendak dicapai. Siswa
yang mencapai nilai tuntas meningkat menjadi
2 Siklus I 83,8 59 74,83 18 20 47,36
% 35 orang siswa dengan persentase 92.10% dan
hanya menyisahkan 3 siswa lagi yang belum
3 Siklus 92 77.2 84,99 35 3 92,10 mencapai nilai tuntas dengan persentase 7.89%.
II %
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat
dijelaskan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif MURDER dalam
BAB V kegiatan belajar mengajar dikelas sangat efektif
digunakan untuk mencapai ketuntasan hasil
KESIMPULAN DAN SARAN
belajar siswa secara klasikal.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
Hasil belajar siswa dari kegiatan Pretest yang yang sudah dijabarkan, maka peneliti dapat
dilaksanakan guna mengetahui kondisi awal menyimpulkan bahwa penerapan model
hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 di SMA pembelajaran kooperatif tipe MURDER
NEGERI 3 TONDANO yaitu terdapat 25 siswa dikategorikan sangat memuaskan dan tepat
yang belum mencapai standar ketuntasan sasaran didalam pembelajaran TIK. Hasil
minimal atau sekitar 65.78% sedangkan siswa belajar yang diperoleh menunjukkan bukti
yang tuntas belajar hanya berjumlah 13 orang otentik, bahwa penerapan model pembelajaran
atau sekitar 34.21%. namun setelah pelaksanaan MURDER mempunyai pengaruh positif serta
tindkaan siklus 1, jumlah siswa yang mengalami memberikan dampak besar dan mampu
ketuntasan belajar meningkat menjadi 18 orang memperbaiki kualitas belajar siswa secara
dan nilai rata-rata juga mengalami peningkatan keseluruhan dalam rangka meningkatkan hasil
dari hasil rata-rata pretest yanki meningkat belajar. Perkembangan yang ditunjukkan peserta
menjadi 74.83% pada saat tes akhir siklus 1 didik bukan hanya dari sisi kognitif semata
dilaksanakan. Dalam penelitian ini peran tetapi dari sisi afektif dan psikomotorik siswa
peneliti selama proses pembelajaran juga sangat juga. berupa peningkatan sikap yang baik, taat,
menentukan keberhasilan penerapan model sopan santun dalam berbicara, tenggang rasa,
pembelajaran MURDER untuk meningkatkan bertanggung jawab, berani, disiplin, memotivasi
hasil belajar siswa. Akan tetapi hasil dari tes orang lain, dan berjiwa pemimpin dan berjiwa
siklus 1 ini blum mencapai target yang sosial.
ditentukan yaitu, kelas dapat dikatakan berhasil
mencapai ketuntasan hasil belajar apabila
B. SARAN learning in the thinking classroom.
Paper presented at the International
Terdapat beberapa saran yang hendak peneliti Conference on Thinking,
sampaikan dalam penelitian ini, adalah sebagai Singapore
berikut : http://www.georgejacobs.net/Coop
1. Model pembelajaran kooperatif erative_Learning_in_the_Thinking
tipeMURDER perlu diterapkan pada mata _Classroom.doc [ Akses: 18 Juli
pelajaran TIK karena pada penerapan model 2016 ].
pembelajaran MURDER guru dapat melihat Joyce and Weil. 1986. Models of Teaching
peningkatan hasil belajar siswa yang Prentice: Prentice/Hall
memuaskan. International
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of
bahan kajian dalam proses belajar mengajar Learning. New York: Holt,
untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah Rinehart and Winston.
ditetapkan baik pada mata pelajaran TIK Hamzah B. Uno, dkk. 2012. Menjadi Peneliti
maupun pada mata pelajaran lain. PTK yang Profesional. Jakarta:
3. Peneliti menyarankan kepada guru mata Bumi Aksara.
pelajaran TIK agar dapat mengembangkan Hamzah B. Uno. 2016. Model Pembelajaran;
dan menerapkan model pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
kooperatif tipe MURDER. Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hamzah B. Uno. 2016. Perencanaan
DAFTAR PUSTAKA Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Abubakar Abdullah, dkk. 2011. Modul PLPG Hythecker, V.I., Dansereau, D.F. and
Penelitian Tindakan Kelas (Diklat Rocklin, T.R. (1988) An analysis
PLPG Sertifikasi Guru). Ternate. of the processes influencing the
Agus Wibowo, Purnama Sigit. 2013. structured dyadic learning
Pendidikan Karakter di Perguruan environment, Educational
Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Psychologist 23: 23-37.
Belajar. Kirana Krisna, Susanah, 2013. Penerapan
Arikunto Suharsimi, 2016. Dasar-dasar Model pembelajaran Kooperatif
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. tipe Murder pada
Bumi Aksara. persamaan garis lurus.
Arikunto Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Penelitian Tindakan Kelas Jurusan
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Matematika, FMIPA, Unesa. [File
Aksara. PDF_didownload Pada Rabu,
Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur 15/06/2016].
Penelitian Suatu Masriyah. 2007. Modul 9 Penyusunan Non-
Pendekatan Praktek. Edisi Tes. Surabaya: Unesa University
Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Press.
Cipta. McCafferty, S.G. dkk. 2006. Cooperative
Emzir. 2015. Metodologi Penelitian Tindakan Learning and Second Language
Kuantitatif dan Kualitatif; Edisi Teaching. Cambridge: Cambridge
Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. University Press.
Jacobs, G. M., dkk. 1997. Co- McIsaac, Dan. 1996. Introduction to Action
operative Research. http://www.physics.
Nau.edu/-danmac[Akses: 09/11/16 Orientasi Nos. Makalah disajikan
] dalam seminar SMA Negeri 2
Miftahul Huda. 2011. Cooperatif Learning; Semapura, Pada tanggal 27
Metode, Teknik, Struktur dan Desember 2006 di Semapura.
Model Terapan. Yogyakarta: Diunduh dari
Pustaka Pelajar. http://www.freewebs.com.[Akses:
Muhibbin Syah. 2015. Psikologi Belajar. 25 Juli 2016]
Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistik edisi
Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln. ke-6. Bandung: Tarsito.
1997. Handbook Of Qualitaive Trianto.2009.Model–Model Pembelajaran
Research.New Delhi, India: Sage Inovatif Berorientasi
Publication. Pvt. Ltd. Konstruktivistik.
O’Brien, Rory. 1998. An Overview of the Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Methodological Approach of Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang
ActionResearch.http://www.web.ne Sistem Pendidikan Nasional.
t/-robrien/papers/arfinal.html
[09/11/2016].
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
Kurikulum untuk Satuan
Pendidikan. Jakarta :
Depdiknas
Peraturan Menteri No.41 Tahun 2007
Piaget, J. (1980) Experiments in contradiction,
Chicago: University of Chicago
Press.
Pramana Nanda Atmaja. 2016. Evaluasi
Belajar Mengajar. Yogyakarta:
Diva Press
Sagala, H. S. 2008. Konsep dan makna
pembelajaran; Untuk membantu
memecahkan problematika belajar
dan mengajar. Bandung: Alfabeta.
Saija, Louise M. 2010.
Pembelajaran Berbasis Masalah
dengan Model Kooperatif Murder
untukMeningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa SMA [Online].
http://abstrak.digilib.upi.Edu/Direkt
ori/TESIS/PENDIDIKAN_MATE
MATIKA/0808644_%20LOUISE
%20M.%20SAIJA/T_MTK\_0808
644_Chapter2. pdf [Akses: 20 Juni
2016].
Santyasa. 2006. Pembelajaran Inovatif: model
Kolaboratif, berbasis proyek dan

Potrebbero piacerti anche