Amita Indah Sitomurni Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
ABSTRACT
Environment is now an important global current issue and as a factor that
must be considered in the implementation of Indonesian national development. Entering globalization era, the condition of environment will be one of the parameters required for a country to be accepted in the world free trade community. Instead, a country with bad environment can therefore be charged for a penalty, such as a limited export quota. For that reason, starting now, Indonesia should improve their environmental condition by implementing a good environmental management in order to attain the standard of a good environment. If Indonesia cannot achieve this goal, Indonesia will be used by other countries as their big market, without the ability of Indonesia to export their products. If the standard has been fulfilled, Indonesia can be part of the world free trade community in which this is a benefit for Indonesia itself. Without lowering the pace of development growth, national development through holistic environmental management would be a proper program to implement. This program is considering the impact of development to the environment and this program was commencing by the Indonesian government since 1970. However, it seems that the holistic environmental development has not been running smoothly, especially at the soft sides of development, such as people awareness, environmental law, law enforcement, arbitrary committee, community development, environmental information including people rights to get those information, the role of non-government organization, etc.By considering the importance of environmental development in a holistic way to fulfill the globalization requirements, this paper would be focused on the factors that may inhibit the national development. Those are factors that affect sustainability of environmental functions. Solution to the problems may also generally be described.
Keywords. : environmental management holistic
I. PENDAHULUAN pengelolaan lingkungan hidup adalah
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan Pengelolaan lingkungan hidup di penataan, pemanfaatan, pengembang- Indonesia baru digalakkan kira-kira sejak an, pemeliharaan, pemulihan dan tahun tujuh puluhan, dimana tujuan dari pengendalian lingkungan hidup. Karena
Sitomurni, A. I, 2006 219
lingkungan hidup merupakan hajat hidup dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, setiap anggota masyarakat maka yaitu melalui: pemerintahpun menyadari bahwa keberhasilan pengelolaan lingkungan a. Pendekatan produksi bersih hidup akan sangat ditentukan oleh (pencegahan pencemaran), yaitu keterlibatan seluruh lapisan masyarakat. upaya untuk meminimasi limbah. Kondisi awal pada era tahun delapan b. Penanggulangan pencemaran, yang puluhan sebagaimana tercantum dalam dimaksudkan untuk mengolah limbah Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor agar pada saat dibuang limbah 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- tersebut aman bagi lingkungan ketentuan Pokok Pengelolaan dengan dipenuhinya persyaratan Lingkungan Hidup, secara tegas baku mutu. mengakui peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Akan tetapi arti kata peran serta disini lebih berarti Jelas terlihat bahwa pembangunan kesukarelaan yang dianggap kurang berwawasan lingkungan telah menjadi sesuai dengan harapan keterlibatan program universal yang mutlak untuk masyarakat dalam pengelolaan dilaksanakan dan menjadi tanggung lingkungan. Padahal, keterlibatan jawab bersama seluruh lapisan masyarakat dalam pengelolaan masyarakat demi menjaga kelestarian lingkungan hidup harus mencakup dalam lingkungan. pengertian yuridis, yaitu keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan. 2. PERMASALAHAN Akhirnya perwujudan keinginan ini kemudian dicantumkan dalam Pasal 5 Sampai saat ini masih banyak ayat (2) dan Pasal 38 ayat (1) Undang- sekali dijumpai pelaksanaan undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pembangunan nasional yang belum Pengelolaan Lingkungan Hidup, sebagai mempertimbangkan lingkungan; baik pengganti Undang-undang Nomor 4 mulai dari tata kota / ruang yang tidak Tahun 1982. terencana, tidak dibangunnya sarana pengolah limbah yang terintegrasi Berdasarkan Konferensi Stockholm dengan pembangunan pabrik, pada tahun 1982, terjadi perubahan pada penebangan hutan tanpa reboisasi, prinsip bidang lingkungan hidup, yaitu sampai dengan eksploitasi hewan perubahan cara pandang terhadap maupun tanaman langka secara kegiatan pembangunan dengan berlebihan tanpa memikirkan dimasukkannya (internalisasi) aspek pelestariannya. ingkungan kedalam seluruh kegiatan pembangunan. Hal ini dimaksudkan agar Telah dicoba menginventarisasi pembangunan tetap mempertimbangkan akar beberapa masalah dalam dampaknya pada lingkungan, yang pelaksanaan pembangunan nasional sebenarnya untuk kebaikan pelaku yang berwawasan lingkungan, pembangunan juga. Lingkungan tidak lagi diantaranya yaitu: Bertambahnya jumlah dianggap sebagai tempat sampah hasil samping kegiatan pembangunan (tempat limbah karena pertambahan penduduk pembuangan limbah / pencemar), akan dan dengan sendirinya meningkatnya tetapi merupakan lingkungan yang aktifitas. Tanpa pengelolaan sekaligus mendukung kegiatan lingkungan hidup yang baik, yang pembangunan. Maka dari itu perlu memperhatikan pengelolaan limbah diupayakan keseimbangan lingkung-an agar seluruh kegiatan pembangunan yang dihasilkan, akan berakibat pada
220 Pembangunan Lingkungan......... J. Tek. Ling. PTL -BPPT. 7(3): 219-226
penurunandaya dukung dan kualitas 3.1.Kebijakan dan Strategi Pemerintah lingkungan. Diperlukan perhatian dari • Kurangnya budaya pemerintah untuk lebih mengembangkan mempertimbangkan lingkungan dalam dan menerapkan kebijakan nasional serta segala aspek kegiatan pembangunan, strategi yang tepat dalam pengelolaan dan ini akan berakibat pada rendahnya lingkungan meskipun pada dasarnya kepedulian pelaku pembangunan dan telah cukup banyak kebijakan maupun masyarakat atas lingkungan hidup. strategi yang dibuat pemerintah. • Belum tegaknya hukum Pelaksanaan pembangunan lingkungan. berkelanjutan yang berwawasan • Kurangnya pemasyarakatan lingkungan dapat dilakukan melalui informasi lingkungan. Hal ini merupakan program produksi bersih (cleaner kendala potensial untuk mewujudkan production) dan penerapan teknologi akses masyarakat terhadap informasi bersih (clean technology). Program lingkungan hidup (Santosa, 1999). tersebut bisa dicapai melalui prinsip 4, Santosa mengungkapkan bahwa masih yaitu pengurangan limbah (reduce), dominannya paradigma berpikir pro penggunaan kembali (reuse), daur ulang 'Status Quo' dari pada 'Pemberdayaan (recycle) dan pengambilan kembali (recovery). Masyarakat' dikalangan birokrasi sehingga berpengaruh kepada pengaktualisasian informasi lingkungan Menurut Kusnoputranto (1999), untuk masyarakat. kebijakan-kebijakan pemerintah yang telah dan sedang dikembangkan dalam 3. PEMBAHASAN pengelolaan lingkungan saat ini diantaranya adalah : Beberapa kemungkinan • Pemilihan lokasi pembangunan yang sesuai penyelesaian masalah dalam dengan penataan ruang pelaksanaan pembangunan nasional • Pengurangan produksi limbah pada berwawasan lingkungan tersebut diatas, sumbernya (waste minimisation) adalah dengan meninjau dan • Pencegahan pencemaran (pollution memperbaiki perangkat-perangkat yang prevention) dapat dimanfaatkan. Dalam tulisan ini • Pengolahan Limbah (waste treatment) hanya beberapa perangkat penting saja • Penetapan baku mutu / standardisasi yang akan dijelaskan, yang diperkirakan lingkungan secara signifikan dapat menyelesaikan • Penerapan teknologi produksi bersih permasalahan pembangunan nasional. (clean technology) dalam pengelolaan Secara garis besar perangkat-perangkat lingkungan hidup tesebut dapat digolongkan menjadi • Rehabilitasi dan pelestarian perangkat keras (teknologi pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan dan pengolahan limbah, standarisasi hidup pengelolaan lingkungan) dan perangkat • Pengembangan kelembagaan, lunak (kebijakan dan strategi pemerintah, termasuk pemberian otonomi dalam pendidikan dan pemberdayaan pengelolaan lingkungan hidup dan masyarakat, penegakan hukum meningkatkan keterlibatan masyarakat lingkungan, informasi lingkungan serta serta kemampuan sumberdaya organisasi dan komisi lingkungan hidup manusia dalam mengelola lingkungan independen). Masing-masing perangkat hidup tersebut akan diuraikan secara ringkas di • Peningkatan kerjasama internasional di dalam sub bab-sub bab berikut ini. bidang lingkungan hidup
Sitomurni, A. I, 2006 221
Sedangkan program-program diterapkan. Ini bukan berarti semua pengendalian pencemaran lingkungan kegiatan pembangunan yang di'embel- yang telah dikembangkan pemerintah embeli' kata-kata berwawasan lingkungan melalui Kantor Menteri Negara dengan sendirinya akan dengan mudah Lingkungan Hidup / Bapeda diantaranya terus berjalan. Tetapi, arti dari adalah: Program Kali Bersih (Prokasih), pembangunan berwawasan lingkungan Program Peningkatan Kinerja adalah kegiatan-kegiatan pembangunan Perusahaan (Proper Prokasih), Program yang memang memperhatikan Langit Biru (Blue Sky Program), Program lingkungan. Misalnya dengan melakukan Pelabuhan Bersih (Bandar Indah), dll. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam feasibility study sebelum Dalam melaksanakan kebijakan pelaksanaan kegiatan pembangunan pemerintah tersebut dibutuhkan strategi suatu industri. Prinsip-prinsip teknologi nasional untuk tercapainya keberhasilan produksi bersih, yang meliputi pemilihan pelaksanaan program pemerintah dalam bahan-bahan dasar dan proses produksi pengelolaan lingkungan, misalnya: yang ramah lingkungan, harus segera disosialisasikan dan diterapkan dengan tegas. Begitu juga dengan pembangunan • Pengelolaan lingkungan dilaksanakan sarana pengolahan limbah yang melalui proses kemitraan dengan cara terintegrasi dengan proses produksi memberdayakan masyarakat dalam maupun yang berdiri sendiri seharusnya keterlibatannya pada pembangunan diperbanyak. yang berwawasan lingkungan. • Membuat dan memasyarakatkan peraturan-peraturan serta program- 3.3. Pendidikan dan Pemberdayaan program dalam pengelolaan Masyarakat lingkungan, khususnya pengelolaan limbah. Karena keterlibatan masyarakat • Memasyarakatkan dan sangat diharapkan dalam pengelolaan mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan, maka pemberdayaan limbah melalui prinsip 4R tersebut masyarakat harus ditingkatkan. Di dalam diatas. artikelnya, Silalahi (1999) menguraikan keterlibatan masyarakat dalam proses Pemasyarakatan kebijakan dan AMDAL. Pada pasal 22 ayat (3) strategi pemerintah tentang pengelolaan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 menyatakan bahwa keterlibatan lingkungan hidup sangat penting untuk masyarakat ini diperlukan untuk: disebarluaskan secara intensif, sehingga masyarakat lambat laun akan menyadari betapa pentingnya lingkungan hidup yang • Membantu proses pengambilan nyaman bagi mereka. keputusan dalan bentuk: keberatan, pendapat atau cara lain yang diatur 3.2. Teknologi Lingkungan dalam ketentuan perundang-undangan, yaitu disampaikan saran tertulis maupun lisan kepada Komisi baik Teknologi lingkungan, yang antara ditingkat Pusat (Pasal 17) dan di lain mencakup produksi bersih dan daerah (Pasal 18). pengolahan limbah, memainkan peranan • Membantu menilai standardisasi yang sangat penting untuk diterapkan (AMDAL) dalam proses evaluasi. dalam pengelolaan lingkungan hidup. • Perumusan kebijakan lingkungan Semua jenis teknologi pembangunan hidup. industri harus sudah mempertimbangkan pelestarian lingkungan pada saat akan
222 Pembangunan Lingkungan......... J. Tek. Ling. PTL -BPPT. 7(3): 219-226
• Pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa pengelolaan lingkungan kepada pihak keterlibatan masyarakat dilakukan yang berwenang. Salah satu contoh baik sebagai individu maupun kelompok yang menunjukkan keterlibatan masyarakat. Bentuk keterlibatan masyarakat dalam perlindungan dilakukan dengan, antara lain: lingkungan adalah diberhentikan- • Mengembangkan budaya bersih sementaranya operasi pabrik pulp PT. Inti lingkungan hidupnya Indo Rayon. Limbah dari pabrik pulp ini • Kegiatan penyuluhan mencemari lingkungan sekitar pabrik. • Bimbingan di bidang lingkungan Apabila pabrik telah menjalankan hidupnya feasibility study pembangunannya dan komitmen dari pengusaha untuk menjalankannya, yang dengan sendirinya Pasal 7 ayat (2) merumuskan memenuhi persyaratan Analisa Mengenai tata cara keterlibatan masyarakat, Dampak Lingkungan, maka hal ini tidak antara lain: akan terjadi.
• Meningkatkan kemandirian Pendidikan masyarakat mengenai
keberdayaan masyarakat dan 'sadar lingkungan' maupun pengelolaan kemitraan lingkungan hidup yang benar sangat • Menumbuhkembangkan kemampuan dibutuhkan dan perlu digalakkan. dan kepeloporan masyarakat Pendidikan tersebut dapat berbentuk • Menumbuhkan ketanggapsegeraan pelatihan, penyebaran leaflet dan booklet masyarakat untuk melakukan maupun iklan layanan masyarakat. pengawasan sosial • Memberikan saran dan pendapat 3.4. Standardisasi Lingkungan • Menyampaikan informasi dan / atau menyampaikan laporan Penentuan dan penerapan standar-standar pengelolaan lingkungan Peraturan yang cukup menarik mempunyai kepentingan tersendiri. dalam pemberdayaan masyarakat ini Standar diperlukan bagi proses adalah dilindunginya hak-hak masyarakat pengambilan keputusan tentang seperti dituangkan dalam Pasal 9. pelaksanaan rencana usaha atau Dikatakan bahwa dalam menetapkan kegiatan yang diperkirakan mempunyai kebijakan pengelolaan lingkungan, dampak terhadap lingkungan hidup. nilai-nilai agama, adat istiadat dan Standardisasi lingkungan harus didukung nilai-nilai yang hidup dalam oleh suatu kualitas pelaksanaan yang masyarakat harus dipertimbangkan. baik dan pemanfaatan informasi hasil Hal ini dimaksudkan bahwa dalam standardisasi yang efektif. pengelolaan lingkungan dan penataan ruang, potensi, aspirasi dan kebutuhan Sesuai dengan Peraturan serta nilai-nilai yang tumbuh dan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 berkembang dimasyarakat harus bahwa pengembangan AMDAL sebagai diperhatikan. salah satu standar lingkungan, harus mengarah kepada upaya peningkatan Keterlibatan masyarakat dalam kualitas dan hasil pelaksanaan AMDAL. pengelolaan lingkungan telah dijamin Dalam pelaksanaannya, keterlibatan secara hukum, sehingga masyarakat masyarakat merupakan instrumen dapat menyampaikan hal-hal yang pengawasan rencana kegiatan. Jadi tetap meyimpang dan tidak benar dari diperlukan keterbukaan dalam pelaksanaan pembangunan nasional dan pelaksanannya.
Sitomurni, A. I, 2006 223
Ada beberapa standar lingkungan 3.6. Organisasi dan Komisi lainnya seperti ISO 14000 yang sudah Lingkungan Hidup Independen baku, tetapi bukan tidak mungkin akan banyak lagi dihasilkan standar-standar Lembaga Swadaya Masyarakat lain yang lebih spesifik penggunaannya, (LSM) dibidang lingkungan hidup, yang misalnya untuk keperluan lingkungan kemudian lebih dikenal sebagai yang lebih spesifik juga. Organisasi Lingkungan Hidup adalah lembaga independen, juga dapat 3.5. Hukum Lingkungan membantu masyarakat dalam pengawasan lingkungan yang sudah Perangkat hukum dalam rangka didukung oleh perangkat hukum. pengelolaan lingkungan di Indonesia Organisasi ini dapat pula berfungsi telah cukup memadai, tetapi pada sebagai kontrol pemerintah. kenyataannya masih banyak masalah yang ditimbulkan pelaku pembangunan Selain Organisasi Lingkungan yang berdampak sangat buruk pada Hidup, diperlukan juga semacam Komisi lingkungan hidup. Belum sadarnya Lingkungan Hidup yang independen pelaku pembangunan (termasuk industri) (O'Connor, 1999), dimana Komisi ini akan pembangunan berkelanjutan yang berbeda dari Lembaga Pengadilan dan berwawasan lingkungan, harus diatasi. mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Misalnya dengan memberikan pengertian bahwa dengan tidak membangun sarana • Mempunyai bentuk dan prosedur pengolahan limbah di pabrik yang pelayanan yang sederhana. didirikan, memang dalam jangka pendek • Bertujuan untuk membantu pemerintah pabrik relatif akan mendapatkan membuat keputusan yang lebih baik keuntungan, sedangkan limbah belum dan benar. terlalu mencemari lingkungan. Tetapi • Cenderung kooperatif, tidak dalam jangka panjang, limbah yang bermusuhan. dibuang ke lokasi sekitar pabrik akan • Berhak mengkaji ulang substansi melampaui ambang batas yang Keputusan Pemerintah, meskipun diperbolehkan dan akan merusak harus memperhatikan dan melihat lingkungan. Hal ini sangat nerugikan seluruh aspek Keputusan Asli Instansi/ masyarakat. Kebijakan Pemerintah tersebut.
Law enforcement (penegakan Tanpa kewenangan bagi Komisi
hukum) menjadi sangat penting dalam Lingkungan Hidup Independen, maka penerapan hukum lingkungan. Komisi ini tidak akan bermanfaat. Untuk Diharapkan program penegakan hukum itu sangat diperlukan bahwa Komisi ini akan berdampak luas, misal: menjadi Lingkungan Hidup ini mempunyai tertibnya tempat-tempat yang melakukan kewenangan sehingga dapat menjadi pengolahan limbah karena akan ada kontrol sosial bagi instansi pemerintah. hukuman yang berlaku seandainya ada Kewenangan ini dapat merupakan pengingkaran terhadap hukum wewenang untuk mengkritik, memberikan lingkungan itu sendiri. masukan dan meminta instansi pemerintah untuk mempertimbangkan Masyarakat juga akan merasa kembali keputusan-keputusan yang takut dan dengan sendirinya akan berkaitan dengan peraturan. Misalnya mengikuti peraturan-peraturan yang wewenang untuk meninjau kembali ditetapkan. keputusan instansi pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian,
224 Pembangunan Lingkungan......... J. Tek. Ling. PTL -BPPT. 7(3): 219-226
wewenang untuk memberikan masukan masyarakat atas informasi lingkungan sebagai bahan pengganti keputusan asli merupakan faktor penentu berberadaan pemerintah, terutama apabila ternyata keterlibatan masyarakat yang berkualitas keputusan pemerintah tidak dapat dan efektif. Hal ini sebagai aktualisasi menyelesaikan permasalahan yang ada. dari transparansi / keterbukaan dalam Komisi juga berharap mempunyai konteks kebijakan publik. kewenangan untuk menggunakan berbagai metode dalam penyelesaian Akses masyarakat terhadap suatu masalah, misalnya: penyusunan informasi telah diakui dan dijamin konferensi mediasi atau konsiliasi, dalam instrumen (internasional) Hak mengupayakan informasi tambahan dari Azazi Manusia, perlindungan organisasi atau individu yang lingkungan dan oleh berbagai konstitusi mengajukan keberatan dan mencari pendapat eksternal yang independen. serta perundang-undangannasional. Misalnya dalam Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 Telah diutarakan sebelumnya tentang Pengelolaan Lingkungan bahwa Komisi ini bertujuan untuk Hidup, menyebutkan “Setiap orang membantu pemerintah membuat mempunyai hak atas informasi keputusan yang lebih baik dan benar lingkungan hidup yang berkaitan dan meningkatkan kualitas dengan peran dalam pengelolaan pengambilan keputusan dalam lingkungan hidup”. Sedangkan Pasal 6 penyediaan layanan-layanan dan ayat (2) menyebutkan “Setiap orang yang program-program pemerintah. Selain melakukan usaha dan / atau kegiatan itu Komisi ini juga dapat menciptakan berkewajiban memberikan informasi yang suasana kondusif dimana kajian ulang benar dan akurat mengenai pengelolaan administratif dipandang secara positif lingkungan hidup”. sebagai suatu cara peningkatan pemberian layanan dan program- Informasi lingkungan hidup dapat program kepada masyarakat. berupa data, keterangan atau informasi lain yang berkenaan dengan pengelolaan Sebagai contoh adalah Komisi lingkungan hidup. Menurut sifat dan (tribunal) yang terdapat di negara tujuannya, informasi ini memang bersifat bagian New South Wales (NSW), terbuka untuk diketahui masyarakat, Australia, dimana O'Connor adalah seperti misalnya dokumen AMDAL, ketuanya. Anggota Komisi adalah ahli- laporan dan evaluasi hasil pemantauan ahli hukum sebagai anggota biasa, lingkunganhidup, baik pemantauan anggota seniornya kadang-kadang penaatan maupun pemantauan hakim dan ketua Komisi (tribunal) pada perubahan kualitas lingkungan hidup dan rencana tata ruang. Jadi, masing-masing umumnya adalah para hakim. Komisi anggota masyarakat mempunyai hak dan dapat mempunyai aturan organisasi sekaligus kewajiban untuk mendapatkan dan personalia tersendiri. dan memberikan informasi tentang lingkungan hidup secara benar. Akses 3.7. Informasi Lingkungan Hidup atas informasi ini bersifat universal, artinya ada perlindungan yang menjamin Informasi merupakan sarana hak untuk menyatakan dan penting dalam penyediaan data dari mengungkapkan pendapat dan dan akses data oleh masyarakat atau mendapatkan informasi melalui berbagai pemerintah. Akses masyarakat upaya dan cara tanpa terhadap informasi atau hak mempertimbangkan batas negara.
Sitomurni, A. I, 2006 225
4. KESIMPULAN Diharapkan kemungkinan- kemungkinan penyelesaian yang Pengelolaan lingkungan hidup disampaikan diatas dapat menambah perlu mendapatkan perhatian khusus dari masukan bagi pertimbangan pemerintah. Diperlukan kebijakan dan penyelesaian masalah pengelolaan strategi pemerintah yang tepat dalam lingkungan hidup. pelaksanaan pembangunan nasional untuk menjamin peningkatan kualitas DAFTAR PUSTAKA hidup manusia dan untuk tetap menjaga kemampuan daya dukung lingkungan. 1. Kusnoputranto, H., 1999; Kebijakan Pembangunan nasional yang dan Strategi Pengelolaan Limbah berwawasan lingkungan secara dalam Menghadapi Tantangan menyeluruh (holistic) merupakan Global, Seminar Nasional Teknologi kepentingan bersama masyarakat Pengolahan Limbah dan Pengelolaan Indonesia, maka pelaksanaannya harus Lingkungan, BPPT, Jakarta. dilakukan secara terpadu yang melibatkan setiap pelaku pembangunan, 2. O'Connor, Kevin, 1999; Mengkaji Ulang (review) Keputusan-keputusan baik pemerintah, masyarakat maupun Pemerintah, Lokakarya Hak Atas industri dan memperhatikan faktor-faktor hard maupun soft sides nya. Informasi Lingkungan, Bapedal-ICEL- PIAC-LKBN Antara, Jakarta. 3. Santosa, Mas A., 1999; Dasar Melihat perbandingan yang tak Pemikiran Hak Publik atas Informasi seimbang antara banyaknya Lingkungan dan Relevansi bagi permasalahan lingkungan, terbatasnya Pengembangannya di Indonesia, sarana dan prasarana pengelolaan Lokakarya Hak Atas Informasi lingkungan yang disertai kurangnya Lingkungan, Bapedal-ICEL-PIAC- kesadaran masyarakat, maka masih LKBN Antara, Jakarta. banyak 'pekerjaan rumah' yang harus diselesaikan oleh seluruh lapisan 4. Silalahi, Daud M., 1999; Peran Serta masyarakat Indonesia untuk Masyarakat dalam Proses AMDAL, mendapatkan lingkungan hidup yang Lokakarya Partisipasi Masyarakat sehat dan nyaman. dan Keterbukaan Informasi dalam proses AMDAL, BAPEDAL-CEPI, Jakarta.
226 Pembangunan Lingkungan......... J. Tek. Ling. PTL -BPPT. 7(3): 219-226