Sei sulla pagina 1di 9

e-ISSN 2528-7109

p-ISSN 1978-3000

Pengaruh Pemberian Pakan Flushing dan Non Flushing terhadap Intensitas


Birahi dan Angka Kebuntingan Induk Sapi Potong

The Effects of Flushing and Non Flushing on Oestrous Intensity and Conception of the Cow

N. Rohmah, Y. S. Ondho dan D. Samsudewa

Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro


Kampus drh. R. Soedjono Koesoemowardjojo Tembalang Semarang 50275
Email : nurrohmah68@gmail.com ; daudreproduksi@gmail.com

ABSTRACT

The aim of this research was to determine the effect of flushing and non-flushing on oestrous intensity and
conception of the cow. There were 22 cows (12 SimPO, 10 LimPO) which were given the flushing treatment and
27 cows were given the non-flushing treatment. Treatments applied were T0 (Pennisetum purpurium + rice straw
± 30 kg), T1 (Pennisetum purpurium + rice straw ± 30 kg + concentrate 2 kg / head / day). The results showed
that the score of vulva change, behavior and uterus erection of the cow which were given the flushing and non-
flushing treatments respectively were 3; 2; 2; meanwhile the score of mucus secretion change of cow which were
given the flushing treatment was 1 and non-flushing treatment was 1.5. The oestrous intensity of the cow which
were given the flushing treatment have not shown clear performance on oestrous phase. The flushing treatment
also did not give significant effect on the conception of the cow.

Key words: cow, flushing, oestrous intensity, and conception.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas birahi dan angka kebuntingan induk sapi potong yang diberi
perlakuan flushing dan non flushing. Sebanyak 22 ekor induk sapi potong (12 ekor induk sapi SimPO, 10 ekor
induk sapi LimPO) yang di flushing dan 27 ekor induk sapi potong (14 ekor induk sapi SimPO, 13 ekor induk
sapi LimPO) yang diberi perlakuan non flushing. Perlakuan yang diujikan adalah T0 (rumput gajah+ jerami
padi±30 kg) dan T1 (rumput gajah+ jerami padi ±30kg+ konsentrat 2kg/ekor/hari). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa skor perubahan vulva, tingkah laku dan ereksi uterus induk sapi potong yang diberi
perlakuan flushing dan non flushing berturut-turut adalah 3; 2; 2 sedangkan skor perubahan sekresi lendir induk
sapi potong yang diberi perlakuan flushing 1 dan non flushing yaitu 1,5. Intensitas birahi induk sapi potong yang
diberi perlakuan flushing belum memperlihatkan penampilan jelas pada fase birahi. Perlakuan flushing juga tidak
berpengaruh nyata terhadap angka kebuntingan induk sapi potong.

Kata kunci: induk sapi potong, flushing, intensitas birahi, dan angka kebuntingan.

PENDAHULUAN Kesehatan Hewan, 2015). Berbagai cara


telah dilakukan oleh pemerintah untuk
Sapi potong merupakan salah satu
meningkatkan populasi sapi potong salah
komoditas peternakan penghasil daging
satunya melalui program impor indukan
yang mempunyai potensi untuk
bunting agar mampu menghasilkan bibit
dikembangkan. Populasi ternak sapi
bakalan yang berkualitas serta produktivitas
potong mengalami peningkatan sebesar
meningkat sehingga kebutuhan daging sapi
5,21% dari 14,74 juta ekor pada tahun 2014
potong dapat tercukupi.
menjadi 15,49 juta pada tahun 2015, akan
Faktor penyebab rendahnya populasi
tetapi kondisi tersebut belum mampu
dan produktivitas sapi potong sebagian
mencukupi kebutuhan daging sapi dalam
besar dipengaruhi oleh tatalaksana
negeri (Direktorat Jenderal Peternakan dan

290 | Pemberian Pakan Flushing dan Non Flushing terhadap Intensitas Birahi (Rohmah et al., 2017)
e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

pemberian pakan dan perawatan kurang Materi yang digunakan dalam


baik. Kualitas pakan yang kurang tercukupi penelitian 22 ekor induk sapi potong (12
untuk induk sapi potong akan menekan laju ekor induk sapi SimPO, 10 ekor induk sapi
pertambahan bobot produktivitas menurun LimPO) yang di-flushing dan 27 ekor induk
serta fungsi organ reproduksi terganggu. sapi potong (14 ekor induk sapi SimPO, 13
Pakan yang diberikan pada ternak berupa ekor induk sapi LimPO) yang diberi
konsentrat dan hijauan yang mana perlakuan non flushing milik kelompok tani
ketersediaan hijauan mengalami penurunan ternak. Pemilihan induk sapi potong
terutama pada waktu musim kemarau. berdasarkan kondisi fisiologis yaitu tidak
Berdasarkan kebutuhan bahan pakan ternak sedang bunting, telah mencapai pubertas
dapat tercukupi dari jerami padi, akan tetapi serta dewasa tubuh (≥ 18 bulan) dengan
kebutuhan energi rendah hal ini disebabkan bobot badan 300-500 kg, sehat,
oleh kandungan serat kasar jerami padi reproduktivitas secara fisiologis normal
yang sangat tinggi. Oleh sebab itu minimal melahirkan 1 kali. Induk sapi
diperlukan suplementasi berupa pakan yang potong diberi pakan sesuai dengan
mengandung nutrisi cukup untuk kebiasaan peternak (T0) dan pakan
mendukung produksi maupun perbaikan tambahan berupa konsentrat rumput gajah
reproduksi induk sapi potong. dan jerami padi ± 30 kg + konsentrat 2
Salah satu metode pemberian pakan kg/ekor/hari (T1).
pada induk sapi potong adalah metode Parameter yang diamati untuk
flushing. Flushing merupakan metode untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan
memperbaiki kondisi tubuh ternak melalui secara flushing dan non flushing pada induk
perbaikan pakan sehingga ternak siap untuk sapi potong adalah intensitas birahi dan
melakukan proses reproduksi, antara lain angka kebuntingan. Pengamatan parameter
bunting, beranak dan menyusui pedet. intensitas birahi induk sapi potong
Perbaikan kondisi tubuh pada induk sapi berdasarkan pemberian skor dengan interval
potong sebelum dikawinkan dapat 1-3 (skor 1 kurang jelas, skor 2 jelas dan
mengoptimalkan proses reproduksi ternak skor 3 sangat jelas) terhadap induk sapi
sehingga dapat mengurangi angka kawin potong yang menampakkan birahi. Angka
berulang. kebuntingan ditentukan berdasarkan hasil
diagnosis kebuntingan melalui palpasi
MATERI DAN METODE rektal (PKB) oleh inseminator dalam waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan 3 bulan setelah inseminasi buatan.
September 2015- Februari 2016 di Data intensitas birahi yang sudah
kelompok tani ternak (KTT) Kabupaten diperoleh kemudian diuji dengan uji median,
Magelang. Analisis proksimat dilaksanakan angka kebuntingan menggunakan analisis
di Laboratorium Ilmu Nutrisi Pakan, chi-square.
Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro, Semarang.

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 12 No. 3 Juli-September 2017 | 291


e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

Perhitungan intensitas birahi Kandungan nutrisi pakan flushing


menggunakan uji median dengan rumus dan non flushing induk sapi potong dapat
sebagai berikut : dilihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1 bahwa
pemberian pakan non flushing yang terdiri
n
n ad −bc − 2
X2 hit = 2
a +b c +d a +c (b +d )
dari rumput gajah dan jerami kandungan
TDN dan protein kasarnya rendah
Perhitungan angka kebuntingan sedangkan serat kasarnya tinggi. Hal ini
menggunakan uji chi-square (X2) dengan dimungkinkan pengaruh lama pemotongan
rumus sebagai berikut : hijauan tersebut. Rumput gajah dipanen
2 pada saat umur 90 hari setelah tanam
(O-E)
χ2 hit = sedangkan jerami padi diberikan pasca
E
pengambilan hasil utama padi. Djajanegara
Keterangan :
(1998) menyatakan bahwa semakin tua
O : nilai observasi yang telah didapatkan
umur tanaman pada saat pemotongan, maka
E : nilai harapan yang telah didapatkan
semakin berkurang kadar protein dan serat
HASIL DAN PEMBAHASAN kasarnya semakin tinggi.

Tabel 1. Perbandingan kandungan nutrisi induk sapi potong yang di-flushing dan non
flushing
Kandungan nutrien
Bahan Pakan BK PK TDN LK SK
……………………………………%................................................
Flushing
Konsentrat 11,76 15,29 70,52 7,49 20,76
Rumput 26,37 10,02 46,66 0,77 40,71
gajah 26,84 6,87 46,83 1,85 40,15
Jerami padi
Non flushing
Rumput 26,37 10,02 46,66 0,77 40,71
gajah 26,84 6,87 46,83 1,85 40,15
Jerami padi
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Ilmu Nutrisi Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Diponegoro, Semarang

Pemberian pakan secara flushing sebesar 7% (National Research Council,


dapat meningkatkan kandungan nutrien PK 2000). Sutiyono et al. (1999) menyatakan
dan TDN dibandingkan pakan secara non bahwa kualitas pakan khususnya protein
flushing. Peningkatan PK dan TDN merupakan perangsang yang baik untuk
digunakan ternak sebagai energi untuk terjadinya ovulasi. Rendahnya kualitas
produksi maupun memperbaiki aktifitas pakan dalam tiga bulan awal setelah
reproduksi induk sapi potong. Aktifitas beranak terutama kandungan protein kasar
reproduksi pada induk sapi potong (PK) merupakan penyebab tidak
membutuhkan kandungan protein kasar optimalnya periode birahi. Nutrisi ternak

292 | Pemberian Pakan Flushing dan Non Flushing terhadap Intensitas Birahi (Rohmah et al., 2017)
e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

dalam jumlah dan kualitas yang cukup akan Intensitas Birahi Induk Sapi Potong
menjamin kelangsungan fungsi-fungsi Berdasarkan penelitian yang telah
dalam tubuh ternak termasuk fungsi dilakukan didapatkan hasil bahwa pada saat
reproduksi. Menurut Toelihere (1981) birahi berlangsung induk sapi potong yang
bahwa kebutuhan reproduksi tidak akan di flushing dan non flushing tidak
terganggu apabila kebutuhan nutrisi untuk menunjukkan perbedaan yang nyata dengan
kebutuhan hidup pokok sudah terpenuhi. rata-rata skoring intensitas tampilan birahi
sama.

Tabel 2. Nilai median skor intensitas birahi induk sapi potong


Intensitas Tampilan Birahi
Perlakuan Tingkah Ereksi
Vulva Lendir Laku Uterus
Flushing 3 1,5 2 2
Non Flushing 3 1 2 2
Keterangan : Skor 1 : tidak menunjukkan tanda-tanda birahi; skor 2 : menunjukkan tanda-tanda birahi namun
kurang jelas; skor 3 : menunjukkan tanda-tanda birahi dengan jelas

Perubahan Vulva flushing. Pakan merupakan faktor yang


Berdasarkan Tabel 2, skor sangat berpengaruh terhadap reproduksi,
perubahan vulva induk sapi potong SIMPO kekurangan protein menyebabkan
maupun LIMPO yang diberi perlakuan timbulnya birahi yang lemah, silent heat,
flushing dan non flushing sama yaitu 3 anestrus, dan kawin berulang (Prihatno et
(Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa al., 2013).
penampilan perubahan vulva induk sapi Perubahan vulva pada fase estrus
potong yang diberi perlakuan flushing dan disebabkan karena meningkatnya hormon
non flushing terlihat sangat jelas pada fase estrogen, yang memicu detak jantung
birahi dengan tampilan vulva yang relatif sehingga jantung memompa darah secara
sama. Perubahan vulva tersebut disebabkan berlebihan akibatnya terjadi peningkatan
oleh pengaruh hormon estrogen yang suplai darah ke organ genital. Skor
dihasilkan oleh sel-sel yang membentuk perubahan vulva induk sapi potong yang
dinding folikel. Estrogen merangsang diberi pakan secara flushing dan non
penebalan dinding vagina dan peningkatan flushing memiliki skor yang sama, hal ini
aliran darah menuju organ reproduksi kemungkinan disebabkan oleh pemberian
sehingga alat kelamin bagian luar pakan rumput gajah dan jerami mencukupi
mengalami perubahan ukuran atau bengkak untuk sintesis hormon reproduksi serta
(Frandson, 1996). Perubahan warna vulva pemberian pakan secara flushing dapat
yang memerah, membengkak dan hangat memperbaiki kondisi organ reproduksi
pada fase estrus dipengaruhi oleh kadar
protein dalam pakan yang diberikan secara

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 12 No. 3 Juli-September 2017 | 293


e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

lebih baik. Khan et al. (2010) kelenjar uterus. Ketersediaan lemak dalam
menambahkan bahwa kekurangan protein tubuh dibutuhkan untuk prekursor
dalam ransum kemungkinan disebabkan pembentukan steroid, sehingga
oleh defisiensi asam amino yang berfungsi mempercepat birahi (Khodijah et al., 2014).
untuk biosintesis gonadotropin maupun
hormon gonadal. Tingkah Laku
Skor tingkah laku induk sapi potong
Sekresi Lendir yang diberi perlakuan flushing dan non
Skor sekresi lendir induk sapi flushing yaitu 2 (Tabel 2.). Pemberian
potong yang diberi perlakuan flushing yaitu pakan dapat meningkatkan aktivitas
1,5 sedangkan skor perlakuan non flushing hipothalamus dan sekresi GnRH sehingga
yaitu 1 (Tabel 2.). Hal ini menunjukkan terjadi perubahan-perubahan hormon
bahwa pemberian perlakuan flushing dapat ovarium dari alat reproduksi betina yang
meningkatkan sekresi lendir induk selama dapat merangsang timbulnya birahi.
fase birahi. Konsumsi pakan yang rendah Ovarium menghasilkan hormon estrogen
dapat menyebabkan terhambatnya yang mempunyai peran penting dalam
pembelahan sel dan gangguan pertumbuhan, intensitas birahi (Abidin et al., 2012).
produksi maupun reproduksi. Tingkah laku birahi ini dipengaruhi oleh
Pemberian pakan mempengaruhi hormon estrogen yang berperan besar
sintesa maupun pelepasan hormon dan dalam penampilan gejala-gejala birahi.
kelenjar-kelenjar endokrin. Kebutuhan Estrogen akan menstimulasi progesterone
nutrisi pakan yang semakin tercukupi untuk receptor di caudal ventromedial
kebutuhan pokok dan produksi, maka hypothalamus untuk mengaktifkan dopamin.
kebutuhan nutrisi untuk perkembangan dan Dopamin dihasilkan pada medial preoptic
perbaikan reproduksi juga tercukupi. Hal area (MPOA) karena regulasi oleh syaraf
ini disebabkan karena pakan yang di makan nitric oxide synthase (NOS) yang
ternak sebagian besar digunakan untuk mengaktifkan tingkah laku birahi. Dopamin
sintesa hormon reproduksi. Pemberian akan mempengaruhi ERα knock-out di otak
pakan secara flushing dapat mempengaruhi dan otak akan mensekresikan banyaknya
sel granulosa dalam memproduksi estrogen catecholamine yang akan mempengaruhi
dengan cara mengubah androgen menjadi tingkah laku kawin (Wersinger dan
estadiol melalui proses aromatisasi. Rissman, 2000). Yendraliza (2013)
Estrogen merupakan hormon yang berperan menyatakan bahwa tingkah laku ternak
dalam menunjukkan tanda-tanda birahi. betina pada fase birahi antara lain nafsu
pada fase proestrus serviks mengalami makan menurun, gelisah, ekor terangkat
relaksasi gradual dan semakin banyak dan melenguh. Tingkatan pemberian pakan
mensekresikan mucus yang tebal dan dapat mempengaruhi sintesa maupun
berlendir dari sel-sel goblet pada serviks pelepasan hormon dan kelenjar-kelenjar
dan vagina anterior dan dari kelenjar- endokrin. Pemberian pakan secara flushing

294 | Pemberian Pakan Flushing dan Non Flushing terhadap Intensitas Birahi (Rohmah et al., 2017)
e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

secara tidak langsung dapat memberikan karena adanya kontraksi pada waktu
nutrisi tambahan untuk mensintesis hormon perkawinan serta akibat suplai darah yang
reproduksi. Protein intake rendah dapat semakin meningkat pada saat birahi
memperlambat munculnya tingkah laku sehingga peningkatan tersebut
estrus atau disebut silent heat dan dapat menyebabkan sel-sel responsif terhadap
mengurangi ketepatan konsepsi pada sapi rangsangan. Pemberian pakan secara
pedaging. flushing merupakan salah satu akibat
rangsangan dari luar yang dapat
Ereksi Uterus mempengaruhi hypothalamus untuk
Skor perubahan vulva induk sapi mengaktifkan hipofisa untuk meningkatkan
potong yang diberi perlakuan flushing dan faktor pelepas FSH dalam proses
non flushing secara keseluruhan induk sapi partumbuhan dan pematangan folikel serta
potong memperlihatkan adanya ereksi bekerjanya LH dalam merangsang
uterus yaitu 2 (Tabel 2.). Toelihere (1977) terjadinya ovulasi.
menyatakan bahwa ereksi uterus terjadi

Skor Tampilan Induk Sapi Potong


3.5

2.5

2
Flushing
1.5
Non Flushing
1

0.5

0
Vulva Sekresi lendir Tingkah laku Ereksi uterus

Gambar 1. Grafik perbedaan intensitas birahi induk sapi potong yang di flushing dan
non flushing.
Intensitas Birahi memperlihatkan penampilan birahi yang
Berdasarkan Gambar 1. jelas karena dapat merangsang
Menunjukkan bahwa pemberian perlakuan hipothalamus, sehingga pituitary anterior
flushing induk sapi potong terhadap dapat mengeluarkan FSH dan LH yang
intensitas birahi belum memperlihatkan akan merangsang pertumbuhan folikel
penampilan jelas pada fase birahi. Hal ini untuk menjadi folikel de Graaf (Toelihere,
dimungkinkan pemberian pakan kedua 1981). Kekurangan protein dalam ransum
perlakuan tersebut belum dapat merangsang kemungkinan disebabkan oleh defisiensi
produksinya FSH. Kebutuhan pakan yang asam amino yang berfungsi sebagai
mencukupi pada induk sapi potong dapat biosintesis gonadotropin dan hormon

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 12 No. 3 Juli-September 2017 | 295


e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

gonadal. Ketersediaan lemak dalam tubuh Pemberian flushing dengan


dibutuhkan untuk prekursor pembentukan menggunakan bahan pakan yang berkualitas
steroid, sehingga mempercepat timbulnya baik selama 6-8 minggu akan
birahi. mempengaruhi hipothalamus untuk
merangsang pituitary anterior untuk
Angka Kebuntingan Induk Sapi potong meningkatkan faktor pelepas FSH dalam
Berdasarkan hasil penelitian yang proses pertumbuhan dan pematangan
telah dilaksanakan, didapatkan hasil angka folikel serta bekerjanya LH dalam
kebuntingan induk sapi potong yang di merangsang terjadinya ovulasi (Sutiyono et
flushing dan non flushing (Tabel 3). al., 1999) Rendahnya konsentrasi hormon
Pemeriksaan keberhasilan inseminasi progesteron berdampak terhadap rendahnya
buatan (IB) dilakukan melalui palpasi angka konsepsi (Mann dan Lamming,
rektal setelah 3 bulan pasca IB. Hasil 1992). Salah satu penyebab utama kematian
perhitungan angka kebuntingan induk sapi embrio dini yang menjadi penyebab
potong sebesar 4,13. Hal ini menunjukkan rendahnya angka konsepsi adalah tidak
bahwa pemberian perlakuan pakan secara cukupnya fungsi luteal yang diindikasikan
flushing tidak menunjukkan adanya oleh rendahnya konsentrasi progesteron
perbedaan yang nyata. (Willard, et al. 2003).

Tabel 3. Angka kebuntingan induk sapi potong yang di -flushing dan non flushing
Angka Pemberian Pakan
Jumlah
Kebuntingan Flushing Non Flushing
Bunting 11 (34,38%) 21 (65,62%) 32
Tidak Bunting 11(64,71%) 6 (35,29%) 17
Jumlah 22 (44,90%) 27 (55,10%) 49

Berdasarkan Tabel 3, selain kandungan nutrisi dalam pakan yang


memperlihatkan bahwa pemberian pakan diberikan secara flushing kurang
secara flushing belum dapat meningkatkan mencukupi sesuai kebutuhan ternak,
angka kebuntingan. Keberhasilan keterampilan dan kecakapan inseminator
kebuntingan induk sapi potong dipengaruhi juga mempengaruhi keberhasilan
oleh beberapa faktor an-tara lain ketepatan inseminasi buatan. Kasus yang terjadi
peternak dalam mendeteksi birahi dan selama di lapangan setelah peternak
melaporkan petugas inseminator, ketepatan melapor pada pagi hari ketika malam
pelayanan inseminasi buatan pada puncak sebelumnya induk sapi potong muncul
birahi, tingkat keterampilan inseminator, tanda-tanda birahi, akan tetapi petugas
kesuburan induk sapi potong serta kualitas inseminator tiba dilokasi pada sore hari
semen yang digunakan (Toelihere, 1993). akibatnya puncak birahi induk sapi telah
Rendahnya angka kebuntingan disebabkan selesai. Inseminasi dilakukan pada

296 | Pemberian Pakan Flushing dan Non Flushing terhadap Intensitas Birahi (Rohmah et al., 2017)
e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

pertengahan masa estrus hingga pada akhir Khodijah, L., R. Zulihar, M. A. Wiryawan
estrus, yaitu 9-18 jam setelah munculnya dan D. A. Astuti. 2014. Suplementasi
estrus atau diperkirakan 12-18 jam sebelum minyak bunga matahari (Helianthus
waktu ovulasi. Perkawinan pada awal estrus annuus) pada ransum pra kawin
dan 6 jam sebelum ovulasi juga dapat terhadap konsumsi nutrien,
menurunkan angka kebuntingan (Bearden penampilan dan karakteristik estrus
dan Fuquay, 1980). domba garut. JITV. 19 (1) : 9-16.

Mann, G.M. and G. E. Lamming. 1992. The


KESIMPULAN
influence of progesterone during early
Pemberian pakan secara flushing pregnancy in cattle. Reprod. Domest.
dan non flushing terhadap intensitas birahi Anim. 34:269-274.
induk sapi potong belum menunjukkan
Partodiharjo, S. 1980. Ilmu Reproduksi
penampilan jelas pada fase birahi serta
Hewan. Mutiara Sumber Wijaya,
angka kebuntingan induk sapi potong tidak
Jakarta.
berpengaruh nyata.
Prihatno, A. Kusumawati., N. W. K. Karja
DAFTAR PUSTAKA
dan B. Sumiarto. 2013. Profil
Abidin, Z. Y. S. Ondho dan B. Sutiyono. Biokimia Darah Pada Sapi Perah
2012. Penampilan birahi sapi jawa Yang Mengalami Kawin Berulang. J.
berdasarkan poel 1, poel 2, poel 3. Kedokteran Hewan. 7 (1) : 29-31.
Animal Agriculture Jurnal. 1 (2): 86-
Sutiyono, Risko, E. T. Setiatin, B. Purboyo,
92.
C. M. S. Lestari dan R. Adiwinarti.
Bearden, H. J. and J.W. Fuquay. 1980. 1999. Pengaruh flushing terhadap
Apllied Animal Reproduction. Reston kecepatan dan lama birahi pada
Publishing Company, Inc. A Prentice Domba yang diserentakkan birahinya
Hall Company, Virginia. menggunakan progestagen. Seminar
Pusat Pengembangan Teknologi.
Frandson, R. D. 1996. Anatomi dan Universitas Diponegoro. Semarang.
Fisiologi Ternak. Gadjah Mada
University, Yogyakarta Toelihere, M. R. 1977. Fisiologi
(Diterjemahkan oleh B. Srigandono Reproduksi pada Ternak. Angkasa,
dan K. Praseno). Bandung.

Khan, S., A. Thangavel, and S. Toelihere, M. R. 1993. Inseminasi Buatan


Selvasubramaniyan. 2010. Blood pada Ternak. Angkasa, Bandung.
biochemical profile in repeat breeding
Wersinger, S. R. dan E. F. Rissman. 2000.
cows. Tamilnadu J. Vet. Anim. Sci.
Dopamine activates masculine sexual
4:90-102.
behavior independent of the estrogen

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 12 No. 3 Juli-September 2017 | 297


e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

receptor α. Journal of neuroscience. and pregnancy rates in dairy cattle


20 (11): 4248-4254. exposed to mild summer heat stress.
Theriogenology 59:1799-1810.
Willard, S., S. Gandy, S. Bowers, K.
Graves, A. Elias, and C. Whisnant. Yendraliza. 2013. Pengaruh nutrisi dalam
2003. The effects of GnRH pengelolaan reproduksi ternak (studi
administration post insemination on literature). Kutubkhanah. 16 (1) : 20-
serum concentrations of progesterone 26.

298 | Pemberian Pakan Flushing dan Non Flushing terhadap Intensitas Birahi (Rohmah et al., 2017)

Potrebbero piacerti anche