Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Aceh yang merupakan provinsi yang terletak di ujung utara pulau Sumatera ini
memiliki adat istiadat dan budaya sangat kuat. Provinsi yang mendapat sebutan
Serambi Makkah ini sangat kental dalam penerapan syariat Islam, termasuk salah
satunya dalam pemilihan pemimpin. Mengenai kriteria pemimpin, Pemerintah
Aceh mengeluarkan Fatwa MPU Aceh No 2 Tahun 2014 Tentang Kriteria
Pemimpin Menurut Syariat Islam.
15
16
Penempatan perempuan di Aceh juga diatur sendiri dalam adat istiadat mereka.
Perempuan dalam konteks gender didefinisikan sebagai sifat yang melekat pada
seseorang untuk menjadi feminism (bersifat kewanitaan). Dalam Fatwa MPU Aceh
No 2 Tahun 2014 tersebut tidak dijelaskan bahwa kriteria pemimpin di Aceh juga
memandang jenis kelamin. Namun karena penerapan syariat islam yang kuat,
keberadaan pemimpin perempuan masih menjadi perdebatan di Aceh.
Pada sektor pendidikan di Aceh, terdapat perbedaan jumlah kepala sekolah
laki-laki dan perempuan pada sekolah tingkat dasar, menengah dan atas yang sudah
terakreditasi A. Hampir pada semua level pendidikan, kepala sekolah lebih banyak
yang berjenis kelamin laki-laki daripada kepala sekolah perempuan. Persentase
kepala sekolah laki-laki lebih besar dibandingkan dengan persentase kepala sekolah
perempuan. Total kepala sekolah laki-laki di sekolah terakreditasi A di Aceh sebesar
79 %, jauh lebih besar dibandingkan dengan total kepala sekolah perempyan pada
sekolah terakreditasi A yang hanya 21 %. Khusus untuk sampel penelitian ini,
jumlah kepala sekolah perempuan di SMA terakreditasi A masih sedikit, yaitu
hanya ada 14 kepala sekolah dibandingkan kepala sekolah laki-laki yang jumlahnya
hampir 5 kali lipat yaitu sebanyak 78 orang kepala sekolah.
Terdapat fenomena pada kepemimpinan pada sektor pendidikan di Aceh yaitu
munculnya kesetaraan gender dalam pemilihan kepala sekolah. Hal ini bisa dilihat
dari adanya kepala sekolah perempuan baik di tingkat sekolah dasar, sekolah
menengah atas bahkan di tingkat perguruan tinggi. Namun persentase kepala
sekolah perempuan lebih sedikit dibandingkan dengan kepala sekolah laki-laki. Ini
ditandai dengan masih sedikitnya kepala sekolah perempuan di Aceh tingkat
sekolah menengah.
Dari penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, fenomena
munculnya pemimpin perempuan pada sektor pendidikan ini disebabkan oleh
kepercayaan Dinas Pendidikan Aceh terhadap kinerja mereka. Kepala sekolah
perempuan dinilai berkinerja baik, sehingga bisa menjadi pemimpin di sekolah.
Penilaian kinerja ini memberikan kesempatan kepada perempuan untuk bisa
menjadi pemimpin di sekolah dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menjadi pemimpin.
Salah satu pengukuran kinerja lain yaitu dengan peningkatan akreditasi dari
sekolah menengah atas tersebut. Kinerja dari kepemimpinan kepala sekolah bisa
ditunjukkan dengan jumlah SMA di Aceh yang sudah terakreditasi A. Sekolah
tingkat SMA sederajat di Aceh mencapai 732 sekolah, yang tersebar di 23
kabupaten kota. Namun hanya 94 sekolah yang terakreditasi A, 94 lainnya
terakretisi B dan C. Sementara 625 SMA/MA dan SMK di Aceh belum
terakreditasi. Persentase jumlah kepala sekolah perempuan pada SMA/sederajat
terakreditasi hanya 15,22 % dibandingkan dengan kepala sekolah laki-laki dengan
persentase 84,78 %. Keberadaan kepala sekolah perempuan yang masih sedikit
dibandingkan dengan kepala sekolah laki-laki sudah selayaknya mendapatkan
perhatian dari dinas terkait. Sehingga perempuan mempunyai kesempatan yang
sama untuk menjadi pemimpin pada sektor pendidikan di Aceh.
Fenomena yang melatarbelakangi penelitian ini adalah stigma masyarakat
mengenai gaya komunikasi, motivasi kerja, dan kompetensi yang dimiliki oleh
kepala sekolah perempuan yang dianggap masih kurang dibandingkan dengan
kepala sekolah laki-laki, sehingga menyebabkan kinerja dari pemimpin perempuan
ini menjadi kurang baik. Kepala sekolah perempuan dinilai tidak mampu
berkomunikasi dengan baik dengan para guru dan siswa, sehingga kinerja mereka
masih belum maksimal. Motivasi kerja yang masih kurang juga menjadi penyebab
kinerja dari kepemimpinan kepala sekolah perempuan juga belum maksimal.
Kompetensi individu dari kepala sekolah perempuan juga dinilai masih kurang
daripada kepala sekolah laki-laki. Sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan
kinerja kepemimpinan kepala sekolah melalui peningkatan kompetensi individu,
motivasi kerja dan gaya komunikasi.
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Untuk menganalisis apakah gaya komunikasi, motivasi kerja, kompetensi
individu, kepemimpinan dan kinerja kepala sekolah perempuan pada
SMA/sederajat terakreditasi A di Aceh sudah baik?
2. Untuk menganalisis pengaruh gaya komunikasi terhadap kepemimpinan
kepala sekolah perempuan di Aceh.
3. Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kepemimpinan kepala
sekolah perempuan di Aceh.
Kepemimpinan
Menurut Rivai (2015), dalam bukunya yang berjudul “Kepemimpinan Dan
Perilaku Organisasi” menyatakan bahwa definisi kepemimpinan secara luas,
adalah meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi interprestasi
mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-
aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja
kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok
atau organisasi.
Danim (2012) mengemukakan bahwa awalnya teori-teori kepemimpinan
berfokus pada kualitas apa yang membedakan antara pemimpin dan pengikut
(leaders and followers), sementara teori-teori berikutnya memandang variabel lain
seperti faktor-faktor situasional dan tingkat ketrampilan individual.
Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat
perilaku antarpribadi yang terspesialisasi digunakan dalam suatu situasi tertentu (a
specialized set of intexpersonal behaviors that are used in a given situation). Gaya
komunikasi merupakan cara penyampaian dan gaya bahasa yang baik. Gaya yang
dimaksud sendiri dapat bertipe verbal yang berupa kata-kata atau nonverbal berupa
vokalik, bahasa badan, penggunaan waktu, dan penggunaan ruang dan jarak.
Pengalaman membuktikan bahwa gaya komunikasi sangat penting dan bermanfaat
karena akan memperlancar proses komunikasi dan menciptakan hubungan yang
harmonis.
Motivasi Kerja
Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Irum Shahzadi et al. (2014) “Impact of
Employee Motivation on Employee Performance” dijelaskan bahwa ada hubungan
yang signifikan dan positif antara motivasi kerja dan kinerja karyawan.
Motivasi kerja dapat memberi energi yang menggerakkan segala potensi yang
ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur, serta meningkatkan
kebersamaan. Ada dua aspek motivasi, yaitu segi pasif dimana motivasi tampak
sebagai kebutuhan dan sekaligus pendorong, dan dari segi statis dimana motivasi
tampak sebagai satu usaha positif dalam menggerakkan daya dan potensi tenaga
kerja agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya (Hasibuan, 2008).
Kompetensi Individu
Menurut Trotter (2014) mendefinisikan bahwa seorang yang berkompeten
adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah,
cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan.
Boyatzis (2008) menjelaskan kompetensi adalah kapasitas yang ada pada
seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang
disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut
mampu mencapai hasil yang diharapkan.
Untuk penelitian ini paradigma yang digunakan adalah sebagai berikut:
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian yang telah digambarkan
sebelumnya, dapat ditetapkan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai
berikut:
H1: Gaya komunikasi, motivasi kerja, kompetensi individu, kepemimpinan
dan kinerja kepala sekolah perempuan di Aceh sudah baik.
H2: Gaya komunikasi berpengaruh terhadap kepemimpinan kepala sekolah
perempuan di Aceh
METODE PENELITIAN
Lokasi dari penelitian ini adalah Provinsi Aceh. Objek penelitian ini adalah
seluruh guru yang bekerja di SMA sederajat terakreditasi A yang memiliki kepala
sekolah perempuan. Penelitian ini akan menyajikan tentang bagaimana kinerja
pemimpin perempuan sektor pendidikan di Aceh. Jumlah seluruh guru pada 10
SMA yang menjadi lokasi penelitian ini adalah 490 guru. Karena keseluruhan
populasi diketahui jumlahnya maka penentuan jumlah sampel dapat menggunakan
rumus slovin dengan prosentase eror 5 % atau nilai e = 0,05 (Sekaran, 2010).
Rumusnya sebagai berikut;
n = N/(1 + Ne2)
n = 490/(1 + 490x0,052)
n = 490/2,225
n = 220 sampel
Keterangan:
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : prosentase ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir, sebesar 0,05
Berdasarkan perhitungan rumus diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah 220 guru. Keseluruhan sampel yang dibutuhkan didistribusikan secara
proporsional pada 10 SMA terakreditasi A yang memiliki kepala sekolah
perempuan. Untuk menganalisis data digunakan The Structural Equation
Modelling (SEM) dari paket software statistik AMOS 22.0 dalam model dan
pengkajian hipotesis.
variabel tersebut.
Variabel kinerja kepala sekolah dipengaruhi oleh variabel kepemimpinan,
gaya komunikasi, motivasi kerja dan kompetensi individu. Nilai R square variabel
kinerja kepala sekolah adalah 0,889 yang berarti besar kontribusi variabel
kepemimpinan, gaya komunikasi, motivasi kerja dan kompetensi individu terhadap
kinerja kepala sekolah adalah sebesar 88,9%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
faktor lain di luar variabel tersebut. Hasil koefisien analisis jalur dapat dilihat pada
output Standardized Direct Effects, Standardized Indirect Effects, dan Standardized
Total Effects.
Path Analysis Persamaan 1:
Y = ρ x1y.X1 + ρ x2y.X2 + ρ x3y.X3 + ε1
= 0,498X1 + 0,357X2 + 0,071X3
Path Analysis Persamaan 2:
Z = ρ x1z.X1 + ρ x2z.X2 + ρ x3z.X3 + ρ yz.Y+ ε2
= 0,072X1 + 0,106X2 + 0,133X3 + 0,299Y
Keterangan:
X1 = gaya komunikasi
X2 = motivasi kerja
X3 = kompetensi individu
Y = kepemimpinan
Z = kinerja
ε = eror (nilai 0)
Pada persamaan 2 di atas ditunjukkan pengaruh X1, X2, dan X3 terhadap Z
yang dimediasi oleh Y.
1. Koefisien regresi pengaruh langsung X1 ke Z sebesar 0,072, koefisien
regresi pengaruh tidak langsung X1 ke Z melalui Y sebesar 0,149 (lihat pada
output Standardized Indirect Effect), dan total pengaruhnya sebesar 0,221
(lihat pada output Standardized Total Effect). Dengan ini dapat diketahui
bahwa pengaruh tidak langsung X1 terhadap Z melalui Y lebih besar
daripada pengaruh langsung X1 terhadap Z.
2. Koefisien regresi pengaruh langsung X2 ke Z sebesar 0,106, koefisien
PENUTUP
Dari hasil analisis data dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Gaya komunikasi, motivasi kerja, kompetensi individu, kepemimpinan dan
kinerja kepala sekolah perempuan di Aceh sudah baik.
2. Gaya komunikasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepemimpinan
kepala sekolah perempuan di Aceh. Nilai pengaruhnya positif artinya jika
gaya komunikasi meningkat maka kepemimpinan juga meningkat.
3. Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepemimpinan kepala
sekolah perempuan di Aceh. Nilai pengaruhnya positif artinya jika motivasi
kerja meningkat maka kepemimpinan juga meningkat.
4. Kompetensi individu berpengaruh secara signifikan terhadap kepemimpinan
kepala sekolah perempuan di Aceh. Nilai pengaruhnya positif artinya jika
kompetensi individu meningkat maka kepemimpinan juga meningkat.
5. Gaya komunikasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja kepala
sekolah perempuan di Aceh. Nilai pengaruhnya positif artinya jika gaya
komunikasi meningkat maka kinerja juga meningkat.
6. Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja kepala sekolah
perempuan di Aceh. Nilai pengaruhnya positif artinya jika motivasi kerja
meningkat maka kinerja juga meningkat.
7. Kompetensi individu berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja kepala
sekolah perempuan di Aceh. Nilai pengaruhnya positif artinya jika
kompetensi individu meningkat maka kinerja juga meningkat.
8. Kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja kepala
sekolah perempuan di Aceh. Nilai pengaruhnya positif artinya jika
kepemimpinan meningkat maka kinerja juga meningkat.
9. Gaya komunikasi berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah perempuan di
Aceh melalui kepemimpinan. Sehingga variabel kepemimpinan memediasi
Saran
1. Untuk meningkatkan variabel gaya komunikasi, indikator komunikasi
secara personal antara kepala sekolah dengan pegawai/guru perlu
diperhatikan. Menjalin hubungan pekerjaan secara personal
diharapkan mampu menambah kualitas komunikasi antara kepala
sekolah dan pegawai/guru.
2. Untuk meningkatkan variabel motivasi kerja, indikator motivasi kepala
sekolah dalam mengarahkan dan memberikan perhatian kepada para
pegawai sehingga dapat meningkatkan motivasi pegawai masih perlu
ditingkatkan sehingga bisa meningkatkan kinerja dari kepala sekolah
dan pegawai/guru.
3. Untuk meningkatkan variabel kompetensi individu, indikator kepala
sekolah dapat menjadi teladan, menginspirasi visi bersama, menantang
proses, memberdayakan seluruh tindakan serta membangkitkan
semangat bagi pegawai dan guru masih perlu ditingkatkan.
4. Untuk meningkatkan variabel kepemimpinan, indikator bahwa kepala
sekolah selalu memberikan kepercayaan kepada pegawai/guru untuk
dapat menyelesaikan pekerjaan masih perlu ditingkatkan.
Pegawai/guru yang diberikan kepercayaan akan dengan senang hati
menyelesaikan semua pekerjaan yang sudah diberikan kepada mereka.
5. Untuk meningkatkan variabel kinerja, indikator kepala sekolah mampu
berkinerja yang baik sehingga sekolah bisa mendapatkan banyak
penghargaan juga masih perlu ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Almansour, Yaser Mansour, 2012. The Relationship between Leadership Styles and
Motivation of Managers Coceptual Framework. Journal of Arts, Science &
Commerce. E-ISSN 2229-4686. ISSN 2231-4172
Cooper, Donald. R dan Schindler, Pamela. S. 2016. Metode Riset Bisnis Volume 1
Edisi 9. PT. Media Global Edukasi. Jakarta.
Cheryl B, Cullen & Pamela A. Gordon. 2014. The Relationship between Leadership
and Communication Skills of Nurse Managers and the Organizational
Citizenship Behaviors of Medical-Surgical Nurses and Nursing assistants.
Management and Organizational Studies Vol. 1, No. 2; 2014
Durga Devi Pradeep dan N.R.V. Prabhu. 2012. The Relationship between Effective
Leadership and Employee Performance. 2011 International Conference on
Advancements in Information Technology With workshop of ICBMG 2011.
IPCSIT vol.20 (2011) © (2011) IACSIT Press, Singapore
Erratul Shela Eshak et al. 2015. Relationship Between Motivation and Employee
Performance at Private HealthCare, Malacca. E-Proceeding of the
International Conference on Social Science Research, ICSSR 2015 (e-ISBN
978-967-0792-04-0). 8 & 9 June 2015, Meliá Hotel Kuala Lumpur,
Malaysia.
Farida. 2015. Islam dan Inspirasi Kesetaraan Gender. Yogyakarta: Kibar Press
Hair, Joseph F., Black, William C., Babin, Barry J., Anderson, Rolph E. 2010.
Multivariate Data Analysis: A Global Perspective (Seventh Edition).
USA : Pearson Prentice Hall.
Harter, J.K., Schmidt, F., Kilham, E.A., Agarwal, S & Asplund, J.W. 2016. Causal
Impact Of Employee Work Perceptions On The Bottom Line Of
Organizations. Perspectives on Psychological Science, 5(4): hal. 378-389
Hasibuan, M. S.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Herzberg, Fredrick. 2013. One More Time: How do You Motivate Employees?.
Boston : Harvard Bussiness Press.
Irum Shahzadi et al. 2014. European Journal of Business and Management. ISSN
2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol.6, No.23.
Mai Ngoc Khuong et al. 2016. The Effects of Personality and Communication Skill
on Employee Job Performance at Multi-national Companies in Ho Chi
Minh City, Vietnam. Journal of Economics, Business and Management, Vol.
4, No. 4, April 2016
Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Edisi 16. Salemba Empat. Jakarta
Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Edisi 17. Salemba Empat. Jakarta
Maxwell, John C. 2014. The Five Levels Of Leadership. New York: Injoy, Inc.
Rasool Nazari dan Arqavan Nurbakhshian. 2016. The Analysis of the Relationship
between Communication Skills and the Establishment of Clark's
Management Network among Sport Managers. International Journal of
Science Culture and Sport March 2016 : 4(1) ISSN : 2148-1148
Rost, Joseph C. 2013. “Leadership for The Twenty – First Century”. USA:
Greenwood Publishing Group, Inc.
Stacey Lee Hassal. 2014. The Relationship Between Communication and Team
Performance.Queensland University of Technology. Brisbane. Australia.
Toor S. & Ofori G. 2012. Ethical Leadership: Examining the Relationships with
Full Range Leadership Model, Employee Outcomes, and Organizational
Culture. Journal of Business Ethics. Vol. 90, pp.533–547.